Anda di halaman 1dari 11

Barista:

Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

Pengelolaan Taman Prasejarah Leang - Leang Di Kabupaten Maros


Sebagai Destinasi Wisata Sejarah
Anda Prasetyo Ery
Politeknik Pariwisata Makassar
E-mail : anda.prasetyo.ery@gmail.com

How to cite (in APA Style): Ery, A.P. (2018). Pengelolaan Taman Prasejarah Leang -
Leang Di Kabupaten Maros Sebagai Destinasi Wisata Sejarah. Barista: Jurnal Kajian
Bahasa dan Pariwisata, Vol. 8(1), 2018, pp.1-11.
Abstrak: Taman Prasejarah Leang – Leang atau dikenal dengan sebutan Goa Leang – Leang.
Goa Leang-Leang merupakan situs bersejarah goa purba di Leang – Leang, Kecamatan
Bantimurung, kabupaten Maros, propinsi Sulawesi Selatan. Taman Prasejarah Leang – Leang
memberikan gambaran kehidupan manusia masa lampau. Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan menganalisis faktor pendukung
pengembangan Taman Prasejarah Leang – Leang Kabupaten Maros sebagai destinasi wisata
sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan analisis SWOT, menginterpretasikan data dan survei terhadap, kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis terhadap
data yang telah diperoleh maka dapat dikatakan bahwa, letak Taman Prasejarah Leang –
Leang sangat strategis dengan lingkukan alam yang masih asli kekhawatiran ancaman dari
orang – orang yang tidak bertanggung jawab serta ingin mengeksploitasi bebatuan yang
usianya sudah ribuan tahun hanya untuk kepentingan diri sendiri dengan memanfaatkan
situasi yang ada menjadi perhatian khusus. Selain itu masih terdapat fasilitas yang perlu
adanya pembenahan maupun pemeliharaan demi kenyamanan pengunjung seperti toilet yang
kondisinya agak kotor, tangga besi menuju Goa yang sudah berkarat dan menganga, papan
peringatan yang sudah tidak bisa begitu dibaca tulisannya, serta sedikitnya guide yang tamu
ke Goa.

Management Of Prasejarah Leang - Leang Garden In Maros District As History


Tourism Destination

Abstract: Leang-Leang Prehistoric Park or otherwise known as Leang-Leang Cave. Leang-


Leang Cave is a historic site of ancient caves in Leang - Leang, District of Bantimurung, In
Maros region at province of South Sulawesi . Leang-Leang Prehistoric Park gives the
ancient life of human life in the past. The objective of the research is: to know and analyze
the supporting factor in order to develop the The Prehistoric Park of Leang-leang as
historical tourist destination. A qualitatively driven SWOT analysis aproach has guided in
interpreting the data and survey about Strength, Weaknes, Opportunity and Treat. The result
of study shows that the location or Leang-leang Prehistoric Park is very strategic among the
very nature environtment, this location give an advantage point of avoiding in nature
exploitation. The Facility also needs special maintenance such as the toilets condition, the
rust of stairs to the cave give unsafe condition, warning board which is very old and also the
small numbers of tour guide who wants to accompany guest into the cave.

1
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

PENDAHULUAN resistensi komunitas local, dan seterusnya.


