Anda di halaman 1dari 68

Perencanaan & Pelaksanaan

Tubuh Jalan Kereta Api

Pintor T. Simatupang, Dr. Eng.


PT. Dardela Yasa Guna
Konsep Perencanaan & Pelaksanaan

Perencanaan
 Ekonomis
 Constructable
 Berfungsi Pelaksanaan Pemeliharaan
 Mudah dipelihara
 Dan lain-lain

Proyek terdahulu

2
Tubuh Jalan Timbunan

3
Tubuh Jalan Galian

Tubuh Jalan

4
Aspek Perencanaan

 Melakukan studi geologi (biasanya studi literatur)


 Survey pendahuluan (reconnaissance)
 Survey topografi
 Penyelidikan tanah (soil investigation)
 Kriteria untuk material timbunan
 Kriteria untuk material lapis dasar (subgrade)
 Analisis stabilitas lereng
 Analisis daya dukung
 Perkiraan penurunan

5
Prosedur Perencanaan

Profile
Potongan Memanjang
200

180

160
SRENGSEM
(0+000) Galian PEMANGGILAN
(31+000)

Elevation (m)
140 SUKABUMI
(15+000)
120 SUKARAME
(45+000)
100 GRADE SEPARATION SUMBEREJO
(30+350) REJOSARI (61+000)
80

60
TEGINENENG
40

20
Timbunan RENGAS

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 55000 60000 65000

Location (m)

Penyelidikan tanah Interpretasi dan


sepanjang trace jalan pemilihan parameter

Menentukan dimensi
Analisis stabilitas
tubuh jalan

6
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Tujuan:
 Profil perlapisan tanah secara vertikal dan horizontal
 Kondisi air tanah
 Sifat-sifat fisik
 Sifat-sifat mekanik
 Hal-hal khusus seperti adanya lapisan tipis (lens), kantung-kantung
kerikil, dll.
 Hal-hal khusus lain, seperti kandungan bahan kimia, pondasi bangunan
lain, dll.

7
Profil Perlapisan Tanah

Km 35+146 Km 35+236 Km 35+362.5 Km 35+450


Type IB Type IA Type IIB Type IV & V
0.00 0.00 0.00 0.00
Peat

5.00 5.00 Clay, grey-white


5.00 5.00

Clay, white-red
10.00 10.00 10.00 10.00

15.00 Sandy Clay 15.00 Organic Clay 15.00 15.00

Sand
20.00 20.00 20.00 20.00

8
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Prosedur:
 Reconnaissance
 Investigasi Pendahuluan
 Investigasi Rinci
 Penyelidikan selama konstruksi

9
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

 Pemboran (soil drilling)


 Pengambilan contoh tanah (soil sampler)
– Tidak terganggu (undisturbed)
– Terganggu (disturbed)
 Pengujian penetrasi (untuk mengetahui kekuatan tanah langsung di
lapangan)
– Standard Penetration Test (SPT)
– Cone Penetration Test (Sondir)

10
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pemboran (soil drilling)

Rotary boring machine

11
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengambilan contoh
tanah tak terganggu

12
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengujian penetrasi
(untuk mengetahui
kekuatan tanah
langsung di lapangan)

13
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Prosedur memperoleh
N-SPT
BH-1 (KM.114+000)
EXISTING TRACK NEW TRACK
C
L C
L

2
1

Km 114+000

14
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Prosedur uji Sondir

15
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

 Menentukan kadar air (water content)


Pengujian Laboratorium  Menentukan berat isi, angka pori, porositas dan
derajat kejenuhan
 Batas cair (liquid limit), batas plastis (plastic
limit) dan batas susut (shrinkage limit). Ketiga
jenis pengujian ini biasanya disebut sebagai
batas-batas Atterberg (Atterberg limit)
 Menentukan berat jenis (specifig gravity)
 Analisa ukuran butir (grain size analysis)
 Uji pemadatan (compaction test)
 Uji permeabilitas (permeability test)
 Uji konsolidasi (consolidation test)
 Uji geser langsung (direct shear test)
 Uji Triaxial
 Uji tekan bebas (unconfined compressive test)

