How to cite (in APA Style): Ery, A.P. (2018). Pengelolaan Taman Prasejarah Leang -
Leang Di Kabupaten Maros Sebagai Destinasi Wisata Sejarah. Barista: Jurnal Kajian
Bahasa dan Pariwisata, Vol. 8(1), 2018, pp.1-11.
Abstrak: Taman Prasejarah Leang – Leang atau dikenal dengan sebutan Goa Leang – Leang.
Goa Leang-Leang merupakan situs bersejarah goa purba di Leang – Leang, Kecamatan
Bantimurung, kabupaten Maros, propinsi Sulawesi Selatan. Taman Prasejarah Leang – Leang
memberikan gambaran kehidupan manusia masa lampau. Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan menganalisis faktor pendukung
pengembangan Taman Prasejarah Leang – Leang Kabupaten Maros sebagai destinasi wisata
sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan analisis SWOT, menginterpretasikan data dan survei terhadap, kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis terhadap
data yang telah diperoleh maka dapat dikatakan bahwa, letak Taman Prasejarah Leang –
Leang sangat strategis dengan lingkukan alam yang masih asli kekhawatiran ancaman dari
orang – orang yang tidak bertanggung jawab serta ingin mengeksploitasi bebatuan yang
usianya sudah ribuan tahun hanya untuk kepentingan diri sendiri dengan memanfaatkan
situasi yang ada menjadi perhatian khusus. Selain itu masih terdapat fasilitas yang perlu
adanya pembenahan maupun pemeliharaan demi kenyamanan pengunjung seperti toilet yang
kondisinya agak kotor, tangga besi menuju Goa yang sudah berkarat dan menganga, papan
peringatan yang sudah tidak bisa begitu dibaca tulisannya, serta sedikitnya guide yang tamu
ke Goa.
1
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
2
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
pusaka (heritage tourism). Organisasi Wisata d. Event seperti Pesta kesenian Bali,
Dunia (World Tourism Organization) Pesta Danau Toba, pasar malam.
mendefinisikan pariwisata pusaka sebagai e. Aktivitas spesifik, seperti kasino di
kegiatan untuk menikmati sejarah, alam, Genting Highland Malaysia, Wisata
peninggalan budaya manusia, kesenian, Belanja di Hongkong.
filosofi dan pranata dari wilayah lain. f. Daya tarik psikologis, seperti
Wisata sejarah sangat berkaitan erat petualangan, perjalanan romantic,
dengan pengelolaan pusaka (heritage) keterpencilan.
sebagai warisan kebudayaan masa lalu Pengembangan kepariwisataan
atau peninggalan alam. Dalam konteks hendaknya ditujukan kepada keuntungan
Indonesia, heritage ini diatur dalam UU jangka panjang dan bukan keuntungan
No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar sesaat, ditujukan bagi keuntungan segala
Budaya. Dalam undang-undang tersebut lapisan masyarakat dan bukan bagi
dinyatakan bahwa situs cagar budaya kelompok tertentu. Pengembangan
adalah lokasi yang berada di darat dan pariwisata dilakukan dengan mengikut
atau/ berada di air yang mengandung sertakan semua lapisan masyarakat.
benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Masyarakat setempat sebagai penyedia
Budaya, dan atau/ Struktur Cagar Budaya pelayanan industri pariwisata, maupun
Sebagai sebagai hasil kegiatan manusia sebagai pelaku. Dengan mengikutsertakan
atau bukti kejadian masa lalu. Sebagai masyarakat, pariwisata menjadi milik
bagian dari wisata pusaka, wisata sejarah masyarakat, mafaat dan
merupakan atraksi pariwisata minat khusus, keberlangsungannya akan sangat terjamin.
bukan pariwisata bersifat massal. Jika Menurut Susanto (1995) terdapat
pariwisata massal menekankan pada persamaan antara istilah pengembangan
kesenangan, wisata sejarah lebih dan pembangunan. Pengembangan adalah
menekankan pada aspek pengalaman dan suatu usahayang mengarah ke masa depan,
pengetahuan (Cahyadi 2009). Berbagai dimana usaha ini dapat
penelitian menyimpulkan bahwa dikuantifikasi/diukur dengan melihat
pariwisata pusaka adalah bagian dari sejumlah indikator yang ada.Sedangkan
industri pariwisata yang paling maju pembangunan adalah suatu usaha yang
perkembangannya (Jamieson, Boniface & mengarah kemasa depan, dimana usaha ini
Fowler, dalam Cahyadi, 2009). Destinasi menciptakan perubahan. Namun dalam
Wisata merupakan suatu tempat yang kontes ini pengembangan dianggap
dikunjungi dengan waktu yang signifikan sinonim dengan istilah pembangunan.
