Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Sistem Penyediaan Air Minum untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dan memberikan bimbingan, baik langsung maupun
tidak langsung, antara lain:
1) Ir. Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT. selaku dosen pengajar dan dosen
pembimbing mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum.
2) Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dan bimbingan
kepada penulis sehingga laporan tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan laporan ini selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................................. IV
ii
3.1.3. Proyeksi Jumlah Penduduk 20 Tahun Kedepan .............................................. 29
iii
DAFTAR TABEL
iv
TABEL 3. 19 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK UNTUK 5 TAHUN
PERTAMA ....................................................................................................32
TABEL 3. 20 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK UNTUK 5 TAHUN KEDUA
........................................................................................................................32
TABEL 3. 21 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK UNTUK 5 TAHUN KETIGA
........................................................................................................................33
TABEL 3. 22 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK UNTUK 5 TAHUN
KEEMPAT .....................................................................................................33
TABEL 3. 23 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA A .....................33
TABEL 3. 24 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA B .....................34
TABEL 3. 25 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA C .....................35
TABEL 3. 26 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA D .....................36
TABEL 3. 27 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA E .....................36
TABEL 3. 28 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA F......................37
TABEL 3. 29 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA G .....................38
TABEL 4. 1 KAPASITAS HARI MAKSIMUM TAHUN 2036 PADA DESA
TIPE I (LITER/DETIK) .................................................................................43
TABEL 4. 2 PERHITUNGAN ESTIMASI DIAMETER PIPA ...........................45
TABEL 4. 3 PERHITUNGAN KEHILANGAN ENERGI UTAMA/MAYOR
(HF) ................................................................................................................48
TABEL 4. 4 PERHITUNGAN KEHILANGAN ENERGI SEKUNDER/MINOR
(HM) ..............................................................................................................50
TABEL 4. 5 PERHITUNGAN SISA TEKANAN ................................................52
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komponen terpenting dari kehidupan makhluk hidup adalah air,
bahkan tubuh manusia sendiri terdiri dari 70% air. Banyak aktivitas manusia
yang tidak lepas dari penggunaan air, mulai dari air minum dan kegiatan MCK
(mandi, cuci, kakus) adalah contoh penggunaan air di lingkup rumah tangga.
Selain itu, penggunaan air di lingkup yang lebih besar seperti industri tentu akan
mempengaruhi kebutuhan air.
Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang berkelanjutan dan tidak
terbatas. Sedangkan kebutuhan akan pelayanan dan penyediaan air bersih dari
waktu ke waktu semakin meningkat, yang terkadang tidak mampu diimbangi
oleh kemampuan pelayanan terhadap air bersih itu sendiri. Peningkatan jumlah
kebutuhan air ini antara lain disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk
dari tahun ke tahun, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan
kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan
kondisi sosial ekonomi warga.
Akibat dari meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan
peningkatan ekonomi penduduk menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan
air tidak dapat dihindarkan. Kekurangan air di jam-jam tertentu terutama di jam
puncak pemakaian dapat mengganggu kebutuhan air untuk keperluan penduduk,
sehingga memerlukan alternatif pengaturan dan pendistribusian air secara efektif
yang memenuhi kebutuhan minimal di jam puncak.Pengaturan dan
pendistribusian air dari sumber ke tempat pelayanan dikenal sebagai sistem
penyediaan air minum (SPAM).
1
2) Untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum
dengan kualitas yang lebih baik
3) Untuk memperbaiki serta meningkatkan kelayakan SPAM agar dapat
memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk
masyarakat berpenghasilan rendah.
2
Pada Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 10 Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015
tersebut, dinyatakan bahwa Jenis Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) meiputi
SPAM jaringan perpipaan dan/atau SPAM bukan perpipaan. SPAM dengan
jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit
pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan,
dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa, bak penampungan air hujan, terminal
air, mobil tangki air instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.
Berdasarkan Permen PUPR 27 tahun 2016, Pasal 22 ayat (1) menyatakan
bahwa Perencanaan teknis terinci Penyelenggaraan SPAM sebagaimana
dimaksud Pasal 19 ayat (1) huruf b yang selanjutnya disebut perencanaan teknis
adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau kawasan
meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan.duksi,
unit distribusi, dan unit pelayanan.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
Secara umum ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam
sistem penyediaan air minum. Persyaratan ini dikenal sebagai 4K, yaitu:
1) Persyaratan kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu/kualitas dari air bersih.
Parameter-parameter yang digunakan sebagai standar kualitas air antara lain:
- Parameter fisik, meliputi padatan terlarut, kekeruhan, warna, rasa, bau dan
suhu.
- Parameter kimia, meliputi Total Dissolved Solids, alkalinitas, flourida,
logam, kandungan organik dan nutrient.
- Parameter biologi, meliputi mikroorganisme yang dianggap pathogen yaitu
bakteri, virus, protozoa, dan cacing parasit (helminthes).
2) Persyaratan kuantitatif
Setelah persyaratan kualitatif terpenuhi maka air bersih juga harus mampu
melayani daerah pelayanan. Banyaknya penduduk yang ada dalam suatu wilayah
harus mampu dipenuhi secara kuantitasnya. Persyaratan kuantitatif ini sangat
dipengaruhi oleh jumlah air baku yang tersedia dan kapasitas produksi dari
instalasi pengolahan air (IPA). Pada umumnya debit air dari tiap sumber air akan
mengalami perubahan-perubahan dari suatu waktu ke waktu yang lain.
3) Persyaratan kontinuitas
4
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia dalam artian air baku yang ada
di alam.
4) Persyaratan keterjangkauan
Persyaratan keterjangkauan untuk penyediaan air bersih artinya sumber air
baku mudah untuk dijangkau sehingga airnya dapat dialirkan ke instalasi
pengolahan air (IPA).
5
Air tanah berasal dari lapisan aquifer di dalam tanah.Keberadaan air
di lapisan aquifer berasal dari air hujan yang menyelusup kedalam
tanah.Penggunaan air tanah bagi kebutuhan sistem penyediaan air minum
tidak dianjurkan karena dapat merusak lingkungan.
- Air Hujan
Air hujan juga banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
minum di beberapa tempat yang tidak memiliki sumber air permukaan
maupun air tanah.
- Air Laut
Air laut sebenarnya dapat digunakan sebagai air baku, akan tetapi
dibutuhkan berbagai tahapan dan proses dalam mengelola air tersebut hingga
menjadi air baku yang layak. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya
kandungan garam yang terdapat pada air laut.
2) Pipa Transmisi
Fungsi dari saluran transimisi adalah untuk membawa air baku dari
bangunan pengambilan air baku ke unit produksi, atau membawa air hasil
olahan unit produksi ke reservoir. Saluran transmisi terbagi dalam dua jenis
aliran :
- Saluran transmisi untuk aliran bebas/tidak bertekanan. Saluran ini
terdiri dari beberapa macam bentuk, diantaranya open canals,
aquaduct, tunnels, dan lain sebagainya.
- Saluran transmisi untuk aliran bertekanan.
3) Parameter Kualitas dan Kuantitas Air Minum
Parameter untuk kualitas air minum dapat mengacu pada Permenkes
No.492 tahun 2010, sedangkan untuk parameter kuantitas adalah debit yang
memenuhi kebutuhan proyeksi 15 – 20 tahun yaitu dengan cara mengkaji
neraca air dari sumber air yang akan diambil untuk air baku penyediaan air
minum.
2.3.2. Unit Produksi
Unit produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan
untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi,
dan/atau biologi. Unit produksi dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan
6
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
1) Perhitungan Kebutuhan Air
a) Konsumsi Air Minum
Produksi air minum yang dibutuhkan adalah untuk keperluan pelayanan
domestik dan non domestik. Pelayanan domestik adalah untuk keperluan
rumah tangga sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci, dan keperluan
rumah tangga lainnya. Sedangkan pelayanan non domestik adalah untuk
keperluan komersil seperti industri, perkantoran, pertokoan, dan sebagainya.
