Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937


Vol. 6 No 1, 2018

Elemen Budaya Sebagai Daya Tarik Wisata Di Desa Wisata Pengotan, Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
INengah Edi Santika a, 1, Ida Ayu Suryasih a,2
¹edisantika612@yahoo.com, 2idaayusuryasih@unud.ac.id
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia


Abstract
Pengotan Tourism Village has unique culture that being a typical of the village itself. But, Pengotan Tourism
Village isn’t known widely yet. The development which is not optimum and many obstacles make it happen. Based on
that problems, this research aims to identify the cultural potentials, of Pengotan Tourism Village as a culture based
tourism village in Bangli Subdistrict, Bangli Regency.
The method that used in this research especially on analyzing the data is qualitative descriptive analysis to
determine the potentials and the obstacles of development. The datas are collected through observation, interviews,
literature study, and documentation. The informants are determined using purposive sampling technique.
The result of this research is Pengotan Tourism Village has many potentials that can make it as a tourist
attraction in Bangli Regency. The potentials are cultural such as handicrafts, tradition, history of Pengotan,
architecture, arts and musics, community livelihood, religion, and language.

Keywords : potential culture , Pengotan Tourism Village, Tourist Attraction

I. PENDAHULUAN menjadikan daya tarik wisata budaya tersebut
Indonesia memiliki karakteristik menarik untuk dikunjungi wisatawan.
kebudayaan dari masyarakat yang berupa Desa Wisata Pengotan adalah desa
kesenian, adat istiadat, mata pencaharian wisata di Bangli dan telah mengantongi
maupun kehidupan sehari-hari yang memiliki SuratKeterangan DesaWisata serta menjadi
potensi kewisataaan (Maharini dan Arida, bagian dari KSPN Ubud. Sehingga kesempatan
2014). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan untuk dapat berkembang menjadi terbukalebar.
bahwa Bali memiliki sekitar 1,5% atau sekitar Selain harus mempersiapkan segala bagian
3.094.000 jiwa dari 1.340 suku bangsa yang kepariwisataan seperti atraksi, akses, fasilitas
terdapat di Indonesia pada tahun Tahun 2016. dan amenitas serta harus mempunyai aktor
Keberadaan suatu suku bangsa tentu memiliki intelektual sebagai motor untuk mengarahkan
kebudayaan yang diwariskan kepada generasi rancangan sesuai dengan karakteristik desanya.
mudanya. Seperti halnya suku Bali yang Aktori ntelektual diharapkan mampu
mewariskan kesenian adat dan budayanya. mengarahkan keadaan kepariwisataan yang
Kepariwisataan Bali tidak lepas dari mengakibatkan reaksi berantai seperti
kebudayaan di Bali yang dijadikan atraksi bagi penguatan budaya dan lokal.
wisatawan. Namun kurangnya perhatian yang
Kabupaten Bangli adalah salah satu diberikan oleh stakeholder di Kabupaten Bangli
kabupaten di Bali yang memiliki sejumlah daya dalam memanfaatkan potensi kebudayaan di
tarik wisata yang telah dikenal oleh wisatawan. Desa Pengotan membuat perkembangannya
Banyak dari daya tarik wisata tersebut berbasis tersebut menjadi terhambat.
budaya sebagai atraksi utama seperti Desa Berdasarkan hal tersebut diperlukan
Penglipuran yang memiliki arsitektur penelitian terkait potensi wisata budaya yang
tradisional dan hutan-bambunya, Pura Kehen dimiliki Desa Wisata Pengotan. Hal tersebut
yang memiliki arsitektur bangunan tradisional menjadi penting untuk diangkat karena
dan salah satu pura tua di Kabupaten Bangli, pengenalan potensi yang dimiliki suatu daya
Desa Terunyan denganatatanan pemakaman tarik wisata dapat meningkatkan minat dari
jenazah tidak sama dari tempat lainnya jenazah stakeholder maupun wisatawan untuk
diletakkan dibawah Pohon Taru, dan Desa mengembangkan dan berkunjung ke daya tarik
bBayung gGede yang memiliki lokasi wisata tersebut.
pemakaman ari-ari sebagai atraksi wisata
budaya di Bangli. Keanekaragaman budaya
yang dimiliki oleh Kabupaten Bangli

