Anda di halaman 1dari 20

Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

TEKNIK LALU LINTAS


( TRAFFIC ENGINEERING )

1. Definisi

Institute of Traffic Engineer ( ITE ) :


Adalah suatu teknik untuk mengerjakan rancangan dan desain geometrik jalan
dan lingkungan sekitarnya, termasuk operasi lalu lintas yang digunakan yang
berhubungan dengan keselamatan, kenyamanan, dan angkutan yang ekonomis
bagi orang maupun barang.

Ross Blunden :
Adalah ilmu teknik pengukuran lalu lintas dan perjalanan, yang mempelajari
hukum-hukum dasar yang berhubungan dengan : arus dan volume lalu lintas
serta peningkatannya ; penerapan dan penggunaan pengetahuan ini di lapangan
mulai dari perencanaan, rancangan dan operasi sistem lalu lintas untuk
mendapatkan keselamatan perjalanan yang efisien bagi orang maupun barang.

2. Tujuan

Untuk mencapai tingkat penggunaan jalan yang optimum, lalu lintas yang bebas
dan cepat tanpa adanya kecelakaan.

3. Ruang Lingkup

 Studi Karakteristik lalu lintas


 Analisis lalu lintas
 Operasi, pengaturan dan peraturan lalu lintas
 Perencanaan
 Rancangan geometrik
 Administrasi dan Manajemen Lalu Lintas
 Penelitian-penelitian

4. Pendukung Aplikasi

Dikenal dengan konsep 3 E , yaitu :


 Engineering : menyangkut geometrik dan fasilitas jalan
 Education : melalui media ( cetak & elektronik ) dan sekolah-sekolah
 Enforcement : UU, Peraturan, Pengaturan dan Pengendalian kelalulintasan

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

5. Elemen lalu lintas

 Manusia / Pemakai jalan


 Kendaraan
 Jalan

6. Karakteristik Manusia

6.1 Faktor Pengaruh

 Fisik : penglihatan, pendengaran, alkohol, obat


 Mental : kecerdasan, pengalaman
 Psikologi : konsentrasi, kesabaran, kematangan jiwa
 Lingkungan : keadaan setempat, cuaca, pandangan

6.2 Motivasi & Tujuan Perjalanan

 Dasar : waktu, jarak, route yang ekonomis, kenyamanan, keselamatan


 Tujuan : sosial, rekreasi, rutin, bisnis, darurat

6.3 Waktu PIEV

Adalah waktu mulai pengemudi melihat rintangan sampai menginjak rem,


besarnya antara 0,5 s/d 4 detik. Untuk perencanaan diambil sebesar 2,5 detik.
PIEV adalah singkatan dari :
 Perception : pandangan terhadap rangsangan luar
melalui mata dan telinga
 Intelection : proses pemikiran terhadap rangsangan
( stimulus )
 Emotion : proses emosi terhadap stimulus
 Volition : kemauan untuk mengambil tindakan

Brain

I - E

P V

Stimulus Respons

Aksi tindakan

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Gambar 1 : Proses PIEV dan Waktu Reaksi

7. Karakteristik kendaraan

 Sifat Statis : Dimensi, berat, putaran sudut


 Sifat Dinamis : Daya mesin, sistem pengereman, sistem suspensi

8. Jalan

 Peranan jalan : operasi lalu lintas optimum, aman, efisien, ekonomis


 Desain geometrik : tampang melintang, jarak pandang, alinemen
( Menjadi bahasan tersendiri sebagai mata kuliah Jalan Raya )

Bahan Diskusi Kelompok :

1. Bagaimana peran Teknik Lalu Lintas dalam Perencanaan Transportasi ??


2. Dari definisi Teknik Lalu Lintas maka diketahui tujuannya. Jelaskan.
3. Apa saja ruang lingkup Teknik Lalu Lintas ??
4. Masalah lalu lintas dapat dipecahkan dengan konsep 3 E. Jelaskan.
5. Salah satu elemen lalu lintas adalah pemakai jalan yang karakteristiknya
dipengaruhi oleh 4 faktor. Jelaskan.

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

STUDI VOLUME dan KECEPATAN

1. Studi Volume Lalu Lintas

Definisi : volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat dalam suatu
satuan waktu pada setiap perioda yang dipilih.

