Anda di halaman 1dari 20

Efficient Vol 4 (1) (2021): 1108-1127 DOI: https://doi.org/10.15294/efficient.v4i1.

43274

EFFICIENT
Indonesian Journal of Development Economics
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/efficient

Analisis Pemilihan Moda Transportasi


dalam Kunjungan Wisatawan
Nur Aisah1, Deky Aji Suseno2

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Permalink/DOI: https://doi.org/10.15294/efficient.v4i1.43274

Received: July 2020 ; Accepted: October 2020 ; Published: January 2021

Abstract
This study aimed to analyze the criteria' priority order in the preferred mode of transportation, the order of alternative modes of transportation in
each criterion, and the main priorities of alternative modes of transportation for tourist trips in Cilacap Regency attractions. This type of research is
qualitative research. The data used are primary data. The informants in this study were 36 tourists and six key persons. The analytical tool used in
this study is the Analytical Hierarchy Process (AHP) analysis. Based on the results of AHP analysis, it is found that the priority order of tourist
criteria for traveling is security, the next criteria are convenience, time, access, and the last priority is cost. Tourists' priority order of alternative
transportation mode preferences in traveling, namely private vehicles, is the first priority; the next priority is trains, buses, planes, and ships.

Keywords: Preference, Transportation Mode, System, Travel, Analytical Hierarchy Process (AHP)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis urutan prioritas kriteria dalam preferensi moda transportasi perjalanan wisata, menganalisis urutan
alternatif moda transportasi untuk perjalanan wisata disetiap kriteria dan menganalisis prioritas utama alternatif moda transportasi untuk
perjalanan wisata di objek wisata Kabupaten Cilacap. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 wisatawan dan 6 keyperson. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Analytical Hierarchy Proccess (AHP). Berdasarkan hasil analisis AHP didapatkan bahwa urutan prioritas kriteria wisatawan untuk
berwisata adalah keamanan, kriteria berikutnya adalah kenyamanan, waktu, akses dan prioritas terakhir biaya. Sedangkan urutan prioritas
alternatif preferensi moda transportasi oleh wisatawan dalam berwisata yaitu kendaraan pribadi sebagai prioritas pertama, prioritas berikutnya
adalah kereta api, bus, pesawat, dan kapal.

Kata Kunci: Preferensi, Moda Transportasi, Sistem, Perjalanan, Analytical Hierarchy Process (AHP)

How to Cite: Aisah, N., & Suseno, D. (2021). Analisis Pemilihan Moda Transportasi dalam Kunjungan
Wisatawan. Efficient: Indonesian Journal of Development Economics, 4(1), 1108-1127.
https://doi.org/10.15294/efficient.v4i1.43274

© 2021 Semarang State University. All rights reserved


 Alamat Korespondensi :
Alamat: Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail : nuraaisah98@gmail.com
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1109

PENDAHULUAN terus menerus, maka sektor pariwisata dapat


mengurangi masalah sosial ekonomi yang terjadi
Sektor pariwisata merupakan salah satu
di Indonesia.
sektor yang sangat penting bagi perekonomian
Pada tabel 1 terlihat bahwa kontribusi
suatu negara. Banyak negara yang
sektor pariwisata terhadap PDB nasional
memanfaatkan sektor pariwisata sebagai sumber
dari tahun 2014-2018 cenderung meningkat
pendapatan negara dan penyerapan tenaga
meskipun pada tahun 2016 turun sekitar
kerja, hal ini dikarenakan sektor pariwisata
3,52%. Peningkatan kontribusi sektor
dapat memberikan kontribusi besar bagi
pariwisata terhadap PDB nasional
perekonomian suatu negara. Adapun di
dari tahun 2014-2018 sebesar 19,43%.
Indonesia, kontribusi dari sektor pariwisata
Selain itu, kontribusi sektor pariwisata
diantaranya yaitu penerimaan devisa,
terhadap devisa negara juga meningkat
pendapatan yang diterima oleh daerah baik
dari tahun 2014-2018 sebesar 27,48%.
retribusi ataupun yang lainnya, pengembangan
Demikian pula kontribusi sektor pariwisata
usaha, lapangan kerja, dan pembangunan
terhadap penyerapan tenaga kerja juga
daerah.
meningkat dari tahun 2014-2018
Keterkaitan sektor pariwisata dengan
sebesar 22,59%. Dari sisi wisatawan
sektor lain seperti sektor angkutan, sektor
baik wisman (wisatawan mancanegara)
industri kerajinan, sektor hotel dan restoran
maupun wisnus (wisatawan nusantara) juga
dapat memberikan multiplier effect terhadap
mengalami tren peningkatan dari
pertumbuhan ekonomi dan terciptanya
tahun 2014-2018, masing-masing mengalami
lapangan kerja yang lebih luas. Adanya
kenaikan sebesar 51,87% dan 18,36%.
peningkatan kontribusi bagi perekonomian yang

Tabel 1. Data Pencapaian Sektor Pariwisata Indonesia 2015-2018


2015 2016 2017 2018
Indikator
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Kontribusi Pada PDB Nasional 4.23% 4.25% 4.50% 4.1% 5% 5% 5.25% 5.25%
Devisa (Triliun Rp) 144 175.71 172 176.23 200 202.13 223 224
Jumlah Tenaga Kerja (Juta
11.4 10.36 11.8 12.28 12.0 12.60 12.60 12.70*
Orang)
Wisatawan Manca Negara
10 10.41 12 12.02 15 14.04 17 15.81
(Juta Kunjungan)
Wisatawan Nusantara (Juta
255 256.42 260 264.33 265 270.82 270 303.5
Perjalanan)
Sumber: Kementrian Pariwisata, 2018

Dengan pendapatan devisa yang semakin RPJM 2015-2019 dan dibuat Program 10 Bali Baru.
meningkat, pemerintah Indonesia menjadikan Sektor pariwisata tidak bisa maju dan tidak bisa
sektor pariwisata sebagai salah satu sektor berdiri sendiri tanpa dukungan dari sektor lain,
prioritas nasional yang telah tercantum dalam seperti dukungan dari sektor moda transportasi
1110 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

atau angkutan. Seetanah (2009) moda 2017, sedangkan pada tahun 2018 jumlah
transportasi telah memberikan kontribusi positif penumpang yang berangkat dan datang masing-
terhadap jumlah kedatangan wisatawan dalam masing adalah 7908 dan 4151.
jangka pendek maupun pada jangka panjang.
Peran moda transportasi di dalam pariwisata Tabel 2. Data Jumlah Penumpang Pesawat di
sangat penting, dimana moda transportasi ini Bandara Tunggul Wulung, Kabupaten Cilacap
akan membawa wisatawan ke daerah tujuan (Orang), 2017-2018
wisata, dengan adanya kemudahan akses moda Penumpang (Orang)
Tahun
transportasi akan lebih mendekatkan wisatawan Berangkat Datang
ke tempat wisata yang akan dituju. 2017 4617 4118
Di Jawa Tengah hanya ada dua daerah 2018 4908 4151
dengan sarana transportasi yang lengkap yaitu Sumber: UPBU Tunggul Wulung, 2019
Kabupaten Cilacap dan Kota Semarang. Dengan
kelengkapan prasarana moda transportasi yang Dalam kegiatan pariwisata tentunya
ada maka semakin banyak kriteria dan alternatif membutuhkan moda transportasi darat, baik
pilihan moda transportasi untuk perjalanan angkutan pribadi, sewa maupun angkutan
wisata, sehingga pada akhirnya akan umum. Moda transportasi darat merupakan
meningkatkan jumlah wisatawan yang datang. moda transportasi yang fleksibel, dimana
Dalam suatu lingkup wilayah kebanyakan angkutan darat dapat mengantarkan
aktivitas wisata antara tempat wisata yang satu penumpang sesuai dengan tujuan yang
dengan yang lainnya melakukan kegiatan tidak akan di tempuh. Kabupaten Cilacap
berada pada suatu tempat lokasi objek wisata. memiliki 10 terminal bus, dimana terminal
Akan menimbulkan jarak fisik antar objek wisata bus melayani perjalanan mulai dari
untuk perpindahan kunjungan wisatawan dalam Angkutan Antar Kota Provinsi (AKAP), Antar
menuju objek wisata yang satu dengan yang Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan antar
lainnya. Untuk menempuh jarak fisik tersebut, desa dan angkutan kota.
maka menimbulkan keinginan orang untuk Berdasarkan tabel 3, data kedatangan
melakukan pergerakan perjalanan dengan alat dan keberangkatan penumpang di terminal
bantu moda transportasi guna mencapai lokasi Kabupaten Cilacap terlihat bahwa terjadi
tujuan objek wisata yang terintegrasi dalam penurunan jumlah penumpang yang
sistem transportasi. datang dan berangkat di seluruh terminal
Pada tabel 2, terlihat bahwa pada tahun Kabupaten Cilacap pada tahun 2018 masing-
2018 jumlah penumpang pesawat yang melalui masing 7,92% dan 14,94%. Dimana pada
Bandara Tunggul Wulung mengalami tahun 2017 jumlah penumpang datang sebesar
peningkatan dibandingkan tahun 2017, terjadi 136.630 dan penumpang berangkat sebesar
peningkatan jumlah penumpang berangkat dan 135.925 orang, namun ditahun 2018 jumlah
tiba masing-masing sebesar 6,3% dan 0,80%. penumpang datang dan berangkat mengalami
Jumlah penumpang yang berangkat sebanyak penurunan menjadi 135.925 penumpang
4617 dan penumpang yang tiba 4118 pada tahun datang dan 125.813 penumpang berangkat.
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1111