Pengembangan pariwisata dalam (Pitana dan Diarta, 2009 : 134)
negeri telah diarahkan untuk memupuk Sulawesi Selatan mempunyai banyak
rasa cinta terhadap tanah air. dan bangsa, obyek wisata antara lain objek wisata alam,
menanamkan jiwa dan semangat serta nilai wisata sejarah, wisata budaya, wisata
– nilai luhur berbangsa, meningkatkan minat khusus, wisata kuliner, wisata olah
kualitas budaya bangsa, memperkenalkan raga, dan wisata belanja. Propinsi
peninggalan sejarah, keindahan alam Sulawesi Selatan mempunyai luas wilayah
termasuk bahari dengan terus 72.781 km dan Makassar sebagai ibukota
meningkatkan wisata remaja – remaja Sulawesi selatan. Sulawesi Selatan di
pemuda. berdasarkan Undang Undang sebelah utara berbatasan dengan Propinsi
No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, Sulawesi Tengah dan dikelilingi oleh laut,
Bab I Pasal 1 Ayat 1 menjelaskankan teluk, dan selat yakni laut flores di sebelah
“Wisata adalah kegiatan perjalanan yang selatan, Teluk Bone di sebelah Timur, dan
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok Selat Makassar di sebelah barat. secara
orang dengan mengunjungi tempat tertentu geografis Propinsi Sulawesi Selatan terdiri
untuk tujuan rekreasi, pengembangan atas daerah pegunungan, dataran tinggi
pribadi atau mempelajari keunikan daya serta dataran rendah dengan daerah pantai
tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka dan pulau – pulau kecil yang beraneka
waktu sementara” sedangkan pada ayat 3 ragam corak budayanya. Salah satu
menjelaskan “Pariwisata adalah berbagai destinasi wisata sejarah di Sulawesi
macam kegiatan wisata dan didukung Selatan adalah Taman Prasejarah Leang –
berbagai fasilitas serta layanan yang Leang atau dikenal dengan sebutan Goa
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Leang – Leang. Goa Leang-Leang
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah”. merupakan situs bersejarah goa purba di
Sehingga kepariwisataan dirancang oleh Leang – Leang, Kecamatan Bantimurung,
Pemerintah Indonesia sebagai sektor kabupaten Maros, propinsi Sulawesi
utama pendukung pembangunan ekonomi Selatan. Taman Prasejarah Leang – Leang
nasional. Kepariwisataan menurut UU No. memberikan gambaran kehidupan manusia
10 tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 Ayat 4 masa lampau, lokasi Goa Leang – Leang
adalah “ Keseluruhan kegiatan yang terkait ini dapat ditempuh dari Bandara Sultan
dengan pariwisata dan bersifat Hasanuddin dengan menggunakan
multidimensi serta multidisiplin yang angkutan umum. Jalanan menuju tempat
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap tersebut belum terlalu bagus, namun
orang dan Negara serta interaksi antara pemandangan di sekitarnya sangat indah.
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Atraksi wisata sejarah merupakan bagian
Daerah, dan pengusaha”. dari atraksi wisata disamping atraksi
Pengembangan destinasi pariwisata wisata alam dan budaya (Wijaya 2010).
memerlukan teknik perencanaan yang baik Menjaga dan melestarikan sejarah bagi
dan tepat. Teknik pengembangan itu harus suatu bangsa sangatlah penting. Salah satu
menggabungkan beberapa aspek caranya adalah dengan mengaitkannya
penunjang kesuksesan pariwisata. Aspek – dengan pariwisata (Suastika 2011). Hal
aspek tersebut adalah aspek aksesibilitas ini dapat dilakukan dengan menjadikan hal
(transportasi dan saluran pemasaran), yang berkaitan dengan sejarah sebagai
karakteristik infrastruktur pariwisata, objek wisata.
tingkat interaksi sosial, keterkaitan Memang, dalam berbagai literatur
/kompatibilitas dengan sektor lain, daya kepariwisataan, wisata sejarah belum
tahan akan dampak pariwisata, tingkat mendapatkan definisinya sendiri. Wisata
sejarah masih merupakan bagian dari wisata

