1. Definisi
Ross Blunden :
Adalah ilmu teknik pengukuran lalu lintas dan perjalanan, yang mempelajari
hukum-hukum dasar yang berhubungan dengan : arus dan volume lalu lintas
serta peningkatannya ; penerapan dan penggunaan pengetahuan ini di lapangan
mulai dari perencanaan, rancangan dan operasi sistem lalu lintas untuk
mendapatkan keselamatan perjalanan yang efisien bagi orang maupun barang.
2. Tujuan
Untuk mencapai tingkat penggunaan jalan yang optimum, lalu lintas yang bebas
dan cepat tanpa adanya kecelakaan.
3. Ruang Lingkup
4. Pendukung Aplikasi
6. Karakteristik Manusia
Brain
I - E
P V
Stimulus Respons
Aksi tindakan
7. Karakteristik kendaraan
8. Jalan
Definisi : volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat dalam suatu
satuan waktu pada setiap perioda yang dipilih.
Klasifikasi kendaraan
Menurut Bina Marga ada 12 macam, yaitu :
Bemo
Sedan, station wagon, jeep
Suburban, combi, opelet
Mikrobus / bus ringan
Bus berat
Pickup
Truk ringan 2 as
Truk berat 2 as, Tangki
Truk 3 as
Truk gandengan, semi trailer
Sepeda motor
Kendaraan tidak bermotor
1. Apakah yang dimaksud dengan Volume Jam Perencanaan ( VJP ) ? Jelaskan cara
mendapatkannya dengan gambar.
2. Apakah yang dimaksud dengan satuan mobil penumpang ( smp ) ? Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi besaran ini ?? Jelaskan.
3. Studi volume lalu lintas dikatakan sebagai studi terpenting. Jelaskan.
4. Cobalah menghitung LHR total ( dalam smp ) untuk data sekunder yang saudara
cari sendiri ( bisa diambil dari TA atau hasil-hasil survey ).
5. Buat diagram variasi dari data yang saudara peroleh. Berapakah fluktuasi tertinggi
dan kapan terjadinya ??
2. Studi Kecepatan
Spot speed adalah kecepatan sesaat kendaraan pada lokasi jalan tertentu
3,6 . d . n
Vs =
n
ti
i=1
dimana :
Vs = kecepatan rata-rata ruang
ti = waktu perjalanan ( detik ) kendaraan i untuk menempuh jarak
sejauh d
Vi
i=1
Vt =
n
Dimana :
Vi = kecepatan kendaraan i ( km/jam )
n = jumlah kendaraan yang diobservasi
Kecepatan jalan ( running speed ) adalah hasil pembagian jarak yang ditempuh
dengan waktu selama kendaraan dalam keadaan bergerak.
Kecepatan perjalanan ( travel speed ) adalah kecepatan efektif kendaraan
menempuh route tertentu.
Kecepatan rencana
5. Bagaimana tingkat keselamatan kendaraan yang
kecepatannya di bawah kecepatan P15. ??
34 – 35,9
36 – 37,9
38 – 39,9
40 – 41,9
42 – 43,9
44 – 45,9
46 – 47,9
48 – 49,9
50 – 51,9
52 – 53,9
54 – 55,9
56 – 57,9
58 – 59,9
60 – 61,9
62 – 63,9
64 – 65,9
86 ???
Catatan :
Beberapa variabel yang menjelaskan pengamatan kecepatan dapat dihitung baik dari
data mentah maupun dari data yang telah diklasifikasikan. Variabel yang paling umum
adalah mean, median, mode, standard deviasi, pace, dan persentase. Pace didefinisikan
sebagai rentang 10 km/jam yang mengandung persentase pengamatan yang paling besar.
Beberapa dari variabel ini langsung didapatkan dari kurva distribusi frekuensi dan
kumulatif. Perhitungan juga dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
komputer.
n
Q = ( kend./jam )
T
Dimana :
n = jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan
T = waktu pengamatan
n
D = ( kend/km )
x
n
t i
i
D = ( kend/km )
T. x
dx
V = ( km/jam )
dt
Vi
Vt = ( km/jam )
n
Bila yang dikehendaki adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang ada saat itu di
sepanjang jalan yang diamati maka disebut space mean speed / kecepatan rata-rata
harmonik.
n.x
Vs = ( km/jam )
ti
TIME HEADWAY ( h t ) : jarak antara kedatangan kendaraan-kendaraan yang
lewat suatu titik pengamatan.
3600
ht = ( detik/kend )
Q
1 h t . Vs
G = = ( m/kend )
D 3600
Vi N . dx xi
Vt atau Vs Vt = Vs = Vs =
N dt i ti
N
Q Q = Q = Vs . D Q = Vs . D
T
dt i ti
D - D= D =
T dx T. x
Distribusi h t berguna untuk mengukur platoon kendaraan dalam arus lalu lintas
dan menentukan waktu tunda.
3600
ht = ( det/kend )
Q
Gap atau distance headway tergantung dari panjang kendaraan, waktu reaksi,
kecepatan dan kemampuan sistem pengereman. Gap yang tidak stabil akan
mempengaruhi efisiensi arus lalu lintas dan tingkat keselamatan.
1 h t . Vs
G = = ( m/kend )
D 3600
Dimana Vs dalam ( km/jam ).
1. Data berikut ini adalah hasil survey di suatu ruas jalan raya. Hitunglah ; (a) Volume
Jam-an, (b) Arus lalu lintas puncak perioda 5 menit-an, (c) Arus lalu lintas puncak
perioda 15 menit-an, (d) Peak Hour Factor (PHF) berdasarkan perioda 15 menit-an.
2. Berikut ini adalah data waktu perjalanan yang diukur pada kendaraan-kendaraan
yang melintas di suatu segmen jalan raya sepanjang 2 Km. Hitunglah time mean
speed dan space mean speed.
1 2,6
2 2,4
3 2,4
4 2,8
5 2,2
6 2,1
3. Dari data arus lalu lintas diperoleh headway kendaraan rata-rata adalah 2,2 detik
pada kecepatan 50 km/jam. Hitunglah kepadatan dan besar arus saat itu.
4. Pada suatu lokasi diperoleh space mean speed = 40 km/jam dan volume lalu lintas
1600 smp/jam/lajur. Berapakah kepadatannya ??
Buatlah grafik variasi volume lalu lintas jam-an dari data tersebut.
Catatan : Sumbu X menyatakan waktu dan sumbu Y menyatakan Persentase terhadap
LHR. Sajikan grafik berdasarkan jenis jalan ( lokal, antarkota, daerah wisata ).
6. Diketahui dari data survey 1-jam di suatu ruas jalan adalah sebagai berikut :
TINGKAT PELAYANAN
( Level of Service )
Pada jalan perkotaan, kualitas pelayanan jalan atau kinerja lalu lintas
tergantung oleh beberapa faktor, antara lain : jenis penampang melintang
jalan beserta ukuran-ukurannya, jenis maupun jarak antar persimpangan,
ada atau tidak adanya parkir tepi jalan, dsb.
A 0,90
B 0,70 – 0,90
C 0,50 – 0,70
D 0,40 – 0,50
E 0,30 – 0,40
F 0,30
Hubungan antara tingkat pelayanan , kondisi di lapangan, dan rasio volume terhadap
kapasitas ( Rasio V/C ) adalah sebagai berikut :
KAPASITAS
Kegunaan utama dari analisis lalu lintas adalah diperolehnya pemahaman yang jelas
terhadap kemampuan berbagai jenis jalan untuk menampung lalu lintas. Pemahaman
tentang hal ini dipadukan dengan ukuran-ukuran kebutuhan lalu lintas saat ini maupun
perkiraan kebutuhan lalu lintas di masa mendatang, memungkinkan para ahli lalu lintas
merencanakan fasilitas-fasilitas yang mencukupi kebutuhan masyarakat.
Analisis Kapasitas adalah studi mengenai berbagai jenis fasilitas jalan dan
kemampuannya untuk menampung lalu lintas. Selain itu juga untuk mempelajari
karakteristik operasional yang terjadi akibat berbagai jenis fasilitas jalan maupun variasi
tingkat kebutuhan. Dan yang paling penting adalah : analisis kapasitas tidak hanya
berhubungan dengan identifikasi kemampuan penambahan volume, tetapi juga
peningkatan kemampuan untuk mengakomodasi berbagai tingkat kualitas operasi.
Oleh karenanya analisis kapasitas menjadi bagian dari setiap bentuk analisis lalu lintas,
baik dalam hal perencanaan, desain, analisis operasional, analisis dan evaluasi alat-alat
pengendali, maupun analisis terhadap berbagai alternatif yang mungkin
diimplementasikan.
Definisi Kapasitas
1. Kapasitas jalan tergantung pada kondisi yang berlaku. Kondisi lalu lintas berkaitan
dengan komposisi lalu lintas yang dinyatakan dalam proporsi mobil penumpang,
truk, bus, dsb, di dalam arus lalu lintas. Kondisi jalan berkaitan dengan
karakteristik geometrik ( a.l : kecepatan rencana, alinemen horisontal/vertikal,
jumlah dan lebar lajur, kebebasan vertikal serta konfigurasi lajur. Kontrol
pengaturan berkaitan dengan keberadaan alat-alat pengendalian seperti lampu lalu
lintas, rambu-rambu STOP dan YIELD, pengaturan tata guna lahan, jalan satu arah,
dsb. Perubahan pada kondisi yang berlaku akan menimbulkan perubahan kapasitas.
