Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 4

I WAYAN WAHYU PRAYOGA (1419151018)


WIDHI ARMANA SANTOSA GB (1419151003)
I PUTU DANURAGA WIRATAMA (1419151033)
ARTHA YOGA PARMANTARA (1419151035)
DEDE ANDIKA SURYAWAN (1419151052)
I NYOMAN AGUS MAHENDRA (1419151055)
BAGUS GALIH RAMAMAHAYANA (1519151003)
BUDAYA SEBAGAI
EKSPRESI PENGAMALAN
AJARAN AGAMA HINDU
PENDAHULUAN PEMBAHASAN PENUTUP
Latar Belakang Hubungan Budaya dan Agama Objek Penelitian
Rumusan Masalah Hindu
Kerangka Penelitian
Peran Budaya sebagai Ekspresi
Tujuan
Pengamalan Agama Hindu
Manfaat Bukti Budaya Hindu Ekspresi
Pengamalan Agama Hindu
Cara mempertahankan Budaya
dan Agama
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

TUHAN AGAMA KEPERCAYAAN

Agama merupakan kepercayaan Karena agama itu adalah


kepada Tuhan serta segala kepercayaan, maka dengan agama
sesuatu yang bersangkut-paut kita akan merasa aman dalam hidup
dengan itu. ini dan karena memiliki rasa aman,
kita akan merasakan ketetapan hati
dalam menghadapi sesuatu.
• Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari
budayanya sendiri, dalam arti manusia itu harus
berperan dalam suatu proses kebudayaan.
MANUSIA

• Kebudayaan tidak lain daripada hasil proses tindakan


atau perlakuan akibat hubungan manusia dengan
manusia dan alam lingkungannya sehingga dapat
BUDAYA beradaptasi secara seimbang dan serasi
Kebudayaan sedikit-dikitnya mempunyai
tiga wujud, yaitu: pertama adalah dalam
ANTROPOLOGI wujud abstrak, kedua dalam bentuk aktifitas
yaitu yang wujudnya lebih konkrit, dan yang
ketiga, yakni dalam bentuk benda disebut
dengan kebudayaan fisik.

Jika ditinjau lebih jauh, kebudayaan memiliki


tujuh unsur yang dimaksud adalah; bahasa,
sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, religi dan
kesenian.
1. Bagaimana
hubungan Budaya
dan Agama
Hindu?
RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana Peran
Budaya sebagai
Ekspresi
Pengamalan
Ajaran Agama
Hindu?
TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan budaya dan
agama hindu
TUJUAN Untuk mengetahui Peran Budaya sebagai
& Ekspresi Pengamalan Ajaran Agama Hindu
MANFAAT
MANFAAT
Menginformasikan kepada pembaca
pentingnya sinergi antara Budaya dan
Agama Hindu
Menginformasikan kepada pembaca
Peran Budaya sebagai Ekspresi
Pengamalan Ajaran Agama Hindu.
PEMBAHASAN
Hubungan Budaya dan Agama Hindu

Unsur-unsur kebudayaan hindu pada dasarnya sama dengan unsur-unsur budaya


universal. Berkat aktivitas dan peranan para pedagang (vaisya) para pelaut (kesatria)
dan terutama para brahmana setidak-tidaknya ada enam unsur budaya hindu
berpengaruh dan berkembang dalam masyarakat indonesia, berupa unsur sistem religi
(agama) berupa agama hindu dan buddha, kesenian berupa seni sastra, bangunan,
patung dan seni hias, bahasa, yaitu bahasa sansekerta, teknologi terutama arsitektur
bangunan, organisasi sosial berupa konsepsi dasar sistem warna, sistem pengetahuan
berupa ilmu kedokteran dan pengobatan.
Agama Hindu merupakan agama yang diyakini oleh masyarakat
Hindu, yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Weda
merupakan kitab suci agama Hindu yang diwahyukan melalui
pendengaran rohani para Maha Rsi. Oleh karena itu Weda juga
disebut dengan kitab suci SRUTI. Umat Hindu yakin dan percaya
bahwa dunia dan segala isinya diciptakan oleh Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena Cinta Kasih Beliau. Cinta Kasih Tuhan untuk
menciptakan sekalian makhluk sering juga disebut dengan
YADNYA.
“Ayam yajno
Yajur Weda XXIII,62
Bhuvanasya”