2
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

pusaka (heritage tourism). Organisasi Wisata d. Event seperti Pesta kesenian Bali,
Dunia (World Tourism Organization) Pesta Danau Toba, pasar malam.
mendefinisikan pariwisata pusaka sebagai e. Aktivitas spesifik, seperti kasino di
kegiatan untuk menikmati sejarah, alam, Genting Highland Malaysia, Wisata
peninggalan budaya manusia, kesenian, Belanja di Hongkong.
filosofi dan pranata dari wilayah lain. f. Daya tarik psikologis, seperti
Wisata sejarah sangat berkaitan erat petualangan, perjalanan romantic,
dengan pengelolaan pusaka (heritage) keterpencilan.
sebagai warisan kebudayaan masa lalu Pengembangan kepariwisataan
atau peninggalan alam. Dalam konteks hendaknya ditujukan kepada keuntungan
Indonesia, heritage ini diatur dalam UU jangka panjang dan bukan keuntungan
No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar sesaat, ditujukan bagi keuntungan segala
Budaya. Dalam undang-undang tersebut lapisan masyarakat dan bukan bagi
dinyatakan bahwa situs cagar budaya kelompok tertentu. Pengembangan
adalah lokasi yang berada di darat dan pariwisata dilakukan dengan mengikut
atau/ berada di air yang mengandung sertakan semua lapisan masyarakat.
benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Masyarakat setempat sebagai penyedia
Budaya, dan atau/ Struktur Cagar Budaya pelayanan industri pariwisata, maupun
Sebagai sebagai hasil kegiatan manusia sebagai pelaku. Dengan mengikutsertakan
atau bukti kejadian masa lalu. Sebagai masyarakat, pariwisata menjadi milik
bagian dari wisata pusaka, wisata sejarah masyarakat, mafaat dan
merupakan atraksi pariwisata minat khusus, keberlangsungannya akan sangat terjamin.
bukan pariwisata bersifat massal. Jika Menurut Susanto (1995) terdapat
pariwisata massal menekankan pada persamaan antara istilah pengembangan
kesenangan, wisata sejarah lebih dan pembangunan. Pengembangan adalah
menekankan pada aspek pengalaman dan suatu usahayang mengarah ke masa depan,
pengetahuan (Cahyadi 2009). Berbagai dimana usaha ini dapat
penelitian menyimpulkan bahwa dikuantifikasi/diukur dengan melihat
pariwisata pusaka adalah bagian dari sejumlah indikator yang ada.Sedangkan
industri pariwisata yang paling maju pembangunan adalah suatu usaha yang
perkembangannya (Jamieson, Boniface & mengarah kemasa depan, dimana usaha ini
Fowler, dalam Cahyadi, 2009). Destinasi menciptakan perubahan. Namun dalam
Wisata merupakan suatu tempat yang kontes ini pengembangan dianggap
dikunjungi dengan waktu yang signifikan sinonim dengan istilah pembangunan.
selama perjalanan seseorang dibandingkan Sedangkan menurut Kridalaksana (2001)
dengan tempat lain yang dilalui selama Secara umum, pengembangan sering
perjalanan (misalnya daerah transit). dikonotasikan dengan perubahan yang
Menurut Kusudianto dalam Pitana dan direncanakan dan dilaksanakan oleh
Diarta (2009 : 126) destinasi wisata dapat masyarakat demi terwujudnya kehidupan
digolongkan atau dikelompokkan yang adil dan makmur. Definisi ini tidak
berdasarkan ciri – ciri destinasi tersebut, dapat dijadikan referensi ilmiah untuk
yaitu : menganalisis fenomena-fenomena
a. Destinasi sumber daya alam, seperti perubahan yang terjadi di lapangan, sebab
iklim, pantai, hutan. terkadang perubahan yang nyata di
b. Destinasi sumber daya budaya, seperti lapangan tidak mengarahkan manusia pada
tempat bersejarah, museum, teater, kehidupan sosial yang adil dan makmur
dan masyarakat lokal. misalnya suatu pengembangan membawa
c. Fasilitas rekreasi, seperti taman dampak positif maupun negatif.
hiburan.

3
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

Faktor-faktor pendorong spesifik dapat dirumuskan masalah dalam


pengembangan Taman Prasejarah Leang – penelitian ini yaitu, faktor pendukung
Leang adalah, terhadap pengembangan Taman Prasejarah
1. Jumlah pemandu wisata yang sangat Leang – Leang Kabupaten Maros sebagai
sedikit. destinasi wisata sejarah. Dengan rumusan
2. Fasilitas umum yang belum memadai masalah, bagaimana faktor pendukung
seperti, toilet yang kurang bersih dan terhadap pengembangan Taman Prasejarah
tempatnya yang berada di tengah objek Leang-Leang Kabupaten Maros sebagai
wisata. destinasi wisata sejarah?.
3. Tangga yang terbuat dari besi untuk Adapun tujuan yang hendak dicapai
menuju Goa yang sudah berkarat, dan dalam penelitian ini adalah : Untuk
menganga sehingga dapat mengetahui dan menganalisis faktor
membahayakan pengunjung. pendukung pengembangan Taman
4. Kurangnya penunjang sektor pariwisata Prasejarah Leang – Leang Kabupaten
seperti, restoran, souvenir shop, Maros sebagai destinasi wisata sejarah.
penginapan di area sekitar Taman Sedangkan manfaat yang dapat diambil
Parsejarah Leang – Leang. dari penelitian ini adalah penelitian ini
5. Banyak coretan tangan dari pengunjung dapat dijadikan kajian bagi kalangan
pada dinding goa. akademisi yang tertarik pada masalah –
6. Adanya bekas batu yang telah dipotong masalah pemgembangan obyek dan daya
bagian ujungnya oleh orang yang tidak tarik wisata khususnya obyek dan daya
bertanggung jawab. tarik wisata sejarah di Kabupaten Maros.
Berdasarkan uraian dalam latar
belakang masalah di atas, maka secara

