Ardika
ardika52@yahoo.co.id
Secara etimologi (arti kata), kata tour berasal
dari bahasa Latin ‘tornare’, dan bahasa Yunani
‘tornos’ yang artinya ‘mesin bubut’ atau
lingkaran yakni bergerak atau
melingkar/mengitari titik pusat
Tourism dalam bahasa Inggris diartikan
sebagai tindakan/action atau proses
Tourism/tourisme artinya suatu tindakan atau
pergerakan mengitari lingkaran. Berangkat dari
suatu titik dan kembali ke asal/titik tsb
(William F. Theobald: Global Tourism, 1998)
Kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan
transportasi telah meningkatkan mobilitas dan travel
yang mendorong orang untuk memahami kebudayaan
yang berbeda, interaksi sosial, dan pertukaran budaya
Perbedaan dan otentisitas budaya adalah target dari
industri pariwisata
Globalisasi menyebabkan terjadinya homogenitas
budaya
Hibridisasi budaya terjadi karena penyatuan elemen
budaya yang berbeda sebagai acuan praktik budaya
Komodifikasi budaya sebagai akibat dari transformasi
ke dalam bentuk barang untuk dijual
• Edward Bruner (1995) menyatakan bahwa
terjadi sebuah paradoks antara yang
diharapkan oleh turis dan masyarakat lokal di
Dunia dalam konteks Pariwisata Budaya
• Wisatawan mencari sesuatu yg eksotik, dan
masyarakat lokal memandang pariwisata
sebagai modernisasi (misfit)
• Masyarakat lokal berpendapat bahwa
pariwisata untuk tujuan ekonomi, sedangkan
wisatawan ingin melihat masyarakat yang
masih primitif/asli/otentik
Menurut Mac Cannell tujuan akhir pariwisata
adalah menetapkan tempat tinggal tetap
(kedua) di seluruh dunia, dan meminggirkan
atau mensubordinat masyarakat lokal.
Alneng (2002) menyatakan pariwisata adalah
lingkungan
Paradigma Positivisme
Paradigma Interpretif Sosial sains
Paradigma Teori Kritis
Paradigma Feminisme
Paradigma Posmodern
Paradigma Teori Chaos
Pariwisata menimbulkan dampak negatif
terhadap nilai (value) masyarakat lokal dan
kerusakan lingkungan: Gambia (Harrel
Bond, 1978), Myconos (Loukissas, 1978),
Yucatan (Lee, 1978), Vermont (Jordan,
1980), desa nelayan di Brazil (Kottak, 1966)
Kajian dampak positif Pariwisata: Bali
originalitas budaya
Wisatawan tidak hanya mencari identitas dan
ekonomi kreatif
Menurut OECD (The Organisation for
Economic Co-Opertaion and Development)
2009 Pariwisata Budaya mencapai 40% dari
total industri pariwisata, dan tahun 2007
mencapai 360 juta orang wisatawan
Pada tahun 2010 keseluruhan wisatawan di
negara-negara anggota OECD mencapai 940
juta wisatawan
Pada awalnya riset/kajian pariwisata fokus
pada aspek ekonomi, namun kini pada aspek
sosial budaya
Menurut Pierre Bourdieu selera budaya dapat
dijadikan indikator untuk membedakan status
sosial individu atau kelompok
Selera budaya terkait dengan habitus
suatu destinasi
Skenario pertama:
Semakin sama/mirip kebudayaan
wisatawan dengan kebudayaan masy
lokal maka semakin kurang menarik
bagi wisatawan, dan semakin kecil
kemungkinan kebudayaan tsb berubah
Skenario kedua:
Semakin berbeda kebudayaan antara
wisatawan dan masy lokal maka
semakin menarik bagi wisatawan
sehingga semakin besar resiko
kebudayaan tsb berubah
1 handicrafts, 2 tradition, 3 history of a
region, 4 architecture, 5 local food, 6 art
and music, 7 ways of life, 8 religion, 9
language, 10 local costume/traditional
dress
Di Bali: 1 tradition, 2 ways of life, 3
bersifat normatif
Homo ludens dan homo faber. Artinya, manusia
adalah makhluk yang suka bermain baik secara
jasmani maupun bathin, termasuk berwisata
Homo Faber adalah manusia yang suka bekerja
manusia
Pariwisata diharapkan menghilangkan sikap
etnosentrisme