Tabel 3. Data Kedatangan dan Keberangkatan Terminal Penumpang di Kabupaten Cilacap Tahun
2017-2018 (Orang)
Kedatangan Keberangkatan
Tahun Transportasi Transportasi
AKAP AKDP Antar-Desa AKAP AKDP Antar-Desa
Kota Kota
2017 25.061 41.615 28.016 41.938 25.061 40.847 28.079 41.938
2018 28.451 41.341 28.446 27.575 28.073 41.341 28.152 18.054
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, 2019

Kabupaten Cilacap memiliki 5 stasiun pada tahun 2017-2018 jumlah penumpang kereta
kereta api yang dapat digunakan oleh wisatawan api di stasiun aktif di seluruh Kabupaten Cilacap
untuk dapat berwisata ke objek wisata di meningkat sebesar 18,10%. Pada tahun 2017
Kabupaten Cilacap. Kelima stasiun tersebut jumlah keberangkatan dan kedatangan di
adalah Stasiun Sidareja, Stasiun seluruh stasiun Kabupaten Cilacap adalah
Gandrungmangu, Stasiun Cilacap, Stasiun Maos, 628.414 orang, dan pada tahun 2018 sebanyak
dan Stasiun Kroya. Dari gambar 1, terlihat bahwa 742.020 kedatangan dan pemberangkatan.
345.584
306.658

138.044
113.934
101.809
PENUMPANG

87.930
86.941

79.745
56.528
53.261
(ORANG)

KROYA MAOS CILACAP GANDRUNGMANGU SIDAREJA


2017 2018
Gambar 1. Data Jumlah Stasiun Kereta Api Penumpang di Kabupaten Cilacap Tahun 2017-2018
Sumber: DAOP 5 Purwokerto, 2020

Kabupaten Cilacap juga memiliki perairan sebesar 60,72%, dan penurunan kedatangan
atau pantai yang dapat menghubungkan penumpang sebesar 58,16%. Di tahun 2017 julah
kawasan yang dipisahkan oleh perairan, dan hal penumpang berangkat sebesar 299.574 orang,
ini tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan penumpang datang sebesar 267.817 orang
oleh wisatawan yang tertarik untuk sedangkan pada tahun 2018 jumlah penumpang
mengunjungi kawasan tersebut, sehingga dapat berangkat serta datang masing-masing 117.654
menghidupkan kembali sektor pariwisata di orang dan 112.029 orang.
kawasan yang telah dipisahkan oleh perairan. Adanya fenomena yang telah
Pada tabel 4 jika dibandingkan tahun 2017, dideskripsikan, maka tidak mengherankan jika
jumlah penumpang perairan darat di Kabupaten kebutuhan perjalanan wisata yang dilakukan
Cilacap di tahun 2018 mengalami penurunan. oleh masyarakat Kabupaten Cilacap maupun
Total penurunan keberangkatan penumpang yang berada diluar Kabupaten Cilacap yang
1112 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

berwisata di objek wisata Kabupaten Cilacap yang digunakan serta kenyamanan moda
dengan moda transportasi umum seharusnya transportasi menjadi alasan wisatawan dalam
tinggi. Efisiensi waktu tempuh, biaya perjalanan, memilih moda transportasi yang ingin mereka
akses dalam mendapatkan moda transportasi pilih selama perjalanan wisata.

Tabel 4. Data Jumlah Penumpang Perairan Darat / Antar Desa Di Kabupaten Cilacap 2017-2018
(Orang)
2017 2018
Lintasan
Berangkat Datang Berangkat Datang
Lomanis-Perkuyan 6.128 5.811 3.184 3.367
Lomanis-Cigintung 3.590 3.528 1.329 1.392
Alas Malang-Prence 152.139 131.711 63.022 55.482
Kutuwaru-Kalipanas 107.756 96.865 32.294 36.200
Sleko-Kampug Laut 27.510 27.615 15.925 13.952
Sleko-Ciperet 2.451 2.287 1.900 1.636
JUMLAH 299.574 267.817 117.654 112.029
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, 2018

Lebih banyaknya penggunaan moda METODE PENELITIAN


transportasi pribadi dari pada transportasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian
umum untuk perjalanan wisata di objek wisata
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
yang ada di Kabupaten Cilacap, telah didukung
penelitian yang bermaksud untuk memahami
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulianto
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
(2019) bahwa pengunjung di objek wisata
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi,
budaya Kota Surakarta memberikan nilai yang
tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik
cukup baik. Dari hasil korespondensi terhadap
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata
kualitas transportasi bukan umum Kota
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
Surakarta memang cukup baik, tetapi
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
penggunaan moda transportasi bukan umum
metode alamiah (Maleong, 2007: 6).
lebih mendominasi dibandingkan penggunaan
Data yang digunakan dalam penelitian ini
moda transportasi umum. Berdasarkan paparan
adalah data primer dan data sekunder. Data
di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
sekunder dalam penelitian ini berupa arsip data
untuk menganalisis urutan prioritas kriteria
rekapitulasi yang diperoleh dari berbagai
dalam preferensi moda transportasi perjalanan
sumber mulai dari BPS, Kementerian Pariwisata,
wisata, menganalisis urutan alternatif moda
Dinas Perhubungan dan instansi terkait lainnya.
transportasi untuk perjalanan wisata disetiap
Sedangkan data primer yang digunakan
kriteria dan menganalisis prioritas utama
diperoleh dari observasi dan wawancara dengan
alternatif moda transportasi untuk perjalanan
informan dalam hal ini wisatawan yang berada
wisata di objek wisata Kabupaten Cilacap.
di objek wisata Kabupaten Cilacap, Dinas
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1113

Perhubungan Kabupaten Cilacap, dan akademisi, dalam dunia pariwisata sangat


Akademisi yang dianggap penulis mengetahui membutuhkan pilihan moda transportasi yang
betul kondisi Kabupaten Cilacap. Teknik tepat dalam kunjungan wisatawan di tempat
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wisata yang ada. Karena tidak semua tempat
dengan wawancara, dokumentasi dan kuesioner wisata di Kabupaten Cilacap memiliki moda
yang disebarkan kepada wisatawan dan transportasi umum yang terjangkau, dan ada
keyperson yang telah ditentukan sebelumnya. juga tempat wisata yang tidak bisa dijangkau
Metode Analytical Hierarchy Process dengan kendaraan pribadi.
(AHP) merupakan model pengambilan
keputusan komprehensif yang
mempertimbangkan hal-hal kualitatif dan Biaya 0,112

kuantitatif. Metode AHP dapat membantu Akses 0,141


menetapkan prioritas dan tujuan untuk berbagai Waktu 0,144
pilihan menggunakan beberapa kriteria. Untuk
Kenyamanan 0,214
menentukan prioritas elemen dalam sebuah
masalah keputusan adalah membuat Keamanan 0,391