16
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengujian Laboratorium

Atterberg Limit

17
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengujian Laboratorium
Uji kuat tekan
bebas
(unconfined
compressive
strength)

Uji permeabilitas

18
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengujian Laboratorium
Uji Triaxial

1. pengujian tak salur tuna


konsolidasi (undrained
unconsolidated, UU)
2. pengujian terkonsolidasi tak
salur (consolidated
undrained, CU)
3. pengujian terkonsolidasi
tersalur (consolidated
drained, CD)

19
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengujian Laboratorium

Uji Geser Langsung (Direct Shear)

20
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Pengujian Laboratorium

Uji Konsolidasi

21
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Timbunan

Material timbunan

Lapisan dukung

22
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Lapisan dukung timbunan


Prosedur pengujian Stabilita Penuru
s nan
Jenis pengujian Liquifaksi
timbuna timbun
ASTM SNI
n an
Material timbunan Berat jenis tanah D 854 03-1964-1990   

Kadar air D 2216 03-1965-1990   

Batas-batas 03-1966-1990, 03-1967-1990


D 4318  
Atterberg and 03-3422-1994

03-1968-1990 and
Ukuran butir D 422   
03-3423-1994

Lapisan dukung Kuat tekan bebas D 2166 03-3638-1994  

Tekan Triaxial, UU D 2850 03-4813-1998 

Tekan Triaxial, CU D 4767 03-2455-1991 

Konsolidasi D 2435 03-2812-1992 

23
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Material timbunan
Prosedur pengujian
Jenis pengujian
ASTM SNI
Material timbunan
Kadar air tanah asli D 2216 03-1965-1990

Ukuran butir D 422 03-1968-1990 dan 03-3423-1994


03-1966-1990, 03-1967-1990 dan
Batas-batas Atterberg D 4318
03-3422-1994
Berat isi tanah asli D 1556 03-3637-1994
Lapisan dukung
Kepadatan D 698 03-1742-1989

Tekan Triaxial, UU D 2850 03-4813-1998

Tekan Triaxial, CU D 4767 03-2455-1991

24
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

 Jenis-jenis material
 Persyaratan material
 Uji Pemadatan & CBR CBR  6 % pada 95 % d max pemadatan

25
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

 Jenis-jenis material
 Persyaratan material
 Uji Pemadatan & CBR CBR  8 % pada 95 % d max pemadatan

26
Sinar
Matahari

Sampel
Tanah
1 2

5 Mold 1 Mold 2 Mold 3

4
(w1) (w2) (w3)

Mold 4 Mold 5
(w4) (w5)

7
Berat Jenis Kering
( d)
Zero air voids
Berat Jenis Kering (saturation = 100%)
Maksimum

Proctor
6
Modifikasi

Proctor
Standar

Kurva Kadar Air


Kadar Air (w)
Pemadatan Optimum
Pencampuran Penumbukan
Penentuan woptimum (hammer 5 kg)
woptimum
Mold 1 Mold 2 Mold 3 Mold 1 Mold 2 Mold 3

5 lapis

10 x /lapisan 25 x /lapisan 56 x /lapisan

d1 d d3
2
Kedalaman Penetrasi Unit Load
CBR Disain
0.1 inci 1000 psi
d
(d) max
95% (d) max Load
56 x

25 x

Kadar Air 10 x
Optimum
W(%)
Sampel dipadatkan pada
kadar air optimum
95% (d) max Penetrasi
0.1 inci

d

56 x
25 x

10 x

CBR disain
CBR (%)
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Galian

Jarak pemboran (50-100) m

30
Penyelidikan Tanah (Geotechnical Survey)

Galian

31
Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah

 Hasil pemboran: identifikasi jenis tanah untuk membuat profil tanah


 Uji Laboratorium: menghasilkan parameter tanah (fisik dan mekanik)
 Uji penetrasi: menghasilkan kekuatan tanah lapangan (N-SPT dan
tahanan konus)

PENETAPAN
PARAMETER
Engineering Judgment TANAH

32
Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah

Description Very Loose Loose Medium Dense Very dense

Dr 0 0.15 0.35 0.65 0.85

SPT N’70

Fine 1-2 3-6 7-15 16-30 ?


