Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.

6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM DAN


TRANSPORTASI ONLINE DI KOTA TOMOHON
(STUDI KASUS: PELAJAR DI KOTA TOMOHON)
Margi Maranatha Marisa
Audie L.E. Rumayar, Longdong Jefferson
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Email: margimarisa13@gmail.com

ABSTRAK
Kota Tomohon merupakan kota di Indonesia yang dalam pemenuhan aktivitas setiap harinya
bergantung pada moda transportasi contonya dalam bidang pendidikan dibutuhkan sarana
transportasi untuk menunjang pergerakan pelajar. Dengan kemajuan teknologi serta transportasi,
sekarang tersedia moda angkutan umum mikrolet dan transportasi berbasis online. Namun kurangnya
keamanan dan kepuasan yang diberikan angkutan umum mikrolet membuat pelaku perjalanan
terutama anak sekolah beralih untuk menggunakan transportasi online untuk pergi ke sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dan variabel yang dapat
mempengaruhi pemilihan moda antara angkutan umum mikrolet dan transportasi online. Penelitian
ini menggunakan metode Stated Preference kemudian diolah dengan analisa regresi linier berganda
dan dibuat pemodelan dengan model binomial logit. Survey dilakukan dengan cara menyebar 400
kuesioner pada pelajar yang ada di Kota Tomohon dan berisi karakteristik pelaku perjalanan meliputi
kondisi sosio-ekonomi, dengan atribut biaya perjalanan, waktu tunggu, waktu tempuh, waktu jalan kaki
dan atribut kemudahan mendapatkan moda.
Hasil survey kuisioner menunjukkan bahwa terdapat 42% pelaku perjalanan sering menggunakan
angkutan umum mikrolet untuk perjalanan ke sekolah. Dari hasil analisis regresi linier berganda
menggunakan model binomial logit diperoleh variabel-variabel yang mempengaruhi pemilihan moda
diantaranya jika selisih biaya perjalanan dinaikan sampai Rp.30.000 probabilitas memilih angkutan
umum mikrolet sebesar 95% karena responden cenderung memilih yang lebih murah, selanjutnya jika
selisih waktu tunggu kendaraan 10 menit probabilitas memilih angkutan umum mikrolet 92%, jika
selisih waktu tempuh dinaikan sampai 20 menit responden cenderung memilih transportasi online
sebanyak 78%, sedangkan jika selisih waktu jalan kaki untuk mendapatkan kedua moda angkutan sama
maka probabilitas pelaku perjalanan memilih transportasi online lebih besar 83% dan jika selisih nilai
kemudahan mendapat moda = 0 maka probabilitas memilih angkutan umum mikrolet sebesar 51%.
Berdasarkan hasil analisa regresi berganda diperoleh model pelaku perjalanan dengan persamaan
utilitas Y = 4.718846501 + 6.96206*(10)−5X1 + 0.228440998X2 - 0.266690651X3 - 0.158309288X4
-1.505488963X5. Hasil dari regresi yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel waktu tunggu (X2)
berpengaruh signifikan terhadap pemilihan moda.
Kata kunci: pemilihan moda, angkutan umum mikrolet, transportasi online, stated preference,
binomial logit.

PENDAHULUAN kondisi seperti ini akan muncul suatu


pergerakan bagi pelajar untuk menuju ke
Latar Belakang sekolah masing-masing.
Kota Tomohon adalah salah satu kota yang Lokasi tempat tinggal seta persebaran
terletak di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia rumah pelajar yang berbeda menyebabkan
dan merupakan kota yang cukup pesat kebutuhan akan transportasi meningkat untuk
mengalami perkembangan dengan berbagai mobilitas berangkat dan pulang sekolah.
aktifitas seperti dalam bidang perdagangan Sehubungan dengan hal itu, para pelajar tersebut
barang dan jasa, pariwisata, dan pendidikan. Di membutuhkan sarana berupa moda angkutan
kota ini berdiri banyak sekolah dengan jumlah yang menunjang kenyamanan serta keamanan
siswa sekitar 22.444 pelajar (Data Dinas dari moda angkutan itu sendiri.
Pendidikan Tomohon, 2016) maka dengan Pemilihan moda dapat dikatakan sebagai

911
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

tahapan terpenting dalam berbagai perencanaan Rumusan Masalah


dan kebijakan transportasi sebab hal ini Berdasarkan uraian latar belakang, maka
menyangkut efisiensi pergerakan di rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
wilayahperkotaan, ruang yang harus disediakan 1. Bagaimanakah karakteristik pelaku
kota untuk dijadikan prasarana transportasi dan perjalanan yang bisa mempengaruhi
banyaknya moda transportasi yang dapat dipilih pemilihan moda transportasi menuju
oleh penduduk (Tamin, 2000). sekolah?
Perkembangan pesat dalam bidang 2. Apa saja variabel yang mempengaruhi
teknologi berdampak pada kemajuan pemilihan pengambilan keputusan oleh
transportasi sehingga sekarang tersedia berbagai pelaku perjalanan dalam pemilihan moda?
macam pilihan moda transportasi darat baik 3. Bagaimana model pemilihan moda angkutan
berupa kendaraan pribadi mobil, sepeda motor, umum mikrolet dan transportasi online grab
angkutan umum serta transportasi online yang di Kota Tomohon.
mulai digandrungi banyak orang. Tingkat
kenyamanan dan kepuasan yang disediakan tiap Batasan Masalah
moda transportasi berbeda contohnya dari segi Agar pembahasan dalam penelitian ini
biaya, waktu tempuh serta fasilitas yang ada terarah, maka masalah yang dibatasi dengan
pada moda transportasi tersebut. adanya kriteria, yaitu:
Saat ini, banyak pelajar menggunakan 1. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini
angkutan umum mikrolet untuk memenuhi adalah sekolah-sekolah yang favorit di
kebutuhan pergerakan mereka, seperti untuk Tomohon yaitu SMA Kristen 1 Tomohon,
tujuan ke sekolah. Namun, dengan munculnya SMP Negeri 1 Tomohon, SMP Katolik
transportasi berbasis online kepada pelajar Gonzaga Tomohon dan SMA Negeri 1
tersedia alternatif untuk menggunakan moda Tomohon.
transportasi tersebut. Moda transportasi umum 2. Responden yang di pilih dalam penelitian ini
mikrolet nampaknya masih kurang memenuhi adalah pengguna moda angkutan umum
kenyamanan dan keamanan pengguna sehingga mikrolet dan transportasi online (grab).
banyak yang beralih menggunakan transportasi 3. Moda transportasi yang ditinjau adalah moda
online. moda angkutan umum mikrolet dan
Transportasi berbasis online merupakan transportasi online (grab).
moda angkutan yang sedang berkembang di 4. Model pemilihan moda mengunakan Model
Kota Tomohon karena penggunaannya melalui Binomial Logit.
aplikasi sehingga dapat dipesan kapan dan
dimana saja dengan menggunakan smartphone Tujuan Penelitian
dengan waktu perjalanan yang lebih singkat dan Adapun tujuan dibuatnya penelitian ini
langsung menuju ke lokasi tujuan. Dengan antara lain:
adanya transportasi online terjadilah persaingan 1. Untuk mengetahui karakteristik pelaku
serta kompetisi antara moda angkutan umum perjalanan dalam pemilihan moda angkutan
mikrolet dan membuat masyarakat khususnya umum mikrolet dan transportasi online grab
pelajar mempunyai pilihan moda mana yang untuk menuju sekolah.
paling tepat digunakan untuk mendukung 2. Untuk memperoleh variabel-variabel yang
aktivitas sekolah mereka. mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat pelaku perjalanan dalam pemilihan moda
perencanaan dan pemodelan transportasi untuk menuju sekolah.
megetahui probabilitas dan karakteristik serta 3. Untuk mengetahui suatu model pelaku
minat pelaku perjalanan dalam memilih moda perjalanan dalam pemilihan moda antara
antara angkutan umum mikrolet dan transpotasi angkutan umum (mikrolet) dan transportasi
berbasis online. Dengan mengetahui hal online (grab).
tersebut, maka para pembuat kebijakan dan
penyedia jasa transportasi dapat menjadikan Manfaat Penelitian
hasil penelitian ini sebagai dasar pertimbangan Manfaat dari penelitian ini yaitu:
dalam pengambilan keputusan untuk 1. Sebagai bahan referensi kepada masyarakat
meningkatkan kualitas pelayanannya sebagai di Kota Tomohon di antaranya pemerintah,
penyedia jasa transportasi serta untuk ramalan pihak sekolah, serta orang tua agar dapat
kondisi di masa yang akan datang. memilih sarana transportasi yang baik untuk

912
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

mendukung perjalanan dan kebutuhan serta


mempertimbangkan keamanan untuk
pelajar.Memberikan masukkan kepada
pihak–pihak yang terkait dalam menangani
transportasi yaitu penyedia jasa transportasi
online dan angkutan umum sebagai bahan
pertimbangan dalam meningkatkan layanan
moda transportasi.
2. Menambah wawasan ilmu tentang model
pemilihan moda antara transportasi online
dan angkutan umum.

LANDASAN TEORI Gambar 1. Diagram Sistem Transportasi Makro

Pergerakan Sistem pergerakan memegang peranan


Perjalanan adalah pergerakan suatu arah penting dalam menampung pergerakan agar
dari zona asal ke zona tujuan, termasuk tercipta pergerakan yang lancar yang akhirnya
pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara juga pasti mempengaruhi kembali sistem
kebetulan tidak dianggap sebagai tujuan kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam
pergerakan meskipun terpaksa melakukan bentuk aksesibilitas dan mobilitas. Ketiga
perubahan rute. Meskipun sering diartikan sistem mikro ini saling berinteraksi dalam
dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam sistem transportasi makro.
ilmu transportasi biasanya analisis keduanya
harus dipisahkan. Moda Transportasi
(Tamin, 2000), mengemukakan bahwa Moda transportasi adalah sebuah istilah
terdapat 5 kategori tujuan pergerakan berbasis yang digunakan untuk menjelaskan tentang alat
tempat tinggal, yaitu: angkut yang digunakan sebagai sarana
1. Pergerakan ke tempat kerja. transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke
2. Pergerakan kesekolah atau kampus tempat lain. Menurut (Miro, 2008) secara
(pergerakan dengan tujuan pendidikan). umum, ada dua kelompok besar moda
3. Pergerakan ke pusat perbelanjaan. transportasi yaitu:
4. Pergerakan untuk kepentingan sosial. 1. Kendaraan Pribadi (Private Transportation),
5. Pergerakan untuk tujuan rekreasi. yaitu: moda transportasi yang dikhususkan
buat pribadi seseorang dan seseorang itu
Sistem Transportasi Makro bebas memakainya ke mana saja, di mana
Sistem transportasi secara menyeluruh saja dan kapan saja dia mau, bahkan
(makro) dapat dibedakan menjadi beberapa mungkin juga dia tidak memakainya sama
sistem yang lebih kecil (mikro) yang masing- sekali (mobilnya disimpan di garasi).
masing saling terkait dan saling mempengaruhi 2. Kendaraan Umum (Public Transportation),
seperti terlihat pada gambar 1. yaitu: moda transportasi yang diperuntukkan
Sistem kegiatan, sistem jaringan, dan buat bersama (orang banyak), kepentingan
sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. bersama, menerima pelayanan bersama,
Perubahan pada sistem kegiatan akan mempunyai arah dan titik tujuan yang sama,
mempengaruhi sistem jaringan melalui serta terikat dengan peraturan trayek yang
perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem sudah ditentukan dan jadwal yang sudah
pergerakan. ditetapkan dan para pelaku perjalanan harus
Begitu juga perubahan pada sistem wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan
jaringan akan dapat mempengaruhi system ketentuan tersebut apabila angkutan umum
kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan ini sudah mereka pilih.
aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut.
Angkutan Umum
Angkutan umum merupakan sarana
angkutan untuk masyarakat kecil dan menengah
supaya dapat melaksanakan kegiatannya sesuai

913
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

dengan tugas dan fungsinya dalam masyarakat Dalam hal ini, konsumen lebih
(Andriansyah, 2015). Angkutan umum (public menekankan pada nilai dari sekumpulan atribut
transport) adalah layanan jasa angkutan yang yang ditawarkan oleh barang atau jasa dan
memilki trayek dan jadwal yang tetap. bukan pada barang atau jasa itu sendiri. Nilai
Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana dari setiap atribut tersebut yang dinamakan
angkutan berupa kendaraan atau tanpa sebagai utilitas, dalam melakukan penilaian
kendaraan (diangkut oleh orang). konsumen dianggap selalu bertindak rasional.
Tujuan dasar dari penyediaan angkutan Sehubungan dengan pemilihan moda,
umum, (Wells, 1975 dikutip Tamin 2000) konsep rasionalis dimanfaatkan dalam teori
mengatakan bahwa menyediakan pelayanan perilaku untuk menggambarkan sikap konsisten
angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, dan transitif dari konsumen. Konsisten artinya
cepat dan murah untuk umum. Peranan bahwa dalam situasi yang sama, pilihan atau
angkutan umum itu sendiri adalah melayani keputusan yang akan diambil oleh konsumen
kepentingan mobilitas masyarakat dalam akan selalu sama. Sikap transitif terjadi apabila
melakukan kegiatannya konsumen yang lebih menyenangi moda 1
daripada moda 2 dan moda 2 lebih disenangi
Transportasi Berbasis Online daripada moda 1. Persoalannya adalah
Transportasi berbasis online adalah bagaimana menentukan nilai utilitas dari setiap
perusahaan transportasi yang menggunakan alternatif moda. Nilai utilitas tersebut
aplikasi sebagai penghubung antara pengguna merupakan fungsi dari beberapa atribut
dan pengemudi yang sangat mempermudah pelayanan yang mungkin dipersiapkan secara
pemesanan, selain itu juga tarif perjalanan berbeda bagi tiap individu, yang didasarkan
sudah langsung bisa dilihat pada aplikasi. pada banyaknya informasi yang diterima atau
Sebagai moda penyedia sarana aplikasi berdasarkan pada latar belakang sosial ekonomi
transportasi online, moda tranportasi ini individu tersebut.
digerakkan oleh sebuah penyedia jasa yang
melakukan aktivitasnya dalam sebuah aplikasi Konsep Pemodelan Transportasi
online yang dapat diunduh di Play Store (untuk Model dapat didefinisikan sebagai bentuk
handphone android) atau di App Store (untuk penyederhanaan suatu realita (dunia yang
handphone berbasis ios seperti Iphone). Cara sebenarnya). Pemodelan adalah pendekatan
menikmatinya sangat mudah, hanya dengan kuantitatif yang dilakukan untuk mendapatkan
melakukan pengisian biodata yang disediakan penjelasan atau gambaran yang lebih jelas serta
dalam aplikasi, dan menyetujui persyaratan dan terukur mengenai sistem transportasi. (Tamin,
ketentuan yang telah ditentukan oleh pihak 1997) mengemukakan Model Perencanaan
pengembang aplikasi penyedia sarana aplikasi Transportasi Empat Tahap (Four Step Models)
transportasi online maka pemakai aplikasi yaitu:
sudah dapat menikmati layanan yang telah 1. Model Bangkitan Pergerakan (Trip
disediakan (Tangkudung et al, 2019). Generation Models) adalah pemodelan
Secara umum, transportasi online adalah transportasi yang berfungsi untuk
penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan memperkirakan lalu meramalkan jumlah
yang berjalan dengan mengikuti serta perjalanan yang berasal dari suatu zona lahan
memanfaatkan perkembangan ilmu dan jumlah perjalanan (trip) yang datang ke
pengetahuan (teknologi) berbasis aplikasi dan suatu zona lahan pada masa depan (tahun
online untuk pemesanan maupun pembayaran. rencana) per satuan waktu.
2. Model Sebaran Pergerakan (Trip
Teori Pemilihan Moda Berdasarkan Distribution Models) adalah pemodelan
Perilaku Individu transportasi yang memperlihatkan jumlah
Dalam merumuskan pemilihan moda perjalanan bemula dari suatu zona asal yang
berdasarkan alternatif-alternatif yang ada, maka terdisribusi ke zona tujuan ataupun
harus dipertimbangkan perilaku individu dalam sebaliknya.
proses pengambilan keputusan. Dasar teori 3. Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode
prilaku konsumen adalah bahwa setiap individu Choice Models) adalah pemodelan
dalam memilih barang atau jasa akan selalu perencanaan angkutan yang memiliki
berusaha untuk memilih opsi yang akan kegunaan untuk menentukan beban
memberikan kepuasan maksimal. perjalanan (trip) ataupun mengetahui jumlah

914
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

barand dan orang yang akan menggunakan Teknik Revealed Preference


berbagai moda transportasi yang ada untuk Revealed Preference digunakan untuk
melayani suatu titik asal-tujuan. mengamati karakteristik pelaku perjalanan
4. Model Pemilihan Rute (Trip Assignment seperti ciri-ciri, perilaku-perilaku, dan
Models) adalah pemodelan yang keputusan-keputusan yang dilakukan dengan
memperlihatkan dan memprediksi pelaku pengamatan langsung di lapangan. Revealed
perjalanan yang telah memilih suatu rute dan Preference adalah suatu bentuk kuisioner survey
lalu lintas yang terhubung dengan jaringan yang menyatakan kepada para responden
transportasi. mengenai hal-hal yang sudah nyata tentang
sesuatu yang menjadi obyek penelitian dan para
Model Pemilihan Moda di Indonesia responden diminta untuk memberikan
Di Negara yang sedang berkembang, alat tanggapannya terhadap setiap pertanyaan yang
transportasi yang tersedia lebih beragam dan terdapat pada kuesioner.
proses pemilihan moda menjadi lebih rumit dan Teknik ini memiliki kelemahan antara lain
panjang. Sementara ini, kondisi yang ada di dalam hal memperkirakan respon individu
negara sedang berkembang presentase golongan terhadap suatu keadaan pelayanan yang pada
captive user lebih banyak dibandingkan dengan saat sekarang belum ada dan bisa jadi keadaan
choice user. tersebut jauh berbeda dari keadaan yang ada
Captive user adalah kelompok pelaku sekarang (Ortuzar dan Willumsen, 2007).
perjalanan yang hanya mempunyai satu pilihan
yaitu dengan menggunakan angkutan umum Teknik Stated Preference
untuk melakukan suatu perjalanan karena Teknik Stated Preference merupakan satu
kendala-kendala yang dapat berupa aspek metode wawancara yang biasa digunakan untuk
ekonomi, aspek hukum dan aspek fisik. Aspek mengukur besarnya preferensi masyarakat
ekonomi menyangkut tingkat penghasilan apabila diberikan alternatif atau pilihan yang
seseorang yang belum memungkinkan memiliki bersifat fiktif sedangkan pengukuran preferensi
kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan. masyarakat tersebut didasarkan pada
Aspek hukum menyangkut kepemilikan Surat hypothetical condition, yaitu kondisi yang
Ijin Mengemudi yang tidak dipunyai oleh setiap dirancang dan disesuaikan dengan kondisi di
orang. Aspek fisik menyangkut kondisi lapangan.
tubuh/fisik yang tidak memungkinkan untuk Dalam survei SP perlu dipertimbangkan
mengendarai kendaraan pribadi/sendiri. perencanaan dan perancangan yang matang
Choice user adalah kelompok pelaku sebagai berikut:
perjalanan yang mempunyai banyak pilihan 1) Merancang kondisi hipotetikal
yaitu dengan menggunakan angkutan pribadi Kondisi hipotetikal adalah suatu kondisi
atau angkutan umum dalam melakukan suatu dimana responden ditawarkan kondisi
perjalanan. alternatif terhadap kondisi eksisting. Dalam
Di Indonesia sendiri proses pemilihan menetapkan kondisi hipotetikal harus sesuai
moda dengan decision tree (pohon keputusan) dengan tujuan pelaksanaan survei stated
melalui pendekatan seperti berikut: preference dan kondisi asli di lapangan.
2) Penentuan atribut dan levelnya
Atribut-atribut yang digunakan dalam
kuesioner dipilih sedemikan rupa agar
mencakup seluruh faktor-faktor yang
berpengaruh besar terhadap pemilihan moda.
Dan level dari masing-masing atribut tadi
juga harus dibuat agar responden menjadi
kritis dalam melihat perbedaan utilitas yang
ditawarkan. Tujuan perancangan atribut dan
level dari kuesioner ini adalah untuk
mendapatkan perilaku pilihan responden.
Untuk mendapatkan atribut dan levelnya
perlu dilakukan survei pendahuluan.
Gambar 2. Proses Pemilihan Moda 3) Perancangan kondisi eksperimen
Transportasi Darat di Indonesia Tujuan dari perancangan kondisi eksperimen

915
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

adalah untuk memanipulasi atribut dan Tabel 1 Point Rating dalam Skala Semantik
levelnya sedemikian rupa sehingga daat Point Rating dalam Skala
digunakan untuk menguji hipotesis secara Semantik
tepat. Hipotesis dalam studi stated preference 1 Pasti Memilih Angkutan Umum 0.9
biasanya dalam bentuk utilitas dan model Mikrolet
pilihan. 2 Pasti Memilih Angkutan Umum 0.7
4) Pengukuran preferensi Mikrolet
Pengukuran preferensi dapat dilakukan 3 Pilihan Berimbang 0.5
dengan beberapa metode. Secara 4 Mungkin Memilih Transportasi 0.3
umumpengukurannya dapat dilakukan Online Grab
dengan teknik rating, rangking, dan discrete 5 Pasti Memilih Transportasi 0.1
choice. Online Grab
5) Penentuan jumlah sampel
Penentuan jumlah sampel untuk survei Analisa Regresi Linier Berganda
Stated Preference sangat berkaitan dengan Analisa regresi linear adalah alat statistik
siapa yang akan diwawancara dan seberapa yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh
banyak jumlah responden yabng antara satu atau beberapa variabel. Menurut
diwawancara. (Tamin, 2008), analisis regresi-linear digunakan
6) Metode penyebaran kuesioner untuk mempelajari hubungan antarsifat
Secara umum penyebaran kesioner yang permasalahan yang sedang diselidiki. Model
sering dilakukan adalah dengan cara analisis regresi-linear dapat memodelkan
wawancara personal secara langusng (face to hubungan antara dua peubah atau lebih.
face), membagikan kesioner ke para Analisis regresi linier berganda merupakan
responden lalu mengumpulkan kembali hubungan yang secara linear terhadap dua atau
(personal drop-off with later personal pick- lebih variabel independen (X1, X2, … .Xn)
up), dan penyebaran melalui pos (postal dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
delivery). digunakan untuk mengetahui arah hubungan
7) Analisis data antara variabel independen dengan variabel
Menganalisa data stated preference dependen, dengan masing- masing variabel
bergantung dari tipe teknik pengukuran independen dapat berhubungan positif atau
preferensi yang digunakan. Untuk data negatif dan untuk memprediksi value dari
dengan teknik choice dapat digunakan variabel dependen jika nilai variabel independen
model diskrit dimana untuk referendum CC mengalami penurunan atau kenaikan.
digunakan pendekatan model logit biner
(Binary Logit Model) dan untuk CM Model Binomial Logit
digenean pendekatan multinomial logitu Model Logit Binomial ini hanya dapat
model atau nested logit model. digunakan untuk mencari probabilitas dua
pilihan moda transportasi. Fungsi yang
Dalam pendekatan stated preference mengandung perbedaan utilitas antara kedua
responden ditanya untuk mengekspresikan moda merupakan probabilitas individu dalam
derajat pilihan terbaiknya, menggunakan aturan memilih moda (Miro 2005), Dalam penelitian
skala, sering berada antara 1 sampai 5, dengan ini, pengambil keputusan dapat memilih moda
disertai label spesifik sebagai angka kunci, angkutan umum mikrolet atau memilih moda
untuk contoh 1 = ‘Pasti’, 2 = ‘Mungkin’, 3 = transportasi online. Selanjutnya probabilitas
‘Ragu–Ragu’. Skor yang diberikan dapat memilih transportasi online disebut dengan PTO,
ditransformasikan menjadi probabilitas yang sehingga probabilitas menggunakan moda
masuk akal dari pilihan–pilihan tersebut. angkutan umum mikrolet adalah PAU = 1- PTO.
Selanjutnya skor tersebut ditransformasikan ke
dalam bentuk probabilitas yang masuk akal dari
pilihan-pilihan tersebut, skor yang diambil METODOLOGI PENELITIAN
seperti berikut
Diagram Alir Penelitian
Diagram alir berikut merupakan langkah-
langkah untuk mendukung proses penelitian

916
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

yang akan di lakukan, sehingga penelitian dapat Jenis Kelamin Responden


berjalan lebih terarah dan sistematis Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan memperlihatkan bahwa dari 400
responden, sebanyak 47% (187 responden)
berjenis kelamin laki-laki dan 53% (213
responden) berjenis kelamin perempuan. Berikut
adalah gambar presentase jenis kelamin
responden dalam bentuk diagram pie chart dapat
dilihat pada Gambar 5

Jenis Kelamin

47%
53% Laki-laki
Perempuan

Gambar 5 Jenis kelamin Responden


Usia Responden
Faktor usia responden akan mempengaruhi
presepsi seseorang dalam pemilihan moda
transportasi. Hasil penelitian yang dilakukan
memperlihatkan bahwa dari 400 responden, 1%
(3 responden) berusia < 12 tahun, 14% (56
responden) berusia 12 – 13 tahun, 40% (161
Gambar 3 Alur Kegiatan Pelaksanaan Metode responden) berusia 14 – 15 tahun, 43% (173
Penelitian responden) berusia 16 – 17 tahun, dan 2% (7
responden) berusia > 18 tahun.
Berikut adalah gambar presentase jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN kelamin responden dalam bentuk diagram pie
chart dapat dilihat pada Gambar 6.
Karakteristik Pemilihan Moda
Berdasarkan hasil penelitian dari 400
responden 42% (170 responden) mengaku Usia
<12 tahun
sering menggunakan angkutan kota mikrolet, 1%
2% 12-13 tahun
19% (75 responden) mengaku sering 14%
menggunakan kendaraan online grabcar dan 43% 14-15 tahun
39% (155 responden) mengaku sering 40% 16-17 tahun
menggunakan kendaraan online grabike.
Berikut adalah gambar presentase karakteristik > 18 tahun
moda yang paling sering digunakan dalam
Gambar 6. Usia Responden
bentuk diagram pie chart dapat dilihat pada
Gambar 4.
Asal Perjalanan Responden
Moda Yang Sering Digunakan Faktor asal perjalanan responden akan
mempengaruhi presepsi seseorang dalam
A.Umum
pemilihan moda transportasi karena akan
39% 42%
berdampak pada ketersediaan moda yang ada.
19%
T.Online Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan
(grabcar)
T.Online
bahwa dari 400 responden, 5% (20 responden )
(grabike) berasal dari Kecamatan Tomohon Barat, 21%
Gambar 4 Moda Yang Sering Digunakan (86 responden) berasal dari Kecamatan

917
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

Tomohon Selatan, 26% (106 responden) berasal Biaya Perjalanan


dari Kecamatan Tomohon Tengah, 17% (66 Faktor biaya perjalanan dari responden
responden) berasal dari Kecamatan Tomohon merupakan jumlah ongkos dalam sehari yang di
Timur, 25% (98 responden) berasal dari bayar saat menaiki moda transportasi yang
Kecamatan Tomohon Utara dan 6% (24 dipilih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
responden) berasal dari luar Kota Tomohon. kepada 400 responden didapat hasil yaitu
Berikut adalah gambar presentase asal sebanyak 36% (143 responden) mengeluarkan
perjalanan responden dalam bentuk diagram pie biaya perjalanan < Rp.10.00, 44% (178
chart dapat dilihat pada Gambar 7. responden) mengeluarkan biaya perjalanan
Rp.10.000 – Rp.20.000, 14% (56 responden)
Berikut adalah gambar presentase biaya
Asal Perjalanan Pelajar perjalanan responden dalam bentuk diagram pie
chart dapat dilihat pada Gambar 9.
6% Kec. Tomohon Barat
5% Kec. Tomohon Selatan
21% Biaya Perjalanan
25% Kec. Tomohon Tengah

Kec. Tomohon Timur 1%


0% < Rp.10.000
Kec. Tomohon Utara
5%
26% 36% Rp.10.000-Rp.20.000
Lainnya 14%
17% Rp.20.000-Rp.30.000

Rp.30.000-Rp.40.000
44% Rp.40.000-Rp.50.000
Gambar 7 Asal Perjalanan Responden
> Rp.50.000

Jarak Tempuh Gambar 9. Biaya Perjalanan


Faktor jarak tempuh perjalanan akan
mempengaruhi presepsi seseorang dalam Profesi Pekerjaan Orang Tua
pemilihan moda transportasi. Hasil penelitian Faktor pekerjaan orangtua dari responden
yang dilakukan memperlihatkan bahwa dari 400 biaya perjalanan < Rp.10.00, 44% (178
responden, 10% (41 responden) melakukan responden) mengeluarkan biaya perjalanan
perjalanan dengan jarak tempuh < 1 km, 39% Rp.10.000 – Rp.20.000, 14% (56 responden)
(155 responden) melakukan perjalanan dengan mengeluarkan biaya perjalanan Rp.20.000 –
jarak tempuh 1 – 3 km, 25% (101 responden) Rp.30.000, 5% (21 responden) mengeluarkan
melakukan perjalanan dengan jarak tempuh 3 – biaya perjalanan Rp.30.000 – Rp.40.000, 1% (2
5 km, 13% (52 responden) melakukan responden) mengeluarkan biaya perjalanan
perjalanan dengan jarak tempuh 5 – 7 km, 7% Rp.40.000 – Rp.50.000 dan 0% (0 responden)
(27 responden) melakukan perjalanan dengan mengeluarkan biaya perjalanan > Rp.50.000.,
jarak tempuh 7 – 9 km dan, 6% (24 responden) akan mempengaruhi presepsi seseorang dalam
melakukan perjalanan dengan jarak tempuh > pemilihan moda transportasi.
10 km. Hasil penelitian yang dilakukan
Berikut adalah gambar presentase jarak memperlihatkan bahwa dari 400 responden,
tempuh perjalanan dalam bentuk diagram pie sebanyak 26% (105 orangtua dari responden)
chart dapat dilihat pada Gambar 8. berprofesi sebagai PNS/TNI/ POLRI, 30% (120
orangtua dari responden) berprofesi sebagai
Jarak Tempuh pekerja Swasta, 11% (42 orangtua dari
responden) berprofesi sebagai pekerja
7% 6% 10%
Wiraswasta, 3% (13 orangtua dari responden)
13%
< 1km
berprofesi sebagai Pensiunan, 9% (36 orangtua
1-3 km dari responden) bekerja sebagai Petani, 7% (27
39% 3-5 km orangtua dari responden) bekerja sebagai
25% 5-7 km
7-9 km
Tukang,dan 14% (57 orangtua dari responden)
> 10 km bekerja lainnya.
Berikut adalah gambar presentase
pekerjaan dari orangtua responden dalam bentuk
Gambar 8 Jarak Tempuh diagram pie chart dapat dilihat pada Gambar 10.

918
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

saku < Rp.250.000 per bulan, 28%% (114


Pekerjaan Orang Tua responden) mendapat uang saku Rp.250.000 –
Rp.500.000 per bulan, 30% responden)
mendapat uang saku Rp.500.000 – Rp.750.000
14% 7% 26% PNS/TNI/POLRI
SWASTA per bulan, 27% (106 responden) mendapat uang
9%
Wiraswasta saku Rp.750.000-Rp.1.000.000 per bulan, dan
3% 30% Pensiunan 8% (33 responden) mendapat uang saku >
Petani
11% Tukang Rp.1.000.000 per bulan.
Lainnya Berikut adalah gambar presentase
Gambar 10. Pekerjaan Orang Tua Responden pekerjaan dari orangtua responden dalam
bentuk diagram pie chart dapat dilihat pada
Pendapatan Orangtua Gambar 12.
Faktor pendapatan dari orangtua responden
akan sangat mempengaruhi presepsi seseorang
Uang Saku Responden
dalam pemilihan moda transportasi. Bagi
seseorang yang memiliki pendapatan yang 8% 7% < Rp.250.000
27% 28%
relatif tinggi tarif angkutan bukanlah faktor Rp.250.000 - Rp.500.000
utama dalam menentukan jenis angkutan yang
Rp.500.000 - Rp.750.000
di pilih. Hasil penelitian yang dilakukan
30% Rp.750.000 - Rp.1.000.000
memperlihatkan bahwa dari 400 responden
sebanyak 7% (26 orangtua dari responden) > Rp.1.000.000

berpenghasilan < Rp.1.000.000, sebanyak 16% Gambar 12 Uang Saku Responden


(64 orangtua dari responden) berpenghasilan
sebesar Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000, sebanyak Moda Transportasi Yang Dirasa Paling
24% (97 orang dari responden) berpenghasilan Aman dan Efektif
sebesar Rp.2.000.000– Rp.3.000.000,28% (111 Faktor pemilihan moda transportasi yang
orangtua dari responden) berpenghasilan dirasa paling aman dan efektif akan
sebesar Rp.3.000.000 – Rp.4.000.000,15% (61 mempengaruhi presepsi seseorang dalam
orangtua dari responden) berpenghasilan pemilihan moda transportasi. Hasil penelitian
sebesar Rp.4.000.000 – Rp.5.000.000, dan 10% yang dilakukan memperlihatkan bahwa dari 400
(41 orangtua dari responden) berpenghasilan > responden, sebanyak 14% (55 responden)
Rp.5.000.000. memilih angkutan kota mikrolet sebagai moda
Berikut adalah gambar presentase transportasi yang dirasa paling aman dan
pendapatan dari orangtua responden dalam efektif, 58% (233 responden) memilih
bentuk diagram pie chart dapat dilihat pada kendaraan online grabcar sebagai moda
Gambar 11. transportasi yang dirasa paling aman dan
efektif, dan 28% (112 responden) memilih
Pendapatan Orang Tua kendaraan online grabike sebagai moda
transportasi yang dirasa paling aman dan
10% 7% < Rp.1.000.000 Rp.1.000.000
efektif. Berikut adalah gambar presentase
15% 16% pemilihan moda transportasi yang dirasa paling
- Rp.2.000.000 Rp 2.000.000

- Rp 3.000.000 Rp.3.000.000
aman dan efektif responden dalam bentuk
28% 24%
- Rp.4.000.000 Rp.4.000.000
diagram pie chart dapat dilihat pada Gambar 13.
- Rp.5.000.000
> Rp.5.000.000 Moda Yang Dirasa Paling Aman
Gambar 11. Pendapatan Orang Tua dan Efektif

14% A.Umum
Uang Saku/Jajan per Bulan 28%
Selain faktor-faktor tersebut, faktor uang T.Online
saku/jajan dari responden akan mempengaruhi 58% (grabcar)
presepsi seseorang dalam pemilihan moda T.Online
transportasi. Hasil penelitian yang dilakukan
memperlihatkan bahwa dari 400 responden, Gambar 13 Moda yang Dirasa Paling Aman dan
sebanyak 7% (27 responden) mendapat uang Efektif

919
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

Pertimbangan/Pemilihan Moda Transportasi


Ada berbagai alasan responden memilih
moda yang akan mereka gunakan dan dari hasil
penelitian ini, memperlihatkan bahwa kuesioner
yang terdistribusikan kepada 400 responden
memiliki alasan yaitu, 25% (99 responden)
memilih menggunakan moda transportasi
dengan waktu tempuh yang lebih cepat, 7% (29
responden) memilih menggunakan moda
transportasi yang dirasa aman, 5% (2 responden) Gambar 15. Grafik Probabilitas Biaya
Perjalanan
memilih menggunakan moda transportasi yang
Sumber: Hasil Survey, Data Primer
dirasa nyaman, 30% (120 responden) memilih
menggunakan moda transportasi yang mudah
Dengan mempertimbangkan biaya
atau cepat di dapat dan diakses, sedangkan 33%
perjalanan mempengaruhi hampir seluruh
(130 responden) memilih menggunakan moda
pelaku perjalanan untuk berpindah
transportasi yang dengan biaya perjalanan yang
menggunakan moda angkutan umum mikrolet.
lebih murah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram pie chart atau Gambar 14. Grafik Waktu Tunggu
Grafik ini menggambarkan berapa
Pertimbangan Pengunaan Moda presentase pemilihan moda dari segi waktu
Transportasi tunggu kedatangan angkutan umum mikrolet
Kecepatan Waktu Tempuh dan transportasi online.
25% Keselamatan
33%
7% Kenyamanan

Kemudahan Mendapat
30% 5% Moda
Biaya Perjalanan Murah

Gambar 14. Pertimbangan Penggunaan Moda


Transportasi Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda

Grafik Pemilihan Moda


Grafik ini merupakan hubungan antara Gambar 16 Grafik Probabilitas Waktu Tunggu
masing–masing variabel terhadap besarnya Sumber: Hasil Survey, Data Primer
prosentase pelaku perjalanan dalam memilih
moda. Semakin besar nilai probabilitas, maka Gambar 16 menunjukan pada selisih waktu
semakin besar pula pelaku perjalanan memilih tunggu = 0 (waktu tunggu mikrolet = waktu
mikrolet dari pada transportasi online. Grafik ini tunggu transportasi online), probabilitas pelaku
menggambarkan, saat dimana pengguna moda perjalanan memilih angkutan umum mikrolet
kemungkinan berpindah moda. adalah 48% dan memilih transportasi online
adalah 52%. Jika waktu tunggu dinaikkan
Grafik Biaya Perjalanan sampai 10 menit maka probabilitas pelaku
Grafik ini menggambarkan berapa perjalanan memilih angkutan umum mikrolet
presentase pemilihan moda dari segi biaya adalah 92% dan probabilitas memilih
perjalan yang harus dikeluarkan untuk transportasi online adalah 8%.
pembayaran ongkos transportasi. Dengan mempertimbangkan faktor waktu
Gambar 15 menunjukkan pada selisih biaya tunggu kendaraan sangat mempengaruhi pelaku
= 0 (biaya mikrolet = transportasi online), perjalanan untuk berpindah dari moda
probabilitas pelaku perjalanan memilih mikrolet transportasi online ke moda angkutan umum
adalah 24 % dan kemungkinan memilih mikrolet.
transportasi online pada kondisi ini adalah 76%.
Jika selisih biaya perjalalanan dinaikkan Rp. Grafik Waktu Tempuh
30.000 maka probabilitas pelaku perjalanan Grafik ini menggambarkan berapa
memilih mikrolet adalah 95% dan probabilitas presentase pemilihan moda dari segi waktu
memilih transportasi online adalah 5%. tempuh yang diperlukan angkutan umum

920
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

mikrolet dan transportasi online untuk sampai probabilitas pelaku perjalanan memilih
ketempat tujuan. angkutan umu mikrolet adalah 17% atau dengan
kata lain probabilitas memilih transportasi
online pada kondisi ini adalah 83%.
Semakin lama waktu jalan kaki, semakin
bertambah probabilitas memilih mikrolet
ditandai dengan naiknya grafik waktu jalan kaki
dimulai pada menit > 0.

Grafik Kemudahan Mendapatkan Moda


Grafik ini menggambarkan berapa
prosentase pemilihan moda dari segi
kemudahan mendapat moda yang diperlukan
Gambar 17 Grafik Probabilitas Waktu Tempuh responden terhadap moda angkutan umum dan
Sumber : Hasil Survey, Data Primer transportasi online.

Gambar 16 menunjukan pada selisih waktu


tempuh = 0 (waktu tempuh mikrolet = waktu
tempuh transportasi online), probabilitas pelaku
perjalanan memilih angkutan umum mikrolet
adalah 93% dan probabilitas memilih
transportasi online pada kondisi ini adalah 7%.
Selanjutnya jika waktu tempuh dinaikan sampai
20 menit maka probabilitas pelaku perjalanan
memilih angkutan umum mikrolet adalah 22%
dan probabilitas memilih transportasi online Gambar 19 Grafik Probabilitas Waktu Tempuh
adalah 78%. Sumber: Hasil Survey, Data Primer
Berdasarkan hal tersebut untuk membuat
pelanggan berpindah dari moda transportasi Gambar 19 menunjukan pada selisih
online ke angkutan umum mikrolet maka kemudahan mendapat moda = 0, probabilitas
selisih waktu tempuh mikrolet < 20 menit. pelaku perjalanan memilih angkutan umum
mirkolet adalah 51% atau dengan kata lain
Grafik Waktu Jalan Kaki (X4) probabilitas memilih transportasi online pada
Grafik ini menggambarkan berapa kondisi ini adalah 49%.
presentase pemilihan moda dari segi waktu Ketika nilai kemudahan mendapat moda >
jalan kaki yang dibutuhkan untuk sampai ke 0 maka semakin tinggi probabilitas responden
tempat angkutan umum mikrolet dan memilih angkutan umum mikrolet.
transportasi online.

PENUTUP

Kesimpulan
1. Diperoleh karakteristik pelaku perjalanan,
yaitu:
 Moda transportasi yang paling sering
digunakan adalah moda angkutan umum
mikrolet yaitu sebesar 42%.
 Responden banyak didominasi oleh
Gambar 18 Grafik Probabilitas Waktu Tempuh perempuan sebesar 53%.
Sumber: Hasil Survey, Data Primer  Responden lebih banyak dari kalangan
usia 16 tahun – 17 tahun sebesar 43%.
Gambar 18 menunjukan pada selisih waktu  Mayoritas responden berasal dari
jalan kaki = 0 (waktu jalan kaki ke mikrolet = Kecamatan Tomohon Tengah yaitu
waktu jalan kaki ke transportasi online), sebanyak 26%.

921
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

 Responden lebih banyak menempuh Y = 4.718846 + 6.96206 *(10)−5 Biaya


perjalanan ke sekolah dengan jarak 1 – 3 Perjalanan + 0.228440 Waktu Tunggu
km yaitu sebanyak 39%. - 0.266690 Waktu Tempuh -
 Pekerjaan dari orang tua responden 0.1583092 Waktu Jalan Kaki -
banyak didominasi oleh pekerja swasta 1.505488 Kemudahan Mendapatkan
yaitu sebesar 30%. Moda
 Mayoritas orang tua responden memiliki  Nilai konstanta yang diperoleh dari model
pendapatan per bulan Rp.3.000.000 – pemilihan moda sebesar 4.718846. Hasil
Rp.4.000.000 yaitu sebesar 28%. dari persamaan utilitas menunjukan
 Pelaku perjalanan lebih banyak memiliki bahwa variabel waktu tunggu yang paling
uang saku per bulan Rp. 500.000 – berpengaruh dalam pemilihan moda
Rp.750.000 yaitu sebesar 30%. karena responden merupakan pelajar
 Responden lebih memilih transportasi lebih memprioritaskan waktu dalam
online grabcar sebagai moda yang dirasa menentukan pemilihan moda. Variabel
paling aman efektif untuk yaitu sebesar biaya perjalanan juga berpengaruh dalam
58%. pemilihan moda karena responden atau
 Responden memilih menggunakan moda pelajar cenderung memperkirakan harga
transportasi yang diinginkan dengan ongkos kendaraan yang akan dikeluarkan
alasan pertimbangan harga yang lebih berdasarkan uang saku yang didapat.
murah yaitu sebanyak 33%. Variabel lainnya seperti waktu tempuh,
2. Variabel–variabel yang mempengaruhi waktu jalan kaki dan kemudahan
pengambilan keputusan oleh pelaku mendapat moda tidak berpengaruh besar
perjalanan dalam memilih moda adalah: terhadap peluang pemilihan moda moda
 Jika selisih biaya perjalanan transportasi antara angkutan umum mikrolet dan
online di naikan sampai Rp. 30.000, maka transportasi online
probabilitas pelaku perjalanan memilih
moda angkutan umum mikrolet sebanyak Saran
95%.  Untuk penyedia layanan dan jasa moda
 Jika selisih waktu tunggu kedatangan angkutan umum mikrolet harus
angkutan dinaikan sampai 10 menit, maka meningkatkan kualitas pelayanan, aksesibili-
sebanyak 92% pelaku perjalanan tas keterjangkauan, keamanan, kenyamanan,
cenderung memilih moda angkutan umum dan menambahkan fasilitas seperti AC dan
mikrolet. kipas angin atau musik karena hal tersebut
 Jika selisih waktu tempuh perjalanan di merupakan faktor yang berpengaruh kepada
naikan sampai 20 menit, maka pelaku perjalanan dalam memilih moda
probabilitas pelaku perjalanan memilih transportasi.
moda transportasi online lebih besar 78%.  Untuk penyedia layanan dan jasa
 Jika selisih waktu jalan kaki untuk transportasi online (Grab) bisa
mendapatkan kedua moda angkutan sama, menambahkan jumlah armada yang tersebar
maka probabilitas pelaku perjalanan secara merata di tiap daerah agar lebih muda
memilih transportasi online lebih besar di dapat serta meningkatkan kualitas
83%. pelayanan agar lebih baik lagi, perusahaan
 Jika selisih kemudahan mendapat moda = hendaknya bisa memberi jaminan
0, maka probabilitas pelaku pejalanan keselamatan penumpang seperti adanya
memilih angkutan umum mikrolet asuransi jiwa.
sebanyak 51%.  Untuk pihak transportasi online (Grab) agar
3. Berdasarkan model pelaku perjalanan dalam lebih memperhatikan kerapihan pengemudi
menentukan suatu moda transportasi yang atau driver dalam melakukan orderan kepada
akan digunakan, maka diperoleh persamaan pelanggan, karena masih banyak driver yang
Utilitas: tidak memperhatikan kerapihan berpakaian
Y = 4.718846501 + 6.96206*(10)−5X1 + seperti tidak memakai seragam dan helm
0.228440998X2 - 0.266690651X3 - resmi Grab.
0.158309288X4 - 1.505488963X5  Untuk pemerintah, pihak sekolah dan
orangtua harusnya mengkaji moda

922
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

transportasi apa yang lebih baik di gunakan transportasi.


untuk anak-anak pelajar agar murah, aman,  Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
nyaman, lebih mudah mendapat akses moda dapat mengkaji lebih dalam tentang
transportasi, cepat atau tepat waktu sampai pemilihan moda di Kota Tomohon. Studi ini
di sekolah dan kelancaran dalam perjalanan. dapat dikembangkan dengan pilihan moda
Bila perlu di sediakan moda transportasi yang lebih beraga atau lebih dari 2 moda dan
yang khusus untuk pelajar karena menggunakan metode lainnya.
pentingnya keselamatan yang harus di
berikan untuk pelajar dalam menggunakan

DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah. 2015. Manajemen transportasi dalam kajian dan teori. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, Bandung.

Miro, Fidel., 2005. Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.

Miro, Fidel., 2008. Pengantar Sistem Transportasi. Erlangga, Jakarta.

Ortuzar, J.de and Luis G. Willumsen., 2007. Modelling Transport, 3rd edition, John Wiley, England,

Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB Bandung.

Tamin, O. Z. 2008. Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi: Teori, Contoh Soal, dan
Aplikasi. Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O. Z., 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung.

Tangkudung, C. M. M., Rompis, S. Y. R., Timboeleng, J. A., 2019. Pengaruh Gender terhadap
Pemilihan Moda Transportasi Di Kota Manado. Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.7 Juli 2019 (827-
834) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

923
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.6 November 2020 (911-924) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan

924

Anda mungkin juga menyukai