perbandingan berpasangan, yaitu setiap elemen 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
dibandingkan secara berpasangan terhadap Inconsistency Ratio: 0,08
kriteria yang ditentukan. Bentuk perbandingan
berpasangan adalah matriks. Pengisian matriks Gambar 2. Kriteria Preferensi Moda
komparatif berpasangan menggunakan bilangan Transportasi Wisatawan Dalam Berwisata
yang menggambarkan kepentingan relatif suatu Sumber: Data Primer (Diolah) 2020
unsur di atas unsur lainnya (Saaty dalam
Prajanti, 2013). Dari perhitungan AHP pada gambar 2
diperoleh hasil rasio inkonsistensi 0,08 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
berarti jawaban yang diberikan keyperson
Pemilihan moda transportasi memiliki konsisten. Kriteria yang diprioritaskan pada
peran yang penting bagi perkembangan sektor gambar 2, preferensi moda transportasi dalam
wisata. Bagi wisatawan sendiri dengan adanya kunjungan wisatawan di objek wisata Kabupaten
moda transportasi dapat mengantarkan Cilacap adalah kriteria keamanan dengan nilai
wisatawan ke tempat wisata sehingga dapat bobot 0,391. Kemudian kriteria prioritas kedua
menikmati wisata atau destinasi yang ada, adalah kenyamanan sebesar 0,214; waktu dengan
sedangkan bagi sektor wisata moda transportasi 0,144; akses 0.141 dan prioritas kelima adalah
diharapkan dapat meningkatkan kunjungan biaya 0.112.
wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Seetanah (2009), dalam penelitiannya penelitian Kwanto (2016) bahwa prioritas
menemukan bahwa moda transportasi masyarakat Palembang dalam memilih moda
memberikan kontribusi yang positif terhadap angkutan umum adalah kriteria aman dengan
jumlah pengunjung dalam jangka pendek dan nilai bobot 0,275 atau 27,5%, kriteria
jangka panjang. Pada hasil wawancara dengan kenyamanan selanjutnya (20%), kriteria waktu
1114 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

(18,7%), kriteria kenyamanan (17%), dan kriteria pribadi untuk menghindari kriminalitas maupun
biaya (16,8%). ancaman lain yang dapat menimbulkan bahaya
Pada gambar 3, terlihat bahwa kriteria bagi penumpang.
keamanan, alternatif yang paling diprioritaskan Nur (2016) dalam penelitiannya bahwa
dalam preferensi moda transportasi oleh preferensi responden terhadap Personal
wisatawan adalah kendaraan pribadi dengan Transport Preferences (PAP) yang digunakan
nilai bobot 0,505; prioritas berikutnya adalah selama ini dalam perjalanan dari rumah menuju
moda transportasi kereta api 0,223; moda tempat kerja ditunjukkan pada indikator tingkat
transportasi bus 0.116; pesawat terbang 0.110 dan keamanan dari gangguan alam, sebagian besar
moda angkutan kapal dengan nilai bobot 0.046. responden menyatakan bahwa mereka sangat
Hasil tersebut juga sama dengan hasil penelitian aman 57,8%, diikuti oleh responden yang
Kwanto (2016) yang mengatakan bahwa hasil menyatakan aman sebesar 30,4%, kurang aman
survei dan hasil pengolahan data dengan dan tidak aman masing-masing 10,8% dan 1,1%
menggunakan metode AHP menunjukkan serta jaminan keamanan dari tindak pidana
bahwa kriteria aman menjadi prioritas Kota 85,9%.
Palembang dalam berwisata. Pada kriteria keamanan, alternatif prioritas
kedua adalah moda transportasi kereta api
dengan nilai bobot 0,223. Moda transportasi
Kapal 0,046 kereta sendiri memiliki tingkat keamanan yang
Pesawat 0,110 tinggi dengan difasilitasi cctv di stasiun dan
Bus 0,116 terdapat Polsuska digerbong kereta, sehingga
Kereta Api 0,223 mampu meminimalisir tindakan kriminalitas
Kendaraan Pribadi 0,505 yang dapat terjadi. Dalam keamanan dalam
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 perjalanan kereta api juga telah disediakan
Inconsistency Ratio: 0,05 APAR (alat pemadam api ringan), disediakan
rem darurat dan palu pemecah kaca yang dapat
Gambar 3. Kriteria Keamanan Dalam digunakan sewaktu-waktu jka terdapat ancaman
Melakukan Perjalanan Wisata bahaya baik kebakaran ataupun lainnya di dalam
Sumber: Data Primer (Diolah) 2020 gerbong kereta api.
Alternatif prioritas ketiga adalah moda
Berdasarkan hasil perhitungan yang angkutan bus dengan nilai bobot 0,116. Di
diperoleh dari kritria keamanan menunjukkan Kabupaten Cilacap, masih banyak moda
bahwa alternatif yang paling diprioritaskan transportasi bus untuk perjalanan kelompok
adalah moda transportasi kendaraan pribadi dengan menggunakan bus. Dari segi performa,
dengan nilai bobot 0,505. Dengan hasil angkutan bus merupakan momok yang sering
penelitian menunjukkan kendaraan pribadi menimbulkan masalah dalam perjalanan. Masih
menjadi prioritas utama dalam kriteria banyak kualitas moda transportasi bus yang
keamanan yaitu wisatawan merasa lebih aman masih rendah. Arisandi (2015) dalam
saat menggunakan moda transportasi kendaraan penelitiannya menyatakan bahwa semakin
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1115

buruk performa rem kaki maka semakin besar angkutan umum maka akan mempengaruhi
pula kemungkinan terjadinya kecelakaan bus pemilihan moda transportasi.
AKDP. Dari hasil perhitungan pada gambar 4
Alternatif yang menjadi prioritas keempat menunjukkan urutan prioritas alternatif yang
dalam kriteria preferensi moda transportasi diprioritaskan wisatawan dalam kriteria yaitu
untuk perjalanan di Kabupaten Cilacap adalah kendaraan pribadi dengan bobot 0,585 sebagai
pesawat terbang, dengan nilai bobot sebesar prioritas utama, alternatif berikutnya yang
0,110. Dari segi keamanan, moda transportasi menjadi prioritas adalah kereta api dan bus
pesawat memiliki tingkat keamanan yang lebih 0,128; moda transportasi pesawat; 0.116 dan
tinggi dibandingkan dengan keamanan pada prioritas terakhir adalah moda transportasi
moda transportasi lainnya. Adanya pihak-pihak kapal 0.042.
yang terlibat di dalam oprasional baik dari pilot
maupun kru pesawat telah terlatih secara
Kapal 0,042
professional.
Alternatif kelima dalam kriteria keamanan Pesawat 0,116

pemilihan moda transportasi untuk perjalanan Bus 0,128

adalah moda transportasi kapal, dengan nilai Kereta Api 0,128


bobot sebesar 0,046. Kriteria keamanan moda Kendaraan Pribadi 0,585
transportasi kapal dapat dilihat dari adanya 0 0,2 0,4 0,6 0,8
fasilitas pelampung yang disediakan oleh Inconsistency Ratio: 0,04
pemilik atau pengusaha penyeberangan
dengan menggunakan moda transportasi Gambar 4. Kriteria Kenyamanan Dalam
kapal serta kelayakan kapal yang selalu Melakukan Perjalanan Wisata
diperiksa. Hasil observasi selama melakukan Sumber: Data Primer (Diolah) 2020
penelitian baik di Pelabuhan Sleko maupun
di pantai Teluk Penyu ditemukan banyak kapal Berdasarkan hasil perhitungan Analytical
dan perahu yang menyediakan fasilitas Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa
pelampung yang dapat digunakan jika terjadi alternatif yang paling diprioritaskan dalam
bahaya yang mengancam. kriteria kenyamanan dalam preferensi moda
Pada perhitungan analisis AHP kriteria transportasi wisata di objek wisata Kabupaten
kenyamanan menempati priritas kedua dengan Cilacap adalah moda transportasi kendaraan
nilai bobot sebesar 0,214. Hasil tersebut sejalan pribadi dengan nilai bobot 0,585. Persepsi
dengan penelitian Saputra (2017) bahwa wisatawan lebih memilih moda transportasi
kenyamanan menjadi faktor prioritas kedua pribadi dalam hal kriteria kenyamanan
dalam pemilihan moda transportasi untuk seringkali dikaitkan dengan kualitas moda
bekerja dengan nilai bobot 22,55%, serta hasil transportasi pribadi yang dapat memberikan
penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat fasilitas lebih.
hubungan yang signifikan antara kenyamanan Fasilitas yang tersedia di moda transportasi
dalam pemilihan moda transportasi di Kota pribadi sendiri dapat disesuaikan degan
Medan jika terjadi peningkatan kenyamanan keinginan wisatawan sehingga banyak
1116 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

