Oleh :
Alis Ririk
1815011003
Dengan adanya angkutan umum penumpang dalam hal angkutan massal, biaya
angkutan menjadi beban tanggungan bersama, sehingga sistem angkutan umum
menjadi efisien karena biaya angkutan menjadi sangat murah. Karena sifatnya
yang ‘massal’, maka para penumpang harus memiliki kesamaan dalam berbagai
hal yakni asal, tujuan, lintasan, dan waktu. Kesamaan ini dicapai dengan cara
pengumpulan di terminal dan/atau tempat pemberhentian. Kesamaan tujuan tidak
selalu berarti kesamaan maksud (Warpani, 2002).
Menurut Warpani (2002), perjalanan dibagi berdasarkan asal, tujuan, lintasan dan
waktu. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Pasal 137 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Umum dan Jalan, angkutan massal harus didukung
dengan:
a. Angkutan orang atau barang dapat menggunakan kendaraan bermotor dan
kendaraan tidak bermotor.
b. Angkutan orang yang menggunakan kendaraan bermotor berupa sepeda
motor, mobil penumpang atau bus.
c. Angkutan barang dengan kendaraan bermotor wajib menggunakan mobil
barang.
d. Mobil barang dilarang digunakan untuk angkutan orang, kecuali :
1. Rasio kendaraan bermotor untuk angkutan orang, kondisi geografis dan
prasarana jalan di provinsi/kabupaten/kota belum memadai
2. Untuk pengerahan atau pelatihan Tentara Nasional Indonesia dan/atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia
3. Kepentingan lain berdasarkan pertimbangan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan/atau Pemerintah Daerah