PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situs merupakan tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologi, di
kediaman makhluk manusia pada zaman dahulu dikenal dengan nama situs. Situs biasanya
peninggalan yang berupa benda untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Jadi
Di Indonesia terdapat banyak situs peninggalan sejarah, yang beberapa telah dikenal dunia
dan masuk menjadi 7 keajaiban di dunia, yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Ratu
Boko, dan lain sebagainya. Situs merupakan sebuah warisan peradaban yang seharusnya perlu
dijaga. Beberapa upaya pelestarian dilakukan demi menjaga ke-eksisitensiannya, salah satu
Jejak pariwisata di Indonesia dapat ditelusuri kembali ke dasawarsa 1910-an, yang ditandai
dengan dibentuknya VTV (Vereeneging Toeristen Verkeer), sebuah badan pariwisata Belanda, di
Batavia. Badan pemerintah ini sekaligus juga bertindak sebagai tour operator dan travel agent,
yang secara gencar mempromosikan Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Pada 1926 berdiri
pula, di Jakarta, sebuah cabang dari Lislind (Lissonne Lindeman) yang pada 1928 berubah
menjadi Nitour (Nederlansche Indische Touriten Bureau), sebagai anak perusahaan pelatanan
Belanda (KPM). KPM secara rutin ,elayani pelayaran yang menghubungkan Batavia, Surabaya,
Bali, dan Makasar, dengan mengangkut wisatawan (Pitana dkk, 2009: 35).
manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia
itu. Dalam konteks pariwisata, sumber diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa sumber daya
alam, sumber daya budaya, sumber daya minat khusus, di samping sumber daya manusia. Orang
ataupun organisasi menggunakan sumberdaya untuk beragam kegiatan pariwisata (Pitana dkk,
2009: 69).
Ditinjau dari letak geografis, Desa Baseh terletak pada ketinggian 600 mdl dengan suhu rata-
rata harian berkisar di antara 35-360C. bentang wilayah desa baseh ialah bukit. Secara ekologi
desa Baseh memiliki potensi sumber daya alam yang digunakan sebagai destinasi dengan
suguhan panorama terasering dan perbukitan. Dengan mengandalakan alam sebagai potensinya
seperti memanfaakan sungai, air terjun dan hutan lindung. Kini di desa Baseh telah berdiri
beberapa lokawisata seperti Batur Agung Mount of fun, curug Gomblang, curug Lima, curug
Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah keinginan
untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk
mempelajari budaya orang lain tersebut. Industri pariwisata mengakui peran budaya sebagai
faktor penarik dengan mempromosikan karakteristik budaya sebagai destinasi. Sumber daya
budaya dimungkinkan untuk ,menjadi faktor utama yang menarik wisatawan untuk melakukan
perjalanan wisatanya.
Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk mengalami,
memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan dan keragaman budayanya.
lokal dan kepada individu yang memiliki pengetahuan khusus tentang sesuatu objek budaya.
mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada mengenai suatu budaya. Sumber budaya
yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Bangunan sejarah, situs, monumen, museum, galeri seni, stus budaya kuno dan
sebagainya.
2. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat
3. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival,
5. Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, sanggar, teknologi
7. Mencoba kuliner (masakan) setempat. Melihat persiapan, cara membuat, menyajikan dan
Situs Batur Agung terletak di dusun Lakah desa Baseh Kecamatan Kadungbanteng
Kabupaten Banyumas. Situs Batur Agung merupakan salah satu warisan budaya dari
sedang mengalami massa terbaiknya di sektor pariwisata pada khususnya terletak di kawasan
Baturraden. Letak wilayah Baturraden yang tidak jauh menjadikan situs sejarah Batur Agung
pengkajian terhadap situs sejarah Batur Agung sebagai destinasi wisata sejarah di Kabupaten
Banyumas.
Secara umum para wisatawan memiliki kepuasan yang ambigu. Wisata jenis sejarah juga
memiliki ciri khas tersendiri terutama dalam pembentukan karakter bangsa dengan cara
memperlajari sejarah. Namun sayangnya wisata jenis sejarah masih diminiati sebagian kecil
kelompok masyarakat. Dengan adanya kajian ilmiah ini, sebagai sarana untuk mengkaji lebih
dalam mengenai keunggulan yang terdapat pada situs sejarah Batur Agung. Terletak di desa
Baseh dikarenakan situs tersebut berada di wilayah desa wisata yang ramai dikunjungi
Kajian ilmiah ini memiliki bertujuan untuk menambah umur dari situs sejarah Batur
Agung, melalui kajian ilmiah serta diharapkan dapat membantu pemerintah atau investor
dalam upaya pengembangan yang bersangkutan dengan situs sejarah Batur Agung. Kajian
mengenai sejarah lokal memiliki dampak pada pembentukan karakter yang mendalam, serta
diharapkan dapat lebih memahami semangat nasionalis. Hal tersebut menjadi salah satu
upaya dalam mengatasi gradasi budaya yang datang di dalam arus globalisasi.
dalam khazanah pemahaman individu yang tinggal meledak pada waktu yang tepat. Objek
wisata sejarah dapat meningkatkan jumlah pengunjung dengan melengkapi fasilitas standar
disesuaikan dengan tujuan yang disajikan untuk wisata sejarah. Segala upaya dapat tercipta
jika adanya hubungan timbal balik dari masyarakat dan dinas yang terkait dalam menjaga
dan mempromosikan daerah lokal wisata ini lebih baik lagi. Hal ini yang mendasari penulis
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan mengenai Situs Sejarah Batur Agung Sebagai
Objek Wisata Kabupaten Banyumas yang telah di uraikan diatas, maka dapat dirumuskan
2. Bagaimana potensi situs sejarah Batur Agung sebagai objek wisata sejarah?
3. Bagaimana upaya pelestarian terhadap situs sejarah Batur Agung sebagai objek
wisata sejarah?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan antara
lain:
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
Karya tulis ilmiah ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan dalam bidang
c. Bagi pendidikan
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sumber referensi dalam kajian pengetahuan
sejarah lokal.
2. Manfaat Praktis
Karya ilmiah ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai bahan
b. Bagi masyarakat
c. Bagi Wisatawan
Diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi pedoman dan rujukan bagi
1. Kajian Pustaka
a. Situs Sejarah
fosil di daerah yang diusulkan untuk diteliti, fosil dalam bahasa latin fossa yang berarti
"menggali keluar dari dalam tanah adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang
menjadi batu atau mineral. Dalam ilmu sejarah benda bangunan bersejarah merupakan data
atau sumber yang keliatandan bisa dipegang, benda dan bangunan itu disebut artefak.
Artinya, di satu sisi benda dan bangunan itu disebut data sejarah, tetapi di sisi laindisebut
fakta sejarah. Fakta benda dan bangunan itu ada, tetapi fakta sosial (sosifact) sudah tidak
kelihatan lagi karena peristiwa itu hanya sekali terjadi begitu dengan mentifact. Mentifact
adalah fakta yang benar-benar tidak kelihatan karena ia tersimpan dalam memori otak atau
tampak jelas seperti artifact, tetapi mentifact tidak dengan sendirinya keluar dari dokumen
Banyumas sendiri terdapat beragam situs peninggalan purbakala yang sekarang menjadi
aset berharga bagi Kabupaten Banyumas dan pada khususnya daerah daerah yang menjadi
tempat keberadaan situs di tempat tersebut menambah nilai estetika yang menarik serta nilai
tambah bagi pengetahuan masyarakat lokal perihal sejarah dari daerah tersebut, menjadi
saksi benda nyata (artifact) sebagai mahakarya dari para pendahulunya. Dapat juga menjadi
jalan bagi para gengerasi penerus dalam penulisan sejarah dengan situs sebagai bahan
kajiannya. Sebuah pengharapan bagi bangsa Indonesia dalam bidang kesejarahan semakin
bertambahnya sejarawan yang berkualitas tinggi terlahir dan membawa nama Indonesia ke
jenjang ke abadian.
salah satunya situs Batur Agung yang mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan
telah menjadi situs cagar budaya yang sebelumnya telah menjadi tempat pariwisata.