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman)


melalui pintu masuk Makassar menurut kebangsaan

Kebangsaan Juli 2015 Agustus 2015 Perubahan


(Orang) (Orang) (Orang)
1 2 4 5
1 Singapura 53 66 13
2 Malaysia 641 518 (123)
3 Jepang 11 14 3
4 Korea Selatan 4 - (4)
5 Taiwan 3 1 (2)
6 Tiongkok 12 20 8
7 India 4 8 4
8 Philipina 4 5 1
9 Hongkong 2 15 13
10 Thailand 4 7 3
11 Australia 17 15 (2)
12 Amerika serikat 31 18 (13)
13 Inggris 20 27 7
14 Belanda 113 42 (71)
15 Jerman 57 73 16
16 Perancis 65 45 (19)
17 Rusia 5 9 4
18 Saudi Arabia 10 - (10)

4
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

19 Mesir - - -
20 Uni Emirat arab - - -
21 Bahrain - - -
22 Lainnya 138 231 93
jumlah 1194 1115 -79
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan 2015

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
analisis SWOT.

Tabel 1
Matriks SWOT

Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Tentukan faktor kekuatan Tentukan faktor kelemahan
Faktor Eksternal internal internal
Strategi SO: Strategi OW:
Peluang (O)
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan faktor peluang
menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
eksternal
untuk memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST: Strategi TW:
Ancaman (T)
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan faktor ancaman
menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
Eksternal
untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2015)
Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini.
2. W = Weakness,adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi
atau program pada saat ini.
3. O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi
dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4. T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

Analisis SWOT bisa dianggap atau tidak terlihat selama ini. Dari
sebagai metode analisis yangg paling dasar, pembahasan diatas tadi, analisis SWOT
yang bermanfaat untuk melihat suatu topik merupakan instrumen yang bermanfaat
ataupun suatu permasalahan dari 4 empat dalam melakukan analisis strategi.
sisi yang berbeda. Hasil dari analisa Analisis ini berperan sebagai alat untuk
biasanya berupa arahan ataupun meminimalisasi kelemahan yang terdapat
rekomendasi untuk mempertahankan dalam suatu perusahaan atau organisasi
kekuatan dan untuk menambah serta menekan dampak ancaman yang
keuntungan dari segi peluang yang ada, timbul dan harus dihadapi. Variabel dalam
sambil mengurangi kekurangan dan juga penelitian ini adalah, variabel faktor
menghindari ancaman. Jika digunakan pendukung pengembangan Taman
dengan benar, analisis ini akan membantu Prasejarah Goa Leang – Leang Kabupaten
untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan Maros sebagai destinasi wisata sejarah.

