Anda di halaman 1dari 9

aq INDICATORS Vol 2(1)(2020)

INDICATORS
Journal of Economics and Business

http://indicators.iseisemarang.or.id/index.php/jebis

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA CANDI UMBUL KECAMATAN


GRABAG KABUPATEN MAGELANG

Fitrah Sari Islami1, Rr Retno Sugiharti2 , Jalu Aji Prakoso3

1,2,3
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar
Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pengembangan sebuah objek wisata membutuhkan strategi yang tepat dan applicable, tidak dapat
Diterima November 2019 disamakan dengan objek wisata lain. Penelitian ini bertujuan untuk menggali strategi apa saja yang
Disetujui Februari 2020 dapat digunakan dalam pengembangan Objek Wisata Candi Umbul yang terletak di Kecamatan
Dipublikasikan Grabag Kabupaten Magelang. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pengunjung
Mei 2020 objek wisata Candi Umbul. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
untuk dapat menjelaskan mengenai prioritas kebijakan dan strategi dalam mengembangkan objek
________________ wisata. Hasil analisis menyebutkan bahwa masih perlunya pengembangan dengan merubah pola
Keywords: bottom-up dan prioritas utama dalam pengembangan dilihat dari sisi sarana dan prasarana, sisi
candi umbul, pariwisata, budaya, sisi evaluasi dan sisi kelembagaan.
strategi pengembangan
__________________

Abstract
________________________________________________________________
The development of a tourist attraction requires an appropriate and applicable strategy, it cannot be compared
to other attractions. This study aims to explore what strategies can be used in the development of the Umbul
Temple Tourism Object located in Grabag District, Magelang Regency. Primary data were collected through
interviews with visitors to the Umbul Temple tourist attraction. The method of analysis is done by using
descriptive methods to be able to explain the priorities of policies and strategies in developing tourism objects.
The results of the analysis state that there is still a need for development by changing the bottom-up pattern and
the main priority in development in terms of facilities and infrastructure, culture, evaluation and institutional

Alamat korespondensi:
Jl. Kapten Suparman 39 Potrobangsan,
Magelang Utara, Jawa Tengah
E-mail: (retno.sugiharti@untidar.ac.id)