b. Pariwisata
Pariwisata menurut Spillane (1987 : 20) adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
Sedangkan Pendit (2003 : 20), mendefinisikan Pariwisata sebagai suatu proses kepergian
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar
Dengan pemanfaatan situs peninggalan sejarah sebagai objek wisata, merupakan langkah
maju dalam meningkatkan kepedulian terhadap sejarah di saat era globalisasi.Ini bentuk
kepedulian terhadap sejarah sama halnya bertahan hidup untuk masa depan.Dengan
mengenal belajar sejarah menawarkan permasalahan dengan berbagai pola, sehingga sebagai
manusia yang di anugrahi dengan pemikiran dinamis. Akan janggal rasanya jika tidak
sanggup belajar dari sebuah pengalaman. Karena dengan carabelajar sejarah dapat
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain,
atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
Dalam instruksi presiden No. 9/1969 dinyatakan: “wisatawan adalah setiap orang yang
berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati
Konferensi PBB tentang Perjalan dan Pariwisata Internasional di Roma pada tahun 1963
menganut pandangan yang sangat luas. Menurut konferensi tersebut, turis adalah mereka
yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam dengan tujuan: a)leisure “(recreation, holiday,
health, study, religion and sport); b) business, family, meeting. Sebaiknya, International
wisatawan internasional sebagai: “... setiap orang yang datang ke suatu negara selain tempat
tinggalnya dengan maksud apapun, kecuali untuk mencari upah atau pekerjaan” (Spillane,
1991: 21). Ada beberapa jenis pariwisata yang di kategorikan sesuai denga tujuan dan objek
tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi
kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu
yang, untuk menikmati keindahan alam, dan lain-lain (Spillane, 1991: 29)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendakai pemanfaatan hari-
hari liburnya untuk beristirahat untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohaninya, yang
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di
pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat-istiadat, cara hidup rakyat, dan
Dibagi menjadi: (1) Big sport events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti
olimpiade game, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain. (2) Sporting tourism of the
practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempratikan
sendiri, seperti pendakian gunung, rafting, berburu, dan lain-lain. e) Pariwisata untuk urusan
usaha dagang (Business Tourism) Jenis pariwisata ini seperti industri pariwisata, tetapi juga
mencakup semua kunjungan ke pameran, kunjungan ke instalasi teknis yang bahkan menarik
Peranan jenis wisata ini makin lama makin penting. Konvensi dan pertemuan bentuk ini
sering dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal di beberapa kota
Situs Batur Agung adalah salah satu yang menawarkan ilmu yang perlu di kaji dalam
meningkatkan kharakter lokal dan penelitian yang berjudul Situs Sejarah Batur Agung
10
adapun sebagai pembanding untuk analisa pustaka penelitian yang relevan terdahulu
Skripsi yang ditulis oleh Rizal Rahman Alfaridi (2017) yang berjudul Situs Sejarah
kepada terbentuknya desa Banjaran, serta awal terbentuknya situs Sangiang terjadi suatu
peristiwa yang menyebabkan Prabu Talaga Manggung meninggal dunia, letak situs
Sangiang dan TNGC dan KOMPEPAR sebagai badan yang mengelola situs Sangiang,
kepercayaan- kepercayaan yang ada di situs Sangiang, ritual adat yang biasa dilaksanakan di
desa Sangiang, yaitu ritual Nyapu, ritual Nyiramkeun, ritual Pareresan, dan Ritual Nadzar/
Motong Domba.
Penelitian yang dilakukan Daryanti (2002) yang berjudul Situs-situs Peninggalan Sejarah
mitos-mitos tertentu. Mitos adalah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah
tertentu kepada sekelompok orang. Cerita ini dapat dituturkan, tetapi juga diungkapkan
lewat tarian-tarian atau pementasan wayang. Mitos mengatasi cerita dalam arti kata modern
isinya lebih daripada rangkaian peristiwa yang menggambarkan dan menghibur saja. Mitos
tidak hanya terbatas pada semacam reportase mengenal peristiwa-peristiwa yang dahulu
terjadi. mitos memberikan arah kepada kelakuan manusia dan merupakan semacam
Novrianti (2015) yang berjudul Situs Sejarah Situ Lenkong Sebaai Objek Wisata
Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Tahun 2001-2014). Yang berkesimpulan sebagai berikut
penjalu adalah sebuah kerajaan yang terletak di ketinggian 731 mdpl dan berada kaki
11
Batara Tesnajati yang perilisannya terdapat di Karantenan Gunung Sawal. Ketika masa
pemerintahan Prabu Rangga Gumilang memindahkan Ibu kota kerajaan tersebut didasarkan
1. Landasan Teori
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
penelitian adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya
ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh
karya tulis yang penting adalah tulisan itu berdasarkan riset. Landasan teori ini perlu
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan
coba-coba. Adanya landaasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian ini merupakan
kepribadian budaya bangsa. Definisi itu bermula dengan konsep cultural identity atau
identitas atau kepribadian budaya yang mampu menyerap atau mengolah kebudayaan
menyerap dan mengolah itu merupakan ketahanan di segala bidang sehingga dapat
menolak yang tidak cocok dan menyerap yang cocok (Ayatrohedi, 1986:19, Priyadi,
2015:142).