Korelasi
Medium 2-3 4-7 8-20 21-40 > 40
Nilai
Coarse 3-6 5-9 10-25 26-45 > 45
N-SPT

untuk
Fine 26-28 28-30 30-34 33-38
pasir
Medium 27-28 30-32 32-36 36-42 < 50

Coarse 28-30 30-34 33-40 40-50

wet (kN/m3) 11-16 14-18 17-20 17-22 20-23

33
Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah

Consistency N’70 Remarks

Korelasi Nilai Very soft 0-2 Squishes between fingers when squeezed

N Young
N-SPT Soft C clay 3-5 Very easily deformed by squeezing

untuk lempung Medium 6-9

i
Stiff n 10-16 Hard to deform by hand squeezing
c
r
Very stiff 17-30 Very hard to deform by hand
e O Aged/
a C cement
s R ed
i
Hard n > 30 Nearly impossible to deform by hand
g

34
Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah

Korelasi hasil sondir

35
Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah

Clayey silts Sandy silt


and silty clay and silt Silt sandy Sand
10
No. 200 sieveNo. 40 4
9 N = SPT blow count
q c = kPa 9
8 N primarily for E r = 45-55
Korelasi hasil sondir 7
16

13
dengan N-SPT 4
100N

6
qc

14 5
3 9 1312
5
10 8
Ratio

4 12 2 9 15
7
12 9 5 1
3 4

12 9 5 4 6 11 13
7
2
10 8
11
1
0
0.001 0.01 0.1 1.0
Mean Grain size D50 , mm
(Robertson et al., 1983)

36
Menentukan Dimensi Timbunan

Lebar permukaan formasi

0
Berm :2.

.
~ 1
.5 3.0 m
1:1 Ketebalan balas
6.0 m
0
Berm 1:2.
~
.5 6.0 m
1:1 Single Track
.0
~ 1:2 3.0 m
.8
1:1

37
Menentukan Dimensi Timbunan

Lebar permukaan formasi

0
Berm :2.

.
~ 1
.5 3.0 m
1:1 Ketebalan balas
6.0 m
Double Track
.0
Berm ~ 1:2
.5 6.0 m
1:1
0
1:2. 3.0 m
~
.8
1:1

38
Menentukan Dimensi Galian

39
Menentukan Dimensi Galian

Single Track

40
Menentukan Dimensi Galian

Double Track

41
ANALISIS STABILITAS

Stabilitas Lereng
 FS (Statik)  1.5
 FS (Gempa)  1.1

Daya dukung
 K30  70 MN/m3 (Lapisan dukung timbunan)
 K30  110 MN/m3 (Tanah asli sebagai subgrade pada daerah galian)

Penurunan maksimum : 20 cm (setelah pengoperasian jalan)

42
Analisis Stabilitas Lereng

Kesalahan

43
Analisis Stabilitas Lereng

Keruntuhan Lereng

44
Analisis Stabilitas Lereng

Kondisi Kritis Timbunan

Kriteria Metode Keterangan

Stabilitas lereng statik

a. Tanah dasar lunak Short term Parameter kuat geser tanah: UU, CU

b. Tanah dasar keras Long term Parameter kuat geser tanah: CD

45
Analisis Stabilitas Lereng

Kondisi Kritis Galian

Kriteria Metode Keterangan

Stabilitas lereng Long term Parameter kuat geser tanah:


statik CD atau CU dengan
pengukuran pore pressure

Tanah biasa Peak strength Parameter kuat geser tanah


clay shale harus diambil
Fully softened pada kondisi yang fully
Clay shale strength softened

