Anda di halaman 1dari 18

III.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. OSBORNE REYNOLD

1. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu:

a. Mengamati dan mengklasifikasi aliran secara visual berdasarkan pola

gerak zat warna tinta dalam aliran.

b. Menghitung dan mengklasifikasikan sifat aliran secara teoritis

berdasarkan bilangan Reynolds.

c. Membandingkan kesesuaian antara pengamatan secara visual dengan

pengamatan secara teoritis (perhitungan).

2. Alat-Alat Percobaan

a. Seperangkat alat Osborne Reynold dan zat warna


b. Gelas ukur

c. Pengukur waktu (stopwatch)


3. Prosedur Percobaan

a. Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan di atas meja

hidrolika kemudian mengatur posisi alat sampai pada kedudukan datar.

Gambar 3.A.1. Menyiapkan alat peraga Osborne Reynold.

b. Menghubungkan selang air masuk dengan selang pemberi air dari meja

hidrolika.

Gambar 3.A.2. Menghubungkan selang air.


c. Setelah selang air masuk dan selang air meja hidrolika dihubungkan, isi

reservoir cairan dengan zat warna, lalu tempatkan di atas tangki

penenang.

Gambar 3.A.3. Mengisi reservoir dengan zat warna.

d. Setelah mengisi reservoir dengan zat warna, turunkan jarum injektor

sehingga ujungnya tepat berada di mulut corong pipa peraga bagian

atas.

Gambar 3.A.4. Menurunkan jarum injektor.


e. Membuka katup pemasukan dan membiarkan aliran tersebut memasuki

tangki penenang, usahakan agar level muka air di tangki menjadi

konstan dengan cara membiarkan limpasan air keluar melalui pipa

pembuangan atas.

Gambar 3.A.5. Membuka katup pemasukan.

f. Membuka katup kendali aliran pipa peraga perlahan-lahan dan

membiarkan aliran dari pipa sangat lambat lalu menyuntikan zat warna

dengan membuka katup kendali jarum injektor.

Gambar 3.A.6. Membuka katup kendali zat warna.


g. Meningkatkan debit air perlahan-lahan sehingga menimbulkan lintasan

zat warna sampai seluruhnya menebar ke dalam zat cair yang dapat

diamati dari pipa kaca.

Gambar 3.A.7. Mengamati aliran pada pipa kaca.

h. Menentukan nilai debit aliran melalui pipa peraga dengan cara

menampung aliran ke dalam gelas ukur sampai volume 1000 ml dengan

selang waktu tertentu sambil mengamati lintasan zat warna di dalam

pipa peraga.

Gambar 3.A.8. Menampung aliran ke dalam gelas ukur.


i. Mengulangi prosedur g dan h dengan mengubah debit dari kecil ke

besar. Melakukan pengamatan dan menentukan jenis aliran pada setiap

perubahan debit tersebut.

4. Data Hasil Percobaan

a. Diameter pipa peraga = 15 mm

= 15 x 10-3 m

1
b. Luas (A) = π D2
4

1
= . 3,14 .(15 x 10−3)2
4

= 1,7663 x 10-4 m2

c. Temperatur air (T) = 21oC


2
m
d. Viskositas kinematik air = 1,3 x 10 -6
s

Tabel 3.A.1. Data Hasil Percobaan Alat Peraga Osborne Reynold

No. Waktu
Jenis Cairan Volume (m3)
(sekon)
1. Laminar 1 1000 x 10-6 141,5
2. Laminar 2 1000 x 10-6 65,81
3. Laminar 3 1000 x 10-6 44,53
4. Transisi 1 1000 x 10-6 37,24
5. Transisi 2 1000 x 10-6 30,44
6. Transisi 3 1000 x 10-6 28,64
7. Turbulen 1 1000 x 10-6 29,63
8. Turbulen 2 1000 x 10-6 27,02
9. Turbulen 3 1000 x 10-6 24,49
5. Perhitungan Osborne Reynold

a. Menghitung bilangan Reynolds untuk aliran laminer dengan volume

(V) sebesar 1000 x 10-6 m3.

Perhitungan data pertama

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu

1000 x 10-6
=
141,5

m3
= 7,0671 x 10 -6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A

7,0671 x 10-6 m 3 /s
=
1,76 63 x 10-4 m 2

m
= 0,04 s

vxD
3. Re =
V
-3
0, 04 x 15 x 10
=
1,3 x 10-6

= 461,5385

Perhitungan data kedua


Volume
1. Debit (Q) =
Waktu

1000 x 10-6
=
65,81
3
m
= 15,195 x 10-6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A

15,195 x 10 -6 m 3 /s
= -4 2
1,76 63 x 10 m

m
= 0,086 s

vxD
3. Re =
V

0, 086 x 15 x 10-3
=
1,3 x 10-6

= 992,6395

Perhitungan data ketiga

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu

1000 x 10-6
=
44,53
3
m
= 22,457 x 10 -6
s

Q
2. Kecepatan (v) =
A

22,457 x 10-6 m3 /s
=
1,76 63 x 10-4 m 2
m
= 0,1271 s

vxD
3. Re =
V

0,1 271 x 15 x 10 -3
= -6
1,3 x 10

= 1467,0021

b. Menghitung bilangan Reynolds untuk aliran transisi dengan volume

(V) sebesar 1000 x 10-6 m3.

