Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ike Santri Br Hutabarat

NIM : 130905047

Tugas : Antropologi Pariwisata

Soal :

Jelaskan hubungan pariwisata dengan antropologi dengan memasukkan perubahan


sosial budaya (nilai, dampak sosial, potensi, integrasi dan adaptasi, studi strategis) antara
wisatawan dengan masyarakat lokal (Tuan Rumah).

Jawab :

Antropologi dan Pariwisata

Seperti yang diketahui, bahwa antropologi sangat erat hubungannya dengan


kebudayaan. Dimana antropologi memiliki beberapa sub bidang ilmu di dalamnya. Salah satu
sub bidang ilmu dalam antropologi adalah antropologi pariwisata. Hubungan antropologi dan
pariwisata adalah membahas dua hal utama yaitu relevansi teori-teori antropologi dalam
melihat berbagai masalah dalam pariwisata dan masalah kedudukan peneliti dalam proses
representasi. Pokok pembahasan mencakup masalah-masalah pembentukan tradisi, identitas
dan hubungan antar suku bangsa, politik, pariwisata, stereotipe dan pengalaman, serta
masalah penulisan dan otoritas etnografi.

Relevansi teori-teori antropologi dalam menjelaskan gejala pariwisata dan relevansi


kajian pariwisata bagi perkembangan teori-teori antropologi akan diperlihatkan melalui
pembahasan yang mencakup permasalahan permasalahan yang muncul di kalangan
wisatawan, dalam industri pariwisata, maupun di masyarakat daerah tujuan wisata itu sendiri.
Konsep-konsep dan teori-teori mengenai perjalanan (the journey), the Other, identitas,
rekacipta budaya, dan asimilasi yang akan digunakan untuk mengkaji.

Hubungan antropologi dan dunia pariwisata adalah untuk membahas aspek-aspek


budaya masyarakat sebagai asset dalam dunia pariwisata. Kajian teori dan konsep-konsep
antropologi terutama dalam melestarikan aspek budaya masyarakat dan sekaligus mengkaji
aspek budaya masyarakat sebagai asset pariwisata dalam upaya guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak makna dan nilai dari aspek budayanya.

Antropologi pariwisata memiliki fokus pada masalah pariwisata dari segi sosial budaya.
Adapun sosial budaya disini adalah sistem sosial, dan sistem budaya yang berkembang antara
pariwisata. Pariwisata merupakan perjumpaan antara berbagai sistem sosial dan sistem
budaya yang saling mempengaruhi. Dimana sistem sosial dan sistem budaya setempat
sebagai variabel yang dipengaruhi (MH. Graburn, 1975).
Diagram Pengembangan Wisata Budaya

Masyarakat Lokal

Pariwisata

Budaya Sosial

Wisatawan

Dalam kegiatan pengembangan pariwisata ada beberapa hal penting


y a n g t e r k a d a n g terlupakan untuk diperhatikan sebagai modal pengembangan
tahap lanjut. Kegiatan pariwisata adalah suatu rangkaian kegiatan yang
melibatkan masyarakat lokal dengan wisatawan ( external  factors) d a l a m s u a t u
lokasi tertentu, persinggungan antara dua kelompok ini turut
m e m b a w a  pengaruh sosial, budaya masing-masing kelompok dan meleburkannya dalam
kegiatan wisata. Dalam kegiatan wisata yang umum terjadi adalah : masyarakat lokal
mengikuti nilai sosial budaya yang dibawa oleh wisatawan dan hal ini jamak terlihat
dari suguhan hiburan seni tradisi. Menjadi perhatian penting adalah mengembangkan
cara wisatawan ikut dalam tatanan sosial budayamasyarakat lokal, karena wisatawan adalah
'tamu'.

Smith (1981:475) mengatakan bahwa : “Anthropology has important contributions to


offer to the study of tourism, especially through … basic ethnography … as well as the
acculturation model and the awareness that tourism is only element in culture change.”

Secara singkat pendapat tersebut dapat diartikan sebagai peran penting antropologi
dalam kajian mengenai wisata, dimana peran antropologi terfokus pada penggunaan etnografi
dalam melihat fenomena pariwisata dan melihat bentuk akulturasi dan perubahan kebudayaan
sebagai bentuk kesadaran dalam pariwisata.
Antropologi membandingkan cara hidup, budaya dari suatu kelompok manusia dengan
manusia lainnya dan yang menyangkut segala sesuatu tentang manusia. Penelitian dasar
antropologi pada pariwisata adalah bertujuan untuk lebih memahami berbagai macam
tindakan-tindakan wisatawan dalam konteks budaya yang berbeda . selain itu kajian
antropologi pada pariwisata adalah untuk menyingkap cara yang digunakan wisatawan untuk
memberikeuntungan kepada daerah tujuan wisata dalam upaya mengembangkan dunia
wisata. Para antropolog juga ingin mengetahui pengaruh dari tindakan orang-orang yang ada
di daerah tuan rumah terhadap wisatawan-wisatawan itu sendiri.

Pariwisata sendiri adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisatawan. Hal ini
membuktikan bahwa ini erat hubungannya dengan antropologi. Dimana kita dituntut untuk
belajar mengetahui apa yang diinginkan orang-orang sebagai calon wisatawan sebagai dasar
atau awal usaha pemenuhan kebutuhan yang benar-benar mereka inginkan. Hal ini diciptakan
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu mendatangkan banyak pengunjung atau
wisatawan karena mereka berhasil “dipuaskan” kebutuhannya (Sukadijo, 1996: 2).

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata.
Objek wisata dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
Sementara wisatawan sendiri adalah orang-orang yang melakukan perjalanan wisata (Pendit,
2003: 14).

Urry (1990:2) mengatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang terencana
untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menetap di tempat
tersebut sebagai bagian dari perjalanan yang dilakukan.

Pariwisata dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu proses perjalanan


mencari pengalaman, pengetahuan atas suatu wilayah dan berdiam dalam jangka waktu
tertentu, sedangkan Grunewald (2006) menawarkan suatu konsep definisi atas wisata dengan
menjelaskannya sebagai suatu kegiatan perjalanan dari satu wilayah menuju wilayah lainnya
yang berbeda dengan daerah tempat tinggal, kota maupun negara asal. Konsepsi wisata yang
dipaparkan sebelumnya membentuk suatu landasan mengenai diskusi wisata berkaitan
dengan potensi.

Adapun jenis-jenis pariwisata itu sendiri adalah: Wisata Budaya, Wisata Kesehatan,
Wisata Olahraga, Komersial, Wisata Industri, Wisata Politik, Wisata konvensi, Wisata sosial,
Wisata Pertanian, Wisata maritim (bahari), Wisata Cagar Alam, Wisata Buru, Wisata Pilgrim
dan Wisata Sejarah. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah wisata sejarah (Marpaung, 2002:
19).
Dampak Pariwisata terhadap Masyarakat Adat di Bali

Dampak positif Pariwisata terhadap aktivitas masyarakat adat di Bali

Dimana diketahui bahwa hampir sebagian masyarakat di Bali bekerja dan


mempertaruhkan nasibnya pada bidang-bidang yang berkaitan dengan pariwisata,sehingga
dampak dari pariwisata itu sendiri sebagai hasilnya dapatlah membantu kesejahteraan
masyarakat yang ada di Bali pada umumnya.

Dimana tersebarnya lapangan pekerjaan yang lebih banyak terkait pariwisata dapat
memberikan peluang pekerjaan lebih banyak terhadap masyarakat di Bali,terkait dengan
masyarakat adat,damapk positif yang dapat dipetik adalah dimana diberikannya peluang
terhadap masyarakat adat yang memiliki kesenian-kesenian yang khas di masing-masing
daerah untuk memperkenalkan dan sekaligus menjadikan sebagai suatu penghasilan bagi
masyarakat tersebut.

Sebagai contohnya adalah diperkenalkannya tentang kebudayaan-kebudayaan


masyarakat terkait kepercayaan masyarakat adat di bali,dengan adanya pementasa-
pementasan kesenian seperti tari-tarian bali,seperti tari kecak,tari pendet,dan lainnya,selain
itu adanya perkenalan tentang sejarah-sejarah perkembangan hidup masyarakat di bali yang
telah mengalami banyak perubahan baik terkait budaya serta perjuangan-perjuangan
kehidupan masyarakatnya yang diabadikan melalui sebuah media seni seperti lukisan-
lukisan,seperti misalnya adanya museum-museum seni seperti museum la-mayour,museum
bajrasandi,museum bali,museum subak serta masih banyak yang lainnya.

Selain sebagai sarana untuk perkenalan dan untuk mata pencaharian,dengan adanya
pariwisata di bali pada akhirnya akan memperkenalkan kepada masyarakat internasional
tentang kesenian-kesenian masyarakat adat di bali sehingga terciptanya suatu pengakuan
secara internasional yang nantinya pada akhirnya akan memberikan perlindungan karya cipta
kepada kesenian-kesenian serta adat-istiadat khas masyarakat adat di Bali sehingga pada
akhirnya tidak direbutnya adat tersebut oleh daerah-daerah lain.

Jadi dapat disimpulkan,dampak positif dari pariwisata di Bali yaitu sebagai berikut :

a. Menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Bali\


b. Membantu masyarakat dalam hal ekonomi
c. Memperkenalkan karya-karya seni yang berciri khas budaya Bali
d. Memperkenalkan budaya serta kesenian-kesenian masyarakat Bali
e. Membantu para seniman bali dalam memperkenalkan karya seninya kepada seluruh dunia
f. Memperkenalkan serta pada akhirnya untuk memberikan pengakuan dan perlindungan
kepada seni serta budaya masyarakat Bali tersebut.
g. Mendorong bangkitnya industri perhotelan (pembangunan)
h. Meningkatkan bursa saham (meningkatkan aktifitas ekonomi)
i. Meningkatkan frekuensi penggunaan alat – alat transportasi
j. Percampuran budaya melalui informasi dan teknologi
k. Masyarakat terpacu untuk melestarikan budayanya sebagai motivasi wisatawan untuk
berwisata kedaerahan

Dampak negative Pariwisata terhadap aktivitas masyarakat adat di Bali

Selain dampak baik,pastinya ada dampak buruk dari pariwisata itu sendiri terhadap
masyarakat adat bali,dimana penyaringan kebudayaan yang tak bisa dikendalikan sering
menimbulkan dampak buruk terhadap pola hidup masyarakat adat itu sendiri serta tanpa
disadari mulai terkikisnya kebudayaan dan kearifan local masyarakat adat itu sendiri,apabila
masyarakat tidak bisa mengendalikan arus pengaruh pariwisata tidak bisa dipungkiri bahwa
kebudayaan yang menjadi objek dari pariwisata dan wisatawan akan terkikis oleh
kebudayaan asing yang dibawa wisatawan itu sendiri,sehingga dampaknya akan berpengaruh
buruk juga terhadap mata pencaharian masyarakat itu sendiri.

Dimana pengaruh-pengaruh tersebut mengakibatkan suatu perubahan social,dimana


bisa perubahan yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki,dimana perubahan yang
dikehedaki tersebut pastinya adalah perubahan yang “dianggap baik”oleh masyarakat terkait
dengan dampak pariwisata yang akan mengakibatkan perubahan masyarakat kea rah yang
diharapkan,seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dimana pada bagian ini akan dibahas tentang dampak negative (perubahan yang tidak
dikehendaki) dari adanya pariwisata itu sendiri terhadap kegiatan masyarakat adat bali itu
sendiri.

Dalam bidang lingkungan misalnya,dimana Bali yang terkenal dengan lingkungan yang
dibanggakan akan mulai tergerus dengan adanya pembangunan-pembangunan hotel yang
kadang meniyishkan kepentingan masyarakat,dimana akibat yang ditimbulkan adalah
berkurangnya lahan pertanian sehingga masyarakat yang mengandalkan hidup dari pertanian
mulai tersisih dan terancam beralih pekerjaan,dimana pariwisata terkait pertanian yaitu
system pengairan subak juga merupakan suatu objek wisata yang diminati pengunjung.

Dalam bidang ekonomi misalnya,dimana dengan adanya pariwisata secara tidak sadar
harga-harga barang dalam penjualan menyesuaikan dengan harga wisatawan sehingga bisa
dikatakan harga melambung tinggi dan sangat menyusahkan masyarakat adat yang kurang
mampu,seperti misalnya harga-harga barang pada daerah Kuta yang merupakan salah satu
idaman pariwisata dari para wisatawan sangat berbeda dengan harga-harga pada daerah-
daerah pedalaman terkait dengan barang yang sama.

Dalam bidang agama yaitu berkurangnya kesakralan upacara adat Bali (terutama di
sepanjang pantai kuta). Pada saat melaksanakan upacara melasti, banyak wisatawan yang
menggunakan bikini menyaksikan upacara, hal ini tentunya sangat kontras dengan
masyarakat bali yang begitu khusuk melaksanakan upacara. Selain itu juga terjadi Akulturasi
budaya, terjadi pergeseran komposisi jumlah penduduk dimana pada saat ini trend yang
terjadi adalah penduduk luar Bali semakin banyak datang untuk mencari penghidupan.
Selama terjadi sinergi tidak akan terjadi masalah. Sebaliknya budaya Bali akan terkikis jika
kedepannya semakin banyak lahan yang dijual kepada penduduk pendatang.
Dalam bidang bahasa juga,pelestarian dalam bahasa-bahasa bali sekarang lebih
berkurang,dimana pariwisata memacu masyarakat untuk fasih dalam berbahasa inggris,atau
bahasa lainnya,sehingga bahasa daerah kadang dilupakan,terbukti juga pada minat para
mahasiswa perguruan tinggi lebih memilih jurusan bahasa inggris daripada bahasa daaerah
bali.

Dalam bidang social,sering terjadinya ketidaksenangan beberapa masyarakat terhadap


pengaruh budaya-budaya asing yang tidak jarang mempengaruhi pola hidup dalam
masyarakat dan mengubah pola piker masyarakat yang kadang mengkaibatkan pola-pola
piker yang melegalkan suatu hal yang dahulu dianggap tabu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak negative dari pariwisata adalah :

Ekonomi :

a. Timbulnya kesenjangan social


b. Timbuknya persaingan usaha
c. Menurunya nilai tukar rupiah
d. Harga barang melambung tinggi
e. Menurunnya lapangan pekerjaan di bidangnya selain dunia pariwisata

Budaya :
a. Perasaan tidak senang dari penduduk karena kedatangan para wisatawan yang dianggap
mengganggu ketengangan masyarakat setempat
b. Peniruan budaya asing yang berlebihan oleh masyarakat yang tidak sesuai dengan budaya
masyarakat setempat
c. Lunturnya kebudayaan – kebudayaan yang ada
d. Adannya komersialisasi kebudayaan yang tujuan semata – mata untuk mencari
keuntungan yang pada hakekatnya mengurangi citra dan nilai upacara bagi penduduk yang
bersangkutan
e. Komoditasi seni rupa yaitu adanya kecenderungan pembeli yang pada akhirnya
mengurangi penghayatan terhadap nilai budaya tradisional
f. Masyarakat terpacu untuk mempelajari bahasa asing sehingga bahasa daerah dilupakan

Kesimpulan :
jadi segala hal pastilah memiliki dampak baik dan buruk,begitu pula dengan pariwisata
itu sendiri yang dimana kendati telah lama melekat terhadap kehidupan masyarakat di Bali
namun tetap saja memiliki dampak-dampak yang terkadang bisa baik terkadang bisa buruk.

Anda mungkin juga menyukai