1
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

PENDAHULUAN potensi di sektor pariwisata. Berbagai situs


yang merupakan peninggalan sejarah di
Indonesia merupakan negara kepulauan
antaranya yaitu candi Borobudur, candi
yang memiliki sumber daya alam dan
Mendut, candi Pawon dan lain-lain. Selain
lingkungan yang kaya serta didukung dengan
daya tarik wisata candi ada juga daya tarik
kebudayaan yang beragam. Kekayaan dan
wisata alam seperti Ketep Pass, Curug Silawe
keragaman tersebut merupakan modal dasar
dan lain-lain, kemudian ada juga wisata religi
untuk melakukan perkembangan
yaitu makam Kyai Sirot Payaman, makam
pembangunan nasional suatu Negara.
Kyai Chudlori Tegalrejo dan ada pula wisata
Kekayaan dan keragaman sumber daya alam
keluarga seperti Taman Panca Arga, Taman
dan kebudayaan yang dimiliki seperti potensi
Bermain Badaan, Pemandian kali Bening,
alam, serta seni dan budaya, flora dan fauna,
Kolam Renang Mendut di Sawitan. Oleh
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah,
karena itu tidak heran jika banyak wisatawan
serta seni dan budaya yang merupakan modal
baik mancanegara maupun domestik yang
besar untuk pengembangan dan peningkatan
berkunjung ke Kabupaten Magelang.
potensi sektor pariwisata.
Salah satu tempat wisata yang ada di
Sektor pariwisata di Indonesia
Kabupaten Magelang adalah pemandian air
merupakan salah satu sektor yang memegang
panas candi umbul. Candi umbul sendiri
peranan penting dalam keberlangsungan
merupakan objek wisata yang memiliki daya
perekonomian Indonesia apabila dikelola
tarik tersediri yaitu merupakan wisata sejarah
dengan maksimal. Pembangunan pariwisata
yang dipadukan dengan wisata alam. Objek
sebagai salah satu industri yang akan
wisata ini menyuguhkan sesuatu hal yang unik,
menciptakan kemakmuran melalui
dimana objek wisata ini memiliki keistimewaan
perkembangan transportasi, akomodasi dan
berupa candi yang didalamnya terdapat mata
komunikasi yang menciptakan peluang kerja,
air, yang pada zaman dahulu dimanfaatkan
peningktan penghasilan, standar hidup serta
sebagai pemandian untuk sembahyang. Seiring
menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya
berjalannya waktu, tempat ini kemudian
(Santoso, 2008).
dimanfaatkan warga sekitar sebagai objek
Sektor industri pariwisata Provinsi Jawa
wisata pemandian air panas dan bisa
Tengah memiliki potensi yang sangat tinggi,
digunakan untuk pengobatan alternative.
jika dilihat dari banyaknya destinasi wisata
Objek wisata candi umbul merupakan
yang berada di Jawa Tengah, bisa dikatakan
sektor potensial untuk dikembangkan oleh
sangat lengkap. Mulai dari wisata alam
pemerintah Kabupaten Magelang, sebagai
pegunungan, wisata bahari, wisata sejarah,
salah satu sumber pendapatan daerah dan
wisata religi, wisata seni dan budaya hingga
diharapkan dapat memberikan sumbangan
berbagai wisata kuliner yang hampir di setiap bagi pembangunan ekonomi. Dalam
kabupaten/kota ada dan memiliki ciri khas pengembangannya, obyek wisata Candi Umbul
masing-masing. Menurut Dinas Kepemudaan, masih memiliki permasalahan yang dapat
Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa tengah menghambat pengembangan obyek wisata dan
pada tahun 2017 terdapat 551 lokasi wisata. daya tarik. Berikut permasalahan yang ada di
Jumlah ini naik jika dibandingkan dengan obyek wisata Candi Umbul yakni belum
tahun sebelumnya terdapat 477 lokasi. Dengan optimalnya pengembangan daya tarik wisata
jumlah target wisatawan sebanyak 38.000.000 Candi Umbul seperti keindahan alam dan situs
wisatawan pada tahun 2017 dan sebanyak purbakala berupa batuan candi. Tidak ada
37.000.000 wisatawan di tahun 2016. komponen lain yang dapat menarik perhatian
Kabupaten Magelang merupakan salah agar pengunjung lebih banyak lagi seperti
satu kabupaten yang mempunyai banyak pengadaan pertunjukan wisata. Akses masih
sulit dijangkau oleh wisatawan dikarenakan
2
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

akses menuju obyek wisata belum terdapat penelitian menunjukkan bahwa stategi
transportasi umum. Sarana prasana yang masih pengembangan pariwisas diprioritaskan pada
minim seperti belum adanya sarana kesehatan, pembuatan perencanaan kegiatan ekonomi, dan
keamanan, peribadahan serta kondisi toilet kegiatan sosial yang diarahkan untuk
yang kurang bersih dan area parkir yang masyarakat lokal, peningkatan kegiatan
sempit. pendidikan sadar lingkungan dan simulasi
Kelembagaan yang belum optimal kebencanaan, penambahan sarana dan jumlah
karena belum adanya penanganan khusus dari tenaga kerja pengaman lingkungan maupun pos
pemerintah daerah. Dari beberapa penjagaan di setiap ODTW, peningkatan
permasalahan tersebut maka penelitian ini berbagai kualitas pelayanan yang dinilai kurang
merumuskan masalah bagaimana strategi baik oleh wisatawan. Primadany, Mardiyono,
pengembangan wisata Canti Umbul & Riyanto, (2013) menyoroti permasalahan
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. pengembangan pariwisata pada integrasi
strategi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
TINJAUAN PUSTAKA Daerah Kabupaten Nganjuk dalam
Pengembangan sebuak objek wisata harus pengembangan pariwisata daerah, serta
disesuaikan dengan kondisi alami objek wisata mengidentifikasikan faktor-faktor yang
tersebut. Sebelum menjadi rumusan strategi, mempengaruhi pengembangan pariwisata
harus dianalisis terlebih dahulu potensi dan daerah khususnya di Kabupaten Nganjuk.
kendala yang dialami objek wisata tersebut. Ariani & Suryawan (2018) dalam penelitiannya
Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai berjudul Perencanaan Pengembangan Kawasan
referensi dalam merumuskan strategi yang tepat Pariwisata Pantai Lebih, Desa Lebih,
dan applicable. Beberapa penelitian terdahulu Kabupaten Gianyar menyoroti pentingnya
yang juga membahas tentang strategi perncanaan dalam merumuskan strategi
pengembangan objek wisata antara lain Suryo pengembangan pariwisata. Sedangkan
Wibowo & Ma’rif (2014) melakukan penelitian penelitian dari (Helpiastuti, 2018)
tentang Strategi Pengembangan Desa Rahtawu mengedepankan strategi pengembangan objek
Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten wisata pada inovasi yang diwujudkan dalam
Kudus penelitian yang berjudul Pengembangan
Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar
Menggunakan metode deskriptif didukung Lumpur (Analisis Wacana Grand Opening
teknik analisis Proses Hierarki Analitik (PHA) “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur,
dan didukung oleh analisis kuanlitatif. Hasil Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember).
analisis PHA melibatkan beberapa narasumber Devy & R B Soemanto (2017) menyadari bahwa
terkait sebagai pemangku kepentingan pengem- Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif
bangan wisata Desa Rahtawu. Dari penelitian Melalui Pasar Lumpur (Analisis Wacana Grand
ini diperoleh prioritas utama dalam Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata
mengembangkan objek wisata Desa Rahtawu Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten
yaitu meperbaiki atraksi wisata yang telah ada Jember). Oleh karena itu penelitian dilakukan
serta memberikan sarana dan prasarana menggunakan metode kualitatif untuk
penunjang pariwisata. Mukhsin (2017) menangkap uraian mengenai Pengembangan
melakukan penelitian tentang strategi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam sebagai
pengembangan kawasan pariwisata Gunung Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten
Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya dengan Karanganyar. Bahiyah, R, & Sudarti (2018)
menggunakan teknik analsisi SWOT yang melakukan penelitian untuk merumuskan
mengeluarkan strategi dan analisis mitigasi strategi pengembangan potensi pariwisata di
bencana dengan menggunakan metode standar Pantai Duta Kabupaten Probolinggo
sehingga diketahui kabutuhan saran dan menggunakan analisis SWOT. Hasil dari
prasarana yang menunjang pariwisata. Hasil penelitian ini adalah identifikasi faktor internal
3
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