31
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
II. TINJAUAN PUSTAKA Jenis dan sumber data dalam penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa ini menggunakan jenis data kualitatif, seperti:
pedoman konsep dan teori untuk menganalisis hasil wawancara dengan aparatur desa dan juga
data yang didapat di lapangan, yaitu: masyarakat lokal untuk mengetahui 10 elemen
budaya yang ditulis dengan deskriptif, sejarah
1. Konsep potensi wisata : menerangkan dan gambaran umum lokasi penelitian, jenis
bahwa potensi wisata adalah berbagai data kuantitatif seperti jumlah penduduk Desa
sumber daya yang terdapat di sebuah Pengotan, pekerjaan masyarakat lokal jumlah
daerah tertentu yang bisa kunjungan wisatawan dan dua sumberddata
dikembangkan menjadi atraksi wisata yaitu sumberddatapprimer serta sumberddata
(Pendit, 1999). sekunder (Moleong, 2012). Dalam
pengumpulan data menggunakan empat teknik,
2. Konsep desa wisata : merupakan suatu yaitu: observasi wawancara, studi kepustakaan,
bentuk integrasi antara atraksi, dan dokumentasi. Untuk menentukan informan
akomodasi dan fasilitas pendukung menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
yang disajikan dalam suatu struktur peneliti menetapkan lebih awal siapa saja yang
kehidupan masyarakat yang menyatu menjadi sampelnya, dan menyebutkan
dengan tata cara dan tradisi yang statusnya masing-masing sesuai dengan
berlaku, desa wisata biasanya memiliki keinginan dan tujuan peneliti (Mukhtar, 2013).
kecenderungan kawasan pedesaan yang Teknik analisis data dalam penlitian ini
memiliki kekhasan dan daya tarik menggunakan teknik analisis data deskriptif
sebagai tujuan wisata (Wiedu, 1993). kualitatif yaitu dilakukan dengan langkah
bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
3. Konsep pariwisata bbudaya : mencari dan menemukan pola, menemukan apa
merupakan jenis kepariwisataan yang yang penting dan apa yang dipelajari, serta
menggunakan potensi budaya sebagai memutuskan apa yang dapat diceritakan
daya tarik wisata dominani sekaligus kepada orang lain berdasarkan data yang
memberikan identitas bagii didapatkan (Moleong, 2012).
pengembangani ipariwisata tersebut
(Geriya, 1995). Shaw dan William, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(1997) mendefinisikan bahwa kegiatan Desa Wisata Pengotan berjarak sejauh
pariwisata memiliki 10 elemen budaya 57 km dari Kota Denpasar dengan waktu
yang menjadi daya tarik wisata yaitu; tempuh sekitar dua jam. Desa wisata ini
kerajinan, tradisi, sejarah dari suatu lokasinya berada sekitar tujuh kilometer ke
tempat, arsitektur, makanan tradisional, selatan dari arah Penelokan yang menjadi daya
seni tari dan musik, cara hidup tarik utama wisatawan di Bangli.
masyarakat setempat, agama, bahasa, Sejarah Desa Wisata Pengotan berawal
dan pakaian adat tradisional. dari diserangnya Desa Pemuteran Karangasem
oleh Kerajaan Panji Sakti. Sebagian masyarakat
III. METODE Desa Pemuteran menyelamatkan diri ke daerah
Penelitian ini dilakukan di Desa Pengotan, Kerajaan Bangli. Setelah lama menetap di
Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Kerajaan Bangli, warga Desa Pemuteran
Bali. Adapun ruang lingkup penelitian yang akhirnya diberikan lahan untuk dijadikan
digunakan yaitu mengidentifikasi potensi tempat tinggal di utara Kerajaan Bangli.
wisata budaya yang dimiliki oleh Desa Wisata Sampailah warga Desa Pemuteran di hutan
Pengotan terkait dengan 10 elemen budaya yang banyak ditumbuhi pohon lateng dan juga
yang diantaranya adalah kkerajinan, ttradisi, banyak hewan pemakan kayu. akhirnya di
ssejarah dari suatu berilah nama Pengotan oleh Raja Bangli saat itu.
tempat/daerah,aarsitektur,mmakanan Desa Wisata Pengotan belum memiliki
tradisionalnya, senii dan musikk, carahidup lembaga atau organisasi yang mengatur
masyarakat,aagama, bbahasa, pakaian kegiatan pariwisata di Desa Wisata Pengotan
ttradisional yang memiliki peluang untuk seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Kegiatan pemeliharaan lingkungan dilakukan
secara bergiliran oleh sekaa teruna-teruni (para

