Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 3
Agung Banten. Sementara itu tarik kepada wisatawan untuk
komponen kota kuno lainnya mendapatkan pengetahuan,
belum banyak mendapat kenyamanan dan keamanan
perhatian wisatawan maupun tetapi tetap menjaga pe-
pengelola. lestarian sangat penting untuk
Meningkatnya aktivitas dilakukan.
religi dan banyaknya ke- Kawasan Kota Kuno
pentingan terhadap pe-man- Banten merupakan cagar
faatan kawasan ini, ternyata budaya yang mempunyai nilai
belum diimbangi dengan dan makna penting bagi
pengelolaan yang optimal. Hal kebudayaan daerah dan
ini tampak dari kawasan yang nasional sehingga perlu
sangat kumuh karena dilestarikan dengan melakukan
pemanfaatan ruang tidak pengelolaan yang tepat.
sesuai dengan peruntukan dan Pengelolaan menurut UU RI
aturan sesuai dengan per- No. 11 Tahun 2010 Tentang
aturan perundang-undang-an. Cagar Budaya adalah upaya
Pedagang kaki lima belum terpadu untuk melindungi,
tertata dan masih berada di mengem-bangkan, dan
halaman masjid, situs-situs memanfaatkan cagar budaya
atau komponen kota kuno melalui kebijakan pengaturan
banyak yang tidak terawat, perencanaan, dan pengawasan
infrastruktur yang kurang untuk sebesar-besarnya
memadai, banyaknya peminta- kesejahteraan rakyat.
minta dari pintu masuk sampai Pengelolaan kawasan Situs
di dalam masjid, lahan parkir Kota Kuno Banten dengan
belum tertata, papan petunjuk memanfaatkannya sebagai
dan informasi belum optimal, destinasi wisata budaya harus
penataan pengunjung belum dengan perencanaan dan
optimal, dan batas antara pengawasan yang tepat agar
kawasan situs sebagai dapat memberikan ke-
destinasi wisata dan per- sejahtraan bagi masyarakat.
mukiman masyarakat belum Mencari model pengelola-
jelas. Hal ini menunjukan an Kawasan Situs Banten Kuno
pengelolaan kawasan ini belum yang tepat dilakukan dengan
memberikan keamanan dan ke- tujuan agar kawasan ini
nyamanan kepada wisatawan menjadi destinasi wisata
serta mengancam pelestarian budaya unggulan sehingga
warisan budaya. Untuk itu lebih mendorong dalam
bagaimana mengelola kawasan meningkatkan pergerakan
situs Kota Kuno Banten wisatawan nusantara. Dengan
sebagai destinasi wisata demikian dalam pengelolaan
budaya agar memberikan daya kawasan situs Banten Kota
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 5
penelitian terdahulu, Banten Sebagai Destinasi
artikel-artikel dan publikasi Wisata Budaya
lainnya yang mendukung Kawasan situs Kota Kuno
untuk menjawab per- Banten merupakan salah satu
masalahan dalam tulisan bukti sejarah muncul dan
ini, berkembangnya kerajaan-
b. Observasi langsung (soft kerajaan Islam di Nusantara
data) di lakukan pada (abad XV – XVII). Pusat-pusat
situs-situs arkeologi di kota dan pemerintahan pada
kawasan Kota Kuno masa itu banyak tumbuh di
Banten. daerah pesisir-pesisir ke-
c. Melakukan wawancara pulauan yang dilatarbelakangi
mendalam terhadap be- oleh adanya jalur pelayaran
berapa masyarakat se- dan perdagangan. Kota pada
kitar, tokoh-tokoh dasarnya adalah suatu
masyarakat dan wisata- pemukiman tempat men-
wan. jalankan kewajiban agama dan
2. Analisis Data sosialnya secara keseluruhan.
Analisis dilakukan dengan Oleh karena itu Kota Kuno
pendekatan deskriptif-kuali- Banten sebagai kota Islam
tatif dengan melakukan pada masa itu, juga mempunyai
deskripsi potensi, ke- beberapa fokus dalam bentuk
lemahan, peluang dan fisik dan pemilihan pusat kota
tantangan dalam melakukan berdasarkan beberapa per-
pengaturan ruang situs-situs timbangan seperti keamanan
dalam suatu kawasan. dan kemudahan mencari
Penataan ini mengacu sumber kehidupan. Keberada-
kepada UU RI No. 11 Tahun an komponen-komponen kota
2010 dengan menyesuaikan Kuno Banten yang masih
dengan kondisi di lapangan tersisa sebagai jejak-jejak
(letak geografis, kesediaan budaya masa lalu memberikan
lahan) dan kebutuhan nilai dan makna bagaimana
wisatawan dan masyarakat budaya yang berkembang pada
untuk kesejahteraan masa itu di kawasan ini.