Tujuan dan Penggunaannya


 Sebagai ukuran kuantitatif arus lalu lintas didalam menentukan prioritas
perbaikan.
 Sebagai pola dan arah kecenderungan lalu lintas
 Sebagai dasar desain perkerasan, desain geometrik dan perhitungan kapasitas
jalan berdasarkan klasifikasi kendaraan.
 Sebagai dasar perencanaan pembagian arah berdasarkan distribusi volume lalu
lintas
 Untuk desain persimpangan, sinyal lalu lintas dan kanalisasi

Variasi volume lalu lintas


Dapat berupa variasi harian, mingguan, bulanan, musiman, dll.

Klasifikasi kendaraan
Menurut Bina Marga ada 12 macam, yaitu :
 Bemo
 Sedan, station wagon, jeep
 Suburban, combi, opelet
 Mikrobus / bus ringan
 Bus berat
 Pickup
 Truk ringan 2 as
 Truk berat 2 as, Tangki
 Truk 3 as
 Truk gandengan, semi trailer
 Sepeda motor
 Kendaraan tidak bermotor

( Catatan : ekivalensi mobil penumpang untuk masing-masing kendaraan lihat


IHCM )

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Perhitungan volume lalu lintas


 Penghitung MEKANIK : Fixed dan Portable, pencatat otomatis total volume
 Diagram Arus Volume Lalu Lintas : untuk melihat pembagian dan arah arus
pada persimpangan sebagai data desain persimpangan
 Volume Jam Perencanaan ( VJP ) : volume pada waktu jam sibuk yang dipakai
sebagai perencanaan berdasarkan pengamatan arus kendaraan selama setahun.
Dari hasil penelitian di USA, VJP dipakai volume jam sibuk yang ketiga puluh
( persentil 30 ) pada lengkung FREKWENSI VOLUME JAM SIBUK
SELAMA SETAHUN. Untuk Indonesia, VJP digunakan 15% LHR dengan
volume jam sibuk yang kesepuluh ( persentil 10 ).

Bahan Diskusi Kelompok :

1. Apakah yang dimaksud dengan Volume Jam Perencanaan ( VJP ) ? Jelaskan cara
mendapatkannya dengan gambar.
2. Apakah yang dimaksud dengan satuan mobil penumpang ( smp ) ? Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi besaran ini ?? Jelaskan.
3. Studi volume lalu lintas dikatakan sebagai studi terpenting. Jelaskan.
4. Cobalah menghitung LHR total ( dalam smp ) untuk data sekunder yang saudara
cari sendiri ( bisa diambil dari TA atau hasil-hasil survey ).
5. Buat diagram variasi dari data yang saudara peroleh. Berapakah fluktuasi tertinggi
dan kapan terjadinya ??

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

2. Studi Kecepatan

Kecepatan dipengaruhi oleh karakteristik geometrik, kondisi lalu lintas, waktu,


tempat, lingkungan dan pengemudi.

Spot speed adalah kecepatan sesaat kendaraan pada lokasi jalan tertentu

Kecepatan rata-rata ruang ( space mean speed = Vs ) adalah menggambarkan


kecepatan rata-rata kendaraan didalam panjang jalan tertentu pada setiap waktu
atau disebut dengan kecepatan rata-rata HARMONIK.

3,6 . d . n
Vs =
n

 ti
i=1

dimana :
Vs = kecepatan rata-rata ruang
ti = waktu perjalanan ( detik ) kendaraan i untuk menempuh jarak
sejauh d

Kecepatan rata-rata waktu ( time mean speed = Vt ) adalah menggambarkan


distribusi kecepatan kendaraan pada sebuah titik di jalan atau dikenal dengan
kecepatan rata-rata ARITMATIK.

 Vi
i=1

Vt =
n

Dimana :
Vi = kecepatan kendaraan i ( km/jam )
n = jumlah kendaraan yang diobservasi

Untuk kecepatan tipikal di luar kota Vt > Vs

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Kecepatan jalan ( running speed ) adalah hasil pembagian jarak yang ditempuh
dengan waktu selama kendaraan dalam keadaan bergerak.
Kecepatan perjalanan ( travel speed ) adalah kecepatan efektif kendaraan
menempuh route tertentu.

Spot speed berguna untuk :


 Rancangan pengendalian, pengaturan dan peraturan lalu lintas
 Desain geometrik dalam penentuan kecepatan rencana
 Studi kecelakaan
 Studi kapasitas
 Menentukan kecenderungan kecepatan
 Membandingkan berbagai macam pengemudi dan kendaraan dalam keadaan
tertentu.