32
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
pemuda dan pemudi) setiap banjarnya. Jumlah serta bokor lumayan rumit serta memakan
penduduk yang terdapat di Desa Wisata waktu yang panjang.
Pengotan berjumlah 3.824 orang yang terdiri Dulang dan bokor biasanya dibuat dari
dari 1.952 orang pria dan 1.872 orang wanita kayu jati, pohon nangka, ataupun pohon
serta terdiri dari 1.011 kepala keluarga (KK). cempaka. Memahat ukirannya merupakan
Pertanian menjadi mata pencaharian hal yang paling sulit. Namun kedetailan
utama di Desa Wisata Pengotan tercatat dan kerumitan pahatan menunjukan nilai
sebanyak 1.830 jiwa bergantung pada sektor yang semakin tinggi.
pertanian. Mata pencaharian lainnya adalah Tahapan pembuatan dulang dan bokor
peternakan 1.073 jiwa, swastaa 38 jiwa, dapat menarik wisatawan. Wisatawan
pegawainegeri 11 jiwa, wiraswasta 87 jiwa, dapat melihat cara pembuatan dulang
sopiri kendaraan umum 22 jiwa, dan 704 jiwa secara langsung yang dibuat oleh
IRT. masyarakat lokal di Desa Wisata Pengotan.
Sementara dalam sektor pariwisata 1.2 Keranjang
masyarakat belum memiliki kelompok sadar Keranjang adalah hasilanyamani dan
wisata, sehingga aktor intelektual atau elit dari umumnya dijadikan penampung barang
masyarakat lokal sendiri dalam hal pariwisata keprluan sehari-hari. Keranjag umumnya
belum terakomodir perannya dengan baik. dipergunakan sebagai penampung
Sebagai desa wisata, selain harus memiliki makanan hewan, hasilpaneni serta wadah
organisasi yang mendukung kegiatan sampah oleh masyarakat Desa Wisata
kepariwisataan biasanya memiliki akomodasi Pengotan. Desa Wisata Pengotan
yang dapat menunjang kegiatan kepariwisataan mengawali kerajinan keranjang oleh
yang berlangsung seperti penginapan. Selain kesadaran masyarakat untuk
dari Bali Woso yang merupakan usaha memanfaatkan bambu yang tersedia.
pariwisata swasta yang salah satunya Proses menganyam keranjang juga
menawarkan perkemahan, tidak ada lagi usaha dapat menarik wisatawan. Keranjang yang
pariwisata lainnya yang menawarkan dibuat di rumah tradisional yang berada di
akomodasi untuk wisatawan yang ingin pusat Desa Wisata Peengotan. Yang
menginap. Jika pariwisata di Desa Pengotan mempermudah wisatawan untuk
ingin maju dan berkembang maka harus menjumpai para pengrajin keranjang
memanfaatkan potensi yang dapat dijadikan tersebut.
identitas pariwisata di Desa Pengotan sendiri.
Sebagai contohnya adalah pariwisata budaya. 3. Tradisi
Potensi budaya yang dimiliki Desa Pengotan Tradisi adalah kebudayaan yang
dan dapat dijadikan sebagai hal yang menarik berakar dari kebiasaan kehidupannmasyarakat
untuk diperlihatkan maupun dijadikan atraksi terdahulu. Tradisi masyarakat Desa Wisata
wisata diantaranya adalah : Pengotan tersebut diantaranya;

