TINJAUAN PUSTAKA
diselenggarakan untuk:
b. Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa
Berdasarkan PP No. 15 Tahun 2005 tentang jalan tol, dijelaskan bahwa definisi
jalan adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Besarnya tarif
tol berbeda untuk setiap golongan kendaraan dan ketentuan tersebut telah ditetapkan
berdassarkan keputusan presiden. Sedangkan ruas jalan tol adalah bagian dari jalan
tol tertentu yang pengusahaannya dapat dilakukan oleh badan usaha tertentu.
Target yang menjadi sasasran pelayanan jasa jalan tol terhadap pemakai jasa
tersebut ditetapkan sebagai tolak ukur operasionalnya adalah berupa waktu pelayanan
42
43
di gardu, waktu tempuh jalan tol, tingkat kelancaran, tingkat faisilitas, tingkat
keluhan pelanggan dan standar kerataan jalan. Pada situasi dimana terdapat banyak
jalur masuk station dan jua tersedia fasilitas pelayanan, maka asumsi pengguna
fasilitas pelayanan tunggal dapat dilakukan asalkan kendaraan terbagi secara merata
Jalan tol Pulogebang – Semanan memiliki beberapa segmen ruas atau ruas.
Jalan tol Kelapa Gading - Pulo Gebang sebagai bagian dari jalan tol lingkar
dalam dan lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) diharapkan
43
44
Menurut Rendy (2011) dalam pembentukan tarif jalan tol dapat didasarkan
pricing). Sistem ini dibentuk atas dasar biaya produksi jasa transportasi
b. Sistem pembentukan tarif atas dasar nilai jasa transportasi (value of service
pricing). Sistem didasarkan atas nilai yang dapat diberikan jasa pelayanan
c. Sistem pembentukan tarif atas dasar ‘What the traffic will bear’ yaitu tarif
berada diantara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu, dasar tarif
ini berusaha menutup biaya variabel sebanyak mungkin dan biaya tetap
(fixed cost).
Dari tiga pendekatan penetapan tarif diatas, yang sesuai untuk penetapan tarif
jalan tol adalah atas dasar nilai jasa transportasi. Dalam menentukan kebijakan tarif,
ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama adalah tingkatan tarif yang
dikenakan. Rentang dari tingkatan tarif ini dari tarif bebas atau tidak dikenakan biaya
44
45
tingkatan tarif, yang perlu dipertimbangkan adalah cara bagaimana tarif tersebut
dibayarkan. Beberapa pilihan yang umum adalah tarif seragam (flat fare) dan tarif
manusia dan barang yang perlu melakukan pergerakan karena adanya permintaan
akan suatu komoditi atau jasa lain. Oleh karena itu, permintaan jasa transportasi
a. Kebutuhan seseorang untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk
b. Permintaan akan angkutan dari suatu barang agar sampai di tempat yang
diinginkan.
perjalanan seperti pergi bekerja, membeli makanan, pergi berekreasi, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan melewati jalur jalan tol atau non tol
bukan merupakan suatu proses yang bersifat statis dan acak melainkan akan sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor baik secara tunggal maupun kolektif. Dari beberapa
faktor yang berpengaruh ada yang bersifat mudah diukur (seperti biaya perjalanan,
45
46
biaya tol, dan waktu perjalanan) dan ada yang sulit terukur (seperti comfortable,
Tingkat pendapatan
Kepemilikan kendaraan
Panjang perjalanan
Maksud perjalanan
Biaya perjalanan
Tingkat pelayanan
Indeks aksesibilitas
tertentu yang akan dikonsumsi dengan harga tertentu, biasanya komoditi dianggap
homogen, yang berarti bahwa semua unit yang dijual atau ditukarkan di pasaran
adalah identik.
46
47
Pada gambar 2.2 dilihat bahwa kemiringan kurva adalah negatif. Hal ini terjadi
karena:
mengundurkan diri sebagai pembeli. Tetapi pada harga yang rendah, lebih
yang dibeli.
komoditi lain. Sedangkan, semakin kecil nilai suatu barang konsumsi dalam
47
48
Pada harga yang tinggi, orang lebih tertarik membeli barang lain yang dapat
barangitu.
permintaan individual dapat diterapkan jika aplikasi cocok dengan prediksi yang
diteliti dari perilaku perjalanan individu dalam sistem transportasi dan permintaan
pasar/ market demand dapat diterapkan jika prediksi perilaku total sistem transportasi
a. Choice: ada pilihan dari consumer akan pemakaian jasa transportasi yang
tersedia, misalkan pemilihan jalan tol dan jalan non tol untuk kebutuhan
perjalanan di malam hari atau pada hari libur di mana pemakai jalan
api yang relatif lebih bisa menampung penumpang dalam sekali perjalanan.