Yang artinya Yadnya adalah pusat terciptanya alam semesta. Penciptaan adalah
karya spiritual dari Yang Maha Esa dan sebagai kridanya memperlihatkan
kemulianNya. KABUATE
N
KABUPATE
N
Weda sebagai kitab suci agama Hindu diyakini
WEDA kebenarannya dan menjadi pedoman hidup Umat
Hindu

Diyakini sebagai kitab suci karena sifat isinya Weda mengandung ajaran yang
dan yang menurunkannya adalah Ida Sang memberikan keselamatan di dunia dan
setelah itu. Weda menuntun tindakan
Hyang Widhi Wasa itu sendiri. Weda mengalir umat manusia sejak ada dalam
dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab kandungan sampai selanjutnya. Weda
Hindu pada masa berikutnya. tidak terbatas pada tuntunan hidup
individu, masyarakat, kelompok
manusia, tetapi ia menuntun seluruh
hidup dan kehidupan seluruh makhluk
hidup.
PERAN BUDAYA SEBAGAI EKSPRESI
PENGAMALAN AJARAN AGAMA HINDU

Sesungguhnya antara budaya dan agama


terdapat segi-segi persamaannya tetapi
lebih banyak segi-segi perbedaannya.
Segi persamaannya dapat dilihat dalam hal
PERSA bahwa kedua norma tersebut sama-sama
MAAN mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat agar tercipta suasana ketentraman
dan kedamaian
Segi perbedaan itu akan tampak jika dilihat
dari segi berlakunya, dimana perwujudan
PERBE adat-budaya tergantung pada tempat, waktu,
DAAN serta keadaan (desa, kala, dan patra),
sedangkan agama bersifat universal.
AGAMA BUDAYA

Dalam agama Hindu, antara agama dan adat-budaya terjalin hubungan yang
selaras/erat antara satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi.
Karenanya tidak jarang dalam pelaksanaan agama disesuaikan dengan keadaan
setempat. Penyesuaian ini dapat dibenarkan dan dapat memperkuat budaya
setempat, sehingga menjadikan kesesuaian “adat-agama” ataupun’budaya-
agama’, artinya penyelenggaraan agama yang disesuaikan dengan budaya
setempat.
Perbedaan pelaksanaan agama Hindu pada suatu daerah tertentu terlihat berbeda
dengan daerah yang lainnya. Perbedaan itu bukanlah berarti agamanya yang
berbeda. Agama Hindu di India adalah sama dengan agama Hindu yang ada di
Indonesia, namun kulitnya yang akan tampak berbeda.
Budaya agama adalah suatu penghayatan terhadap keberadaan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa dalam bentuk kegiatan budaya. Sejak munculnya agama Hindu, usaha
memvisualisasikan ajaran agama Hindu kepada umat manusia telah berlangsung
dengan baik. Para rohaniawan Hindu, para pandita, orang-orang suci
mengapresiasikan ajaran yang terdapat dalam kitab suci Weda kedalam berbagai
bentuk simbol budaya. Usaha ini telah terlaksana dari zaman ke zaman. Ajaran yang
sangat luhur ini diwujudkan dan disesuaikan dengan desa, kala, dan patra pada
waktu itu
AJARAN
WAKTU
AGAMA

Kalau dilihat dari fakta sejarah, wujud budaya agama itu dari zaman ke zaman
mengalami perubahan bentuk, namun tetap memiliki konsep yang konsisten.
Artinya, prinsip-prinsip ajaran agama itu tidak pernah berubah yakni bertujuan
menghayati Ida Sang Hyang Widi Wasa. Kepercayaan terhadap Ida Sang Hyang
Widi Wasa, menjadi sumber utama untuk tumbuh dan berkembangnya budaya
agama dan ini pula yang melahirkan variasi bentuk budaya agama. Variasi
bentuk itu disesuaikan dengan kemampuan daya nalar dan daya penghayatan
umat pada waktu itu. Budaya agama yang dilahirkan dapat muncul seperti
“upacara agama”.
Upacara agama tidak semata-mata berdimensi agama
UPACARA
saja, tetapi juga sosial, seni budaya, ekonomi,
AGAMA
manajemen dan yang lainnya. Melalui upacara agama,
dapat dibina kerukunan antar sesama manusia, keluarga,
banjar yang satu dengan banjar yang lain. Upacara
agama melatih umat untuk bisa berorganisasi dan
merupakan latihan manajemen dalam mengatur jalannya
upacara. Keseluruhan budaya agama dalam bentuk
upacara agama tersebut merupakan usaha manusia
mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widi wasa
untuk mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan yang
abadi.
BUDAYA
AGAMA Seperti halnya manusia, tubuh merupakan
hasil budaya agama itu sendiri, sedangkan
agama Hindu merupakan jiwa atau rohnya
agama tersebut. Satu contoh misalnya,
budaya agama Hindu pada masyarakat
Hindu di Bali dan budaya-budaya Hindu di
AGAMA daerah yang lainnya yang ada di Indonesia.
HINDU
Kita mengetahui bahwa pada zaman dahulu dan mungkin pada saat
sekarang di tanah jawa, bagaimana kitab sastra Hindu seperti Ramayana
dan Mahabharata telah disadur ke dalam bahasa Jawa kuno oleh para
Empu atau Rsi pada masa itu. Bagaimana umumnya orang-orang Jawa
banyak yang tidak tahu, bahwa kitab tersebut, sesungguhnya, adalah
kitab-kitab agama Hindu, tetapi umumnya mereka mengenal bahwa, kitab
tersebut atau cerita tersebut adalah cerita “pewayangan” milik orang Jawa.

