net/publication/328217834
CITATIONS READS
15 2,147
1 author:
Priyanto Priyanto
Universitas Gadjah Mada
15 PUBLICATIONS 297 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Priyanto Priyanto on 08 March 2021.
dyah.s@ui.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi desa wisata sebagai daya tarik pariwisata budaya dan
menyajikan beberapa persoalan mendasar terkait keberadaan desa wisata budaya di Jawa Tengah.
Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara umum potensi desa wisata budaya di Jawa Tengah cukup banyak. Beberapa permasalahan yang
ada seperti belum optimalnya kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, promosi. Hal
tersebut dapat diatasi dengan peran serta aktif dari berbagai pihak terutama masyarakat desa wisata
budaya setempat
Kata Kunci: Desa Wisata, Daya Tarik Wisata, Wisata Budaya
Abstract
This study to unearth village tourism for culture attraction tourim and to show there are some basic
problem for existence village tourism in Central Jawa. The methodology was used qualitative research
method with descriptive analysis. The result of this stuy indicate that for general potential cultural
village tourism in Central Java is many. The problems that for like human resource, infrastructure &
facillity, promotion. The problems can be finish with active any other especialy the people from culture
village tourism.
Keywords: Village Tourism, Atraction Tourism, Culture Tourims
77
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
wisatawan. transportasi.
Salah satu jenis pariwisata di 2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa
antaranya adalah pariwisata budaya yaitu alam, seni budaya, legenda, makanan lokal,
kegiatan berwisata yang memanfaatkan dan sebagainya untuk dikembangkan
perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai obyek wisata.
sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini 3. Masyarakat dan aparat desanya menerima
dapat memberikan manfaat dalam bidang dan memberikan dukungan yang tinggi
social budaya karena dapat membantu terhadap desa wisata serta para wisatawan
melestarikan warisan budaya sebagai jati diri yang datang ke desanya.
masyarakat lokal yang memiliki kebudayaan 4. Keamanan di desa tersebut terjamin.
tersebut. Pendit, (1990) menyebutkan wisata 5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan
budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas tenaga kerja yang memadai.
dasar keinginan untuk memperluas 6. Beriklim sejuk atau dingin.
pandangan hidup seseorang dengan jalan Berhubungan dengan obyek wisata
mengadakan kunjungan ke tempat lain atau lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, Tidak hanya itu, untuk memperkaya obyek
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup dan daya tarik wisata di sebuah desa wisata,
mereka, kebudayaan dan seni mereka. Dewasa beberapa fasilitas dan kegiatan dapat
ini, pariwisata budaya berkembang dengan dibangun mulai dari :
cepat karena adanya tren baru di kalangan 1). Eco-lodge : Renovasi homestay agar
wisatawan yaitu kecenderungan untuk memenuhi persyaratan akomodasi wisatawan,
mencari sesuatu yang unik dan autentik dari atau membangun guest house berupa, bamboo
suatu kebudayaan. house, traditional house, log house, dan lain
Bentuk kegiatan wisata budaya salah satunya sebagainya.
adalah dengan mengunjungi desa wisata. 2). Eco-recreation : Kegiatan pertanian,
Pemahaman istilah desa wisata cukup pertunjukan kesenian lokal, memancing ikan
beragam. Nuryanti, Wiendu (1993) di kolam, jalan-jalan di desa (hiking), biking di
menyebutkan bahwa Desa wisata didefinisikan desa dan lain sebagainya.
sebagai bentuk integrasi antara atraksi, 3). Eco-education: Mendidik wisatawan
akomodasi, dan fasilitas pendukung yang mengenai pendidikan lingkungan dan
disajikan dalam suatu struktur kehidupan mengenalkan flora dan fauna yang ada di desa
masyarakat yang menyatu dengan tata cara yang bersangkutan.
tradisi yang berlaku. Penetepannya harus 4). Eco-research : Meneliti flora dan fauna
memenuhi persyaratan di antaranya: yang ada di desa, dan mengembangkan
1. Aksesibilitasnya baik, sehingga mudah produk yang dihasilkan di desa, serta meneliti
dikunjungi wisatawan dengan keadaan sosial ekonomi dan budaya
menggunakan berbagai jenis alat masyarakat di desa tersebut, dan sebagainya.
78
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
5). Eco-energy : Membangun sumber energi Wisata, 1740 hotel, 450 travel biro, 60
tenaga surya atau tenaga air untuk Eco-lodge. destinasi wisata, 460 kelompok sadar wisata.
6). Eco-development : Menanam jenis-jenis Beberapa desa wisata budaya dengan
pohon yang buahnya untuk makanan burung potensinya di antaranya adalah
atau binatang liar, tanaman hias, tanaman 1) Desa Wisata Budaya Kliwonan di wilayah
obat, agar bertambah populasinya. Kabupaten Sragen.
7). Eco-promotion : Promosi lewat media Dari aksesibilitas, desa wisata Kliwonan
cetak atau elektronik, dengan mengundang terletak 12 km dari sebelah selatan pusat
media massa. kota Kabupaten Sragen atau 15 km sebelah
timur laut kota Solo. Untuk mencapai
METODE PENELITIAN lokasi desa ini aksesnya dapat melalui jalan
Penelitian ini adalah penelitian raya Solo-Surabaya, melalui Museum
kualitatif. Data primer diperoleh dari Purbakala Sangiran, atau dari objek wisata
informan yang telah ditetapkan secara Waduk Kedung Ombo. Di sepanjang jalan
bertujuan. Data primer ini ditunjang oleh menuju lokasi desa wisata yang terletak 4
pengamatan lapangan. Sedangkan data km dari jalan raya Solo-Surabaya itu,
sekunder diperoleh dari dokumen penelitian wisatawan akan disuguhi pemandangan
yang sudah ada, studi kepustakaan dari buku- hamparan sawah menghijau. Wisatawan
buku terkait dan dan juga berbagai sumber tidak hanya dapat berbelanja busana dan
lain. Pengumpulan data dilakukan melalui kain batik karena tersedia banyak
pengamatan lapangan, wawancara, dan showroom penjualan batik.Wisatawan juga
diskusi dengan key informant dan pemangku dapat melihat proses pembuatan batik dari
kepentingan (stakeholder) terpilih untuk awal hingga akhir serta dapat menginap di
menjawab tema dari penelitian. homestay yang tersedia. Wisatawan juga
dapat belajar membatik hingga ikut
.HASIL DAN PEMBAHASAN berkotor-kotor melakukan pencelupan
1. Potensi Desa Wisata Budaya warna pada kain batik. Kombinasi suasana
Dari pengumpulan data yang alam pedesaan yang asri dan tawaran
dilakukan ke Dinas Kebudayaan dan produk budaya batik menjadi suguhan
Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, provinsi utama desa wisata Kliwonan ini.
tersebut memiliki banyak tempat alternatif
wisata seperti (wisata alam, wisata budaya,
wisata buatan) yang terdiri atas unggulan
nasional (Borobudur, Sangiran, Prambanan,
Pangandaran, Dieng), unggulan propinsi
(Rembang, Brebes, Dieng). Temuan lainnya
adalah di Jawa Tengah terdapat 145 Desa
79
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
80
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
4) Desa Wisata Budaya Samiran Kabupaten potensinya. Beberapa desa wisata budaya
Boyolali di daerah yang lain khususnya wilayah
Desa Samiran adalah sebuah desa Jawa Tengan tentu juga mempunyai sifat
yang terletak di antara gunung Merapi dan karakter tersendiri.
dan Merbabu, tepatnya di Kecamatan Selo, Jika mengacu pada persyaratan desa wisata
Kabupaten Boyolali dengan suhu udara budaya (Nuryanti, Wiendu, 1993),
yang relatif sejuk. Ditambah lagi dengan beberapa aspek telah terpenuhi seperti
alamnya yang hijau, keramahan aksesibilitas yang baik, memiliki obyek
masyarakat dan seni budayanya yang yang menarik, dukungan masyarakat,
masih dipertahankan hingga saat ini keamanan, ketersediaan akomodasi,
menjadi keunggulan yang tidak didapatkan beriklim sejuk dan dingin, berhubungan
di desa lain. dengan obyek lain yang sudah dikenal.
Tanah yang subur semakin Namun disisi yang lain terdapat berbagai
memperkaya potensi desa wisata budaya permasalahan.
yang bernuansa agraris melalui 2. Kualitas Sumber Daya Manusia yang
agrowisata. Wisatawan dapat memetik belum optimal.
sendiri aneka jenis sayur, seperti loncang, Wisatawan yang mengunjungi ke
wortel, bunga kol, brokole, sawi, labu, desa wisata budaya itu berharap akan
selada merah dan hijau di kebun-kebun dapat menikmati alam pedesaan yang
milik petani setempat. Selain itu sebagai masih bersih dan merasakan hidup
daerah penghasil susu, melihat atau disuasana desa dengan sejumlah adat
mencoba langsung proses pemerahan susu istiadatnya. Wisatawan tinggal bersama
akan menjadi pengalaman yang berkesan. penduduk, tidur dikamar yang sederhana
Pengamatan aktivitas vulkanik Gunung tapi bersih dan sehat, makanan tradisional
Merapi Pos yang berada di Puncak Bukit merupakan hidangan utama yang hendak
dapat menjadi kegiatan yang disajikan selama di desa wisata, wisatawan
mengesankan. Wilayah Selo, bahkan merasakan adanya kepuasan karena adanya
lereng dan puncak Gunung Merapi dapat penyambutan, dan pelayanan dari
dilihat dari lokasi ini. penduduk desa tersebut.
Desa Samiran juga memiliki kuliner Menurut Dinas Kebudayaan dan
khas, yakni jadah bakar yang terbuat dari Pariwisata Propinsi Jawa Tengah sebagian
beras ketan yang dibentuk kemudian desa wisata budaya masyarakat desanya
dibakar di atas bara api. Jadah bakar belum memiliki pengetahuan dan
nikmat disajikan hangat dengan serundeng keterampilan yang memadai dalam mengelola
gula jawa. Uraian tersebut di atas desa wisata budaya. Hal ini menjadi penting,
hanyalah beberapa contoh desa wisata sehingga pembekalan peningkatan
budaya unggulan dengan beberapa pengetahuan tentang pengelolaan desa wisata
81
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
82
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
infrastruktur seperti jalan raya yang layak wisata setempat sehingga dapat menjadi
untuk kegiatan pariwisata menuju desa kenangan untuk wisatawan yang pernah
wisata dan juga menyediakan rute berkunjung sehingga dapat dikenal oleh
perjalanan yang mengelilingi kawasan masyarakat luar.
desa wisata yang dapat memperlihatkan 4. Kendala Promosi Desa Wisata Budaya
kegiatan sehari-hari masyarakat sudah Desa wisata budaya di wilayah
barang tentu menjadi kebutuhan. Propinsi Jawa Tengah pada umumnya
Demikian juga dengan ketersediaan merupakan wilayah yang kaya akan ragam
transportasi khusus menuju ke obyek keunikan di desa, namun baik masyarakat
wisata yang belum dapat dijangkau oleh maupun pengelola destinasi belum optimal
wisatawan dan juga kondisi jalan yang dalam mempromosikan desa wisata
baik untuk kenyamanan perjalanan tersebut. Oleh karena itu diperlukan
wisatawan menuju ke obyek wisata media-media promosi dengan cara seperti
budaya. Terkait dengan ketersediaan membuat web tentang desa wisata budaya
infrastruktur yang layak, pemerintah juga dan juga bekerja sama dengan media-
telah mencangkan tahun 2016 sebagai media promosi yang ada.
tahun infrastruktur pariwisata.
Belum semua desa wisata budaya PENUTUP
optimal dalam menyediakan fasilitas Berbagai potensi desa wisata budaya di daerah
penginapan yang memadai. Penginapan Propinsi Jawa Tengah cukup banyak dan
yang dibutuhkan wisatawan yang telah terindentifikasi. Beberapa persoalan pun
menginap di desa wisata tidaklah harus muncul terkait dengan pengelolaan desa
penginapan yang mahal dan mewah, tapi wisata seperti belum optimalnya kualitas
minimal bersih, sehat dan harganya sumber daya manusia, belum optimalnya
terjangkau.nDiperlukan juga penyediaan sarana dan prasarana penunjang, dan kendala
rumah makan yang memberikan suasana dalam promosi. Permasalahan tersebut dapat
pedesaan, terjaga kebersihannya dan diatasi dengan kerja sama dari berbagai pihak,
menyajikan menu beecita rasa khas desa tidak hanya peran pemerintah, perguruan
wisata budaya setempat. tinggi dan lembaga swadaya masayarakat
Tidak kalah pentingnya adalah namun juga yang lebih penting adalah peran
ketersediaan toko souvenir yang menjual serta aktif dari masyarakat desa wisata budaya
hasil- hasil bumi ciri khas desa setempat, setempat.
hasil cindermata yang berciri khas desa
83
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap Desa Wisata Di Jawa Tengah
Priyanto,Dyah Safitri
Volume 4 Nomor 1 ,pp 76-84
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Gunn, Clare A. Tourism Planning. New York City : Taylor and Francis, 2002.
Hermantoro, Henky. Creative-Based Tourism: Dari Wisata Rekreatif, 2011.
Inskeep, Edward. Tourism Planning: An Integrated Sustainable Development, 1991.
Pitana, Gde. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset, 2009.
Yoeti, Oka. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa.Bandung, 1966.
Jurnal:
Safitri, Dyah, Priyanto. Proses Knowledge Transfer Pada Perajin Batik Tulis di Desa Wisata
Kliwonan Masaran Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Perpustakaan FIB UI Volume 5.
Nomor 1. Januari-Juni 2016.
Susyanti, Dewi Winarni. Potensi Desa Melalui Pariwisata Pedesaan. Jurnal Ekonomi dan Bisni,
Vol.12, No. 1, Juni 2013: 33-36.
Sumber lainnya:
Brosur. Desa Wisata Jawa Tengah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, 2016.
Calendar of Events. Jawa Tengah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah 2016.
Candi. Majalah Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah. Edisi 62 Januari-Maret 2016.
Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah, 2016.
Indonesia. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
84