BAB I
PENDAHULUAN
potensi wisata yang perlu untuk dikembangkan, wilayah yang memiliki Cagar
sebagai objek wisata lokal maupun mancanegara. Potensi alam dan sumber daya
Banyuwangi. Dari perjalanan manusia sejak dulu telah banyak dilakukan oleh
para pedagang dari berbagai negara di dunia, yang bertujuan untuk memenuhi
ekonomi dan kemajuan suatu bangsa juga telah mendorong orang untuk
lalu tentang aktivitas manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial serta lingkup
yang meliputi urutan fakta dengan penafsiran dan penjelasan (interpretasi) yang
memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu.1 Sejarah nasional sebagai unit
sejarah mengandung pengertian bahwa di bawahnya terdapat sub-sub unit dan sub
1
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, (Jakarta: Bhratara Karya, 1981),
p. 13.
1
2
unit itu adalah unit lokal atau daerah.2 Banyuwangi memiliki daerah-daerah
sebagai potensi wisata alam yang digemari oleh masyarakat dan perlu untuk
Dari dulu hingga saat ini, manusia selalu bergerak dan berpindah-pindah
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Ciri itu selalu tampak pada pola kehidupan
manusia baik sebagai bangsa primitif maupun modern. Pada hakikatnya moralitas
manusia merupakan salah satu sifat utama kehidupan manusia itu sendiri yang
tidak pernah merasakan puas dan tidak hanya terpaku pada suatu tempat dalam
dipenuhi semakin kompleks, di mana pada saat ini kegiatan perjalanan khususnya
perjalanan wisata yang merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk dapat
dipenuhi, terutama bagi penduduk dari negara-negara yang telah maju dan
Tema yang dipilih dalam karya ilmiah ini mengenai kepariwisataan dari
karya ilmiah ini, mengingat keberadaan dan potensi alam, budaya dan
merupakan bagian dari provinsi Jawa Timur dan sangat dekat dengan Bali yang
sudah dikenal sebagai daerah tujuan wisata internasional. Posisi seperti ini
2
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah,
(Jakarta: PT Gramedia, 1993), p. 35.
3
Manfaat dan peranan pariwisata bagi suatu wilayah, negara bahkan dunia
telah banyak diakui, sehingga pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang
mengikuti suatu hierarki. Kebutuhan muncul secara terpisah dan kebutuhan yang
paling dasar dapat dipuaskan terlebih dahulu sebelum mencapai kebutuhan yang
produk jasa pariwisata yang disediakan oleh masyarakat, dan permintaan produk
jasa pariwisata tersebut akan dapat meningkat apabila terjadi peningkatan jumlah
sebagai suatu aktivitas yang wajar dan akan diikuti, adanya pemenuhan
permintaan produk jasa pariwisata. Perjalanan tidak saja dilihat sebagai fenomena
dalam bentuk kunjungan sebagai salah satu tujuan, sedangkan dalam arti luas
adalah berbagai macam dorongan yang mempunyai pengaruh besar pada sendi-
sendi kehidupan orang dan masyarakat, antara lain bidang ekonomi, sosial
4
budaya, politik, dan lingkungan hidup.3 Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya kegiatan pariwisata yang memiliki sifat positif perlu dikembangkan secara
yang bersifat negatif bagi masyarakat sedapat mungkin dihindari, dikurangi atau
bahkan dihilangkan sama sekali. Kedua pengaruh tersebut selalu ada dan dapat
Nomor 9 Tahun 1990 wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata. Istilah pariwisata diperkenalkan pertama
pada tahun 1961. Istilah pariwisata dipakai resmi menggantikan istilah tourisme.
Istilah pariwisata belum dipahami banyak orang namun oleh para ahli bahasa dan
pariwisata Indonesia bahwa kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu pari
dan wisata. Pari berarti banyak atau berulangkali dan berkeliling sedangkan wisata
berarti perjalanan dengan tujuan rekreasi. Menurut Mc. Intosh pariwisata pada
dasarnya merupakan aktivitas yang berupa pelayanan atas produk yang dihasilkan
yaitu keseluruhan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing di mana
perjalanan tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungan dengan
Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
3
A.J. Muljadi dan Andri Warman, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2014), p. 7.
5
adalah perjalanan dengan tujuan rekreasi yang dilakukan secara berulang kali dan
berkeliling.
subjek pelaku dari kegiatan wisata sebetulnya telah mendapatkan pembatasan dan
pengertian atau definisi yang cukup beragam, meskipun secara substansial pada
prinsipnya mempunyai arti yang relatif sama. Menurut UN. Convention Custom
orang yang mengunjungi suatu Negara secara sah dan tidak untuk keperluan
bulan di tahun yang sama. Dalam pemahaman pengertian wisatawan ada kriteria
kesehatan terpenuhi.
melakukan perjalan wisata tadi diantaranya adalah untuk mengisi waktu liburan,
studi, keperluan sosial budaya dan keagamaan seperti ziarah, olahraga, bisnis,
urusan keluarga, maupun untuk berbagai tujuan yang bersifat khusus seperti
4
Bambang Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasi di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), p. 2.
6
tujuan khusus yang lain yang biasanya berkaitan dengan hobi atau kegemaran
perjalanan ke suatu atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya, untuk
periode kurang dari 12 bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai
cagar alam Kawah Ijen dan di perbatasan juga ada Taman Nasional. Jadi
Banyuwangi adalah salah satu kabupaten yang diapit oleh tiga Taman Nasional
yang di dalamnya memiliki hutan dan kebun hampir ada empat puluh perkebunan
baik Swasta maupun Negeri, juga pertanian sebagai potensi wisata. Pantainya
sepanjang 175,8 kilometer ada beberapa taman laut yang bagus untuk kegiatan
menyelam termasuk ombaknya bagus untuk berselancar dimana itu semua adalah
menyangkut budaya, ada berbagai macam suku yang tinggal di Banyuwangi dan
punya budaya yang sangat menarik. Suku asli Banyuwangi yaitu suku Osing yang
budaya dari suku-suku lain yang tinggal di Banyuwangi, ada harmonisasi antara
mereka sehingga ini juga potensi pariwisata yang patut dijadikan modal untuk
7
yang disebut dengan segitiga berlian (three angel diamond) dimana pusat-pusat
wilayah wisata ada tiga. Pertama di Kawah Ijen dan sekitarnya, kedua Alas Purwo
dan sekitarnya, kemudian ketiga Sukamade dan sekitarnya. Segitiga berlian yang
yang prinsipnya adalah kepada wisata alam (ekowisata). Sesuai dengan tuntutan
zaman maka ekowisata ini adalah paling cocok, selain tidak merusak lingkungan
memang tanahnya subur juga perikanannya yang ada disalah satu daerah di
Banyuwangi yaitu Muncar adalah salah satu yang terbesar di Indonesia. Sekarang
yang mendukung pariwisata, sebagian besar memang seperti itu tetapi mereka
yang masih petani masih melaut itu masih tetap bekerja sebagaimana biasanya.
kenelayanan mereka untuk jadi objek wisata juga dan jasa agen perjalanan wisata
8
juga mengajarkan kursus bahasa Inggris untuk tukang becak, tukang ojek, supir,
bahkan penambang belerang. Mereka yang sudah mahir bahasa Inggris itu bukan
alih profesi tapi memprofesikan diri menjadi guide salah satunya seperti
tetapi suatu saat dibutuhkan menjadi guide khusus untuk memandu ke blue fire
tempat wisata di Kawah Ijen. Tukang becak juga semacam itu untuk city tour
tidak perlu pakai guide lagi, dan tukang becaknya sendiri lah yang menjadi guide.
Beralihnya masyarakat yang tadinya agraris sekarang menuju bisnis pariwisata itu
semua merubah pola pikir mereka untuk bisa memanfaatkan pembangunan dan
Salah satu prasarana dan sarana fisik yang sangat berpengaruh dalam
maka kemajuan ekonomi daerah tersebut akan berjalan lebih lambat bila
maju sejak lima tahun terakhir ini. Meski tergolong kota berkembang, Kota
menuju Kota Banyuwangi dapat ditempuh melalui dua jalur besar, satu dari arah
Selatan yaitu Jember serta dari arah Utara yaitu Situbondo. Kedua jalur ini sama-
sama memiliki intensitas yang relatif sama padatnya. Guna menunjang arus lalu
5
Hasil wawancara dengan Dariharto (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.
Banyuwangi). Pada tanggal 17 Maret 2015 di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Banyuwangi, Jalan Ahmad Yani no. 78, Penganjuran-Banyuwangi.
9
lintas yang demikian itu, secara fisik harus didukung dengan adanya ruas jalan
yang memadai pula. Sejak tiga tahun terakhir ruas jalan dibangun oleh Negara,
pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten. Selain ruas jalan dengan kondisi
seluruhnya beraspal, jalur kereta api juga mempunya perananan penting dalam
potensi alam bisa membuat Kabupaten Banyuwangi sebagai tempat singgah bagi
para wisatawan yang akan berkunjung ke Bali atau dari Bali. Idealnya sekarang
bermunculan fasilitas akomodasi serta adanya event tertentu yang sudah teragenda
berseberangan dengan Pulau Bali, bukan menjadi satu-satunya alasan yang paling
budaya khas Banyuwangi yang beraneka ragam serta pesona alamnya yang
bahkan pada tingkat provinsi juga masih menggunakan pendekatan yang sama.6
sektor perdagangan hotel dan restoran menempati tempat kedua setelah pertanian.
Akomodasi ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau seabagian
dari bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap,
Akomodasi dibedakan antara hotel dan akomodasi lainnya. Ciri khusus dari hotel
adalah mempunyai restoran yang berada dibawah manejemen hotel tersebut. Hotel
berbintang yaitu hotel yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti
jumlah kamar dan lainnya. Hotel tidak berbintang yaitu hotel yang tidak
masyarakat dalam bidang pariwisata tetapi tidak mungkin untuk membuka sarana
pariwisata seperti membuat hotel, karena hotel membutuhkan modal besar. Jadi
pantai Pulau Merah telah berdiri 21 homestay kemudian disekitar pantai Bedul
disana ada 13 homestay dan di Kemiren itu ada 70 homestay, banyak lagi di
tempat lain yang mendirikan homestay. Dengan modalnya pas-pasan mereka akan
6
Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2013, (Banyuwangi: Badan Pusat
Statistik, 2013), p. 168.
11
bentuk usaha. Contohnya seperti souvenir atau homestay, yang sesuai dengan
bidang mereka. Itu membuat masyarakat mulai sadar wisata dan bisa mencari
tahun?
masyarakat Banyuwangi?
Dalam pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
yaitu :
Kepariwisataan.
7
M. Fadhil Nurdin, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Penerbit
Angkasa, 1990), p. 8.
12
Kabupaten Banyuwangi.
lingkungan disekitarnya.
di Banyuwangi.
a. Bagi peneliti
lebih baik.
13
terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini dan dipakai sebagai
sangat luas. Buku ini menjadi bahan dalam penelitian yaitu tentang
pariwisata yang perlu dikaji terlebih dahulu agar penulis bisa memahami,
dan mempunyai persepsi yang sama dan lebih luas. Berbagai dampak
8
H. Kodhyat, Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996)
15
destinasi wisata utama di dunia yang kaya akan daya tarik wisata baik
keunikan daya tarik wisata minat khusus yang dikagumi oleh para
harus bisa tampil untuk menjadi sektor strategis. Buku ini menjadi bahan
9
Bambang Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2013)
16
keahlian pelayanan wisata yang prima paling tidak akan dapat tercukupi,
adalah ilmu yang membicarakan jalan yang dapat ditempuh oleh penulis
sosial. Sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang sangat luas dan
10
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Edisi Kedua, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2003), p.xix.
11
Ibid.,p. xix.
17
yang berhubungan dengan Institusi sosial juga menjadi bahan garapan bagi
kerja sosial yang semakin rumit dan diferensiasi sosial yang semakin
bercabang.12
yang bersifat sinkronis dan diakronis. Dalam sebuah model yang sinkronis
12
Ibid.,p. 41.
18
yang umum ini dapat dipakai dalam penulisan, tetapi sejarawan juga harus
tujuan utama dari penulisan sejarah. Dengan kata lain bahwa model
benar hubungan sebab akibat.13 Model ini terpikirkan semisal ketika kita
pada periode yang lain, tanpa adanya mata rantai yang menghubungkan
13
Ibid.,p. 52.
19
penduduk di Indonesia tidak secara teratur. Dari data-data sensus ini tentu
kota Banyuwangi.
suatu pola realitas. Teori adalah suatu pernyataan yang menjelaskan secara
satu sama lain sehingga memberi makna pada suatu rangkaian kejadian.
Teori dapat diuji, diubah, atau digunakan sebagai pemandu riset atau
sebagai dasar evaluasi. Teori diperoleh melalui dua metode pokok, yaitu
secara deduktif dan induktif. Cara deduktif dimulai dengan menguji suatu
14
Dikutip dari website pengertianahli dengan alamat :
http://www.pengertianahli.com/2014/04/pengertian-teori-apa-itu-teori.html#_ (diunduh
pada tanggal 1 April 2015).
20
perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan
waktu ke waktu yang lain, yang dibahas adalah dinamika sosial dari
struktur yang berubah dari waktu ke waktu. Dinamika sosial adalah daya
gerak dari sejarah tersebut, yang pada setiap tahapan evolusi manusia
sebagai warga masyarakat. Karena itu struktur sosial merupakan alat yang
bidang ekonomi. Dalam perubahan sosial dan ekonomi ini juga akan
memunculkan ide-ide baru tersebut baik secara cepat atau melalui proses
yang panjang.
2. Teori Pariwisata
sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati
oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini
telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di
(multidimentional approach).19
19
Sartono Kartodirdjo, op.cit., pp. 1-4.
23
sebagai berikut :
1. Pariwisata
alam dan ilmu. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka penulis
dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain yang
mempunyai obyek dan daya tarik wisata untuk dapat dinikmati sebagai
suatu rekreasi atau hiburan yang mendapatkan kepuasan lahir dan batin.
didatanginya.
2. Pengembangan
objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta
20
Nyoman S. Pendit, op.cit., p. 71.
25
adalah proses mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana yang paling
tepat.21
2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
kunjungan wisatawan. Ada lima unsur penting dalam suatu objek wisata
yaitu (1) Hal-hal yang menarik perhatian para wisatawan atau Attraction
atau Hospitality.
4. Alternatif Wisata
21
Margareth M. Poloma. Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992),
p. 421.
26
besar yang dijalankan pada suatu area yang tidak terlalu cepat
pembangunannya.
suatu objek wisata pilihan lain yang akan dikunjungi wisatawan yang
6. Minat Khusus
alam.
27
dimana wisatwan akan datang obyek wisata yang memiliki atribut fisik.
ilmiah adalah teori dan metode penulisan karya ilmiah tersebut. Dalam
dimiliki oleh disiplin ilmu sejarah untuk menyusun kisah sejarah. 22 Pada
autentik sehingga akan didapatkan fakta sejarah yang kredibel dan dapat
yang utuh.23
tercetak serta sumber lisan yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Sumber heuristik terbagi menjadi dua yaitu: pertama, sumber primer yakni
suatu kesaksian dari saksi dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan
panca indera lain atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakan.
22
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, Suatu
Pengalaman, (Jakarta: Yayasan Idayu, 1978), pp. 6-10.
23
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Pengantar Metode Sejarah, terj. Nugroho
Noto Susanto (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975), p. 18.
29
yang bukan dari saksi pandang mata, yaitu saksi dari orang yang tidak
dokumen: tulisan catatan harian, jurnal dan hasil liputan Koran. Dalam
semuanya berkaitan dengan penulisan karya ilmiah ini. Selain itu, sumber-
itu sejati, baik bentuk maupun isi.Kritik ini bertujuan untuk menilai
dua, yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern (kritik luar), yaitu
24
Ibid., p.35.
30
benar autentik dan asli sebagai sumber sejarah. Dalam penelitian ini
Kritik intern (kritik dalam), yaitu suatu proses yang dilakukan untuk
(validitas) dari isi informasi yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian ini,
bandingkan informasi antara satu dengan yang lain, sehingga dapat ditarik
yang terpisah-pisah antara satu dengan yang lain. Artinya proses heuristik,
25
Ibid., p.16.
26
Ibid., p.18.
31
tema, yakni seperti di Kawah Ijen, Pulau Merah, Teluk Hijau dan di
tersebut.
Penulisan dari hasil penelitian ini akan disajikan dalam lima bab,
Bab II. Berisi gambaran umum daerah Banyuwangi dan latar belakang
wisata di Banyuwangi.
masyarakat Banyuwangi.