Untuk dapat menentukan besarnya konsumsi air minum baik untuk pelayanan
domestik maupun non domestik pada lokasi tertentu harus melalui kegiatan
studi kelayakan, yaitu dengan melakukan survei kebutuhan nyata (real
demand survey). Untuk kebutuhan praktis, penentuan besarnya kebutuhan air
pada suatu lokasi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 1. 1 Standar Penentuan Besar Kebutuhan Air
Kategori Sistem Air Minum
1 Tingkat Pelayanan %
Konsumsi SR l/o/h 120 120 120 120 150
2
HU l/o/h 60 60 60 60 60 60
3 Rasio SR:HU - 100:0 90:10 90:10 90:10 90:10 90:10
4 Jmlh Org per SR Org 5 5 5 6 6
5 Jmlh Org per HU Org 50 50 100 100 100 100
6 Domestik : N. Dom - 100:0 100:0 90:10 85:15 80:20 75:25
7 Tingkat Kebocoran % 20 20 20 20 20 20
8 Keb. Vol. Reservoir % 20 20 20 20 20 20
9 Faktor Hari Maks - 1,2 1,2 1,5 1,5 2 2
10 Faktor Jam Puncak - 2 2 1,75 1,75 1,5 1,5
7
Selain faktor hari maksimum, untuk perhitungan kapasitas
kebutuhan sistem penyeediaan air minum juga menggunakan faktor jam
puncak
d) Proyeksi Jumlah Penduduk
Perencanaan besar kapasitas pelayanan pada suatu sistem
pengembangan air minum harus didasari oleh perkiraan pengembangan
jumlah penduduk di masa yang akan datang.
e) Penentuan Besar Kapasitas Kebutuhan Air Minum
2) Pengolahan air
3) Reservoir
Fungsi utama dari reservoir pada sistem penyediaan air minum
adalah untuk menciptakan kondisi setimbang pada jumlah kapasitas produksi
dari unit produksi terhadap fluktuasi kebutuhan di jaringan distribusi.
Berdasarkan fungsinya, reservoir terdiri dalam beberapa jenis sebagai
berikut:
- Reservoir aktif, yaitu berupa menara air. Reservoir jenis ini berfungsi
bukan hanya sebagai penampung air produksi sehingga menciptakan
kondisi setimbang dengan kebutuhan distribusi, namun juga akan
mengalirkan air ke jaringan distribusi secara gravitasi.
- Reservoir pasif, yaitu berupa ground reservoir. Reservoir jenis ini
hanya berfungsi sebagai penampung air produksi sehingga
menciptakan kondisi setimbang dengan kebutuhan distribusi.
Sedangkan pengaliran ke jaringan distribusi dengan sistem
pemompaan.
2.3.3. Unit Distribusi
Unit distribusi terdiri dari sistem pemompaan, jaringan distribusi,
bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi
wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air baku, dan kontinuitas
pengaliran, yang memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari
- Jaringan Pipa Distribusi
Pipa distribusi berfungsi untuk mengalirkan air dari unit produksi
menuju pelanggan. Jaringan distribusi menggunakan pipa dengan aliran yang
8
bertekanan, dimana di sepanjang perpipaannya dihubungkan dengan
sambungan pelanggan. Jenis sambungan pelanggan dapat berupa sambungan
rumah (SR) dan sambungan Hidran Umum (HU) maupun sambungan untuk
pelanggan usaha komersil. Sistem jaringan pipa distribusi yaitu cabang dari
sistem loop.
- Perhitungan Hidrolis jaringan Perpipaan Distribusi
Perhitungan hidrolis ini ditujukan untuk perpipaan yang memiliki
aliran air yang bertekanan.
Rumus aliran : Q = v x A
dimana :
Q = kapasitas aliran air dalam pipa
v = kecepatan aliran
A = luas potongan melintang pipa
Rumus aliran kontinyu : v1 x A1 = v2 x A2
dimana :
v = kecepatan aliran
A = luas potongan melintang pipa
2.3.4. Unit Pelayanan
Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan
hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin
keakuratannya, meter air wajib diperiksa secara berkala oleh institusi
berwenang.
1) Sambungan Rumah
Pipa dan perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai
dengan meter air.
2) Hidran/Kran
Pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air berikut konstruksi
sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana.
3) Hidran Kebakaran
9
Suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk mengambil
air dari pipa air minum untuk keperluan pemadaman kebakaran atau
pengurasan pipa.
2.3.5. Unit Bangunan Penunjang
1) Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bak Pelepas Tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan
penunjang pada jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk
menghilangkan tekanan berlebih yang terdapat pada aliran yang dapat
menyebabkan pipa pecah. Biasanya BPT ditempatkan di titik-titik tertentu
pada pipa transmisi yang mempunyai beda tinggi antara 60 meter sampai 100
meter.
2) Booster Station
Booster station berfungsi untuk menambah tekanan air dalam pipa
menggunakan pemompaan. Booster station ditempatkan pada tempat-tempat
dimana air dalam pipa kurang dari kriteria tekanan air minimum.
3) Jembatan Pipa
Jembatan pipa merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa
distribusi yang menyeberang sungai/saluran atau sejenis di atas permukaan
tanah/sungai.
4) Aksesoris Pipa
- Air Valve : berfungsi untuk melepaskan aliran udara yang ada dalam
aliran. Air valve dipasang pada bagian tertinggi pipa dan tekanan
diatas 1 atm karena udara cenderung terakumulasi di tempat itu.
Biasanya Air valve diletakkan pada jarak setiap 600 meter sampai
1000 meter.
- Check Valve : berfungsi untuk mengamankan pompa dari aliran balik.
Valve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah. Biasanya
check valve dipasang pada pipa tekanan antara pompa dan gate valve.
- Gate Valve : berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate
valve dapat menutup dan membagi aliran ke bagian lainnya dalam
pipa distribusi.
10
- Bangunan perlintasan pipa : diperlukan bila pipa memotong sungai,
jalan kereta api dan pipa yang memotong jalan, untuk memberikan
keamanan pada pipa.
- Thrust block : menjaga agar fitting tidak bergerak akibat beban
hidrolik ataupun beban lain.
2.3.6. Periode Perencanaan
Periode perencanaan rencana induk pengembangan SPAM adalah 15-20
tahun. Dimana pengertian dari rencana induk SPAM adalah suatu rencana
jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahapan awal dari
perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum. Rencana induk pengembangan
SPAM harus dikaji ulang setiap 5 tahun atau dapat dirubah bila ada hal-hal
khusus dengan memperhatikan pertimbangan penataan ruang wilayah nasional,
provinsi, kabupaten, dan kota.
11
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n = periode waktu proyeksi
r = rata-rata presentase pertumbuhan penduduk per tahun (%)
3) Metode Least Square
Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan
antara sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah
tahunnya dengan cara menarik garis linier antara datum tersebut dan
meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak
datum dengan garis yang dibuat.
Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = a + b.(n)
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
n = beda tahun yang dihitung terhadap tahun awal
a dan b konstanta, dengan persamaan:
P t t P t
2
a
N t - t
2 2
N P t t P
b
N t - t
2 2
Yi Ymean
n n
Y Ymean Y Yi
2 2 2
SD i 1
dan r i 1
n
i 1
Y Ymean
n 2
i 1
12
Dimana:
SD = standar deviasi
r = koefisien korelasi
Y = jumlah penduduk pada satu tahun tertentu (jiwa)
Ymean = rata-rata dari jumlah penduduk pada satu periode waktu
tertentu (jiwa)
Yi = hasil perhitungan jumlah penduduk pada satu tahun
tertentu dengan metode aritmatik, geometri atau least
square
13
Menurut Triatmojo (1995), untuk pipa bercabang berdasarkan
persamaan kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama
dengan debit yang meninggalkan titik tersebut, yang secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut
Q1 = Q2 + Q3 atau,
A1 x V1 = A2 x V2 = A3 x V3
2) Persamaan Bernoulli
Menurut Bernoulli, jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan, dan tinggi
kecepatan pada setiap titik pada aliran air selalu konstan. Persamaan
Bernoulli dapat dipandang sebagai persamaan kekekalan energi, mengingat z
= energi potensial cair tiap satuan berat.
𝑚. 𝑔. 𝑧
≈𝑧
𝑚. 𝑔
𝑝
≈ Tenaga potensial zat cair
𝑦
𝑝. 𝑣 𝑚. 𝑔 𝐹
≈𝑝 ≈
𝑚. 𝑔 𝛾 𝑦
𝑣2
= 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘
2𝑔
1 2
2 𝑚. 𝑣 ≈ 𝑣
2
𝑚. 𝑔 2𝑔
Dengan neraca massa energi yang masuk sama dengan yang keluar
energi di A = energi di B sehingga
14
𝑝 𝑣2
𝐻=𝑧+ +
𝛾 2𝑔
𝑝1 𝑣 2 𝑝1 𝑣 2
𝑧1 + + + ℎ𝑓 = 𝑧1 + + + ℎ𝑓
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
15
- Tekanan Air dan Kecepatan Aliran
Jika tekanan air berkurang, akan menyebabkan kesulitan dalam
pemakaian air. Sedangkan tekanan air yang berlebih dapat menimbulkan rasa
sakit karena terkena pancaran air, merusak peralatan plumbing, dan
menambah kemungkinan timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang
baik pada suatu daerah bergantung pada persyaratan pemakai atau alat yang
harus dilayani. Secara umum, dapat dikatakan besarnya tekanan standar
adalah 1,0 kg/cm2, sedangkan tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0-
5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan 2,5-3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan.
