Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja Vol. 13, No.

2, Oktober 2023: 142-151


ISSN 2301-6965 : E-ISSN 2614-0241

STRATEGI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DALAM PENGELOLAAN


PARIWISATA DI KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2021-2022

Nisa Azizah1, Nandang Alamsah Deliarnoor2, Novie Indrawati Sagita3


1,2,3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjajaran, Jl. Bukit Dago Utara no.25, Kota Bandung, 40135
E-mail: nisaazizah@gmail.com; nandangalamsah@gmail.com; novindsa@gmail.com

ABSTRAK. Permasalahan di lapangan menunjukan bahwa strategi pengembangan dan penataan kawasan pariwisata
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran masih belum efektif. Hal tersebut di tunjukan melalui
penataan wisata yang dilakukan lebih khususnya destinasi paling favorit wisatawan seperti Pantai Pangandaran, Pantai
Barat dan Pantai Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kaulitatif, dengan teknik
pengumpulan data melalui library dan studi lapangan yang mencakup wawancara, observasi dan dokumentasi dengan
para informan baik dari internal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, pihak pengelolah tempat wisata, pengunjung
tempat wisata, tokoh masyarakat, serta serta masyarakat yang ada di Kabupaten Panngandaran. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa strategi Dinas Pariwisata dan Kabudayaan dalam pengelolaan wisata di Kabupaten Pangandaran
tahun 2021-2022 masih belum efektif jika dianalisis menggunakan tiga dimensi strategi yang dikemukakan oleh David
yaitu meliputi, perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi; (1) Ketidaktahuan internal terkait proses
perumusan strategi yang dilakukan serta strategi yang disepakati internal yang diadopsi untuk diterapkan menunjukan
bahwa dimensi perumusan strategi belum terlaksana dalam proses pengelolaan pariwisata di Kabupaten Pangandaran,
(2) Dari dimensi penerapan strategi munjukan bahwa proses yang dilakukan oleh dinas belum terarah dengan baik,
serta minimnya kesiapan dari pelaksana sehingga berdampak pada kurangnya dukungan masyarakat dalam
pengelolaan pariwisata di Kabuapten Pangandaran, (3) Belum dilakukannya perbaikan terhadap beberapa objek
pariwisata menjadi bukti bahwa proses penilaian dan evaluasi merupakan dimensi yang belum dipenuhi dalam rangka
pengelolaan Pariwisata di Kabupaten Pangdaran selama tahun 2021-2022.

Kata kunci; Strategi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pengelolaan Wisata.

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM


MANAGEMENT IN PANGANDARAN REGENCY 2021-2022

ABSTRACT. Problems in the field show that the strategy for developing and structuring tourism areas carried out by
the Regional Government of Pangandaran Regency is still not effective. This is demonstrated through the tourism
arrangements carried out, especially the most favorite tourist destinations such as Pangandaran Beach, West Coast
and East Coast. This research uses a descriptive method with a qualitative approach, with data collection techniques
through libraries and field studies which include interviews, observation and documentation with informants from
both the internal Department of Tourism and Culture, tourist attraction managers, visitors to tourist attractions, the
community and the public. in Pangandaran Regency. The results of this research indicate that the strategy of the
Department of Tourism and Culture in managing tourism in Pangandaran Regency in 2021-2022 is still not effective
if analyzed using the three dimensions of strategy proposed by David, namely, strategy preparation, strategy
implementation and strategy assessment; (1) Internal ignorance regarding the strategy formulation process carried
out as well as the internally agreed strategy adopted for implementation shows that the strategy formulation dimension
has not been implemented in the tourism management process in Pangandaran Regency, (2) From the strategy
implementation dimension it shows that the process carried out by the department has not been implemented. well-
directed, as well as the lack of readiness of the implementers, which has an impact on the lack of community support
in managing tourism in Pangandaran Regency, (3) There have been no improvements to several tourism objects, which
is proof that the assessment and evaluation process is a dimension that has not been fulfilled in the framework of
tourism management in the Regency. Pangdaran during 2021-2022.

Key words; Strategy, Department of Tourism and Culture, Tourism Management.