selama perjalanan seseorang dibandingkan Sedangkan menurut Kridalaksana (2001)
dengan tempat lain yang dilalui selama Secara umum, pengembangan sering
perjalanan (misalnya daerah transit). dikonotasikan dengan perubahan yang
Menurut Kusudianto dalam Pitana dan direncanakan dan dilaksanakan oleh
Diarta (2009 : 126) destinasi wisata dapat masyarakat demi terwujudnya kehidupan
digolongkan atau dikelompokkan yang adil dan makmur. Definisi ini tidak
berdasarkan ciri – ciri destinasi tersebut, dapat dijadikan referensi ilmiah untuk
yaitu : menganalisis fenomena-fenomena
a. Destinasi sumber daya alam, seperti perubahan yang terjadi di lapangan, sebab
iklim, pantai, hutan. terkadang perubahan yang nyata di
b. Destinasi sumber daya budaya, seperti lapangan tidak mengarahkan manusia pada
tempat bersejarah, museum, teater, kehidupan sosial yang adil dan makmur
dan masyarakat lokal. misalnya suatu pengembangan membawa
c. Fasilitas rekreasi, seperti taman dampak positif maupun negatif.
hiburan.
3
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
4
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
19 Mesir - - -
20 Uni Emirat arab - - -
21 Bahrain - - -
22 Lainnya 138 231 93
jumlah 1194 1115 -79
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan 2015
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
analisis SWOT.
Tabel 1
Matriks SWOT
Analisis SWOT bisa dianggap atau tidak terlihat selama ini. Dari
sebagai metode analisis yangg paling dasar, pembahasan diatas tadi, analisis SWOT
yang bermanfaat untuk melihat suatu topik merupakan instrumen yang bermanfaat
ataupun suatu permasalahan dari 4 empat dalam melakukan analisis strategi.
sisi yang berbeda. Hasil dari analisa Analisis ini berperan sebagai alat untuk
biasanya berupa arahan ataupun meminimalisasi kelemahan yang terdapat
rekomendasi untuk mempertahankan dalam suatu perusahaan atau organisasi
kekuatan dan untuk menambah serta menekan dampak ancaman yang
keuntungan dari segi peluang yang ada, timbul dan harus dihadapi. Variabel dalam
sambil mengurangi kekurangan dan juga penelitian ini adalah, variabel faktor
menghindari ancaman. Jika digunakan pendukung pengembangan Taman
dengan benar, analisis ini akan membantu Prasejarah Goa Leang – Leang Kabupaten
untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan Maros sebagai destinasi wisata sejarah.
5
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
6
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
Kere dapat ditempuh dengan berjalan kaki Gambar 3. Gambar telapak tangan
kurang lebih 300 meter daru Goa Pettae. manusia purba
Ada dua jalur yang dapat ditempuh. Jalur
pertama menggunakan jalan yang sudah
baik, jalur kedua melewati anak tangga
diantara batu – batuan menyempit dengan
ketinggian sekitar 20 meter dari
permukaan tanah kemudian menaiki
tangga besi berbelok. Pada goa Pettae
gambar lebih banyak dari pada Goa Petta
Kere yaitu sejumlah 27 buah gambar
telapak tangan, sebuah gambar babi. Rusa
gemuk terkapar dengan sebilah tombak Sumber : hasil dokumentasi 2017
menghunus ke jantung. Selain gambar –
gambar pada dinding goa ditemukan Analisis SWOT
sampah dapur berupa kulit kerang dan Berdasarkan hasil penelitian dan observasi
keong yang berserakan. Selain dua goa di lapangan serta hasil pengolahan data,
tersebut masih banyak goa yang lainnya. maka dapat dikelompokkan masing
Usia pada gambar diperkirakan lebih dari masing kekuatan, kelemahan, tantangan,
5000 tahun. dan ancaman yang ada pada Goa Leang –
Leang sebagai berikut :
Tabel 1
Matriks SWOT
Kelemahan (W)
Kekuatan (S)
1. Terdapat coretan tangan
1. Banyak dikunjungi oleh
pengunjung
siswa dan peneliti
2. Kurangnya SDM
2. Memiliki nilai historis
khususnya pemandu
yang tinggi
berbahasa asing
3. Lingkungan yang masih
3. Jalan menuju Goa sangat
alami
Faktor Internal licin karena lumut basah
4. Kebersihan terjaga
4. Tangga naik menuju Goa
5. Flora dan fauna yang unik
Faktor Eksternal cukup untuk satu orang
dan langka
dan telah berkarat.
6. Situs prasejarah yang sulit
5. Fasilitas toilet yang kurang
ditemukan di tempat lain.
memadai.
6. Adanya bekas pencurian
batu dengan cara di potong
pada bagian ujung.
7. Kurangnya promosi
Strategi SO: Strategi OW:
Peluang (O)
1. Tempat ini banyak 1. Dengan jalan
1. Dampak ekonomi
dikunjungi oleh siswa dan memperbaiki kondisi yang
terhadap masyarakat
peneliti karena memiliki kurang bagus tentunya
sekitar
nilai sejarah yang tinggi, dapat meningkatkan
2. Peluang lapangan
dari kondisi ini maka jumlah kunjungan
perkerjaan
dirasa banyak peluang wisatawan ke Goa Leang-
7
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
8
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
9
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
10
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018
11