masyarakat dan pelestarian Mengelola sumber daya ini
sumber daya budaya di dengan memunculkan nilai dan
kawasan Situs Kota Kuno makna budaya yang
Banten. terkandung merupakan potensi
bersama-sama dengan sumber
HASIL DAN PEMBAHASAN daya lainnya untuk
1. Potensi dan Sebaran meningkatkan pergerakan
Komponen Kota Kuno wisatawan nusantara. Pendit
(1999: 21) menerangkan bahwa
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 7
Subhanahu wa Ta’ala mem- pariwisata Kawasan Serang
punyai kharisma dan masih Utara. Menurut Peraturan
dihormati. Umat Islam berziarah Menteri Kebudayaan Dan
ke makam-makam tersebut Pariwisata No.
untuk mendoakan serta 37/UM.001/MKP/07 Tentang
sebagai bentuk rasa syukur Kriteria Dan Penetapan
atas ketauladanan dan jasa- Destinasi Pariwisata Unggulan,
jasanya dalam mengajarkan kriteria untuk penetapan
agama Islam. Di Indonesia destinasi pariwisata unggulan
banyak ditemukan situs-situs yaitu: 1). ketersediaan sumber
arkeologi yang masih daya dan daya tarik wisata, 2).
mempunyai nilai dan makna fasilitas pariwisata dan fasilitas
kekinian serta bersifat sakral umum, 3). aksesibilitas, 4).
baik dari masa Hindu, Budha kesiapan dan keterlibatan
maupun Islam, sehingga sangat masyarakat, dan 5. potensi
potensial dikembangkan untuk pasar. Untuk menjadikan
pembangunan destinasi wisata Kawasan situs Kota Kuno
budaya. Komponen-komponen Banten sebagai destinasi
Kota Kuno Banten terutama wisata budaya unggulan untuk
masjid dan makam-makam meningkatkan pergerakan
raja, ulama beserta kerabatnya wisatawan nusantara sudah
banyak dikunjungi oleh mempunyai ketersediaan sum-
wisatawan dengan tujuan untuk ber daya dan daya tarik wisata
melakukan perjalanan religious berupa komponen-komponen
dengan berbagai aktivitas religi kota kuno terutama Masjid
dan keagamaan. Agung dan makam-makam
Dalam Rencana Induk raja, ulama dan tokoh-tokoh
Pengembangan Pariwisata agama lainnya. Kawasan ini
Provinsi Banten (Diparsenibud, juga sudah memiliki
2004) pengelompokan (cluster- aksesbilitas yang baik serta
ing) obyek-obyek wisata yang mempunyai potensi pasar yang
ada di daerah ini telah tinggi terutama bagi wisatawan
ditetapkan sebanyak 18 religi untuk umat muslim.
kawasan pengembangan pari- Ketersediaan sumber daya dan
wisata yang tersebar di seluruh daya tarik wisata di kawasan ini
kabupaten/kota. Kawasan situs berupa komponen-komponen
cagar budaya Kota Kuno kota Kuno Banten yaitu:
Banten dalam bentuk
komponen-komponen kota 1.1 Masjid Agung Banten
kuno Banten dalam rencana Lama
induk ini masuk dalam katagori Masjid Agung dan masjid
wisata budaya dan berada lainnya, Masjid Agung Banten
dalam kawasan pengembangan berdiri di sebelah Barat Alun-
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 9
1.3 Makam Sultan dan mengecil. Tipe ini ditemukan
Kerabat Sultan pada makam di sebelah
Komplek makam ini tidak kanan makam Maulana
terkonsentrasi di satu tempat, Hasanuddin.
tetapi tersebar di beberapa c. Tipe berbentuk segi lima,
wilayah di sekitar kawasan bagian kaki, badan dan
Kesultanan Banten. Beberapa puncaknya menyatu dan
kompleks makam yang ada di ditemukan pada makam
kawasan ini adalah yaitu: Pangeran Aglingkusumah
Komplek Makam Kenari berada yang ada pada bangunan
di kampung Kenari, Komplek Tiyamah (Dinas Pendidikan
Makam di Masjid Banten, Provinsi Banten, 2007: 107-
berada di sebelah utara 110).