2. Kapasitas berkaitan dengan “ titik atau segmen yang seragam ( uniform )” pada
suatu jalan. Analisis kapasitas dilaksanakan pada setiap segmen yang memiliki
kondisi lalu lintas, kondisi jalan maupun kondisi pengaturan yang seragam. Oleh
karena kapasitas tergantung pada faktor-faktor ini, setiap segmen memiliki
perbedaan kondisi yang berlaku , dengan demikian akan menyebabkan perbedaan
kapasitas.
3. Kapasitas adalah besar arus maksimum yang bisa diakomodasi. Perioda analisis
pada kebanyakan analisis kapasitas adalah perioda puncak 15 menit-an di dalam
satu jam. Kapasitas berkaitan dengan jumlah arus maksimum yang bisa diakomodasi
selama perioda 15 menit-an, bukan volume maksimum jam-an di dalam satu jam
penuh.
4. Kapasitas menyebutkan terminologi “ secara wajar” yang maksudnya adalah :
kapasitas merupakan besarnya arus yang bisa berulang secara menerus setiap
perioda puncak dan diperoleh dari suatu lokasi yang memiliki kesamaan
karakteristik. Jadi bukanlah merupakan besar arus maksimum absolut. Karakteristik
pengemudi bervariasi disetiap tempat, karenanya besar arus maksimum absolut akan
bervariasi pula dari hari ke hari maupun dari suatu tempat ke tempat lain.
Jaringan jalan ada yang memakai pembatas median dan ada pula yang tidak, sehingga
dalam perhitungan kapasitas keduanya dibedakan. Untuk ruas jalan berpembatas
median, kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah., sedangkan untuk ruas jalan tanpa
median, kapasitas dihitung untuk kedua arah. Persamaan umum untuk menghitung
kapasitas suatu ruas jalan untuk daerah perkotaan adalah sebagai berikut :
Dimana :
C : kapasitas (smp/jam)
C0 : kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp : faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah
FCsf : faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
FCcs : faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota ( jumlah penduduk )
Kapasitas sistem jaringan jalan perkotaan tidak saja dipengaruhi oleh kapasitas ruas
jalan, tetapi juga oleh kapasitas setiap persimpangan ( baik yang diatur oleh traffic light
maupun tidak ). Bagaimanapun baiknya kinerja ruas jalan dari sistem jaringan jalan, bila
kinerja persimpangan sangat rendah maka kinerja seluruh sistem jaringan jalan akan
menjadi rendah pula. Berikut ini adalah dasar perhitungan kapasitas persimpangan
berlampu lalu lintas :
C = S . g/c (smp/jam)
Dimana :
C : kapasitas (smp/jam)
S : arus jenuh (smp/jam)
g : waktu hijau efektif
c : waktu siklus
Adapun nilai arus jenuh suatu persimpangan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Dimana :
S : arus jenuh ( smp/waktu hijau efektif )
S0 : arus jenuh dasar ( smp/waktu hijau efektif )
Fcs : faktor koreksi akibat ukuran kota ( jumlah penduduk )
FSf : faktor koreksi akibat gangguan samping jalan
FG : faktor koreksi akibat kelandaian jalan
Fp : faktor koreksi akibat kegiatan parkir
FLT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kiri
FRT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kanan
Dimana :
C : kapasitas (smp/jam)
C0 : kapasitas dasar (smp/jam)
Fw : faktor koreksi akibat lebar lengan persimpangan
FM : faktor koreksi akibat adanya pembatas median
Fcs : faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
FRSU : faktor koreksi tipe lingkungan, gangguan samping, unmotorised
FLT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kiri
FRT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kanan
FMI : faktor koreksi akibat lalulintas di jalan minor
Besar setiap faktor sangat bergantung pada tipe persimpangan, yang ditentukan oleh
beberapa hal : jumlah lengan, jumlah lajur pada jalan mayor ( jalan utama ), dan jumlah
lajur pada jalan minor.
Tugas Kelompok :
Buatlah contoh kasus perhitungan kapasitas ( ruas jalan, simpang bersinyal dan
simpang tidak bersinyal ) dengan data-data yang ditentukan sendiri, dengan
catatan untuk setiap kelompok tidak boleh sama data-data yang digunakan.