48
49
umum.
sudah captive, yaitu dimana sudah tidak ada pilihan lain. Sedangkan, pada
digunakannya.
pada satu keluarga dapat terjadi 3 kendaraan pribadi digunakan dalam satu
waktu perjalanan (ayah, ibu, dan anak) dengan tujuan berbeda. Konsumsi
yang lebih banyak ini tentu saja membuat kapasitas jalan tidak bisa
49
50
membayar jasa pelayanan yang telah diterima berdasarkan nilai pendapatan yang
diangap logis/ideal. Pendekatan dalam analisis ATP adalah jumlah alokasi biaya
transportasi yang diperoleh dari nilai pendatapan yang diterima. Menurut Tamin
1. Besaran penghasilan
2. Kebutuhan transportasi
4. Intensitas perjalanan
6. Jenis kegiatan
50
51
guna mengeluarkan biaya terhadap nilai jasa yang telah diperolehnya. Pendekatan
dalam analisis WTP adalah persepsi pengguna jasa terhadap tarif dari jasa
4. Penghasilan pengguna
Dasar pendekatan dalam menghitung nilai WTP tiap opsi pekerjaan (Anggraini
51
52
Menurut Tamin (1999), pada saat menentukan tarif sering muncul kondisi
1. ATP > WTP, menunjukkan kemampuan membayar lebih besar dari keinginan
untuk membayar jasa transportasi. Kondisi ini terjadi pada saat pengguna jasa
transportasi rendah. Pengguna jenis ini lebih dikenal dengan choice riders.
2. ATP < WTP, menunjukkan keinginan membayar lebih besar dari kemampuan
membayar jasa transportasi. Kondisi ini terjadi pada saat pengguna jasa
transportasi.
Biaya per
satuan jarak
(Rp) ATP>WTP
ATP<WT
ATP=WTP
52
53
akan terjadi rangkap fungsi sebagai operator dan regulator. Bila aspek pengguna
dijadikan subyek yang menentukan nilai tarif ATP dan WTP yang ditinjau, maka
1. WTP merupakan fungsi tingkat pelayanan, apabila nilai WTP berada dibawah
nilai ATP, ada kemungkinan untuk menaikkan tarif dengan disertai perbaikan
transportasi tidak boleh melebihi besaran nilai ATP. Campur tangan pemerintah
dalam bentuk subsidi dibutuhkan pada saat nilai tarif yang diberlakukan lebih
besar dari ATP, hingga didapat nilai tarif yang besarannya sama dengan ATP.
53
54
Gambar 2.3 Keleluasaan penentuan tarif berdasarkan ATP dan WTP Dalam
penentuan besar nilai tarif dianjurkan beberapa parameter berikut ini (Tamin dkk.,
1999) :
2. Tarif berada diantara nilai ATP dan WTP, diperlukan perbaikan tingkat pelayanan
3. Tarif berada di bawah perhitungan tarif dan diatas ATP, selisih nilai tarif tersebut
4. Tarif berada jauh dibawah ATP dan WTP, terdapat keleluasan dalam penentuan
nilai tarif baru. Hal ini menjadi peluang penerapan subsidi silang pada jenis
54
55
Pembentukan tarif jasa transportasi dapat didasarkan salah satu dari tiga cara
berikut:
pricing). Sistem ini dibentuk atas dasar biaya produksi jasa transportasi
b. Sistem pembentukan tarif atas dasar nilai jasa transportasi (value of service
pricing). Sistem ini didasarkan atas nilai yang dapat diberikan jasa
maksimum.
c. Sistem pembentukan tarif atas dasar “What the traffic will bear”yaitu tarif
berada di antara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu, dasar tarif
ini berusaha menutup biaya variabel serta sebanyak mungkin dari bagian
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian suatu kendaraan. BOK terdiri
55
56
b. Biaya Tetap
- Asuransi
- Bunga Modal
- Nilai Waktu
2.7.1 Perhitungan BOK yang dikembangkan oleh PT. Jasa Marga dan LAPI
ITB
c. Konsumsi Ban
d. Pemleiharaan
e. Depresiasi
f. Bunga Modal
g. Asuransi
56
57
Nilai waktu atau nilai penghematan waktu didefinisikan sebagai jumlah uang
yang rela dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat satu satuan waktu perjalanan.
bahwa pengemudi kendaraan akan menggunakan jalan yang lebih baik untuk
pengendara cenderung mencari rute dengan biaya operasi kendaraan minimum dari
beberapa alternatif jalan yang tersedia. Persamaan dari total biaya operasi kendaraan
Dimana :
57