46
Metode Kesetimbangan Batas

su
 req 
F
untuk tegangan total
c    tan 
 req  
Fc F
untuk tegangan efektif

47
Metode Kesetimbangan Batas

48
Slice Method
Fellenius Method
Fellenius Method
Fellenius Method
Metode Elemen Hingga (FEM)

Nodes
Finite elements

53
Metode Elemen Hingga (FEM)
BREASTING DOLPHIN AND
2
PUMP HOUSE ZONE Construction Live Load = 1.0 ton/m
Elevation (m)

LOCATION OF SHEET PILES


Y-coordinate

30 10
28
26
8
6
FS = CL

24 4 0.98 MH

22 2 CH
+0 m
20 0
18 -2
MH2
16 -4
14 -6
12 -8 ML
10 -10
8 -12
6 -14 Search Band
Shear Band: FS=0.98~0.99 MH3
4 -16 Critical Slip Surface: FS=0.98
2 -18
0 -20
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105

Location of sheet A A

With live load 1 pile


t/m2, FS = 0.99
A A

Critical slip
Sliding FS = 1.28
surface Sheetpile
surface

54
Daya Dukung Tanah Pondasi

55
Daya Dukung Tanah Pondasi
Persamaan daya dukung umum direkomendasikan oleh Meyerhof (1963) sebagai berikut:
qu = cNcFcsFcdFci + qNqFqsFqdFqi + 1/2BNFsFdFi
dimana:
c= kohesi
q = tegangan efektif pada level dasar pondasi
= berat unit tanah
B= lebar pondasi (= diameter pondasi pada pondasi lingkaran)
Fcs, Fqs, Fs= faktor bentuk
Fcd, Fqd, Fd= faktor kedalaman
Fci, Fqi, Fi= faktor kemiringan beban
Nq, Nq, N= faktor daya dukung
Faktor daya dukung dinyatakan sebagai berikut
   πtan 
N q  tan 2  45  e
 2
Nc = (Nq+1)cot 

N = 2(Nq+1) tan 
Daya Dukung Tanah Pondasi
Daya Dukung Tanah Pondasi

Plate Loading Test

where: k = spring constant = modulus of subgrade reaction

P = applied pressure (load divided by the area of the 762 mm (30 inch)
diameter plate)
Δ = measured deflection of the 762 mm (30 inch) diamter plate
Daya Dukung Tanah Pondasi

Daya Dukung Tanah Pondasi Galian

Daya dukung (nilai K30) ditentukan dari ASTM D


1196 (Uji beban plat dengan menggunakan plat
dukung berdiameter 30 cm) harus tidak kurang
dari 70 MN/m3 pada permukaan tanah pondasi
daerah galian.

59
Daya Dukung Tanah Pondasi

K30 value (MN/m3)


110
100
Middlebrooks
80
70
60 CBR=0.642x10 0.115(K30 /10)
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
CBR in laboratory
Survey data from Nippon
Hodo Co Ltd

60
Daya Dukung Tanah Pondasi

K30 value (MN /m3 ) soil


ar y
sedi ment
ni c
Volca
100
i ve soil
s
oil Cohe
80 s
e ry
v
ra
60
G

Sandy soil
40

20

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

N value
61
Penurunan (Settlement)

 Penurunan elastik (elastic settlement)


 Penurunan konsolidasi (consolidation settlement)
 Kompresi sekunder (secondary compression)

62
Penurunan (Settlement)

63
Penurunan (Settlement)

64
The Colours

65
Picture slide

Subheading (first level text)


 Bullet 1 (second level text)
– Bullet 2
• Bullet 3
– Bullet 4

66
Example of suggested chart formatting

Delete categories / series as necessary

30
Series 8
25
3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Series 7
Axis title here

20 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Series 6


3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Series 5
15 Series 4
3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
10 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Series 3
3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Series 2
5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Series 1
3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
0
One Two Three Four Five Six

67
Examples of suggested formatting styles

Column Column Column


heading heading heading Text box
Row
heading Data Data Data
Text box
Row
With shadow
heading Data Data Data
Row
heading Data Data Data

68

Anda mungkin juga menyukai