Di samping itu beberapa macam peralatan plumbing tidak dapat berfungsi
dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari batas minimum.
Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan menambah
kemungkinan timbulnya pukulan air, menimbulkan suara berisik dan kadang
menyebabkan ausnya permukaan dalam pipa. Biasanya digunakan standar
kecepatan antara 0,6-1,2 m/dt, dan batas maksimumnya adalah 1,5-2,0 m/dt.
Di lain pihak, kecepatan yang terlalu rendah ternyata dapat menimbulkan efek
korosi, pengendapan kotoran yang mempengaruhi kualitas air (Morimura et
al., 1999).
- Kehilangan Tekanan
Macam kehilangan tekanan adalah:
Major losses, terjadi akibat gesekan air dengan dinding pipa.
Menurut Atang, (1983), besarnya kehilangan tekanan karena
gesekan dapat ditentukan dengan formula umum dari Darcy,
yaitu:
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓𝑥 .
𝐷 2𝑔
Dimana koefisien tahanan aliran f merupakan fungsi
dari bilangan Reynolds dan kekasaran relative dari pipa.
𝑣.𝑑
Bilangan Reynolds dapat dihitung dengan formula: 𝑅𝑒 = 𝑣
16
kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan tersebut
biasanya kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa
pendek kehilangan tenaga sekunder harus diperhitungkan.
Apabila kehilangan tenaga sekunder kurang dari 5% dari
kehilangan tenaga akibat gesekan maka kehilangan tenaga
tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan tenaga
sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat
mendadak tapi berangsur-angsur. Persamaan minor losses:
𝑉2
ℎ𝑒 = 𝑘
2𝑔
- Analisis Aliran Pipa
Headloss dalam pipa air dapat dihitung melalui persamaan Darcy-
Weisbach (Triatmodjo, 1995)
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓𝑥 .
𝐷 2𝑔
Dimana : Hf = headloss (m)
f = koefisien kekasaran pipa
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Persamaan Darcy dapat ditransformasikan dengan persamaan Chezy
adalah (Triatmodjo, 1995)
2𝑔𝐷
𝑣2 = ℎ𝑓
𝑓𝐿
ℎ𝑓
= 𝑆 (kemiringan garis energy atau kemiringan hidrolisis)
𝑙
Sehingga 𝑣 = 𝐶√𝑅𝑆
17
Dalam persamaan Chezy nilai C harus diketahui. Manning dan
Strickler dibangun dengan persamaan Chezy. Sehingga persamaan secara
praktis adalah:
1 1⁄ 1 1 1 1⁄
𝑣 = 𝑛𝑅 6 . 𝑅 ⁄2 . 𝑆 ⁄2 (di mana 𝐶 𝑛 𝑅 6)
1 2⁄ 1⁄
𝑣= 𝑅 3𝑆 2
𝑛
Dimana n = koefisien kekasaran (Manning)
2.5.2. Aplikasi WaterNet
WaterNet merupakan suatu program yang dirancang untuk melakukan
simulasi aliran air atau fluida lainya (bukan gas) dalam pipa baik dengan
sistem jaringan tertutup (loop), sistem jaringan terbuka (bercabang) maupun
sistem jaringan campuran antara loop dan percabangan. Langkah-langkah
penggunaan program WaterNet adalah sebagai berikut:
1) Untuk memulai program waternet, klik Start → Program File →
Waternet. Setelah klik Program Waternet, tampilan pertama yang muncul
adalah jendela pilihan apakah akan membuka File Baru (New File) atau
membuka file yang telah ada (Open File).
2) Disaat klik New File akan muncul jendela persiapan Data Default. Isikan
Nama Proyek dan Nama Perencana sesuai dengan kehendak pengguna.
Pada Jendela Default pilih cara penggambaran pipa misalnya skematis
sehingga panjang pipa dalam gambar tidak harus sesuai dengan panjang
pipa yang dikenali Waternet. Jika skala skalatis, maka panjang gambar
pipa merupakan panjang pipa yang akan dikenali oleh Waternet secara
skalatis. Setelah diisi semua data yang diperlukan klik OK.
3) Apabila datum yang diisi hendak diubah, jendela default dapat
ditampilkan kembali dengan mengklik Tombol Default.
4) Untuk mengubah nilai default pipa, node, pompa sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya gunakan Tombol Editing untuk memunculkan jendela
editing masing-masing komponen.
5) Setelah isian pada default selesai akan muncul Jendela Paper. Isikan
pilihan paper Letter dengan layout Lansccape kemudian klik Apply and
Exit untuk keluar dan siap menggambar jaringan.
18
6) Klik tombol pipa dan bawa cursor ke jendela grafis maka cursor akan
berbentuk pensil, siap menggambar pipa. Tekan mouse sebelah kiri dan
drag (tarik dengan tetap menekan mouse) untuk menggambar pipa
dengan panjang sesuai keinginan. Lepaskan mouse dan sebuah pipa akan
tergambar di layar. Gambar kembali pipa-pipa lain dengan mengingat
bahwa pipa-pipa tersebut pada akhirnya harus membentuk jaringan, yaitu
ada kaitan antara satu pipa dengan pipa lain sehingga air dapat mengalir
dari pipa satu ke pipa lain.
7) Jaringan sederhana telah siap disimulasi (di Run). Klik tombol GO dan
akan muncul jendela informasi variabel yang digunakan dalam simulasi
secara singkat. Klik Go pada jendela variabel, hasil running dilaporkan
secara singkat dengan jendela Report.
8) Hasil running dilaporkan secara singkat dengan jendela Report. Pada
sebelah kanan atas ada lingkaran berwarna hijau yang menunjukkan
bahwa simulasi sukses dan jaringan tidak mempunyai masalah. Pada
jendela report ada tiga combo box yang jika jaringan mengalami
masalah pesan akan ditampilkan di dalamnya. Klik EXIT dan akan
muncul jaringan yang telah dilengkapi dengan arah aliran. Jika hasil
simulasi bertulisakan stop or aborted berarti harus dilakukan simulasi
ulang, program ini akan menunjukan kejanggalan yang akan muncul
akibat perhitungan yang kurang tepat (lihat kotak yang dilingkar
merah).