Kecepatan RENCANA merupakan kecepatan aman maksimum yang dapat


diadakan dan merupakan kecepatan menerus tertinggi bila keadaan cuaca
mengijinkan.

Cara mengukur kecepatan :


 Enoscope
 Manual
 Graphic Recorder, electronic meter, photo-electric meter, radar speed meter,
photographic method.

Penyajian data spot speed


 Kecepatan rata-rata : tabel distribusi frekuensi, pola distribusi kecepatan
 Lengkung distribusi frekuensi : batas kecepatan aman = 85 persentil ; kecepatan
rencana = 98 persentil.
 Lengkung distribusi frekuensi : kecepatan yang mempunyai jumlah terbanyak
( modus ), penyebaran kecepatan rata-rata mempengaruhi kapasitas, distribusi
kecepatan mengikuti lengkung distribusi normal.

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Bahan diskusi kelompok

Diketahui data jumlah kendaraan dalam kelompok kecepatan sbb :

Kelompok kecepatan ( km/jam ) Jumlah kendaraan


10 – 14,9 5
15 – 19,9 8
20 – 24,9 10
25 – 29,9 15
30 – 34,9 13
35 – 39,9 6
40 – 44,9 3

1. Buatlah tabel distribusi frekuensi


2. Buatlah histogram distribusi frekuensi
3. Buatlah lengkung frekuensi kumulatif
4. Berapakah besarnya :
 Kecepatan pada P15, P50, dan P85

 Kecepatan rencana
5. Bagaimana tingkat keselamatan kendaraan yang
kecepatannya di bawah kecepatan P15. ??

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Data hasil survey kecepatan

Kend. Kecepatan Kend. Kecepatan Kend. Kecepatan Kend. Kecepatan


nomor ( km/jam ) nomor ( km/jam ) nomor ( km/jam ) nomor ( km/jam )
1 35,1 23 46,1 45 47,8 67 56,0
2 44,0 24 54,2 46 47,1 68 49,1
3 45,8 25 52,3 47 34,8 69 49,2
4 44,3 26 57,3 48 52,4 70 56,4
5 36,3 27 46,8 49 49,1 71 48,5
6 54,0 28 57,8 50 37,1 72 45,4
7 42,1 29 36,8 51 65,0 73 48,6
8 50,1 30 55,8 52 62,8 74 52,0
9 51,8 31 43,3 53 60,9 75 49,8
10 50,8 32 55,3 54 59,0 76 63,4
11 38,3 33 39,0 55 57,1 77 60,1
12 44,6 34 53,7 56 55,2 78 48,8
13 45,2 35 40,8 57 53,3 79 52,1
14 41,1 36 54,5 58 51,4 80 48,7
15 55,1 37 51,6 59 59,5 81 61,8
16 50,2 38 51,7 60 57,6 82 56,6
17 54,3 39 50,3 61 55,7 83 48,2
18 45,4 40 59,8 62 53,8 84 62,1
19 55,2 41 40,3 63 51,9 85 53,3
20 45,7 42 55,1 64 50,0 86 53,4
21 54,1 43 45,0 65 58,1
22 54,0 44 48,3 66 56,2

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Tabel Distribusi Frekuensi

Kelas Nilai Frekuensi Persentase Persentase


Kecepatan Tengah Kelas observasi kumulatif
( km/jam ) Vi Fi Fi.Vi

34 – 35,9
36 – 37,9
38 – 39,9
40 – 41,9
42 – 43,9
44 – 45,9
46 – 47,9
48 – 49,9
50 – 51,9
52 – 53,9
54 – 55,9
56 – 57,9
58 – 59,9
60 – 61,9
62 – 63,9
64 – 65,9

86 ???

1. Lengkapi tabel distribusi frekuensi tersebut di atas.


2. Gambarkan histogram dari data kelas frekuensi
3. Buatlah kurva frekuensi kumulatif

Catatan :

Beberapa variabel yang menjelaskan pengamatan kecepatan dapat dihitung baik dari
data mentah maupun dari data yang telah diklasifikasikan. Variabel yang paling umum
adalah mean, median, mode, standard deviasi, pace, dan persentase. Pace didefinisikan
sebagai rentang 10 km/jam yang mengandung persentase pengamatan yang paling besar.
Beberapa dari variabel ini langsung didapatkan dari kurva distribusi frekuensi dan
kumulatif. Perhitungan juga dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
komputer.

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Variabel Lalu Lintas

VOLUME / FLOW ( Q ) : jumlah kendaraan yang melewati satu titik


pengamatan selama satuan waktu.

n
Q = ( kend./jam )
T

Dimana :
n = jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan
T = waktu pengamatan

DENSITY / KEPADATAN ( D ) : jumlah kendaraan yang menempati panjang jalan


yang diamati dibagi panjang jalan yang diamati tersebut.

n
D = ( kend/km )
x

Dimana : x = panjang jalan yang diamati

Bila waktu pengamatannya T ( jam ) maka :

n
 t i
i
D = ( kend/km )
T. x

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

KECEPATAN / SPEED ( V ) : jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu


tempuh.

dx
V = ( km/jam )
dt

Bila dalam keadaan FREE FLOW ( lengang ) maka kecepatan rata-rata ( Vt )


disebut time mean speed / spot speed / kecepatan rata-rata aritmatik, yang melewati
suatu titik pengamatan selama waktu tertentu.

 Vi
Vt = ( km/jam )
n

Bila yang dikehendaki adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang ada saat itu di
sepanjang jalan yang diamati maka disebut space mean speed / kecepatan rata-rata
harmonik.

n.x
Vs = ( km/jam )
ti
TIME HEADWAY ( h t ) : jarak antara kedatangan kendaraan-kendaraan yang
lewat suatu titik pengamatan.

3600
ht = ( detik/kend )
Q

DISTANCE HEADWAY / GAP / SPACING ( G ) : jarak antara kedatangan


kendaraan-kendaraan yang lewat suatu titik pengamatan.

1 h t . Vs
G = = ( m/kend )
D 3600

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Karakteristik Pengamatan Pengamatan Pengamatan


Titik dalam waktu 1 segmen pendek 1 segmen panjang
T dx dalam waktu T x dalam waktu T

 Vi N . dx xi
Vt atau Vs Vt = Vs = Vs =
N  dt i ti

N
Q Q = Q = Vs . D Q = Vs . D
T

 dt i ti
D - D= D =
T dx T. x

Distribusi h t berguna untuk mengukur platoon kendaraan dalam arus lalu lintas
dan menentukan waktu tunda.

3600
ht = ( det/kend )
Q

Dimana Q dalam ( kend/jam )

Gap atau distance headway tergantung dari panjang kendaraan, waktu reaksi,
kecepatan dan kemampuan sistem pengereman. Gap yang tidak stabil akan
mempengaruhi efisiensi arus lalu lintas dan tingkat keselamatan.

1 h t . Vs
G = = ( m/kend )
D 3600
Dimana Vs dalam ( km/jam ).

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Bahan Diskusi Kelompok :

1. Data berikut ini adalah hasil survey di suatu ruas jalan raya. Hitunglah ; (a) Volume
Jam-an, (b) Arus lalu lintas puncak perioda 5 menit-an, (c) Arus lalu lintas puncak
perioda 15 menit-an, (d) Peak Hour Factor (PHF) berdasarkan perioda 15 menit-an.

Waktu Hasil Pengamatan ( kend.)

5.0 – 5.05 201


5.5 – 5.10 208
5.10 – 5.15 217
5.15 – 5.20 232
5.20 – 5.25 219
5.25 – 5.30 220
5.30 – 5.35 205
5.35 – 5.40 201
5.40 – 5.45 195
5.45 – 5.50 210
5.50 – 5.55 190
5.55 – 6.00 195

2. Berikut ini adalah data waktu perjalanan yang diukur pada kendaraan-kendaraan
yang melintas di suatu segmen jalan raya sepanjang 2 Km. Hitunglah time mean
speed dan space mean speed.

Kendaraan ke - Waktu ( menit )

1 2,6
2 2,4
3 2,4
4 2,8
5 2,2
6 2,1

3. Dari data arus lalu lintas diperoleh headway kendaraan rata-rata adalah 2,2 detik
pada kecepatan 50 km/jam. Hitunglah kepadatan dan besar arus saat itu.
4. Pada suatu lokasi diperoleh space mean speed = 40 km/jam dan volume lalu lintas
1600 smp/jam/lajur. Berapakah kepadatannya ??

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

5. Diketahui data hasil survey 2 - hari sebagai berikut :

Prosentase terhadap LHR

Waktu Jalan Lokal Jalan Antarkota Jalan Daerah Wisata


Rabu Sabtu Rabu Sabtu Rabu Sabtu

12 – 01 1,0 3,0 1,5 1,2 1,2 2,0


01 – 02 1,5 2,0 1,3 0,9 1,0 1,3
02 – 03 0,3 1,2 1,2 0,7 0,9 1,0
03 – 04 0,1 0,6 1,3 0,6 1,0 0,9
04 - 05 0,1 0,3 1,4 0,5 1,0 0,9
05 - 06 0,2 0,3 2,0 0,6 1,3 1,1
06 – 07 1,0 0,8 3,4 0,9 2,0 1,7
07 – 08 3,7 2,1 4,8 1,5 3,3 3,0
08 – 09 9,9 3,5 5,2 2,3 4,1 4,7
09 – 10 6,0 5,3 5,8 3,5 4,9 6,6
10 – 114,7 6,1 6,0 4,9 6,0 7,6
11 – 125,5 6,8 6,0 6,1 6,8 8,0

12 – 01 7,2 8,0 6,0 7,0 7,2 7,6


01 – 02 6,7 7,7 6,3 7,7 7,4 7,4
02 – 03 6,4 7,7 6,7 8,1 8,7 7,1
03 – 04 7,2 7,8 7,0 8,5 8,0 7,0
04 - 05 8,5 7,6 7,4 8,8 7,7 6,6
05 - 06 10,6 6,8 6,7 8,3 7,2 6,1
06 – 07 6,0 4,9 5,1 7,7 5,8 5,3
07 – 08 4,1 4,6 3,9 6,3 4,8 4,3
08 – 09 3,1 3,3 3,3 5,1 3,6 3,3
09 – 10 2,8 2,9 3,0 3,9 2,9 2,7
10 – 112,8 3,1 2,6 2,9 2,3 2,1
11 – 121,7 3,3 2,1 2,1 1,8 1,7

Buatlah grafik variasi volume lalu lintas jam-an dari data tersebut.
Catatan : Sumbu X menyatakan waktu dan sumbu Y menyatakan Persentase terhadap
LHR. Sajikan grafik berdasarkan jenis jalan ( lokal, antarkota, daerah wisata ).

6. Diketahui dari data survey 1-jam di suatu ruas jalan adalah sebagai berikut :

Interval waktu Volume ( kend. )


5.00 – 5.15 1000
5.15 – 5.30 1100
5.30 – 5.45 1200
5.45 – 6.00 900

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Hitunglah Peak Hour Factor ( PHF ) dari data tersebut.

TINGKAT PELAYANAN
( Level of Service )

Pada jalan perkotaan, kualitas pelayanan jalan atau kinerja lalu lintas
tergantung oleh beberapa faktor, antara lain : jenis penampang melintang
jalan beserta ukuran-ukurannya, jenis maupun jarak antar persimpangan,
ada atau tidak adanya parkir tepi jalan, dsb.

Konsep tingkat pelayanan digunakan sebagai ukuran kualitas pelayanan


jalan. Ukuran-ukuran yang cocok untuk menentukan tingkat pelayanan bisa
diidentifikasi dari kecepatan kendaraan yang melewati suatu jalan raya
dan/atau volume kendaraan di jalan tersebut.

Kriteria Tingkat Pelayanan Jalan Perkotaan

Tingkat Pelayanan Rasio Kecepatan aktual terhadap


kecepatan arus bebas

A  0,90

B 0,70 – 0,90

C 0,50 – 0,70

D 0,40 – 0,50

E 0,30 – 0,40

F  0,30

Sumber : NAASRA ( 1988 )

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Hubungan antara tingkat pelayanan , kondisi di lapangan, dan rasio volume terhadap
kapasitas ( Rasio V/C ) adalah sebagai berikut :

Tingkat Kondisi lapangan Rasio V/C


Pelayanan

A Arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi 0,00 – 0,20


dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa
tundaan

B Arus stabil, kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi 0,20 – 0,44


lalu lintas, pengemudi memiliki kebebasan yang
cukup untuk memilih kecepatan

C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan 0,45 – 0,74


oleh kondisi lalu lintas, pengemudi dibatasi dalam
memilih kecepatan

D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih 0,75 – 0,84


dikendalikan oleh kondisi lalu lintas, rasio V/C
masih bisa ditoleransi

E Volume lalu lintas mendekati kapasitas, arus tidak 0,85 – 1,00


stabil, kecepatan terkadang terhenti

F Arus lalu lintas macet, kecepatan rendah, antrian  1,00


panjang serta hambatan/tundaan besar

Sumber : US-HCM ( 1985 )

KAPASITAS
Kegunaan utama dari analisis lalu lintas adalah diperolehnya pemahaman yang jelas
terhadap kemampuan berbagai jenis jalan untuk menampung lalu lintas. Pemahaman
tentang hal ini dipadukan dengan ukuran-ukuran kebutuhan lalu lintas saat ini maupun
perkiraan kebutuhan lalu lintas di masa mendatang, memungkinkan para ahli lalu lintas
merencanakan fasilitas-fasilitas yang mencukupi kebutuhan masyarakat.

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Analisis Kapasitas adalah studi mengenai berbagai jenis fasilitas jalan dan
kemampuannya untuk menampung lalu lintas. Selain itu juga untuk mempelajari
karakteristik operasional yang terjadi akibat berbagai jenis fasilitas jalan maupun variasi
tingkat kebutuhan. Dan yang paling penting adalah : analisis kapasitas tidak hanya
berhubungan dengan identifikasi kemampuan penambahan volume, tetapi juga
peningkatan kemampuan untuk mengakomodasi berbagai tingkat kualitas operasi.
Oleh karenanya analisis kapasitas menjadi bagian dari setiap bentuk analisis lalu lintas,
baik dalam hal perencanaan, desain, analisis operasional, analisis dan evaluasi alat-alat
pengendali, maupun analisis terhadap berbagai alternatif yang mungkin
diimplementasikan.

Definisi Kapasitas

US-HCM ( 1985 ) mendefinisikan kapasitas sebagai “ besar arus maksimum jam-an


yang mana orang maupun kendaraan bisa secara wajar melintasi suatu tempat atau
segmen lajur atau jalan yang seragam selama perioda tertentu pada kondisi jalan,
kontrol pengaturan dan kondisi lalulintas yang sedang berlaku”. Beberapa hal penting
yang ditekankan dari definisi tersebut adalah :

1. Kapasitas jalan tergantung pada kondisi yang berlaku. Kondisi lalu lintas berkaitan
dengan komposisi lalu lintas yang dinyatakan dalam proporsi mobil penumpang,
truk, bus, dsb, di dalam arus lalu lintas. Kondisi jalan berkaitan dengan
karakteristik geometrik ( a.l : kecepatan rencana, alinemen horisontal/vertikal,
jumlah dan lebar lajur, kebebasan vertikal serta konfigurasi lajur. Kontrol
pengaturan berkaitan dengan keberadaan alat-alat pengendalian seperti lampu lalu
lintas, rambu-rambu STOP dan YIELD, pengaturan tata guna lahan, jalan satu arah,
dsb. Perubahan pada kondisi yang berlaku akan menimbulkan perubahan kapasitas.
2. Kapasitas berkaitan dengan “ titik atau segmen yang seragam ( uniform )” pada
suatu jalan. Analisis kapasitas dilaksanakan pada setiap segmen yang memiliki
kondisi lalu lintas, kondisi jalan maupun kondisi pengaturan yang seragam. Oleh
karena kapasitas tergantung pada faktor-faktor ini, setiap segmen memiliki
perbedaan kondisi yang berlaku , dengan demikian akan menyebabkan perbedaan
kapasitas.
3. Kapasitas adalah besar arus maksimum yang bisa diakomodasi. Perioda analisis
pada kebanyakan analisis kapasitas adalah perioda puncak 15 menit-an di dalam
satu jam. Kapasitas berkaitan dengan jumlah arus maksimum yang bisa diakomodasi
selama perioda 15 menit-an, bukan volume maksimum jam-an di dalam satu jam
penuh.
4. Kapasitas menyebutkan terminologi “ secara wajar” yang maksudnya adalah :
kapasitas merupakan besarnya arus yang bisa berulang secara menerus setiap
perioda puncak dan diperoleh dari suatu lokasi yang memiliki kesamaan
karakteristik. Jadi bukanlah merupakan besar arus maksimum absolut. Karakteristik
pengemudi bervariasi disetiap tempat, karenanya besar arus maksimum absolut akan
bervariasi pula dari hari ke hari maupun dari suatu tempat ke tempat lain.