1. Kerajinan 3.1 Pernikahan
Kerajinann adalah kebudayaan lokal Pernikahaniatau Meserah
berwujud barang yang diciptakan dengan merupakan bagian tahapan terakhir
tujuan sarana suatu kebudayaan maupun serangkaian tradisi perkawinan.
mempermudah pekerjaan. Rumah industri yang Fungsinya adalah pembersihan dari
dimiliki masyarakat desa pengotan mampu kemalaan (ketidak bersihan) dari
menciptakan ragam kerajinan. Kerajinn pengantin tersebut sehingga
tersebut diantaranya : diperkenankan melangsungkan tradisi
1.1 Dulang dan Bokor kayu hingga selesai. Diadakannya pernikahan
Dulang dan Bokor adalah sarana untuk secara massal bertujuan untuk
mempermudah kegiatan upacara umat meringankan biaya pernikahan bagi
Hindu, kerajinan ini dibuat dari kayu. para pasangan pengantin. Pernikahan
Dulang dan bokor umumnya dipakai massal dilakukan dua kali dalam
sebagai wadahpersembahan setiap kali setahun yaitu pada saat sasih kapat
persembahan Hindu. Pengerjaan dulang (September-oktober) serta pada sasih
Kedasa (februari-maret). Keunikan dari

33
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
pernikahan massal tersebut adalah 3.3 BarisBabuan
pada proses meserah yang dilakukan di Baris Babuang merupakan tarian
Pura Desa adat pengotan. yangddipragakan oleh empat orang
pernikahan atau meserah dapat wakil darippPeduluandDesai, empat
menjadi daya tarik bagi wisatawan. orang wakil dari KrameBanjar, dan
Kegiatan yang sudah dijadwalkan dua keseluruhan anggota pemuda di desa.
kali dalam satu tahun tersebut memiliki Sarana yang digunakan dalam tarian ini
keunikan tersendiri. Tradisi yang adalah pelepahi dari pohonppisang.
dilakukan dalam meserah seperti Tradisi perang pelapah ditarikan
pelemparan kendi tanah liat, dan proses setelah matahari terbenam, tradisi
masuknya kepala keluarga ke dalam perang papah dapat menarik wisatawan
sistem lulu apad atau sistem senioritas karena tradisi perang papah hanya
dalam sistem kepemimpinan adat. terdapat di Desa Wisata Pengotan.
perang papah dilakukan secara
3.2 Kremasi/ Ngaben bersamaan dan bebas memukul peserta
Ngaben adalah prosesi pembakaran di sekitarnya dengan ketentuan tidak
jenazah dalam Agama Hindu yang boleh memukul di daerah kepala dan
diyakini sebagai kembalinya tubuh juga alat fitalnya.
tersebut kepada panca maha bhuta di
alam dan mengiringi jiwa tersebut 3.4 Ngusaba tegen
untuk menuju ke alam berikutnya. Ngusaba tegeni merupakn
Prosesi ngaben pada Desa Wisata serangkaian tradisi yangddiikuti oleh
Pengotan mngambiltanah dari atas semua banjarddi Desa Wisataa
lokasi penguburan keluargnya. Prosesi Pengotanaserta lokasinya berpusat
pengaben begitu singkat dan sederhana. pada areal iPuramDesa. Tradisi
Ngaben masal diadakan antara dua syukuran atas setahun musim
hingga tiga taun skali serta paneniyang baik. Tradisi dalam upacara
pelaksanaannya saat sasih kaulu hingga ini mempersembahkanibuah dan
sasih kasanga atau pada perkiraan penganan yang dibentuk menjadi bulat
Februari hingga pada BulannMaret. dengan bagian tengah mengoval.
Tradisi ngaben secara masal ini Masing-masing keluarga membuat
dilakukan ketika terdapat banyak orang sepasang persembahani, kemudian di-
yang akan diabenkan di Desa Wisata tegen dan digantung di lokasi upacara.
Pengotan sehingga jadwal ngaben masal Dalam tradisi ngusaba tegen juga
tidak dapat dipastikan. terdapat tradisi megibung atau makan
Ngaben masaldapat menjadi daya bersama.
tarik tersendiri bagi wisatawan. Ngaben Serangkaian upacara ini dapat
Masal dilakukan secara tradisional dan dijadikan sebagai salah satu potensi
sesuai aturan atau dresta yang atraksi budaya di Desa Wisata
dipercayai oleh masyarakat setempat. Pengotan. Ngusaba tegeni akan sangat
Proses membawa tetampihan atau memperkaya ragam aktifitas wisata
simbul dari mayat oleh keluara yang disajikan seperti saat pembuatan
dilakukan secara bersama-sama tegenan.
menjadi daya tarik tersendiri dalam
proses pengabenan. Proses menek 4 Arsitektur
medesa atau ahli waris yang mewakili Desa Wisata Pengotan memiliki
sebagai lulu apad Desa Adat pengotan landscape dengan arsitektur desa
juga terkesan unik karena ahli waris tradisional. Arsitektur tersebut adalah
hanya menggunakan kain Kamen dan rumahaadat yang memiliki pakem
Selendang sehingga terkesan tradisional tradisional kosalankosalii sebagai acuan tata
dan kuno. letak pembangunan rumah. Pakem tersebut
membuat kondisi rumah yang satu dengan
yang lain dari segi tinggi, jenis dan bentk
bangunan hampir mirip dengan yang