lingkungan masjid Agung,
makam-makam di di
Kasunyatan, berada di dalam
dan luar masjid, dan Makam 1.4 Keraton Surosowan
Pangeran Mas, terletak di Keraton merupakan
pangkalan. Dari semua kumpulan bangunan tempat
komplek makam ini, maka tinggal raja dan keluarganya,
ditemukan beberapa tipe nisan dan pada umumnya juga
yaitu: dijadikan sebagai pusat
a. Tipe yang memiliki bentuk kerajaan.Keraton pada masa
kijing berundak dua, bagian lalu berfungsi sebagai pusat
kaki dari nisan terdiri dari kegiatan politik, ekonomi,
plipit halus dan bingkai social, serta budaya.Secara
lengkung dua tingkat. kosmologis dan religio-magis
Sementara bagian bawah keratin juga merupaka pusat
terdapat panil di empat sisi kekuatan gaib yang
di empat sisi berinskripsi berpengaruh pada seluruh
huruf Arab dan beratap lima kehidupan masyarakat.
tingkat. Tipe ini ditemukan di Keraton ini berdiri pada abad
makam Maulana ke-17 (1552-1570) dan
Hasanuddin. menurut sumber sejarah
b. Tipe yang tidak memiliki dinding keraton tingginya
hiasan (polos), penampang sekitar 2 meter dan lebar 5
bagian badan berbentuk meter. Panjang pada sisi
segi empat, bagian puncak timur dan barat adalah 300
bertingkat tiga, dua tingkat meter, sedangkan bagian
berbentuk lengkung sem- utara dan selatan adalah 100
purna dan bagian atas meter.Luas keseluruhan
kembali berpenampang yang dibentengi adalah tiga
empat persegi dan makin hektar dan terdapat bastion
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 11
Dewi Kwan Im berkerudung
merah yang terbuat dari
kayu berwarna hitam.
Awalnya, kelenteng ini
berada di Desa Dermayon,
sebelah selatan Mesjid
Agung Banten, Serang.Baru
sekitar 1774 M dipindahkan
ke Kampung Pamarican.
(Dinas Pendidikan Provinsi
Banten, 2007: 118-119). Gambar 2:
Benteng Spelwijk salah satu
komponen kota tua Banten Lama
1.6 Benteng Spelwijk (Dok. BPCB Serang, 2015)
Merupakan satu-satunya
peninggalan struktur bangun- Dari data sejarah
an yang di buat oleh Belanda disebutkan, di benteng ini
ketika Kesultanan Banten dahulu terdapat jembatan
masih berdaulat. Nama gantung yang meng-
Speleijk diambil dari nama hubungkan pintu gerbang
Gubernur JendralVOC, utama di Utara dan beberapa
Cornelis Jansz Speelman pintu gerbang lainnya, rumah
(1681 – 1684) dan didirikan komandan, kantor ad-
oleh VOC pada tahun 1685 – ministrasi, dan gereja. Di
1686 dengan arsitek bagian atas tembok terdapat
Hendrick Lucas Cardeel. jendela-jendela penembak
Kedudukan benteng berada yang berfungsi sebagai
di sudut Utara Kota Banten peletak meriam tembak dan
Lama dan langsung di luar sisi Selatan terdapat
berhadapan dengan laut komplek pemakaman orang-
dengan pintu utama terdapat orang Belanda (VOC). Pada
di tembok sisi Utara. Di masa pemerintahan
bagian barat benteng Gubernur Jenderal Daendels
terdapat bastion, anak atau sekitar tahun 1811
tangga yang terbuat dari benteng ini mulai diting-
batu dan sebuah menara galkan yang disebabkan
pengintai. Tembok yang karena politik dan keamanan
melintangi platform bastion (Michrob, 1993:320).
adalah bekas tembok tertua
dari Kota Banten yang 1.7 Pelabuhan Karangantu
langsung mengarah ke Sejak abad XVI
pantai yang pada bagian Karangantu menjadi pasar
ujungnya terdapat bolwerk dan Bandar internasional
(kubu pertahanan awal). utama untuk Indonesia
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 13
Artefak yang disimpan di Penyeringan Putih, dan
halaman yaitu artefak Pengindelan Emas atau
Meriam Ki Amuk dan juga Penyaringan Emas (Dinas
alat penggilingan Lada. Alat Pendidikan Provinsi Banten,
penggilingan lada yang 2007: 113-114).