Perhitungan data pertama

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu
-6
1000 x 10
=
37,24

m3
= 26,853 x 10-6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A
-6 3
26,853 x 10 m /s
=
1,76 63 x 10-4 m 2

m
= 0,1520 s

vxD
3. Re =
V

0, 1520 x 15 x 10-3
= -6
1,3 x 10

= 1754,1784
Perhitungan data kedua

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu
-6
1000 x 10
=
23,76
3
m
= 32,852 x 10-6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A
-6 3
32,852 x 10 m /s
= -4 2
1,76 63 x 10 m

m
= 0,1860 s

vxD
3. Re =
V
-3
0, 1860 x 15 x 10
= -6
1,3 x 10

= 2146,0448

Perhitungan data ketiga

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu

1000 x 10-6
=
29,63
3
m
= 33,75 x 10-6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A

33,75 x 10 -6 m 3 /s
=
1,76 63 x 10-4 m 2

m
= 0,1911 s

vxD
3. Re =
V
-3
0, 1911 x 15 x 10
=
1,3 x 10-6

= 2204,7116

c. Menghitung bilangan Reynolds untuk aliran turbulen dengan volume

(V) sebesar 1000 x 10-6 m3.

Perhitungan data pertama

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu
-6
1000 x 10
=
28,64

m3
= 34,916 x 10 -6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A
-6 3
34,916 x 10 m /s
= -4 2
1,76 63 x 10 m

m
= 0,1977 s

vxD
3. Re =
V
-3
0, 1977 x 15 x 10
=
1,3 x 10-6

= 2280,9219

Perhitungan data kedua

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu

1000 x 10-6
=
27,02

m3
= 37,01 x 10-6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A

37,01 x 10-6 m 3 /s
=
1,76 63 x 10-4 m 2

m
= 0,2095 s

vxD
3. Re =
V

0, 2095 x 15 x 10-3
=
1,3 x 10-6

= 2417,6760

Perhitungan data ketiga

Volume
1. Debit (Q) =
Waktu
-6
1000 x 10
=
24,49

m3
= 40,833x 10 -6
s
Q
2. Kecepatan (v) =
A

40,833 x 10 -6 m 3 /s
=
1,76 63 x 10-4 m 2

m
= 0,2312 s

vxD
3. Re =
V
-3
0, 2312 x 15 x 10
= -6
1,3 x 10

= 2667,44

Grafik Hubungan Q dan Re untuk Aliran Laminer


1600
22.457,1467.002
1400 1
Bilangan Reynold (Re)

1200
1000 15.195,992.6395
800
600
7.0671,461.5385
400
200
0
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Debit Aliran (m³/s)

Gambar 3.A.9. Grafik hubungan antara bilangan reynolds (re) dengan debit
aliran laminer.
Grafik Hubungan Q dan Re untuk Aliran Transisi
2500
33.75,2204.7116
32.852,2146.044
Bilangan Reynold (Re)
2000 8
26.853,1754.178
4
1500

1000

500

0
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Debit Aliran (m³/s)

Gambar 3.A.10. Grafik hubungan antara bilangan reynolds (re) dengan debit
aliran tansisi.

Grafik Hubungan Q dan Re untuk Aliran Turbulen


2800
2700 40.833,2667.44
Bilangan Reynold (Re)

2600
2500
37.01,2417.676
2400
2300
34.916,2280.921
2200
2100
2000
34 35 36 37 38 39 40 41 42

Debit Aliran (m³/s)

Gambar 3.A.11. Grafik hubungan antara bilangan reynolds (re) dengan debit
aliran turbulen.

6. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan:


Semakin tinggi debit air, maka nilai bilangan Reynolds akan semakin

tinggi, hal ini disebabkan kecepatan aliran semakin tinggi. Ada 3 jenis

aliran yaitu: laminer, transisi dan turbulen, secara visual kondisi laminer

ditandai dengan garis warna tinta yang beraturan dan bergerak berlapis-

lapis, kondisi transisi ditandai dengan garis tinta terputus-putus dengan

sedikit beraturan, serta kondisi turbulen ditandai dengan garis warna

tinta yang tidak beraturan dan acak.

b. Saran

1. Pada saat melakukan kegiatan praktikum agar memeriksa terlebih

dahulu keadaan alat dan bahan yang akan digunakan, agar tidak

terjadi kesalahan teknis saat melakukan kegiatan praktikum.

2. Sebaiknya para praktikan membaca dan memahami buku panduan

praktikum sehingga praktikan benar-benar paham dengan praktikum

yang akan atau sedang dilakukan.

3. Sebaiknya para praktikan datang tepat waktu dan anggota harus

lengkap agar praktikum dapat berjalan tanpa harus menunggu

terlebih dahulu.

7. Aplikasi di Lapangan

Berbagai jenis aliran dapat terbentuk dalam pipa. Jenis aliran ini dapat

terbentuk sesuai dengan debit air yang ada dalam pipa tersebut. Aliran
laminer terbentuk jika air dalam pipa tersebut melaju dengan lurus

beraturan, karena kecepatan air yang tinggi.

Gambar 3.A.12. Aplikasi lapangan aliran laminer.

Aliran transisi terbentuk karena aliran air sedikit tidak beraturan dan laju

terputus-putus. Aliran air irigasi adalah salah satu contoh aliran transisi.

Gambar 3.A.13. Aplikasi lapangan aliran transisi.

Aliran turbulen karena aliran air tidak melaju dengan sempurna, acak, dan

tidak beraturan hal ini dapat disebabkan oleh kecepatan aliran yang sangat

kecil. Aplikasi dari aliran turbulen dari kehidupan sehari-hari yaitu pada

aliran sungai.
Gambar 3.A.14. Aplikasi lapangan aliran turbulen.

Anda mungkin juga menyukai