DOI: https://10.33701/jiwbp.v13i2.3558
Terbit Tanggal 30 Oktober 2023
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 143

PENDAHULUAN Indonesia tentu saja tidak di sia-siakan oleh


Pemerintah. (Muamar et al., 2018).
Wisata merupakan kebutuhan tersier. Menurut World Tourism Organization
Seseorang akan melakukan wisata apabila semua (WTO), mengatakan( bahwa sektor pariwisata
kebutuhan pokok dan sekunder telah terpenuhi. global akan menjadi industri terbesar di dunia, hal
Setelah berjalannya pandemi covid-19 selama ini dapat dilihat dari data yg dimiliki oleh WTO
kurang lebih dua tahun yaitu pada awal tahun tahun 1995- 2002 yang menyebutkan( bahwa
2020 hingga akhir 2021 menyisakan banyak pertumbuhan wisatawan global sebesar 3,57 %
trauma yang mendalam bagi kehidupan manusia. setiap tahunnya (Yachya et al., 2016). Penciptaan
Terutama pada keluarga yang ditinggal bentuk pengelolaan pariwisata bertujuan untuk
kerabatnya meninggal akibat covid-19 mendorong pembangunan daerah dan
(Oktafiantika et al., 2022). Alasan utama memperkenalkan daya tanggap tempat wisata dan
pengembangan pariwisata pada suatu daerah objek wisata di Indonesia, termasuk kota dan
tujuan wisata, baik wisata secara lokal, regional, daerah (Silviana & Mubarak, 2020).
atau ruang lingkup nasional pada suatu negara Pariwisata Berkelanjutan atau Sustainable
sangat erat kaitannya dengan pembangunan Tourism merupakan pariwisata yang berkembang
daerah atau negara tersebut, dengan kata lain sangat pesat, dikarenakan konsep pariwisata ini
pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah berprospek terhadap jangka panjang dan
tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan berkelanjutan (Husein, 2023). Melalui konsep ini,
keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak. sektor investasi pun dalam sektor pariwisata
Pembangunan di bidang kepariwisataan tercatat cukup besar senilai 401,4 juta dollar AS
merupakan salah satu terobosan untuk (Kompas, 2020). Hal tersebut merupakan suatu
meningkatkan pendapatan daerah dan negara hal yang baik dan dapat dijadikan sebagai saranan
(Kristian, 2021). untuk pengembangan pada sektor pariwisata
Kegiatan wisata merupakan serangkaian Indonesia menjadi lebih baik lagi (Rahmanul,
aktivitas yang mencakup totalitas produksi (oleh 2021). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
penyedia) maupun konsumsi (oleh pengguna) Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi
barang dan jasa dengan maksud utama untuk Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Republik
rekreasi (Zhu et al., 2023). Konsep pariwisata Indonesia terus bekerja keras untuk
tidak hanya berkaitan dengan keindahan mengoptimalkan pengembangan pariwisata di
panorama alam dan jelajah situs bersejarah, Indonesia. Dalam pengembangannya, salah satu
melainkan telah berkembang dengan melibatkan yang menjadi daya tarik wisatawan adalah dengan
masyarakat dalam penataan pariwisata, melalui memperhatikan fasilitas wisata, fasilitas umum,
konsep wisata berbasis masyarakat. Berbagai aksesibilitas/sarana prasarana (Nasution et al.,
produk pariwisata tersebut yang kemudian akan 2022).
dinikmati oleh para konsumen dengan Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,
membelanjankan sejumlah uang (Laksono et al., jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
2020). Februari 2020 mengalami konstraksi hingga
Dalam era globalisasi, dewasa ini sektor 30,42% dibandingkan Januari 2020, dan turun
pariwisata menjadi industri yang berkembang. 28,85% dibandingkan dengan periode yang sama
Indonesia merupakan salah satu negara yang tahun lalu.Tetapi untuk itu Pemerintah melalui
mempunyai potensi pariwisata yang dapat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menarik wisatawan nusantara maupun telah mempersiapkan sejumlah langkah-langkah
mancanegara. Potensi yang ada pada pariwisata di mitigasi dalam menangani krisis pariwisata di
Indonesia (Hardianto et al., 2021).

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN


REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
144 Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023

Kabupaten Pangandaran merupakan salah Tujuan Wisata Berkelas Dunia” tujuan dari
satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki pengembangan destinasi Pariwisata yang sesuai
potensi Pariwisata yang besar. Pangandaran dengan visi adalah sebagai berikut: 1)
memiliki dasar hukum berdiri yang tertulis di Pembangunan Destinasi Pariwisata; 2)
dalam Undang-Undang No.21 Tahun 2012, yang Pembangunan Industri Kepariwisataan; 3)
mana di dalam pasalnya dibahas tentang Pembangunan Pasar dan Pemasaran Pariwisata;
kewenangan Pemerintah Kabupaten Pangandaran 4) Pembangunan Kelembagaan Pariwisata.
dalam mengelola wilayahnya. Undang-Undang Pelaksanaan strategi menurut Wheelen dan
ini mengacu pada Undang-undang Otonomi Hunger dalam Suharni, adalah proses
Daerah, sehingga Pangandaran memiliki otonomi mewujudkan strategi yang telah diformulasikan
daerah dalam menjalankan pemerintahannya. ke dalam aksi melalui tiga indikator, yaitu
Pangandaran memiliki lima (5) destinasi program, anggaran serta prosedur. Untuk
Pariwisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata mengidentifikasi sebuah organisasi dalam
dan Budaya yang disingkat menjadi Disparbud di mengimplementasikan strateginya, dapat melalui
Pangandaran. Kelima destinasi tersebut meliputi; tiga indikator tersebut (Safi’i & Satlita, 2016).
(1) Pantai Pangandaran, (2) Pantai Karapyak, (3) Permasalahan di lapangan menunjukan
Batu Hiu, (4) Batu Karas, dan (5) Green Canyon bahwa strategi pengembangan dan penataan
Kabupaten Pangandaran difokuskan untuk kawasan pariwisata yang dilakukan oleh
melakukan pembangunan Pariwisata dan budaya Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran
bahari dikarenakan memiliki potensi wisata yang masih belum efektif. Hal tersebut di tunjukan
besar pada wilayah tersebut dengan landasan melalui penataan wisata yang dilakukan lebih
hukum Pasal 25 Perda Prov.Jabar No.15 Tahun khususnya destinasi paling favorit wisatawan
2015 tentang Rencana Induk Pembangunan seperti Pantai Pangandaran, Pantai Timur dan
Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat yang Pantai Barat. Yang mana para pedagang kaki lima
memiliki tema pengembangan pariwisata bahari yang kini ada di zona inti telah dipindahkan ke
dan alam bahari di Priangan (Wakila et al., 2022). bagian belakang, namun karena pemindahan
Dinas Pariwisata dan Budaya dalam Upaya pedagang tidak mengikuti jalur lintas wisatawan,
mengembangkan pariwisata di Kabupaten maka interaksi para pedagang dengan wisatawan
Pangandaran kemudian merancang Rencana pada sulit terjadi, lama kelamaan pedagang kembali
tahun 2016-2021 berdasarkan pada RPJMD yang masuk ke zona inti. Akhirnya, relokasi pedagang
menekankan pada pengembangan Pariwisata. kaki lima dan tempat parkir yang sebelumnya
Rencana Strategis yang disingkat menjadi telah menghabiskan jutaan rupiah dalam rangka
Renstra hasil rancangan dari Dinas Pariwisata dan pengelolaan pariwisata disia-siakan begitu saja
Budaya yang disingkat menjadi Disparbud dan menjadi tidak terawat.
Kabupaten Pangandaran mencoba untuk Di sisi lain, belum efektifinya strategi yang
merealisasikan visi tersebut dengan membuat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
program yang bertujuan untuk mengembangkan Pangandaran dapat di lihat dari kurangnya
potensi Pariwisata. Rencana Induk Pembangunan perhatian terhadap pengelolaan sampah di
Kepariwisataan Daerah Tahun 2018-2025 Kawasan wisata terutama saat musim libur.
merupakan tahapan penyusunan program oleh Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat
Disparbud yang dibuat berdasarkan Peraturan setiap meninggu membuat jumlah sampah
Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 7 Tahun berserakan di hampir seluruh lokasi wisata juga
2018 tentang visi mengenai konsep pembangunan terus meningkat. Selain karena kurangnya
kepariwisataan di Kabupaten Pangandaran adalah kesadaran dari para wisatawan mengenai
sebagai berikut “Kabupaten Pangandaran Sebagai pentingnya kebersihan pantai juga karena

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN


REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 145

kurangnya fasilitas yang disediakan dalam hal ini pejabat di Dinas Pwriwisata dan Kebudayaan
ketersediaan tempat sampah di sekitar lokasi Kabupaten Pangandaran, tokoh masyarakat,
wisata. wisatawan dan masyarakat yang berada
Sejauh ini konsentrasi dari Dinas Pariwisata disekitaran area wisata. Di sisi lain penulis juga
dan Kebudayaan masih pada pengembangan menggunakan studi pustaka sebagai sumber
objek wisata, sedangkan pengembangan sarana- rujukan tambahan. Teknik pengumpulan data
prasarananya masih 0%. Padahal jika yang digunakan yakni reduksi data, penyajian
dirasionalkan bahwa pengembangan objek wisata data dan penarikan kesimpulan untuk menjawab
tanpa disertai dengan pembangunan sarana permasalahan penelitian. Selanjutnya teknik
prasarana dan infrastruktur jalan maka akan pengumpulan data yang digunakan yakni reduksi
sangat sulit bagi wisatawan untuk mengakses data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
tempat wisata tersebut atau sekedar mengetahui. untuk menjawab permasalahan penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka mengenai strategi Dinas Pariwisata dan
penelitian ini memberikan konsen terhadap Kebudayaan dalam pengelolaan pariwisata di
strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022.
pengelolaan wisata di Kabupaten Pangandaran
tahun 2021-2022. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE 1. Perumusan Strategi Dinas Pariwisata dan


Kebudayaan Dalam Pengelolaan
Guna mengkaji terkait strategi Dinas Pariwisata di Kabupaten Pangandaran
Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengelolaan Setiap daerah memiliki potensinya masing-
pariwisata di Kabupaten Pangandaran, maka masing, salah satunya berkaitan dengan
dibutuhkan penelitian dan analisis yang pariwisata sebagai salah satu sektor yang
mendalam agar dapat diperoleh data yang lebih menjamin pemasukan bagi Pemerintah Daerah.
faktual, aktual serta kontekstual mengenai hal Kabupaten Pangandaran sendiri sejak lama sudah
tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam dikenal dikanca lokal maupun mancanegara
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan dengan potensi pariwisata yang dimiliki
pendekatan deskriptif. Adapun alasan penggunaan (Subarkah, 2018). Pada bagian ini akan dibahas
metode ini yakni permasalahan yang diangkat yakni secara spesifik terkait dengan strategi yang
strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam digunakan oleh Dinas Pariwisata dan
pengelolaan pariwisata di Kabupaten Kebudayaan dalam pengelolaan wisata di
Pangandaran tahun 2021-2022 akan lebih tepat Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat
melalui deskriptif berdasarkan hasil temuan di dengan menggunakan pendekatakan teori
lapangan. Teori strategi yang digunakan dalam Dimensi strategi yang dikemukakan oleh David
penelitian ini merujuk pada tiga dimensi strategi (2011:6) yang mana terdiri dari tiga dimensi yang
sebagaimana yang dikemukakan oleh David meliputi; Perumusan Strategi, Penerapan Strategi
(2011: 6) yang antara lain meliputi perumusan dan Penilaian Strategi.
strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi. Dalam proses pengelolaan pariwisata
Adapun teknik pengumpulan data yang disuatu daerah maka dibutuhkan adanya
digunakan yakni studi pustaka dan studi lapangan perumusan strategi yang dilakukan. Perumusan
yang meliputi beberapa tahapan yang antara lein menjadi tahap awal sehingga setiap pelaksana
meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi perlu untuk merumuskan dengan baik serta
(Malindir et al., 2022). Data utama dalam kajian memiliki landasan yang kuat (Naonan, 2023).
ini bersumber dari stakeholder terkait, yakni Proses perumusan pada hakekatnya menjadi

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN


REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
146 Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023

bertanggungjawab dari pelaksana sehingga bahkan tidak tersedia pada situs resmi dinas. Hal
proses dan keterlibatan pihak eksternal ini semakin menguatkan bahwa perecanaan
disesuaikan dengan kebutuhan dari strategi yang strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
diinginkan. Berkaitan dengan penelitian ini maka Kebudayaan tidak berjalan dengan baik sehingga
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki peran tidak diakses kepada public.
penuh dalam proses perumusan strategi Proses perumusan strategi yang tidak
pengelolaan pariwisata di Kabupaten berjalan sebagaimana mestinya berdampak pada
Pangandaran. menurunnya daya tarik wisata di Kabupaten
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Pangandaran selama tahun 2021-2022.
maka diketahui bahwa proses perumusan strategi Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan
yang dibuat oleh Dinas Pariwisata dan menunjukan bahwa Pantai Pangandaran
Kebudayaan dalam rangka pengelolaan mengalami penurunan drastis pada jumlah
pariwisata dilakukan dengan terlebih dahulu pengunjung di tiga destinasi wisata favorit yang
mengkaji aturan terkait mulai dari Peraturan ada di Kabupaten Pangandaran. Hal tersebut juga
Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 7 Tahun memberikan dampak pada Pendapatan Asli
2018 sampai dengan rencana induk Daerah (PAD) wísata dari Pantai Pangandaran.
kepariwisataan yang sudah disusun sejak tahun Adapun penurunan daya tarik wisataselama tahun
2015. 2021-2022 pada tiga destinasi wisata (Pantai) di
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada table
bukan hanya pelaksana, melainkan masyarakat berikut ini:
juga tidak mengetahui strategi apa yang dipilih
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkaitan Tabel 1. Daya Tarik Wisatawan di Tiga Objek
dengan pengelalolaan pariwisata di Kabupaten Wisata Favorit di Pangandaran
Pangandaran. Hal ini dikarenakan proses Daya Tarik Realisasi Realisasi
sosialisasi yang kurang serta akses informasi di Tahun 2021 Tahun 2022
situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pantai 13.326.055.000 10.185.207.500
Kabupaten Pangandaran yang tidak dapat diakses Pangandaran
seperti yang ditunjukan pada gambar berikut: Pantai 11.209.115.000 8.976.432.000
Barat
Pantai 10.617.902.000 8.109.907.000
Timur
Sumber: https://disparbud.pangandarankab. go.id/

Berdasarkan tabel diatas maka dapat


dianalisis bahwa adanya penurunan daya tarik
wisatawan pada tiga objek wisata unggulan yang
Sumber: https://disparbud.pangandarankab.go.id/
ada di Kabupaten Pangandaran. Hasil ini juga
Gambar 1. Tampilan Renstra di Situs Resmi menunjukan bahwa dalam proses salah satunya
Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran perumusan strategi yang dilakukan dapat
dikatakan bahwa belum maksimal sehingga perlu
Dari gambar diatas maka dapat dianalisa dirumuskan Kembali.
bahwa proses sosialisasi mengenai rencana Proses perumusan merupakan langkah awal
strategi maupun strategi yang digunakan oleh yang seharusnya dilakukan dengan baik oleh
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
mengelola wisata di Kabupaten Pangandaran Pangandaran. Sehingga dengan begitu maka

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN


REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 147

pengelolaan pariwisata akan berjalan dengan baik pengelolaan pariwisata di Kabupaten


dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pangandaran atau sebaliknya. Untuk mengetahui
PAD Kabupaten Pangandaran. Hanya saja hasil bagaimana kesiapan sumber daya manusia
penelitian di lapangan menunjukan kondisi yang (SDM) pelaksana Dinas Pariwisata dan
tidak sesuai yaitu proses perumusan yang tidak Kebudayaan dalam pengelolaan pariwisata di
berjalan dengan baik sehingga tidak diketahui Kabupaten Pangandaran maka dilakukan proses
oleh internal dinas secara umum dan tidak dapat wawancara langsung dengan berbagai informan
diakses kepada Masyarakat secara luas melalui baik dari internal dinas, pengelola tempat wisata
situs resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan maupun masyarakat.
Kabupaten Pangandaran.
Mengacu pada teori dimensi strategi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
sebagaimana yang dikemukakan oleh David maka dapat dianalisa bahwa dalam proses
(2011:6) maka dapat dikatakan bahwa strategi pelaksanaan strategi, Dinas Pariwisata dan
yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan belum didukung dengan sumber
Kebudayaan dalam pengelolaan wisata di daya manusia (SDM) pelaksana yang mumpuni
Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 belum dari segi jumlah. Sehingga berdampak pada
memenuhi indikator pertama yakni perumusan pengelolaan pariwisata yang dianggap masih jauh
strategi. Hal ini didasarkan pada ketidaktahuan dari optimal. Perbandingan minimnya jumlah
internal terkait dengan proses perumusan strategi SDM pelaksana dengan jumlah masyarakat dan
yang dilakukan serta tidak adanya informasi yang pelaku usaha ditempat wisata salah satunya Pantai
disampaikan kepada publik baik melalui Pangandara sebagai objek utama pariwisata dapat
sosialisasi langsung maupun publikasi pada dilihat pada table berikut.
media resmi yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Tabel 2. Perbandingan Antar Jumlah SDM
dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran.
Dengan Warga, Pelaku Usaha, dan
Masyarakat Yang Ada di Tempat Wisata
2. Penerapan Strategi Dinas Pariwisata dan
No Pihak Yang Berada di Jumlah
Kebudayaan Dalam Pengelolaan
Pantai Pangandaran
Pariwisata di Kabupaten Pangandaran
1 Disparbud Pangandaran 1
Setelah proses perumusan sudah dilakukan
2 Warga Pantai 2
dengan pelibatan berbagai pihak terkait, maka
Pangandaran
tahapan selanjutnya yakni penerapan dari strategi
3 Pelaku wisata (Penyedia 3
itu sendiri. Pada tahapan pelaksanaan ini akan
Jasa Pengianpan,
diuji sejauh mana keefektifan dari strategi yang
penyewaan ATV Trail)
telah disusun sebelumnya sehingga apa yang
4 Pedagang dan pelaku 2202
menjadi tujuan dari organisasi dapat tercapai.
Ekonomi Kreatif Personel
Tahapan pelaksanaan ini juga menjadi ajang
5 Pegawai Hotel 1000
untuk menguji kapasitas dari pada pelaksana.
Personel
Berkaitan dengan penelitian ini maka pada Sumber: Lakip Kabupaten Pangandaran Tahun 2022
tahapan pelaksanaan ini dimaksutkan bahwa
Tabel diatas menunjukan bahwa adanya
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menerapkan
jumlah yang tidak seimbang antar pelaksana
strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan
dengan jumlah masyarakat disekitaran dan pelaku
sebelumnya. Pada tapan pelaksanaan ini menjadi
usaha disekitaran Pantai pangandaran sebagai
pembuktian apakah strategi yang telah dibuat oleh
objek utama pariwisata di Kabupaten
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mampu untuk
Pangandaran. Jumlah SDM yang minim akan
menjawab tantangan dan meningkatkan
STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN
REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
148 Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023

berdampak pada tidak terkontrolnya berbagai hal untuk dilakukan sehingga upaya untuk mencapai
yang tidak diinginkan serta berdampak buruk tujuan melalui strategi yang dibuat dapat
terhadap aplikasi dari strategi pengembangan terwujud.
pariwisata di Kabupaten Pangandaran.
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
Di sisi lain, temuan di lapangan tersebut maka penilaian strategi dimaksutkan bahwa
menunjukan bahwa Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan perlu untuk
Pariwisata tidak Sumber daya manusia melakukan penilaian berdasarkan berbagai
merupakan perangkat utama dalam pengelolaan pertimbangan dan masukan untuk kemudian
pariwisata di Kabupaten Pangandaran sehingga menentukan langkah selanjutnya untuk
sangat menentukan keberhasilan dari strategi mewujudkan pariwisata berkelanjutan di
maupun program yang diterapkan. Oleh karena Kabupaten Pangandaran. Indikator yang dapat
itu maka temuan di lapangan mengenai sangat digunakan untuk melihat bagaimana pengelolaan
minimnya jumlah SDM pelaksan yang tempat wisata yang dilakukan oleh Dinas
ditempatkan di lapangan menunjukan bahwa Parwisata dan Kabudayaan Kabuapten
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata belum benar- Pangandaran adalah dengan membandingan
benar serius untuk mengembangkan pariwisata antara targer yang diingin di capai yang sudah
yang ada di Kabuapten Pangandaran. ditetapkan di awal dengan realisasinya melalui
program pengembangan pariwisata.
Mengacu pada teori dimensi strategi
sebagaimana yang dikemukakan oleh David Hasil penelitian di lapangan menunjukan
(2011:6) maka dapat dikatakan bahwa strategi bahwa adanya anggaran (PAD) yang tidak sesuai
yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata dan antara target awal dengan reasisasi program
Kebudayaan dalam pengelolaan wisata di pengembangan pariwisata yang diterapkan. Hal
Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 belum tersebut dapat dilihat pada table berikut:
memenuhi indikator kedua yakni penerapan
srategi. Hal ini dibuktikan dengan proses Tabel 3. Program Pengembangan Pariwisata,
pelaksanaan yang tidak tearah yang dilakukan Target dan Realisasi Tahun 2022
oleh dinas, kurangnya kesiapan pelaksana Program Indikator Target Realisasi
sehingga berdampak pada kurangnya dukungan Program Program Program
masyarakat terhadap pelaksanaan strategi dari Jumlah Rp. 11. Rp.13.782
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten PAD dari 000.000. . 568. 250
Pangandaran. sektor 000 (11 (13,7
Pariwisata Miliar) Miliar)
3. Penilaian Strategi Dinas Pariwisata dan Pengemban Persentase 5 Lokasi 5 Lokasi
Kebudayaan Dalam Pengelolaan gan destinasi wisata wisata
Pariwisata di Kabupaten Pangandaran Pariwisata pariwisata
Setelah proses perumusan dan penerapan yang
dari strategi yang dibuat maka selanjutnya adalah dikembang
tahapan akhir yakni penilaian strategi. Pada k an
tahapan penilaian strategi ini yang nantinya akan Sumber: Lakip Kabupaten Pangandaran Tahun 2022
menentukan apakah strategi yang sudah
diterapkan berjalan efektif, perlu dilakukan Tabel diatas menunjukan bahwa bahwa
pembaharuan/perubahan ataukah perlu untuk antar perencanaan yang sudah ditetapkan di awal
diganti dengan strategi lainnya. Oleh karena itu dengan pelaksanaan tidak berjalan sebanding,
maka tahapan penilaian strategi ini sangat penting sehingga ini tentu ada berpengaruh terhadap
pengelolaan pariwisata di Kabupaten Pangandara
STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN
REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 149

yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan sepenuhnya didukung oleh masyarakat yang ada
Pariwisata. Berkaitan dengan adanya gep yang di Kabupaten Pangandaran.
cukup besar antar target awal dengan realisasinya
ini juga menunjukan kelemahan dari Lembaga Di sisi lain, potensi alam dan garis pantai
pelaksana (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) yang panjang oleh sebagian besar masyarkat dan
dalam merumuskan program. pengelola tempat wisata dianggap belum mampu
dioptimalkan sebagai daya tarik bagi para
Hasil penelitian di lapangan juga wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
menunjukan bahwa Dinas Pariwisata dan Oleh karena itu maka diperlukan langkah-langkah
Kebudayaan menganggap bahwa strategi yang perbaikan dimulai dengan evaluasi untuk
diterapkan sudah efektif, yang mana tolak ukur mengetahui apa saja yang menjadi kekurangan
yang digunakan yakn lama tinggalnya wisatawan dan kelebihan dari strategi yang diterapkan
atau indikator GST yang mana pada dasarnya sehingga ke depannya pengelolaan pariwisata di
indikator ini terlalu lemah untuk digunakan dalam Kabupaten Pangandaran akan lebih baik.
menilai efektivitas dari strategi pengelolaan
pariwisata di Kabupaten Pangandara. Kondisi ini SIMPULAN
tentunya semakin menguatkan bahwa penerapan
strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan
Kebudayaan dalam rangka pengelolaan pada bab sebelumnya serta mengacu dari teori
pariwisata di Kabupaten Pangandaran belum dimensi strategi sebagaimana yang dikemukakan
optimal. oleh David (2011:6) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa strategi Dinas Pariwisata dan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka Kabudayaan dalam pengelolaan wisata di
dapat dianalisa bahwa selain dari proses awal Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 masih
perumusan strategi tidak sesuai dengan belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari tiga
penerapannya, penilaian masyarakat terkait dimensi berikut; (1) Proses perumusan setrategi
dengan strategi yang digunakan oleh Dinas yang tidak dilakukan sehingga baik internal
Pariwisata dan Kebudayaan juga oleh masyarakat pelaksana maupun masyarakat yang tidak
dinilai masih sangat lemah dan kurang efektif mengetahui. Hal ini juga diperkuat dengan tidak
dalam pengelolaan wisata di Kabupaten terbukanya dinas dalam mensosialisasikan
Pangandaran. Tentunya sangat disayangkan strategi yang dirumuskan dan ditetapkan melalui
bahwa potensi alam pendukung pariwisata yang situs resmi yang dimiliki. Proses perumusan
dimiliki sangat bagus hanya belum mampu untuk strategi yang tidak berjalan sebagaimana
dimaksimalkan. mestinya berdampak pada menurunnya daya tarik
wisata di Kabupaten Pangandaran selama tahun
Mengacu pada teori dimensi strategi 2021-2022. (2) Penerapan strategi tidak berjalan
sebagaimana yang dikemukakan oleh David maksimal, salah permasalahannya terletak pada
(2011:6) maka dapat dikatakan bahwa strategi jumlah yang tidak seimbang antar SDM
yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata dan pelaksana (1 orang) dengan jumlah masyarakat
Kebudayaan dalam pengelolaan wisata di dan pelaku usaha disekitaran tempat wisata. (3).
Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 belum Penilaian stretegi yang dapat diukur dengan
memenuhi indikator ketiga yakni penilaian membandingkan antara target yang telah
srategi. Hal ini dibuktikan dengan adanya ditetapkan sebelumnya dan realisasi. Hasil di
ketidakselarasan pemehaman para pelaksana, lapangan menunjukan bahwa ada gep antara
kurang tegasnya pelaksana sehingga tidak target anggaran untuk pengelolaan 5 destinasi
pariwisata yaitu Rp, 11.000.000.000 dengan
STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN
REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
150 Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023

realisasi program yang mencapai Rp.13.782. 568. 5417. https://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/


250. site/wp-content/uploads/2017/02/JURNAL
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka (02-13-17-04-46-32).pdf
setidaknya terdapat tiga point utama yang penulis Laksono, N. F., Chawa, A. F., & Yuliati, Y.
usulkan berkaitan dengan pengelolaan pariwisata (2020). Pengelolaan Pariwisata Berbasis
di Kabupaten Pangandaran yang meliputi; (1) Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus
Perlu dilakukan evaluasi dan kajian Kembali Desa Sawentar). Briliant: Jurnal Riset dan
terkait dengan rencana program yang akan Konseptual, 5(4), 865. https://doi.org/
digunakan dalam pengelolaan dan pengembangan 10.28926/briliant.v5i4.539
pariwisata di Kabupaten Pangandaran. (2) Lukman Santoso, Y. T. C. dan S. (n.d.). Dilema
Sumber daya manusia pelaksana perlu Wisata Halal di Pulau Lombok. 2020, 15(1),
ditingkatkan secara jumlah, dengan begitu maka 23–44.
dapat mengimbangin jumlah pelaksana usaha dan Malindir, G., O, Kartini, D., Sri, & Mulyawan, R.
jumlah para wisatawan yang dating sehingga (2022). Khazanah Sosial, 4(3). https://
dapat memastikan bahwa pengelolaan dan journal.uinsgd.ac.id/index.php/ks/article/vi
pengembangan berjalan sesuai yang diingkan. (3) ew/17482
Evaluasi perlu dilakukan secara rutin terkait Muamar, A., Faozi, M. M., & Fitriati, A. (2018).
realisasi strategi atau program sehingga dapat Pengelolaan Kawasan Wisata Dan
memastikan adanya perbaikan (jika diperlukan) Dampaknya Terhadap Masyarakat
dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Perspektif Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Al-
DAFTAR PUSTAKA Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Syariah, 3(1), 117.
Guzman, A., B., D, Labrador, S., E, and Rodil, F., https://doi.org/10.24235/jm.v3i1.2942
Anne. (2019). Understanding Filipino Naoonan, Lisa. (2023). The Role of Culture as a
tourists’ future time perspective and Determinant: Evidence From Europan
emotional experiences during delayed Cities. International Journal of Tourism
international flights through design Cities, 9(1). https://www.emerald.com/
triangulation. International Journal of insight/content/doi/10.1108/IJTC-07 2021-
Tourism Sciences, 19(4). https://www. 0154/full/html
tandfonline.com/doi/full/10.1080/15980634 Nasution, N. H., Batubara, M., & Arif, M. (2022).
.2019.1706127?src= Strategi Pengelolaan dan Pengembangan
Hardianto, W. T., Emelia, & W, R. M. C. (2021). Pariwisata Dalam Meningkatkan
Strategi Pengelolaan Pariwisata di Masa Pendapatan Masyarakat Mandailing Natal
Covid-19. Jurnal manjemen, 5(1), 38–52. Perspektif Ekonomi Islam Dengan
Husein, Jamal. (2023). Tourism in ASEAN-5: A Pendekatan QSPM. Jurnal Ilmiah Ekonomi
novel panel unit-root test for shocks Islam, 8(1), 423.
persistence with gradual structural breaks https://doi.org/10.29040/jiei.v8i1.4507
and common factors. International Journal Paladini, Stefania, and Saha, Crishnendu. (2023).
of Tourism Research. 23 (5). The quest for sustainability in lower orbit:
Kristian, Y. (2021). Pengelolaan Objek Wisata Conceptual models for space tourism.
Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai International Journal of Tourism Research.
Barat di Danau Aco Kampung Linggang 23 (3).
Melapeh Kecamatan Linggang Bigung. Oktafiantika, W., Triono, B., & DJ, E. W. (2022).
eJournal Administrasi Negara, 5(1), 5404– Strategi Dinas Pariwisata dalam

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN


REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 151

Mempromosikan Wisata Daerah pada Masa 49. https://doi.org/10.22219/sospol.


Pasca Pandemi Covid-19 di Kabupaten v4i2.5979.
Pacitan. Jurnal Terapan Pemerintahan Wakila, H., H., R, Munajat, M., D., Z, & Kudus,
Minangkabau, 2(2), 132–142. I. (2022). Implementasi Program
https://doi.org/10.33701/jtpm.v2i2.2669 Pengembangan Destinasi Wisata di
Pratiwi, S. (2020). Strategi Dinas Pariwisata Kawasan Pantai Pangandaran Oleh Dinas
Dalam Pengembangan Wisata Pantai Pariwisata dan Budaya Pangandaran Saat
Trikora di Kabupaten Bintan Siska. Covid-19. JANE (Jurnal Administrasi
(December), 1–6. Negara), 14(1), 32-49.
Rahmanul, M. (2021). PUBLIKA : Pengelolaan Yachya, A. N. (2016). Pengelolaan Kawasan
Pariwisata Danau Napangga Berkelanjutan Wisata Sebagai Upaya Peningkatan
Oleh. 7(1), 46–63. https:// Ekonomi Masyarakat Berbasis CBT
doi.org/10.25299/jiap.2021.vol7(1).6774 (Community Based Tourism). Studi pada
Safi’i, M. F., & Satlita, L. (2016). Strategi Kawasan Wisata Pantai Clungup
Disparbud Kabupaten Magelang Kabupaten Malang. 39(2), 107–116.
(Muhammad Fahrur Safi’i dan Lena Satlita, Zhu, C., Hall, C., M, Ngan, H., F., B, and Peralta,
M.Si) 1. Jurnal Pariwisata, 5(10), 1–12. R., L. (2023). How to use augmented reality
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/j to promote a destination? The mediating
oppar/article/view/5169/4836%0Afile:///C:/ role of augmented reality attachment.
Users/Asus/Downloads/5169-11252 1SM. International Journal of Tourism Research.
pdf 23 (5).
Silviana, W., & Mubarak, A. (2020). Pengelolaan
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Berkelanjutan Pada Objek Wisata Pantai
Carocok Painan. Jurnal Manajemen dan
Ilmu Administrasi Publik (JMIAP), 2(3),
48–57.
https://doi.org/10.24036/jmiap.v2i3.131
Subarkah, A. R. (2018). Potensi dan Prospek
Wisata Halal Dalam Meningkatkan
Ekonomi Daerah (Studi Kasus: Nusa
Tenggara Barat). Jurnal Sosial Politik, 4(2),

© 2023 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license

STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN


REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)

Anda mungkin juga menyukai