terbuat dari batu padas yang
sangat keras telah hancur 1.10 Meriam Ki Amuk
menjadi beberapa bagian. Meriam ini terbuat dari
Pada zaman dahulu Banten tembaga dengan tulisan arab
memang dikenal sebagai yang panjangnya sekitar 2,5
penghasil lada, itulah yang meter dan merupakan
menyebabkan Belanda bantuan dari Ottoman Turki.
datang ke Banten, salah Konon Meriam Ki Amuk
satunya ingin menguasai memiliki kembaran yaitu
produksi lada. Meriam Ki Jagur yang saat
ini tersimpan di halaman
1.9 Danau Tasikardi belakang Museum Fatahillah
Danau ini terletak tidak Jakarta. Meriam ini me-
jauh dari Istana Kaibon, rupakan hasil rampasan dari
Konon, danau tersebut tentara Portugis saat ingin
luasnya 5 hektare dan menguasai Kota Banten.
bagian dasarnya dilapisi oleh Meriam ini semula terletak di
batu bata, Pada masa itu Pelabuhan Karangantu dan
danau ini dikenal dengan sempat ditempatkan
nama "Situ Kardi" yang tenggara alun-alun. Pada
memiliki sistem ganda, selain meriam tersebut terdapat
sebagai penampung air di Ci tiga buah prasasti berbentuk
Banten yang digunakan lingkaran dengan huruf dan
sebagai pengairan Bahasa Arab yang
persawahan, danau ini juga bertuliskan “Akibatulkhoir
dimanfaatkan sebagai salamatn Iman” yang
pasokan air bagi keluarga mengandung arti
keraton dan masyarakat “Kesuksesan puncak adalah
sekitarnya. Air dialirkan dari keselamatan iman.” Dan
pipa-pipa yang terbuat dari terdapat tulisan La Fataa ila
terakota berdiameter 2-40 ‘ali, La sifaa ila zulfikar,
cm. Sebelum digunakan air Ashbir ala taqwa dahran
danau harus disaring dan yang mengandung arti
diendapkan di penyaringan “Tiada jawara kecuali ‘ali,
khusus yang dikenal dengan tiada golok kecuali zulfikar,
Pengindelan Abang atau bersabarlah dalam taqwa
Penyaringan Merah, sepanjang masa”. Guna
Pengindelan Putih atau memudahkan membawa
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 15
terutama pemerintah (pusat edukatif, apresiatif, tujuan
dan daerah). Keterlibatan aktivitas religi, dan fungsi sosial
masyarakat atau komunitas, masyarakat. Penataan ruang
pelaku usaha (swasta), ini sangat penting dilakukan
akademis, dan media harus untuk membenahi kondisi
selalu sinergi dan bertahap kawasan saat ini, dimana
untuk melakukan upaya belum ada pemanfaatan tata
pengembangan dan penge- ruang tepat. Kondisi ini
lolaan kawasan dengan menyebabkan kawasan ini
melakukan koordinasi, kajian, terkesan kumuh karena belum
komunikasi, perencanaan adanya penataan pedagang
sampai evaluasi secara lintas kaki lima, ketersediaan toilet
stakeholder. Sesuai Perda dan air bersih, dan lahan parkir,
Nomor 6 tahun 2011 tentang rambu-rambu petunjuk
Rencana Tata Ruang Wilayah arah/jalan, dan papan
(RTRW) Kota Serang tahun informasi. Kondisi ini sangat
2010 – 2030, strategi untuk mengancam pelestarian cagar
mengembangkan dan menata budaya baik sebagai atraksi
kawasan situs Kota Kuno wisata maupun sebagai
Banten sebagai destinasi warisan budaya, masyarakat
wisata budaya meliputi lokal, pelaku usaha maupun
merevitalisasi dan menata wisatawan. Dengan menata
kawasan, mempertahankan kembali fungsi ruang secara
dan melestarikan, mengaman- otomatis akan meningkatkan
kan situs-situs cagar budaya, pergerakan wisatawan se-
dan mengembangkan atraksi kaligus menguatkan ke-
dan sarana prasarana munculan nilai dan makna
pariwisata. Dalam menjalankan budaya yang terkandung
strategi ini sangat mendesak sehingga wisatawan men-
diperlukan pengelolaan dapatkan informasi dan
kawasan, dengan menjabarkan pengetahuan yang optimal.
tugas dan fungsi dari masing- Begitu juga dengan masyarakat
masing stakeholder termasuk yang berkunjung dengan tujuan
dalam pemanfaatan ruang melakukan aktivitas religi akan
untuk tujuan meningkatkan lebih khusuk dalam me-
pergerakan wisatawan dan laksanakan ibadahnya.
pelestarian. Untuk me- Bentuk-bentuk pengelola-
ningkatkan pergerakan wisata- an cagar budaya ini harus
wan maka yang perlu melibatkan masyarakat yang
diperhatikan adalah adanya ada di sekitar situs, agar
penataan ruang untuk mereka juga menjadikan cagar
pemanfaatan destiasi wisata budaya sebagai sumber daya
dengan tujuan rekreasi, ekonomi untuk men-
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 17
untuk pengembangan ilmu pe- dukung pariwisata harus sesuai
ngetahuan dan ekonomik dengan tata letak,fungsi sosial
melalui kepariwisataan. Ketiga sekaligus untuk perlindungan
kepentingan tersebut pada cagar budaya itu sendiri. Dalam
dasarnya tidak dapat UU No.11 tahun 2010 Tentang
dipisahkan secara tegas Cagar Budaya pelindungan
(Cleere, 1989: 9-10). Dalam adalah upaya mencegah dan
UU No.11 tahun 2010 Tentang menanggulangi dari kerusakan,
Cagar Budaya pada pasal 85 kehancuran, atau kemusnahan
ayat 1) Pemerintah, Pemerintah dengan cara Penyelamatan,
Daerah, dan setiap orang dapat Pengamanan, Zonasi, Pe-
memanfaatkan Cagar Budaya meliharaan, dan Pemugaran
untuk kepentingan agama, Cagar Budaya. Sementara itu
sosial, pendidikan, ilmu Zonasi adalah penentuan
pengetahuan, teknologi, ke- batas-batas keruangan Situs
budayaan, dan pariwisata. Cagar Budaya dan Kawasan
Pemanfaatan yang dimaksud Cagar Budaya sesuai dengan
disini adalah pendayagunaan kebutuhan.
Cagar Budaya untuk ke- Dari beberapa model pe-
pentingan sebesar-besarnya mintakatan (zoning), maka
kesejahteraan rakyat dengan sistem sel (cell system) atau
tetap mempertahankan ke- cluster dapat di terapkan di
lestariannya. kawasan ini. Model ini
Di kawasan situs Kota dilakukan dengan penarikan
Kuno Banten terdapat garis-garis batas pada masing-
beberapa situs yang masing- masing situs yang ada di
masing berdiri sendiri seperti kawasan ini. Situs-situs di
situs kompleks makam raja, kawasan ini dan dianggap
situs masjid, benteng, kraton, potensial serta mendesak untuk
museum situs, danau dll. dikembangkan adalah situs
Pengelolaan kawasan ini untuk Masjid Agung, Menara, Makam
kepentingan pariwisata, agar Sultan dan Kerabat, Keraton
memberikan kenyamanan Surosowan, Benteng Spelwijk,
kepada wisatawan maka Museum Situs, dan Keraton
diperlukan beberapa sarana Kaibon.
prasarana pendukung seperti Masing-masing situs ini
aksesibilitas, atraksi dan menjadi sel sehingga di
amenitas. Dalam mewujudkan dalam kawasan terdapat
kawasan situs sebagai beberapa sel. Begitu juga
destinasi wisata yang nyaman dengan penataan fungsi dari
dan tetap menjaga pe- masing-masing peruntukan
lestariannya, maka dalam lahan yang secara konsepsi
membangun fasilitas pen- di bagi dalam empat yaitu
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 19
terkonsentrasi pada satu situs. situs dan secara langsung
Sementara itu, pada zona menjaga kelembaban suhu di
penyangga merupakan lahan sekitar cagar budaya dan situs.
tata hijau (green belt) yang Zona ketiga adalah zona
menciptakan panorama indah pengembangan, dimana pada
dapat ditanam berbagai zona ini sudah dapat dibangun
tanaman hias, tanaman khas berbagai fasilitas untuk
daerah Banten atau berbagai mendukung dan memenuhi
jenis tanaman yang mempunyai kebutuhan wisatawan seperti
nilai sejarah dalam per- toko-toko souvenir, dan
kembangan Kesultanan Banten kebutuhan lainnya. Pe-
seperti lada dan tanaman manfaatan kawasan situs Kota
rempah-rempah lainnya. Zona Banten Kuno sebagai destinasi
penyangga dengan areal yang wisata sangat diperlukan
lebih luas mengingat lahan ini aksesibilitas baik yang
sekaligus berfungsi sebagai menghubungkan antar situs
hutan lindung. Lahan ini dapat atau menuju kawasan situs.
menjadi lahan tata hijau (green Dengan sistem zoning tentunya
belt) selain dengan tujuan untuk akan dapat dibedakan antar
keindahan juga dapat di tanam akses untuk tujuan wisata
beberapa jenis tanaman khas dengan aktivitas masyarakat
yang sudah langka atau umum yang ada di sekitar situs.
tanaman yang mempunyai Di kawasan ini belum tertata
keterkaitan dengan sejarah dan dibedakan akses untuk
atau mitos pertumbuhan tujuan kedua ini, sehinga masih
Kesultanan Banten. Pada lahan terkesan tidak rapi dan tertata.
ini dapat didirikan bangunan Dalam pembangunan
kecil sebagai pos atau tempat pariwisata sangat diperlukan
berteduh. Dengan demikian ketersediaan fasilitas dasar
mintakat ini dapat mempunyai sebagai penunjang dan untuk
beberapa fungsi yaitu sebagai menjaga kenyamanan dan
penyangga atau pelindung keamanan wisatawan. Pe-
situs, sebagai tempat rekreasi nyediaan fasilitas dasar ini
dan studi (khususnya seperti: fasilitas kesehatan, air
biologi/tanaman langka) dan bersih, listrik, pengelolaan
sekaligus meningkatkan limbah, keamanan, pusat
penyerapan air tanah.Taman informasi, restoran dan rumah
hijau ini juga mempunyai fungsi makan, serta toko souvenir
ganda yaitu sebagai per- tentunya dapat dibangun dan
lindungan secara fisik karena disediakan pada zona
dapat mengurangi fluktuasi pengembangan atau zona
udara sehingga dapat ikut penunjang. Sementara kondisi
mengontrol suhu di lingkungan saat ini, toko-toko souvenir,
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 21
Dengan pengelolaan sistem Modern World (pp. 1-19).
zoning ini, akan dapat London: Unwin Hyman.
mengurangi kesan kumuh, Djaenuderajat, Enjat, dan
warisan budaya lebih Juliadi. (2001). Catatan
terlindungi sehingga tidak Jejak Peninggalan
terancam kelestariannya, dan Purbakala Sebelum
wisatawan dapat dengan Islam di Daerah Banten,
nyaman dan aman dalam Serang: Suaka Pe-
melakukan aktivitas religi ninggalan Sejarah dan
maupun tujuan lain seperti Purbakala. Banten.
edukasi dan rekreasi. Kawasan Graff.H.J de dan
yang tertata dengan baik, akan Th.G.Th.Pigeaud.
dapat meningkatkan per- (1985). Kerajaan-
gerakan serta distribusi Kerajaan Islam di Jawa.
wisatawan sehingga ber- Jakarta: Grafiti Pers.
dampak langsung pada Guillot, Claude dkk. 1996/1997.
kesejahtraan masyarakat. Banten Sebelum Jaman
Rekomendasi dari pe- Islam. Jakarta: Depdikud
nelitian ini dibutuhkannya Koentjaraningrat. (1990).
penyusunan sinergitas Master- Sejarah Teori
plan dan koordinasi dari semua Antropologi II. Jakarta:
Stakeholder terkait Penataan UI Press
kawasan. Hal ini diperlukan Mundarjito. (2006) Strategi
agar Kawasan Situs Kota Kuno Pengembangan dan
Banten berkembang menjadi Pemanfaatan Kawasan
destinasi wisata budaya yang Candi Borobudur:
memunculkan nilai budaya dan Pendekatan Integratif
memberikan kenyamanan dan Partisipatif. Makalah
kepada wisatawan, sehingga disampaikan dalam
dapat meningkatkan per- Seminar Nasional
gerakan wisatawan nusantara Strategi Pengembangan
sangat diperlukan. Kebudayaan dan
Kepariwisataan Nasional
DAFTAR PUSTAKA Ke Depan. Badan
Buku Pengembangan
Cleere, Henry. (1989). Sumberdaya,
Introduction:The Departemen Ke-
Rationale of budayaan dan
Archaeological Heritage Pariwisata. Jakarta
Management. Dalam Michrob.Halwany. (1993).
Henry F.Cleere (ed) Catatan Masa Lalu
Archaeological Heritage Banten. Serang:
Management in the Saudara
Ni Komang Ayu Astiti: Pengolahan Kawasan Situs Kuno Banten Sebagai Destinasi Wisata
Budaya Untuk Meningkatkan Pergerakan Wisatawan Nusantara
halaman: 1 – 26 23
24 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016