5
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

HASIL PENELITIAN masing keunikannya, seperti: Leang Bulu


Taman Prasejarah Leang-Leang Ballang yang menyimpan senjumlah
yang terletak pada deretan bukit kapur mollusca, porselin dan gerabah, serta
yang curam ini merupakan obyek wisata dinding-dindingnya dapat dimanfaatkan
yang memiliki nilai-nilai sejarah yang sebagai areal panjat tebing; Leang Cabu
sangat menarik. Di tempat ini para yang sudah sering dijadikan sebagai
pengunjung dapat menyaksikan berbagai tempat latihan para pemanjat tebing, dan
macam peninggalan nenek moyang, di hadapan mulut leang ini, tampak
seperti lukisan prasejarah berupa gambar aktivitas pertambangan batu kapur serta
babi rusa dan puluhan gambar telapak hamparan sawah yang luas dan Leang
tangan yang melekat pada dinding- Sampeang yang memiliki keunikan
dinding gua. Gambar-gambar yang tersendiri yang tidak dimiliki oleh leang
berwarna merah marun tersebut bahan lainnya, yaitu terdapat gambar manusia
pewarnanya terbuat dari bahan alami yang berwarna hitam. Kesemua leang tersebut
sulit terhapus. Menurut para ahli tangan, memiliki jarak yang relatif dekat antara
gambar telapak tangan tersebut adalah satu dengan yang lainnya, sehingga mudah
milik salah satu anggota suku yang telah untuk dikunjungi.
mengikuti ritual potong jari sebagai tanda Jalanan menuju tempat itu tidak
berduka atas kematian orang terdekatnya. terlalu bagus, tapi pemandangan di
Selain itu, pengunjung juga dapat sekitarnya sangat indah Batu-batuan besar
menyaksikan berbagai peralatan yang berwarna hitam bertumpuk rapi di
terbuat dari batu, sisa-sisa makanan berupa lapangan luas maupun di hamparan sawah
tulang binatang dan benda-benda laut dengan karakteristik yang sangat khas dari
berupa kulit kerang yang berjumlah kawasan sekeliling goa Leang – Leang.
banyak. Di salah satu batu di mulut gua
terlihat jelas kulit kerang terdapat Gambar 2. Suasana Taman Prasejarah
menempel bersatu dengan batu gua itu. Leang – Leang
Para ahli memperkirakan bahwa berabad-
abad lalu Kabupaten Maros merupakan
lautan yang bersatu dengan Laut Jawa.

Gambar 1. Sisa – sisa kulit kerang


limbah dapur manusia purba

Sumber : hasil dokumentasi, 2017

Di kawasan Goa Leang – Leang terdapat


dua goa yaitu Goa Pettae dan Petta Kere.
Letak kedua goa itu tidaklah berjauhan
Goa pertama tampak ketika memasuki
Sumber : hasil dokumentasi 2017 kawasan disekitarnya, pada Goa Pettae
pintu goa dipagari besi setinggi 1500 cm.
Di sekitar Taman Prasejarah Leang- Dari pintu tersebut, terlihat gambar tangan
Leang juga terdapat banyak gua-gua sebanyak lima buah telapak tangan, selain
lainnya yang memiliki telapak tangan , ada pula gambar babi rusa
karakteristik berbeda dan menyimpan dan sebuah tombak yang kesemuanya
peninggalan prasejarah dengan masing- berwarna merah. Sedangkan Goa Petta

6
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

Kere dapat ditempuh dengan berjalan kaki Gambar 3. Gambar telapak tangan
kurang lebih 300 meter daru Goa Pettae. manusia purba
Ada dua jalur yang dapat ditempuh. Jalur
pertama menggunakan jalan yang sudah
baik, jalur kedua melewati anak tangga
diantara batu – batuan menyempit dengan
ketinggian sekitar 20 meter dari
permukaan tanah kemudian menaiki
tangga besi berbelok. Pada goa Pettae
gambar lebih banyak dari pada Goa Petta
Kere yaitu sejumlah 27 buah gambar
telapak tangan, sebuah gambar babi. Rusa
gemuk terkapar dengan sebilah tombak Sumber : hasil dokumentasi 2017
menghunus ke jantung. Selain gambar –
gambar pada dinding goa ditemukan Analisis SWOT
sampah dapur berupa kulit kerang dan Berdasarkan hasil penelitian dan observasi
keong yang berserakan. Selain dua goa di lapangan serta hasil pengolahan data,
tersebut masih banyak goa yang lainnya. maka dapat dikelompokkan masing
Usia pada gambar diperkirakan lebih dari masing kekuatan, kelemahan, tantangan,
5000 tahun. dan ancaman yang ada pada Goa Leang –
Leang sebagai berikut :