34
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
lainnya. pakem juga mengatur mengenai pariwisata atau dapat dijadwalkan
keberadaan bangunan seperti bale daja pementasannya agar menjadi hiburan
yang berfungsi sebagi tempat menyembah tetap di Desa Wisata Pengotan.
leluhur dan tempat tamu singgah, bale delod
dengan fungsi sebagai tempat keluarga 5.2 Tari-Baris
beristirahat, bale dauh sebagai tempat Tari baris umumnya adalah seni tari
membuat sarana upacara keagamaan. yang pagelarannya saat kegiatan
Selain arsitekturnya Desa Pengotan upacara menyembah Tuhan dalam
memiliki jalan yang menghubungkan antara masyarakat Hindu. Taribarisi umumnya
rumah-rumah warga dan pura. Landskap mengisahkan perang para
dengan menampilkan kesan desa di Bali pasukanprajurit. Senjata perang
yang tradisional tersebut cukup unik dan tersebut adalah tombak, perisai dan
berpotensi sebagai daya tarik Desa keris. Desa Wisata Pengotan memiliki
WisataaPengotani delapan jenis tari baris yang masih
Arsitektur landskap desai tradisional dipertahankan. Desa Wisata Pengotan
tersebut dapat menarik wisatawan, dimana memiliki delapan jenis tari baris, namun
landscape tersebut menyerupai Desa Wisata yang paling disakralkan dan populer
Penglipuran dengan tatanan desa adalah BarisDadap, dan Baris Blongsong
memanjang dan memiliki angkul-angkul dan hanya satu-satunya di bali yaitu:
sebagai pintu masuknya dan rumah yang
berderet memanjang menambah kesan a. Baris dadab : adalah baris tersulit
tradisional dari Desa Wisata Pengotan. dari delapan tari baris yang terdapat
Rumah tersebut juga dapat digunakan di Desa Wisata Pengotan. Penari
sebagai homestay bagi wisatawan yang wajib diiringi dengan tembang pada
berkunjung. pementasannya. Baris Dadab
memiliki gerakan yang halus dan
5. Senidtariddannmusiki mengalun mengikuti irama
Kebudayaan yang juga berkaitan tembang. Penari berjumlah delapan
erat dengan kegiatan masyarakat di Bali orang yang berasal dari keturunan
adalah seni tari dan juga musik. keluarga yang mahir dalam
Pertunjukan kesenian tersebut sarat akan menarikan baris ini. Baris dadab
nilai kebudayaan yang diberikan jiwa. Desa berpakaian lengkap seperti penari
Wisata Pengotoan mempunyai seni tari topeng pada umumnya, senjata yang
serta musik yang sering diselenggarakan dibawa adalah benda menyerupai
pada kegiatan keagamaan maupun perahu yang menyimbulkan
menghibur saat event tertentu. Kesenian keseimbangan dan rua binedha.
tersebut diantaranya adalah : Pementasan tari baris dadab hanya
5.1 Wayang Wong dapat dilihat pada saat upacara
Wayang wonge adalah seni tari yang agama tertentu di Desa Wisata
dipentaskan oleh sejumlah penari Pengotan.
dengan menggunakan atributmtopeng.
Kesenian tersebut menceritakan etos b. BarismBlongsongia: adalah baris
iRamayana. Pementasan umumnya dengan tombak paling panjang dari
diselenggarakan dengan menyingkat kedelapan tari baris yang ada.
serta mencari iinti darii etos Tombak tersebut panjangnya
Ramayanttersebut. sekitar lima meter. Baris blongsong
Wayangmiwongi adalah kebudayaan mengisahkan perwira yang
lampau keberadaannya tidak sering berwibawa. Tari Baris ini
dapat dilihat pada edaerahmlainnya. menggambarkan kedewasaan serta
iWayang wonge mempunyai kekhasan kemampuan perang yang baik. Baris
sendiri pada pagelarannya. Blongsong ditarikan oleh 12 orang
Pagelaran iWayang Wongeeyang dan diperankan oleh penari yang
sudah mulai langka ini dapat dijadikan memiliki keahlian serta melalui
atraksi wisata dalam kegiatan latihan yang panjang. Baris

35
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
blongsong adalah satu-satunya tari acara LobongPicnic di Desa Wisata
baris yang terdapat di Bali dan Pengotan.
berada di Desa Wisata Pengotan. Gandrung merupakan tari hiburan
Pementasan tari baris yang bagi masyarakat. Pementasan tari
terdapat di Desa Wisata Pengotan gandrung masih sering dilakukan
dilakukan pada saat hari tertentu meskipun tari gandrung sudah jarang
yaitu pada saat piodalan di Pura ditemui. Di Desa Wisata Pengotan
Tuluk Biyu dan tidak dipentaskan terdapat penari gandrung lanjut usia
salah satunya tetapi keseluruhan yang lebih menambah kesan tradisional
dari ke delapan soroh baris yang dari tari gandrung. Tari gandrung juga
ada. dapat dipentaskan serta sebagai
hiburan tetap dan terjadwal di Desa
5.3 Calonarang Wisata Pengotan.
Calonarang adalah cerita rakyat Bali
yang hingga kini masih dipentaskan 5.5 Gamelan Kokan
dalam pertunjukan seni. Calonarang Gambelan kokan adalah alat musik
memiliki berbagai kisah, kisah yang tradisional yang unik dan langka yang
paling populer adalah Katundung iRatna dimiliki oleh Desa Wisata Pengotan.
Manggalii. Calonarangi ini mengisahkan Gambelan kokan memiliki komposisi
Ratnaa iManggali yang dicerai karena yang sama dengan bleganjur umumnya.
sang wanita mempunyai seorang ibu Gambelan kokan memiliki ukuran yang
dengan kemampuan black magic beragam dan menimbulkan suara yang
bernama bhairawa pengiwa yang bervariasi. Ukuran kokan tersebut
menyembah Dewi Durga. Hal tersebut antara 50 cm hingga 1500cm. Pagelaran
membuat marah dari Calonarang hingga gambelan tersebut umumnya dapat
membuat kerajaan Kediri mengalami dilihat pada penyambutan tamupenting
musibah. Untuk menghentikan musibah dan pada pagelaran Pesta KesenianBali.
tersebut seorang pemuka agama Gambelan kokan dapat dijadikan
bernama Mpu Bharadah akhirnya atraksi wisata dan juga sebagai
bertarung dengan Calonarang tersebut. penyambutan wisatawan yang dapat
Pementasan Calonarang dapat masuk ke dalam paket tour. Selain itu
menarik kunjunagan wisatawan. dalam gambelan kokan juga dapat dijadikan
pementasan calonarang hanya atraksi tetap melihat gambelan kokan
dilakukan pada upacara tertentu saja. hanya ada sedikit di Bali.
Dan keunikan dari pementasan
calonarang adalah wisatawan dapat 5.6 Gong Gede
menyaksikan pementasan barong yang Gonge gedee termasuk kedalam
memiliki mata tiga yang hanya satu- gambelan madyaa fungsinya adalah
satunya terdapat di Bali yaitu di Desa sebagai pengiring kegiatan pemujaan
Wisata pengotan. Tuhan serta tarian seperti tari ibaris,
calnarang, dan sebagainya.
5.4 Gandrung Kelengkapan gambelan tersebut
Gandrung adalah pertunjukan meliputi seluruh instrumen gong
kesenian yang pagelarannya sulit perunggu Bali. Gong igede tersebut
ditemukan. Gandrungmadalah seni tari dipentaskan saat kegiatan dewa yadya
yang hampir mirip dengan joged dan pada pura terbesar di Desa Wisata
berfungsi sebagai penghibur. Selain Pengotan.
berfungsi sebagai hiburan, ada juga
Gandrungeyang sifatnya sakral serta 6. Cara hidup masyarakat
pementasannya dilakukan pada upacara Kebudayaan masyarakat Desa Wisata
agama. Untuk dapat melihat Gandrung Pengotan untuk cara hidupnya tidak berbeda
ini dipentaskan maka wisatawan dapat dari masyarakat perdesaan lainnya. Masyarakat
mengunjungi Bali Woso Camp pada tersebut mayoritas adalah petani. Sistem
pertaniannya masih tradisional karena masih