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

5. Kapasitas biasanya dinyatakan dalam orang/jam atau kendaraan/jam, tergantung dari


obyek yang ditinjau ( fasilitas pejalan kaki ataukah jalan raya ).
KAPASITAS RUAS JALAN DAN PERSIMPANGAN
(Menurut IHCM 1997)

KAPASITAS RUAS JALAN

Jaringan jalan ada yang memakai pembatas median dan ada pula yang tidak, sehingga
dalam perhitungan kapasitas keduanya dibedakan. Untuk ruas jalan berpembatas
median, kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah., sedangkan untuk ruas jalan tanpa
median, kapasitas dihitung untuk kedua arah. Persamaan umum untuk menghitung
kapasitas suatu ruas jalan untuk daerah perkotaan adalah sebagai berikut :

C = C0 . FCw . FCsp . FCsf . FCcs (smp/jam)

Dimana :
C : kapasitas (smp/jam)
C0 : kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp : faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah
FCsf : faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
FCcs : faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota ( jumlah penduduk )

Catatan : Penjelasan lebih rinci, baca IHCM 1997.

KAPASITAS PERSIMPANGAN BERSINYAL

Kapasitas sistem jaringan jalan perkotaan tidak saja dipengaruhi oleh kapasitas ruas
jalan, tetapi juga oleh kapasitas setiap persimpangan ( baik yang diatur oleh traffic light
maupun tidak ). Bagaimanapun baiknya kinerja ruas jalan dari sistem jaringan jalan, bila
kinerja persimpangan sangat rendah maka kinerja seluruh sistem jaringan jalan akan
menjadi rendah pula. Berikut ini adalah dasar perhitungan kapasitas persimpangan
berlampu lalu lintas :

C = S . g/c (smp/jam)

Dimana :
C : kapasitas (smp/jam)
S : arus jenuh (smp/jam)
g : waktu hijau efektif
c : waktu siklus

Adapun nilai arus jenuh suatu persimpangan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

S = S0 . Fcs . Fsf . FG . Fp . FLT . FRT (smp/waktu hijau efektif)

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT


Bahan Kuliah : Teknik Lalu Lintas

Dimana :
S : arus jenuh ( smp/waktu hijau efektif )
S0 : arus jenuh dasar ( smp/waktu hijau efektif )
Fcs : faktor koreksi akibat ukuran kota ( jumlah penduduk )
FSf : faktor koreksi akibat gangguan samping jalan
FG : faktor koreksi akibat kelandaian jalan
Fp : faktor koreksi akibat kegiatan parkir
FLT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kiri
FRT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kanan

Catatan : penjelasan lebih rinci baca IHCM 1997.

PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL

Perhitungan kapasitas persimpangan tidak bersinyal adalah sebagai berikut :

C = C0 . Fw . FM . Fcs . FRSU . FLT . FRT . FMI (smp/jam)

Dimana :
C : kapasitas (smp/jam)
C0 : kapasitas dasar (smp/jam)
Fw : faktor koreksi akibat lebar lengan persimpangan
FM : faktor koreksi akibat adanya pembatas median
Fcs : faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
FRSU : faktor koreksi tipe lingkungan, gangguan samping, unmotorised
FLT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kiri
FRT : faktor koreksi akibat pergerakan belok kanan
FMI : faktor koreksi akibat lalulintas di jalan minor

Besar setiap faktor sangat bergantung pada tipe persimpangan, yang ditentukan oleh
beberapa hal : jumlah lengan, jumlah lajur pada jalan mayor ( jalan utama ), dan jumlah
lajur pada jalan minor.

Catatan : penjelasan lebih rinci baca IHCM 1997.

Tugas Kelompok :
Buatlah contoh kasus perhitungan kapasitas ( ruas jalan, simpang bersinyal dan
simpang tidak bersinyal ) dengan data-data yang ditentukan sendiri, dengan
catatan untuk setiap kelompok tidak boleh sama data-data yang digunakan.

Oleh : Ir. A.A.N.A.Jaya Wikrama MT

Anda mungkin juga menyukai