wisatawan yang menggunakan moda masuk ke dalam bus serta kelebihan penumpang
transportasi pribadi untuk perjalan wisata atau barang yang membuat penumpang merasa
dengan alasan kenyamanan yang dapat kurang nyaman. Idealnya, angkutan umum yang
diesuaikan dengan kebutuhan penumpang. baik tidak memperbolehkan pengamen dan
Nur (2016) dalam penelitiannya pedagang masuk ke dalam bus untuk
menjelaskan bahwa preferensi penumpang kenyamanan penumpang (Adji, dalam Azis
angkutan komuter yang tinggi merupakan 2016).
indikator kenyamanan dalam hal kelembutan Moda transportasi pesawat pada kriteria
kursi 97,1%, fasilitas tempat duduk 97,1%, kenyamanan menempati urutan prioritas
fasilitas tempat duduk dengan kesesuaian keempat dengan bobot nilai sebesar 0,116. Sudah
dengan kondisi tubuh 97,0%, udara sirkulasi banyak maskapai penerbangan baik domestik
91,2%, perilaku berkendara 90,5%, tingkat maupun internasional yang melakukan
keamanan dari gangguan alam sangat aman pelayanan dengan mengutamakan kenyamanan.
sebesar 78%, kenyamanan dalam hal kesesuaian Kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan
umur kendaraan sebesar 55,5%, budaya (citra) penerbangan tersebut didasarkan pada
dalam hal disiplin lalu lintas sebesar 53,3% dan kebutuhan penumpang karena perjalanan yang
terendah dari segi budaya (citra) ditinjau dari jauh dan membutuhkan waktu perjalanan yang
faktor prestise sebesar 38,6%. lama. Kenyamanan yang diberikan terkait
Pada kriteria kenyamanan yang menjadi dengan fasilitas seperti tempat duduk, fasilitas
rioritas kedua moda transportasi wisatawan konsumsi makanan dan minuman, serta fasilitas
dalam berwisata di objek wisata Kabupaten kebersihan kabin dan toilet.
Cilacap adalah moda kereta api dengan nilai Alternatif prioritas kelima adalah moda
bobot 0,128. Semakin nyaman moda kereta api angkutan kapal dengan nilai bobot 0,042. Dari
maka semakin banyak wisatawan yang pengamatan bahwa layanan kenyamanan yang
menggunakan moda transportasi kereta api diberikan oleh penyedia jasa penyeberangan,
tersebut untuk keperluan berwisata. masih terdapat perahu yang minim tempat
Berdasarkan hasil Analytical Hierarchy duduk. Berdasarkan pengamatan di Pelabuhan
Process (AHP) dengan program expert choice Sleko masih dijumpai banyak wisatawan atau
11.0, yang menjadi prioritas ketiga pada aspek penumpang yang duduk di lantai kapal dengan
kenyamanan adalah moda transportasi bus alas terpal atau duduk di bangku kayu yang
dengan nilai bobot 0,128. Salah satu alternatif telah disediakan oleh penyedia jasa agkutan
moda transportasi pilihan masyarakat yang penyebrangan.
sering digunakan untuk menunjang aktivitas Pada gambar 5, terlihat bahwa alternatif
sehari-hari, termasuk untuk berwisata. yang paling diprioritaskan oleh wisatawan dalam
Dengan banyaknya peminat yang preferensi moda transportasi oleh wisatawan
menggunakan moda transportasi bus, bahwa dalam berwisata di Kabupaten Cilacap adalah
belum ada jaminan kenyamanan yang bisa kriteria waktu yaitu kendaraan pribadi dengan
dirasakan penumpang. Banyaknya bus yang nilai bobot 0,588, kriteria selanjutnya yang
masih memungkinkan pengamen dan penjual menjadi prioritas adalah moda transportasi bus
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1117

dengan 0,144; moda transportasi kereta api 0.114; Prioritas kedua dalam kriteria waktu
moda transportasi pesawat 0.112 dan moda adalah moda transportasi bus dengan
transportasi kapal 0.043. nilai bobot 0,144. Wisatawan merasakan
ketidaknyamanannya saat menunggu moda
transportasi bus untuk mengantarkan wisatawan
Kapal 0,043
ke suatu tempat tujuan wisata, wisatawan
Pesawat 0,112
merasa bahwa untuk menuju tempat wisata
Kereta Api 0,114
Bus 0,144
tersebut harus menunggu penumpang lain
Kendaraan Pribadi 0,588 sampai kapasitas penumpang bus dirasa cukup
oleh sopir bus sehingga membutuhkan waktu
0 0,2 0,4 0,6 0,8 lama.
Inconsistency Ratio: 0,05 Hal tersebut ditemukan di terminal bus
depan Pasar Sampang Kabupaten Cilacap
Gambar 5. Kriteria Waktu Dalam Melakukan dengan rute yang melewati gelanggang renang
Perjalanan Wisata yang dikelola oleh perorangan atau pihak
Sumber: Data Primer (Diolah) 2020 swasta. Zulianto (2019) dalam penelitiannya
mengatakan bahwa efisiensi jarak kedatangan
Dalam perhitungan AHP, kriteria prioritas dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
ketiga adalah waktu dengan nilai bobot 0,144. perjalanan merupakan salah satu elemen
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penting yang dapat diperhatikan wisatawan saat
yang dilakukan oleh Saputra dan Renni (2017) menggunakan transportasi umum, semakin
yang menyatakan bahwa waktu menempati lama waktu yang dibutuhkan wisatawan untuk
urutan prioritas ketiga sebesar 21,58%. menuju lokasi wisata tentunya akan merugikan
Tazaruwah dan Dyah (2019) variabel waktu kenyamanan berwisata.
tempuh tidak berpengaruh terhadap Prioritas ketiga dalam kriteria waktu
penggunaan BRT Trans Semarang. Tidak adanya preferensi moda transportasi di objek wisata
pilihan transportasi menyebabkan konsumen Kabupaten Cilacap adalah moda transportasi
kurang memperhatikan waktu tempuh kereta api, dengan nilai bobot 0,114. Dari segi
menggunakan angkutan kota. waktu moda transportasi kereta api memiliki
Pada kriteria waktu, alternatif moda jalur tersendiri sehingga bebas dari kemacetan.
transportasi pribadi menempati urutan Namun sebagian besar wisatawan yang
prioritas pertama dengan nilai bobot berwisata di obyek wisata di Kabupaten Cilacap
sebesar 0,588. Dalam berwisata tidak banyak yang menggunakan moda kereta
menggunakan moda transportasi pribadi, api tersebut karena wisatawan berasal dari
wisatawan tidak membutuhkan waktu tunggu daerah sekitar Kabupaten Cilacap ataupun
yang lama untuk dapat menggunakan moda masyarakat sekitar yang berwisata di obyek
transportasi pribadi dalam suatu perjalanan. wisata Kabupaten Cilacap. Sehingga jarak dan
Wisatawan dapat langsung menggunakan waktu tempuh masih bisa terjangkau.
moda transportasi pribadi yang dimiliki Prioritas keempat dalam kriteria waktu
untuk perjalanan wisata yang akan dilakukan. preferensi moda transportasi di Kabupaten
1118 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

Cilacap adalah moda transportasi pesawat, Dalam perkembangan pariwisata,


dengan nilai bobot 0,112. Hasil penelitian ini kemudahan wisatawan untuk mendapatkan
tidak sejalan dengan hasil penelitian Haradogan moda transportasi yang akan digunakan sangat
(2014) dimana dalam kriteria waktu alternatif mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan.
moda transportasi pesawat menjadi prioritas Sudiarta (2005) dalam penelitiannya
utama dalam pemilihan moda transportasi. mengatakan bahwa akses transportasi dapat
Prioritas kelima pada kriteria waktu meningkatkan perkembangan pariwisata dan
preferensi moda transportasi di Kabupaten meningkatkan jumlah wisatawan karena akses
Cilacap adalah moda transportasi kapal laut ke daerah perkotaan semakin lancar dan biaya
dengan nilai bobot 0,043. Berdasarkan yang dikeluarkan semakin murah.
pengamatan di lapangan, untuk dapat Kemudahan akses dalam perjalanan yang
melakukan perjalanan dengan menggunakan dapat ditempuh oleh suatu moda transportasi
kapal membutuhkan waktu yang tidak sedikit, dapat mempersingkat waktu tempuh dan dapat
karena untuk menuju lokasi wisata memberikan kepuasan diri oleh wisatawan
menggunakan kapal wisatawan harus menunggu dalam berwisata. Dari pengamatan di lapangan
penumpang lain agar kapal terpenuhi terlihat bahwa ketika wisatawan memilih
penumpang. menggunakan moda angkutan umum,
wisatawan sendiri merasakan kesulitan untuk
mencari akses moda transportasi yang dapat
Kapal 0,042 mengantarkan wisatawan ke tempat tujuan
Pesawat 0,067 wisata tanpa harus berganti moda transportasi.
Hartono (2017) dalam penelitiannya
Kereta Api 0,142
mengatakan bahwa semakin mudah suatu
Bus 0,217 tempat wisata untuk dijangkau maka semakin
Kendaraan Pribadi 0,531 besar pula minat wisatawan untuk berkunjung
ke tempat tersebut, namun sebaliknya apabila
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
aksesibilitas sulit maka wisatawan akan enggan
Inconsistency Ratio: 0,05
untuk mengunjungi daerah tersebut. Dari hasil
Gambar 6. Kriteria Akses Dalam Melakukan wawancara dengan Dinas Perhubungan bahwa
Perjalanan Wisata masalah yang dihadapi wisatawan adalah akses
Sumber: Data Primer (Diolah) 2020 yang berkelanjutan.
Akses lanjutan ini merupakan
Dari hasil perhitungan AHP pada kemudahan wisatawan untuk memperoleh
gambar 6 menunjukkan bahwa alternatif yang moda transportasi yang langsung menuju
paling diprioritaskan wisatawan dalam memilih tempat wisata. Misalnya wisatawan dari
moda transportasi wisata pada kriteria akses Stasiun Cilacap ingin pergi ke
adalah kendaraan pribadi sebesar 0,531. Pemandian Air Panas Cipari, setelah itu
Alternatif prioritas berikutnya adalah bus 0.217; wisatawan haruskan mencari moda transportasi
kereta api 0.142; pesawat 0.067 dan kapal 0.042. lanjutan untuk sampai ke tempat tujuan.
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1119