36
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
memiliki keterbatasan pengetahuan tentang warnasudra. Baasa kasar dipergunakan oleh
mekanisme pertanian. Hasil pertanian tersebut bangsawan terhadap kaum sudra, maupun
digunakan sebagai pendapatan ekonomi dan antara kaum sudra sendiri.
pemenuhan kebutuhan masyarakat . Kosa kata yang dimiliki penduduk
Masyarakat yang menggeluti bidang cukup singkat. Kosa kata tersebut lebih sering
pertanian lahan kering dapat menjadi daya memakai “a” sebagai pengganti huruf “e” pada
tarik pendukung dalam kegiatan pariwisata . akhiran setiap kata di Bali. Sebagai contoh kata
kegiatan pertanian menjadi atraksi wisata “lakar kije?” adalah kata pada bahasa bali
dimana wisatawan dapat langsung ikut serta umumnya yang memiliki arti “mau kemana?”
dalam kegiatan pertanian yang masih tergolong diucapkan “kal kije” di Desa Wisata Pengotan.
pertanian tradisional. Dialek ini menjadi ciri khas yang kental dan
sulit dihilankan dari masyarakat Desa Wisata
7 Agama Pengotan meskipun tengah merantau.
Masyarakat di Desa Wisata Pengotan Kedelapan elemen kebudayaan tersebut
mayoritas beragama Hindu dan memiliki merupakan kekhasan yang dipunyai Desa
tempat suci berupa pura. Desa tersebut iWisata Pengotani .Namun diantara delapan
tergolong pada Desa BalimAga. DesamBali elemen tersebut aarsitektur, ttradisi, dan sseni
Agammerupakan masyarakat tertua asli Pulau ttari dan musikk menjadi yang paling unik dan
Bali. Bali Ags diartikan sebagai orangBali yang potensial untuk dijadikan sebagai atraksi
berasal dari daerah gunung. Leluhur penduduk wisata berbasis budaya di Desa Pengotan.
Desa Wisata Pengotan berawal dari daerah
DesaPemuteran Kabupaten Karangasem dan V. SIMPULAN DAN SARAN
sejak dahulu dikenal sebagai Desa Bali Aga.
Desa Wisata Pengotan menganut agama A. Simpulan
hindu yang tidak terlepas dari kegiatan adat- Potensi budaya sebagai daya tarik
istiadat, upacara agama dan tradisi yang wisata yang dimiliki oleh Desa Wisata Pengotan
dimiliki Desa Wisata Pengotan. Seluruh mempunyai delapan elemen kebudayaan.
kegiatan agama yang dilakukan di Desa Wisata Kedelapan elemen kebudayaan tersebut
Pengotan berpotensi menjadi atraksi budaya merupakan kekhasan yang dipunyai Desa
bagi wisatawan. Desa Bali Aga juga menambah iWisata Pengotani. Namun diantara delapan
kesan tradisional yang memiliki kebudayaan elemen tersebut aarsitektur, ttradisi, dan sseni
yang kental dan masih dipertahankan. ttari dan musikk menjadi yang paling unik dan
potensial untuk dijadikan sebagai atraksi
8. Bahasa wisata berbasis budaya di Desa Pengotan.
Bahasa adalah serangkaian metode
berinteraksi yang dipakai oleh manusia dalam B. Saran
menyampaikan pesan seperti dengan simbol Saran yang diberikan sebagai masukan
visual maupun suara. Bahasa di masing-masing untuk pengembangan potensi budaya di Desa
tempat di Bali mempunyai logat unik pada Wisata Pengotan adalah Pemerintah melihat
setiap daerahnya. Perbedaan dialek tersebut kendala yang terjadi di Desa Wisata Pengotan
menjadikan kekhasan tersendiri bagi setiap dan membantu di dalam pengembangannya.
daerah asalnya. Bahasa Bali memiliki tingkatan Pemerintah Kabupaten Bangli diharapkan
bahasa yang dikenal sebagai sor singgih bahasa. melakukan promosi baik melalui sarana fisik
Adapun bahasa tersebut terdiri dari baasa maupun elektronik seperti website dan juga
kasar, baasa madya, dan baasa alus. Baasa alus memberikan pelatihan kepada masyarakat
dipergunakan pada acara resmi sepertihalnya lokal agar meningkatkan kualitas dan
rapat iadat, peminangan mempelai perempuan, kreatifitas sumber daya manusianya. Untuk
dan antara penduduk yang kastanya lebih pemerintah desa sebaiknya membentuk
rendah terhadap penduduk berkasta lebih Pokdarwis yang tugasnya optimalisasi
tinggi semisal antara masyarakat biasa dengan manajemen Desaa Wisata Pengotann
keturunan raja. Baasa madya dipergunakan Penduduk setempat diharapkan mampu
oleh penduduk kelas menengah sebagai contoh mengelola lingkungan pada rumah
antara pjabat dan bawahannya, dan antara tradisionalnya, dan teruntuk investor swasta
penduduk setempat dengan golongan diharapkan membantu Desa Wisata Pengotan

37
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
untuk dapat mengoptimalkan-kunjungan
wisatawan.
Peneliti berikutnya diharapkan mampu
menggali isu-isu strategis kepariwisataan di
Desa Wisata Pengotan untuk sumbangan
akademis dalam memanajamen desa wisata
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Geriya, Wayan. 1995. Pariwisata dan Dinamika
Kebudayaan Lokal, Nasional, Global. Denpasar :
Upada Sastra
Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Antropologi I. Jakarta:
Rineka Cipta.
Maharini, D.A Eka dan Sukma Arida. 2014. Keterlibatan
Masyarakat Dalam Mengelola Desa Wisata Pangsan
Di Kabupaten Badung. Jurnal Destinasi Pariwisata,
Vol. 2 No. 1.
Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif.
Jakarta : GP Press Group.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. PT. Pradya
Pratama. Jakarta
Putra, Darma dan I Gde Pitana.2010. Pariwisata Pro-
Rakyat. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata.
Shaw, G, and William, A. M. 1997. Critical Issue in Tourism.
Blackwell Publiser. Oxford
Suryawan, Ida Bagus., Suryasih Ida Ayu., dkk. 2016. Buku
Perkembangan dan Pengembangan Desa Wisata.
Bogor: Herya Media

38

Anda mungkin juga menyukai