dan eksternal yang mempengaruhi tingkat menggambarkan dan menjelaskan mengenai


kunjungan wisatawan pada objek wisata Pantai prioritas kebijakan dan strategi pengembangan
Duta. Sebagaimana (Amariva, Rusli, & Tua, daya tarik wisata di Obyek Wisata Candi
2017) juga menggunakan teknik analisis SWOT Umbul.
dalam mengevaluasi strategi pengembangan
kawasan objek wisata Candi Muara Takus yang HASIL DAN PEMBAHASAN
telah dirumuskan. strategi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Kampar belum bisa Metode deskriptif yang digunakan
dilaksanakan dengan baik hal ini berkaitan erat dalam penelitian ini merupakan salah satu
dengan berbagai kendala-kendala yang sangat metode penelitian yang digunakan untuk
signifikan sehingga mempengaruhi keberhasilan menceritakan suatu obyek dengan jelas dan
strategi yang telah ditetapkan di Dinas terperinci. Tujuan akhirnya untuk dapat ditarik
Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga. SWOT juga kesimpulan atas prioritas-prioritas pebijakan
digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh yang dapat diambil dari strategi alternatif yang
Fitriana (2018) yang menyoroti masalah telah dirumuskan.
rendahnya perhatian pemerintah daerah dalam
Secara umum permasalahan yang
pengembangan kepariwisataan pada Taman
berhasil diidentifikasi dalam pengembangan
Wisata Kum di Kota Palangkaraya. Hal ini
terlihat dari strategi pengembangan taman pariwisata Candi Umbul adalah sebagai berikut
wisata Kum Kum di Kota Palangka Raya yang :
masih belum jelas. Penelitian ini merumuskan 1. Area parkir yang sempit
prioritas kegiatan yaitu membangun sarana 2. Kamar mandi dan kamar ganti yang belum
prasarana seperti alat angkut dan sarana memadahi
akomodasi, membuat atraksi wisata dan 3. Area taman yang belum dimanfaatkan
promosi obyek wisata, mengembangkan produk secara maksimal
wisata, serta melibatkan pemerintah dan swasta 4. Belum adanya tempat penitipan barang
dalam pengelolaan wisata. 5. Mobilisasi pembayaran tiket dan parkir
yang kurang teratur
METODE PENELITIAN 6. Pengelola yang kurang profesional
7. Kurangnya acara hiburan
Variabel yang digunakan dalam
8. Kurangnya sistem keamanan dan
penelitian ini yaitu (1) Kondisi fisik serta sarana
pengawasan disekitar objek wisata
prasarana dari wisata candi umbul yang
9. Kebersihan lingkungan yang kurang
meliputi : perluasan area parkir, dan fasilitas
diperhatikan
yang tersedia, (2) Subjek pendukung dalam
10. Kurang adanya penerapan peraturan dan
pengembangan obyek wisata Candi Umbul
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku untuk
seperti : pengelola, pemerintah, pengunjung,
menjaga kondisi lingkungan
dan masyarakat. (3) Pengaturan system tata
Berdasarkan hasil perincian masalah
kelola wisata.
diatas, langkah selanjutnya yaitu
Populasi penelitian ini adalah seluruh mengidentifikasi aspek utama yang menjadi
pengunjung objek wisata Candi Umbul, Teknik hierarky strategy yang perlu dilakukan yakni :
pengambilan sample dilakukan dengan Teknik 1. Aspek Sarana prasarana
simple random sampling dan sampel Dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:
digunakan dalam penelitian ini ada 35 a) Perluasan area parkir
responden dimana semua pengunjung dap b) Tempat khusus untuk berjualan di
Metode analisis yang digunakan dalam obyek wisata
penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan c) Kamar mandi dan kamar bilas yang
menggunakan metode deskriptif, dapat lebih baik
4
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