Berdasarkan hasil perhitungan Analytical mereka menyewa bus untuk perjalanan wisata
Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa secara berkelompok.
alternatif yang paling diprioritaskan pada Di Kabupaten Cilacap memiliki empat
kriteria akses moda transportasi wisatawan stasiun kereta api aktif yang dapat melayani
untuk berwisata di Kabupaten Cilacap adalah perjalanan ke wilayah di luar Kabupaten Cilacap.
kendaraan pribadi dengan nilai bobot 0,531. Namun moda transportasi kereta api menempati
Seiring dengan meningkatnya jumlah urutan prioritas ketiga pada kriteria akses,
kepemilikan moda transportasi pribadi baik dengan nilai bobot sebesar 0,142. Dari hasil
mobil maupun sepeda motor, wisatawan lebih wawancara dengan para akademisi, hanya
mudah moda transportasi didapat daripada terdapat dua armada moda transportasi kereta
menggunakan moda transportasi umum yang api yang melayani, yaitu relasi KA Purwojaya
harus menunggu dan memerlukan waktu yang Cilacap - Jakarta pp, dan relasi Wijaya Kusuma
cukup lama. KA Cilacap - Banyuwangi.
Alternatif prioritas kedua adalah moda Permasalahan akses moda transportasi
angkutan bus dengan nilai bobot 0,217. Akses kereta api yang digunakan untuk menuju tempat
untuk mendapatkan moda transportasi di wisata di Kabupaten Cilacap masih sulit, karena
Kabupaten Cilacap masih tergolong mudah, saat wisatawan menggunakan moda transportasi
dengan banyaknya armada bus baik AKAP kereta api yang harus dilakukan adalah mencari
(Antar Kota Antar Provinsi), AKDP (Antar Kota moda transportasi lanjutan yang dapat
Dalam Provinsi), angkutan kota dan mengantarkan wisatawan ke tempat tujuan
angkutan pedesaan yang beroperasi di wisata. Kabupaten Cilacap memiliki satu
Kabupaten Cilacap masih dapat digunakan bandara yang melayani penerbangan komersial,
untuk perjalanan wisata dengan cara sewa. yaitu Bandara Tunggul Wulung. Dimana
Namun sampai saat ini belum ada moda Bandara Tunggul Wulung hanya melayani
transportasi bus maupun angkutan umum yang penerbangan domestik dengan rute Jakarta-
dapat mengantarkan wisatawan ke objek wisata Cilacap yang dilayani oleh dua maskapai yaitu
secara langsung, bahkan masih banyak objek Susi Air dan Pelita Air. Pada kriteria akses, moda
wisata yang belum ada rute yang dapat transportasi pesawat menempati urutan
mengantarkan wisatawan secara langsung prioritas keempat dengan nilai bobot 0,067.
menuju ke objek wisata yang dituju. Keterbatasan akses moda transportasi
Hasil wawancara dengan pengelola objek pesawat sangat jelas, dimana hanya terdapat
wisata, bahwa tidak ada moda transportasi satu tujuan penerbangan domestik yaitu tujuan
umum (dalam hal ini bus) yang mengantarkan Jakarta - Cilacap, sehingga wisatawan yang
wisatawan langsung ke objek wisata yang ada datang dari luar Jakarta dengan tujuan ke
atau minimal moda transportasi umum yang Cilacap masih mengalami kesulitan jika
melewati rute kawasan yang terdapat tempat wisatawan tersebut menggunakan moda
wisata tersebut. Sehingga penggunaan moda transportasi pesawat. Bagi wisatawan yang
transportasi umum seperti bus masih jarang berasal dari luar Jakarta, mereka diharuskan
digunakan untuk berwisata. Wisatawan yang transit di Bandara Halim Perdana Kusuma untuk
menggunakan moda transportasi bus, biasanya selajutnya wisatawan tersebut melanjutkan
1120 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

perjalanan menggunakan pesawat dengan jawaban yang konsisten. Pada kriteria biaya
tujuan Bandara Tunggul Wulung. alternatif moda transportasi yang diprioritaskan
Moda transportasi kapal menempati dalam preferensi wisatawan pada perjalanan
urutan prioritas kelima dalam kriteria akses wisata Kabupaten Cilacap adalah moda
dengan nilai bobot 0,042. Tidak semua obyek transportasi kendaraan pribadi dengan nilai
wisata di Kabupaten Cilacap bisa dijangkau bobot sebesar 0,553, kriteria selanjutnya adalah
dengan menggunakan moda transportasi kapal. moda transportasi bus 0,227; moda transportasi
Hanya ada beberapa objek wisata yang kereta api 0,123; moda transportasi pesawat
memerlukan menggunakan moda transportasi 0,055 dan moda transportasi kapal 0,042.
kapal, seperti Pantai Pasir Putih di Pulau
Nusakambangan dan objek wisata di Kecamatan
Kapal 0,042
Kampung Laut. Untuk dapat mengakses moda
transportasi kapal wisata yang sedang berlibur Pesawat 0,055

terlebih dahulu ke pelabuhan atau dermaga yang Kereta Api 0,123

melayani penyeberangan menuju destinasi Bus 0,227


wisata. Kendaraan Pribadi 0,553
Kriteria biaya merupakan kriteria prioritas 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
terakhir pada preferensi moda transportasi Inconsistency Ratio: 0,06
dalam kunjungan wisatawan ke objek wisata
Kabupaten Cilacap, dengan nilai bobot 0,112. Gambar 7. Kriteria Biaya Dalam Melakukan
Dalam hasil penelitian Kwanto (2016) Perjalanan Wisata
mengatakan bahwa kriteria biaya dengan nilai Sumber: Data Primer (Diolah) 2020
bobot 0,168 menjadikan kriteria biaya menjadi
prioritas terakhir dalam pemilihan moda Berdasarkan hasil perhitungan Analytical
transportasi di Kota Palembang. Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa
Biaya perjalanan wisata dapat alternatif yang paling diprioritaskan pada
mempengaruhi penentuan moda transportasi kriteria biaya adalah moda transportasi
yang akan dipilih oleh wisatawan, dimana kendaraan pribadi, dengan nilai pembobotan
wisatawan lebih menyukai perjalanan yang sebesar 0,553. Dalam berwisata, wisatawan akan
murah yang sesuai dengan kemampuan membandingkan biaya antara moda transportasi
wisatawan. Utari dan Dyah (2016) dalam pribadi dengan moda transportasi umum seperti
penelitiannya bahwa permintaan suatu barang bus, kereta api, pesawat maupun kapal.
dan jasa dipengaruhi oleh harga barang dan jasa Bagi wisatawan yang berwisata rombongan
itu sendiri. Dengan demikian, tingkat biaya bersama keluarga, mereka akan lebih memilih
transportasi merupakan faktor penentu dalam menggunakan moda transportasi pribadi dari
pemilihan jenis transportasi oleh konsumen. pada moda transportasi umum karena
Gambar 7 menunjukkan rasio perbedaan jumlah biaya perjalanan dan biaya
inkonsistensi sebesar 0,06 yang berarti jawaban akomodasi yang harus mereka keluarkan.
yang diberikan oleh Keyperson merupakan Apalagi jika terdapat kenaikan biaya
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1121

menggunakan transportasi umum, wisatawan Besarnya biaya perjalanan menggunakan moda


lebih memilih menggunakan moda transportasi transportasi bus biasanya ditentukan oleh jarak
pribadi. tujuan perjalanan, semakin jauh jarak yang
Pada penelitian yang dilakukan oleh ditempuh maka semakin besar biaya perjalanan
Firdaus dan Ratih (2016) dalam penelitiannya yang harus dibayar oleh wisatawan dan
mengatakan bahwa jika selisih biaya angkutan sebaliknya. Kelebihan perjalanan menggunakan
umum dengan kendaraan pribadi lebih besar moda transportasi bus adalah bebas dari biaya
dimana biaya angkutan umum lebih mahal maka palkir dan biaya retribusi yang lainnya,
peluang untuk menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan biaya palkir dan biaya retribusi
akan meningkat. Di sisi lain, meski biaya yang lain sudah ditanggung oleh penyedia jasa
angkutan pribadi dan umum besar, penumpang angkutan bus.
angkutan tetap memilih tetap menggunakan Untuk kriteria biaya, Alternatif ketiga yaitu
kendaraan pribadi. moda transportasi kereta api dengan nilai bobot
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu 0,124. Dengan jarak yang jauh, harga tiket
adanya kebijakan dari penyedia jasa moda transportasi kereta api relatif murah untuk
transportasi (produsen) untuk dapat dijangkau wisatawan dan harga tiket kereta api
menurunkan tarif perjalanan atau biaya akan tetap stabil dan terjangkau meski di
perjalanan moda transportasi bus. Dari sisi puncak musim liburan. Harga tiket moda kereta
pemerintah dapat memberikan keringanan api telah disesuaikan dengan kelas kereta api
beban bagi pemilik moda transportasi berupa yang tersedia.
subsidi baik pajak kendaraan bus maupun Dalam kriteria biaya, alternatif prioritas
subsidi harga BBM yang pada akhirnya dapat keempat preferensi moda transportasi dalam
menurunkan tarif bus. perjalanan wisata di Kabupaten Cilacap adalah
Sesuai dengan teori pilihan konsumen, moda transportasi pesawat, dengan nilai bobot
ketika terjadi perubahan harga maka akan 0,055. Untuk melaksanakan kegiatan wisata
mempengaruhi pilihan konsumen (wisatawan) dengan menggunakan moda transportasi
dalam memilih moda transportasi yang akan pesawat membutuhkan banyak biaya yang
digunakan untuk perjalanan wisata. Ketika tarif dikeluarkan, mengingat beberapa waktu lalu
atau biaya moda transportasi umum turun, batas hampir semua maskapai penerbangan di
anggaran konsumen akan bergeser keluar dan Indonesia menaikkan harga tiket pesawat untuk
mengubah kemiringannya. Konsumen akan penerbangan domestik, hal ini tentunya
bergerak dari optimum awal ke optimum baru berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan
yang akan mengubah penggunaan moda yang melakukan perjalanan menggunakan moda
transportasi pribadi. Di sini jumlah atau transportasi pesawat.
intensitas penggunaan moda transportasi umum Di Bandara Tunggul Wulung Cilacap
akan meningkat, sedangkan intensitas hanya melayani penerbangan dari Bandara
penggunaan moda transportasi pribadi untuk Halim Perdanakusuma pulang pergi (PP) jadi
perjalanan wisata akan menurun. bagi wisatawan yang datang dari luar Jakarta dan
Pada kriteria biaya, prioritas kedua yaitu ingin berwisata di Kabupaten Cilacap
moda transportasi bus dengan nilai bobot 0,227. menggunakan moda transportasi pesawat,
1122 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

wisatawan tersebut harus transit terlebih dahulu objek wisata Kabupaten Cilacap alternatif yang
di Bandara Halim Perdanakusuma dan di paling diutamakan adalah moda transportasi
akhirnya akan menambah biaya lagi untuk pribadi dengan nilai bobot 0,541. Gross (2018)
melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Cilacap. dalam penelitiannya menyebutkan bahwa 64%
Dalam Tambunan (2009) dari hasil penelitian di wisatawan domestik melakukan perjalanan
Spanyol menunjukkan bahwa pengeluaran dengan menggunakan mobil.
wisatawan untuk biaya pesawat lebih besar dari
pada biaya menginap disana, seperti biaya hotel,
Kapal 0,044
makan dan minum dan jasa terkait lainnya.
Rasio antara biaya angkutan udara dan biaya Pesawat 0,099

hidup di Spanyol adalah 110,8%. Bus 0,149

Alternatif terakhir dalam kriteria biaya Kereta Api 0,167


adalah moda angkutan kapal, dengan nilai bobot Kendaraan Pribadi 0,541
0,042. Berdasarkan pengamatan bahwa biaya 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan
wisata dengan kapal di Kabupaten Cilacap masih Inconsistency Ratio: 0,07

terjangkau oleh wisatawan. Untuk liburan di Gambar 8. Prioritas Preferensi Moda


Pantai Pasir Putih yang ada di Pulau Tranportasi Untuk Perjalanan Wisata
Nusakambangan wisatawan membutuhkan Sumber: Data Primer (diolah) 2020
biaya sebesar Rp. 20.000 sampai Rp. 30.000
untuk sekali perjalanan. Pada gambar 7 dari Hasil survey dan wawancara dengan
keseluruhan alternatif moda transportasi dalam beberapa keyperson dari pengelola objek wisata
perjalanan wisata di Kabupaten Cilacap seperti objek wisata Pantai Indah
diperoleh hasil bahwa rasio inkonsistensi Widarapayung, Hutan Kemit, Pantai Jetis dan
adalah 0,07 <0,1 (batas maksimum) yang mana Benteng Pendem menyebutkan bahwa pilihan
artinya hasil analisis preferensi moda wisatawan dalam menggunakan moda
transportasi yang digunakan wisatawan untuk transportasi untuk berwisata adalah moda
berwisata di Kabupaten Cilacap dapat diterima. transportasi pribadi, baik sepeda motor maupun
Pada gambar 8, dapat dilihat bahwa dalam kendaraan pribadi dengan berbagai alasan
memilih moda transportasi untuk perjalanan antara lain kemudahan akses da tidak adanya
wisata, wisatawan mengutamakan kendaraan moda transportasi umum yang melalui jalur
pribadi sebagai prioritas utama dengan nilai objek wisata dan alasan terakhir menjadi alasan
bobot 0,541; prioritas berikutnya adalah moda yaitu keluarga.
transportasi kereta api dengan nilai bobot 0,167; Dengan banyaknya penggunaan moda
moda transportasi bus 0,149; 0,99 pesawat dan transportasi pribadi sebagai prioritas utama,
0,044 kapal. Berdasarkan hasil perhitungan maka pihak pengelola objek wisata menyediakan
Analytical Hierarchy Process (AHP) tempat parkir yang dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa dalam preferensi moda memarkir kendaraan wisata. Tidak hanya parkir
transportasi dalam kunjungan wisatawan di untuk moda transportasi pribadi, akan tetapi
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1123

juga disediakan parkir untuk moda transportasi sehingga akan lebih banyak pilihan jadwal
umum seperti bus pariwisata dan bus yang telah keberangkatan yang dapat dipilih oleh
disewa wisatawan untuk berlibur seperti yang penumpang moda transportasi pribadi.
dilakukan oleh objek wisata Pantai Indah Moda transportasi bus menempati
Widarapayung. prioritas ketiga dengan nilai bobot 0,149.
Menurut Savenny (2017) dalam Wisatawan dapat berwisata di obyek wisata
penelitiannya bahwa minimnya tempat parkir di Kabupaten Cilacap dilakukan secara
tempat wisata menyebabkan banyak pengunjung berkelompok menggunakan bus. Hal ini sesuai
yang memilih untuk memarkir kendaraannya di dengan hasil wawancara dengan keyperson baik
jalan raya. Selain itu, pengunjung merasa relatif dari kalangan akademisi maupun dari pihak
dekat dengan jalan raya sebagai media pengelola sendiri yang menyatakan tidak ada
penghubung antara satu tempat dengan lainnya, jalur yang melintasi objek wisata atau yang
segala kepentingan dengan kepentingan lainnya, mengantarkan wisatawan langsung ke objek
sehingga mengakibatkan kemacetan di sekitar wisata, sehingga wisatawan menggunakan moda
objek wisata. transportasi bus dengan cara sewa untuk
Hal ini juga didukung oleh temuan berwisata dengan cara rombongan.
penelitian Rahmawati (2016) yang menyatakan Alternatif prioritas keempat adalah moda
bahwa tidak mencukupinya ruang parkir untuk transportasi pesawat dengan nilai bobot 0,099.
menampung kendaraan wisata maka perlu Moda transportasi pesawat sendiri dapat
ditentukan berapa luas kebutuhan tempat parkir digunakan untuk perjalanan jarak jauh yang
di kawasan objek wisata dan kebutuhan memakan banyak waktu, sehingga moda
penataan parkir karena pada jam-jam tertentu transportasi pesawat dapat digunakan untuk
parkir di suatu tempat daerah yang sangat mempersingkat jarak dan waktu. Di Bandara
ramai. Tunggul Wulung, baru ada dua maskapai yang
Alternatif prioritas kedua adalah moda melayani perdagangan Cilacap-Jakarta, yakni
transportasi kereta api dengan nilai bobot 0,167. Susi Air dan Pelita Air. Seharusnya dari pihak
Preferensi prioritas penggunaan moda penyedia jasa moda transportasi maupun dari
transportasi kereta api untuk perjalanan di dinas perhubungan udara menambah rute
Kabupaten Cilacap dapat dimanfaatkan oleh penerbangan ke berbagai daerah di Indonesia,
wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten dengan harapan dapat memudahkan dan
Cilacap. Hasil wawancara dengan Keyperson dari menarik wisatawan untuk bisa ke Kabupaten
Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap juga Cilacap untuk berlibur.
memprioritaskan moda transportasi kereta api Moda transportasi kapal menempati
sebagai preferensi menggunakan kereta api urutan alternatif prioritas terakhir dengan nilai
dalam perjalanan. bobot 0,044. Di Kabupaten Cilacap terdapat
Tindakan konkrit yang telah dilakukan pelabuhan besar yang melayani pengiriman dan
Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap adalah ekspor komoditas impor ke berbagai negara dan
dengan mengirimkan proposal kepada Dirjen memiliki 10 pelabuhan atau dermaga kecil yang
Perkeretaapian CC DAOP V Purwokerto untuk melayani penyeberangan untuk mengarahkan
menambah frekuensi perjalanan kereta api, tempat wisata atau penyeberangan ke
1124 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

kecamatan di Kabupaten Cilacap yang pengolahan dengan menggunakan software


dipisahkan oleh perairan. Objek wisata yang bisa expert choice didapatkan hasil pemilihan
dicapai langsung dengan perahu antara lain kriteria preferensi wisatawan dalam berwisata di
Pantai Pasar Putih di Pulau Nusakambangan dan objek wisata di Kabupaten Cilacap adalah
Gua Maria di Kampung Laut. keamanan 39,1%, kenyamanan 21,4%, waktu 14,4
Dalam penelitian ini, analisis sensitivitas % dan biaya 11,2%. Sedangkan alternatif prioritas
dilakukan untuk mengetahui variasi kriteria moda transportasi yang digunakan wisatawan
prioritas untuk melihat sejauh mana dalam berwisata adalah kendaraan pribadi
pengaruhnya terhadap prioritas alternatif. Dari sebesar 54,1%, kereta api 16,7%, bus 14,9%,
gambar 9, berdasarkan analisis sensitivitas pesawat 9,9% dan kapal laut 4,4%.

Gambar 9. Output Sensitivitas Kinerja AHP


Sumber: Data Primer (Diolah) 2020

Pada analisis sensitivitas jika dilihat dari kendaraan pribadi. Karena bobot moda
fluktuasi nilai bobotnya, keamanan menjadi angkutan kendaraan pribadi sangat besar
prioritas utama dengan nilai bobot sebesar (>50%) maka perubahan kriteria tidak
39,1%, kenyamanan sebesar 21,4%, waktu 14,4% mempengaruhi moda angkutan pribadi sebagai
dan biaya sebesar 11,2%. Di antara kriteria prioritas utama.
masing-masing moda transportasi terlihat Dari pengamatan di lapangan bahwa
bahwa yang diutamakan adalah moda wisatawan memilih menggunakan moda
transportasi kendaraan pribadi. Terlepas dari transportasi pribadi karena keamanan terjamin,
besarnya perubahan di semua kriteria, tidak kenyamanan moda transportasi pribadi, waktu
mengubah urutan prioritas moda transportasi tempuh relatif singkat, kemudahan istirahat
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1125

dimana saja, akses transportasi, biaya yang melewati atau mengantarkan wisatawan secara
dikeluarkan lebih murah lebih murah, tidak ada langsung yang dapat disediakan oleh
moda transportasi umum yang dapat pemerintah daerah. Seperti yang dikatakan oleh
mengantarkan wisatawan langsung ke tujuan Objek Wisata Kemit Florest dalam wawancara
yang dituju dan tidak ada informasi relevan jika dengan pengelola mengatakan bahwa
wisatawan menggunakan moda transportasi kedepannya akan ada konsep transportasi trans
umum. Le-Klähn (2014) dalam penelitiannya khusus yang dapat digunakan oleh wisatawan
bahwa yang sering menghambat penggunaan berupa mobil antar jemput yang nantinya
angkutan umum adalah ketidaknyamanan dan disebut dengan “mobil wara-wiri”.
keterbatasan informasi, kurangnya angkutan Adanya penambahan trayek dan
umum dan preferensi pribadi. penambahan armada moda transportasi umum
Dari hasil wawancara dengan Dinas seperti bus yang dapat digunakan oleh
Perhubungan, permasalahan preferensi moda wisatawan menuju ke objek wisata secara
transportasi yang dapat digunakan untuk langsung akan membutuhkan banyak biaya bagi
pariwisata di Kabupaten Cilacap terkait dengan stakeholder dalam hal ini yaitu penyedia jasa
kelanjutan akses. Akses lanjutan ini dapat layanan angkutan umum. Pada penerapan teori
dimanfaatkan oleh wisatawan yang fungsi biaya atau cost function pada kasus
menggunakan lebih dari satu atau beberapa penambahan trayek atau penambahan armada
moda transportasi. Banyaknya obyek wisata moda transportasi bus, dapat diketahui bahwa
yang tidak memiliki akses langsung moda yang termasuk biaya tetap yaitu biaya pajak
angkutan umum yang dapat mengantarkan kendaraan, biaya penyusutan nilai kendaraan,
wisatawan sampai ke tujuan wisata yang akan biaya kir bus, biaya suku cadang dan biaya
dituju juga mempengaruhi jumlah kunjungan asuransi kendaraan.
wisatawan. Sedangkan yang termasuk biaya variabel
Kantawateera (2017) dalam hasil dalam kasus ini yaitu biaya pembelian bahan
penelitiannya menunjukkan bahwa meskipun bakar minyak, gaji awak bus, biaya retribusi
wisatawan domestik dan mancanegara terus terminal dan biaya pemeliharaan kendaraan.
meningkat, namun dengan ketidakmampuan Dengan besarnya penjumlahan dari biaya tetap
pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas dan biaya variabel berdampak pada tarif atau
angkutan umum yang memadai membuat sulit biaya yang dikenakan oleh penyedia jasa layanan
untuk meningkatkan kualitas pembangunan di moda transportasi kepada pengguna moda
daerah tersebut. Hal tersebut jika tidak dapat transportasi umum.
ditindaklanjuti justru dapat menimbulkan Dari pihak pemerintah dapat membantu
ketergantungan pada kegiatan pariwisata yang meringankan beban biaya atau tarif penggunaan
dikhawatirkan dapat menurunkan kunjungan moda transportasi umum, dengan cara
wisatawan ke sana. memberikan subsidi BBM, mengecilkan tarif
Oleh karena itu diperlukan moda retribusi dan pajak, serta pemberian keringanan
transportasi khusus bagi wisatawan yang dapat biaya Uji KIR untuk agkkutan umum moda
mengantarkan langsung ke objek wisata secara transportasi darat. Dengan murahnya biaya
langsung atau penambahan rute baru yang menggunakan moda transportasi umum dari
1126 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,

pada menggunakan moda transportasi pribadi masih sangat jarang ditemukan sehingga akan
maka akan berdampak positif terhadap kenaikan menyulitkan wisatawan yang akan berkunjung
jumlah penumpang moda transportasi umum ke suatu objek wisata. Walaupun untuk saat ini
yang dibarengi dengan perbaikan sarana sudah ada semacam google maps dan lain-lain,
prasarana penunjang. namun alangkah baiknya jika ditambah dengan
Basuki (2015) dalam hasil pendahuluan infrastrukturnya berupa petunjuk arah.
penelitiannya menggambarkan bahwa angkutan Hal ini sejalan dengan solusi yang
pariwisata khusus berpotensi untuk diterapkan diberikan oleh akademisi yaitu perlu
dalam mendukung peningkatan kunjungan memberikan informasi atau panduan lengkap
wisatawan. Selain memiliki beberapa kepada wisatawan yang akan berkunjung ke
keunggulan antara lain mengurangi kemacetan, Cilacap mengenai jarak tempat wisata, moda
mengurangi potensi kecelakaan, mengurangi transportasi yang dapat digunakan, serta tarif
biaya wisata, menghemat energi dan transportasi sehingga akan memberikan
mengurangi polusi. kemudahan bagi wisatawan.
Hasil wawancara dengan akademisi juga
SIMPULAN
menyebutkan bahwa perlu dikembangkan biro
perjalanan yang secara khusus menyediakan Berdasarkan hasil penelitian dan yang
moda transportasi ke seluruh tempat wisata di dipaparkan diatas, maka peneliti menarik
Cilacap. Dapat pula dikembangkan suatu jenis beberapa kesimpulan yaitu pada pembahasan
pariwisata angkutan masyarakat berupa obyek- preferensi wisatawan dalam memilih moda
obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat transportasi untuk berwisata di objek wisata
setempat, sehingga dapat meningkatkan yang ada di Kabupaten Cilacap adalah kriteria
perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata keamanan. Prioritas kriteria berikutnya yaitu
tersebut. kriteria kenyamanan, kriteria waktu, kriteria
Permasalahan yang lainnya terkait akses dan kriteria yang terakhir yaitu biaya.
pfereferensi moda transportasi dalam wisata Moda transportasi yang unggul atau
yaitu kurangnya penunjuk jalan menuju ke sutau menjadi prioritas utama di semua kriteria yaitu
objek wisata yang disediakan. Walaupun moda transportasi pribadi. Hal tersebut sesuai
perkembangan teknologi yang pesat dalam dengan hasil di lapangan bahwa hampir seluruh
petunjuk arah yang dapat mengantarkan wisatawan yang datang ke objek wisata
wisatawan ke objek wisata telah tersedia di Kabupaten Cilacap menggunakan moda
gawai yang dimiliki wisatawan namun masih transportasi pribadi untuk perjalanan wisata.
saja memerlukan fasilitas petunjuk arah yang Pada kriteria keamanan dan kenyamanan,
dapat mengantarkan wisatawan tanpa tersesat. moda transportasi prioritas wisatawan dalam
Hasil wawancara dengan pengelola objek melakukan perjalanan wisata yaitu moda
wisata Indah Widarapayung mengungkapkan transportasi pribadi, prioritas selanjutnya yaitu
bahwa kendala yang dihadapi adalah kurangnya kereta api, bus, pesawat dan kapal; Dalam
rambu-rambu (penunjuk arah) menuju ke objek kriteria waktu, akses dan kriteria biaya, alternatif
wisata tersebut. Apalagi di titik-titik tertentu moda transportasi prioritas yaitu kendaraan
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1127

pribadi, prioritas selanjutnya moda transportasi Maleong (2007) Metodologi Penelitia Kualitatif (Edisi
Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
bus, kereta api, pesawat, kapal. Alternatif moda
Nur, N. K., Lawalena, S., M. dan Isran, R. S. H . (2016)
transportasi yang menjadi prioritas pertama 'Studi Preferensi Transformasi Moda Angkutan
untuk perjalanan wisata yaitu moda transportasi Pribadi Berdasarkan Preferensi Angkutan Pribadi'
pribadi. Prioritas alternatif berikutnya yaitu Jurnal Ilmiah Techno Enterpreneur Acta. V0l.2,
kereta api, bus, pesawat dan kapal. No.1, 1-10.
Prajanti, S. D. (2013). Metode Analisis Efisiensi Produksi
DAFTAR PUSTAKA Dan Pengambilan Keputusan Bidang Ekonomi
Pertanian. Semarang: Unnes Press.
Arisandi, Y., Harnen, S. dan Achmad, W. (2015) 'Kajian
Rahmawati, A. (2016) 'Korespondensi antara Faktor
Kinerja Keamanan Bus Antar Kota Dalam Provinsi
Penyebab Kemacetan danSolusinya', Prosiding
di Jawa Timur', Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 9, No.1,
Temu Ilmiah IPLBI 2016, Hal. B 043-048, 30
54-63.
November 2016.
Azis, R. A. dan Yusuf, A. (April 2016). 'Perlindungan Hak
Saputra, R., Reni, A. dan Muhammad, I. (2017). 'Analisis
Konsumen Terkait Keamanan, Keamanan dan
Faktor-faktor yang memepengaruhi Pemilihan
Keamanan Penumpang Transportasi Bus Kopaja' Lex
Moda Menuju Tempat Kerja Menggunakan Metode
Jurnalica, Vol. 13, No. 1, 23-34.
Analytic Hierarchy Process', Jurnal Teknik Sipil. Vol.
Basuki, I. dan Amos, S. (2015) 'Potensi Angkutan Umum
1 No.1, 199-218.
Pariwisata di Daerah Isrimewa Yogyakarta'
Savenny, P., Helfia, I. dan Farida (2017) 'Persepsi Wisatawan
Simposium Internasional FSTPT ke-18, Unila,
Dalam Pemanfaatan Badan JalanSebagai Lahan
BandarLampung, 28 Agustus 2015.
Parkir Bagi Pengunjung Di Objek Wisata Kota
Gross, S. dan Bente, G. (2018) 'Sustainable Mode of
Bukittinggi' Diakses Pada 5 Juli 2020.
Transport Choices at the Destination - Public
http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/view/zjV
Transport at German Destination', Emeraldinsight,
Seetanah, B. dan Jameel, K. (2009) 'An Analysis of the
71(73), 401-417.
Relationship Between Transport Capital and
Haradogan, F (2014) 'Analisis Tingkat Kepentingan
Tourism Development in a Dynamic' Tourism
Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode AHP
Economics, 15(4), 785-802.
(Studi Kasus Rute Jakarta - Yogyakarta)', Jurnal
Sudiarta, M. (2005) 'Dampak Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya
Penelitian Transportasi Darat, 16(4), 153-160.
Terhadap Pembangunan Pariwisata di Desa
Hartono dan Listifadah (2017) 'Akses Pelayanan
Serangan Denpasar Bali' Jurnal Manajemen
Transportasi Menuju Destinasi Wisata Pantai
Pariwisata Vol. 4 No. 2, hlm, 111-129.
Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jurnal
Tambunan, N. (2009) 'Peran Transportasi dalam
Penelitian Transportasi Darat', Vol. 10, No. 4, 225-
Pariwisata', Majalah Ilmiah Panorama Nusantara.
236.
Edisi VI, Januari - Juni 2009.
Kantawateera, K., Karee, N., Thongpon, P. N. S. dan
Tazaruwah, D. W. dan Dyah, M. N. (2019) 'Factors Affecting
Patarapong, K. (2017). 'Tourist Transportation
the Use of Public Transportation in Semarang City'
Problems and Guidelines for Developing the
EFFICIENT: Indonesian Journal of Development
Tourism Industry in Khon Kaen, Thailand', Vol. 11,
Economics, 2(3)
hlm. 89–95. https://doi.org/10.5539/ass. v11n2p89
MG. Endang, S. U. dan Dyah, M. N. (2016) 'Analisis
Kwanto, R. dan Joni, A. (2016). 'Analisis Pemilihan Moda
Permintaan Perjalanan Pengguna Jasa Kereta Api
Transportasi Umum Konvensioal dan Transportasi
Eksekutif Rute Semarang-Jakarta' Economics
Umum Online di Kota Palembang', Cantilever Jurnal
Development Analysis Journal, 5 (3)
Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil, Vol. 5,
Zulianto, A., Kuswanto, N. dan Erma, F. R. (2019)
No. 2, 1-6.
'Hubungan Persepsi Pengunjung Terhadap Kualitas
Le-Klähn, D. T., Regine, G. dan C. Michael Hall. (2014)
Transportasi Umum dengan Pemilihan Moda
'Visitor User vs Non-user of Public Transport'.
Transportasi Umum di Kawasan Wisata Budaya
Journal of Destination Marketing and Management,
Surakarta' Desa-Kota, Vol. 1, No.2, 143-152.
Vol. 3, 152-161.

Anda mungkin juga menyukai