Tabel 1
Matriks SWOT

Kelemahan (W)
Kekuatan (S)
1. Terdapat coretan tangan
1. Banyak dikunjungi oleh
pengunjung
siswa dan peneliti
2. Kurangnya SDM
2. Memiliki nilai historis
khususnya pemandu
yang tinggi
berbahasa asing
3. Lingkungan yang masih
3. Jalan menuju Goa sangat
alami
Faktor Internal licin karena lumut basah
4. Kebersihan terjaga
4. Tangga naik menuju Goa
5. Flora dan fauna yang unik
Faktor Eksternal cukup untuk satu orang
dan langka
dan telah berkarat.
6. Situs prasejarah yang sulit
5. Fasilitas toilet yang kurang
ditemukan di tempat lain.
memadai.
6. Adanya bekas pencurian
batu dengan cara di potong
pada bagian ujung.
7. Kurangnya promosi
Strategi SO: Strategi OW:
Peluang (O)
1. Tempat ini banyak 1. Dengan jalan
1. Dampak ekonomi
dikunjungi oleh siswa dan memperbaiki kondisi yang
terhadap masyarakat
peneliti karena memiliki kurang bagus tentunya
sekitar
nilai sejarah yang tinggi, dapat meningkatkan
2. Peluang lapangan
dari kondisi ini maka jumlah kunjungan
perkerjaan
dirasa banyak peluang wisatawan ke Goa Leang-

7
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

bagi masyarakat yang leang ini.


tinggal di sekitar Goa 2. Meletakkan papan
Leng-Leang untuk peringatan untuk tidak
membuka usaha guna mencoret-coret situs
menunjang pariwisata di 3. menambahkan sumber
Taman Prasejarah Leang- daya manusia yang
Leang sejarah kompeten.
2. Pihak terkait dapat pula 4. Membuat tangga yang
mempromosikan situs ini representatif untuk
untuk dapat dikunjungi kenyamanan pengunjung.
oleh semua kalangan 5. Membersihkan jalan
masyarakat, karena situs menuju goa yang sangat
seperti Goa Leang-Leang licin karena tempat ini
ini selain memiliki flora bersuhu lembab.
dan fauna yang unik situs 6. Meningkatkan strategi
sejarah ini tidak dapat promosi melalui berbagai
ditemukan di tempat lain. media, dan ikut serta
dalam kegiatan pameran
wisata.
Strategi ST:
1. Menyediakan tenaga
Strategi TW:
keamanan untuk menjaga
1. Memberikan himbauan
kawasan goa dari aktifitas
kepada pengunjung
ilegal yang dapat merusak
untuk tetap menjaga
situs prasejarah.
keaslian situs prasejarah,
2. Memfasilitasi pengunjung
baik melalui pengeras
dengan cara menyediakan
suara maupun berupa
pemandu wisata sehingga
papan peringatan.
selain pemandu wisata
Ancaman (T) 2. Memperbaiki fasilitas
dapat memperkenalkan
1. Pemanfaatan kawasan yang kurang
jenis flora fauna dan
secara ilegal representatif seperti
peninggalan benda
2. Wisatawan berusaha tangga yang terlalu
bersejarah yang ada,
menyentuh lukisan sempit, jalanan yang
pemandu wisata dapat
yang berakibat licin, menyediakan toilet
memantau perilaku
pudarnya lukisan. yang bersih baik di
pengunjung khususnya
3. Pergeseran budaya dalam situs prasejarah
pengunjung remaja atau
maupun di luar situs
siswa,
prasejarah (penyewaan
3. Menyediakan papan
toilet di rumah
peringatan yang berisikan
penduduk).
turut menjaga situs
3. Memantau perilaku
prasejarah.
pengunjung oleh petugas
4. Pemerintah daerah
situs prasejarah Goa
memberikan sosialisasi
leang-Leang.
terhadap masyarakat
sekitar mengenai kearifal
lokal.
Sumber : Olahan data (2017)

8
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

Strenght (Kekuatan) yang digunakan untuk berpegangan


1. Merupakan tempat wisata sejarah pengunjung sudah berkarat dan
yang banyak dikunjungi oleh siswa menganga bagian pada atas.
dan para peneliti. e. Kurangnya promosi mengenai
2. Merupakan salah satu cagar budaya keberadaan Goa Leang – Leang.
yang memiliki nilai historis yang Tidak adanya brosur yang tersedia
tinggi. pada objek wisata, sehingga
3. Jauh dari kebisingan dan polusi, serta wisatawan tidak dapat memberikan
lingkungan yang masih alami. informasi kepada teman maupun
4. Taman tertata dengan baik khususnya kerabat secara spesifik.
dalam hal kebersihan karena Opportunity (Peluang)
tersedianya tempat sampah serta 1. Masyarakat setempat dapat
kesadaran pengunjung dalam hal ikut mengelola kawasan ini,
kebersihan. sehingga berdampak pada
5. Memiliki karakteristik flora dan fauna ekonomi masyarakat sekitar.
yang unik dan langka. 2. Terciptanya peluang
6. Situs prasejarah serperti Goa Leang – lapangan pekerjaan bagi
Leang sulit ditemukan di tempat atau penduduk sekitar lokasi
bahkan di Negara lain. Goa Leang – Leang
edengan jalan membuka
Weakness (Kelemahan) restoran, penginapan,
a. Terdapat coretan yang merusak maupun berkreasi menjual
keindahan batuan yang berada di cidera mata tanpa harus
taman maupun coretan pada dinding mengambil bebatuan dari
goa. Ini merupakan kendala terhadap objek wisata.
pengembangan Taman Prasejarah
Leang – Leang, jika tulisan tersebut Threat (Ancaman)
dihapus tentu saja dapat merusak batu 1. Memungkinkan
yang usianya sudah ratusan tahun pemanfaatan kawasan
bahkan ribuan tahun. secara illegal oleh
b. Kurangnya tenaga kerja di kawasan masyarakat sekitar, terdapat
Goa Leang – Leang ini khususnya bekas pemotongan batu
pemandu wisata yang dapat berbahasa menggunakan alat khusus
asing. Beberapa kali peneliti datang pada bagian ujung batu..
ke Taman Prasejarah Leng –Leang, 2. Adanya wisatawan yang
orang yang sama yang selalu berusaha menyentuh
membantu mengantarkan ke goa dan lukisan pada dinding Goa
juga mengantakan wisatawan lain. dan dapat menyebabkan
c. Jalan menuju goa sangat licin karena lukisan menjadi pudar dan
tumbuh lumut basah, pengunjung akhirnya rusak, hal yang
harus berhati – hati. Daerah ini sangat dikhawatirkan
merupakan daerah bersuhu lembab, adalah yang selama ini cap
air selalu menetes dari mulut goa tangan manusia purba
bagian atas sehingga membuat jalan menjadi ikon Taman
menuju goa sangat licin. Prasejarah Leang – Leang
d. Tangga naik menuju goa sangat kecil tidak dapat ditemukan
sehingga pengunjung harus satu dikemudian hari..
persatu berbaris untuk bisa melihat 3. Banyaknya wisatawan yang
lukisan di dinding goa. Selain itu besi dapat mengakibatkan