12
bahan tulis, dalam hal ini pada periode pra sejarah. Pada zaman ini belum ada tulisan atau
berita-berita tertullis. Di Sulawesi misalnya, zaman pra sejarah antara lain dapat ditelusuri
melalui tinggalan arkeolog berupa gua-gua alam seperti Leang-leang dan Sumpang Bita.
Tidak ada catatan tertulis disana yang memberi keterangan bahwa tempat itu pernah
dihuni oleh makhluk manusia. Akan tetapi melalui peninggalan yang dilakukan para
arkeolog diketahui adanya jejak-jejak yang ditinggalkan oleh manusia yang pernah
menghuni tempat itu. Tumpukan kerang yang sudah bercampur tanah dan lukisan
dinding-dinding gua. Dari hasil penggalian dan penelitian laboratorium diketahui bahwa
pada kurun waktu tertentu gua itu pernah dihuni oleh manusia (Hamid & Madjid, 2008:
26).
semuanya berasal dari hasil kebudayaan material, hampir semuanya berasal dari hasil
perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata, kuburan dan sebagainya.
Demikian juga dengan pengetahuan agama banyak diperoleh dari tinggalan berbagai
tinggal arkeologi, misalnya, arsitektur candi, struktur bangunan masjid, keraton, makam,
Korelasi antara sumber tertulis dan tidak tertulis sangat membantu dalam penggalian
arkeologi. Abad ke-17 sampai abad ke-18 perdagangan maritim berkembang dengan
mengangkut rempah-rempah mewarnai aktivitas niaga laut. Oleh sebab itu banyak kapal-
13
Demikian keterangan tertulis yang terdapat dalam sejumlah dalam dokumen yang
merekam pada masa itu. Dengan sumber tertulis ini para arkeolog dapat melakukan
memberi pelajaran, inspirasi dan kesenangan. Fungsi sejarah dalam memberi pelajaran
kepada masyarakat masa kini secara terbalik masyarakat harus belajar sejarah. Belajar
sejarah bisa ditempuh melalui pendidikan sejarah di sekolah-sekolah atau orang bisa
depan, dan keindahan (Kuntowijoyo, 1995: 25-30). Orang belajar sejarah diharapkan
akan menjadi insan yang bijaksana. Artinya, pengalaman buruk oranglain jangan sampai
menimpa dirinya karena ia telah belajar dari kesalahan orang terdahulu, diharapkan
2013: 104).
Fungsi inspirasi sejarah terpancar dari sejarah sebagai ilmu bantu, latar belakang,
rujukan dan bukti (Kuntowijoyo). Ilmu sejarah jelas tidak mandiri karena memerlukan
ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sebaliknya ilmu sejarah juga berstatus sebagai ilmu bantu
bagi ilmu lain. Sejarah yang dijadikan latar belakang suatu tindakan atau aktivitas
manusia adalah pemanfaatan pengalaman masa lampau yang dijadikan salah satu
Fungsi kesenangan sejarah tampak dari sifat ilmu sejarah yang terbuka, cara
mengetahui masa lampau, pernyataan pendapat, dan profesi (Kuntowijoyo, 2995: 20-24).
14
sejarawan. Tidak selalu mahasiswa lulusan sejarah bekerja menjadi sejarawan. Sejarah
terutama ketika menafsirkan fakta-fakta sejarah yang dihadapinya (Priyadi, 2013: 109).
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu colere yang memiliki arti
sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirim melalui kehidupan sosial, seni
agama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok
manusia.
dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan untuk mewujudkan dan mendorong
kontrol” bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Greetz, 1973), atau sebagai pola-
pola bagi kelakuan manusia (Keesing & Keesing, 1971). Kebudayaan telah menjadi
sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat bila ada rangsangan,
digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi berbagai gejala, peritiwa, dan
15
2. Pendekatan
sumber-sumber sejarah. Sejarawan Indonesia pada awalnya memang tidak terbiasa dalam
pencarian dan penemuan sumber karena langkah tersebut sebagai langkah yang bersifat
(autobiografi atau biografi, surat-surat pribadi, buku harian, memoire, surat kabar,
Pendekatan yang digunakan dalam mengkaji objek penelitian mengenai situs sejarah
Batur Agung sebagai objek wisata sejarah di kabupaten Banyumas agar menjadi
terdapat beberapa artefak peninggalan pada masa lampau, pendekatan dilakukan dalam
upaya menentukan jalan peneliti dalam menggali sumber data sejarah dalam metode yang
akan dilakukan.
