43274
EFFICIENT
Indonesian Journal of Development Economics
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/efficient
Permalink/DOI: https://doi.org/10.15294/efficient.v4i1.43274
Abstract
This study aimed to analyze the criteria' priority order in the preferred mode of transportation, the order of alternative modes of transportation in
each criterion, and the main priorities of alternative modes of transportation for tourist trips in Cilacap Regency attractions. This type of research is
qualitative research. The data used are primary data. The informants in this study were 36 tourists and six key persons. The analytical tool used in
this study is the Analytical Hierarchy Process (AHP) analysis. Based on the results of AHP analysis, it is found that the priority order of tourist
criteria for traveling is security, the next criteria are convenience, time, access, and the last priority is cost. Tourists' priority order of alternative
transportation mode preferences in traveling, namely private vehicles, is the first priority; the next priority is trains, buses, planes, and ships.
Keywords: Preference, Transportation Mode, System, Travel, Analytical Hierarchy Process (AHP)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis urutan prioritas kriteria dalam preferensi moda transportasi perjalanan wisata, menganalisis urutan
alternatif moda transportasi untuk perjalanan wisata disetiap kriteria dan menganalisis prioritas utama alternatif moda transportasi untuk
perjalanan wisata di objek wisata Kabupaten Cilacap. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 wisatawan dan 6 keyperson. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Analytical Hierarchy Proccess (AHP). Berdasarkan hasil analisis AHP didapatkan bahwa urutan prioritas kriteria wisatawan untuk
berwisata adalah keamanan, kriteria berikutnya adalah kenyamanan, waktu, akses dan prioritas terakhir biaya. Sedangkan urutan prioritas
alternatif preferensi moda transportasi oleh wisatawan dalam berwisata yaitu kendaraan pribadi sebagai prioritas pertama, prioritas berikutnya
adalah kereta api, bus, pesawat, dan kapal.
Kata Kunci: Preferensi, Moda Transportasi, Sistem, Perjalanan, Analytical Hierarchy Process (AHP)
How to Cite: Aisah, N., & Suseno, D. (2021). Analisis Pemilihan Moda Transportasi dalam Kunjungan
Wisatawan. Efficient: Indonesian Journal of Development Economics, 4(1), 1108-1127.
https://doi.org/10.15294/efficient.v4i1.43274
Dengan pendapatan devisa yang semakin RPJM 2015-2019 dan dibuat Program 10 Bali Baru.
meningkat, pemerintah Indonesia menjadikan Sektor pariwisata tidak bisa maju dan tidak bisa
sektor pariwisata sebagai salah satu sektor berdiri sendiri tanpa dukungan dari sektor lain,
prioritas nasional yang telah tercantum dalam seperti dukungan dari sektor moda transportasi
1110 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
atau angkutan. Seetanah (2009) moda 2017, sedangkan pada tahun 2018 jumlah
transportasi telah memberikan kontribusi positif penumpang yang berangkat dan datang masing-
terhadap jumlah kedatangan wisatawan dalam masing adalah 7908 dan 4151.
jangka pendek maupun pada jangka panjang.
Peran moda transportasi di dalam pariwisata Tabel 2. Data Jumlah Penumpang Pesawat di
sangat penting, dimana moda transportasi ini Bandara Tunggul Wulung, Kabupaten Cilacap
akan membawa wisatawan ke daerah tujuan (Orang), 2017-2018
wisata, dengan adanya kemudahan akses moda Penumpang (Orang)
Tahun
transportasi akan lebih mendekatkan wisatawan Berangkat Datang
ke tempat wisata yang akan dituju. 2017 4617 4118
Di Jawa Tengah hanya ada dua daerah 2018 4908 4151
dengan sarana transportasi yang lengkap yaitu Sumber: UPBU Tunggul Wulung, 2019
Kabupaten Cilacap dan Kota Semarang. Dengan
kelengkapan prasarana moda transportasi yang Dalam kegiatan pariwisata tentunya
ada maka semakin banyak kriteria dan alternatif membutuhkan moda transportasi darat, baik
pilihan moda transportasi untuk perjalanan angkutan pribadi, sewa maupun angkutan
wisata, sehingga pada akhirnya akan umum. Moda transportasi darat merupakan
meningkatkan jumlah wisatawan yang datang. moda transportasi yang fleksibel, dimana
Dalam suatu lingkup wilayah kebanyakan angkutan darat dapat mengantarkan
aktivitas wisata antara tempat wisata yang satu penumpang sesuai dengan tujuan yang
dengan yang lainnya melakukan kegiatan tidak akan di tempuh. Kabupaten Cilacap
berada pada suatu tempat lokasi objek wisata. memiliki 10 terminal bus, dimana terminal
Akan menimbulkan jarak fisik antar objek wisata bus melayani perjalanan mulai dari
untuk perpindahan kunjungan wisatawan dalam Angkutan Antar Kota Provinsi (AKAP), Antar
menuju objek wisata yang satu dengan yang Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan antar
lainnya. Untuk menempuh jarak fisik tersebut, desa dan angkutan kota.
maka menimbulkan keinginan orang untuk Berdasarkan tabel 3, data kedatangan
melakukan pergerakan perjalanan dengan alat dan keberangkatan penumpang di terminal
bantu moda transportasi guna mencapai lokasi Kabupaten Cilacap terlihat bahwa terjadi
tujuan objek wisata yang terintegrasi dalam penurunan jumlah penumpang yang
sistem transportasi. datang dan berangkat di seluruh terminal
Pada tabel 2, terlihat bahwa pada tahun Kabupaten Cilacap pada tahun 2018 masing-
2018 jumlah penumpang pesawat yang melalui masing 7,92% dan 14,94%. Dimana pada
Bandara Tunggul Wulung mengalami tahun 2017 jumlah penumpang datang sebesar
peningkatan dibandingkan tahun 2017, terjadi 136.630 dan penumpang berangkat sebesar
peningkatan jumlah penumpang berangkat dan 135.925 orang, namun ditahun 2018 jumlah
tiba masing-masing sebesar 6,3% dan 0,80%. penumpang datang dan berangkat mengalami
Jumlah penumpang yang berangkat sebanyak penurunan menjadi 135.925 penumpang
4617 dan penumpang yang tiba 4118 pada tahun datang dan 125.813 penumpang berangkat.
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1111
Tabel 3. Data Kedatangan dan Keberangkatan Terminal Penumpang di Kabupaten Cilacap Tahun
2017-2018 (Orang)
Kedatangan Keberangkatan
Tahun Transportasi Transportasi
AKAP AKDP Antar-Desa AKAP AKDP Antar-Desa
Kota Kota
2017 25.061 41.615 28.016 41.938 25.061 40.847 28.079 41.938
2018 28.451 41.341 28.446 27.575 28.073 41.341 28.152 18.054
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, 2019
Kabupaten Cilacap memiliki 5 stasiun pada tahun 2017-2018 jumlah penumpang kereta
kereta api yang dapat digunakan oleh wisatawan api di stasiun aktif di seluruh Kabupaten Cilacap
untuk dapat berwisata ke objek wisata di meningkat sebesar 18,10%. Pada tahun 2017
Kabupaten Cilacap. Kelima stasiun tersebut jumlah keberangkatan dan kedatangan di
adalah Stasiun Sidareja, Stasiun seluruh stasiun Kabupaten Cilacap adalah
Gandrungmangu, Stasiun Cilacap, Stasiun Maos, 628.414 orang, dan pada tahun 2018 sebanyak
dan Stasiun Kroya. Dari gambar 1, terlihat bahwa 742.020 kedatangan dan pemberangkatan.
345.584
306.658
138.044
113.934
101.809
PENUMPANG
87.930
86.941
79.745
56.528
53.261
(ORANG)
Kabupaten Cilacap juga memiliki perairan sebesar 60,72%, dan penurunan kedatangan
atau pantai yang dapat menghubungkan penumpang sebesar 58,16%. Di tahun 2017 julah
kawasan yang dipisahkan oleh perairan, dan hal penumpang berangkat sebesar 299.574 orang,
ini tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan penumpang datang sebesar 267.817 orang
oleh wisatawan yang tertarik untuk sedangkan pada tahun 2018 jumlah penumpang
mengunjungi kawasan tersebut, sehingga dapat berangkat serta datang masing-masing 117.654
menghidupkan kembali sektor pariwisata di orang dan 112.029 orang.
kawasan yang telah dipisahkan oleh perairan. Adanya fenomena yang telah
Pada tabel 4 jika dibandingkan tahun 2017, dideskripsikan, maka tidak mengherankan jika
jumlah penumpang perairan darat di Kabupaten kebutuhan perjalanan wisata yang dilakukan
Cilacap di tahun 2018 mengalami penurunan. oleh masyarakat Kabupaten Cilacap maupun
Total penurunan keberangkatan penumpang yang berada diluar Kabupaten Cilacap yang
1112 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
berwisata di objek wisata Kabupaten Cilacap yang digunakan serta kenyamanan moda
dengan moda transportasi umum seharusnya transportasi menjadi alasan wisatawan dalam
tinggi. Efisiensi waktu tempuh, biaya perjalanan, memilih moda transportasi yang ingin mereka
akses dalam mendapatkan moda transportasi pilih selama perjalanan wisata.
Tabel 4. Data Jumlah Penumpang Perairan Darat / Antar Desa Di Kabupaten Cilacap 2017-2018
(Orang)
2017 2018
Lintasan
Berangkat Datang Berangkat Datang
Lomanis-Perkuyan 6.128 5.811 3.184 3.367
Lomanis-Cigintung 3.590 3.528 1.329 1.392
Alas Malang-Prence 152.139 131.711 63.022 55.482
Kutuwaru-Kalipanas 107.756 96.865 32.294 36.200
Sleko-Kampug Laut 27.510 27.615 15.925 13.952
Sleko-Ciperet 2.451 2.287 1.900 1.636
JUMLAH 299.574 267.817 117.654 112.029
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, 2018
perbandingan berpasangan, yaitu setiap elemen 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
dibandingkan secara berpasangan terhadap Inconsistency Ratio: 0,08
kriteria yang ditentukan. Bentuk perbandingan
berpasangan adalah matriks. Pengisian matriks Gambar 2. Kriteria Preferensi Moda
komparatif berpasangan menggunakan bilangan Transportasi Wisatawan Dalam Berwisata
yang menggambarkan kepentingan relatif suatu Sumber: Data Primer (Diolah) 2020
unsur di atas unsur lainnya (Saaty dalam
Prajanti, 2013). Dari perhitungan AHP pada gambar 2
diperoleh hasil rasio inkonsistensi 0,08 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
berarti jawaban yang diberikan keyperson
Pemilihan moda transportasi memiliki konsisten. Kriteria yang diprioritaskan pada
peran yang penting bagi perkembangan sektor gambar 2, preferensi moda transportasi dalam
wisata. Bagi wisatawan sendiri dengan adanya kunjungan wisatawan di objek wisata Kabupaten
moda transportasi dapat mengantarkan Cilacap adalah kriteria keamanan dengan nilai
wisatawan ke tempat wisata sehingga dapat bobot 0,391. Kemudian kriteria prioritas kedua
menikmati wisata atau destinasi yang ada, adalah kenyamanan sebesar 0,214; waktu dengan
sedangkan bagi sektor wisata moda transportasi 0,144; akses 0.141 dan prioritas kelima adalah
diharapkan dapat meningkatkan kunjungan biaya 0.112.
wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Seetanah (2009), dalam penelitiannya penelitian Kwanto (2016) bahwa prioritas
menemukan bahwa moda transportasi masyarakat Palembang dalam memilih moda
memberikan kontribusi yang positif terhadap angkutan umum adalah kriteria aman dengan
jumlah pengunjung dalam jangka pendek dan nilai bobot 0,275 atau 27,5%, kriteria
jangka panjang. Pada hasil wawancara dengan kenyamanan selanjutnya (20%), kriteria waktu
1114 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
(18,7%), kriteria kenyamanan (17%), dan kriteria pribadi untuk menghindari kriminalitas maupun
biaya (16,8%). ancaman lain yang dapat menimbulkan bahaya
Pada gambar 3, terlihat bahwa kriteria bagi penumpang.
keamanan, alternatif yang paling diprioritaskan Nur (2016) dalam penelitiannya bahwa
dalam preferensi moda transportasi oleh preferensi responden terhadap Personal
wisatawan adalah kendaraan pribadi dengan Transport Preferences (PAP) yang digunakan
nilai bobot 0,505; prioritas berikutnya adalah selama ini dalam perjalanan dari rumah menuju
moda transportasi kereta api 0,223; moda tempat kerja ditunjukkan pada indikator tingkat
transportasi bus 0.116; pesawat terbang 0.110 dan keamanan dari gangguan alam, sebagian besar
moda angkutan kapal dengan nilai bobot 0.046. responden menyatakan bahwa mereka sangat
Hasil tersebut juga sama dengan hasil penelitian aman 57,8%, diikuti oleh responden yang
Kwanto (2016) yang mengatakan bahwa hasil menyatakan aman sebesar 30,4%, kurang aman
survei dan hasil pengolahan data dengan dan tidak aman masing-masing 10,8% dan 1,1%
menggunakan metode AHP menunjukkan serta jaminan keamanan dari tindak pidana
bahwa kriteria aman menjadi prioritas Kota 85,9%.
Palembang dalam berwisata. Pada kriteria keamanan, alternatif prioritas
kedua adalah moda transportasi kereta api
dengan nilai bobot 0,223. Moda transportasi
Kapal 0,046 kereta sendiri memiliki tingkat keamanan yang
Pesawat 0,110 tinggi dengan difasilitasi cctv di stasiun dan
Bus 0,116 terdapat Polsuska digerbong kereta, sehingga
Kereta Api 0,223 mampu meminimalisir tindakan kriminalitas
Kendaraan Pribadi 0,505 yang dapat terjadi. Dalam keamanan dalam
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 perjalanan kereta api juga telah disediakan
Inconsistency Ratio: 0,05 APAR (alat pemadam api ringan), disediakan
rem darurat dan palu pemecah kaca yang dapat
Gambar 3. Kriteria Keamanan Dalam digunakan sewaktu-waktu jka terdapat ancaman
Melakukan Perjalanan Wisata bahaya baik kebakaran ataupun lainnya di dalam
Sumber: Data Primer (Diolah) 2020 gerbong kereta api.
Alternatif prioritas ketiga adalah moda
Berdasarkan hasil perhitungan yang angkutan bus dengan nilai bobot 0,116. Di
diperoleh dari kritria keamanan menunjukkan Kabupaten Cilacap, masih banyak moda
bahwa alternatif yang paling diprioritaskan transportasi bus untuk perjalanan kelompok
adalah moda transportasi kendaraan pribadi dengan menggunakan bus. Dari segi performa,
dengan nilai bobot 0,505. Dengan hasil angkutan bus merupakan momok yang sering
penelitian menunjukkan kendaraan pribadi menimbulkan masalah dalam perjalanan. Masih
menjadi prioritas utama dalam kriteria banyak kualitas moda transportasi bus yang
keamanan yaitu wisatawan merasa lebih aman masih rendah. Arisandi (2015) dalam
saat menggunakan moda transportasi kendaraan penelitiannya menyatakan bahwa semakin
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1115
buruk performa rem kaki maka semakin besar angkutan umum maka akan mempengaruhi
pula kemungkinan terjadinya kecelakaan bus pemilihan moda transportasi.
AKDP. Dari hasil perhitungan pada gambar 4
Alternatif yang menjadi prioritas keempat menunjukkan urutan prioritas alternatif yang
dalam kriteria preferensi moda transportasi diprioritaskan wisatawan dalam kriteria yaitu
untuk perjalanan di Kabupaten Cilacap adalah kendaraan pribadi dengan bobot 0,585 sebagai
pesawat terbang, dengan nilai bobot sebesar prioritas utama, alternatif berikutnya yang
0,110. Dari segi keamanan, moda transportasi menjadi prioritas adalah kereta api dan bus
pesawat memiliki tingkat keamanan yang lebih 0,128; moda transportasi pesawat; 0.116 dan
tinggi dibandingkan dengan keamanan pada prioritas terakhir adalah moda transportasi
moda transportasi lainnya. Adanya pihak-pihak kapal 0.042.
yang terlibat di dalam oprasional baik dari pilot
maupun kru pesawat telah terlatih secara
Kapal 0,042
professional.
Alternatif kelima dalam kriteria keamanan Pesawat 0,116
wisatawan yang menggunakan moda masuk ke dalam bus serta kelebihan penumpang
transportasi pribadi untuk perjalan wisata atau barang yang membuat penumpang merasa
dengan alasan kenyamanan yang dapat kurang nyaman. Idealnya, angkutan umum yang
diesuaikan dengan kebutuhan penumpang. baik tidak memperbolehkan pengamen dan
Nur (2016) dalam penelitiannya pedagang masuk ke dalam bus untuk
menjelaskan bahwa preferensi penumpang kenyamanan penumpang (Adji, dalam Azis
angkutan komuter yang tinggi merupakan 2016).
indikator kenyamanan dalam hal kelembutan Moda transportasi pesawat pada kriteria
kursi 97,1%, fasilitas tempat duduk 97,1%, kenyamanan menempati urutan prioritas
fasilitas tempat duduk dengan kesesuaian keempat dengan bobot nilai sebesar 0,116. Sudah
dengan kondisi tubuh 97,0%, udara sirkulasi banyak maskapai penerbangan baik domestik
91,2%, perilaku berkendara 90,5%, tingkat maupun internasional yang melakukan
keamanan dari gangguan alam sangat aman pelayanan dengan mengutamakan kenyamanan.
sebesar 78%, kenyamanan dalam hal kesesuaian Kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan
umur kendaraan sebesar 55,5%, budaya (citra) penerbangan tersebut didasarkan pada
dalam hal disiplin lalu lintas sebesar 53,3% dan kebutuhan penumpang karena perjalanan yang
terendah dari segi budaya (citra) ditinjau dari jauh dan membutuhkan waktu perjalanan yang
faktor prestise sebesar 38,6%. lama. Kenyamanan yang diberikan terkait
Pada kriteria kenyamanan yang menjadi dengan fasilitas seperti tempat duduk, fasilitas
rioritas kedua moda transportasi wisatawan konsumsi makanan dan minuman, serta fasilitas
dalam berwisata di objek wisata Kabupaten kebersihan kabin dan toilet.
Cilacap adalah moda kereta api dengan nilai Alternatif prioritas kelima adalah moda
bobot 0,128. Semakin nyaman moda kereta api angkutan kapal dengan nilai bobot 0,042. Dari
maka semakin banyak wisatawan yang pengamatan bahwa layanan kenyamanan yang
menggunakan moda transportasi kereta api diberikan oleh penyedia jasa penyeberangan,
tersebut untuk keperluan berwisata. masih terdapat perahu yang minim tempat
Berdasarkan hasil Analytical Hierarchy duduk. Berdasarkan pengamatan di Pelabuhan
Process (AHP) dengan program expert choice Sleko masih dijumpai banyak wisatawan atau
11.0, yang menjadi prioritas ketiga pada aspek penumpang yang duduk di lantai kapal dengan
kenyamanan adalah moda transportasi bus alas terpal atau duduk di bangku kayu yang
dengan nilai bobot 0,128. Salah satu alternatif telah disediakan oleh penyedia jasa agkutan
moda transportasi pilihan masyarakat yang penyebrangan.
sering digunakan untuk menunjang aktivitas Pada gambar 5, terlihat bahwa alternatif
sehari-hari, termasuk untuk berwisata. yang paling diprioritaskan oleh wisatawan dalam
Dengan banyaknya peminat yang preferensi moda transportasi oleh wisatawan
menggunakan moda transportasi bus, bahwa dalam berwisata di Kabupaten Cilacap adalah
belum ada jaminan kenyamanan yang bisa kriteria waktu yaitu kendaraan pribadi dengan
dirasakan penumpang. Banyaknya bus yang nilai bobot 0,588, kriteria selanjutnya yang
masih memungkinkan pengamen dan penjual menjadi prioritas adalah moda transportasi bus
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1117
dengan 0,144; moda transportasi kereta api 0.114; Prioritas kedua dalam kriteria waktu
moda transportasi pesawat 0.112 dan moda adalah moda transportasi bus dengan
transportasi kapal 0.043. nilai bobot 0,144. Wisatawan merasakan
ketidaknyamanannya saat menunggu moda
transportasi bus untuk mengantarkan wisatawan
Kapal 0,043
ke suatu tempat tujuan wisata, wisatawan
Pesawat 0,112
merasa bahwa untuk menuju tempat wisata
Kereta Api 0,114
Bus 0,144
tersebut harus menunggu penumpang lain
Kendaraan Pribadi 0,588 sampai kapasitas penumpang bus dirasa cukup
oleh sopir bus sehingga membutuhkan waktu
0 0,2 0,4 0,6 0,8 lama.
Inconsistency Ratio: 0,05 Hal tersebut ditemukan di terminal bus
depan Pasar Sampang Kabupaten Cilacap
Gambar 5. Kriteria Waktu Dalam Melakukan dengan rute yang melewati gelanggang renang
Perjalanan Wisata yang dikelola oleh perorangan atau pihak
Sumber: Data Primer (Diolah) 2020 swasta. Zulianto (2019) dalam penelitiannya
mengatakan bahwa efisiensi jarak kedatangan
Dalam perhitungan AHP, kriteria prioritas dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
ketiga adalah waktu dengan nilai bobot 0,144. perjalanan merupakan salah satu elemen
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penting yang dapat diperhatikan wisatawan saat
yang dilakukan oleh Saputra dan Renni (2017) menggunakan transportasi umum, semakin
yang menyatakan bahwa waktu menempati lama waktu yang dibutuhkan wisatawan untuk
urutan prioritas ketiga sebesar 21,58%. menuju lokasi wisata tentunya akan merugikan
Tazaruwah dan Dyah (2019) variabel waktu kenyamanan berwisata.
tempuh tidak berpengaruh terhadap Prioritas ketiga dalam kriteria waktu
penggunaan BRT Trans Semarang. Tidak adanya preferensi moda transportasi di objek wisata
pilihan transportasi menyebabkan konsumen Kabupaten Cilacap adalah moda transportasi
kurang memperhatikan waktu tempuh kereta api, dengan nilai bobot 0,114. Dari segi
menggunakan angkutan kota. waktu moda transportasi kereta api memiliki
Pada kriteria waktu, alternatif moda jalur tersendiri sehingga bebas dari kemacetan.
transportasi pribadi menempati urutan Namun sebagian besar wisatawan yang
prioritas pertama dengan nilai bobot berwisata di obyek wisata di Kabupaten Cilacap
sebesar 0,588. Dalam berwisata tidak banyak yang menggunakan moda kereta
menggunakan moda transportasi pribadi, api tersebut karena wisatawan berasal dari
wisatawan tidak membutuhkan waktu tunggu daerah sekitar Kabupaten Cilacap ataupun
yang lama untuk dapat menggunakan moda masyarakat sekitar yang berwisata di obyek
transportasi pribadi dalam suatu perjalanan. wisata Kabupaten Cilacap. Sehingga jarak dan
Wisatawan dapat langsung menggunakan waktu tempuh masih bisa terjangkau.
moda transportasi pribadi yang dimiliki Prioritas keempat dalam kriteria waktu
untuk perjalanan wisata yang akan dilakukan. preferensi moda transportasi di Kabupaten
1118 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
Berdasarkan hasil perhitungan Analytical mereka menyewa bus untuk perjalanan wisata
Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa secara berkelompok.
alternatif yang paling diprioritaskan pada Di Kabupaten Cilacap memiliki empat
kriteria akses moda transportasi wisatawan stasiun kereta api aktif yang dapat melayani
untuk berwisata di Kabupaten Cilacap adalah perjalanan ke wilayah di luar Kabupaten Cilacap.
kendaraan pribadi dengan nilai bobot 0,531. Namun moda transportasi kereta api menempati
Seiring dengan meningkatnya jumlah urutan prioritas ketiga pada kriteria akses,
kepemilikan moda transportasi pribadi baik dengan nilai bobot sebesar 0,142. Dari hasil
mobil maupun sepeda motor, wisatawan lebih wawancara dengan para akademisi, hanya
mudah moda transportasi didapat daripada terdapat dua armada moda transportasi kereta
menggunakan moda transportasi umum yang api yang melayani, yaitu relasi KA Purwojaya
harus menunggu dan memerlukan waktu yang Cilacap - Jakarta pp, dan relasi Wijaya Kusuma
cukup lama. KA Cilacap - Banyuwangi.
Alternatif prioritas kedua adalah moda Permasalahan akses moda transportasi
angkutan bus dengan nilai bobot 0,217. Akses kereta api yang digunakan untuk menuju tempat
untuk mendapatkan moda transportasi di wisata di Kabupaten Cilacap masih sulit, karena
Kabupaten Cilacap masih tergolong mudah, saat wisatawan menggunakan moda transportasi
dengan banyaknya armada bus baik AKAP kereta api yang harus dilakukan adalah mencari
(Antar Kota Antar Provinsi), AKDP (Antar Kota moda transportasi lanjutan yang dapat
Dalam Provinsi), angkutan kota dan mengantarkan wisatawan ke tempat tujuan
angkutan pedesaan yang beroperasi di wisata. Kabupaten Cilacap memiliki satu
Kabupaten Cilacap masih dapat digunakan bandara yang melayani penerbangan komersial,
untuk perjalanan wisata dengan cara sewa. yaitu Bandara Tunggul Wulung. Dimana
Namun sampai saat ini belum ada moda Bandara Tunggul Wulung hanya melayani
transportasi bus maupun angkutan umum yang penerbangan domestik dengan rute Jakarta-
dapat mengantarkan wisatawan ke objek wisata Cilacap yang dilayani oleh dua maskapai yaitu
secara langsung, bahkan masih banyak objek Susi Air dan Pelita Air. Pada kriteria akses, moda
wisata yang belum ada rute yang dapat transportasi pesawat menempati urutan
mengantarkan wisatawan secara langsung prioritas keempat dengan nilai bobot 0,067.
menuju ke objek wisata yang dituju. Keterbatasan akses moda transportasi
Hasil wawancara dengan pengelola objek pesawat sangat jelas, dimana hanya terdapat
wisata, bahwa tidak ada moda transportasi satu tujuan penerbangan domestik yaitu tujuan
umum (dalam hal ini bus) yang mengantarkan Jakarta - Cilacap, sehingga wisatawan yang
wisatawan langsung ke objek wisata yang ada datang dari luar Jakarta dengan tujuan ke
atau minimal moda transportasi umum yang Cilacap masih mengalami kesulitan jika
melewati rute kawasan yang terdapat tempat wisatawan tersebut menggunakan moda
wisata tersebut. Sehingga penggunaan moda transportasi pesawat. Bagi wisatawan yang
transportasi umum seperti bus masih jarang berasal dari luar Jakarta, mereka diharuskan
digunakan untuk berwisata. Wisatawan yang transit di Bandara Halim Perdana Kusuma untuk
menggunakan moda transportasi bus, biasanya selajutnya wisatawan tersebut melanjutkan
1120 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
perjalanan menggunakan pesawat dengan jawaban yang konsisten. Pada kriteria biaya
tujuan Bandara Tunggul Wulung. alternatif moda transportasi yang diprioritaskan
Moda transportasi kapal menempati dalam preferensi wisatawan pada perjalanan
urutan prioritas kelima dalam kriteria akses wisata Kabupaten Cilacap adalah moda
dengan nilai bobot 0,042. Tidak semua obyek transportasi kendaraan pribadi dengan nilai
wisata di Kabupaten Cilacap bisa dijangkau bobot sebesar 0,553, kriteria selanjutnya adalah
dengan menggunakan moda transportasi kapal. moda transportasi bus 0,227; moda transportasi
Hanya ada beberapa objek wisata yang kereta api 0,123; moda transportasi pesawat
memerlukan menggunakan moda transportasi 0,055 dan moda transportasi kapal 0,042.
kapal, seperti Pantai Pasir Putih di Pulau
Nusakambangan dan objek wisata di Kecamatan
Kapal 0,042
Kampung Laut. Untuk dapat mengakses moda
transportasi kapal wisata yang sedang berlibur Pesawat 0,055
wisatawan tersebut harus transit terlebih dahulu objek wisata Kabupaten Cilacap alternatif yang
di Bandara Halim Perdanakusuma dan di paling diutamakan adalah moda transportasi
akhirnya akan menambah biaya lagi untuk pribadi dengan nilai bobot 0,541. Gross (2018)
melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Cilacap. dalam penelitiannya menyebutkan bahwa 64%
Dalam Tambunan (2009) dari hasil penelitian di wisatawan domestik melakukan perjalanan
Spanyol menunjukkan bahwa pengeluaran dengan menggunakan mobil.
wisatawan untuk biaya pesawat lebih besar dari
pada biaya menginap disana, seperti biaya hotel,
Kapal 0,044
makan dan minum dan jasa terkait lainnya.
Rasio antara biaya angkutan udara dan biaya Pesawat 0,099
juga disediakan parkir untuk moda transportasi sehingga akan lebih banyak pilihan jadwal
umum seperti bus pariwisata dan bus yang telah keberangkatan yang dapat dipilih oleh
disewa wisatawan untuk berlibur seperti yang penumpang moda transportasi pribadi.
dilakukan oleh objek wisata Pantai Indah Moda transportasi bus menempati
Widarapayung. prioritas ketiga dengan nilai bobot 0,149.
Menurut Savenny (2017) dalam Wisatawan dapat berwisata di obyek wisata
penelitiannya bahwa minimnya tempat parkir di Kabupaten Cilacap dilakukan secara
tempat wisata menyebabkan banyak pengunjung berkelompok menggunakan bus. Hal ini sesuai
yang memilih untuk memarkir kendaraannya di dengan hasil wawancara dengan keyperson baik
jalan raya. Selain itu, pengunjung merasa relatif dari kalangan akademisi maupun dari pihak
dekat dengan jalan raya sebagai media pengelola sendiri yang menyatakan tidak ada
penghubung antara satu tempat dengan lainnya, jalur yang melintasi objek wisata atau yang
segala kepentingan dengan kepentingan lainnya, mengantarkan wisatawan langsung ke objek
sehingga mengakibatkan kemacetan di sekitar wisata, sehingga wisatawan menggunakan moda
objek wisata. transportasi bus dengan cara sewa untuk
Hal ini juga didukung oleh temuan berwisata dengan cara rombongan.
penelitian Rahmawati (2016) yang menyatakan Alternatif prioritas keempat adalah moda
bahwa tidak mencukupinya ruang parkir untuk transportasi pesawat dengan nilai bobot 0,099.
menampung kendaraan wisata maka perlu Moda transportasi pesawat sendiri dapat
ditentukan berapa luas kebutuhan tempat parkir digunakan untuk perjalanan jarak jauh yang
di kawasan objek wisata dan kebutuhan memakan banyak waktu, sehingga moda
penataan parkir karena pada jam-jam tertentu transportasi pesawat dapat digunakan untuk
parkir di suatu tempat daerah yang sangat mempersingkat jarak dan waktu. Di Bandara
ramai. Tunggul Wulung, baru ada dua maskapai yang
Alternatif prioritas kedua adalah moda melayani perdagangan Cilacap-Jakarta, yakni
transportasi kereta api dengan nilai bobot 0,167. Susi Air dan Pelita Air. Seharusnya dari pihak
Preferensi prioritas penggunaan moda penyedia jasa moda transportasi maupun dari
transportasi kereta api untuk perjalanan di dinas perhubungan udara menambah rute
Kabupaten Cilacap dapat dimanfaatkan oleh penerbangan ke berbagai daerah di Indonesia,
wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten dengan harapan dapat memudahkan dan
Cilacap. Hasil wawancara dengan Keyperson dari menarik wisatawan untuk bisa ke Kabupaten
Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap juga Cilacap untuk berlibur.
memprioritaskan moda transportasi kereta api Moda transportasi kapal menempati
sebagai preferensi menggunakan kereta api urutan alternatif prioritas terakhir dengan nilai
dalam perjalanan. bobot 0,044. Di Kabupaten Cilacap terdapat
Tindakan konkrit yang telah dilakukan pelabuhan besar yang melayani pengiriman dan
Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap adalah ekspor komoditas impor ke berbagai negara dan
dengan mengirimkan proposal kepada Dirjen memiliki 10 pelabuhan atau dermaga kecil yang
Perkeretaapian CC DAOP V Purwokerto untuk melayani penyeberangan untuk mengarahkan
menambah frekuensi perjalanan kereta api, tempat wisata atau penyeberangan ke
1124 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
Pada analisis sensitivitas jika dilihat dari kendaraan pribadi. Karena bobot moda
fluktuasi nilai bobotnya, keamanan menjadi angkutan kendaraan pribadi sangat besar
prioritas utama dengan nilai bobot sebesar (>50%) maka perubahan kriteria tidak
39,1%, kenyamanan sebesar 21,4%, waktu 14,4% mempengaruhi moda angkutan pribadi sebagai
dan biaya sebesar 11,2%. Di antara kriteria prioritas utama.
masing-masing moda transportasi terlihat Dari pengamatan di lapangan bahwa
bahwa yang diutamakan adalah moda wisatawan memilih menggunakan moda
transportasi kendaraan pribadi. Terlepas dari transportasi pribadi karena keamanan terjamin,
besarnya perubahan di semua kriteria, tidak kenyamanan moda transportasi pribadi, waktu
mengubah urutan prioritas moda transportasi tempuh relatif singkat, kemudahan istirahat
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1125
dimana saja, akses transportasi, biaya yang melewati atau mengantarkan wisatawan secara
dikeluarkan lebih murah lebih murah, tidak ada langsung yang dapat disediakan oleh
moda transportasi umum yang dapat pemerintah daerah. Seperti yang dikatakan oleh
mengantarkan wisatawan langsung ke tujuan Objek Wisata Kemit Florest dalam wawancara
yang dituju dan tidak ada informasi relevan jika dengan pengelola mengatakan bahwa
wisatawan menggunakan moda transportasi kedepannya akan ada konsep transportasi trans
umum. Le-Klähn (2014) dalam penelitiannya khusus yang dapat digunakan oleh wisatawan
bahwa yang sering menghambat penggunaan berupa mobil antar jemput yang nantinya
angkutan umum adalah ketidaknyamanan dan disebut dengan “mobil wara-wiri”.
keterbatasan informasi, kurangnya angkutan Adanya penambahan trayek dan
umum dan preferensi pribadi. penambahan armada moda transportasi umum
Dari hasil wawancara dengan Dinas seperti bus yang dapat digunakan oleh
Perhubungan, permasalahan preferensi moda wisatawan menuju ke objek wisata secara
transportasi yang dapat digunakan untuk langsung akan membutuhkan banyak biaya bagi
pariwisata di Kabupaten Cilacap terkait dengan stakeholder dalam hal ini yaitu penyedia jasa
kelanjutan akses. Akses lanjutan ini dapat layanan angkutan umum. Pada penerapan teori
dimanfaatkan oleh wisatawan yang fungsi biaya atau cost function pada kasus
menggunakan lebih dari satu atau beberapa penambahan trayek atau penambahan armada
moda transportasi. Banyaknya obyek wisata moda transportasi bus, dapat diketahui bahwa
yang tidak memiliki akses langsung moda yang termasuk biaya tetap yaitu biaya pajak
angkutan umum yang dapat mengantarkan kendaraan, biaya penyusutan nilai kendaraan,
wisatawan sampai ke tujuan wisata yang akan biaya kir bus, biaya suku cadang dan biaya
dituju juga mempengaruhi jumlah kunjungan asuransi kendaraan.
wisatawan. Sedangkan yang termasuk biaya variabel
Kantawateera (2017) dalam hasil dalam kasus ini yaitu biaya pembelian bahan
penelitiannya menunjukkan bahwa meskipun bakar minyak, gaji awak bus, biaya retribusi
wisatawan domestik dan mancanegara terus terminal dan biaya pemeliharaan kendaraan.
meningkat, namun dengan ketidakmampuan Dengan besarnya penjumlahan dari biaya tetap
pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas dan biaya variabel berdampak pada tarif atau
angkutan umum yang memadai membuat sulit biaya yang dikenakan oleh penyedia jasa layanan
untuk meningkatkan kualitas pembangunan di moda transportasi kepada pengguna moda
daerah tersebut. Hal tersebut jika tidak dapat transportasi umum.
ditindaklanjuti justru dapat menimbulkan Dari pihak pemerintah dapat membantu
ketergantungan pada kegiatan pariwisata yang meringankan beban biaya atau tarif penggunaan
dikhawatirkan dapat menurunkan kunjungan moda transportasi umum, dengan cara
wisatawan ke sana. memberikan subsidi BBM, mengecilkan tarif
Oleh karena itu diperlukan moda retribusi dan pajak, serta pemberian keringanan
transportasi khusus bagi wisatawan yang dapat biaya Uji KIR untuk agkkutan umum moda
mengantarkan langsung ke objek wisata secara transportasi darat. Dengan murahnya biaya
langsung atau penambahan rute baru yang menggunakan moda transportasi umum dari
1126 Nur Aisah & Deky Aji S., Analisis Pemilihan Moda Transportasi…,
pada menggunakan moda transportasi pribadi masih sangat jarang ditemukan sehingga akan
maka akan berdampak positif terhadap kenaikan menyulitkan wisatawan yang akan berkunjung
jumlah penumpang moda transportasi umum ke suatu objek wisata. Walaupun untuk saat ini
yang dibarengi dengan perbaikan sarana sudah ada semacam google maps dan lain-lain,
prasarana penunjang. namun alangkah baiknya jika ditambah dengan
Basuki (2015) dalam hasil pendahuluan infrastrukturnya berupa petunjuk arah.
penelitiannya menggambarkan bahwa angkutan Hal ini sejalan dengan solusi yang
pariwisata khusus berpotensi untuk diterapkan diberikan oleh akademisi yaitu perlu
dalam mendukung peningkatan kunjungan memberikan informasi atau panduan lengkap
wisatawan. Selain memiliki beberapa kepada wisatawan yang akan berkunjung ke
keunggulan antara lain mengurangi kemacetan, Cilacap mengenai jarak tempat wisata, moda
mengurangi potensi kecelakaan, mengurangi transportasi yang dapat digunakan, serta tarif
biaya wisata, menghemat energi dan transportasi sehingga akan memberikan
mengurangi polusi. kemudahan bagi wisatawan.
Hasil wawancara dengan akademisi juga
SIMPULAN
menyebutkan bahwa perlu dikembangkan biro
perjalanan yang secara khusus menyediakan Berdasarkan hasil penelitian dan yang
moda transportasi ke seluruh tempat wisata di dipaparkan diatas, maka peneliti menarik
Cilacap. Dapat pula dikembangkan suatu jenis beberapa kesimpulan yaitu pada pembahasan
pariwisata angkutan masyarakat berupa obyek- preferensi wisatawan dalam memilih moda
obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat transportasi untuk berwisata di objek wisata
setempat, sehingga dapat meningkatkan yang ada di Kabupaten Cilacap adalah kriteria
perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata keamanan. Prioritas kriteria berikutnya yaitu
tersebut. kriteria kenyamanan, kriteria waktu, kriteria
Permasalahan yang lainnya terkait akses dan kriteria yang terakhir yaitu biaya.
pfereferensi moda transportasi dalam wisata Moda transportasi yang unggul atau
yaitu kurangnya penunjuk jalan menuju ke sutau menjadi prioritas utama di semua kriteria yaitu
objek wisata yang disediakan. Walaupun moda transportasi pribadi. Hal tersebut sesuai
perkembangan teknologi yang pesat dalam dengan hasil di lapangan bahwa hampir seluruh
petunjuk arah yang dapat mengantarkan wisatawan yang datang ke objek wisata
wisatawan ke objek wisata telah tersedia di Kabupaten Cilacap menggunakan moda
gawai yang dimiliki wisatawan namun masih transportasi pribadi untuk perjalanan wisata.
saja memerlukan fasilitas petunjuk arah yang Pada kriteria keamanan dan kenyamanan,
dapat mengantarkan wisatawan tanpa tersesat. moda transportasi prioritas wisatawan dalam
Hasil wawancara dengan pengelola objek melakukan perjalanan wisata yaitu moda
wisata Indah Widarapayung mengungkapkan transportasi pribadi, prioritas selanjutnya yaitu
bahwa kendala yang dihadapi adalah kurangnya kereta api, bus, pesawat dan kapal; Dalam
rambu-rambu (penunjuk arah) menuju ke objek kriteria waktu, akses dan kriteria biaya, alternatif
wisata tersebut. Apalagi di titik-titik tertentu moda transportasi prioritas yaitu kendaraan
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 4 (1) (2021) : 1108-1127 1127
pribadi, prioritas selanjutnya moda transportasi Maleong (2007) Metodologi Penelitia Kualitatif (Edisi
Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
bus, kereta api, pesawat, kapal. Alternatif moda
Nur, N. K., Lawalena, S., M. dan Isran, R. S. H . (2016)
transportasi yang menjadi prioritas pertama 'Studi Preferensi Transformasi Moda Angkutan
untuk perjalanan wisata yaitu moda transportasi Pribadi Berdasarkan Preferensi Angkutan Pribadi'
pribadi. Prioritas alternatif berikutnya yaitu Jurnal Ilmiah Techno Enterpreneur Acta. V0l.2,
kereta api, bus, pesawat dan kapal. No.1, 1-10.
Prajanti, S. D. (2013). Metode Analisis Efisiensi Produksi
DAFTAR PUSTAKA Dan Pengambilan Keputusan Bidang Ekonomi
Pertanian. Semarang: Unnes Press.
Arisandi, Y., Harnen, S. dan Achmad, W. (2015) 'Kajian
Rahmawati, A. (2016) 'Korespondensi antara Faktor
Kinerja Keamanan Bus Antar Kota Dalam Provinsi
Penyebab Kemacetan danSolusinya', Prosiding
di Jawa Timur', Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 9, No.1,
Temu Ilmiah IPLBI 2016, Hal. B 043-048, 30
54-63.
November 2016.
Azis, R. A. dan Yusuf, A. (April 2016). 'Perlindungan Hak
Saputra, R., Reni, A. dan Muhammad, I. (2017). 'Analisis
Konsumen Terkait Keamanan, Keamanan dan
Faktor-faktor yang memepengaruhi Pemilihan
Keamanan Penumpang Transportasi Bus Kopaja' Lex
Moda Menuju Tempat Kerja Menggunakan Metode
Jurnalica, Vol. 13, No. 1, 23-34.
Analytic Hierarchy Process', Jurnal Teknik Sipil. Vol.
Basuki, I. dan Amos, S. (2015) 'Potensi Angkutan Umum
1 No.1, 199-218.
Pariwisata di Daerah Isrimewa Yogyakarta'
Savenny, P., Helfia, I. dan Farida (2017) 'Persepsi Wisatawan
Simposium Internasional FSTPT ke-18, Unila,
Dalam Pemanfaatan Badan JalanSebagai Lahan
BandarLampung, 28 Agustus 2015.
Parkir Bagi Pengunjung Di Objek Wisata Kota
Gross, S. dan Bente, G. (2018) 'Sustainable Mode of
Bukittinggi' Diakses Pada 5 Juli 2020.
Transport Choices at the Destination - Public
http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/view/zjV
Transport at German Destination', Emeraldinsight,
Seetanah, B. dan Jameel, K. (2009) 'An Analysis of the
71(73), 401-417.
Relationship Between Transport Capital and
Haradogan, F (2014) 'Analisis Tingkat Kepentingan
Tourism Development in a Dynamic' Tourism
Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode AHP
Economics, 15(4), 785-802.
(Studi Kasus Rute Jakarta - Yogyakarta)', Jurnal
Sudiarta, M. (2005) 'Dampak Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya
Penelitian Transportasi Darat, 16(4), 153-160.
Terhadap Pembangunan Pariwisata di Desa
Hartono dan Listifadah (2017) 'Akses Pelayanan
Serangan Denpasar Bali' Jurnal Manajemen
Transportasi Menuju Destinasi Wisata Pantai
Pariwisata Vol. 4 No. 2, hlm, 111-129.
Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jurnal
Tambunan, N. (2009) 'Peran Transportasi dalam
Penelitian Transportasi Darat', Vol. 10, No. 4, 225-
Pariwisata', Majalah Ilmiah Panorama Nusantara.
236.
Edisi VI, Januari - Juni 2009.
Kantawateera, K., Karee, N., Thongpon, P. N. S. dan
Tazaruwah, D. W. dan Dyah, M. N. (2019) 'Factors Affecting
Patarapong, K. (2017). 'Tourist Transportation
the Use of Public Transportation in Semarang City'
Problems and Guidelines for Developing the
EFFICIENT: Indonesian Journal of Development
Tourism Industry in Khon Kaen, Thailand', Vol. 11,
Economics, 2(3)
hlm. 89–95. https://doi.org/10.5539/ass. v11n2p89
MG. Endang, S. U. dan Dyah, M. N. (2016) 'Analisis
Kwanto, R. dan Joni, A. (2016). 'Analisis Pemilihan Moda
Permintaan Perjalanan Pengguna Jasa Kereta Api
Transportasi Umum Konvensioal dan Transportasi
Eksekutif Rute Semarang-Jakarta' Economics
Umum Online di Kota Palembang', Cantilever Jurnal
Development Analysis Journal, 5 (3)
Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil, Vol. 5,
Zulianto, A., Kuswanto, N. dan Erma, F. R. (2019)
No. 2, 1-6.
'Hubungan Persepsi Pengunjung Terhadap Kualitas
Le-Klähn, D. T., Regine, G. dan C. Michael Hall. (2014)
Transportasi Umum dengan Pemilihan Moda
'Visitor User vs Non-user of Public Transport'.
Transportasi Umum di Kawasan Wisata Budaya
Journal of Destination Marketing and Management,
Surakarta' Desa-Kota, Vol. 1, No.2, 143-152.
Vol. 3, 152-161.