Dari kitab suci Weda oleh para Rsi, Pandita atau orang-orang suci
Hindu di Indonesia dengan mengambil jiwa atau idealisme yang
dikandungnya kemudian dikodifikasi sehingga lahirlah kitab-kitab
sastra yang pada hakikatnya adalah ajaran Hindu yang terdapat dalam
kitab suci Weda.
Satu contoh tentang
keyakinan akan
gunung sebagai DALAM KITAB SUCI WEDA SMERTI
(MANAWADHARMA SASTRA BAB II, 81)
tempat suci,
berstananya para
Dewa dan para roh “Swadiyayanarcaret samsimnhomair dewa nya thawidhi,
suci leluhur atau Pitrcm craddhaicca nrrnan naibhutani balikarmana”
orang-orang suci. Artinya:
Dalam konsep “Hendaklah ia sembahyang yang sesuai menurut
keyakinan umat peraturan kepada Rsi dengan pengucapan Weda, kepada
Hindu, terdapat Dewa dengan haturan yang dibakar, kepada para leluhur
keyakinan atau ajaran dengan Sraddha, kepada manusia dengan pemberian
tentang makanan, dan kepada para Bhuta dengan upacara
penghormatan kepada kurban”.
roh suci leluhur.
SEPERTI JUGA Demikianlah umat Hindu di India
DISEBUTKAN DALAM memuja dan menghormati maha Rsi
KITAB UPANISAD Vyasa, Agastya, Parasara, Sangkara Carya,
Sri Rama Krama, Swami Wiwekananda
Seorang Rsi adalah seorang Acarya, dan lain-lain. Hal inilah yang
yang patut dihormati seperti dewa. melatarbelakangi timbulnya pemujaan
“Acarya Dewa Bhawa” (Tatirya leluhur dan pemujaan kepada Ida Sang
Upanisad I, 11.1). Atas dasar sraddha Hyang Widhi Wasa terdapat pada suatu
inilah umat Hindu menghormati para tempat suci atau pura di Indonesia.
Rsi, orang-orang suci, baik ketika ia
masih hidup maupun setelah
meninggal nanti.
KITAB
RAMAYANA Kitab Rg Weda VIII.6.28

Umurnya mungkin lebih tua dari


kelompok masyarakat Indonesia yang “Di tempat-tempat yang
memiliki kepercayaan penghormatan tergolong hening, di gunung-
kepada para leluhur. Pada kitab tersebut gunung, pada pertemuan dua
diceritakan bagaimana figur ideal orang sungai, disanalah para Maha Rsi
Hindu yang taat beragama, yang mendapatkan inspirasi yang
ditokohkan sang Dasaratha bahwa jernih”.
Beliau ahli dalam weda, bhakti kepadda
Tuhan dan tidak pernah lupa memuja
leluhur.
KESIMPULAN
Dalam ajaran Hindu antara budaya dan
agama terdapat benang merah, yang
SIMPULAN satu sisi dapat saling mengisi satu
dengan yang lainnya, budaya atau adat
bukanlah musuh atau saingan yang
Dalam jaran agama hindu, haarus dibasmi dan dicurigai, dalam
budaya selalu mengikuti artian adat budaya yang positif dapat
mendukung pelaksanaan acara agama
desa kala patra yang ada dan ternyata prinsip Hindu yang
pada suatu daerah namun merangkul budaya dan adat-istiadat
tidak mengurangi arti ajaran lokal nampaknya sejalan dengan
program pemerintah yang berusaha
agamanya membangkitkan segala bentuk adat dan
budaya daerah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai