PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Ekowisata
Istilah ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis/wisatawan ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati
dan mempelajari mengenal alam, sejarah dan budaya disuatu daerah, di mana pola wisatanya mmebantu ekonomi masyarakat lokal dan
mendukung pelestarin alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya
meminimkan dapak yang negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi
masyarakat setempat dan nilai konservasi. Beberapa aspek dalam ekowisata yaitu :
Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sosial budaya masyarakat. (vs
mass tourism)
Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata)
Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur kota tidak besar. (nilai partisipasi masyarakat dan ekonomi)
Ekowisata berbasis masyarakat (community-based ecotourism) merupakan pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola
pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan ketelibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh.
Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan
kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual beli sebagai
daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal
dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola.
Cultural edu-tourism yang merupakan salah satu prinsip dari ekowisata dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat
setempat, mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis, fee pemandu, ongkos
transportasi homestay sert amenjual kerajinan. Cultural edu-tourism membawa dampak positif terhadap kelestarian lingkungan dan
budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat
yang tumbuh akibat pengingkatan kegiatan ekowisata. Beberapa aspek kunci dalam ekowisata berbasis masyarakat adalah :
Masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan kegiatan ekowisata daerahnya, dengan dukungan dari
pemerintah dan organisasi masyarakat.(nilai partisipasi masyarakat dan edukasi)
Prinsip local ownership atau pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat diterapkan sedapat mungkin terhadap
sarana dan prasarana ekowisata, kawasan ekowisata (nilai partisipasi masyrakat)
Homestay menjadi pilihan utama untuk sarana akomodasi dilokasi wisata. (nilai partisipasi masyarakat)
Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan objek wisata menjadi tanggung jawab masyarakat setempat, termasuk penentuan
biaya. (nilai ekonomi dan wisata)
c. Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan tradisi lokal
d. Kegiatan sehari-hari dapat dimasukan kedalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan dengan cara hidup masyarakat dan
mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal.
Kampung tematik Dago Pojok merupakan kampung wisata yang diprakarsai oleh ide dari seniman lokal kota Bandung yaitu
Rahmat Jabari dimana ia ingin membaca seni rupa dalam konteks ruang sosial. Sehingga dalam misinya, ia ingin menjadikan rumah
(kampung) sebagai tempat hidup bersama sehingga kampung menjadi pusat pendidikan, ekonomi dan budaya. Ia melakukan pendekatan
psikologis terhadap anak-anak kampung Dago pojok dengan membangun ruang-ruang kreatif di kampung yang memberikan
perkembangan sangat baik pada Kampung Dago Pojok. Dalam misi menjadikan kampung sebagai pusat pendidikan sosial dan ekonomi,
Rahmat Jabari melakukan pelatihan-pelatihan kreatif terhadap home industri yaitu berupa kerajinan, kriya, maupun kuliner. Sehingga
industri kreatif yang dikembangkan di Dago pojok dapat menaikkan perekonomian masyarakat kampung.
Rahmat Jabari juga mengajak anak-anak dan warga kampung untuk membangkitkan lagi kesenian daerah seperti reog, Barundak,
Bondang dan permainan anak-anak melalui pelatihan dan pentas seni kebudayaan sunda yang dilaksanakan di koridor-koridor jalan
kampung dago pojok. Ia juga menyediakan kelas untuk pelatihan seni dengan mengajak langsung anak-anak untuk membuat karya seni,
baik seni lukis, seni kriya maupun seni patung.
pengembangan kampung-kampung lain di kota Bandung menjadi kampung kreatif. Apa yang dilakukan seniman inilah yang menjadi
bukti konkret bahwa seniman benar-benar menjadi mitra pemerintah dalam pengembangan kampung kreatif yang ada di kota Bandung,
walaupun pada prakteknya perbaikan juga harus dilakukan secara struktural maupun infrastruktur bukan hanya pada level estetika suatu
daerah saja. Yang pada akhirnya seni juga dapat menjadi sebuah kreatifitas untuk memecahkan sebuah permasalahan sosial, ekonomi
maupun lingkungan.
Berdasaran tinjauan pusataka mengenai Ekowisata maka terdapat hubungan yang erat antara seni, kebudayaan, ekonomi dan
alam. Seniman maupun budayawan sebagai representasi pelaku seni dan budaya, selalu mengambil bagian dalam sistem pasar. Melalui
hal tersebut, dapat diciptakan ekonomi kreatif berbasis pasar, bagi para pelaku seni agar tidak sulit untuk memasarkan atau menjual
karya-karya nya kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang ke kota Bandung. Pengembangan kampung kreatif yang dilakukan
oleh Rahmat Jabari ini menjadi salah satu hal yang dapat menjadi dasar pengadaan fasilitas Pasar Seni yang menjadi proyek pemerintah
dengan pendekatan cultural edu-tourism. Pasar Seni yang ada nantinya tidak hanya mewadahi industri kreatif maupun karya seni lokal
Bandung, tetapi juga sebagai sarana edukasi wisata dengan cara pameran, pagelaran maupun peragaan kepada para wisatawan, sehingga
tercipta interaksi dan komunikasi antara penjual (seniman) kepada pembeli (masyarakat). Diharapkan dengan pembangunan fasilitas
Pasar Seni dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, melestarikan kebudayaan Sunda, meningkatkan perekonomian
masyarakat dan warga sekitar dengan menggunakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja serta meingkatkan kualitas lingkungan
hidup dengan penataan kawasan wisata Pasar Seni Bandung berbasis cultural edu-tourism.
1.2.Permasalahan Desain
Di Indonesia, fenomena pasar seni menjadi penggerak aktivitas masyarkat dan sebagai sebuah simbol indetitas suatu daerah yang
menggunakan konsep pasar seni tradisional dimana hanya mengutamakan interaksi antara penjual dan pembeli dengan tawar menawar (budaya
local), tanpa memperhatikan kenyamanan pengunjung maupun aktivitas lain yang dapat diwadahi. Sehingga desain dari pasar kurang
memperhatikan faktor pencahayaan, penghawaan maupun sirkulasi dan kebutuhan wisata pengunjung. Fenomena Pasar seni tersebut yang
menjadi dasar dari pengembangan konsep perancangan kawasan wisata Pasar seni Bandung dengan pendekatan cultural edu-tourism yang
memberikan edukasi tentang social budaya, kebudayaan tradisional Sunda dan menghargai alam dengan memperhatikan kenyamanan
pengunjung dalam menikmati seni itu sendiri, baik karya seni maupun produk lokal yang dijual, yang dipamerkan, maupun pementasan karya
seni dalam sebuah penataan sekuen lanskap.
Dapat memberikan wadah secara permanen bagi seniman maupun home industri kota Bandung untuk memasarkan karya seni dan
produk lokal kota Bandung.
Menata lansekap kawasan wisata Pasar Seni Bandung dengan pendekatan cultural edu-tourism
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota Bandung dengan pembangunan yang seirama dengan kelestarian alam.
Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengurangi angka pengangguran, yaitu SDM pada kampung kreatif dago
pojok
Memberikan edukasi kepada wisatawan tentang sosial-budaya Bandung maupun kebudayaan tradisional Sunda
B. Sasaran
Dengan Penataan kawasan wisata Pasar Seni Bandung berbasis cultural edutourism, sasaran yang dituju adalah seniman dan
masyarakat agar dapat berkesenian secara permanen dengan cara menarik minat wisatawan untuk mengapresiasi para seniman maupun
masyarakat untuk membeli karya seni dengan cara edukasi, memamerkan dan mementaskan seni dalam satu fungsi kawasan wisata dan
penataan sekuen lanskap yang memberikan kenyamanan kepada wisatawan.
10
BAB II
GAMBARAN TAPAK
2.1. Gambaran Umum
2.1.1. Kondisi dan Fungsi Tapak Terkait
Kawasan Dago merupakan icon kota Bandung sehingga Pasar Seni Bandung diharapkan juga dapat menjadisalah satu icon baru
di kota Bandung. Wilayah Dago pojok dipilih sebagai lokasi tapak karena terdapat kesesuaian potensi alam dan sosial budaya dengan
prinsip cultural edu-tourism. Adanya potensi alam berupa air terjun curug dago,Arung jeram kampung padi,sekolah alan bandung serta
potensi budaya dari kampung kreatif Dago pojok menjadi landasan untuk penataan kawasan wisata Pasar Seni yang dapat meningkatkan
kualitas lingkungan hidup, perkekonomian masyarakat sekitar dan wisata-wisata alam yang ada disekitar tapak.
11
12
Kini keadaan Curug Dago banyak mengalami perubahan, salah satunya kondisi air sungai yang keruh dan berwarna kecoklatan
serta mulai banyaknya sampah yang mengotori aliran sungai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pemukiman yang berada diatas Curug
serta merambahnya pabrik-pabrik pengolahan menyebabkan hutan yang dulunya berfungsi sebagai pelindung ekosistim alam mulai
tergerus. Sehingga mengurangi kualitas lingkungan hidup pada area wisata konservasi curug dago. Tapak dari pasar seni bandung berada
tepian sungai cikpundung dan merupakan tanah kosong dengan dikelilingi pepohonan pada tepian sungai sebagai ruang teerbuka hijau pada
sempadan sungai cikupundung.
Sumber : google
Sumber : google
13
14
15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Stamford School
Sekolah alam
Bandung
The djayakarta
2
hotel bandung
Taman budaya
jawa barat
Sheraton hotel &
tower bandung
3
Bappeda Jawa
Barat
Politeknik
manufaktur
Sasana budaya
4
ganesha ITB
16
B. Skala Meso
Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031, tapak terletak pada kelurahan dago, kecamatan Coblo yang merupakan SWK
Cibuenying dibawah PPK Alun-alun. Pasar seni merupakan fungsi pusat perbelanjaan, sehingga menurut RTRW kota Bandung.
Kmeudian kelurahan dago termasuk ke dalam pengembangan pendidikan dan wisata buatan, maka Pasar seni Bandung dapat
mengembangkan fungsi kawasan sebagai wisata buatan pada kelurahan Dago. Dengan dikeliling oleh sektor permukiman, Pasar Seni
Bandung sebagai wadah memasarkan dan berkesenian bagi seniman maupun masyarakat setempat yang diharapkan dapat melestarikan
kebudayaan serta potensi alam yang ada disekitar tapak.
17
3
1
Gambar 2.7 Eksisting tapak skala mikro
Sumber : google maps
18
C. Skala Mikro
Tapak merupakan lahan kosong dengan dikelilingi ruang terbuka hijau pada jalan Citra Green Bandung yang merupakan
jalan lingkungan terusan dari jalan kolektor Ir.H Juanda dari pusat alun-alun. Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031
bangunan yang merupakan pasar seni dan fungsi lahan sebagai wisata buatan memiliki kriteria sebagai berikut :
pembangunan
harus
melalui
pengkajian
19
Batas-Batas Tapak
Timur tapak
Utara tapak
Selatan tapak
20
21
C
Gambar 2.13 View ke dalam tapak
Sumber : google maps
22
C
Gambar 2.14 View ke luar tapak
Sumber : google maps
23
a. sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung
b. sebelah Timur dan Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Bandung
c. sebelah Barat, berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, oleh karena itu Bandung merupakan suatu cekungan
(bandung basin) yang berada pada ketinggian 791 mdl, dengan posisi bagian utara pada umumnya
lebih tinggi dibanding selatan. Ketinggian di sebelah utara sekitar +1050 dpl, sedangkan bagian selatan
sekitar +675 dpl. Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu sungai Cikupundung dan sungai
Gambar 2.16 Sungai citarum
Citarum beserta anak-anak sungainya. Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan
Sumber : google
sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung
tangkuban perahu. Jenis material dibagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga di
kawasan bagian tengah dan barat. Sedangkan pada bagian timur merupakan jenis alluvial kelabu
dengan bahan endapan tanah liat. Ketinggian kota Bandung yang berada pada ketinggian +791 mdpl
cukup berpengaruh pada rata-rata tekanan udara di kota Bandung. Pada tahun 2014 rata-rata tekanan
udara mencapai 923, 7 milibar.
24
25
BAB III
PROGRAM UMUM
3.1. Latar Belakang Pembangunan
Dalam misi bandung kota kreatif, pemerintah menggap seniman memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan misi kota
bandung untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh kota Bandung. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan salah
satu usaha yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki
pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual beli sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat
menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang
mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Cultural edu-tourism yang merupakan prinsip ekowisata dapat menciptakan
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk
turis, fee pemandu, ongkos transportasi homestay serta menjual kerajinan. Eduwisata membawa dampak positif terhadap kelestarian
lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk
setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Pasar seni bandung ini dibangun bertujuan sebagai wadah bagi para seniman maupun masyrakat untuk dapat memasarkan karya
seni dan produk lokal kota Bandung, khususnya bagi masyarakat kampung kesenian Dago pojok sebagai kampung kreatif kesenian
Bandung, untuk memperkenalkan produk kerajinan maupun kesenian kampungnya sebagai masyrakat yang tinggal disekitar tapak.
Diharapkan penataan kawasan wisata Pasar seni bandung mampu mengakomodasi kegiatan wisata belanja maupun berkesenian yang
seirama dengan kelestarian alam sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta kualitas lingkungan hidup yang berbasis
pada prinsip cultural edu-tourism.
26
27
3. Gallery
Sebagai fasilitas edukasi pengunjung untuk mengetahui karya seni, baik seni kriya, seni musik, seni patung kebudayaan Sunda
sehingga adanya informasi maupun komunikasi antara seniman dan pengunjung baik secara verbal maupun non verbal.
4. Area outdoor sebagai sirkulasi
Penataan kawasan lansekap Bandung art market perlu dilakukan untuk memberikan pengalaman eduwisata melalui sekuen
lanskap sehingga pengunjung dapat membeli karya seni, mengetahui, melihat proses pembuatan seni kriya dan menonton
pertunjukan dengan pengolahan ruang luar yang nyaman sebagai fungsi wisata.
b. Hipotesis masalah
28
Berdasarkan issue fenomena kota Bandung yang belum memiliki wadah untuk memasarkan hasil karya seni serta tempat
berkesenian bagi para seniman, kota Bandung untuk memaksimakan sumber daya manusia dengan ekonomi kreatif berbasis pasar,
maka dibutuhkan suatu sarana fasilitas pusat perbelanjaan sekaligus wisata dengan prinsip-prinsip ekowisata. Visi misi fasilitas ini
berangkat dari visi kota Bandung sebagi kota kreatif dimana seniman memiliki peran penting yang bertujuan untuk melestarikan seni
dan kebudayaan tradisional Sunda maupun karya seni atau produk lokal Bandung agar dapat mengedukasi pengunjung baik dengan cara
memamerkan, pagelaran maupun pembuatan karya seni melalui pendekatan cultural edutourism.
c. Berita terkait issue
29
FLOATING MARKET
pusat.
Gianyar, Bali.
Tujuan
Sebagai
pusat
pembangunan
kerajianan yang dapat memberikan masyrakat, peningkatan pendapatan (situ umar) yang jumlahnya kian
inspirasi
penikmat,
serta
kesenian
wawasan
kolektor
seni
bagi daerah khususnya di pos retribusi menipis karena telah menjadi area
dan pasar dan mengurangi pengangguran perumahan
Pola ruang
untuk
melakukan
dan
perekonomian
menjadikan
kawasan
produknya.
cluster A
cluster B
cluster C
cluster D
30
bangunan 507,6 m
Blok C di belakang blok B
dengan jumlah kios sebanyak 197
dengan luas bangunan 348 m
ruang
terbuka
masing-masing
publik.
pintu
31
banyak.
banyak.
Fasilitas
Kios
Kano
Restoran
Factory outlet
Kebun
Gazebo
diwadahi
2. Edukasi
2. Pementasan Seni
3. Eksibisi/pameran
2. Edukasi
4. wisata air
pengunjung
6. Pementasan seni
32
Kesenian yang
Karya seni
diwadahi
Kontemporer
Lukisan bali
Lukisan
Kerajinan
Wayang golek
Souvenir
Topeng kertas
Pakaian Bali
Kerajinan
Sandal bali
Patung
Tas bali
Aksesoris bali
Keramik
Dekorasi bali
Cindera mata
33
Studi komparasi juga dilakukan dengan kajian preseden berdasarkan jenis-jenis pasar seni menurut Susdiana (2012:28) dalam
pasar seni dan kerajinan tradisional, yang ada di Indonesia untuk dapat menganalisis jenis Pasar seni yang menjadi konsep utama
penataan kawasan wisata pasar seni, bahwa pasar seni yang menetap (tidak temporer) memiliki jenis yang berbeda-beda sesuai konten
didalamnya, sebagai berikut :
JENIS PASAR
PENGERTIAN
SENI
TUJUAN
OBJEK
PEMBANGUNAN
BANGUNAN
DIPASARKAN
PASAR SENI
KHAS
nya
menjual
wisatawan
Pasar klewer
Solo
Pasar Sukawati
- Bali
PASAR SENI
Merupakan
BUDAYA
menunjukkan
pasar
suatu
pengalaman
masyrakat/komunitas tertentu.
Pasar apung
muara kuin
kalimantan
konteksnya karena
masing daerah.
34
PASAR SENI
Merupakan
pasar
untuk
ancol
berkarya,
memamerkan
mendorong
Pasar seni
dan
semangat
Setelah dilakukan studi komparasi dan preseden melalui pasar seni yang ada di Indonesia, maka dapat disimpulkan beberapa
aspek yang dapat dijadikan referensi dalam perancangan kawasan wisata pasar seni Bandung berbasis cultural edu-tourism sebagai
berikut :
1. Jenis pasar seni
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan yaitu cultural edu-tourism dengan mengedukasi pengunjung dengan kebudayaan setempat,
maka pasar seni bandung dikategorikan sebagai pasar seni budaya yang berfungsi untuk menunjukkan kesenian tradisional sunda,
kebudayaan maupun identitas dari kampong kreatif dago pojok.
2. Aspek fasilitas & kegiatan yang diwadahi
Berdasarkan jenis pasar seni budaya, maka fasilitas yang dapat diterapkan yaitu :
35
Kios-kios untuk memasarkan karya seni baik berupa stand indoor maupun stand outdoor dgn konsep open air market
Galeri atau ruang pamer untuk memamerkan karya seni
Bengkel atau kelas seni untuk membuat karya seni
Ruang terbuka berupa panggung maupu amphitheater untuk pertunjukan seni
Restoran/caf untuk memenuhi kebutuhan kuliner pengunjung
36
FUNGSI
FASILITAS
PASAR :
Curated market/kios
Mewadahi karya seni dan produk lokal dari seniman lokal kota
Retail
Pementasan :
Panggung
Amphitheater
Galeri seni
Ruang pameran
37
Pelatihan :
Bengkel seni
Ruang kelas
TERSIER
Wisata :
Ruang terbuka
Sirkulasi
Pedestrian ways
Taman
Managemen bangunan
Perawatan
bangunan
dan
pemeliharaan
bangunan
Tabel 3.4 analisa fungsi ruang
38
39
2. Galeri Kesenian
Fungsi galeri diperuntukkan bagi seniman untuk memamerkan hasil karya seni dalam konsep pameran baik dari institusi,
kelompok kesenian maupun komunitas dalam sebuah acara tertentu. Galeri juga dapat digunakan oleh masyarakat yang
membutuhkan tempat untuk pameran kesenian.
40
3. Panggung kesenian
Panggung kesenian merupakan ruang terbuka, baik panggung maupun amphitheater yang diperuntukkan bagi seniman, baik
seni music, seni tari maupun teater yang bertujuan untuk melestarikan kesenian serta kebudayaan sunda dengan mengedukasi
penonton. Dapat digunakan oleh masyrakat sekitar terutama masyrakat kampong dago pojok untuk melakukan pertunjukan
seni.
B. Fasilitas penunjang
1.
Sumber : google
Kelas kesenian
Untuk mencapai misi edukasi seni, maka kelas kesenian diperuntukkan bagi masyarakat atau pengunjung untuk langsung
melakukan kegiatan berkesenian, baik seni lukis maupun seni kriya. Kelas seni sekaligus menjadi fasilitas dari masyrakat
maupun seniman kampong dago pojok untuk melakukan kegiatan kesenian.
41
2.
Retail makanan/caf
Untuk memnuhi kebutuhan wisatawan, maka food court maupun retail makanan diperuntukkan bagi industry kreatif kuliner
yang dimiliki oleh kampong dago pojok untuk berjualan makanan maupun jajanan khas kota bandung pada curated market
dengan menikmati lanskap maupun potensi sungai pada tapak. Caf juga disediakan sebagai fasilitas bagi sesam seniman
maupun pengunjung untuk berdiskusi dan bertukar pikiran.
3.
Sumber : google
Penataan lanskap dengan pedestrian, taman, serta water features untuk menciptakan sekuen lanskap yang nyaman bagi
wisatawan.
42
Seniman
FUNGSI PELAKU
AKTIVITAS
Mengendalikan dan mengelola Pelayanan bidang informasi, adminitrasi
kegiatan sevara keseluruhan
pembinaan dan pengembangn karya seni
dengan
menghubungkan Berhubungan dengan instansi-instansi yang
kegiatan keluar dan kegiatan
berkaitan dengan kegiatannya
kedalam
Melakukan kegiatan operasional dengan
seniman
Melancarkan informasi dan komunikasi antara
seniman dengan pengunjung
Orang yang mencipakan/pelaku Menciptakan/melakukan dan membuat karya
yang meghasilkan karya seni.
seni
Memperagakan proses pembuatan karya seni
Mengadakan transaksi dengan pengunjung
Menyebarkan informasi dalam bentuk ceramah,
dskuasi tentang karya seni
43
Pengunjung
(wisatawan)
Pengunjung
(individu)
KETERANGAN SIFAT
PENGUNJUNG
Merupakan pengunjung setiap
hari secara perorangan atau
kelompok/keluarga. Biasanya
datang ke tempat-tempat
rekreasi, perbelanjaan pada pagi
hari antara pukul 09.00-13.00
Dan Sore hari pada pukul 16.0021.00
AKTIFITAS PENGUNJUNG
Melihat, mengamati, memilih dan membeli
karya seni
Berkomunikasi secara langsung dengan
seniman
44
Pengunjung
khusus
45
46
47
Fungsi
PENGELOLA
Pelaku
Kepala pengelola
Aktivitas
Kebutuhan ruang
Kantor pengelola
Memimpin rapat
Ruang rapat
Menerima tamu
Ruang tamu
Ruang rapat
Menerima tamu
Ruang tamu
Sekertaris
Mengurus adminitrasi
Ruang kerja
Staff pengurus
Bekerja
Ruang kerja
Menyimpan arsip
Ruang arsip
Rapat koordinasi
Ruang rapat
Resepsionis
Memberikan informasi
Ruang resepsionis
Melakukan kegiatan
Kantor pemasaran
pemasaran
Ruang tamu
Wakil pengelola
Menerima tamu
Petugas kebersihan
Menyimpan peralatan
Gudang/ janitor
Melakukan kegiatan
Ruang ME
kebersihan
Toilet
Memperbaiki utilitas
Sanitasi
48
PASAR
Petugas keamanan
Menjaga keamanan
Pos satpam
Seniman (penjual)
Curated market/kios
Pedagang
Gudang
curated market/kios
Kasir
Tempat peristirahatan
local
PEMENTASAN Seniman (Entertain)
Panggung/amphitheater
di luar ruangan
R. persiapan
Melakukan persiapan
R. Ganti
Mengganti kostum
Penonton
Kursi penonton
pertunjukan
Petugas peralatan
PAMERAN
Seniman
Menyiapkan peralatan
Gudang peralatan
panggung
Ruang penyimpanan
Menyimpan koleksi
koleksi
Melakukan persiapan
Stand pameran
pameran
Galeri seni
49
Memamerkan karya
Kegiatan dekorasi
Pengunjung
Stand pameran
seni
Galeri seni
Ruang Sirkulasi
seni
Diskusi dan menawar karya
PELATIHAN
Seniman
Memberikan informasi
Kelas seni
Bengkel seni
Melakukan pelatihan
Mempraktekkan pembuatan
Bengkel seni
karya seni
Kelas seni
Memperoleh edukasi
kebudayaan
WISATA
Pengunjung
Pedestrian ways
50
FASILITAS
UMUM
Pengunjung
Taman/ruang terbuka
Makan/minum
Caf/retail makanan
Toilet/restroom
Beribadah
Musholla
Menyusui
Ruang menyusui
Bermain
Playground
51
Kebutuhan
Kapasitas
ruang
ruang
Standar ruang
Luas
Sumber
ruang
1 orang
15 m2/ orang
15 m2
NAD
1 orang
15 m2/ orang
15 m2
NAD
12 orang
66 m2
NAD
11 m2
NAD
Ruang sekertaris
2 orang
11 m2
NAD
Ruang rapat
20 orang
3 m2/ orang
60 m2
NAD
Ruang arsip
20 orang
Rak penyimpanan 9
36 m2
NAD
4 rak
m2/rak
Pantry
2 orang
1.35 m2/orang
2,7 m2
NAD
Ruang ME
1 R. Trafo
36 m
288 m2
NAD
1 R. Generator
48 m
1 R. Water tank
36 m
1 R. Mesin ac
48 m
PENGELOLAAN R.Kepala
pengelola
Ruang wakil
pengelola
Kantor staff
SERVICE
48 m
52
1 R. Water
18 m
chilled 1 R. STP
18 m
1 R. Server
6 m
1 R. Panel utama 6 m
R. AHU
24 m
R. Shaft
10 orang
1.35 m2/orang
13, 5 m2
NAD
Loading dock
2 truk
5m x 2,8m/truk
30 m2
NAD
Gudang
10 orang
1.35 m2/orang
13,5 m2
NAD
Ruang satpam
2 orang
1.35 m2/orang
2,7 m2
NAD
R. cleaning
service
12 m2 /retail
1800 m2
Komparasi kios
pasar seni Ancol
Curated market
100 retail
12 m2 / retail
1200 m2
/kios
Gudang
Komparasi kios
pasar seni Ancol
10 orang
1.35 m2/orang
13, 5 m2
NAD
53
Ruang
10 orang
1.35 m2/orang
13,5 m2
duduk/tempat
peristirahatan
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 3.027 m2
SIRKULASI 20% 3.632 m2
PEMENTASAN
Panggung utama
20 orang
4 m2/orang
80 m2
TSS
Luas panggung :
54 m2 108 m2
R. Persiapan
20 orang
1,2 m2/orang
24 m2
NAD
R. ganti kostum
4 orang
1,2 m2/orang
4,8 m2
NAD
R. sound /
10 orang
1,2 m2/orang
12 m2
NAD
500 orang
0,5 m2/orang
250m2
Asumsi
penyimpanan alat
Tempat duduk
penonton
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 370 m2
SIRKULASI 20% 444 m2
PAMERAN
Galeri
Maksimal 300
Standar pameran
500 m2
orang
temporer luas :
360 m2
NAD
500 m2
54
1,2 m2/orang
R. penyimpanan
10 orang
1,2 m2/orang
12m2
NAD
koleksi
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 872 m2
SIRKULASI 20% 1.046 m2
EDUKASI
Kelas seni
1,2 m2/orang
120 m2
NAD
Bengkel seni
1,2 m2/orang
120 m2
NAD
Ruang peralatan
5orang
1,2 m2/orang
60 m2
NAD
Parkir
PARKIR
Asumsi jumlah
25 m2 / mobil
1.625 m2
pengunjung
40 m2 / bus
parkir
sekali datang
mobil
500 orang
80 m2
Analisa
parkir bus
LUAS TOTAL KEBUTUHAN RUANG 1.705 m2
FASILITAS
Retail
UMUM
makanan/cafetaria
Toilet
20 retail
12 m2 /retail
240 m2
NAD
25
2m2
50m2
NAD
55
Musholla
50 orang
1,2 m2/orang
60 m2
NAD
Restroom
20 orang
1,2 m2/orang
24 m2
NAD
R menyusui
5 orang
1,2 m2/orang
6 m2
NAD
676 m2
Pasar
3.632 m2
Pameran
1.046 m2
Pementasan
444 m2
Edukasi
360m2
Fasilitas parkir
1.705 m2
Fasilitas umum
456 m2
8.319 m2
56
57
58
59
Fungsi Pasar
60
61
Fungsi pertunjukan
62
63
NAMA RUANG
PENGHAWAAN
PENCAHAYAAN
Alami
Alami
Buatan
VIEW
AKUSTIK
KEAMANAN
Buatan
FUNGSI PENGELOLA
R.Kepala pengelola
++
++
++
++
Kantor staff
++
++
Kantor pemasaran
++
++
Ruang sekertaris
++
++
Ruang rapat
++
++
++
Ruang arsip
++
++
Pantry
++
Ruang ME
++
++
++
R. cleaning service
Loading dock
Gudang
++
64
Ruang satpam
++
++
FUNGSI PASAR
Retail Seni indoor
++
++
++
++
++
++
++
Gudang
++
Ruang duduk/tempat
++
++
peristirahatan
FUNGSI PERTUNJUKAN
Panggung utama
++
++
++
++
++
R. Persiapan
++
R. ganti kostum
++
R. sound / penyimpanan
++
++
++
++
++
++
alat
Tempat duduk penonton
FUNGSI PAMERAN
Galeri
++
++
++
Lobby utama
++
++
++
R. penyimpanan koleksi
++
FUNGSI EDUKASI
65
Kelas seni
++
++
++
Bengkel seni
++
++
++
Ruang peralatan
++
Parkir
++
++
++
Toilet
++
++
Musholla
++
++
Restroom
++
++
R menyusui
++
++
66
b.
c.
67
Berdasarkan RDTR Kota Bandung tahun 2015-2035 Perwujudan pola ruang zona wisata sebagaimana dimaksud pada ayat
1 meliputi:
a. Penyediaan prasarana dasar minimal penunjang kegiatan wisata terutama fasilitas parkir
b. Pengembangan kelembagaan objek wisata
c. Mempertahankan kawasan dan bangunan bersejarah
d. Mempertahankan objek wisata pendidikan dan budaya
e. Pengendalian dan pembatasan kegiatan hiburan di lokasi sekitar kegiatan peribadatan, pendidikan dan perumahan
f. Pengadaan kegiatan festival gelar seni budaya
g. Revitalisasi dan operasional objek wisata
h. Pengembangan kawasan pariwisata budaya dan cagar budaya
i. Pelestarian daya dukung lingkungan dan cagar budaya
Pada skala mikro, tapak dapat diakses melalui Jalan Ir. H juanda sehingga Berdasarkan RDTR Kota Bandung tahun 2015-2035
pengoptimalan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi Jaringan jalan koletor primer dengan adanya sarana trasnportasi
umum berupa terminal dago.
68
A. Rencana pengaturan KDB, KLB maksimum dan KDH maksimum zona wisata berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun
2011-2031 sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
69
5.
Tata Bangunan :
GSB minimum mempertimbangkan aspek keselamatan dan perlindungan atas kebisingan atau GSB minimum =
x lebar rumija
Tinggi bangunan maksimum mempertimbangkan daya dukung lahan, kawasan keselamatan operasi penerbangan
Infrastruktur : Prasarana harus disediakan sesuai standar teknis, terutama kebutuhan parkir
B. Berdasarkan perwujudan rencana pola ruang RDTR Kota Bandung 2011-2031 tentang sempadan sungai meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Normalisasi sungai
8.
70
71
72
viii. Bilamana dianggap perlu, persyaratan lebih lanjut dari ketentuan-ketentuan ini dapat ditetapkan pelaksanaaannya oleh
Kepala Daerah dengan membentuk suatu panitia khusus yang bertugas memberi nasehat teknis mengenai ketentuan tata
bangunan dan lingkungan.
ix. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur lingkungan yang ada
di sekitarnya, atau yang mampu sebagai pedoman arsitektur atau panutan bagi lingkungannya.
x. Setiap bangunan gedung yang didirikan berdampingan dengan bangunan yang dilestarikan, harus serasi dengan bangunan
yang dilestarikan tersebut.
xi. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampak bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan
tampak bangunan atau dinding yang telah ada di sebelahnya.
xii. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang nyaman dan
serasi terhadap lingkungannya.
xiii. Bentuk, tampak, profil, detail, material maupun warna bangunan harus dirancang memenuhi syarat keindahan dan
keserasian lingkungan yang telah ada dan/atau yang direncanakan kemudian, dengan tidak menyimpang dari persyaratan
fungsinya.
xiv. Bentuk bangunan gedung sesuai kondisi daerahnya harus dirancang dengan mempertimbangkan kestabilan struktur dan
ketahanannya terhadap gempa.
xv. Syarat-syarat lebih lanjut mengenai tinggi/tingkat dan segala sesuatunya ditetapkan berdasarkan ketentuanketentuan dalam
rencana tata ruang, dan/atau rencana tata bangunan dan lingkungan yang ditetapkan untuk daerah/lokasi tersebut.
73
b. Tapak Bangunan
i. Tinggi rendah (peil) pekarangan harus dibuat dengan tetap menjaga keserasian lingkungan serta tidak merugikan pihak lain.
ii. Penambahan lantai atau tingkat suatu bangunan gedung diperkenankan apabila masih memenuhi batas ketinggian yang ditetapkan
dalam rencana tata ruang kota, dengan ketentuan tidak melebihi KLB, harus memenuhi persyaratan teknis yang berlaku dan
keserasian lingkungan.
iii. Penambahan lantai/tingkat harus memenuhi persyaratan keamanan struktur.
iv. Pada daerah/lingkungan tertentu dapat ditetapkan:
(1) ketentuan khusus tentang pemagaran suatu pekarangan kosong atau sedang dibangun, pemasangan nama proyek dan
sejenisnya dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasian lingkungan;
(2) larangan membuat batas fisik atau pagar pekarangan;
(3) ketentuan penataan bangunan yang harus diikuti dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, keindahan dan keserasian
lingkungan;
(4) perkecualian kelonggaran terhadap ketentuan butir (2) di atas dapat diberikan untuk bangunan perumahan dan bangunan
sosial dengan memperhatikan keserasian dan arsitektur lingkungan.
74
c. Bentuk Bangunan
i. Bentuk bangunan gedung harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap ruang-dalam dimungkinkan menggunakan
pencahayaan dan penghawaan alami.
ii. Ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada butir i di atas tidak berlaku apabila sesuai fungsi bangunan diperlukan sistem
pencahayaan dan penghawaan buatan.
iii. Ketentuan pada butir ii harus tetap mengacu pada prinsipprinsip konservasi energi.
iv. Untuk bangunan dengan lantai banyak, kulit atau selubung bangunan harus memenuhi persyaratan konservasi energi.
v. Aksesibilitas bangunan harus mempertimbangkan kemudahan bagi semua orang, termasuk para penyandang cacat dan lansia.
vi. Suatu bangunan gedung tertentu berdasarkan letak, ketinggian dan penggunaannya, harus dilengkapi dengan perlengkapan
yang berfungsi sebagai pengaman terhadap lalu lintas udara dan/atau lalu lintas laut.
3.5.3.
Aspek managemen
UPT PASAR SENI
WAKA UNIT
SIE PEMASARAN
SIE OPERASIONAL
SIE
PEMELIHARAAN
SIE ADMINISTRASI
SIE UMUM
SIE KEAMANAN
SIE TAMAN
75
2. KDB
= 60% X 14.000m2
= 8400 m2
3. KLB
= 120% X 8400 m2
= 10.080 m2
BIAYA BANGUNAN
BIAYA TANAH
1. Luas tanah
Harga Tanah
biaya notaris
pajak
total biaya tanah
harga satuan tanah/m2
Harga Bangunan
KLB x Harga Bangunan/m2
Perijinan Bangunan
Total nilai Bangunan kotor
Total nilai Bangunan / KLB
Harga satuan
Bangunan/m2
IDR 2,500,000
m2
1%
5%
IDR
IDR
IDR
IDR
IDR
35,000,000,000
350,000,000
1,750,000,000
37,100,000,000
2,650,000
IDR
3,500,000
20% harga bangunan
IDR 35,280,000,000
IDR 7,056,000,000
IDR 42,336,000,000
IDR
4,200,000
76
Biaya Perencanaan
Arsitek
MEE
Perkebunan
Gambar Kerja
Total Biaya Perencanaan
Biaya Hukum
Pajak
Biaya Perizinan
Biaya Overload
TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG
5%
2%
6%
10%
IDR
Nilai Bangunan
Arsitek
Nilai Bangunan
Arsitek
IDR
IDR
IDR
IDR
IDR
2,116,800,000
42,336,000
2,540,160,000
211,680,000
4,910,976,000
IDR
IDR
IDR
IDR
4,233,600,000
201,600,000
3,386,880,000
7,822,080,000
Biaya Langsung
Jenis Ruang
Ruang Primer
Ruang Sekunder
Luas
5.939 m2
676 m2
Harga/m2
IDR 6,000,000
IDR 4,000,000
Jumlah
IDR
35,634,000
IDR 2,704,000,000
IDR 2,739,634,000
= Rp 10.561.714.000
= Rp 47.661.714.000
77
3.5.5.
78
Pada system pencahayaan paasar seni dapat digunakan konsep pencahayaan dari atap (top lighting), yaitu :
A. SKYLIGHT
Fungsi Skylight memasukkan cahaya matahari dari atas, sebaiknya menggunakan
priama atau penyebar cahaya untuk menahan cahaya matahari langsung yang
menyebabkan silau, tidak boleh lebih dari 5-6% luas atap bangunan
B. SAWTOOTH CLERESTORY
Plafond miring menghasilkan lebih banyak cahaya tidak langsung meningkatkan
efisiensi dari skylight paling baik jika bukaan menghadap utara
D. CLERESTORY
Penggunakan jendela tinggi diatas ceiling, paling efektif menghadap utara untuk
menghindari radiasi matahari
79
Sehingga konsep dari pasar seni (curated market) dapat digunakan konsep open air market, dimana menggunakan konsep
pencahayaan dari atap, untuk memasukan cahaya ke dalam sirkulasi diantara celah-celah kios. Berikut studi komparasi yang
dilakukan pada pasar dengan konsep open air market.
a. Open air market Thailand
b. Watford market
Sumber : google
Sumber : google
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi memiliki peran penting pada fungsi bangunan pasar seni, karena dapat menentukan kegiatan pelayanan dalam
pasar seni. Sistek sirkulasi menjadi factor penentu pada :
1. Sirkulasi pengunjung dan seniman
2. Sirkulasi pengelola
3. Sirkulasi kendaraan
4. Sirkulasi barang
Berikut bentuk-bentuk sirkulasi pada masing-masing fungsi yaitu
A. Sirkulasi pengunjung pada fungsi Pameran (galeri)
Pada sirkulasi ruang pamer terdapat dua jenis sirkulasi, yaitu sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder. Kemudian berdasarkan
objek amatan, dapat dibedakan sirkulasi pada objek amatan 2 dimensi dan objek amatan 3 dimensi .
Sehingga bisa digabungkan antara sirkulasi primer dengan objek yang diamati, dapat membentuk pola sirkulasi pengunjung.
81
82
Berada pada tepian sungai cikupundung dengan permasalahan sulitnya air bersih, maka pada pasar seni diperlukan beberapa
system filtrasi air maupun pengolahan air hujan. Penjernihan air sungai cikupundung juga sudah mulai dilakukan oleh pemerintah.
A. Rainwater harvesting
Merupakan sistem pengumpulan dan penampungan air hujan untuk digunakan kembali dalam kegiatan sehari-hari,
seperti untuk menyiram tanaman, flushing water, air minum untuk hewan ternak, air untuk irigasi, mencuci, dan lain-lain. Air
hujan juga sangat cocok untuk digunakan sebagai alternatif sumber air minum sebab dibandingkan air sungai (kualitas dan
kuantitas terbatas) maupun air tanah (kuantitas terbatas), air hujan kuantitasnya melimpah dan kualitasnya lebih baik daripada
air sungai. Rain water harvesting sangat cocok diterapkan di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya :
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya
Air menyatakan bahwa "kelompok pengguna air dalam jumlah besar wajib memanfaatkan air hujan dan air dari daur ulang
limbah paling lambat 5 tahun sejak Permen ini diundangkan."
Indonesia memiliki curah hujan tinggi yaitu rata-rata 2000-3000 mm/tahun atau 150-300 mm/bulan
83
84
Instalasi listrik diperlukan pada bangunan Pasar seni ujtuk mendukung semua aktivitas yang ada didalam gedung. Sumber
listrik utama berasal dari PLN yang ditransmisikan melalui gardu utama kemudian masuk kedalam area bangunan dan distribusi
ke panel-panel ruang ME. Untuk keadaan darurat, digunakan listrik cadangan dari mesin genset.
85
Sistem Kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, diperlukan system pemadam kebakaran yang praktis, mudah digunakan dan
mudah dijangkau dengan :
Heat detector
Smoke detector
Sprinkler
Pemadam ringan
Tangga darurat
Lampu darurat
Penunjuk arah jalan keluar
86
BAB IV
LINGKUP PRODUK & KEGIATAN
4.1 Produk Desain
Produk yang dihasilkan pada matakuliah Ini antara lain :
Proposal Proyek
Gambar Kerja & RAB
Panel Desain
Maket
Untuk detail produk berupa gambar kerja adalah sebagai berikut ini :
a.)
b.)
c.)
d.)
e.)
f.)
g.)
h.)
i.)
j.)
k.)
87
88
89
90
Minggu
10 11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kelayakan Perancangan
Proposal Proyek
Metode dan Prosedur Desain
Studi Komparasi
Studi Historis dan Kultural
Studi pelestarian arsitektural
Program Ruang
Program Tapak
Studi Recycling Design
Prarancangan Tapak : Rencana Tapak
Prarancangan Tapak : Denah
Bangunan
Prarancangan Tapak : Potongan
Bangunan
Prarancangan Tapak : Tampak
Elevasi
Prakiraan Biaya
DED Arsitektural
Gambar Kerja
Prakiraan Biaya
Panel
Maket
UAS Presentasi
91
92
BAB V
KESIMPULAN
Bandung art market merupakan problem solving dalam menanggapi issue ketidaktersediaan wadah bagi seniman untuk memamerkan,
berkesenian maupun memasarkan karya seni nya. Pemilihan tapak dilakukan berdasarkan aspek potensi alam dan budaya serta permasalahan social
yang ada, sehingga dago pojok dipilih sebagai site dari Bandung art market untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup pada area wisata curug
dago dan meningkatkan perekonomian masyrakat kampong kreatif dago pojok. Sehingga pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan prinsip
edukasi dari ekowisata yaitu cultural edu-tourism, dimana perancangan kawasan Bandung art market memperhatikan lanskap dan kelestarian alam
sehingga dapat mengedukasi pengunjung maupun wisatawan untuk menghargai alam serta seni dan kebudaayaan asli Bandung (Seni tradisional
Sunda).
Berdasarkan analisa kelayakan tapak, lingkungan, fungsi, tekno ekonomi serta teknis bangunan, Bandung art market sebagai proyek
pemerintah kota Bandung dinilai layak dengan memperhatikan aspek-aspek pembangunan yang serasi dengan lingkungan alam dan budaya
masyarkat yang ada sehingga dapat memperbaiki perekonomian serta lingkungan hidup disekitar site Bandung art market. Diharapkan dengan
perancangan kawasan Bandung art market, dapat menjadi symbol edukasi kesenian dana lam di kota Bandung sebagai icon baru kota Bandung
yang dapat menarik minat wisatawan maupun masyarakat terhadap kesenian, maupun karya seni serta kearifan budaya local kota Bandung.
93
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Neufert, Ernst 1996. Data arsitek jilid 1 edisi 33, Jakarta : Erlangga
S. Juwana, MSAE, Ir.Jimmy. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta : Erlangga
Sulistyanto, 1988, Pasar seni di Yogyakarta
Rencana detail tata ruang Kota Bandung tahun 2011-2031
Rencana tata ruang kota Bandung tahun 2011-2031
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 10 Tahun 2015 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan
Zonasi Kota Bandung Tahun 2015 2035
8. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41668/4/Chapter%20II.pdf
9. http://digilib.unila.ac.id/2033/7/BAB%20II.pdf
10. http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultas-teknik-dan-ilmu-komputer/teknik-informatika/2011/jbptunikomppgdl-srinurhaya-24374/11-12.bab-i.pdf/ori/11-12.bab-i.pdf
11. http://dokumen.tips/documents/tinjauan-pasar-seni.html
12.http://repository.unika.ac.id/4177/
94
95