ABSTRAK. Permasalahan di lapangan menunjukan bahwa strategi pengembangan dan penataan kawasan pariwisata
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran masih belum efektif. Hal tersebut di tunjukan melalui
penataan wisata yang dilakukan lebih khususnya destinasi paling favorit wisatawan seperti Pantai Pangandaran, Pantai
Barat dan Pantai Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kaulitatif, dengan teknik
pengumpulan data melalui library dan studi lapangan yang mencakup wawancara, observasi dan dokumentasi dengan
para informan baik dari internal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, pihak pengelolah tempat wisata, pengunjung
tempat wisata, tokoh masyarakat, serta serta masyarakat yang ada di Kabupaten Panngandaran. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa strategi Dinas Pariwisata dan Kabudayaan dalam pengelolaan wisata di Kabupaten Pangandaran
tahun 2021-2022 masih belum efektif jika dianalisis menggunakan tiga dimensi strategi yang dikemukakan oleh David
yaitu meliputi, perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi; (1) Ketidaktahuan internal terkait proses
perumusan strategi yang dilakukan serta strategi yang disepakati internal yang diadopsi untuk diterapkan menunjukan
bahwa dimensi perumusan strategi belum terlaksana dalam proses pengelolaan pariwisata di Kabupaten Pangandaran,
(2) Dari dimensi penerapan strategi munjukan bahwa proses yang dilakukan oleh dinas belum terarah dengan baik,
serta minimnya kesiapan dari pelaksana sehingga berdampak pada kurangnya dukungan masyarakat dalam
pengelolaan pariwisata di Kabuapten Pangandaran, (3) Belum dilakukannya perbaikan terhadap beberapa objek
pariwisata menjadi bukti bahwa proses penilaian dan evaluasi merupakan dimensi yang belum dipenuhi dalam rangka
pengelolaan Pariwisata di Kabupaten Pangdaran selama tahun 2021-2022.
ABSTRACT. Problems in the field show that the strategy for developing and structuring tourism areas carried out by
the Regional Government of Pangandaran Regency is still not effective. This is demonstrated through the tourism
arrangements carried out, especially the most favorite tourist destinations such as Pangandaran Beach, West Coast
and East Coast. This research uses a descriptive method with a qualitative approach, with data collection techniques
through libraries and field studies which include interviews, observation and documentation with informants from
both the internal Department of Tourism and Culture, tourist attraction managers, visitors to tourist attractions, the
community and the public. in Pangandaran Regency. The results of this research indicate that the strategy of the
Department of Tourism and Culture in managing tourism in Pangandaran Regency in 2021-2022 is still not effective
if analyzed using the three dimensions of strategy proposed by David, namely, strategy preparation, strategy
implementation and strategy assessment; (1) Internal ignorance regarding the strategy formulation process carried
out as well as the internally agreed strategy adopted for implementation shows that the strategy formulation dimension
has not been implemented in the tourism management process in Pangandaran Regency, (2) From the strategy
implementation dimension it shows that the process carried out by the department has not been implemented. well-
directed, as well as the lack of readiness of the implementers, which has an impact on the lack of community support
in managing tourism in Pangandaran Regency, (3) There have been no improvements to several tourism objects, which
is proof that the assessment and evaluation process is a dimension that has not been fulfilled in the framework of
tourism management in the Regency. Pangdaran during 2021-2022.
DOI: https://10.33701/jiwbp.v13i2.3558
Terbit Tanggal 30 Oktober 2023
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 143
Kabupaten Pangandaran merupakan salah Tujuan Wisata Berkelas Dunia” tujuan dari
satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki pengembangan destinasi Pariwisata yang sesuai
potensi Pariwisata yang besar. Pangandaran dengan visi adalah sebagai berikut: 1)
memiliki dasar hukum berdiri yang tertulis di Pembangunan Destinasi Pariwisata; 2)
dalam Undang-Undang No.21 Tahun 2012, yang Pembangunan Industri Kepariwisataan; 3)
mana di dalam pasalnya dibahas tentang Pembangunan Pasar dan Pemasaran Pariwisata;
kewenangan Pemerintah Kabupaten Pangandaran 4) Pembangunan Kelembagaan Pariwisata.
dalam mengelola wilayahnya. Undang-Undang Pelaksanaan strategi menurut Wheelen dan
ini mengacu pada Undang-undang Otonomi Hunger dalam Suharni, adalah proses
Daerah, sehingga Pangandaran memiliki otonomi mewujudkan strategi yang telah diformulasikan
daerah dalam menjalankan pemerintahannya. ke dalam aksi melalui tiga indikator, yaitu
Pangandaran memiliki lima (5) destinasi program, anggaran serta prosedur. Untuk
Pariwisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata mengidentifikasi sebuah organisasi dalam
dan Budaya yang disingkat menjadi Disparbud di mengimplementasikan strateginya, dapat melalui
Pangandaran. Kelima destinasi tersebut meliputi; tiga indikator tersebut (Safi’i & Satlita, 2016).
(1) Pantai Pangandaran, (2) Pantai Karapyak, (3) Permasalahan di lapangan menunjukan
Batu Hiu, (4) Batu Karas, dan (5) Green Canyon bahwa strategi pengembangan dan penataan
Kabupaten Pangandaran difokuskan untuk kawasan pariwisata yang dilakukan oleh
melakukan pembangunan Pariwisata dan budaya Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran
bahari dikarenakan memiliki potensi wisata yang masih belum efektif. Hal tersebut di tunjukan
besar pada wilayah tersebut dengan landasan melalui penataan wisata yang dilakukan lebih
hukum Pasal 25 Perda Prov.Jabar No.15 Tahun khususnya destinasi paling favorit wisatawan
2015 tentang Rencana Induk Pembangunan seperti Pantai Pangandaran, Pantai Timur dan
Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat yang Pantai Barat. Yang mana para pedagang kaki lima
memiliki tema pengembangan pariwisata bahari yang kini ada di zona inti telah dipindahkan ke
dan alam bahari di Priangan (Wakila et al., 2022). bagian belakang, namun karena pemindahan
Dinas Pariwisata dan Budaya dalam Upaya pedagang tidak mengikuti jalur lintas wisatawan,
mengembangkan pariwisata di Kabupaten maka interaksi para pedagang dengan wisatawan
Pangandaran kemudian merancang Rencana pada sulit terjadi, lama kelamaan pedagang kembali
tahun 2016-2021 berdasarkan pada RPJMD yang masuk ke zona inti. Akhirnya, relokasi pedagang
menekankan pada pengembangan Pariwisata. kaki lima dan tempat parkir yang sebelumnya
Rencana Strategis yang disingkat menjadi telah menghabiskan jutaan rupiah dalam rangka
Renstra hasil rancangan dari Dinas Pariwisata dan pengelolaan pariwisata disia-siakan begitu saja
Budaya yang disingkat menjadi Disparbud dan menjadi tidak terawat.
Kabupaten Pangandaran mencoba untuk Di sisi lain, belum efektifinya strategi yang
merealisasikan visi tersebut dengan membuat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
program yang bertujuan untuk mengembangkan Pangandaran dapat di lihat dari kurangnya
potensi Pariwisata. Rencana Induk Pembangunan perhatian terhadap pengelolaan sampah di
Kepariwisataan Daerah Tahun 2018-2025 Kawasan wisata terutama saat musim libur.
merupakan tahapan penyusunan program oleh Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat
Disparbud yang dibuat berdasarkan Peraturan setiap meninggu membuat jumlah sampah
Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 7 Tahun berserakan di hampir seluruh lokasi wisata juga
2018 tentang visi mengenai konsep pembangunan terus meningkat. Selain karena kurangnya
kepariwisataan di Kabupaten Pangandaran adalah kesadaran dari para wisatawan mengenai
sebagai berikut “Kabupaten Pangandaran Sebagai pentingnya kebersihan pantai juga karena
kurangnya fasilitas yang disediakan dalam hal ini pejabat di Dinas Pwriwisata dan Kebudayaan
ketersediaan tempat sampah di sekitar lokasi Kabupaten Pangandaran, tokoh masyarakat,
wisata. wisatawan dan masyarakat yang berada
Sejauh ini konsentrasi dari Dinas Pariwisata disekitaran area wisata. Di sisi lain penulis juga
dan Kebudayaan masih pada pengembangan menggunakan studi pustaka sebagai sumber
objek wisata, sedangkan pengembangan sarana- rujukan tambahan. Teknik pengumpulan data
prasarananya masih 0%. Padahal jika yang digunakan yakni reduksi data, penyajian
dirasionalkan bahwa pengembangan objek wisata data dan penarikan kesimpulan untuk menjawab
tanpa disertai dengan pembangunan sarana permasalahan penelitian. Selanjutnya teknik
prasarana dan infrastruktur jalan maka akan pengumpulan data yang digunakan yakni reduksi
sangat sulit bagi wisatawan untuk mengakses data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
tempat wisata tersebut atau sekedar mengetahui. untuk menjawab permasalahan penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka mengenai strategi Dinas Pariwisata dan
penelitian ini memberikan konsen terhadap Kebudayaan dalam pengelolaan pariwisata di
strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022.
pengelolaan wisata di Kabupaten Pangandaran
tahun 2021-2022. HASIL DAN PEMBAHASAN
bertanggungjawab dari pelaksana sehingga bahkan tidak tersedia pada situs resmi dinas. Hal
proses dan keterlibatan pihak eksternal ini semakin menguatkan bahwa perecanaan
disesuaikan dengan kebutuhan dari strategi yang strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
diinginkan. Berkaitan dengan penelitian ini maka Kebudayaan tidak berjalan dengan baik sehingga
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki peran tidak diakses kepada public.
penuh dalam proses perumusan strategi Proses perumusan strategi yang tidak
pengelolaan pariwisata di Kabupaten berjalan sebagaimana mestinya berdampak pada
Pangandaran. menurunnya daya tarik wisata di Kabupaten
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Pangandaran selama tahun 2021-2022.
maka diketahui bahwa proses perumusan strategi Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan
yang dibuat oleh Dinas Pariwisata dan menunjukan bahwa Pantai Pangandaran
Kebudayaan dalam rangka pengelolaan mengalami penurunan drastis pada jumlah
pariwisata dilakukan dengan terlebih dahulu pengunjung di tiga destinasi wisata favorit yang
mengkaji aturan terkait mulai dari Peraturan ada di Kabupaten Pangandaran. Hal tersebut juga
Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 7 Tahun memberikan dampak pada Pendapatan Asli
2018 sampai dengan rencana induk Daerah (PAD) wísata dari Pantai Pangandaran.
kepariwisataan yang sudah disusun sejak tahun Adapun penurunan daya tarik wisataselama tahun
2015. 2021-2022 pada tiga destinasi wisata (Pantai) di
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada table
bukan hanya pelaksana, melainkan masyarakat berikut ini:
juga tidak mengetahui strategi apa yang dipilih
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkaitan Tabel 1. Daya Tarik Wisatawan di Tiga Objek
dengan pengelalolaan pariwisata di Kabupaten Wisata Favorit di Pangandaran
Pangandaran. Hal ini dikarenakan proses Daya Tarik Realisasi Realisasi
sosialisasi yang kurang serta akses informasi di Tahun 2021 Tahun 2022
situs resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pantai 13.326.055.000 10.185.207.500
Kabupaten Pangandaran yang tidak dapat diakses Pangandaran
seperti yang ditunjukan pada gambar berikut: Pantai 11.209.115.000 8.976.432.000
Barat
Pantai 10.617.902.000 8.109.907.000
Timur
Sumber: https://disparbud.pangandarankab. go.id/
berdampak pada tidak terkontrolnya berbagai hal untuk dilakukan sehingga upaya untuk mencapai
yang tidak diinginkan serta berdampak buruk tujuan melalui strategi yang dibuat dapat
terhadap aplikasi dari strategi pengembangan terwujud.
pariwisata di Kabupaten Pangandaran.
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
Di sisi lain, temuan di lapangan tersebut maka penilaian strategi dimaksutkan bahwa
menunjukan bahwa Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan perlu untuk
Pariwisata tidak Sumber daya manusia melakukan penilaian berdasarkan berbagai
merupakan perangkat utama dalam pengelolaan pertimbangan dan masukan untuk kemudian
pariwisata di Kabupaten Pangandaran sehingga menentukan langkah selanjutnya untuk
sangat menentukan keberhasilan dari strategi mewujudkan pariwisata berkelanjutan di
maupun program yang diterapkan. Oleh karena Kabupaten Pangandaran. Indikator yang dapat
itu maka temuan di lapangan mengenai sangat digunakan untuk melihat bagaimana pengelolaan
minimnya jumlah SDM pelaksan yang tempat wisata yang dilakukan oleh Dinas
ditempatkan di lapangan menunjukan bahwa Parwisata dan Kabudayaan Kabuapten
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata belum benar- Pangandaran adalah dengan membandingan
benar serius untuk mengembangkan pariwisata antara targer yang diingin di capai yang sudah
yang ada di Kabuapten Pangandaran. ditetapkan di awal dengan realisasinya melalui
program pengembangan pariwisata.
Mengacu pada teori dimensi strategi
sebagaimana yang dikemukakan oleh David Hasil penelitian di lapangan menunjukan
(2011:6) maka dapat dikatakan bahwa strategi bahwa adanya anggaran (PAD) yang tidak sesuai
yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata dan antara target awal dengan reasisasi program
Kebudayaan dalam pengelolaan wisata di pengembangan pariwisata yang diterapkan. Hal
Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 belum tersebut dapat dilihat pada table berikut:
memenuhi indikator kedua yakni penerapan
srategi. Hal ini dibuktikan dengan proses Tabel 3. Program Pengembangan Pariwisata,
pelaksanaan yang tidak tearah yang dilakukan Target dan Realisasi Tahun 2022
oleh dinas, kurangnya kesiapan pelaksana Program Indikator Target Realisasi
sehingga berdampak pada kurangnya dukungan Program Program Program
masyarakat terhadap pelaksanaan strategi dari Jumlah Rp. 11. Rp.13.782
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten PAD dari 000.000. . 568. 250
Pangandaran. sektor 000 (11 (13,7
Pariwisata Miliar) Miliar)
3. Penilaian Strategi Dinas Pariwisata dan Pengemban Persentase 5 Lokasi 5 Lokasi
Kebudayaan Dalam Pengelolaan gan destinasi wisata wisata
Pariwisata di Kabupaten Pangandaran Pariwisata pariwisata
Setelah proses perumusan dan penerapan yang
dari strategi yang dibuat maka selanjutnya adalah dikembang
tahapan akhir yakni penilaian strategi. Pada k an
tahapan penilaian strategi ini yang nantinya akan Sumber: Lakip Kabupaten Pangandaran Tahun 2022
menentukan apakah strategi yang sudah
diterapkan berjalan efektif, perlu dilakukan Tabel diatas menunjukan bahwa bahwa
pembaharuan/perubahan ataukah perlu untuk antar perencanaan yang sudah ditetapkan di awal
diganti dengan strategi lainnya. Oleh karena itu dengan pelaksanaan tidak berjalan sebanding,
maka tahapan penilaian strategi ini sangat penting sehingga ini tentu ada berpengaruh terhadap
pengelolaan pariwisata di Kabupaten Pangandara
STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN
REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023 149
yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan sepenuhnya didukung oleh masyarakat yang ada
Pariwisata. Berkaitan dengan adanya gep yang di Kabupaten Pangandaran.
cukup besar antar target awal dengan realisasinya
ini juga menunjukan kelemahan dari Lembaga Di sisi lain, potensi alam dan garis pantai
pelaksana (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) yang panjang oleh sebagian besar masyarkat dan
dalam merumuskan program. pengelola tempat wisata dianggap belum mampu
dioptimalkan sebagai daya tarik bagi para
Hasil penelitian di lapangan juga wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
menunjukan bahwa Dinas Pariwisata dan Oleh karena itu maka diperlukan langkah-langkah
Kebudayaan menganggap bahwa strategi yang perbaikan dimulai dengan evaluasi untuk
diterapkan sudah efektif, yang mana tolak ukur mengetahui apa saja yang menjadi kekurangan
yang digunakan yakn lama tinggalnya wisatawan dan kelebihan dari strategi yang diterapkan
atau indikator GST yang mana pada dasarnya sehingga ke depannya pengelolaan pariwisata di
indikator ini terlalu lemah untuk digunakan dalam Kabupaten Pangandaran akan lebih baik.
menilai efektivitas dari strategi pengelolaan
pariwisata di Kabupaten Pangandara. Kondisi ini SIMPULAN
tentunya semakin menguatkan bahwa penerapan
strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan
Kebudayaan dalam rangka pengelolaan pada bab sebelumnya serta mengacu dari teori
pariwisata di Kabupaten Pangandaran belum dimensi strategi sebagaimana yang dikemukakan
optimal. oleh David (2011:6) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa strategi Dinas Pariwisata dan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka Kabudayaan dalam pengelolaan wisata di
dapat dianalisa bahwa selain dari proses awal Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 masih
perumusan strategi tidak sesuai dengan belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari tiga
penerapannya, penilaian masyarakat terkait dimensi berikut; (1) Proses perumusan setrategi
dengan strategi yang digunakan oleh Dinas yang tidak dilakukan sehingga baik internal
Pariwisata dan Kebudayaan juga oleh masyarakat pelaksana maupun masyarakat yang tidak
dinilai masih sangat lemah dan kurang efektif mengetahui. Hal ini juga diperkuat dengan tidak
dalam pengelolaan wisata di Kabupaten terbukanya dinas dalam mensosialisasikan
Pangandaran. Tentunya sangat disayangkan strategi yang dirumuskan dan ditetapkan melalui
bahwa potensi alam pendukung pariwisata yang situs resmi yang dimiliki. Proses perumusan
dimiliki sangat bagus hanya belum mampu untuk strategi yang tidak berjalan sebagaimana
dimaksimalkan. mestinya berdampak pada menurunnya daya tarik
wisata di Kabupaten Pangandaran selama tahun
Mengacu pada teori dimensi strategi 2021-2022. (2) Penerapan strategi tidak berjalan
sebagaimana yang dikemukakan oleh David maksimal, salah permasalahannya terletak pada
(2011:6) maka dapat dikatakan bahwa strategi jumlah yang tidak seimbang antar SDM
yang diterapkan oleh Dinas Pariwisata dan pelaksana (1 orang) dengan jumlah masyarakat
Kebudayaan dalam pengelolaan wisata di dan pelaku usaha disekitaran tempat wisata. (3).
Kabupaten Pangandaran tahun 2021-2022 belum Penilaian stretegi yang dapat diukur dengan
memenuhi indikator ketiga yakni penilaian membandingkan antara target yang telah
srategi. Hal ini dibuktikan dengan adanya ditetapkan sebelumnya dan realisasi. Hasil di
ketidakselarasan pemehaman para pelaksana, lapangan menunjukan bahwa ada gep antara
kurang tegasnya pelaksana sehingga tidak target anggaran untuk pengelolaan 5 destinasi
pariwisata yaitu Rp, 11.000.000.000 dengan
STRATEGY OF TOURISM AND CULTURE DEPARTMENT IN TOURISM MANAGEMENT IN PANGANDARAN
REGENCY 2020-2021
(Nisa Azizah, Nandang Alamsah Deliarnoor, Novie Indrawati Sagita)
150 Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol. 13, No. 2, Oktober 2023
© 2023 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license