Anda di halaman 1dari 7

NAMA : PUTRI VIRGIYANTI KELAS : IIIE NOTAR 10.03.022 DOSEN : Ir.Whosep,MM I.

PINTU PERLINTASAN KERETA API


Pintu perlintasan merupakan pelindung perpotongan jalur kereta api dengan jalan yang di pakai untuk lalu lintas umum atau khusus. Fungsi dari pintu perlintasan kereta api adalah untuk melindungi perjalanan kereta api dan pengguna jalan umum / khusus. Pintu perlintasan terdiri dari SEBIDANG Perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan dan TIDAK SEBIDANG Perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan tidak sebidang (Fly over, under pass). Pintu perlintasan ada yg dijaga dan ada pula yang tidak dijaga.

1. RESMI DIJAGA
a.Dilengkapi pintu, gardu penjaga, genta dan telepon

Alarm Silang Andreas Lampu silang datar Lampu merah Menyala Tenang

Lampu merah menyala bergantian

2. Resmi tidak dijaga


a.Jarak bebas pandang perlintasan sebidang tidak dijaga

Catatan : S.35 = SA =

SEMBOYAN 35 (BUNYI SULING LOKOMOTIF) SILANG ANDREAS

II.PERSYARATAN PINTU PERLINTASAN


b. Dilengkapi Rambu dan Garis Kejut sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61/1993 dan Nomor 3 Tahun 1994 = Garis Kejut dengan jarak dari as Rel : 300 M , 200 M, 100 M dan 50 M

= Tanda Silang Datar Lintasan KA berpintu Jarak 300 M dari as Rel

= Silang Andreas Tanda persilangan antara jalur kereta api ganda dengan jalan raya: Jarak 150 M dari as Rel

=Silang Andreas Tanda persilangan antara jalur kereta api tunggal dengan jalan raya; Jarak 150 M dari as Rel

= Tanda STOP, wajib berhenti sesaat dan meneruskan perjalanan setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya ; Jarak 100 M dari as rel

=Patok rel jarak 12 meter dari as jalan rel, di sebelah kiri separuh jalan yang menghadap perlintasan sebidang

=Tanda
rel

persilangan datar kereta api tanpa pintu, jarak 300 M dari as jalan

III.KLASIFIKASI PINTU PERLINTASAN


1. PINTU PERLINTASAN SEBIDANG KELAS I Perlintasan sebidang yang dilengkapi dengan peralatan untuk menutup lalu-lintas kendaraan jalan raya bila kereta api atau bakal pelanting lainnya akan melewati perlintasan tersebut dapat dilayani secara otomatid,semi otomatis dan manual. 2. PINTU PERLINTASAN SEBIDANG KELAS II Perlintasan ini hanya dilayani selama waktu tertentu dioperasikan pada saat kereta api dan lalu lintas sangat padat. Perlintasan ini hanya dilengkapi lampu silang datar 3. PINTU PERLINTASAN SEBIDANG KELAS III Perlintasan sebidang ini tidak dilengkapi dengan pintu ataupun lampu silang datar, hanya dilengkapi dengan rambu

IV.KOMPONEN PINTU PERLINTASAN SEBIDANG


1. MARKA PERLINTASAN SEBIDANG Untuk memberitahukan kepada pemakai jalan bahwa di muka terdapat perlintasan kereta api 2. GARIS MARKA BERHENTI Untuk memberikan ruang bebas antara pintu perlintasan dan kendaraan agar tidak terserempet oleh kereta api 3. MARKA GARIS PEMISAH Untuk membimbing pemakai jalan dan mengarahkan kendaraannya agar dapat mencapai arah yang telah ditentukan 4. RAMBU PENDAHULU Untuk memberitahukan kepada pemakai jalan bahwa dimuka terdapat perlintasan

V.RAMBU YANG TERPASANG DI LAPANGAN


A.Lampu XC yang menyala bergantian ( flip flop ) berwarna merah dan andreas sebagai peringatan bahwa KA 1 sepur

B. Pengeras suara ( speaker ) mengeluarkan suara peringatan berupa sirine

C. Rambu Rambu peringatan sebelum melintas pintu perlintasan

VI.CONTOH RAMBU PINTU PERLINTASAN YANG ADA DI LUAR NEGERI

Non-open level Crossings within The United Kingdom

warning sign for open level crossings within The United Kingdom

Belgian level crossings sign

Pintu perlintasan di Finlandia

Level crossing with automatic barricades on the road in Tashkent,Uzbekistan (Tingkat persimpangan dengan barikade otomatis di jalan di Tashkent, Uzbekistan)

Level crossing in Katori, Chiba, Japan (Penyeberangan di Katori, Chiba, Jepang )

VII.PERBEDAAN PINTU PERLINTASAN DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI


Dari sisi budaya masyarakat. Kalau di Indonesia masyarakat kurang memiliki rasa peduli akan berlalu lintas yang baik, karena saat melintas pintu perlintasan kereta api, ketika pintu sudah tertutup masih saja ada yang menerobos pintu perlintasan, padahal itu sangat membahayakan dirinya sendiri karena dapat mengakibatkan kecelakaan dan apabila sudah terjadi maka yang di salahkan adalah kereta apinya padahal fungsi daripada pintu perlintasan adalah sudah jelas dan terdapat pada PP 72 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api pasal 110 yaitu : (1). Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan yang selanjutnya disebut dengan perpotongan sebidang yang digunakan untuk lalu lintas umum atau khusus, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. (2)Pemakai jalan wajib mematuhi semua rambu-rambu jalan di perpotongan sebidang. (3)Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 yang menyebabkan kecelakaan, maka hal ini bukan merupakan kecelakaan perkeretaapian.

(4)Pintu perlintasan pada perpotongan sebidang berfungsi untuk mengamankan perjalanan kereta api. Sedangkan untuk di luar negeri, masyarakatnya sudah memiliki rasa berlalu lintas yang tertib, sehingga saat hendak melewati pintu perlintasan kereta api, maka akan mematuhi rambu yang berada di sekitar pintu perlintasan. Sehingga sedikit sekali terjadi kecelakaan. Dan apabila melanggar pintu perlintasan maka akan di kenakan sanksi yang sudah di tetepkan oleh pemerintah setempat.

Anda mungkin juga menyukai