Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Ekowisata
Istilah ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis/wisatawan ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati
dan mempelajari mengenal alam, sejarah dan budaya disuatu daerah, di mana pola wisatanya mmebantu ekonomi masyarakat lokal dan
mendukung pelestarin alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya
meminimkan dapak yang negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi
masyarakat setempat dan nilai konservasi. Beberapa aspek dalam ekowisata yaitu :

Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sosial budaya masyarakat. (vs
mass tourism)

Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi)

Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata)

Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai ekonomi)

Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur kota tidak besar. (nilai partisipasi masyarakat dan ekonomi)

Ekowisata berbasis masyarakat (community-based ecotourism) merupakan pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola
pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan ketelibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh.

Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan
kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual beli sebagai
daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal
dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola.
Cultural edu-tourism yang merupakan salah satu prinsip dari ekowisata dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat
setempat, mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis, fee pemandu, ongkos
transportasi homestay sert amenjual kerajinan. Cultural edu-tourism membawa dampak positif terhadap kelestarian lingkungan dan
budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat
yang tumbuh akibat pengingkatan kegiatan ekowisata. Beberapa aspek kunci dalam ekowisata berbasis masyarakat adalah :

Masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan kegiatan ekowisata daerahnya, dengan dukungan dari
pemerintah dan organisasi masyarakat.(nilai partisipasi masyarakat dan edukasi)

Prinsip local ownership atau pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat diterapkan sedapat mungkin terhadap
sarana dan prasarana ekowisata, kawasan ekowisata (nilai partisipasi masyrakat)

Homestay menjadi pilihan utama untuk sarana akomodasi dilokasi wisata. (nilai partisipasi masyarakat)

Pemandu adalah orang setempat (nlai partisipasi masyarakat)

Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan objek wisata menjadi tanggung jawab masyarakat setempat, termasuk penentuan
biaya. (nilai ekonomi dan wisata)

1.1.2. Ekowisata dan Konservasi


Sejak tahun 1970an, organisasi konservasi mulai melihat ekowisata sebagai alternatif ekonomi yang berbasis konservasi karena
tidak merusak alam ataupun tidak ekstraktif frngan berdampak negatif terhadap lingkungan seperti penebangan dan pertambangan.
Ekowisata juga dianggap sejenis usaha yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat yang tinggal didalam dan
disekitar wilayah konservasi. Namun agar ekowisata tetap berkelanjutan perlu tercipta kondisi yang memungkinkan dimana masyarakat
diberi wewenang untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan usaha ekowisata, mengatur arus jumlah wisatawan, dan
mengembangkan ekowisata sesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan. Ekowisata dihargai dan dikembangkan sebagai salah
satu program usaha yang sekaligus bisa menjadi strategi dan dapat membuka alternatif ekonomi bagi masyarakat. Dengan pola
ekowisata, masyarakat dapat memanfaatkan keindahan alam yang masih utuh, budaya, dan sejarah setempat tanpa merusak atau menjual
isinya.
1.1.3. Prinsip-Prinsip Ekowisata
Prinsip Edukasi
Ekowisata memberikan banyak peluang untuk memperkenalkan kepada wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam
dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal. Dalam pendekatan ekowisata, pusat informasi menjadi hal yang penting dan dapat
juga dijadikan pusat kegiatan dengan tujuan meningkatkan nilai dari pengalaman seorang turis yang bisa memeproleh informasi
yang lengkap tentang lokasi atau kawasan dari segi budaya, sejarah alam dan menyaksikan acara seni, kerajinan dan produk budaya
lainnya.

Kriteria sebagai berikut :


a. Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan mengembangkan upaya konservasi
b. Kegiatan ekowisata selalu beriringan dengan aktivitas meningkatkan kesadaranmasyrakat dan mengubah perilaku masyarakat
tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya
c. Edukasi tentang budaya setempat dan konsrvasi untuk para turis/tamu menjadi bagian dari paket ekowisata
d. Mengembangkan skema di mana tamu secara sukarela terlibat dalam kegiatan konsrvasi dan pengelolaan kawasan ekowisata selama
kunjungannya.
Pengembangan dan penerapan rencana tapak dan kerangka kerja pengelolaan lokasi ekowisata
Dalam perencanaan kawasan ekowisata, soal daya dukung, (carrying capacity) perlu diperhatikan sebelum perkembangan
ekowisata berdampak negatif terhadap alam dan budaya setempat. Aspek dari daya dukung perlu dipertimbangkan adalah jumlah
turism per tahun, lamanya kunjungan turis, berapa sering lokasi yang rentan secara ekologis dapat dikunjungi dan lain-lain. Zonasi
dan pengaturannya adalah salah satu pendekatan yang akan membantu menjaga nilai konservasi dan keberlanjutan kawasan ekowisata.
Kriteria edukasi yaitu sebagai berikut :
a. Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan pada ekosistem yang unik dan rentan
b. Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan masyarakat lokal terlibat dalam proses perencanaan dan
pembangunan

c. Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan tradisi lokal
d. Kegiatan sehari-hari dapat dimasukan kedalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan dengan cara hidup masyarakat dan
mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal.

1.1.4. Bandung Kota Kreatif


Kota kreatif adalah kota yang mampu menciptakan lingkungan yang mendukung orang untuk memikirkan, merencanakan, dan
bertidak dengan imajinasi dalam memanfaatkan kesempatan dan masalah kota, mengubah kesempatan menjadi pemecahan. , Menurut
charles Landry dalam bukunya yang berjudul The Creative City : A Toolkit For Urban Innovators.
Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota di Indonesia yang menerapkan konsep kota kreatif. Hal
ini didasari oleh kota Bandung yang tidak memiliki sumber daya alam, maupun sumber daya energi yang melimpah. Hampir sama
dengan Singapura, Kota Bandung hanya memiliki sumber daya manusia, sehingga pemerintah memandang penting para seniman dalam
mewarnai kota Bandung mulai dari fasilitas publik, sosial budaya maupun tata kota. Hal ini berpengaruh pada berkembangnya ruangruang publik tersebut menjadi potensi tujuan wisata yang dapat mendatangkan wisatawan sebesar enam juta per tahunnya ke kota
Bandung. Pemerintah memandang bahwa seniman merupakan mitra yang baik menuju misi kota Bandung sebagai kota kreatif. Namun
hal tersebut tidak sejalan dengan adanya wadah atau tempat untuk mendukung kegiatan seniman dalam berkesenian secara permanen.
Sehingga kota bandung masih krisis tempat berkesenian, baik untuk memamerkan maupun memasarkan karya dari para seniman lokal
kota Bandung. Diperlukan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan pelaku seni, untuk menunjukkan bahwa kota Bandung memiliki
kualitas kreativitas kesenian yang bisa diapresiasi di level Internasional.

Kampung tematik Dago Pojok merupakan kampung wisata yang diprakarsai oleh ide dari seniman lokal kota Bandung yaitu
Rahmat Jabari dimana ia ingin membaca seni rupa dalam konteks ruang sosial. Sehingga dalam misinya, ia ingin menjadikan rumah
(kampung) sebagai tempat hidup bersama sehingga kampung menjadi pusat pendidikan, ekonomi dan budaya. Ia melakukan pendekatan
psikologis terhadap anak-anak kampung Dago pojok dengan membangun ruang-ruang kreatif di kampung yang memberikan
perkembangan sangat baik pada Kampung Dago Pojok. Dalam misi menjadikan kampung sebagai pusat pendidikan sosial dan ekonomi,
Rahmat Jabari melakukan pelatihan-pelatihan kreatif terhadap home industri yaitu berupa kerajinan, kriya, maupun kuliner. Sehingga
industri kreatif yang dikembangkan di Dago pojok dapat menaikkan perekonomian masyarakat kampung.

Gambar 1.1 Kampung kreatif kesenian Dago pojok


Sumber : google

Rahmat Jabari juga mengajak anak-anak dan warga kampung untuk membangkitkan lagi kesenian daerah seperti reog, Barundak,
Bondang dan permainan anak-anak melalui pelatihan dan pentas seni kebudayaan sunda yang dilaksanakan di koridor-koridor jalan
kampung dago pojok. Ia juga menyediakan kelas untuk pelatihan seni dengan mengajak langsung anak-anak untuk membuat karya seni,
baik seni lukis, seni kriya maupun seni patung.

Yang diharapkan Kampung Dago pojok dapat menjadi percontohan untuk

pengembangan kampung-kampung lain di kota Bandung menjadi kampung kreatif. Apa yang dilakukan seniman inilah yang menjadi
bukti konkret bahwa seniman benar-benar menjadi mitra pemerintah dalam pengembangan kampung kreatif yang ada di kota Bandung,
walaupun pada prakteknya perbaikan juga harus dilakukan secara struktural maupun infrastruktur bukan hanya pada level estetika suatu
daerah saja. Yang pada akhirnya seni juga dapat menjadi sebuah kreatifitas untuk memecahkan sebuah permasalahan sosial, ekonomi
maupun lingkungan.

Gambar 1.2 Kampung kreatif kesenian Dago pojok


Sumber : google

Berdasaran tinjauan pusataka mengenai Ekowisata maka terdapat hubungan yang erat antara seni, kebudayaan, ekonomi dan
alam. Seniman maupun budayawan sebagai representasi pelaku seni dan budaya, selalu mengambil bagian dalam sistem pasar. Melalui
hal tersebut, dapat diciptakan ekonomi kreatif berbasis pasar, bagi para pelaku seni agar tidak sulit untuk memasarkan atau menjual
karya-karya nya kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang ke kota Bandung. Pengembangan kampung kreatif yang dilakukan
oleh Rahmat Jabari ini menjadi salah satu hal yang dapat menjadi dasar pengadaan fasilitas Pasar Seni yang menjadi proyek pemerintah
dengan pendekatan cultural edu-tourism. Pasar Seni yang ada nantinya tidak hanya mewadahi industri kreatif maupun karya seni lokal
Bandung, tetapi juga sebagai sarana edukasi wisata dengan cara pameran, pagelaran maupun peragaan kepada para wisatawan, sehingga
tercipta interaksi dan komunikasi antara penjual (seniman) kepada pembeli (masyarakat). Diharapkan dengan pembangunan fasilitas
Pasar Seni dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, melestarikan kebudayaan Sunda, meningkatkan perekonomian
masyarakat dan warga sekitar dengan menggunakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja serta meingkatkan kualitas lingkungan
hidup dengan penataan kawasan wisata Pasar Seni Bandung berbasis cultural edu-tourism.

1.2.Permasalahan Desain
Di Indonesia, fenomena pasar seni menjadi penggerak aktivitas masyarkat dan sebagai sebuah simbol indetitas suatu daerah yang
menggunakan konsep pasar seni tradisional dimana hanya mengutamakan interaksi antara penjual dan pembeli dengan tawar menawar (budaya
local), tanpa memperhatikan kenyamanan pengunjung maupun aktivitas lain yang dapat diwadahi. Sehingga desain dari pasar kurang
memperhatikan faktor pencahayaan, penghawaan maupun sirkulasi dan kebutuhan wisata pengunjung. Fenomena Pasar seni tersebut yang
menjadi dasar dari pengembangan konsep perancangan kawasan wisata Pasar seni Bandung dengan pendekatan cultural edu-tourism yang
memberikan edukasi tentang social budaya, kebudayaan tradisional Sunda dan menghargai alam dengan memperhatikan kenyamanan
pengunjung dalam menikmati seni itu sendiri, baik karya seni maupun produk lokal yang dijual, yang dipamerkan, maupun pementasan karya
seni dalam sebuah penataan sekuen lanskap.

1.3.Tujuan dan Sasaran


A. Tujuan
Berdasarkan permsalahan desain pasar seni yang ada di Indonesia, tujuan dari dibangunnya Pasar Seni Bandung dengan antara lain :

Dapat memberikan wadah secara permanen bagi seniman maupun home industri kota Bandung untuk memasarkan karya seni dan
produk lokal kota Bandung.

Menata lansekap kawasan wisata Pasar Seni Bandung dengan pendekatan cultural edu-tourism

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota Bandung dengan pembangunan yang seirama dengan kelestarian alam.

Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengurangi angka pengangguran, yaitu SDM pada kampung kreatif dago
pojok

Memberikan edukasi kepada wisatawan tentang sosial-budaya Bandung maupun kebudayaan tradisional Sunda

B. Sasaran
Dengan Penataan kawasan wisata Pasar Seni Bandung berbasis cultural edutourism, sasaran yang dituju adalah seniman dan
masyarakat agar dapat berkesenian secara permanen dengan cara menarik minat wisatawan untuk mengapresiasi para seniman maupun
masyarakat untuk membeli karya seni dengan cara edukasi, memamerkan dan mementaskan seni dalam satu fungsi kawasan wisata dan
penataan sekuen lanskap yang memberikan kenyamanan kepada wisatawan.

10

BAB II
GAMBARAN TAPAK
2.1. Gambaran Umum
2.1.1. Kondisi dan Fungsi Tapak Terkait
Kawasan Dago merupakan icon kota Bandung sehingga Pasar Seni Bandung diharapkan juga dapat menjadisalah satu icon baru
di kota Bandung. Wilayah Dago pojok dipilih sebagai lokasi tapak karena terdapat kesesuaian potensi alam dan sosial budaya dengan
prinsip cultural edu-tourism. Adanya potensi alam berupa air terjun curug dago,Arung jeram kampung padi,sekolah alan bandung serta
potensi budaya dari kampung kreatif Dago pojok menjadi landasan untuk penataan kawasan wisata Pasar Seni yang dapat meningkatkan
kualitas lingkungan hidup, perkekonomian masyarakat sekitar dan wisata-wisata alam yang ada disekitar tapak.

Gambar 2.1 Kondisi dan fungsi tapak terkait


Sumber : google

11

2.1.2. Isu Umum Tentang Permasalahan Fungsi dan Tapak Terkait


Ketidaktersediaan wadah permanen bagi para seniman bandung menjadi perhatian pemerintah dalam misi bandung kota kreatif,
sehingga pemerintah membangun sarana untuk para seniman dapat memasarkan karya seni maupun produk lokal kepada masyarakat
maupuin wisatawan sekaligus kegiatan berkesenian. Pemilihan lokasi tapak didasari oleh tata ruang kota bandung yaitu daerah wisata
curug dago yang dekat dengan kampung kreatif kesenian dago pojok untuk mendukung fungsi Pasar seni dengan prinsip cultural edu
tourism untuk memeperkenalkan kesenian, kebudayaan Sunda yang mulai dilestarikan oleh masyarakat maupun seniman di kampong
dago pojok.

2.2. Gambaran Khusus


2.2.1. Sejarah Tapak/Fungsi
Tapak berada kawasan wisata air terjun curug dago yang berada di ketinggian sekitar +800 m di atas permukaan laut. Curug ini
terbentuk dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya memasuki kota Bandung. Dengan lokasinya yang cukup
tersembunyi, di daerah Bukit Dago di dalam kawasan Taman Hutan Raya (THR) Ir H Djuanda, Bandung, serta kurang ditunjang promosi
wisata, menyebabkan curug ini kian jarang dikunjungi wisatawan. Kendati demikiani Curug Dago ini menyimpan jejak sejarah bagi
Kerajaan Thailand. Dimana tak jauh dari lokasi air terjun, terdapat dua prasasti batu tulis peninggalan sekitar tahun 1818. Menurut para
ahli sejarah, kedua prasasti tersebut konon merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok
Pharaminthara) dari dinasti Chakri yang pernah berkunjung ke Curug Dago.

12

Kini keadaan Curug Dago banyak mengalami perubahan, salah satunya kondisi air sungai yang keruh dan berwarna kecoklatan
serta mulai banyaknya sampah yang mengotori aliran sungai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pemukiman yang berada diatas Curug
serta merambahnya pabrik-pabrik pengolahan menyebabkan hutan yang dulunya berfungsi sebagai pelindung ekosistim alam mulai
tergerus. Sehingga mengurangi kualitas lingkungan hidup pada area wisata konservasi curug dago. Tapak dari pasar seni bandung berada
tepian sungai cikpundung dan merupakan tanah kosong dengan dikelilingi pepohonan pada tepian sungai sebagai ruang teerbuka hijau pada
sempadan sungai cikupundung.

Gambar 2.2 Sejarah tapak/fungsi

Gambar 2.3 lokasi tapak

Sumber : google

Sumber : google

13

2.2.2. Kondisi Tapak dan Lingkungan Eksisting


A. Skala Makro
Secara administrasi kelurahan dago berada dalam wilayah kecamatan Coblo, kota Bandung. Berdasarkan RDTR Kota Bandung
tahun 2011-2031, Kecamatan Coblo termasuk ke dalam pengembangan wilayah pendidikan dan wisata, dengan luas 7,52 ha yang
merupakan kawasan budidaya dengan wisata buatan. Kemudian berdasarkan peta kawasan RTRW kota Bandung tahun 2011-2031,
Kecamatan coblong berada pada PPK alun alun yang dibawahi oleh SWK Cibeunying dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar
476.106 jiwa.

Gambar 2.4 Skala Makro Tapak


Sumber : RTRW kota Bandung tahun 2011-2031

14

Gambar 2.5 data jumlah penduduk


Sumber : RTRW Kota bandung 2011-2031

Adapun tata guna lahan disekitar tapak antara lain :


1. Fungsi permukiman : Kampung Dago Pojok
2. Fungsi Pendidikan : Sekolah menengah atas bunga bangsa bandung, Stamford school, Sekolah alam Bandung, UNPAD, Bandung IT,
ITB, SABUGA, dsb.
3. Fungsi pariwisata : Air terjun Curug Dago, Sekolah Alam Bandung, Arung jeram kampung padi, Taman budaya Jawa Barat, Kebun
binatang Bandung, Teras Cikupundung, Taman hutan raya Ir Juanda, dsb.
4. Fungsi komersil : Selasar Sunaryo,Dago heritage golf course, The valley resort, Intercontinental dago pakar, Dago guest house
kampung padi, The Djayakarta bandung suite hotel & resort, Sheraton Bandung hotel & towers, dsb.

15

Bangunan disekitar tapak skala makro

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Stamford School
Sekolah alam
Bandung
The djayakarta
2
hotel bandung
Taman budaya
jawa barat
Sheraton hotel &
tower bandung
3
Bappeda Jawa
Barat
Politeknik
manufaktur
Sasana budaya
4
ganesha ITB

Gambar 2.6 Bangunan disekitar tapak skala makro


Sumber : google maps

16

B. Skala Meso
Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031, tapak terletak pada kelurahan dago, kecamatan Coblo yang merupakan SWK
Cibuenying dibawah PPK Alun-alun. Pasar seni merupakan fungsi pusat perbelanjaan, sehingga menurut RTRW kota Bandung.
Kmeudian kelurahan dago termasuk ke dalam pengembangan pendidikan dan wisata buatan, maka Pasar seni Bandung dapat
mengembangkan fungsi kawasan sebagai wisata buatan pada kelurahan Dago. Dengan dikeliling oleh sektor permukiman, Pasar Seni
Bandung sebagai wadah memasarkan dan berkesenian bagi seniman maupun masyarakat setempat yang diharapkan dapat melestarikan
kebudayaan serta potensi alam yang ada disekitar tapak.

Gambar 2.6 Fungsi khusus SWK Cibeunying


Sumber : RTRW Kota bandung 2011-2031

17

Latar Belakang pemilihan tapak :


1. Kelurahan dago berada pada kecamatan Coblo yang merupakan PPK Alun-alun yang termasuk dalam pengembangan wilayah
pendidikan dan fungsi wisata yang memilki integrasi dengan fungsi bangunan Pasar Seni Bandung berbasis cultural edu-tourism.
2. Kelurahan Dago memiliki potensi wisata alam maupun budaya yang menjadi prinsip dari cultural edu-tourism.
3. Tapak dikelilingi oleh fungsi lahan permukiman yang dapat dikembangkan menuju ekonomi kreatif dengan adanya Pasar seni
bandung sesuai dengan misi kota Bandung sebagai kota kreatif.
Kondisi tapak skala koridor jalan
Karena merupakan kawasan wisata curug dago dan wilayah perkampungan, sehingga akses menuju tapak hanya bisa dicapai
melalui jalan citra green yang merupakan kategori jalan korektor primer menurut RDTR Kota Bandung tahun 2011-2031. Namun
beberapa akses jalan yang dapat digunakan menuju jalan Citra green yaitu :
1. Jl.Ir H juanda dari pusat kota dan PKK Alun-alun Bandung
2. Jl. Raya resort dari kawasan hotel dan resort dago pakar

3. Jl. Bukit Pakar dari galeri Selasar Sunaryo & permukiman

3
1
Gambar 2.7 Eksisting tapak skala mikro
Sumber : google maps

18

C. Skala Mikro
Tapak merupakan lahan kosong dengan dikelilingi ruang terbuka hijau pada jalan Citra Green Bandung yang merupakan
jalan lingkungan terusan dari jalan kolektor Ir.H Juanda dari pusat alun-alun. Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031
bangunan yang merupakan pasar seni dan fungsi lahan sebagai wisata buatan memiliki kriteria sebagai berikut :

Koordinat = 651'53"S 10737'12"E

Luas Lahan = 14.000m2

KDB max pada jalan local lingkungan = 60%

KLB max pada jalan local lingkungan = 1,2

KDH min pada fungsi wisata buatan = 25%

GSB min = x lebar rumija

Tinggi bangunan maks mempertimbangkan daya dukung


lahan, kawasan keselamatan operasi penebangan serta
mempertimbangkan aspek keselamatan penghuni
Permohonan

pembangunan

harus

melalui

pengkajian

rancangan yang menilai dampak pembangunan tersebut


terhadap berbagai aspek yang berkaitan.
Prasarana harus disediakan sesuai standar teknis, terutama
kebutuhan parkir.

Gambar 2.8 lokasi tapak skala mikro


Sumber : google maps

19

Batas-Batas Tapak

Timur tapak

Jalan Citra Green

Utara tapak

RTH Sungai Cikupundung

Selatan tapak

Gambar 2.9 Batas-batas Tapak

Jalan Dago Pojok

Sumber : google maps

20

Kondisi lingkungan sekitar Tapak


Kondisi Jalan menuju tapak dari arah Ir. H
Juanda

Kondisi jembatan & sungai Cikupundung

Kondisi Jalan citra green di timur tapak

Kondisi Jalan menuju tapak jalan dari arah


Stamford school

Gambar 2.11 Peta lingkungan sekitar tapak


Sumber : google maps

Gambar 2.10 Kondisi lingkungan sekitar tapak


Sumber : google maps

Gambar 2.12 Kondisi lingkungan sekitar tapak


Sumber : google maps

21

View ke dalam Tapak

C
Gambar 2.13 View ke dalam tapak
Sumber : google maps

22

View Ke luar tapak

C
Gambar 2.14 View ke luar tapak
Sumber : google maps

23

2.2.3. Kondisi Geografis dan Iklim Kota Bandung


Menurut PERDA rencana tata ruang wilayah kota Bandung tahun 2011-2031, berada pada letak
geografis kota 6 50 38 - 6 58 50 Lintang Selatan dan 107 33 34 - 107 43 50 Bujur Timur
dengan luas daratan kurang lebih 17.000 Ha dengan batas batas wilayah kota terdiri atas :

a. sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung
b. sebelah Timur dan Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Bandung

Gambar 2.15 Gunung tangkuban perahu


Sumber : google

c. sebelah Barat, berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, oleh karena itu Bandung merupakan suatu cekungan
(bandung basin) yang berada pada ketinggian 791 mdl, dengan posisi bagian utara pada umumnya
lebih tinggi dibanding selatan. Ketinggian di sebelah utara sekitar +1050 dpl, sedangkan bagian selatan
sekitar +675 dpl. Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu sungai Cikupundung dan sungai
Gambar 2.16 Sungai citarum

Citarum beserta anak-anak sungainya. Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan

Sumber : google

sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung
tangkuban perahu. Jenis material dibagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga di
kawasan bagian tengah dan barat. Sedangkan pada bagian timur merupakan jenis alluvial kelabu
dengan bahan endapan tanah liat. Ketinggian kota Bandung yang berada pada ketinggian +791 mdpl
cukup berpengaruh pada rata-rata tekanan udara di kota Bandung. Pada tahun 2014 rata-rata tekanan
udara mencapai 923, 7 milibar.

Gambar 2.16 Sungai cikupundung


Sumber : google

24

2.2.4. Kondisi Geografis dan Iklim tapak


Lokasi Tapak : Jalan citra Green, kecamatan dago, kelurahan coblo,
Bandung , jawa barat
Letak Geografis : 651'53"S 10737'12"E
Iklim : Tipe iklim AW
Suhu rata-rata tahunan : 26,4
Curah hujan : 965 mm
Jarak kota terdekat : kota Jakarta (3 jam dengan berkendara)
Berdasarkan grafik tabel iklim suhu di dago, Dengan rata-rata 30.7 C,
April adalah bulan terhangat. Desember memiliki suhu rata-rata terendah dalam
setahun. Ini adala 23.6 C. Kemudian berdasarkan grafik iklim Dago Bulan
terkering adalah Januari. Di sana terdapat 0 mm presipitasi di Januari. Dengan
rata-rata 260 mm, hampir semua presipitasi jatuh pada Agustus. Topografi kota
Bandung Kabupaten Bandung termasuk wilayah dataran tinggi dengan kemiringan
lereng antara 0-8%, 8-15% hingga di atas 45%. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Bandung berada diantara bukit-bukit dan gunung-gunung, seperti di Utara terdapat
Bukit Tunggul dengan tinggi 2.200 m, Gunung Tangkuban Parahu dengan tinggi 2.076
m, yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta.

25

BAB III
PROGRAM UMUM
3.1. Latar Belakang Pembangunan
Dalam misi bandung kota kreatif, pemerintah menggap seniman memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan misi kota
bandung untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh kota Bandung. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan salah
satu usaha yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki
pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual beli sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat
menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang
mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Cultural edu-tourism yang merupakan prinsip ekowisata dapat menciptakan
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk
turis, fee pemandu, ongkos transportasi homestay serta menjual kerajinan. Eduwisata membawa dampak positif terhadap kelestarian
lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk
setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Pasar seni bandung ini dibangun bertujuan sebagai wadah bagi para seniman maupun masyrakat untuk dapat memasarkan karya
seni dan produk lokal kota Bandung, khususnya bagi masyarakat kampung kesenian Dago pojok sebagai kampung kreatif kesenian
Bandung, untuk memperkenalkan produk kerajinan maupun kesenian kampungnya sebagai masyrakat yang tinggal disekitar tapak.
Diharapkan penataan kawasan wisata Pasar seni bandung mampu mengakomodasi kegiatan wisata belanja maupun berkesenian yang
seirama dengan kelestarian alam sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta kualitas lingkungan hidup yang berbasis
pada prinsip cultural edu-tourism.

26

3.2. Rencana Pengembangan/ Pembangunan


a. Rencana global penetapan fungsi
Rencana Penataan kawasan wisata pasar seni Bandung ini akan menjadi wadah bagi para seniman kota Bandung dan sarana
edukasi kesenian serta kebudayaan tradisional sunda kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang ke kota Bandung. Berikut
beberapa upaya tentang rencana diadakannya pembangunan pasar seni Bandung ;
1. Pasar Seni
Sebagai fasilitas wisata yang mendukung upaya pemerintah Kota Bandung untuk memudahkan seniman lokal kota bandung
serta masyrakat kampung kreatif kesenian dago pojok untuk memasarkan karya seni, kriya maupun industri kreatif komoditas
masyarakat kampung. Pemerintah juga mendukung upaya pelestarian dari kesenian dan kebudayaan Sunda yang telah dilakukan oleh
masyarakat kampung Dago Pojok.
2. Area Workshop atau pelatihan pengrajin seni kriya
Sebagai fasilitas edukasi pengunjung untuk mengetahui lebih luas cara pembuatan seni kriya serta pengetahuan mengenai
material bahan maupun nilai-nilai ketekunan dan kesabaran dalam membuat seni kriya.

27

3. Gallery
Sebagai fasilitas edukasi pengunjung untuk mengetahui karya seni, baik seni kriya, seni musik, seni patung kebudayaan Sunda
sehingga adanya informasi maupun komunikasi antara seniman dan pengunjung baik secara verbal maupun non verbal.
4. Area outdoor sebagai sirkulasi
Penataan kawasan lansekap Bandung art market perlu dilakukan untuk memberikan pengalaman eduwisata melalui sekuen
lanskap sehingga pengunjung dapat membeli karya seni, mengetahui, melihat proses pembuatan seni kriya dan menonton
pertunjukan dengan pengolahan ruang luar yang nyaman sebagai fungsi wisata.
b. Hipotesis masalah

Gambar 2.17 hipotesis masalah

28

Berdasarkan issue fenomena kota Bandung yang belum memiliki wadah untuk memasarkan hasil karya seni serta tempat
berkesenian bagi para seniman, kota Bandung untuk memaksimakan sumber daya manusia dengan ekonomi kreatif berbasis pasar,
maka dibutuhkan suatu sarana fasilitas pusat perbelanjaan sekaligus wisata dengan prinsip-prinsip ekowisata. Visi misi fasilitas ini
berangkat dari visi kota Bandung sebagi kota kreatif dimana seniman memiliki peran penting yang bertujuan untuk melestarikan seni
dan kebudayaan tradisional Sunda maupun karya seni atau produk lokal Bandung agar dapat mengedukasi pengunjung baik dengan cara
memamerkan, pagelaran maupun pembuatan karya seni melalui pendekatan cultural edutourism.
c. Berita terkait issue

Gambar 2.18 berita terkait issue


Sumber : google

29

3.3. Studi Komparasi terhadap Fungsi Sejenis


Untuk dapat menganalisis program ruang yang dibutuhkan pada penataan kawasan wisata pasar seni Bandung diperlukan studi
komparasi terhadap fungsi bangunan sejenis untuk menentukan aspek yang dibutuhkan dalam perancangan, sebagai berikut :
ASPEK
Lokasi

PASAR SENI ANCOL

PASAR SENI SUKOWATI

FLOATING MARKET

Taman impian jaya ancol, Jakarta

Kecamatan Sukowati, kabupaten

Jalan grand hotel,lembang,

pusat.

Gianyar, Bali.

bandung, jawa barat

Tujuan

Sebagai

pusat

pembangunan

kerajianan yang dapat memberikan masyrakat, peningkatan pendapatan (situ umar) yang jumlahnya kian
inspirasi
penikmat,

serta

kesenian

wawasan

kolektor

seni

dan Meningkatkan pendapatan perkapita Sebagai cagar wisata situ bandung

bagi daerah khususnya di pos retribusi menipis karena telah menjadi area
dan pasar dan mengurangi pengangguran perumahan

pengusaha demi kelangsungan hidup dengan menampung para pengrajin dengan


para seniman.

Pola ruang

untuk

melakukan

dan

perekonomian

menjadikan

kawasan

pemasaran wisata yang dapat meningkatkan

produknya.

perekonomian masyarakat sekitar.

Tata ruang di Pasar Seni Ancol dibagi

Tata ruang di pasar seni Bali dibagi

Tata ruang pada floating market

menjadi 4 (empat) Cluster , yaitu :

menjadi tiga blok dengan masing-

terpusat pada situ dengan masa

cluster A

masing massa utama, yaitu :

bangunan berorientasi kea rah

cluster B

Blok A pada sisi paling depan

situ sebagai pusat dari segala

cluster C

cluster D

dengan jumlah kios sebanyak 167 aktivitas dengan luas 7 Ha.


dan luas bangunan 281,52 m

30

Blok B ditengah antara blok A

Diantara keempat cluster tersebut


terdapat berbagai macam penataan ruang

dan C dengan jumlah kios

yang tersebar di kawasan Pasar Seni

sebanyak 406 dengan luas

Ancol dengan jumlah kios sebanyak 210


dan luas

bangunan 507,6 m
Blok C di belakang blok B
dengan jumlah kios sebanyak 197
dengan luas bangunan 348 m

Pola ruang pada pasar seni Ancol


pada ruang terbuka yang difungsikan
sebagai
Sehingga

ruang

terbuka

masing-masing

publik.
pintu

masuk langsung diarahkan menuju


ruang terbuka pada pasar seni yang

31

merupakan nodes dari ke empat zona


pada pasar seni ancol.
Massa bangunan

Menempati site datar, tidak

Menempati site datar, tidak

Menempati kawasan site situ

berkontur dan merupakan massa

berkontur dan merupakan massa

umar dan situ karang putri

banyak.

banyak.

dengan massa bangunan


disekeliling danau.

Fasilitas

Kios dan bengkel seni (cluster


A,B,C)

Kios

Kano

Ruang terbuka public

Restoran

Gedung pameran (cluster C & D)

Factory outlet

Studio seni (Cluster D)

Kebun

Ruang terbuka seluas 1800 m

Gazebo

dilengkapi plaza & panggung


kesenian
Kegiatan yang

1. Penjualan karya seni

1. Penjualan karya seni

diwadahi

2. Edukasi

2. Pementasan Seni

1. Penjualan kuliner diatas


perahu kano

3. Eksibisi/pameran

2. Edukasi

4. Pemutaran film kesenian

3. Makan dan minum

5. Diskusi antar seniman maupun

4. wisata air

pengunjung
6. Pementasan seni

32

Kesenian yang

Seni tradisional sampai seni

Karya seni

diwadahi

Kontemporer

Lukisan bali

Lukisan

Kerajinan

Wayang golek

Patung kayu Bali

Tatak sungging wayang kulit

Souvenir

Topeng kertas

Pakaian Bali

Kerajinan

Sandal bali

Patung

Tas bali

Ukiran jepara Bali

Aksesoris bali

Keramik

Dekorasi bali

Relief dengan medium kayu,

Cindera mata

batu, semen, kolase


Souvenir
Koleksi kain tenun & batik
Aksesori dari batu-batuan,
mutiara
Tabel 3.1 studi komparasi bangunan sejenis

33

Studi komparasi juga dilakukan dengan kajian preseden berdasarkan jenis-jenis pasar seni menurut Susdiana (2012:28) dalam
pasar seni dan kerajinan tradisional, yang ada di Indonesia untuk dapat menganalisis jenis Pasar seni yang menjadi konsep utama
penataan kawasan wisata pasar seni, bahwa pasar seni yang menetap (tidak temporer) memiliki jenis yang berbeda-beda sesuai konten
didalamnya, sebagai berikut :

JENIS PASAR

PENGERTIAN

SENI

TUJUAN

OBJEK

JENIS KESENIAN YANG

PEMBANGUNAN

BANGUNAN

DIPASARKAN

PASAR SENI

Merupakan pasar yang konten Mewadahi

KHAS

nya

menjual

wisatawan

produk-produk untuk berburu oleh-oleh

khas daerahnya sebagai daya khas daerahnya


Tarik utama konsumen

Pasar klewer
Solo
Pasar Sukawati
- Bali

Kain batik khas solo


produksi dari para seniman
local kota Solo
Segala jenis sandang,
pangan dan kerajinan khas
Bali

PASAR SENI

Merupakan

BUDAYA

menunjukkan

pasar

yang Memberikan pengalaman


adat kepada pengunjung untuk

istiadat/kebiasaan/ cara hidup merasakan


dari

suatu

pengalaman

kelompok ruang yang berbeda beda

masyrakat/komunitas tertentu.

Pasar apung

Barang kebutuhan sehari

muara kuin

hari dengan menggunakan

kalimantan

perahu diatas sungai yang


menunjukkan karakteristik

dengan budaya masing-

konteksnya karena

masing daerah.

sebagian wilayahnya diisi


oleh sungai.

34

PASAR SENI

Merupakan

pasar

yang Memberikan wadah bagi

KONTEMPORER mewadahi perkembangan seni para seniman Indonesia


sesuai dengan masanya saat itu.

untuk

ancol

Karya seni para seniman


local

berkarya,

memamerkan
mendorong

Pasar seni

dan
semangat

berkarya dan berkreasi


bagi para seniman.
Tabel 3.2 Jenis pasar seni

Setelah dilakukan studi komparasi dan preseden melalui pasar seni yang ada di Indonesia, maka dapat disimpulkan beberapa
aspek yang dapat dijadikan referensi dalam perancangan kawasan wisata pasar seni Bandung berbasis cultural edu-tourism sebagai
berikut :
1. Jenis pasar seni
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan yaitu cultural edu-tourism dengan mengedukasi pengunjung dengan kebudayaan setempat,
maka pasar seni bandung dikategorikan sebagai pasar seni budaya yang berfungsi untuk menunjukkan kesenian tradisional sunda,
kebudayaan maupun identitas dari kampong kreatif dago pojok.
2. Aspek fasilitas & kegiatan yang diwadahi
Berdasarkan jenis pasar seni budaya, maka fasilitas yang dapat diterapkan yaitu :

35

Kios-kios untuk memasarkan karya seni baik berupa stand indoor maupun stand outdoor dgn konsep open air market
Galeri atau ruang pamer untuk memamerkan karya seni
Bengkel atau kelas seni untuk membuat karya seni
Ruang terbuka berupa panggung maupu amphitheater untuk pertunjukan seni
Restoran/caf untuk memenuhi kebutuhan kuliner pengunjung

3. Aspek kesenian yang diwadahi


Kebutuhan ruang berdasarkan pada jenis kegiatan yang ada, lingkup kegiatan, sifat dan hubungan yang lain meliputi kegiatan utama,
pelengkap dan kegiatan penunjang. Jenis karya seni yang diwadahi pada Pasar seni Bandung yaitu seni tradisional dan kontemporer
meliputi seni lukis, seni kriya serta seni patung. Kemudian beberapa jenis kegiatan seni yang diwadahi yaitu seni pertunjukan
tradisional Sunda yang dilakukan oleh masyarkat kampong Sunda yaitu :
1. Calung
2. Seren taun
3. Tari jaipong
4. Tari bajidor kahot
5. Dll.

36

3.4. Program Ruang


3.4.1. Fungsi Ruang
Berdasarkan studi komparasi dan kajian preseden terhadap jenis pasar seni, maka fungsi ruang pasar seni bandung yaitu seebagai
berikut.
ASPEK
PRIMER

FUNGSI

FASILITAS

PASAR :

Curated market/kios

Mewadahi karya seni dan produk lokal dari seniman lokal kota

Retail

Bandung maupun industri kreatif dan kerajinan dari masyrakat


kampung kreatif kesenian Dago Pojok berupa open air market
atau kios-kios sesuai dengan konsep pasar seni ancol ata pasar
seni sukowati.
SEKUNDER

Pementasan :

Panggung

Menyediakan wadah pertunjukan seni untuk mengenalan

Amphitheater

kebudayaan dan kesenian kota Bandung oleh para seniman,


maupun masyrakat Kampung kesenian Dago pojok berupa
ruang terbuka sesuai konsep Pasar Seni Ancol.
Pameran :

Galeri seni

Memamerkan hasil karya seni dari seniman-seniman lokal kota

Ruang pameran

Bandung dengan ruang pamer berupa galeri Seni.

37

Pelatihan :

Bengkel seni

Memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat dan

Ruang kelas

mempraktekkan langsung pembuatan dari seni kriya dan seni


khas kebudayaan Sunda.

TERSIER

Wisata :

Ruang terbuka

Pengolahan kawasan lanskap Bandung art market berupa

Sirkulasi

taman atau ruang terbuka bagi para pengunjung berua sekuen

Pedestrian ways

lanskap menuju cluster-cluster fungsi yang akan diwadahi.

Taman

Pengelolaan & service :

Managemen bangunan

Mewadahi aktivitas pengelolaan, perawatan dan pemeliharaan

Perawatan

bangunan

dan

pemeliharaan

bangunan
Tabel 3.4 analisa fungsi ruang

38

3.4.2. Konsep Dasar perencanaan ruang dan bangunan


Berdasarkan studi komparasi, kajian preseden maupun analisa fungsi ruang, maka dalam perancangan pasar seni Bandung
digunakan pendekatan cultural edu-tourism yang bertujuan untuk mengedukasi pengunjung yang datang ke pasar seni dengan
menggunakan sekuen lanskap atau penataan ruang luar yang nyaman. Berikut merupakan konsep dasar dari pengembangan studi
komparasi fungsi sejenis untuk menentukan perencanaan perancangan pasar seni menurut fungsi ruangnya, yaitu :
A. Fasilitas utama
1. Pasar seni
Retail kesenian
Retail kesenian diperuntukkan bagi seniman maupun komunitas kesenian yang ada di kota Bandung untuk
memamerkan hasil karya seni nya. Karya seni yang dijual termasuk dalam kategori jenis lukisan, kriya maupun patung yang
membutuhkan standar kualitas khusus dalam mendisplay produknya.

Gambar 3.1 Retail kesenian


Sumber : google

39

Curated market (bazaar)


Curated market dengan konsep open air market diperuntukkan bagi masyrakat sekitar terutama masyrakat pada
kampong dago pojok untuk menjual kerajinan maupun produk dari industry kreatif masyarakat kampung yg memiliki nilai
seni tradisional sunda. Karya seni yang dijual merupakan produk kerajinan maupun souvenir khas kota Bandung.

Gambar 3.2 curated market


Sumber : google

2. Galeri Kesenian
Fungsi galeri diperuntukkan bagi seniman untuk memamerkan hasil karya seni dalam konsep pameran baik dari institusi,
kelompok kesenian maupun komunitas dalam sebuah acara tertentu. Galeri juga dapat digunakan oleh masyarakat yang
membutuhkan tempat untuk pameran kesenian.

Gambar 3.3 galeri kesenian


Sumber : google

40

3. Panggung kesenian
Panggung kesenian merupakan ruang terbuka, baik panggung maupun amphitheater yang diperuntukkan bagi seniman, baik
seni music, seni tari maupun teater yang bertujuan untuk melestarikan kesenian serta kebudayaan sunda dengan mengedukasi
penonton. Dapat digunakan oleh masyrakat sekitar terutama masyrakat kampong dago pojok untuk melakukan pertunjukan
seni.

Gambar 3.4 Panggung kesenian

B. Fasilitas penunjang
1.

Sumber : google

Kelas kesenian
Untuk mencapai misi edukasi seni, maka kelas kesenian diperuntukkan bagi masyarakat atau pengunjung untuk langsung
melakukan kegiatan berkesenian, baik seni lukis maupun seni kriya. Kelas seni sekaligus menjadi fasilitas dari masyrakat
maupun seniman kampong dago pojok untuk melakukan kegiatan kesenian.

Gambar 3.5 kelas kesenian


Sumber : google

41

2.

Retail makanan/caf
Untuk memnuhi kebutuhan wisatawan, maka food court maupun retail makanan diperuntukkan bagi industry kreatif kuliner

yang dimiliki oleh kampong dago pojok untuk berjualan makanan maupun jajanan khas kota bandung pada curated market
dengan menikmati lanskap maupun potensi sungai pada tapak. Caf juga disediakan sebagai fasilitas bagi sesam seniman
maupun pengunjung untuk berdiskusi dan bertukar pikiran.

Gambar 3.6 retail makanan

3.

Taman da water features

Sumber : google

Penataan lanskap dengan pedestrian, taman, serta water features untuk menciptakan sekuen lanskap yang nyaman bagi
wisatawan.

Gambar 3.7 taman & water features


Sumber : google

42

3.4.3. Pelaku kegiatan/aktivitas


Pelaku kegiatan yang akan diwadahi dianalisa berdasarkan kelompok kegiatan, aktivitas dan kebutuhan ruang dalam bangunan.
Tipe pelaku kegiatan dalam percancangan kawasan wisata pasar seni Bandung berdasarkan tujuan, tugas atau fungsi yang dilakukan
yaitu :
A. Macam Pelaku dan kegiatan nya
PELAKU
Pengelola

Seniman

FUNGSI PELAKU
AKTIVITAS
Mengendalikan dan mengelola Pelayanan bidang informasi, adminitrasi
kegiatan sevara keseluruhan
pembinaan dan pengembangn karya seni
dengan
menghubungkan Berhubungan dengan instansi-instansi yang
kegiatan keluar dan kegiatan
berkaitan dengan kegiatannya
kedalam
Melakukan kegiatan operasional dengan
seniman
Melancarkan informasi dan komunikasi antara
seniman dengan pengunjung
Orang yang mencipakan/pelaku Menciptakan/melakukan dan membuat karya
yang meghasilkan karya seni.
seni
Memperagakan proses pembuatan karya seni
Mengadakan transaksi dengan pengunjung
Menyebarkan informasi dalam bentuk ceramah,
dskuasi tentang karya seni

43

Pengunjung
(wisatawan)

Orang yang berkunjung ke pasar


seni

Pengunjung
(individu)

Melihat promosi, peragaan, pameran,


pementasan dan mengadakan transaksi dengan
seniman
Mendapatkan informasi tentang karya seni
Melakukan kunjungan yang bersifat
rekreasi/wisata pada waktu-waktu tertentu
Melihat promosi, peragaan, pameran,
pementasan dan mengadakan transaksi dengan
seniman
Mendapatkan informasi tentang karya seni
Melihat dan membeli barang seni

Tabel 3.5 analisa pelaku

B. Sifat Pengunjung dan aktivitasnya


SIFAT
PENGUNJUNG
Pengunjung
Umum

KETERANGAN SIFAT
PENGUNJUNG
Merupakan pengunjung setiap
hari secara perorangan atau
kelompok/keluarga. Biasanya
datang ke tempat-tempat
rekreasi, perbelanjaan pada pagi
hari antara pukul 09.00-13.00
Dan Sore hari pada pukul 16.0021.00

AKTIFITAS PENGUNJUNG
Melihat, mengamati, memilih dan membeli
karya seni
Berkomunikasi secara langsung dengan
seniman

44

Pengunjung
khusus

Merupakan pengunjung yang


datang pada waktu-waktu
tertentu sebagai peserta studi
tour, studi banding dan peneliti.
Biasanya datang pada pagi hari
antara pukul 08.00 13.00

Mengadakan pengamatan dan penelitian dalam


rankaian acara karya wisata dan sebagainya
Mengikuti ceramah, diskusi, seminar yang
diselenggarakan
Melihat, mengamati kegiatan dan fasilitas yang
ada, kemungkinan membeli benda-benda hasil
karya seni
Istirahat, makan dan minum di lingkungan
pasar seni

Tabel 3.6 analisa jenis pengunjung

45

3.4.4. Pola Aktivitas Pelaku dan Kebutuhan Ruang


Berdasarkan analisa pelaku, maka dapat ditentukan pola aktivitas pelaku untuk menganalisa kebutuhan ruang pada Pasar seni
Bandung yaitu ;
A. Pola aktivitas pengelola

Gambar 3.8 diagram pola aktivitas pengelola


Sumber : dokumen pribadi

B. Pola aktivitas Pengunjung

Gambar 3.9 diagram pola aktivitas pengunjung


Sumber : dokumen pribadi

46

C. Pola aktivitas seniman

Gambar 3.10 diagram pola aktivitas seniman


Sumber : dokumen pribadi

47

Fungsi
PENGELOLA

Pelaku
Kepala pengelola

Aktivitas

Kebutuhan ruang

Mengelola pasar seni

Kantor pengelola

Memimpin rapat

Ruang rapat

Menerima tamu

Ruang tamu

Mengelola pasar seni

Kantor wakil pengelola

Melakukan rapat koordinasi

Ruang rapat

Menerima tamu

Ruang tamu

Sekertaris

Mengurus adminitrasi

Ruang kerja

Staff pengurus

Bekerja

Ruang kerja

Menyimpan arsip

Ruang arsip

Rapat koordinasi

Ruang rapat

Resepsionis

Memberikan informasi

Ruang resepsionis

Karyawan / pegawai pemasaran

Melakukan kegiatan

Kantor pemasaran

pemasaran

Ruang tamu

Wakil pengelola

Menerima tamu
Petugas kebersihan

Menyimpan peralatan

Gudang/ janitor

Melakukan kegiatan

Ruang ME

kebersihan

Toilet

Memperbaiki utilitas
Sanitasi

48

PASAR

Petugas keamanan

Menjaga keamanan

Pos satpam

Seniman (penjual)

Memasarkan karya seni

Curated market/kios

Pedagang

Mendisplay karya seni

Gudang

Menjual produk local


Menyimpan karya seni
Pengunjung

Melihat karya seni

curated market/kios

Memilih karya seni

Kasir

Membeli karya seni/produk

Tempat peristirahatan

local
PEMENTASAN Seniman (Entertain)

Melakukan pertunjukkan seni

Panggung/amphitheater

di luar ruangan

R. persiapan

Melakukan persiapan

R. Ganti

Mengganti kostum
Penonton

Menonton & menikmati

Kursi penonton

pertunjukan
Petugas peralatan

PAMERAN

Seniman

Menyiapkan peralatan

Gudang peralatan

panggung

Ruang penyimpanan

Menyimpan koleksi

koleksi

Melakukan persiapan

Stand pameran

pameran

Galeri seni

49

Memamerkan karya

Ruang peralatan dekorasi

Kegiatan dekorasi
Pengunjung

Melihat & menikmati karya

Stand pameran

seni

Galeri seni

Memperoleh informasi karya

Ruang Sirkulasi

seni
Diskusi dan menawar karya
PELATIHAN

Seniman

Memberikan informasi

Kelas seni

tentang karya seni

Bengkel seni

Melakukan pelatihan

Tempat penyimpanan alat

pembuatan karya seni/produk


local
Edukasi kebudayaan
Menyimpan alat dan bahan
pembuatan karya seni
Pengunjung

Mempraktekkan pembuatan

Bengkel seni

karya seni

Kelas seni

Memperoleh edukasi
kebudayaan
WISATA

Pengunjung

Menikmati lanskap pasar seni

Pedestrian ways

50

FASILITAS
UMUM

Pengunjung

Melakukan aktivitas outdoor

Taman/ruang terbuka

Makan/minum

Caf/retail makanan

Cuci tangan, buang air

Toilet/restroom

Beribadah

Musholla

Menyusui

Ruang menyusui

Bermain

Playground

Tabel 3.7 aktivitas pelaku dan kebutuhan ruang

51

3.4.5. Analisa Besaran ruang


Fungsi

Kebutuhan

Kapasitas

ruang

ruang

Standar ruang

Luas

Sumber

ruang

1 orang

15 m2/ orang

15 m2

NAD

1 orang

15 m2/ orang

15 m2

NAD

12 orang

5,5 m2/ orang

66 m2

NAD

Kantor pemasaran 2 orang

5,5 m2/ orang

11 m2

NAD

Ruang sekertaris

2 orang

5,5 m2/ orang

11 m2

NAD

Ruang rapat

20 orang

3 m2/ orang

60 m2

NAD

Ruang arsip

20 orang

Rak penyimpanan 9

36 m2

NAD

4 rak

m2/rak

Pantry

2 orang

1.35 m2/orang

2,7 m2

NAD

Ruang ME

1 R. Trafo

36 m

288 m2

NAD

1 R. Generator

48 m

1 R. Water tank

36 m

1 R. Mesin ac

48 m

PENGELOLAAN R.Kepala
pengelola
Ruang wakil
pengelola
Kantor staff

SERVICE

48 m

52

1 R. Water

18 m

chilled 1 R. STP

18 m

1 R. Server

6 m

1 R. Panel utama 6 m
R. AHU

24 m

R. Shaft
10 orang

1.35 m2/orang

13, 5 m2

NAD

Loading dock

2 truk

5m x 2,8m/truk

30 m2

NAD

Gudang

10 orang

1.35 m2/orang

13,5 m2

NAD

Ruang satpam

2 orang

1.35 m2/orang

2,7 m2

NAD

R. cleaning
service

LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 564 m2


SIRKULASI 20% 676 m2
PASAR

Retail Seni indoor 150 retail

12 m2 /retail

1800 m2

Komparasi kios
pasar seni Ancol

Curated market

100 retail

12 m2 / retail

1200 m2

/kios
Gudang

Komparasi kios
pasar seni Ancol

10 orang

1.35 m2/orang

13, 5 m2

NAD

53

Ruang

10 orang

1.35 m2/orang

13,5 m2

duduk/tempat
peristirahatan
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 3.027 m2
SIRKULASI 20% 3.632 m2
PEMENTASAN

Panggung utama

20 orang

4 m2/orang

80 m2

TSS

Luas panggung :
54 m2 108 m2
R. Persiapan

20 orang

1,2 m2/orang

24 m2

NAD

R. ganti kostum

4 orang

1,2 m2/orang

4,8 m2

NAD

R. sound /

10 orang

1,2 m2/orang

12 m2

NAD

500 orang

0,5 m2/orang

250m2

Asumsi

penyimpanan alat
Tempat duduk
penonton
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 370 m2
SIRKULASI 20% 444 m2
PAMERAN

Galeri

Maksimal 300

Standar pameran

500 m2

orang

temporer luas :

360 m2

NAD

500 m2

54

1,2 m2/orang
R. penyimpanan

10 orang

1,2 m2/orang

12m2

NAD

koleksi
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 872 m2
SIRKULASI 20% 1.046 m2
EDUKASI

Kelas seni

Maks 100 orang

1,2 m2/orang

120 m2

NAD

Bengkel seni

Maks 100 orang

1,2 m2/orang

120 m2

NAD

Ruang peralatan

5orang

1,2 m2/orang

60 m2

NAD

LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 300 m2


SIRKULASI 20% 360m2
FASILITAS

Parkir

PARKIR

Asumsi jumlah

25 m2 / mobil

1.625 m2

pengunjung

40 m2 / bus

parkir

sekali datang

mobil

500 orang

80 m2

Analisa

parkir bus
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 1.705 m2
FASILITAS

Retail

UMUM

makanan/cafetaria
Toilet

20 retail

12 m2 /retail

240 m2

NAD

25

2m2

50m2

NAD

55

Musholla

50 orang

1,2 m2/orang

60 m2

NAD

Restroom

20 orang

1,2 m2/orang

24 m2

NAD

R menyusui

5 orang

1,2 m2/orang

6 m2

NAD

LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 380 m2


SIRKULASI 20% 456 m2
Tabel 3.8 analisa besaran ruang

Rekapitulasi total besaran Ruang Pasar Seni Bandung :


Fungsi Ruang

Total kebutuhan ruang

Pengelola & service

676 m2

Pasar

3.632 m2

Pameran

1.046 m2

Pementasan

444 m2

Edukasi

360m2

Fasilitas parkir

1.705 m2

Fasilitas umum

456 m2

Total kebutuhan ruang

8.319 m2

Tabel 3.9 Total kebutuhan ruang

56

3.4.6. Organisasi ruang


A. Organisasi ruang makro

Gambar 3.11 Organisasi ruang makro


Sumber : dokumen pribadi

57

B. Organisasi ruang meso

Gambar 3.12 Organisasi ruang meso


Sumber : dokumen pribadi

58

C. Organisasi ruang mikro

Fungsi Pengelola & service

Gambar 3.13 Organisasi ruang mikro


Sumber : dokumen pribadi

59

Fungsi Pasar

Gambar 3.14 Organisasi ruang mikro


Sumber : dokumen pribadi

60

Fungsi pameran & edukasi

Gambar3.15 Organisasi ruang mikro


Sumber : dokumen pribadi

61

Fungsi pertunjukan

Gambar 3.16 Organisasi ruang mikro


Sumber : dokumen pribadi

62

3.4.7. Rencana block plan Fungsi Ruang pada tapak


Area terbangun menampung
fungsi
berdasarkan
analisa
kebutuhan ruang dan kegiatan.
Area parkir berada di timur tapak
untuk menghindari kemacetan
karna akses jalan utama hanya dari
jalan citra green
Area service dan parkir pengelola
di barat tapak akses melalu jalan
dago pojok

Ruang terbuka mendominasi,


sebagai pusat aktivitas dan
penghubung antar masa fungsi
bangunan dengan ruang luar.
Tapak dikelilingi oleh ruang
terbuka hijau pada tepian sungai
cikupundung.

Gambar 3.17 Block plan tapak


Sumber : dokumen pribadi

63

3.4.8. Persyaratan kuantitatif dan kualitatif ruang


Berdasarkan analisa kebutuhan ruang dan aktivitasnya, berikut persyaratan rkuantitatif dan kualitatif ruang pada
perancangan bangunan Pasar seni Bandung dari aspek pencahayaan, penghawaan, view, akustik dan keamanan.

NAMA RUANG

PENGHAWAAN

PENCAHAYAAN

Alami

Alami

Buatan

VIEW

AKUSTIK

KEAMANAN

Buatan

FUNGSI PENGELOLA
R.Kepala pengelola

++

++

Ruang wakil pengelola

++

++

Kantor staff

++

++

Kantor pemasaran

++

++

Ruang sekertaris

++

++

Ruang rapat

++

++

++

Ruang arsip

++

++

Pantry

++

Ruang ME

++

++

++

R. cleaning service

Loading dock

Gudang

++

64

Ruang satpam

++

++

FUNGSI PASAR
Retail Seni indoor

++

++

++

Curated market (bazar)

++

++

++

++

Gudang

++

Ruang duduk/tempat

++

++

peristirahatan
FUNGSI PERTUNJUKAN
Panggung utama

++

++

++

++

++

R. Persiapan

++

R. ganti kostum

++

R. sound / penyimpanan

++

++

++

++

++

++

alat
Tempat duduk penonton

FUNGSI PAMERAN
Galeri

++

++

++

Lobby utama

++

++

++

R. penyimpanan koleksi

++

FUNGSI EDUKASI

65

Kelas seni

++

++

++

Bengkel seni

++

++

++

Ruang peralatan

++

Parkir

++

FUNGSI FASILITAS UMUM


Retail makanan/cafetaria

++

++

Toilet

++

++

Musholla

++

++

Restroom

++

++

R menyusui

++

++

Tabel 3.10 analisa kuantitatif dan kualitatif ruang

66

3.5. Aspek Tapak dan lingkungan


3.5.1. Aspek tapak berdasarkan peraturan kota/kawasan
Lokasi tapak terletak pada kelurahan dago, kecamatan Coblo yang Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031merupakan
SWK Cibuenying dibawah PPK Alun-alun. Pasar seni merupakan fungsi pusat perbelanjaan, sehingga menurut RTRW kota Bandung
termasuk ke dalam zona wisata berdasarkan RDTRK tahun 2015-2035 pasal 58 seluas kurang lebih 7,52 hektar dengan sebaran :
a.

Blok braga kecamatan sumur bandung

b.

Blok lebak siliwangi kecamatan coblong

c.

Blok pasirlayung kecamatan cibeunying kidul

d. Blok dago kecamatan coblong


e.

Blok ledeng kecamatan cidadap

Gambar 3.18 Aspek tapak berdasarkan peraturan kota/kawasan


Sumber : RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031

67

Berdasarkan RDTR Kota Bandung tahun 2015-2035 Perwujudan pola ruang zona wisata sebagaimana dimaksud pada ayat
1 meliputi:
a. Penyediaan prasarana dasar minimal penunjang kegiatan wisata terutama fasilitas parkir
b. Pengembangan kelembagaan objek wisata
c. Mempertahankan kawasan dan bangunan bersejarah
d. Mempertahankan objek wisata pendidikan dan budaya
e. Pengendalian dan pembatasan kegiatan hiburan di lokasi sekitar kegiatan peribadatan, pendidikan dan perumahan
f. Pengadaan kegiatan festival gelar seni budaya
g. Revitalisasi dan operasional objek wisata
h. Pengembangan kawasan pariwisata budaya dan cagar budaya
i. Pelestarian daya dukung lingkungan dan cagar budaya
Pada skala mikro, tapak dapat diakses melalui Jalan Ir. H juanda sehingga Berdasarkan RDTR Kota Bandung tahun 2015-2035
pengoptimalan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi Jaringan jalan koletor primer dengan adanya sarana trasnportasi
umum berupa terminal dago.

68

3.5.2. Aspek lingkungan


Pasar seni Bandung berada pada kawasan wisata curug dago tepian sungai cikupundung yang termasuk dalam kawasan wisata
buatan sehingga aspek kualitas lingkungan telah diatur dalam RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031. Dengan pendekatan cultural
edu-tourism, dengan mengedukasi pengunjung melalui seni dan kebudayaan sunda yang dikembangkan oleh masyrakat kampung
dago pojok termasuk dalam sunda polis. Menurut RDTR Kota Bandung pasal 188 sunda polis merupakan kota yang memfasilitasi
berkembangnya kebudayaan sunda sekaligus menjadi destinasi wisata budaya sunda di kotas Bandung. Prinsip penataan ruang nya
adalah :
1. Tersedianya aksesibilitas internal dan eksternal yang baik
2. Tersedianya jaringan prasarana dan sarana memadai untuk terwujud kawasn sundapolis yang memfasilitasi berkembangnya
kebudayaan sunda sekaligus menjadi destinasi wisata budaya sunda di kota Bandung
3. Tersedianya fungsi-fungsi ekologis yang cukup dan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan

A. Rencana pengaturan KDB, KLB maksimum dan KDH maksimum zona wisata berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun
2011-2031 sebagai berikut :
1.

Kategori jalan : Lokal lingkungan (Jalan citra green)

2.

KDB maksimal : 60%

3.

KLB maksimal :1,2

4.

KDH minimum ; 25%

69

5.

Tata Bangunan :

GSB minimum mempertimbangkan aspek keselamatan dan perlindungan atas kebisingan atau GSB minimum =

x lebar rumija

Tinggi bangunan maksimum mempertimbangkan daya dukung lahan, kawasan keselamatan operasi penerbangan

serta mempertimbangkan aspek keselamatan penghuni


6.

Infrastruktur : Prasarana harus disediakan sesuai standar teknis, terutama kebutuhan parkir

B. Berdasarkan perwujudan rencana pola ruang RDTR Kota Bandung 2011-2031 tentang sempadan sungai meliputi :
1.

Pembebasan lahan terbangun pada sempadan sungai untuk RTH public

2.

Penataan sempadan sungai meliputi sungai dan anak sungai

3.

Penghijauan dan pengadaan bibit pohon

4.

Penanaman pohon produktif dan pelindung sempadan sungai

5.

Pembersihan sempadan sungai dan bangunan liar

6.

Pemasangan papan larangan terhadap larangan pendirian bangunan

7.

Normalisasi sungai

8.

Pemeliharaan dan penghijauan sempadan sungai

70

C. Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi :


a. Kepadatan dan Ketinggian Bangunan Gedung
i. Bangunan gedung yang didirikan harus memenuhi persyaratan kepadatan dan ketinggian bangunan gedung berdasarkan rencana
tata ruang wilayah daerah yang bersangkutan, rencana tata bangunan dan lingkungan yang ditetapkan, dan peraturan bangunan
setempat.
ii. Kepadatan bangunan sebagaimana dimaksud dalam butir i, meliputi ketentuan tentang Koefisien Dasar Bangunan III-4 (KDB),
yang dibedakan dalam tingkatan KDB padat, sedang, dan renggang.
iii. Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud dalam butir i, meliputi ketentuan tentang Jumlah Lantai Bangunan (JLB), dan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang dibedakan dalam tingkatan KLB tinggi, sedang, dan rendah.
iv. Persyaratan kinerja dari ketentuan kepadatan dan ketinggian bangunan ditentukan oleh:
(1) kemampuannya dalam menjaga keseimbangan daya dukung lahan dan optimalnya intensitas pembangunan;
(2) kemampuannya dalam mencerminkan keserasian bangunan dengan lingkungan;
(3) kemampuannya dalam menjamin kesehatan dan kenyamanan pengguna serta masyarakat pada umumnya.
v. Untuk suatu kawasan atau lingkungan tertentu, seperti kawasan wisata, pelestarian dan lain lain, dengan pertimbangan
kepentingan umum dan dengan persetujuan Kepala Daerah, dapat diberikan kelonggaran atau pembatasan terhadap ketentuan
kepadatan, ketinggian bangunan dan ketentuan tata bangunan lainnya dengan tetap memperhatikan keserasian dan kelestarian
lingkungan.

71

D. Arsitektur Bangunan gedung meliputi :


1. Persyaratan Penampilan Bangunan Gedung
a. Ketentuan Umum
i. Bentuk denah bangunan gedung sedapat mungkin simetris dan sederhana, guna mengantisipasi kerusakan yang diakibatkan
oleh gempa.
ii. Dalam hal denah bangunan gedung berbentuk T, L, atau U, maka harus dilakukan pemisahan struktur atau dilatasi untuk
mencegah terjadinya kerusakan akibat gempa atau penurunan tanah.
iii. Denah bangunan gedung berbentuk sentris (bujursangkar, segibanyak, atau lingkaran) lebih baik daripada denah bangunan
yang berbentuk memanjang dalam mengantisipasi terjadinya kerusakan akibat gempa.
iv. Atap bangunan gedung harus dibuat dari konstruksi dan bahan yang ringan untuk mengurangi intensitas kerusakan akibat
gempa.
v. Penempatan bangunan gedung tidak boleh mengganggu fungsi prasarana kota, lalu lintas dan ketertiban umum.
vi. Pada lokasi-lokasi tertentu Kepala Daerah dapat menetapkan secara khusus arahan rencana tata bangunan dan lingkungan.
vii. Pada jalan-jalan tertentu, perlu ditetapkan penampangpenampang (profil) bangunan untuk memperoleh pemandangan jalan
yang memenuhi syarat keindahan dan keserasian.

72

viii. Bilamana dianggap perlu, persyaratan lebih lanjut dari ketentuan-ketentuan ini dapat ditetapkan pelaksanaaannya oleh
Kepala Daerah dengan membentuk suatu panitia khusus yang bertugas memberi nasehat teknis mengenai ketentuan tata
bangunan dan lingkungan.
ix. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur lingkungan yang ada
di sekitarnya, atau yang mampu sebagai pedoman arsitektur atau panutan bagi lingkungannya.
x. Setiap bangunan gedung yang didirikan berdampingan dengan bangunan yang dilestarikan, harus serasi dengan bangunan
yang dilestarikan tersebut.
xi. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampak bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan
tampak bangunan atau dinding yang telah ada di sebelahnya.
xii. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang nyaman dan
serasi terhadap lingkungannya.
xiii. Bentuk, tampak, profil, detail, material maupun warna bangunan harus dirancang memenuhi syarat keindahan dan
keserasian lingkungan yang telah ada dan/atau yang direncanakan kemudian, dengan tidak menyimpang dari persyaratan
fungsinya.
xiv. Bentuk bangunan gedung sesuai kondisi daerahnya harus dirancang dengan mempertimbangkan kestabilan struktur dan
ketahanannya terhadap gempa.
xv. Syarat-syarat lebih lanjut mengenai tinggi/tingkat dan segala sesuatunya ditetapkan berdasarkan ketentuanketentuan dalam
rencana tata ruang, dan/atau rencana tata bangunan dan lingkungan yang ditetapkan untuk daerah/lokasi tersebut.

73

b. Tapak Bangunan
i. Tinggi rendah (peil) pekarangan harus dibuat dengan tetap menjaga keserasian lingkungan serta tidak merugikan pihak lain.
ii. Penambahan lantai atau tingkat suatu bangunan gedung diperkenankan apabila masih memenuhi batas ketinggian yang ditetapkan
dalam rencana tata ruang kota, dengan ketentuan tidak melebihi KLB, harus memenuhi persyaratan teknis yang berlaku dan
keserasian lingkungan.
iii. Penambahan lantai/tingkat harus memenuhi persyaratan keamanan struktur.
iv. Pada daerah/lingkungan tertentu dapat ditetapkan:
(1) ketentuan khusus tentang pemagaran suatu pekarangan kosong atau sedang dibangun, pemasangan nama proyek dan
sejenisnya dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasian lingkungan;
(2) larangan membuat batas fisik atau pagar pekarangan;
(3) ketentuan penataan bangunan yang harus diikuti dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasian
lingkungan;
(4) perkecualian kelonggaran terhadap ketentuan butir (2) di atas dapat diberikan untuk bangunan perumahan dan bangunan
sosial dengan memperhatikan keserasian dan arsitektur lingkungan.

74

c. Bentuk Bangunan
i. Bentuk bangunan gedung harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap ruang-dalam dimungkinkan menggunakan
pencahayaan dan penghawaan alami.
ii. Ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada butir i di atas tidak berlaku apabila sesuai fungsi bangunan diperlukan sistem
pencahayaan dan penghawaan buatan.
iii. Ketentuan pada butir ii harus tetap mengacu pada prinsipprinsip konservasi energi.
iv. Untuk bangunan dengan lantai banyak, kulit atau selubung bangunan harus memenuhi persyaratan konservasi energi.
v. Aksesibilitas bangunan harus mempertimbangkan kemudahan bagi semua orang, termasuk para penyandang cacat dan lansia.
vi. Suatu bangunan gedung tertentu berdasarkan letak, ketinggian dan penggunaannya, harus dilengkapi dengan perlengkapan
yang berfungsi sebagai pengaman terhadap lalu lintas udara dan/atau lalu lintas laut.
3.5.3.

Aspek managemen
UPT PASAR SENI

WAKA UNIT

SIE PEMASARAN

SIE OPERASIONAL

SIE
PEMELIHARAAN

SIE ADMINISTRASI

SIE UMUM

SIE KEAMANAN

SIE TAMAN

Gambar 3.19 Aspek managemen pasar seni


Sumber : google

75

3.5.4. Aspek tekno ekonomi


A. Data Umum
= 14.000 m2

2. KDB

= 60% X 14.000m2

= 8400 m2

3. KLB

= 120% X 8400 m2

= 10.080 m2

BIAYA BANGUNAN

BIAYA TANAH

1. Luas tanah

Harga Tanah
biaya notaris
pajak
total biaya tanah
harga satuan tanah/m2

Harga Bangunan
KLB x Harga Bangunan/m2
Perijinan Bangunan
Total nilai Bangunan kotor
Total nilai Bangunan / KLB
Harga satuan
Bangunan/m2

IDR 2,500,000

m2
1%
5%

IDR
IDR
IDR
IDR
IDR

35,000,000,000
350,000,000
1,750,000,000
37,100,000,000
2,650,000

IDR
3,500,000
20% harga bangunan

IDR 35,280,000,000
IDR 7,056,000,000
IDR 42,336,000,000

IDR

4,200,000

76

BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya Perencanaan
Arsitek
MEE
Perkebunan
Gambar Kerja
Total Biaya Perencanaan
Biaya Hukum
Pajak
Biaya Perizinan
Biaya Overload
TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG

5%
2%
6%
10%

IDR

Nilai Bangunan
Arsitek
Nilai Bangunan
Arsitek

10% Biaya Bangunan


20,000 m2
8% Biaya Bangunan

IDR
IDR
IDR
IDR
IDR

2,116,800,000
42,336,000
2,540,160,000
211,680,000
4,910,976,000

IDR
IDR
IDR
IDR

4,233,600,000
201,600,000
3,386,880,000
7,822,080,000

Biaya Langsung
Jenis Ruang
Ruang Primer
Ruang Sekunder

Luas
5.939 m2
676 m2

TOTAL BIAYA KONTRUKSI

Harga/m2
IDR 6,000,000
IDR 4,000,000

Jumlah
IDR
35,634,000
IDR 2,704,000,000
IDR 2,739,634,000

= Biaya langsung + Biaya tidak langsung

TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN = Biaya tanah + Biaya Pembangunan

= Rp 10.561.714.000
= Rp 47.661.714.000

77

3.5.5.

Aspek teknis teknologi

Sistem Pencahayaan & Penghawaan Alami


Pada Pasar seni dapat dimanfaatkan dua system pencahayaan dan penghawaan, yaitu alami dan buatan. Berada pada kota
Bandung dengan tipe iklim tropis lembab, maka dimaksimalkan teknis pada system penghawaan dan pencahayaan alami.
Sumber pencahayaan alam memiliki pertimbangan :
1. Pemanfaatan potensi alam dapat semaksimal mungkin, dengan memperhatikan bentuk serta perletakkan lubang-lubang cahaya,
tinggi ruang, warna dan penggunaan ruang
2. Sangat dipengaruhi oleh factor alam yaitu cuaca dan waktunya yang terbatas
Sistem penghawaan yang baik memegang peranan yang penting untuk menciptakan suasana yang nyaman didalam ruang.
Penghawaan alami memiliki pertimbangan :
1. Pengaturan aliran udara didalam ruang dengan ventilasi
silang melalui kisi-kisi atau jendela
2. Untuk ruang-ruang yang lebar dapat dilakukan dengan
pengaturan penghawaan buatan

Gambar 3.20 sistem pencahayaan & penghawaan alami


Sumber : google

78

Pada system pencahayaan paasar seni dapat digunakan konsep pencahayaan dari atap (top lighting), yaitu :

A. SKYLIGHT
Fungsi Skylight memasukkan cahaya matahari dari atas, sebaiknya menggunakan
priama atau penyebar cahaya untuk menahan cahaya matahari langsung yang
menyebabkan silau, tidak boleh lebih dari 5-6% luas atap bangunan

B. SAWTOOTH CLERESTORY
Plafond miring menghasilkan lebih banyak cahaya tidak langsung meningkatkan
efisiensi dari skylight paling baik jika bukaan menghadap utara

D. CLERESTORY
Penggunakan jendela tinggi diatas ceiling, paling efektif menghadap utara untuk
menghindari radiasi matahari

C. MONITOR/ DOUBLE CLERESTORY


Paling efektif jika sumbunya menghadap timur barat, dan gunakan pelindung cahaya
pasif pada sisi selatan untuk menahan radiasi matahari langsung kedalam bangunan

Gambar 3.21 konsep pencahayaan dari atap


Sumber : google

79

Sehingga konsep dari pasar seni (curated market) dapat digunakan konsep open air market, dimana menggunakan konsep
pencahayaan dari atap, untuk memasukan cahaya ke dalam sirkulasi diantara celah-celah kios. Berikut studi komparasi yang
dilakukan pada pasar dengan konsep open air market.
a. Open air market Thailand

b. Watford market

Gambar 3.22 Open air market thailand

Gambar 3.23 Watford market

Sumber : google

Sumber : google

Open air market Thailand, merupakan pasar modern dengan


bentuk arsitektural bangunan berupa pernaungan untuk
menanggapi kondisi iklim. Open air market menggunakan
pencahayaan dari atap berupa sawtooth clerestory.

Sama halnya dengan open air market Thailand, Watford


market juga merupakan pasar modern dengan bentuk
arsitektural berupa pernaungan. Penggunaan material
tensil dengan lubang cahaya pada ujung konstruksinya,
menggunakan konsep skylight untuk memasukkan
cahaya dan membuang udara panas ke atas
80

Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi memiliki peran penting pada fungsi bangunan pasar seni, karena dapat menentukan kegiatan pelayanan dalam
pasar seni. Sistek sirkulasi menjadi factor penentu pada :
1. Sirkulasi pengunjung dan seniman
2. Sirkulasi pengelola
3. Sirkulasi kendaraan
4. Sirkulasi barang
Berikut bentuk-bentuk sirkulasi pada masing-masing fungsi yaitu
A. Sirkulasi pengunjung pada fungsi Pameran (galeri)
Pada sirkulasi ruang pamer terdapat dua jenis sirkulasi, yaitu sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder. Kemudian berdasarkan
objek amatan, dapat dibedakan sirkulasi pada objek amatan 2 dimensi dan objek amatan 3 dimensi .

Sehingga bisa digabungkan antara sirkulasi primer dengan objek yang diamati, dapat membentuk pola sirkulasi pengunjung.

Gambar 3.24 sistem sirkulasi primer & sekunder pasar seni


Sumber : google

81

Gambar 3.25 sistem sirkulasi fungsi pameran


Sumber : google

B. Sirkulasi pada kegiatan pasar


Pada sirkulasi kegiatan pasar aspek yang perlu diperhatikan yaitu pengunjung dapat berinteraksi/komunikasi langsung
dengan seniman dan prinsip sirkulasi mengikuti pola ruang pamer dengan sirkulasi primer dan sekunder
C. Sirkulasi pada kegiatan pertunjukan
Pada sirkulasi kegiatan pertunjukan, pengunjung bersifat pasif, hanya melihat pementasan tanpa dapat berkomunikasi
dengan pemain, berprinsip pada sirkulasi primer.

82

Sistem penyediaan air bersih

Gambar 3.26 Diagram distribusi air bersih

Berada pada tepian sungai cikupundung dengan permasalahan sulitnya air bersih, maka pada pasar seni diperlukan beberapa
system filtrasi air maupun pengolahan air hujan. Penjernihan air sungai cikupundung juga sudah mulai dilakukan oleh pemerintah.
A. Rainwater harvesting
Merupakan sistem pengumpulan dan penampungan air hujan untuk digunakan kembali dalam kegiatan sehari-hari,
seperti untuk menyiram tanaman, flushing water, air minum untuk hewan ternak, air untuk irigasi, mencuci, dan lain-lain. Air
hujan juga sangat cocok untuk digunakan sebagai alternatif sumber air minum sebab dibandingkan air sungai (kualitas dan
kuantitas terbatas) maupun air tanah (kuantitas terbatas), air hujan kuantitasnya melimpah dan kualitasnya lebih baik daripada
air sungai. Rain water harvesting sangat cocok diterapkan di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya :

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya
Air menyatakan bahwa "kelompok pengguna air dalam jumlah besar wajib memanfaatkan air hujan dan air dari daur ulang
limbah paling lambat 5 tahun sejak Permen ini diundangkan."

Indonesia memiliki curah hujan tinggi yaitu rata-rata 2000-3000 mm/tahun atau 150-300 mm/bulan

83

Berikut mekanisme dalam upaya pengadaan system rainwater harvesting yaitu :


Air hujan yang telah ditampung dapat disimpan di tangki-tangki air yang dapat disimpan di bawah tanah (underground)
maupun di atas tanah (on ground). Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan air hujan ialah kerentanan terhadap bakteri
dan alga, oleh sebab itu penyimpanan tangki sebaiknya dihindarkan dari cahaya matahari langsung.

Gambar 3.26 sistem harvesting rainwater


Sumber ; google

Sistem pengolahan air kotor/limbah

84

Sistem jaringan listrik

Instalasi listrik diperlukan pada bangunan Pasar seni ujtuk mendukung semua aktivitas yang ada didalam gedung. Sumber
listrik utama berasal dari PLN yang ditransmisikan melalui gardu utama kemudian masuk kedalam area bangunan dan distribusi
ke panel-panel ruang ME. Untuk keadaan darurat, digunakan listrik cadangan dari mesin genset.

Sistem Keamanan / CCTV


Sistem kemanan dilakukan dengan pemasangan CCTV pada setiap ruang terutama pada pasar seni yang cenderung ramai, untuk
menghindari kriminalitas pada fungsi pasar.

85

Sistem Kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, diperlukan system pemadam kebakaran yang praktis, mudah digunakan dan
mudah dijangkau dengan :
Heat detector
Smoke detector
Sprinkler
Pemadam ringan
Tangga darurat
Lampu darurat
Penunjuk arah jalan keluar

86

BAB IV
LINGKUP PRODUK & KEGIATAN
4.1 Produk Desain
Produk yang dihasilkan pada matakuliah Ini antara lain :

Proposal Proyek
Gambar Kerja & RAB
Panel Desain
Maket

Untuk detail produk berupa gambar kerja adalah sebagai berikut ini :
a.)
b.)
c.)
d.)
e.)
f.)
g.)
h.)
i.)
j.)
k.)

Rencana tapak/site plan (skala 1:400 atau menyesuaikan)


Rencana layout/layout plan (skala 1:400 atau menyesuaikan)
Tampak tapak (skala 1:500 atau menyesuaikan; 2 buah)
Tampak potongan tapak (skala 1 : 400; 2 buah)
Denah unit bangunan utama (skala 1:100; menyesuaikan)
Tampak unit bangunan utama (skala 1:100; 4 buah)
Potongan unit bangunan utama (skala 1:100; 2 buah)
Detil arsitektural interior (skala 1:10 atau 1:20; 2 buah)
Detil arsitektural eksterior (skala 1:10 atau 1:20; 2 buah)
Perspektif interior ruang utama (menyesuaikan)
Rencana Sistem Utilitas ( Air Bersih, Air Kotor, Jaringan Listrik, Sistem Drainase Tapak

87

Format Hasil desain


Sajian untuk Proposal Desain pada kertas ukuran A2, format bebas serta identitas jelas/lengkap.
Sajian untuk Tahap pada kertas ukuran A2 (Panel), yang representatif untuk penyajian akhir.
Teknik sajian akhir menggunakan teknik bebas (tinta, cat air, cat poster, pensil warna,) yang layak sebagai sajian presentasi akhir
tugas besar.
Pengerjaan DED dan RAB. (RAB dikerjakan dengan digital atau manual)
Sajian untuk maket studi bebas.
Batasan-batasan tugas lain yang belum disebutkan, akan dilengkapi kemudian.

88

4.2 Lingkup Kegiatan


4.2.1 Kerangka Pemikiran

89

4.2.2 Proses Desain

90

4.2.3 Jadwal Pelaksanaan


Produk
1

Minggu
10 11

12

13

14

15

16

17

18

19

Kelayakan Perancangan
Proposal Proyek
Metode dan Prosedur Desain
Studi Komparasi
Studi Historis dan Kultural
Studi pelestarian arsitektural
Program Ruang
Program Tapak
Studi Recycling Design
Prarancangan Tapak : Rencana Tapak
Prarancangan Tapak : Denah
Bangunan
Prarancangan Tapak : Potongan
Bangunan
Prarancangan Tapak : Tampak
Elevasi
Prakiraan Biaya
DED Arsitektural
Gambar Kerja
Prakiraan Biaya
Panel
Maket
UAS Presentasi

91

4.2.4 Strategi dan deskripsi kegiatan


Strategi yang Dilakukan pada Masing-masing Tahapan Proses terdiri dari :

Perumusan issue dan permasalah yang melandasi terbentuknya proyek


Meringkas issue-issue tersesebut dengan menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi seperti factor social, ekonomi,
lingkungan dan lain-lain.
Melakukan pemecahan arsitektural terkait dengan permasalahan yang terjadi
Membentuk kriteria desain setelah mendapatkan pemecahan arsitektural sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
Memilih dan menerapkan metode desain yang nantinya akan digunakan dalam perancangan sesuai dengan kriteria yang telah
dibentuk sebelumnya
Proses mendesain dimulai setelah menerapkan metode desain sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
Membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Membuat panel desain dan maket

92

BAB V
KESIMPULAN

Bandung art market merupakan problem solving dalam menanggapi issue ketidaktersediaan wadah bagi seniman untuk memamerkan,
berkesenian maupun memasarkan karya seni nya. Pemilihan tapak dilakukan berdasarkan aspek potensi alam dan budaya serta permasalahan social
yang ada, sehingga dago pojok dipilih sebagai site dari Bandung art market untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup pada area wisata curug
dago dan meningkatkan perekonomian masyrakat kampong kreatif dago pojok. Sehingga pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan prinsip
edukasi dari ekowisata yaitu cultural edu-tourism, dimana perancangan kawasan Bandung art market memperhatikan lanskap dan kelestarian alam
sehingga dapat mengedukasi pengunjung maupun wisatawan untuk menghargai alam serta seni dan kebudaayaan asli Bandung (Seni tradisional
Sunda).
Berdasarkan analisa kelayakan tapak, lingkungan, fungsi, tekno ekonomi serta teknis bangunan, Bandung art market sebagai proyek
pemerintah kota Bandung dinilai layak dengan memperhatikan aspek-aspek pembangunan yang serasi dengan lingkungan alam dan budaya
masyarkat yang ada sehingga dapat memperbaiki perekonomian serta lingkungan hidup disekitar site Bandung art market. Diharapkan dengan
perancangan kawasan Bandung art market, dapat menjadi symbol edukasi kesenian dana lam di kota Bandung sebagai icon baru kota Bandung
yang dapat menarik minat wisatawan maupun masyarakat terhadap kesenian, maupun karya seni serta kearifan budaya local kota Bandung.

93

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Neufert, Ernst 1996. Data arsitek jilid 1 edisi 33, Jakarta : Erlangga
S. Juwana, MSAE, Ir.Jimmy. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta : Erlangga
Sulistyanto, 1988, Pasar seni di Yogyakarta
Rencana detail tata ruang Kota Bandung tahun 2011-2031
Rencana tata ruang kota Bandung tahun 2011-2031
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 10 Tahun 2015 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan
Zonasi Kota Bandung Tahun 2015 2035
8. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41668/4/Chapter%20II.pdf
9. http://digilib.unila.ac.id/2033/7/BAB%20II.pdf
10. http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultas-teknik-dan-ilmu-komputer/teknik-informatika/2011/jbptunikomppgdl-srinurhaya-24374/11-12.bab-i.pdf/ori/11-12.bab-i.pdf
11. http://dokumen.tips/documents/tinjauan-pasar-seni.html
12.http://repository.unika.ac.id/4177/

94

95

Anda mungkin juga menyukai