19
BAB III
ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN PENUNJANG
20
2012 7524
2013 8025 501 6.7
2014 8428 403 5.0
2015 8778 350 4.2
2016 9078 300 3.4
Jumlah 1554 19.3
Rata-Rata 389 4.8
21
r = rata-rata presentase pertumbuhan penduduk per tahun (%)
Diketahui:
Pn = P16 = 9078 jiwa
r = 4,8% = 0,048
Maka:
P12 = 9078 / (1 + 0,048)4 = 7526 jiwa
P13 = 9078 / (1 + 0,048)3 = 7887 jiwa
P14 = 9078 / (1 + 0,048)2 = 8266 jiwa
P15 = 9078 / (1 + 0,048)1 = 8663 jiwa
P16 = 9078 / (1 + 0,048)0 = 9078 jiwa
3) Metode Least Square
Pn = a + b.(n)
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
n = beda tahun yang dihitung terhadap tahun awal
a dan b konstanta, dengan persamaan:
P t t P t
2
a
N t - t
2 2
N P t t P
b
N t - t
2 2
22
Didapatkan nilai a dan b yaitu:
a
4183355 15129360 7208.3
5 55 - 15
2
5 129360 1541833
b 386.1
5 55 - 15
2
Yi Ymean
n n
Y Ymean Y Yi
2 2 2
SD i 1
dan r i 1
n
i 1
n
Y Ymean
2
i 1
Dimana:
SD = standar deviasi
r = koefisien korelasi
Y = jumlah penduduk pada satu tahun tertentu (jiwa)
Ymean = rata-rata dari jumlah penduduk pada satu periode waktu
tertentu (jiwa)
Yi = hasil perhitungan jumlah penduduk pada satu tahun
tertentu dengan metode aritmatik, geometri atau least square
23
Tabel 3. 4 Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa A,
Desa B, Desa C dan Desa D dengan Metode Aritmatik
Jumlah Hasil
Tahun (Yi-
Tahun Penduduk perhitungan (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
ke (X) Ymean)2
(Y) Aritmatik (Yi)
2012 1 7524 7524 709975 709975 0
2013 2 8025 7913 206207 116691 12656
2014 3 8428 8301 4303 3770 16129
2015 4 8778 8690 104264 169250 7832
2016 5 9078 9078 506090 506090 0
Jumlah 41833 41505 1530839 1505775 36618
Koefisien Korelasi
Ymean 8367 Standar Deviasi 553 0.9878
(r)
Tabel 3. 5 Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa A, Desa
B, Desa C dan Desa D dengan Metode Geometri
Tahun Jumlah Hasil perhitungan (Yi-
Tahun (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
ke (X) Penduduk (Y) Geometri (Yi) Ymean)2
2012 1 7524 7526 707167 709975 3
2012 2 8025 7887 230112 116691 19072
2013 3 8428 8265 10227 3770 26416
2014 4 8778 8662 87387 169250 13406
2015 5 9078 9078 506090 506090 0
Jumlah 41833 41418 1540983 1505775 58897
Koefisien
Ymean 8367 Standar Deviasi 555 0.9802
Korelasi (r)
Tabel 3. 6 Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa A, Desa
B, Desa C dan Desa D dengan Metode Least Square
Tahun Jumlah Hasil perhitungan Least (Yi-
Tahun (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
ke (X) Penduduk (Y) Square (Yi) Ymean)2
2015 1 7524 7208 1341659 709975 99666
2016 2 8025 7594 596293 116691 185416
2017 3 8428 7981 149073 3770 200256
2018 4 8778 8367 0 169250 169250
2019 5 9078 8753 149073 506090 105820
Jumlah 41833 39903 2236098 1505775 760409
Koefisien
Ymean 8367 Standar Deviasi 669 0.7036
Korelasi (r)
24
proyeksi penduduk yang akan digunakan didasarkan pada nilai standar
deviasi yang paling kecil dan nilai koefisien korelasi yang paling mendekati
satu. Dalam hal ini metode aritmatik menghasilkan standar deviasi paling
kecil yaitu 553 dan koefisien korelasi yang paling mendekati satu yaitu
0,9878. Jadi proyeksi penduduk Desa A, Desa B, Desa C dan Desa D
menggunakan metode aritmatik.
25
P14 = 7101 - 371.(2) = 6360 jiwa
P15 = 7101 - 371.(1) = 6730 jiwa
P16 = 7101 - 371.(0) = 7101 jiwa
2) Metode Geometri
Pn = Po (1 + r)n
Po = Pn / (1 + r)n
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n = periode waktu proyeksi
r = rata-rata presentase pertumbuhan penduduk per tahun (%)
Diketahui:
Pn = P16 = 7101 jiwa
r = 6% = 0,06
Maka:
P10 = 7101 / (1 + 0,06)4 = 5616 jiwa
P11 = 7101 / (1 + 0,06)3 = 5955 jiwa
P12 = 7101 / (1 + 0,06)2 = 6315 jiwa
P13 = 7101 / (1 + 0,06)1 = 6696 jiwa
P14 = 7101 / (1 + 0,06)0 = 7101 jiwa
3) Metode Least Square
Pn = a + b.(n)
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
n = beda tahun yang dihitung terhadap tahun awal
a dan b konstanta, dengan persamaan:
P t t P t
2
a
N t - t
2 2
N P t t P
b
N t - t
2 2
26
Tabel 3. 8 Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Desa E, Desa F dan Desa G
Tahun ke Jumlah Penduduk
Tahun P.t t2
(t) (Jiwa) (P)
2012 1 5618 5618 1
2013 2 5918 11836 4
2014 3 6431 19293 9
2015 4 6761 27044 16
2016 5 7101 35505 25
Jumlah 15 31829 99296 55
Rata-Rata 3 6366 19859.2 11
a
3182955 1599296 5223.1
5 55 - 15
2
5 99296 1531829
b 380.9
5 55 - 15
2
Y Ymean Y Yi
2 2
n
Yi Ymean r i 1 i 1
2
n
SD i 1
Y Ymean
2
n dan i 1
Dimana:
SD = standar deviasi
27
r = koefisien korelasi
Y = jumlah penduduk pada satu tahun tertentu (jiwa)
Ymean = rata-rata dari jumlah penduduk pada satu periode waktu
tertentu (jiwa)
Yi = hasil perhitungan jumlah penduduk pada satu tahun
tertentu dengan metode aritmatik, geometri atau least square
Tabel 3. 9 Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa E, Desa F dan Desa G Metode Aritmatik
Tahun Jumlah Hasil perhitungan (Yi- (Y-
Tahun (Y-Ymean)2
ke (X) Penduduk (Y) Aritmatik (Yi) Ymean)2 Yi)2
2012 1 5618 5618 559205 559205 0
2013 2 5918 5989 142167 200525 5006
2014 3 6431 6360 40 4251 5112
2015 4 6761 6730 132824 156183 946
2016 5 7101 7101 540519 540519 0
Jumlah 31829 31798 1374754 1460683 11063
Koefisien
Ymean 6366 Standar Deviasi 524 0.9962
Korelasi (r)
28
Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk Desa E, Desa F dan desa
G dengan menggunakan metode aritmatik, metode geometri, dan metode
least square didapatkan nilai standar deviasi masing-masing metode sebesar
524, 526 dan 660. Sedangkan untuk nilai koefisien korelasi (r) masing-
masing metode adalah 0,9962, 0,9935, dan 0,7047. Pemilihan metode
proyeksi penduduk yang akan digunakan didasarkan pada nilai standar
deviasi yang paling kecil dan nilai koefisien korelasi yang paling mendekati
satu. Dalam hal ini metode aritmatik menghasilkan standar deviasi paling
kecil yaitu 524 dan koefisien korelasi yang paling mendekati satu yaitu
0,9962. Sehingga dipilih koefisien korelasi sebagai acuan dan proyeksi
penduduk Desa E, Desa F dan Desa G menggunakan metode aritmatik.
3.1.3. Proyeksi Jumlah Penduduk 20 Tahun Kedepan
Desa A
Tabel 3. 12 Data Proyeksi Penduduk Desa A
Pertumbuhan Penduduk
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jiwa Persen (%)
2012 2006
2013 2307 301 15.0
2014 2557 250 10.8
2015 2757 200 7.8
2016 2907 150 5.4
Jumlah 901 39.1
Rata-Rata 225 9.8
29
2014 1757 51 3.0
2015 1807 50 2.8
2016 1857 50 2.8
Jumlah 251 14.8
Rata-Rata 63 3.7
30
Rata-Rata 63 2.9
31
Pn = Po + Ka.(n)
Po = P2016 = 2387 jiwa
Ka = 95 jiwa
Perhitungan selanjutnya dilanjutkan dalam tabel 3.19 s.d tabel 3.22.
Desa G
Tabel 3. 18 Data Proyeksi Penduduk Desa G
Pertumbuhan Penduduk
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jiwa Persen (%)
2012 1906
2013 2006 100 5.2
2014 2207 201 10.0
2015 2327 120 5.4
2016 2457 130 5.6
Jumlah 551 26.3
Rata-Rata 138 6.6
32
Desa A 4259 4484 4709 4934 5160
Desa B 2234 2296 2359 2422 2485
Desa C 2184 2221 2259 2297 2335
Desa D 2734 2796 2859 2922 2985
Desa E 3084 3221 3359 3497 3635
Desa F 2959 3054 3149 3244 3340
Desa G 3284 3421 3559 3697 3835
33
SR l/o/h 120 120 120 120 120
HU l/o/h 60 60 60 60 60
5 Perbandingan SR : HU 100:0 100:0 100:0 100:0 100:1
Jumlah Kebutuhan Air
6 l/hari 209304 314594 433398 603432 800496
untuk SR
Jumlah Kebutuhan Air
7 l/hari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
untuk HU
Total Kebutuhan Air
8 l/hari 209304 314594 433398 603432 800496
untuk Domestik
Presentase Kebutuhan
9 % 20 20 20 20 20
Non Domestik
Total Kebutuhan Air
10 l/hari 41860.80 62918.70 86679.60 120686.40 160099.20
untuk Non Domestik
Total Kebutuhan Air
11 Domestik + Non l/hari 251164.80 377512.20 520077.60 724118.40 960595.20
Domestik
atau l/detik 2.91 4.37 6.02 8.38 11.12
12 Tingkat Kebocoran % 20 20 20 20 20
13 Jumlah Kebocoran l/detik 0.58 0.87 1.20 1.68 2.22
Kebutuhan Air Rata-
14 l/detik 3.49 5.24 7.22 10.06 13.34
Rata
15 Faktor Hari Maksimum 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Kapasitas Hari
16 l/detik 4.19 6.29 8.67 12.07 16.01
Maksimum
17 Faktor Jam Puncak 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
18 Kapasitas Jam Puncak l/detik 6.98 10.49 14.45 20.11 26.68
34
Total Kebutuhan Air
10 l/hari 26740.80 33863.70 41739.60 53726.40 67219.20
untuk Non Domestik
Total Kebutuhan Air
11 Domestik + Non l/hari 160444.80 203182.20 250437.60 322358.40 403315.20
Domestik
atau l/detik 1.86 2.35 2.90 3.73 4.67
12 Tingkat Kebocoran % 20 20 20 20 20
13 Jumlah Kebocoran l/detik 0.37 0.47 0.58 0.75 0.93
Kebutuhan Air Rata-
14 l/detik 2.23 2.82 3.48 4.48 5.60
Rata
15 Faktor Hari Maksimum 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Kapasitas Hari
16 l/detik 2.67 3.39 4.17 5.37 6.72
Maksimum
17 Faktor Jam Puncak 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
18 Kapasitas Jam Puncak l/detik 4.46 5.64 6.96 8.95 11.20
35
Kapasitas Hari
16 l/detik 2.82 3.35 3.92 4.84 5.86
Maksimum
17 Faktor Jam Puncak 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
18 Kapasitas Jam Puncak l/detik 4.70 5.58 6.54 8.07 9.76
36
2 Tingkat Pelayanan % 60 65 70 80 90
Jumlah Penduduk
3 Jiwa 1354.20 1914.74 2544.15 3458.60 4510.80
terlayani 2016
Tingkat Konsumsi
4
Pelayanan Domestik
SR l/o/h 120 120 120 120 120
HU l/o/h 60 60 60 60 60
5 Perbandingan SR : HU 100:0 100:0 100:0 100:0 100:0
Jumlah Kebutuhan Air
6 l/hari 162504 229769 305298 415032 541296
untuk SR
Jumlah Kebutuhan Air
7 l/hari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
untuk HU
Total Kebutuhan Air
8 l/hari 162504 229769 305298 415032 541296
untuk Domestik
Presentase Kebutuhan
9 % 20 20 20 20 20
Non Domestik
Total Kebutuhan Air
10 l/hari 32500.80 45953.70 61059.60 83006.40 108259.20
untuk Non Domestik
Total Kebutuhan Air
11 Domestik + Non l/hari 195004.80 275722.20 366357.60 498038.40 649555.20
Domestik
atau l/detik 2.26 3.19 4.24 5.76 7.52
12 Tingkat Kebocoran % 20 20 20 20 20
13 Jumlah Kebocoran l/detik 0.45 0.64 0.85 1.15 1.50
Kebutuhan Air Rata-
14 l/detik 2.71 3.83 5.09 6.92 9.02
Rata
15 Faktor Hari Maksimum 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Kapasitas Hari
16 l/detik 3.25 4.60 6.11 8.30 10.83
Maksimum
17 Faktor Jam Puncak 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
18 Kapasitas Jam Puncak l/detik 5.42 7.66 10.18 13.83 18.04
37
Jumlah Kebutuhan Air
7 l/hari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
untuk HU
Total Kebutuhan Air
8 l/hari 171864 223334 280518 366312 463536
untuk Domestik
Presentase Kebutuhan
9 % 20 20 20 20 20
Non Domestik
Total Kebutuhan Air
10 l/hari 34372.80 44666.70 56103.60 73262.40 92707.20
untuk Non Domestik
Total Kebutuhan Air
11 Domestik + Non l/hari 206236.80 268000.20 336621.60 439574.40 556243.20
Domestik
atau l/detik 2.39 3.10 3.90 5.09 6.44
12 Tingkat Kebocoran % 20 20 20 20 20
13 Jumlah Kebocoran l/detik 0.48 0.62 0.78 1.02 1.29
Kebutuhan Air Rata-
14 l/detik 2.86 3.72 4.68 6.11 7.73
Rata
15 Faktor Hari Maksimum 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Kapasitas Hari
16 l/detik 3.44 4.47 5.61 7.33 9.27
Maksimum
17 Faktor Jam Puncak 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
18 Kapasitas Jam Puncak l/detik 5.73 7.44 9.35 12.21 15.45
38
atau l/detik 2.46 3.41 4.47 6.03 7.82
12 Tingkat Kebocoran % 20 20 20 20 20
13 Jumlah Kebocoran l/detik 0.49 0.68 0.89 1.21 1.56
Kebutuhan Air Rata-
14 l/detik 2.95 4.09 5.37 7.24 9.38
Rata
15 Faktor Hari Maksimum 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Kapasitas Hari
16 l/detik 3.54 4.91 6.44 8.68 11.26
Maksimum
17 Faktor Jam Puncak 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
18 Kapasitas Jam Puncak l/detik 5.90 8.18 10.74 14.47 18.76
39
dimana : A = luas dasar reservoir (m2)
V = volume rencana reservoir (m3)
h = tinggi reservoir (m)
1) Perhitungan dimensi reservoir I yang meliputi Desa A, Desa B, Desa C dan
Desa D
40
Penempatan BPT pertama diletakkan pada elevasi +335 (0+800)
Penempatan BPT kedua diletakkan pada elevasi +235 (4+200)
Perhitungan dimensi Bak Pelepas Tekan
Volume BPT = 8 m3
Maka:
V 8
A 4 m2
h 2
dengan P = L = 2 meter
41
Pemasangan gate valve III pada STA 4+200
Pemasangan gate valve IV pada STA 8+200
Pemasangan gate valve V pada STA 4+700
Pemasangan gate valve VI pada STA 10+800
3.4.3. Pompa
1) Kapasitas Pompa
Volume reservoar transmisi = 1100 m3/hari
Untuk memenuhi reservoar waktu yang diperlukan tidak boleh
lebih dari 8 jam maka kapasitas pompa yang harus disediakan
adalah
1100
Kapasitas pompa = (5 𝑥 3600) = 0,0611 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
= 62 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2) Head Pompa
1,85
Q
Hf = 2, 63
L
( 0, 2785 C HW D )
1,85
0,0611
Hf = 2 , 63
1000
( 0, 2785 120 0,60 )
Hf = 0,1860 meter
Head pompa = beda elevasi + Hf
= 45 + 0,1860
= 45,1860 m
42
BAB IV
ANALISIS HIDRAULIKA PADA JARINGAN PIPA
43
Gambar 4. 1 Skema Jaringan Perpipaan pada Pedesaan Tipe I
D = 0,1752 meter
44
Estimasi diemater pipa untuk tipe I selanjutnya akan disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Perhitungan Estimasi Diameter Pipa
Kec Pengaliran (V)
Elevasi (m) Beda Perbedaan Koefisien Diameter Dalam (D) m Luas (A) m2
Panjang Debit (Q) m/dt
No Segmen Tinggi Tekanan Hazen- Slope
Sta Sta (m) (m3/dt)
(m) (P) William (C) Hitung Use Hitung Use Hitung Use
0 0+1
1 SMA - 0+00 330 375 45.00 1800 45 0.068 120 0.0250 2.115 0.2397 0.2020 0.60 0.032 0.283
2 0+00 - BPT 1 375 335 40.00 800 40 0.068 120 0.0500 2.811 0.2397 0.1752 0.60 0.024 0.283
3 BPT 1 - 1+500 335 291 44.00 700 44 0.068 120 0.0629 3.088 0.2397 0.1672 0.60 0.022 0.283
4 1+500 - 2+800 291 290 1.00 1300 1 0.068 120 0.0008 0.507 0.2397 0.4127 0.60 0.134 0.283
5 2+800 - 3+500 290 259 31.00 700 31 0.068 120 0.0443 2.674 0.3452 0.1796 0.50 0.025 0.196
6 3+500 - BPT 2 259 235 24.00 700 24 0.068 120 0.0343 2.408 0.3452 0.1893 0.50 0.028 0.196
7 BPT 2 - 4+700 235 207 28.00 500 28 0.068 120 0.0560 2.945 0.5394 0.1712 0.40 0.023 0.126
8 4+700 - Reservoar 1 207 205 2.00 1800 2 0.036 120 0.0011 0.508 0.5151 0.3022 0.30 0.072 0.071
Reservoar 1 - 8+200 205 172 33.00 1700 33 0.036 120 0.0194 1.642 0.5151 0.1680 0.30 0.022 0.071
8+200 - P1 172 154 18.00 800 18 0.016 120 0.0225 1.433 0.5099 0.1193 0.20 0.011 0.031
P1 - P2 154 125 29.00 2200 29 0.007 120 0.0132 0.934 0.2141 0.0957 0.20 0.007 0.031
P2 - P3 125 122 3.00 1200 3 0.006 120 0.0025 0.457 0.1866 0.1278 0.20 0.013 0.031
8+200 - P4 172 131 41.00 1800 41 0.008 120 0.0228 1.212 0.2485 0.0906 0.20 0.006 0.031
P4 - P3 131 122 9.00 1500 9 0.006 120 0.0060 0.654 0.1866 0.1068 0.20 0.009 0.031
9 4+700 - Reservoar 2 207 195 12.00 4100 12 0.031 120 0.0029 0.729 0.4438 0.2341 0.30 0.043 0.071
Reservoar 2 - 10+800 195 165 30.00 2000 30 0.031 120 0.0150 1.425 0.4438 0.1674 0.30 0.022 0.071
10+800 - P5 165 142 23.00 1500 23 0.011 120 0.0153 1.114 0.3448 0.1112 0.20 0.010 0.031
P5 - P6 142 127 15.00 2300 15 0.009 120 0.0065 0.756 0.2952 0.1250 0.20 0.012 0.031
10+800 - P6 165 127 38.00 2200 38 0.009 120 0.0173 1.127 0.2952 0.1023 0.20 0.008 0.031
45
4.2. Kehilangan Energi
dengan :
hf = kehilangan energi atau tekanan ( mayor atau utama ) ( m )
𝑄 = debit air dalam pipa ( m3/s )
𝑓 = koefisien gesek ( Darcy Weisbach )
L = panjang pipa ( m )
D = diameter pipa ( m )
g = percepatan gravitasi bumi ( m/s2 )
2) Persamaan Hazen Wiliams
Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54
Dimana :
Q = debit aliran (m3/detik)
46
C = Koefisien kekasaran Hazen Williams, diambil nilai C = 120
untuk jenis pipa Galvanized Iron
D = Diameter pipa (m)
S = Slope pipa = beda tinggi/panjang pipa (m/m)
Kehilangan Energi Mayor (Hf) Sebelum BPT 1
1,85
Q
Hf =
2, 63
L
(0,2785 C HW D )
1,85
0,068
Hf =
2 , 63
1000
(0,2785 120 0,60 )
Hf = 0,1001 meter
Perhitungan kehilangan energi mayor untuk type I selanjutnya akan
disajikan dalam Tabel 4.3
47
Tabel 4. 3 Perhitungan Kehilangan Energi Utama/Mayor (Hf)
Koefisien Kec Pengaliran Diameter Kehil.
Elevasi (m) Beda Perbedaan Debit Luas (A) m2
Panjang Hazen- (V) m/dt Dalam (D) m Energi
No Segmen Tinggi Tekanan (Q) Slope Sf
(m) William Mayor
(m) (P) (m3/dt)
Sta 0 Sta 0+1 (C) Hitung Use Hitung Use Hitung Use (Hf)
1 SMA - 0+00 330 375 45.00 1800 45 0.068 120 0.0250 2.115 0.2397 0.2020 0.60 0.032 0.283 0.0001 0.2251
2 0+00 - BPT 1 375 335 40.00 800 40 0.068 120 0.0500 2.811 0.2397 0.1752 0.60 0.024 0.283 0.0001 0.1001
3 BPT 1 - 1+500 335 291 44.00 700 44 0.068 120 0.0629 3.088 0.2397 0.1672 0.60 0.022 0.283 0.0001 0.0875
4 1+500 - 2+800 291 290 1.00 1300 1 0.068 120 0.0008 0.507 0.2397 0.4127 0.60 0.134 0.283 0.0001 0.1626
5 2+800 - 3+500 290 259 31.00 700 31 0.068 120 0.0443 2.674 0.3452 0.1796 0.50 0.025 0.196 0.0003 0.2126
6 3+500 - BPT 2 259 235 24.00 700 24 0.068 120 0.0343 2.408 0.3452 0.1893 0.50 0.028 0.196 0.0003 0.2126
7 BPT 2 - 4+700 235 207 28.00 500 28 0.068 120 0.0560 2.945 0.5394 0.1712 0.40 0.023 0.126 0.0009 0.4496
8 4+700 - Reservoar 1 207 205 2.00 1800 2 0.036 120 0.0011 0.508 0.5151 0.3022 0.30 0.072 0.071 0.0012 2.0786
Reservoar 1 - 8+200 205 172 33.00 1700 33 0.036 120 0.0194 1.642 0.5151 0.1680 0.30 0.022 0.071 0.0012 1.9632
8+200 - P1 172 154 18.00 800 18 0.016 120 0.0225 1.433 0.5099 0.1193 0.20 0.011 0.031 0.0018 1.4542
P1 - P2 154 125 29.00 2200 29 0.007 120 0.0132 0.934 0.2141 0.0957 0.20 0.007 0.031 0.0004 0.8030
P2 - P3 125 122 3.00 1200 3 0.006 120 0.0025 0.457 0.1866 0.1278 0.20 0.013 0.031 0.0003 0.3396
8+200 - P4 172 131 41.00 1800 41 0.008 120 0.0228 1.212 0.2485 0.0906 0.20 0.006 0.031 0.0005 0.8655
P4 - P3 131 122 9.00 1500 9 0.006 120 0.0060 0.654 0.1866 0.1068 0.20 0.009 0.031 0.0003 0.4245
9 4+700 - Reservoar 2 207 195 12.00 4100 12 0.031 120 0.0029 0.729 0.4438 0.2341 0.30 0.043 0.071 0.0009 3.5941
Reservoar 2 - 10+800 195 165 30.00 2000 30 0.031 120 0.0150 1.425 0.4438 0.1674 0.30 0.022 0.071 0.0009 1.7532
10+800 - P5 165 142 23.00 1500 23 0.011 120 0.0153 1.114 0.3448 0.1112 0.20 0.010 0.031 0.0009 1.3221
P5 - P6 142 127 15.00 2300 15 0.009 120 0.0065 0.756 0.2952 0.1250 0.20 0.012 0.031 0.0007 1.5216
10+800 - P6 165 127 38.00 2200 38 0.009 120 0.0173 1.127 0.2952 0.1023 0.20 0.008 0.031 0.0007 1.4555
48
4.2.2. Kehilangan Energi Sekunder/Minor (Hm)
Walaupun disebut minor, kehilangan di bagian pipa yang memiliki
sambungan dan belokan mungkin saja jauh lebih besar dibandingkan dengan
kehilangan energi akibat gesekan dengan pipa.
Kehilangan energi minor dalam bahasan matematika ditulis sebagai berikut :
Q2 v2
Hm = k atau Hm = k
2 A2 g 2g
dengan :
k = koefisien kehilangan energi minor
V = kecepatan aliran
Koefisien tergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup
dan sebagainya. Harga k ini (selain katup) biasanya berkisar antara 0 sampai
dengan 1.
Kehilangan Energi Minor (Hm) Sebelum BPT 1
v2
Hm = k
2g
0,2397 2
Hm ((0 1,5) (10 0,4) (3 0,3) (0 0,9) (1 0,9) (0 0,15))
2 9,81
Hm = 0,0169 meter
Perhitungan kehilangan energi minor untuk type I selanjutnya akan
disajikan dalam Tabel 4.4.
49
Tabel 4. 4 Perhitungan Kehilangan Energi Sekunder/Minor (Hm)
Jumlah (Unit) ACC
Bend Bend Bend Wash Gate Kecepatan (V) Hm
No Segmen Air Valve
90 45 22,5 Out Valve
1.5 0.4 0.3 0.9 0.9 0.15 (m/dt) (m)
1 SMA - 0+00 3 4 1 0 2 0 0.2397 0.0240
2 0+00 - BPT 1 2 15 0 0 1 0 0.2397 0.0290
3 BPT 1 - 1+500 1 2 7 0 1 0 0.2397 0.0155
4 1+500 - 2+800 1 6 0 1 2 1 0.3452 0.0410
5 2+800 - 3+500 0 2 5 0 2 0 0.3452 0.0249
6 3+500 - BPT 2 2 0 0 0 1 0 0.3452 0.0237
7 BPT 2 - 4+700 1 2 6 0 1 0 0.3452 0.0304
8 4+700 - Reservoar 1 2 0 0 0 2 1 0.2897 0.0212
Reservoar 1 - 8+200 5 0 1 0 2 0 0.2897 0.0411
8+200 - P1 5 3 2 0 0 1 0.9064 0.3957
P1 - P2 2 0 0 0 0 1 0.3806 0.0233
P2 - P3 0 1 4 0 0 0 0.3317 0.0090
8+200 - P4 1 0 2 0 0 0 0.4417 0.0209
P4 - P3 0 0 4 0 0 0 0.3317 0.0067
9 4+700 - Reservoar 2 1 0 2 0 5 1 0.6391 0.1405
Reservoar 2 -
2 0 0 0 3 0 0.6391 0.1187
10+800
10+800 - P5 0 0 4 0 0 0 0.6129 0.0230
P5 - P6 1 0 2 0 0 0 0.5249 0.0295
10+800 - P6 0 2 0 0 0 0 0.5249 0.0112
50
4.3. Profil Hidraulis
51
Tabel 4. 5 Perhitungan Sisa Tekanan
Elevasi Koefisien Kehil. Kehil. Kualitas Pipa
Beda Perbedaan Tinggi Sisa
(m) Panjang Debit Hazen- Energi Energi (Bar)
No Segmen Tinggi Tekanan Slope Diameter Sf Tekanan Tekanan
Sta Sta (m) (Q) William Mayor Minor
(m) (P) (m) (mka)
0 0+1 (m3/dt) (C) (Hf) (Hm) Hitung Use
1 SMA - 0+00 330 375 45 1800 45 0.068 120 0.0250 0.60 0.0001 0.2251 0.02402 45 44.7509 5.3701 6
2 0+00 - BPT 1 375 335 40 800 40 0.068 120 0.0500 0.60 0.0001 0.1001 0.02900 40 39.8710 4.7845 6
3 BPT 1 - 1+500 335 291 44 700 44 0.068 120 0.0629 0.60 0.0001 0.0875 0.01552 44 43.8969 5.2676 6
4 1+500 - 2+800 291 290 1 1300 1 0.068 120 0.0008 0.60 0.0003 0.1626 0.01977 1 0.8176 0.0981 6
5 2+800 - 3+500 290 259 31 700 31 0.068 120 0.0443 0.50 0.0003 0.2126 0.02490 31 30.7625 3.6915 4
6 3+500 - BPT 2 259 235 24 700 24 0.068 120 0.0343 0.50 0.0003 0.2126 0.02369 24 23.7638 2.8517 4
7 BPT 2 - 4+700 235 207 28 500 28 0.068 120 0.0560 0.40 0.0003 0.4496 0.07414 28 27.4762 3.2971 4
4+700 - -
0.30
8 Reservoar 1 207 205 2 1800 2 0.036 120 0.0011 0.0003 2.0786 0.06694 2 -0.1456 0.0175 4
Reservoar 1 -
0.30
8+200 205 172 33 1700 33 0.036 120 0.0194 0.0003 1.9632 0.12982 33 30.9070 3.7088 4
8+200 - P1 172 154 18 800 18 0.016 120 0.0225 0.20 0.0074 1.4542 0.12521 18 16.4205 1.9705 4
P1 - P2 154 125 29 2200 29 0.007 120 0.0132 0.20 0.0015 0.8030 0.00736 29 28.1896 3.3828 4
P2 - P3 125 122 3 1200 3 0.006 120 0.0025 0.20 0.0011 0.3396 0.00284 3 2.6576 0.3189 4
8+200 - P4 172 131 41 1800 41 0.008 120 0.0228 0.20 0.0019 0.8655 0.00661 41 40.1279 4.8153 4
P4 - P3 131 122 9 1500 9 0.006 120 0.0060 0.20 0.0011 0.4245 0.00213 9 8.5734 1.0288 4
4+700 -
0.30
9 Reservoar 2 207 195 12 4100 12 0.031 120 0.0029 0.0021 3.5941 0.06776 12 8.3381 1.0006 4
Reservoar 2 -
0.30
10+800 195 165 30 2000 30 0.031 120 0.0150 0.0021 1.7532 0.05722 30 28.1895 3.3827 4
10+800 - P5 165 142 23 1500 23 0.011 120 0.0153 0.20 0.0036 1.3221 0.00727 23 21.6706 2.6005 4
P5 - P6 142 127 15 2300 15 0.009 120 0.0065 0.20 0.0027 1.5216 0.00933 15 13.4690 1.6163 4
10+800 - P6 165 127 38 2200 38 0.009 120 0.0173 0.20 0.0027 1.4555 0.00355 38 36.5410 4.3849 4
52
BAB V
APLIKASI WATERNET
53
Gambar 5. 2 Pipe Notations
a) Data Umum
Viskositas cairan yang dialirkan : 0.000001
Persamaan friksi yang digunakan : Hazen Williams
Tipe aliran atau kebutuhan tiap node tetap
Digunakan kebutuhan rerata pada setiap Node
54
Gambar 5. 4 Data Node (Jam ke-48 pada aliran Constant)
Gambar 5. 5 Data Pipa dan Aliran (Jam terakhir pada aliran Constant)
b) Data Tangki
Reservoar Transmisi
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 366,7 m2
Elevasi Maksimum = 378 m
Elevasi Minimum = 375,5 m
55
Elevasi Simulasi = 377,5 m
Bak Pelepas Tekan I
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 4 m2
Elevasi Maksimum = 337 m
Elevasi Minimum = 335,5 m
Elevasi Simulasi = 336,5 m
Bak Pelepas Tekan II
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 4 m2
Elevasi Maksimum = 237 m
Elevasi Minimum = 235,5 m
Elevasi Simulasi = 236,5 m
Reservoar Distribusi I
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 200 m2
Elevasi Maksimum = 208 m
Elevasi Minimum = 205,5 m
Elevasi Simulasi = 207,5 m
Reservoar Distribusi II
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 166,7 m2
Elevasi Maksimum = 198 m
Elevasi Minimum = 195,5 m
Elevasi Simulasi = 197,5 m
c) Komentar
Komentar yang diberikan berikut ini didasarkan pada hitungan
hidraulika dan merupakan komentar umum. Pengguna dipersilakan
mencermati komentar tersebut, apakah jaringan perlu diperbaiki atau dikaji
ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
56
Komentar dibagi dalam kajian 1. Node, 2. Pipa, 3. Tangki, 4. Pompa,
dan kemungkinan hubungan diantaranya.
1) Komentar Umum
Aliran yang diuji adalah aliran rerata. Kecepatan pada aliran rerata
biasanya mencapai 0,5 kecepatan saat maksimum.
2) Komentar Node
Kebutuhan rerata maksimum seluruh node : kebutuhan rerata
minimum pada seluruh node = 2.73
Range kebutuhan ini biasa digunakan
Ada Node yang kebutuhan airnya tidak berfluktuasi. Chek kembali
kebutuhan ? Berikut adalah node dengan kebutuhan tetap.
Node 10 , Node 11 , Node 12 , Node 13 , Node 15 , Node 16 ,
Node 17
Seluruh kebutuhan pada node adalah rerata (tanpa fluktuasi sama
sekali) ini tidak lazim dalam sistem jaringan air minum dan tidak mungkin
ada. Usahakan mengisikan kebutuhan sesuai dengan fluktuasi terhadap
waktu.
Tekanan maximum pada node lebih dari 70 meter (misal node 12 ).
Gunakan pipa yang benar-benar sesuai (kuat) agar tidak pecah.
3) Komentar Pipa
Ada 19 pipa merupakan pipa lurus.
Diantara pipa lurus yang ada, sejumlah 19 pipa belum diberi
koefisien kehilangan energi sekunder
Sebagian atau semua koefisien kehilangan energi sekunder pada
pipa mungkin terlalu kecil. Seyogyanya koefisien kehilangan energi
sekunder minimum yang dimasukkan = 1.0
Perbaiki data pipa
Beberapa pipa terlalu besar. Berikut adalah pipa-pipa tersebut.
Kadang memang diperlukan pipa yang agak besar untuk menghemat
energi
Pipa 10 , Pipa 11 , Pipa 12 , Pipa 17 ,
57
Beberapa pipa terlalu kecil. Berikut adalah pipa-pipa tersebut.
Selama energi masih dipenuhi, tak ada masalah dengan pipa kecil
Pipa 1 , Pipa 2 , Pipa 3 , Pipa 4 , Pipa 5 ,
Sebagian koefisien kekasaran anda mirip dengan pipa GI
(Galvanized Iron)atau pipa beton atau pipa kayu yang baru, benarkah
demikian maksud anda?
Jika benar, pakailah koefisien kekasaran yang lebih besar dengan
mengakomodasi kekasaran setelah 20 tahun pemakaian.
4) Komentar Tangki
Tangki nomer 2 sedikit lebih kecil dari kebiasaan ukuran tangki
yang digunakan. Ukuran tangki mungkin cukup jika fluktuasi yang anda
gunakan lebih ekstrim dari standar perumahan (misal Gupta, Cipta Karya)
Tangki nomer 3 sedikit lebih kecil dari kebiasaan ukuran tangki
yang digunakan. Ukuran tangki mungkin cukup jika fluktuasi yang anda
gunakan lebih ekstrim dari standar perumahan (misal Gupta, Cipta Karya).
5) Komentar Pompa
Tak ada pompa dalam jaringan.
5.1.2. Hasil Analisis Hidraulika pada Sistem Jaringan Pipa dengan
WaterNet (Aliran Extended)
58
a) Data Umum
Viskositas cairan yang dialirkan : 0.000001
Persamaan friksi yang digunakan : Hazen Williams
Tipe aliran atau kebutuhan tiap node Extended
Gambar 5. 8 Data Pipa dan Aliran (Jam terakhir pada aliran Extended)
b) Data Tangki
Reservoar Transmisi
Bentuk Tangki : Uniform
59
Luas tampang = 366,7 m2
Elevasi Maksimum = 378 m
Elevasi Minimum = 375,5 m
Elevasi Simulasi = 377,5 m
Bak Pelepas Tekan I
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 4 m2
Elevasi Maksimum = 337 m
Elevasi Minimum = 335,5 m
Elevasi Simulasi = 336,5 m
Bak Pelepas Tekan II
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 4 m2
Elevasi Maksimum = 237 m
Elevasi Minimum = 235,5 m
Elevasi Simulasi = 236,5 m
Reservoar Distribusi I
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 200 m2
Elevasi Maksimum = 208 m
Elevasi Minimum = 205,5 m
Elevasi Simulasi = 207,5 m
Reservoar Distribusi II
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 166,7 m2
Elevasi Maksimum = 198 m
Elevasi Minimum = 195,5 m
Elevasi Simulasi = 197,5 m
c) Komentar
Aliran yang diuji adalah aliran EXTENDED dengan tahapan waktu
60 menit.
1) Komentar Node
60
Kebutuhan rerata maksimum seluruh node : kebutuhan rerata
minimum pada seluruh node = 2.73
Range kebutuhan ini biasa digunakan
Ada Node yang kebutuhan airnya tidak berfluktuasi. Chek kembali
kebutuhan ? Berikut adalah node dengan kebutuhan tetap.
Node 10 , Node 11 , Node 12 , Node 13 , Node 15 , Node 16 ,
Node 17
Seluruh kebutuhan pada node adalah rerata (tanpa fluktuasi sama
sekali) ini tidak lazim dalam sistem jaringan air minum dan tidak mungkin
ada. Usahakan mengisikan kebutuhan sesuai dengan fluktuasi terhadap
waktu.
Sisa tekanan maksimum untuk seluruh node selama simulasi = -122
Sisa tekanan minimum untuk seluruh node selama simulasi = -291
Sisa tekanan negatip, menunjukkan bahwa pada jam tersebut suplai
tidak akan sesuai dengan rencana. Perbaiki jaringan, misalnya
memperbesar pipa ke arah node tersebut
Kisaran sisa tekanan maximum untuk seluruh node selama simulasi
= 0 terjadi di node
Kisaran sisa tekanan maximum tersebut kecil. Mungkin jaringan
pipa anda menggunakan pipa yang relatif besar
2) Komentar Pipa
Ada 19 pipa merupakan pipa lurus.
Diantara pipa lurus yang ada, sejumlah 19 pipa belum diberi
koefisien kehilangan energi sekunder
Sebagian atau semua koefisien kehilangan energi sekunder pada
pipa mungkin terlalu kecil. Seyogyanya koefisien kehilangan energi
sekunder minimum yang dimasukkan = 1.0
Perbaiki data pipa
Beberapa pipa terlalu besar. Berikut adalah pipa-pipa tersebut.
Kadang memang diperlukan pipa yang agak besar untuk menghemat
energi
61
Pipa 1 , Pipa 2 , Pipa 3 , Pipa 4 , Pipa 5 , Pipa 6 , Pipa 7 , Pipa
8 , Pipa 9 , Pipa 10 , Pipa 11 , Pipa 12 , Pipa 13 , Pipa 14 , Pipa 15 ,
Pipa 16 , Pipa 17 , Pipa 18 , Pipa 19 ,
Sebagian koefisien kekasaran anda mirip dengan pipa GI
(Galvanized Iron)atau pipa beton atau pipa kayu yang baru, benarkah
demikian maksud anda?
Jika benar, pakailah koefisien kekasaran yang lebih besar dengan
mengakomodasi kekasaran setelah 20 tahun pemakaian.
3) Komentar Tangki
Tangki nomer 1 sekitar setengah ukuran tangki yang biasa
digunakan. Ukuran tangki mungkin cukup jika fluktuasi yang anda
gunakan tidak sebesar standar perumahan (misal Gupta, Cipta Karya)
Tangki nomer 2 sedikit lebih besar dari kebiasaan ukuran tangki
yang digunakan. Hal ini mungkin anda perlukan jika fluktuasi yang anda
gunakan lebih besar dari standar perumahan (misal Gupta, Cipta Karya)
Tangki nomer 3 sedikit lebih besar dari kebiasaan ukuran tangki
yang digunakan. Hal ini mungkin anda perlukan jika fluktuasi yang anda
gunakan lebih besar dari standar perumahan (misal Gupta, Cipta Karya)
Tangki nomer 4 sedikit lebih besar dari kebiasaan ukuran tangki
yang digunakan. Hal ini mungkin anda perlukan jika fluktuasi yang anda
gunakan lebih besar dari standar perumahan (misal Gupta, Cipta Karya)
Ouput pada tangki no 1 lebih besar dari Input, Output: Input = 3.56
Ini masalah yang harus diperbaiki, walaupun dalam simulasi tangki
tidak habis airnya
Muka air maksimum dalam tangki nomer 1 = -1E+10
Muka air mainimum dalam tangki nomer 1 = 1E+13
Input pada tangki no 2 lebih besar dari Output, Output: Input = 0.26
Ini masalah yang mudah diperbaiki dengan memeperkecil aliran ke
arah tangki, misalnya mengurangi kapasitas pompa atau memberikan
kehilangan energi pada pipa ke tangki tersebut
Muka air maksimum dalam tangki nomer 2 = -1E+10
Muka air mainimum dalam tangki nomer 2 = 1E+13
62
Input pada tangki no 3 lebih besar dari Output, Output: Input = 0.24
Ini masalah yang mudah diperbaiki dengan memeperkecil aliran ke
arah tangki, misalnya mengurangi kapasitas pompa atau memberikan
kehilangan energi pada pipa ke tangki tersebut
Muka air maksimum dalam tangki nomer 3 = -1E+10
Muka air mainimum dalam tangki nomer 3 = 1E+13
Tangki nomer 4 tidak pernah dikeluarkan airnya
Ini masalah yang harus diperbaiki
Muka air maksimum dalam tangki nomer 4 = -1E+10
Muka air mainimum dalam tangki nomer 4 = 1E+13
Input pada tangki no 5 lebih besar dari Output, Output: Input = 0.25
Ini masalah yang mudah diperbaiki dengan memeperkecil aliran ke
arah tangki, misalnya mengurangi kapasitas pompa atau memberikan
kehilangan energi pada pipa ke tangki tersebut
Muka air maksimum dalam tangki nomer 5 = -1E+10
Muka air mainimum dalam tangki nomer 5 = 1E+13
4) Komentar Pompa
Tak ada pompa dalam jaringan.
63
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
64
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar mata kuliah Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) tahun 2014
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 16 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta: Sekretariat Negara
Republik Indonesia. 2007. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta:
Sekretariat Negara
65