G. Metode Penelitian
Metode dilakukan untuk menemukan jalan atau cara yang ditempuh untuk
memperoleh pemahaman tentng sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini
berusaha mengkaji lebih dalam situs sejarah Batur Agung sebagai objek wisata pada tahun
1997- 2015. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah,
16
Heuristik adalah langkah-langkah awal dalam mencari data sejarah secara langsung
melihat-lihat kondisi wilayah situs Batur Agung dan menemui juru pemelihara serta
kepala desa. Setelah mengerti dan memahami kedatangan peneliti untuk tujuan akademisi
maka pihak desa Baseh memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
data mengenai objek penelitian yaitu Batur Agung sebagai situs peninggalan yang
merupakan sejarah lokal dari kabupaten Banyumas. Data sejarah terbagi menjadi tiga
jenis: 1. Sumber tertulis (Dokumen), 2. Sumber sejarah lisan, 3. Sumber benda dan
bangunan. Dengan begitu peneliti akan mengumpulkan data-data dari hasil dokumentasi
berupa berkas dari pemerintah/ perorangan serta melakukan wawancara kepada pihak-
pihak yang turut serta peranannya di objek kajian seperti juru kunci dari situs Batur
Agung, kepada dinas pemerintahan yang terkait, serta kepada masyarakat umum.
untuk membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar (palsu), apa yang mungkin
dan apa yang mergukan atau mustahil. (Helius Sjamsudin, 2007: 131).
Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek
“luar” dari sumber sejarah.perlu adanya pemeriksaan agar setiap sumber dapat harus
dinyatakan otentik dan integral. Saksi mata atau penulis itu harus diketahui sebagai orang
17
melakukan perbandngan dari berbagai kesaksian atau sumber sejarah lain. Penilaian
intrinsik adalah kritik intern yang di fokuskan pada isi yang termuat dalam berbagai
sumber sejarah. Penilaian intrinsik sumber-sumber sejarah bisa mencermati sifat sumber
3. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi adalah langkan metode sejarah yang harus didukung oleh heuristik
sebagai petunjuk ke arah penelitian (Kuntowijoyo, 2004:11) dan kritik. Intepretasi yang
ditopang oleh heuristik dan kritik akan membawa sejarawan membawa sejarawan kepada
suasana sikap kritik yang tinggi masukan fakta yang beraneka ragam. Sikap kritik yang
tinggi akan memacu kapasitas interpretasi yang lebih tinggi. (Priyadi, 2015: 107).
Dalam tahap ini peneliti akan menggabungkan fakta sejarah yan gtelah di peroleh dari
tahap sebelumnya agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah ilmiah. Hal ini
peneliti dituntut agar lebih cermat dan sikap objektif sejarawan, terutama dalam hal
interpretasi subjektif terhadap fakta sejarah. Itu dapat dilakukan dengan mengetahui
watak-watak peradaban, atau dengan kata lain kondisi umum yang sebenarnya dan
Merupakan tahap penulisan pada tahap ini peneliti mulai menuliskan data-data yang
telah diperoleh agar tersajikan maksud dan tujuan dari penelitian tersebut. Pada
hakikatnya, penyajian historiografi meliputi (1) pengantar, (2) hasil penelitian, dan (3)
simpulan. Penulisan sejarah sebagai laporan seringkali disebut karya historiografi yang
18
2015: 92).
H. Sistematika Penyajian
Agar penelitian ini dapa dijadikan penelitian ilmiah perlu adanya sistematika penyajian
sebagai berikut:
Bab Satu Pendahuluan pada tahap ini peneliti akan menyajikan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, kajian pustaka, penelitian yang relevan, landasan teori,
Bab dua Latar Belakang Situs Sejarah Batur Agung berisi penjelasan dari rumusan
masalah yang pertama berupa sejarah dari situs sejarah Batur Agung dilanjutkan dengan
letak geografis dari desa Baseh desa yang menjadi lokasi dari situs Batur Agung.
Bab tiga Potensi Situs Ssejarah Batur Agung berisi penjelasan dari rumusan masalah
kedua mengenai potensi yang terkandung sehingga Situs sejarah Batur Agung dapat
dijadikan objek wisata kemudian akan terbagi menjadi beberapa bahasan tentang ekologi
pariwisata
Bab empat Upaya Pelestarian Situs Sejarah Batur Agung berisi penjabaran dari
rumusan masalah ketiga mengenai keterkaitan oleh pemerintah dan instansi masyarakat
Bab lima Simpulan dan saran berisi simpulan yang merupakan serapan initisari dari
19