9
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

pergeseran budaya bersejarah yang ada, guide dapat


masyarakat. memantau perilaku pengunjung
khususnya pengunjung remaja atau
siswa,
Strategi SO: 3. Menyediakan papan peringatan yang
berisikan turut menjaga situs
1. Tempat ini banyak dikunjungi oleh
prasejarah.
siswa dan peneliti karena memiliki
4. Pemerintah daerah memberikan
nilai sejarah yang tinggi, dari kondisi
sosialisasi terhadap masyarakat
ini maka dirasa banyak peluang bagi
sekitar mengenai kearifal lokal.
masyarakat yang tinggal di sekitar
Goa Leng-Leang untuk membuka
Strategi TW:
usaha guna menunjang pariwisata
1. Memberikan himbauan kepada
sejarah
pengunjung untuk tetap menjaga
2. Pihak terkait dapat pula
keaslian situs prasejarah, baik melalui
mempromosikan situs ini untuk dapat
pengeras suara maupun berupa papan
dikunjungi oleh semua kalangan
peringatan.
masyarakat, karena situs seperti Goa
2. Memperbaiki fasilitas yang kurang
Leang-Leang ini selain memiliki flora
representatif seperti tangga yang
dan fauna yang unik situs sejarah ini
terlalu sempit, jalanan yang licin,
tidak dapat ditemukan di tempat lain.
menyediakan toilet yang bersih baik
di dalam situs prasejarah maupun di
Strategi OW:
luar situs prasejarah (penyewaan toilet
1. Dengan jalan memperbaiki kondisi
di rumah penduduk).
yang kurang bagus tentunya dapat
3. Memantau perilaku pengunjung oleh
meningkatkan jumlah kunjungan
petugas situs prasejarah Goa leang-
wisatawan ke Goa Leang-leang ini.
Leang.
2. Meletakkan papan peringatan untuk
tidak mencoret - coret situs
SIMPULAN
3. Menambahkan sumber daya manusia
Berdasarkan hasil penelitian dan
yang kompeten.
pembahasan serta analisis terhadap data
4. Membuat tangga yang representatif
yang telah diperoleh maka dapat
untuk kenyamanan pengunjung.
disimpulkan bahwa, letak Taman
5. Membersihkan jalan menuju goa yang
Prasejarah Leang – Leang sangat strategis
sangat licin karena tempat ini bersuhu
dengan lingkukan alam yang masih asli
lembab.
serta peluang yang sangat terbuka luas
6. Meningkatkan strategi promosi
bagi masyarakat setempat untuk
melalui berbagai media, dan ikut serta
membuka usaha sebagai penunjang sektor
dalam kegiatan pameran wisata.
pariwisata serta dukungan masyarakat
untuk turut serta menjaga keaslian Taman
Strategi ST:
Prasejarah sangat diperlukan. Karena
1. Menyediakan tenaga keamanan untuk
ancaman yakni dari orang – orang yang
menjaga kawasan goa dari aktifitas
tidak bertanggung jawab serta ingin
ilegal yang dapat merusak situs
mengeksploitasi bebatuan yang usianya
prasejarah.
sudah ribuan tahun hanya untuk
2. Memfasilitasi pengunjung dengan
kepentingan diri sendiri dengan
cara menyediakan tenaga pemandu
memanfaatkan situasi yang ada menjadi
wisata sehingga selain pemandu
perhatian khusus. Selain itu masih
wisata dapat memperkenalkan jenis
terdapat fasilitas yang perlu adanya
flora fauna dan peninggalan benda

10
Barista:
Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata, Vol. 5(1), Juli 2018

pembenahan maupun pemeliharaan demi Sugiyono. 2014. Metode Penelitian


kenyamanan pengunjung seperti toilet Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
yang kondisinya agak kotor, tangga besi Alfabeta : Bandung
menuju Goa yang sudah berkarat dan Susanto, Phil, Astrid. 1995. Sosiologi
menganga, papan peringatan yang sudah Pembangunan. Binacipta : Jakarta.
tidak bisa begitu dibaca tulisannya, serta Suastika, I Made. 2011. Tradisi Sastra
penambahan guide yang akan mengantar Lisan (Satua) di Bali Kajian Bentuk
tamu ke Goa. Fungsi dan Makna. Denpasar: Pustaka
Larasan bekerjasama dengan program
DAFTAR PUSTAKA S2 dan S3 Kajian Budaya.
Cahyadi, W. 2009. Analisis & Aspek Undang Undang No. 10 Tahun 2009
Kesehatan Bahan Tambahan tentang Kepariwisataaan.
Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. Undang Undang No. 11 Tahun 2010
tentqng Benda Cagar Budaya.
R.S. Damardjati. Istilah – istilah
Wijaya, Deria Adi. 2010. “Pariwisata
Dunia Pariwisata. Pradnya Budaya Puro Mangkunegaran: Kajian
Paramita : Jakarta. Daya Tarik Wisata dan Pengelolaan”.
Fandeli,Ch.1995. Pengertian dan Kerangka Tesis Program Studi Magister Kajian
Dasar Kepariwisataan dalam Dasar- Pariwisata, Sekolah Pascasarjana
dasar manajemen Kepariwisataan UGM.
Alam” . Liberty: Yogyakarta
Freddy, Rangkuti. 2015. Teknik UCAPAN TERIMA KASIH
Membedah Kasus Bisnis. Analisis Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
SWOT. Gramedia pustaka Utama : seluruh pihak yang telah membantu
Jakarta. kelancaran penelitian ini. Peneliti
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Pengantar sampaikan pula ucapan terima kasih
Bahasa Dan Kebudayaan Jawa. kepada redaksi Jurnal Barista yang telah
Gramedia : Jakarta mereviw dan memuat artikel penelitian ini.
Pitana, I Gde dan Diarta, Surya, Ketut.
2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Andi : Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai