6-25-2021
Recommended Citation
(2021) "PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPATEN
SUMBAWA," Jurnal Sosial Humaniora Terapan: Vol. 3: Iss. 2, Article 1.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1
This Article is brought to you for free and open access by UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in
Jurnal Sosial Humaniora Terapan by an authorized editor of UI Scholars Hub.
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA
DALAM LOKA KABUPATEN SUMBAWA
Rahmi Setiawati1) , Melzana Dadara Bethari2)
1,2)
Program Studi Pariwisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Corresponding Author’s Email: rahmisetyawati@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini membahas Perencanaan Pengembangan Objek Wisata di Istana Dalam Loka yang merupakan
salah satu objek wisata unggulan di Kab. Sumbawa. Penulis melakuakan penelitian dengan observasi di
Bappeda serta observasi langsung di Istana Dalam Loka dan juga mengambil perspektif dari beberapa Dinas
terkait terhadap perencanaan pengembangan Istana Dalam Loka. Setiap daerah memiliki regulasi masing-
masing terhadap perencanaan pengembangan untuk Objek Wisata di masing-masing daerahnya. Bappeda
beserta Pemerintah Kab. Sumbawa sudah cukup baik untuk merencanakan pengembangan Istana Dalam Loka
dengan memanfaatkan beberapa metode untuk uji komponen Objek wisata. Dalam pengembangan ada beberapa
faktor pendukung dan penghambat yang bisa menjadi pertimbangan untuk perencanaan yang lebih baik. Istana
Dalam Loka termasuk Cagar Budaya daerah kabupaten Sumbawa yang saat ini masih dijaga kelestariannya dan
keasliaanya. Istana Dalam Loka memiliki Daya tarik wisata yang sangat cukup untuk terus dikembangkan. Hasil
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi menunjukan sudah cukup baik dalam merencanakan pengembangan
Objek Wisata di Istana Dalam Loka, meskipun ada beberapa hal perencanaan pengembangan yang belum
diterapkan. Secara menyeluruh tujuan dari pengembangan Objek Wisata itu sendiri agar potensi wisata bisa
terus dilestarikan.
Kata Kunci : Perencanaan, Pengembangan, Objek Wisata, Istana Dalam Loka, Bappeda Kabupaten Sumbawa
ABSTRACT
This study discusses the Planning of Tourism Object Development at Istana Dalam Loka which is one of the
leading tourist attractions in Kab. Sumbawa. The author conducted research by observing at Bappeda as well
as direct observations at the Dalam Loka Palace and also taking perspectives from several related agencies on
the planning for the development of the Dalam Loka Palace. Each region has its own regulations regarding
development planning for tourism objects in their respective regions. Bappeda and the District Government.
Sumbawa has been good enough to plan the development of the Istana Dalam Loka by utilizing several methods
for testing the tourist attraction component. In development there are several supporting and inhibiting factors
that can be considered for better planning. The Istana Dalam Loka is part of the Sumbawa Regency Cultural
Heritage which is currently still being preserved and its authenticity. Istana Dalam Loka has a very good tourist
attraction to continue to be developed. The results of this study are expected to show that they are good enough
in planning the development of tourism objects at Istana Dalam Loka, although there are several development
plans that have not been implemented. Overall, the purpose of developing the tourism object itself is so that
tourism potential can continue to be preserved.
Keywords: Planning, Development, Tourism Objects, Istana Dalam Loka, Sumbawa Regency Bappeda
47
48
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 2
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Loka sebagai salah satu objek wisata yang menjadi Koen Meyers (2009), Pariwisata merupakan
saksi sejarah kesultanan Sumbawa. aktivitas perjalanan yang dilakukan sementara
Istana Dalam Loka terletak di tengah kota waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan
atau di pusat kota Sumbawa Besar yang terletak di dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
lokasi yang sangat strategis dan merupakan salah nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa
satu keunggulan yang dimiliki Istana Dalam Loka. ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur
Lokasi Istana sendiri memiliki sejarah Kesultanan dan tujuan-tujuan lainnya.
Sumbawa sehingga menyimpan banyak sejarah dan Kegiatan wisata atau berwisata merupakan
budaya Sumbawa yang sampai saat ini terus dijaga suatu aktivitas yang dilakukan individu atau
ketat kelestariaannya, karena Istana Dalam Loka kelompok dengan berpergian atau berpindah tempat
termasuk dalam Cagar Budaya yang masih dijaga dari tempat tinggalnya menuju suatu tempat dan
keasliaannya. akan kembali lagi ke tempat tinggalnya. Tujuan dari
Berada di pusat kota sangat tepat untuk berpergian disini juga memiliki beragam alasan.
menjadikan Istana Dalam Loka sebagai Ikon Seiringan dengan pengertian pariwisata menurut A.J
Pariwisata Sumbawa. Daya tarik yang dimiliki Burkat dalam Damanik (2006),parwisata adalah
Istana Dalam Loka memang sangat tinggi, perpindahan orang untuk sementara dan dalam
dinobatkan sebagai Istana kayu atau Rumah jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat
Panggung terbesar di Dunia merupakan klaim dari dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan juga
berbagai Arsitektur yang mengunjungi Istana Dalam kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di suatu
Loka termasuk media Good News From Indonesia tempat tujuan.
juga mengklaim hal tersebut dari salah satu artikel Berwisata sendiri memiliki banyak alasan
nya yang berjudul “Rumah Panggung terbesar di atau tujuan selain itu bisa juga bergantung terhadap
Dunia ada di Sumbawa”. potensi wisata yang ingin dituju Menurut (Janianto
Saat ini pemerintah daerah Kabupaten Damanik dan Helmut F.Weber, 2006:11) Potensi
Sumbawa masih belum melakukan pembebasan wisata adalah semua obyek (alam, budaya, buatan)
tanah masyarakat sekitar kawasan Istana Dalam yang memerlukan banyak penanganan agar dapat
Loka, ini merupakan salah satu penghambat memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan.
pengembangan wisata budaya. Dengan banyaknya Beberapa jenis pariwisata :
rumah dan toko di sekitarnya serta bangunan 1. Pleasure Tourism (Pariwisata untuk menikmati
properti lainnya. Istana Dalam Loka belum mampu perjalanan)
dibebaskan atau diambil alih oleh pemerintah daerah 2. Recreation Tourism (Pariwisata untuk
Kabupaten Sumbawa. Sehinnga menyebabkan berekreasi)
Istana Dalam Loka tidak pernah didaftarkan di 3. Culture Tourism (Parwisata untuk budaya)
register cagar budaya Nasional. 4. Sport Tourism (Pariwisata untuk Olahraga)
Selain itu Istana Dalam Loka juga tidak 5. Business Tourism (Pariwisata untuk urusan
terdaftar sebagai Kawasan Strategis Pariwiasta bisnis atau pekerjaan)
Nasional (KSPN). Objek wisata yang terdaftar 6. Conventional Tourism (Pariwisata ubtuk
sebagai KSPN adalah Kepulauan Moyo dan berkonvensi).
Tambora yang merupakan tingkat prioritas Di Indonesia Pariwisata sendiri dikenal
Kabupaten Sumbawa. Hal tersebut mengakibatkan sejak zaman kerjaan-kerajaan yang sudah menguasai
Istana Dalam Loka yang dikenal sebagai salah satu wilayah nusantara, meskipun memang tujuannya
Objek wisata terbaik di Kabupaten Sumbawa kurang untuk menguasai suatu wilayah namun di dalamnya
mendapat perhatian dari pemerintah daerah bahkan tetap ada pertukaran budaya antar wilayah.
melemah daya tariknya. Pariwisata adalah sektor yang tidak bisa berdiri
sendiri karena banyak sektor yang terlibat
TINJAUAN PUSTAKA didalamnya, selain sektor yang terlibat banyak pihak
yang harus ikut mendukung pula untuk kemajuan
Pariwisata industri pariwisata. Menurut Deddy Prasetya 2014,
Istilah Pariwisata berdasarkan yang Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks,
tercantum dalam Undang-undang No. 10 Tahun yang dapat dipandang sebagai suatu system yang
2009 Pasal 1 Tentang Kepariwisataan, menyebutkan besar, yang mempunyai berbagai komponen seperti
bahwa “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan ekonomi, politik, social, budaya, dan seterusnya.
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan Selanjutnya, dalam kelompok swasta adalah asosiasi
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, usaha pariwisata dan para pengusaha, sedangkan
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah”. Menurut kelompok pemerintah adalah berbagai wilayah
49
50
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 4
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
tempat-tempat wisata yang memiliki tempat wisata pertama sehingga memiliki persepsi yang sama
yang memang masih alami. Wisata alam antara lain dalam mem- bangun Objek pariwisata.
lautan, pantai, pegunungan, lembah, air terjun, 2. Pengembangan manajemen yang meliputi
danau, air terjun, sawah, sungai, hutan dan tempat penataan dan perencanaan peta jalan pembangunan
wisata yang masih alami. Objek pariwisata.
2. Daya Tarik Budaya, daya tarik budaya yaitu 3. Pengembangan bisnis untuk mendorong
berwisata dengan mengunjungi tempat-tempat unik kemampuan wirausaha sehingga masyarakat lokal
dan budaya yang khas, seperti Istana Dalam Loka, mendapat manfaat dari aktivitas pariwisata.
Tanah Toraja, Desa Sade Lombok, Keraton 4. Penguatan organisasi atau kelembagaan sehingga
Kesepuhan Cirebon, Keraton Yogyakarta dan objek setiap pemangku kepent- ingan mempunya rasa
wisata budaya lainnya. memiliki dan tanggung jawab terhadap Objek wisata
3. Daya Tarik Minat Khusus, daya tarik minat tersebut
khusus ini yaitu wisata yang dilakukan dengan The World Tourism Organization (2004)
mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat mendefinisikan DMO sebagai “Organisasi yang
seperti wisata olah raga, wisata rohani, wisata bertanggung jawab atas pengelolaan dan / atau
kuliner, wisata belanja. pemasaran Objek dan umumnya termasuk dalam
salah satu kategori berikut"
1. Badan atau Organisasi Pariwisata Nasional,
(DMO) : Destination Management Organization bertanggung jawab atas pengelolaan dan
Destination Management Organization pemasaran pariwisata di tingkat nasional.
Menurut Prakoso Bhairawa dkk dalam SNATI 2. DMO regional, provinsi atau negara bagian,
(2009), ialah sistem pengelolaan pariwisata terpadu yang bertanggung jawab untuk mengelola dan /
yang memiliki kelengkapan sebagai sebuah sistem. atau pemasaran pariwisata di wilayah geografis
Destination Management Organization (DMO) yang ditentukan untuk tujuan itu, terkadang
dalam pengelolaan pariwisata berbasis teknologi tidak selalu merupakan wilayah administratif,
informasi, merupakan paradigma baru industri atau pemerintah lokal seperti kabupaten,
pariwisata terpadu. DMO memiliki fungsi sebagai negara bagian, atau provinsi.
economic driver, community marketer, industry 3. DMO lokal, bertanggung jawab atas
coordinator, quasi-public representative, dan pengelolaan dan / atau pemasaran pariwisata
builder of community pride. Pengembangan DMO berdasarkan wilayah geografis atau kota / kota
sebagai bentuk baru dalam pengelolaan pariwisata yang lebih kecil.
daerah menjadi penting bagi pemanfaat Information
and Communication Technology (ICT) untuk METODE PENELITIAN
pariwisata. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
Dalam publikasi Pembentukan dan metode penelitian Kualitatif. Metode Kualitatif ialah
Pengembangan Destination Management mengumpulkan, mengamati, mendeskripsikan dan
Organization (DMO) yang Kementerian Pariwisata menjabarkan data-data yang sesuai dengan kondisi
dan Ekonomi Kreatif Indonesia disebutkan dalam di lapangan yang akan diuraikan dan dirangkum
jurnal Rizal Kurniasah (2010) DMO didefinisikan dengan kata-kata atau penulisan.
sebagai: Tata kelola Objek pariwisata yang Menurut Saryono (2010), Penelitian
terstruktur dan sinergis yang mencakup fungsi kualitatif merupakan penelitian yang digunakan
koordinasi, perencanaan, implementasi, dan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan,
pengendalian organisasi Objek secara inovatif dan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur
dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
dengan peran serta masyarakat, pelaku/asosiasi, Beberapa metode-metode yang digunakan penulis
industri, akademisi dan pemerintah yang memiliki saat melakukan penyusunan penulisan yang
tujuan, proses dan kepentingan bersama dalam digunakan untuk pengumpulan data-data yang
rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume diperlukan untuk penelitian, antara lain :
kunjungan wisata, wisatawan serta manfaat bagi 1) Wawancara
masyarakat lokal. Menurut Sugiyono (2017) wawancara
Menurut Frans Terdapat empat tahap dalam digunakan sebagai teknik pengumpulan data
pengembangan DMO yaitu: apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
1. Gerakan peningkatan kesadaran kolektif dari responden yang lebih mendalam. Penulis
berbagai pemangku kepent- ingan pada tahap memilih wawancara sebagai salah satu metode
untuk pengumpulan data penelitian, Karena
51
52
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 6
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Istana Dalam Loka saat ini menjadi salah Selain penjelasan dan sejarah beberapa istana, ada
satu objek wisata di Kabupaten Sumbawa yang silsilah Kesultanan Sumbawa yang sangat lengkap.
cukup diunggulkan. Istana Dalam Loka terletak Aktivitas yang bisa dilakukan saat
ditengah kota memudahkan para wisatawan yang berkunjung ke Istana Dalam Loka cukup variatif,
ingin berkunjung. Saat ini Dinas Pendidikan dan para pengunjung bisa tur mengelilingi lingkungan
Kebudayaan Kabupaten Sumbawa menjadi salah dan dalam Istana Dalam Loka. Penjaga yang berada
satu pihak yang bertanggung jawab atas di depan pintu masuk ke dalam Istana Dalam Loka
pengembangan, pemugaran, dan seluruh kegiatan yang akan menjelaskan beberapa ruangan di dalam
yang berkaitan dengan Istana Dalam Loka. Untuk Istana, selain itu Penjaga juga menjelaskan silsilah
pusat koordinator atau yang mengkoordinir keluarga Kesultanan Sumbawa. Terdapat spot foto
beberapa dinas yang terkait dengan Perencanaan yang menjadi ikon saat mengunjungi Istana Dalam
pengembangan maupun pembanguna berpusat di Loka, spot foto ini paling sering dijadikan
Bappeda Kab. Sumbawa. background para pengunjung saat berkunjung ke
Kondisi Objek wisata Istana Dalam Loka Istana Dalam Loka.
saat ini memiliki keindahan pemandangan yang Berfoto menggunakan kain khas Sumbawa
sudah cukup baik karena pemandangan Istana kayu yaitu Kre Alang belum tersedia di Istana Dalam
yang cukup besar sangat jarang ada di objek wisata Loka. Sampai saat ini belum terlalu banyak kegiatan
lainnya. Untuk penataan beberapa fasilitas wisata yang bisa dilakukan para pengunjung. Banyak
seperti toilet sudah cukup baik karena memang tidak masukan untuk kegiatan yang bisa dilakukan oleh
merusak pemandangan, toilet letaknya ada di wisatawan yang berkunjung salah satunya
belakang namun belum ada papan petunjuk yang mengadakan latihan kesenian dilingkungan Istana
menunjukan adanya toilet. Kebersihan di sekitar Dalam Loka tidak harus di dalamnya bisa dilakukan
Istana Dalam Loka juga sudah cukup baik tidak kegiatan seni di halaman Istana sehingga saat
terlihat sampah berserakan hanya ada daun-daun wisatawan berkunjung bisa mengikuti kegiatan seni
kering dari pohon-pohon di sekitar Istana. Untuk tersebut atau membuat jadwal pertunjukan seni di
gazebo atau tempat untuk duduk juga belum tersedia halaman Istana dengan konsep yang matang
di Istana Dalam Loka, namun saat naik tangga sehingga bisa menjadi daya tarik baru tersendiri.
sebelum pintu masuk ada tempat untuk duduk yang Pertunjukan seni bisa dilakukan disekitar taman dan
lebih sering menjadi tempat duduk untuk para dibuat panggung yang tidak terlalu tinggi sehingga
penjaga Istana Dalam Loka. para penonton bisa melihat pertunjukan seni lebih
Saat ini belum ada ikon di pintu utama saat leluasa.
masuk menuju Istana Dalam Loka maupun saat naik Para pengunjung yang mengunjungi Istana
tangga untuk masuk ke dalam Istana. Untuk area Dalam Loka bisa mengunjungi warung makan yang
parkir juga belum tersedia para wisatawan yang tidak begitu luas dan memang letaknya sangat dekat
berkunjung ke Istana Dalam Loka yang dari Istana Dalam Loka, warung makan ini cukup
menggunakan kendaraan pribadi masih banyak yang terkenal dengan Mie Ayam Khas Sumbawa, namun
parkir di dalam area Istana seperti contoh foto warung makan ini belum cukup kompatibel untuk
dibawah ini. dikunjungi dengan jumlah orang yang banyak dan
Disekitar Istana Dalam Loka juga banyak bukan jenis restoran yang sering dikunjungi
arena pejalan kaki yang sudah dihias diukir dengan rombongan wisatawan. Cita rasa Mie Ayam khas
cantik namun mengalami kerusakan akibat banyak Sumbawa ini sangat cocok dinikmati setelah
mobil yang parkir ketika kegiatan atau event-event berkeliling Istana rasanya gurih, kaldu ayamnya pun
besar di laksanakan. Fasilitas seperti penutup cukup terasa dan segar dari jeruk nipis.
saluran got juga banyak yang sudah terbuka dan Sovenir atau cinderamata khas Istana
berlubang. Dalam Loka sampai saat ini belum tersedia dan
Pada saat berjalan masuk menuju Istana memang di sekitar Istana Dalam Loka pun belum
Dalam Loka tidak ada loket tiket dan memang tidak ada toko oleh-oleh yang memang menjual souvenir
dipungut biaya untuk masuk ke dalam Istana Dalam khas Sumbawa secara lengkap. Oleh-oleh khas
Loka. Untuk pendataan para pengunjung, terdapat Sumbawa bisa didapatkan atau bisa dibeli secara
buku tamu yang bisa diisi oleh para pengunjung, terpisah seperti membeli madu khas Sumbawa di
buku tamu disini masih menggunakan sistem data Toko A dan untuk membeli kain khas Sumbawa
offline masih diisi secara manual. Wisatawan saat yaitu Kre Alang di Toko B. Cinderamata seperti
masuk ke dalam Istana Dalam Loka akan melihat miniatur Istana Dalam Loka atau gantungan kunci
beberapa penjelasan mengenai sejarah Istana Dalam dengan tema Istana Dalam Loka belum bisa
Loka dan beberapa istana yang ada di Sumbawa. ditemukan oleh penulis selama melakukan
observasi.
53
54
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 8
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Faktor Peluang dan Penghambat dalam Loka sering dijadikan lokasi untuk Event ataupun
Pengembangan Objek wisata Istana Dalam Loka kegiatan yang berkaitan dengan pelestariaan
Sumbawa . Berdasarkan penjabaran diatas Istana
Peluang dalam pengembangan Objek wisata Dalam Loka memiliki peluang untuk terus
Istana Dalam Loka dikembangkan dari segi lingkungan, fasilitas, dan
Dalam suatu proses untuk pengembangan aktivitas / kegiatan.
pariwisata maupun Objek wisata tidak terlepas dari
suatu potensi yang dimiliki untuk dikembangkan 2. Istana Dalam Loka memiliki beberapa
dan juga kendala yang ada ditiap proses keunikan
perencanaan untuk pengembangan. Peluang untuk Berdasarkan wawancara yang dilakukan
pengembangan merupakan satu titik awal untuk Penulis, wawancara dengan Bapak H. Hasanuddin
terus melakukan inovasi maupun pembaruaan ditiap S.Pd selaku kepala Bidang Kebudayaan Dinas
Objek wisata yang ingin dikembangkan. Peluang Pendidikan Dan Kebudayaan Kab.Sumbawa. Pak
juga merupakan satu harapan yang diinginkan oleh Hasan menyatakan :
pihak-pihak terkait untuk terus membangun “Banyak jurnalis lokal maupun
pariwisata kearah yang lebih baik. Berdasarkan mancanegara yang sudah meliput Istana Dalam
wawancara yang dilakukan Penulis, wawancara Loka dan menyatakan bahwa Istana Dalam Loka
dengan Bapak Wahyu Indrajaya S.T selaku kepala adalah Istana kayu terbesar di dunia. Hal ini
sub-bidang Sumber Daya dan Lingkungan Hidup di didukung oleh beberapa peneliti yang telah
Bappeda Kab.Sumbawa. Pak Wahyu menyatakan : mengukur Istana Dalam Loka dan memang betul
“Sumbawa ini kan secara geografis sendiri adanya Istana kayu terbesar di dunia saat ini Istana
sudah cukup strategis ya bagus karena berada di Dalam Loka.”
tengah-tengah daerah pariwisata yang sudah cukup Berdasarkan hasil pencarian penulis mengenai
maju seperti di sebelah barat ada Pulau Lombok dan Istana kayu terbesar menurut UNESCO, saat ini
Pulau Bali lalu ke sisi timur ada Pulau Komodo dan ialah Padmanabhapuram Palace yang terletak di
di sisi utara ada Sulawesi Selatan dengan Tana India dan setelah melihat struktur bangunannya
Toraja nya, Wakatobi nya, keindahan Bunaken, jadi memang Istana ini tidak dibangun sepenuhnya
posisi ini secara geografis sangat strategis kalo kita dengan bahan kayu, ada beberapa bangunan yang
bisa memanfaatkannya”. Letak Geografis Sumbawa menggunakan semen. Saat ini memang Istana
salah satu peluang yang sangat bisa dimanfaatkan Dalam Loka belum terdengar atau bahkan belum
untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten terdaftar sebagai Istana Kayu yang bangunannya
Sumbawa. Untuk beberapa faktor peluang yang dibangun sepenuhnya dengan bahan dasar kayu dan
dimiliki Istana Dalam Loka yang bisa dijadikan sampai sekarang masih bisa dijamin keaslian
acuan untuk pengembangan, yaitu: bangunannya walaupun sudah ada beberapa kayu
yang diganti dan bangunan juga sudah mengalami
1. Istana Dalam Loka merupakan salah satu cagar beberapa kali pemugaran dengan cara tradisional.
budaya Indonesia Selain diklaim sebagai istana kayu terbesar di
dunia, Istana Dalam Loka memiliki beberapa
Salah satu bentuk sumberdaya kebudayaan keunikan lainnya karena memang Istana ini
adalah cagar budaya. Cagar budaya juga merupakan dibangun dimasa kejayaan kesultanan Islam di
aset suatu negara yang dianggap memiliki nilai Sumbawa pada zaman itu. Sehingga banyak aspek
penting bagi para ilmuaan sejarah, kebudayaan dan pembangunan yang bermakna ajaran agama Islam
juga bisa dijadikan potensi daya tarik wisata. Cagar seperti Istana yang dibangun dengan bahan kayu ini
budaya yang menyimpan banyak sejarah Kabupaten memiliki filosofi “adat berenti ko syara, syara
Sumbawa ini memiliki daya tarik wisata sendiri barenti ko kitabullah”, yang berarti semua aturan
untuk dikunjungi karena selain bisa mengenal adat istiadat maupun nilai-nilai dalam sendi
sejarah kesultanan Sumbawa para wisatawan yang kehidupan tau Samawa (masyarakat Sumbawa)
berkunjung juga bisa mengenal budaya – budaya harus bersemangatkan pada syariat Islam. Istana ini
Sumbawa. Dengan adanya daya tarik dari sisi juga memiliki tiang penyangga sebanyak 99 tiang,
budaya maupun sejarah seharusnya ini sudah bisa yang bila diartikan mempunyai kesamaan dengan
dijadikan peluang besar untuk pengembangan Istana sifat Allah SWT (Asma'ul Husna). Istana Dalam
Dalam Loka. Sebelum menjadi Cagar budaya, Istana Loka juga dibangun menghadap arah selatan,
Dalam Loka saat pertama kali dibangun merupakan berdasarkan hukum mata angin, selatan dipercaya
tempat tinggal para sultan atau raja yang memimpin dapat memberikan suasana sejuk, tentram, nyaman,
dan juga menjadi pusat pemerintahan saat Kejayaan dan damai. Arah selatan pun juga memiliki makna
kesultanan Sumbawa pada zaman itu. Istana Dalam menatap ke masa lalu yang jika diartikan pemimpin
55
56
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 10
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saat ini mayoritas masyarakat Sumbawa informasi terkait pentingnya pariwisata di suatu
belum terlalu sadar akan pentingnya daerah yang punya potensi besar untuk berkembang
membangun pariwisata, Berdasarkan masih sangat kurang. Potensi Istana Dalam Loka
wawancara yang dilakukan Penulis, untuk dikembangkan sangat besar, masyarakat juga
wawancara dengan Bapak Wahyu Indrajaya mengakui namun dari pengamatan penulis untuk
S.T selaku kepala sub-bidang Sumber Daya apresiasi daya tarik wisata nya sendiri masih sangat
dan Lingkungan Hidup di Bappeda minim. Sehingga belum banyak masyrakat
Kab.Sumbawa. Pak Wahyu menyatakan : Indonesia maupun mancanegara yang mengetahui
“Culture masyarakat kita, dari dulu ya potensi daya tarik Istana Dalam Loka maupun
meskipun di Sumbawa ini banyak potensi wisata – wisata lain di Sumbawa.
emas, pertambangan , perak dan sebagainya Gerakan untuk mengembangkan Istana
dari dulu masyarakat Sumbawa adalah petani Dalam Loka datang dari Badan Pelestarian Cagar
dan peternak kan sejarahnya Sumbawa disitu. Budaya Bali (BPCB) yang menaungi cagar budaya
Jadi mayoritas punya sawah, sapi, kambing untuk Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
dan lainnya. Jadi memang sebenarnya dari segi Tenggara Timur dengan usulan dan dukungan dari
culture kita memang harus ada transformasi Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Melakukan
mengikuti zaman, harus dimulai dari anak- beberapa penggantian kayu yang sudah lapuk dan
anak muda jika berharap dengan masyarakat beberapa pemugaran lainnya yang tetap dengan
yang sudah lekat dengan culture agraris itu sesuai prosedur dan juga perbaikan di lingkungan
agak sulit untuk bertransformasi ke culture sekitar Istana Dalam Loka, namun balik lagi
industry kan wisata ini kita sudah berbicara sekelompok masyarakat yang tidak bertanggung
industry, ekonomi kreatif dan sebagainya.” jawab mencoret-coret, parkir di dalam lingkungan
Istana Dalam Loka yang seharusnya bukan untuk
Memang sampai saat ini belum banyak lahan parkir sehingga batu-batuan yang disusun
gerakan dari masyarakat Sumbawa sendiri untuk ditata rapih banyak yang mengalami kerusakan.
membangun pariwisata lebih maju karena mungkin
Tabel 1. Analisa SWOT Faktor Peluang dan Penghambat dalam Pengembangan Objek
Wisata di Istana Dalam Loka
Faktor Strength Weakness Opportunity Threats
NO Pengembangan
Peluang
1. Cagar Budaya Menjadi saksi Untuk Cagar Budaya Banyakny Cagar
sejarah Pengembangan ialah sumber Budaya di daerah
Kesultanan Istana Dalam kekayaan lain yang tersebara
Sumbawa sejak Loka budaya untuk di Indonesia yang
tahun 1885 diperlukan Daerah dan lebih dikenal
waktu Negara nya. masyarakat luas.
pengkajiaan
yang cukup
panjang karena
Istana termasuk
Cagar Budaya.
2. Daya Tarik Memiliki daya Istana Dalam Istana Dalam Masyarakat
tarik tersendiri Loka belum Loka dapat Indonesia banyak
seperti memiliki terdaftar di menjadi daya yang belum
99 tiang yang, bila register cagar tarik tersendiri mengetahui Daya
diartikan budaya bagi para tarik Istana Dalam
mempunyai Nasional. wisatawan lokal Loka .
kesamaan dengan maupun asing
sifat Allah SWT karena
(Asma'ul Husna). termasuk cagar
Dan beberapa budaya.
keunikan lainnya.
3. Ikon Berada di tengah Masih banyak Wisatawan Objek wisata seperti
57
58
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 12
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
wisata termasuk Istana Dalam Loka. Hasil dari cukup baik namun masih perlu pengembangan
analis menggunakan metode MCDM ini diharapkan seperti penambahan kata sambutan atau papan
bisa menentukan Objek wisata prioritas yang akan selamat datang saat di gerbang depan atau pintu
dikembangkan. masuk menuju Istana Dalam Loka.
Pengembangan dengan system pengelolaan 2. Perencanaan Pengembangan Objek wisata
Destination Management Organization Menurut didahului dengan uji kelayakan struktur tata
Prakoso Bhairawa dkk dalam SNATI (2009), ialah ruang, setelah uji kelayakan dilanjutkan dengan
sistem pengelolaan pariwisata terpadu yang pembuatan RPJMD yang didalamnya terdapat
memiliki kelengkapan sebagai sebuah sistem. DMO destinasi-Objek wisata yang ingin dikembangkan
pengelolaan pariwisata berbasis teknologi informasi, termasuk Istana Dalam Loka, menentukan apa
untuk saat ini Kabupaten Sumbawa belum saja yang ingin dikembangkan, lalu pengerjaan
menerapkan hal ini dikarenakan masih minimnya rencana strategis dinas-dinas, renstra dinas ini
ahli teknologi pada tahun 2018 Sumbawa memang nanti terlihat mana saja Dinas-dinas di kabupaten
mempunyai website resmi dan applikasi teknologi yang terlibat untuk pengembangan Objek wisata,
untuk Objek – Objek wisata yang ada di Sumbawa, setelah itu penyusunan Rencana kerja tahunan.
namun saat ini sudah tidak berjalan lagi karena 3. Perencanaan pengembangan di Istana Dalam
keterbatasan SDM. Loka yaitu membuat duplikat barang – barang
Saat ini Bappeda belum menerapkan yang ada di Istana Dalam Loka pada zaman
system DMO untuk pengembangan maupun Sultan masih tinggal disana, Mendatangkan para
pemasaran wisata yang ada di Sumbawa. Tata kelola peneliti ataupun arkeolog untuk melihat kondisi
Objek pariwisata yang terstruktur dan sinergis yang Istana agar pengembangan tidak merusak
mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, bangunan inti Istana Dalam Loka, Pembebasan
implementasi, dan pengendalian organisasi Objek lahan sekitar Istana Dalam Loka sehingga bisa
secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan pengembangan lebih luas lagi dan bisa
jejaring belum dilaksanakan di Pemerintahan menambah beberapa fasilitas penting seperti
Kabupaten Sumbawa, untuk pemanfaatan teknologi lahan parkir, arena untuk pertunjukan kegiatan
pun belum maksimal sampai saat ini. Bappeda kerap seni, lahan untuk Event besar skala internasional.
melakukan kerjasama dengan akademisi dibidang 4. Perencanaan pengembangan Istana Dalam Loka
teknologi salah satunya dengan Universitasa juga masih banyak proses yang dikaji
Teknologi Sumbawa untuk kemajuan Sumbawa dikarenakan lokasi Istana sendiri tempat berada
namun belum ada yang diterpakan ke bidang disamping Masjid Agung Sumbawa sehingga
Pariwisata. Pencatatan kedatangan wisatawan jika pengembangan yang dilakukan terlalu
maupun pemasaran Objek wisata khususnya di mengeksploitasi atau menyimpang dari unsur
Istana Dalam Loka sampai saat ini masih agama itulah yang perlu dipertimbangkan dan
menggunakan system manula atau pencatatan. Hasil direncanakan matang-matang.
pengembangan Istana Dalam Loka pada tahun-tahun 5. Beberapa faktor pendukung yang bisa menjadi
sebelumnya juga masih menggunakan hardcopy atau acuan untuk pengembangan Objek wisata Istana
masih dalam bentuk kertas belum ada salinan Dalam Loka yaitu Istana Dalam Loka termasuk
softcopy, dan saat ini banyak hardcopy atau data- Cagar Budaya yang menyimpan Sejarah dan
data mengenai Istana Dalam Loka yang sudah lapuk Kebudayaan masyrakat Sumbawa terutam sejarh
dan mengalami kerusakan. mengenai Kejayaan kesultanan Sumbawa pada
zaman dahulu kala. Banyak ornament-ornamen
KESIMPULAN yang unik dan memiliki arti saat pembangunan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Istana Dalam Loka zama dahulu kala seperti
penelitian mengenai Perencanaan Pengembangan Istana Dalam Loka adalah Istana yang
Destinas Wisata di Istana Dalam Loka Oleh menyerupai Rumah tingkat adat Sumbawa,
Bappeda Kab.Sumbawa, penulis dapat Istana ini memiliki 99 tiang yang bermakna 99
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : sifat Allah SWT (Asma'ul Husna).
6. Faktor penghambat untuk saat ini dalam
1. Kondisi objek wisata Istana Dalam Loka saat ini pengembangan Objek wisata di Istana Dalam
masih belum cukup untuk menjadi objek wisata Loka, yang pertama yaitu Objek wisata di
unggulan karena dari segi aktivitas atau kegiatan Sumbawa termasuk Istana Dalam Loka belum
yang bisa dilakukan oleh wisatawan terbilang cukup dikenal dan diketahui daya tarik wisata
masih kurang bervariasi atau tidak banyak nya oleh masyarakat Indonesia maupun
kegiatan. Untuk pemandangan dan keindahan mancanegara bahkan untuk membedakan
yang bisa dilihat oleh para pengunjung dirasa Sumbawa dan Sumba saja masih banyak
59
60
https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol3/iss2/1 14
et al.: PERENCANAAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ISTANA DALAM LOKA KABUPA
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Barat). THE Journal:Tourism and Hospitality timur (studi kasus: pantai lombang). Jurnal
Essentials Journal, 1(1), 33-44. Politik Muda, 3(3), 412-421.
Kurniansah, R. (2010). Destination Management Sari, D. K., & Susilowati, I. (2011). Pengembangan
Organization (DMO). Mataram : pariwisata obyek wisata pantai sigandu
Academia.Meyers, Koen. (2009). Pengertian kabupaten batang (Doctoral dissertation,
Pariwisata, Jakarta: Unesco Office. UNIVERSITAS DIPONEGORO).
Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Nomor 10 Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, PT.
tahun 2009 tentang Pariwisata. Alfabeta, Bandung.
Pitana, I Gde dan Cecep Rukendi,. 2009. Pengantar Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Primadany, S. R. (2013). Analisis strategi Taufiqurrahman, T. (2020). Peran Pemerintah
pengembangan pariwisata daerah (studi pada Daerah Kabupaten Sumbawa Dalam
dinas kebudayaan dan pariwisata daerah Pelestarian Dan Pengembangan Cagar
kabupaten nganjuk). Jurnal Administrasi Budaya Istana Dalam Loka Sebagai Potensi
Publik, 1(4), 135-143. Pariwisata Daerah (Doctoral dissertation,
Putera, P. B., Mulatsih, S., & Rahayu, S. (2009). University of Muhammadiyah Malang).
Destination Management Organization Yoeti, O., A. (1996) Anatomi Pariwisata. Bandung,
(DMO): Paradigma Baru Pengelolaan Angkasa.
Pariwisata Daerah Berbasis Teknologi Yoeti, O., A.(2005). Perencanaan Strategi
Informasi. In Seminar Nasional Aplikasi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata Jakarta:
Teknologi Informasi (SNATI). PT. Pradnya Paramita.
Rani, D. P. M. (2014). Pengembangan potensi Yoeti, O. A. (2008) Perencanaaan dan
pariwisata kabupaten sumenep, madura, jawa Pengembangan Pariwisata. Jakarta, Pradaya
Pratama.
61