d) Perlu adanya tempat ibadah c) Perbaikan kelembagaan dan


e) Perlu adanya tempat penitipan barang manajemen pengelolaan
f) Perlu adanya penambahan tempat d) Keterlibatan masyarakat dalam
sampah pengelolaan wisata
g) Perlu adanya penambahan fasilitas
taman Strategi Pengembangan Daya Tarik
2. Asepek Budaya Wisata Candi Umbul
Dibagi menjadi beberapa aspek yaitu: Strategi pengembangan dengan
a) Perlu adanya pemeliharaan kompleks menggunakan hasil dari kuesioner yang diolah
candi untuk digunakan sebagai upaya strategi
b) Perlu adanya pengadaan sarana pengembangan daya tarik Wisata Candi
hiburan Umbul menghasilkan bahwa fokus utama
c) Keramahtamahan masyarakat dalam pengembangan daya tarik Wisata Candi
terhadap pengunjung Umbul adalah kondisi fisik. Pengembangan ini
d) Perlu menjaga kearifan lokal sangat perlu dilakukan karena segi fisik adalah
3. Aspek Evaluasi gambaran nyata dimana kita dapat menilai
Dibagi menjadi beberapa aspek yaitu: suatu tempat dengan melihat bentuk dan segala
a) Perlunya promosi sesuatunya dengan nyata.
b) Perlunya menjaga kebersihan Salah satu unsur pembenahan yang
c) Perlunya melestarikan SDA paling penting dalam pengembangan daya tarik
d) Perlunya sistem keamanan dan Wisata Candi Umbul adalah perbaikan sarana
pengawasan prasarana.
e) Perlunya perawatan dan pemanfaatan
lahan kosong
4. Aspek Kelembagaan
Dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:
a) Pelatihan pengetahuan pengelola
b) Penerapan peraturan dan sanksi untuk
menjaga kondisi lingkungan
Gambar 1. Prioritas Pengembangan Sarana Prasarana Wisata Candi Umbul

Sumber : data primer (diolah)


Berdasarkan hasil survei menunjukkan ditunjukkan dengan hasil kuesioner yang telah
bahwa dalam aspek sarana prasarana, dibagikan ke 35 responden dimana sebesar 22,9
responden memprioritaskan pengembangan persen responden memilih untuk melakukan
pembangunan di Objek Wisata Candi Umbul hal tersebut. Jika dilihat dari kondisi fisik yang
berupa perluasan area parkir. Hal ini ada, memang Objek Wisata Candi Umbul ini
5
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

memerlukan perluasan parkir sebab lahan untuk meminimalisir hal tersebut. Prioritas
parkir yang di sediakan tidaklah cukup untuk pengembangan pembangunan yang ketiga
menampung pengunjung yang mana ketika yaitu pengadaan mushola dengan presentase
akhir pekan bisa menyampai 250 orang per memilih sebesar 17,1 %. Pengadaan ini juga
hari. Sehingga dengan di bangunnya lahan tengah dilakukan oleh pihak pengelola.
parkir yang luas akan membuat pengunjung Dari hasil tersebut, sebagian besar
merasa nyaman untuk memarkirkan kendaraan pertanyaan mengenai pembangunan yang
di sekitar lokasi wisata. diajukan penulis kepada responden sesuai
Selain itu, responden juga memilih dengan rencana pembangunan dari pengelola.
pengadaan renovasi kamar mandi dan kamar Artinya dengan kondisi fisik yang sebelumnya
bilas yang ditunjukkan dengan presentase memang perlu dilakukan pengembangan,
sebesar 20 persen. Dari hasil survey ini ternyata pengelola merespon baik akan keluhan
sesuai dengan hasil kegiatan yang tengah pengunjung tersebut. Hanya saja pihak
dilakukan oleh pihak pengelola dimana pihak pengelola belum bisa melakukakn perbaikan
pengelola sedang melakukan pembangunan diseluruh aspek karena itu semua menyangkut
renovasi kamar mandi dan kamar bilas. persetujuan dari pihak pemerintah.
Dengan tengah dilakukannya pengadaan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua
tersebut, maka pengelola merespon baik apa Penanggung Jawab Objek Wisata Candi
yang dikeluhkan oleh pengunjung dan peka Umbul, pembangunan sarana prasarana akan
terhadap kondisi yang sebelumya memang dilakukan secara menyeluruh pada tahun 2020
tidak layak lagi. Sebelum dilakukan renovasi, sesuai dengan persetujuan dari pemerintah.
kondisi kamar mandi sangat tidak layak hal ini Aspek budaya tak lepas dari strategi
dikarenakan kandungan airnya berupa zat besi pengembangan wisata. Pengembangan budaya
yang membuat dinding keramik, bak, serta dengan cara menjaga kelestarian dan kearifan
closet menjadi mudah terkena karat. Dengan lokal dapat meningkatan kualitas daya tarik
demikian perlunya pembersihan secara berkala Wisata Candi Umbul.

Gambar 2. Prioritas Pengembangan Budaya di Lokasi Wisata Candi Umbul

Sumber : data primer (diolah)


Berdasarkan hasil survei yang telah sebenarnya dapat menjadikan sarana promosi
dilakukan, menunjukkan 34,3% responden bagi wisata tersebut sehingga dapat menarik
memilih perlunya pengadaan hiburan di aula pengunjung. Namun disisi lain, Ketua
atau pendopo Objek Wisata Candi Umbul. Penanggung Jawab Wisata Candi Umbul,
Penulis memasukkan hal tersebut karena mengatakan bahwa jarangnya pengadaan
menurut pengunjung, wisata Candi Umbul ini hiburan ditempat wisata ini karena perizinan
jarang mengadakan hiburan atau pertunjukkan kepada pihak kepolisian membutuhkan biaya
kesenian. Dengan diadakannya hiburan yang cukup mahal. Dengan begitu pihak ketiga
6
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

maupun pengelola tidak berani mengadakan Umbul maka keaslian dari situs Candi Umbul
acara hiburan. akan tetap terjaga,karena hal itu merupakan
Prioritas kedua yang dipilih responden warisan nenek moyang yang dapat dijadikan
untuk mengembangkan aspek budaya di objek nilai tambah dari objek wisata ini.
wisata Candi Umbul yaitu perlunya Unsur pembenahan yang penting dalam
pemeliharaan kompleks Candi Umbul. pengembangan daya tarik Wisata Candi
Menurut wawancara bersama responden Umbul adalah pengembangan evaluasi candi
dengan adanya pemeliharaan kompleks Candi umbul

Gambar 3. Prioritas Pengembangan Evaluasi di Wisata Candi Umbul

Sumber : data primer (diolah)


Berdasarakan hasil survei aspek pemanfaatan yang dapat dilakukan berupa
evaluasi, responden memilih menjaga penambahan gazebo atau bisa juga dengan
kebersihan lingkungan sebesar 34,3% sebagai menambah area bermain untuk anak-anak.
hal yang perlu diprioritaskan dalam Akan tetapi penambahan fasilitas ini tetap
pengevaluasian objek wisata Candi Umbul. harus memperhitungkan area yang menjadi
Hal ini dikarenakan kesadaran pengunjung larangan dari pihak Purbakala. Sebab menurut
dalam membuang sampah masih rendah pengelola di bagian Purbakala, ada area yang
sehingga kebersihan kurang terjaga. Dengan perlu streril dari bangunan karena dibawah
demikian pihak pengelola harus menyediakan tanah masih ada batuan candi yang terkubur.
tempat sampah di tempat strategis. Tempat Pihak pengelola juga harus
strategis disini artinya tempat sampah mengevaluasi perihal tingkat keamanan dan
ditempatkan di area yang dapat dijangkau oleh pengawasan. Sebab 14,3% menunjukkan
pengunjung seperti di pintu masuk area lokasi responden memilih hal tersebut untuk
wisata, dekat dengan gazebo, dan dekat dengan dilakukkanya evaluasi. Beberapa pengunjung
tempat duduk pengunjung. mengeluhkan terkait keamanan dan
Selain itu, perawatan dan pemanfaatan pengawasan seperti hilangnya helm ataupun
lahan kosong menjadi hal yang perlu kendaraannya yang tergores. Dengan demikian
diprioritaskan untuk dievalusasi dengan besar pihak pengelola harus menimbangkan
presentase 17,1%. Sebab jika lahan kosong pemasangan CCTV agar pengunjung merasa
dimanfaatkan dengan baik akan menambah aman akan barang- barangnya.
daya tarik dari pengunjung. Contoh

7
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

Gambar 4. Prioritas Pengembangan Kelembagaan di Wisata Candi Umbul

Sumber : data primer (diolah)


Berdasarkan hasil survei, menunjukkan pendapatan yang berasal dari tiket masuk dan
bahwa penerapan peraturan dan sanksi dalam retribusi parkir. Kemudian Dinas Purbakala
menjaga kondisi lingkungan menempati memiliki tugas dan fungsi terkait dengan hal
prioritas yang paling besar dalam pelestarian dari cagar budaya Candi Umbul itu
pengembangan kelembagaan wisata Candi sendiri. Walaupun dinas yang terkait memilki
Umbul dengan presentase sebesar 40%. tugas dan fungsi yang berbeda, tetapi mereka
Mekanisme yang dapat dilakukan oleh saling bersinergi untuk memajukan Objek
lembaga yang bersangkutan dalam menjaga Wisata Candi Umbul dalam mencapai target.
kondisi lingkungan, adalah seperti ketika Objek wisata Candi Umbul merupakan
melalukan pembersihan kolam. Dalam objek wisata yang paling potensial untuk
melakukan pembersihan kolam, Dinas dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah.
Purbakala membersihkan batuan dengan Pemerintah Daerah sendiri menargetkan
menggunakan sikat dan tanpa bahan kimia. pendapatan dari wisata Candi Umbul sebesar
Namun bila tidak dilakukan dengan prosedur Rp 260.774.500 untuk tahun ini. Pada bulan
tersebut, maka kondisi batuan akan mudah September 2018 sudah mencapai angka sekitar
rusak dan pengelola bagian Dinas Purbakala Rp 180.000.000. Angka sebesar itu didapat dari
akan mendapat sanksi. Kemudian ketika Dinas rata-rata pendapatan harian pada saat hari
pariwisata membangun saluran air untuk Senin – Jumat yang mencapai Rp 300.000 – Rp
selokan tidak sesuai dengan jarak yang 500.000 per hari. Sedangkan pada akhir pekan
ditetapkan oleh pihak Dinas Purbakala maka bisa mencapai Rp 1.500.000 per hari.
sanksinya berupa pembatalan pembangunan. Pencapaian itu semua dikarenakan adanya
Oleh karena itu komunikasi antar kelembagaan manajemen pengelolaan yang baik antara
harus dijaga agar tata kelolanya sesuai dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Purbakala dalam
peraturan yang ada. mengembangkan potensi dari Objek Wisata
Prioritas yang kedua terkait dengan Candi Umbul. Berdasarakan penutururan dari
kelembagaan yaitu memperbaiki kelembagaan Ketua Penanggung Jawab Wisata Candi
dan manajemen pengelolaan wisata dengan Umbul, pembangunan pengembangan wisata
presentase sebesar 31,4%. Hal ini menyangkut ini harus bergantian dalam mendapat kucuran
komunikasi antar Dinas Pariwisata dan Dinas dana dari pemerintah daerah dengan objek
Purbakala yang harus dibangun dengan baik. wisata yang lainnya. Maka hal tersebut yang
Selain itu, antara Dinas Pariwisata dan Dinas membuat terlambatnya proses pembangunan di
Purbakala harus melakukan tugas dan fungsi Objek wisata Candi Umbul.
pokok sesuai dengan porsinya. Dinas
SIMPULAN
Pariwisata memilki tugas dan fungsi yang
Pengelolaan objek wisata Candi Umbul
terkait dengan pengelolaan dalam hal
belum maksimal karena pola
8
Fitrah S. I., Rr Retno S. & Jalu A. P./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol 2(1)(2020)

pengembangannya belum sesuai dengan Probolinggo. Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(1),


keadaan yang terjadi saat ini di kawasan objek 95–103. Retrieved from
wisata, sehingga perlu adanya perubahan pola http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jie
/article/view/6970.
pengembangan daya tarik wisata yaitu pola
pengembangan dari bawah ke atas/bottom-up Devy, H. A., & R B Soemanto. (2017).
(pengunjung/ pengelola ke pemerintah). Pengembangan Obyek Dan Daya Tarik
Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Wisata Di Kabupaten Karanganyar.
bahwa objek wisata Candi Umbul dapat Jurnal Sosiologi DILEMA, 32(1), 34–44.
mengembangkan strategi yang diprioritaskan
pada : prioritas sarana dan prasana, Fitriana, E. (2018). Strategi Pengembangan
Taman Wisata Kum Kum Sebagai Wisata
pengembangan budaya, pengembangan Edukasi Di Kota Palangkaraya. Jurnal
evaluasi, dan pengembangan kelembagaan. Pendidikan Geografi, 23(2), 94–106.
Beberapa saran yang dapat diusulkan antara https://doi.org/10.17977/um017v23i220
lain: 18p094
1. Prioritas pengembangan yang utama Helpiastuti, S. B. (2018). Pengembangan
dilakukan pada pembangunan sarana Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui
praarana yang ada di tempat wisata Candi Pasar Lumpur (Analisis Wacana Grand
Umbul, seperti perluasan parkir, perbaikan Opening “Pasar Lumpur” Kawasan
Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo,
kamar mandi dan kamar bilas, pengadaan
Kabupaten Jember). Journal of Tourism and
tempat penitipan barang, dan lain Creativity, 2(2), 158–177.
sebagainya.
2. Komunikasi antara pengelola dan Mukhsin, D. (2017). Strategi Pengembangan
Kawasan Pariwisata Gunung
pemerintah seharusnya lebih ditingkatkan
Galunggung (Studi Kasus Kecamatan
lagi untuk bisa merubah pola Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal
pengembangan wisata Candi Umbul Perencanaan Wilayah Dan Kota, 14(1), 1–
sehingga bisa menjadi lebih baik lagi, 11.
mengingat objek wisata Candi Umbul https://doi.org/10.29313/jpwk.v14i1.25
49
dapat memberikan pemasukan yang besar
bagi kas daerah sehingga perlu adanya Primadany, S., Mardiyono, & Riyanto. (2013).
perhatian khusus bagi wisata tersebut. Analisis Strategi Pengembangan
Pariwisata Daerah (Studi Pada Dinas
DAFTAR PUSTAKA Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah
Amariva, H., Rusli, Z., & Tua, H. (2017). Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi
Strategi Pengembangan Kawasan Objek Publik (JAP), 1(4), 135–143.
Wisata Candi Muara Takus. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, 14(3), 349–355. Suryo Wibowo, P. A., & Ma’rif, S. (2014).
Alternatif Strategi Pengembangan Desa
Retrieved from
Rahtawu Sebagai Daya Tarik Wisata di
http://jurnal.stiaindragiri.ac.id/site/inde
Kabupaten Kudus. Jurnal Wilayah Dan
x.php/jiaganis/article/view/38
Lingkungan, 2(3), 245–256.
Ariani, N. K. D., & Suryawan, I. B. (2018). https://doi.org/10.14710/jwl.2.3.245-
Perencanaan Pengembangan Kawasan 256.
Pariwisata Pantai Lebih, Desa Lebih,
Kabupaten Gianyar. Jurnal Destinasi
Pariwisata, 6(2), 258–263.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2018.v0
6.i02.p09
Bahiyah, C., R, W. H., & Sudarti. (2018).
Strategi Pengembangan Potensi
Pariwisata di Pantai Duta Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai