Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PARIWISATA SEJARAH DAN BUDAYA

DAMPAK NEGATIF WISATA BUDAYA

Disusun Oleh :

Putri Bella Pratiwi (352022001)

Viska Indarsih (352022009)

Rintan (352023017P)

Dosen Pengampuh :

Dr. Apriana, M.Hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2023

1
PENDAHULUAN

Pariwisata(tourism)adalah suatu aktivitas modern dan sebagai suatu bentuk tingkah


laku rekreasi komersial yang paling dominan. Pariwisata, padamulanya terutarna sebagai
aktivitas masyarakat golongan tinggi, yaitu hanyaorang-orang yang kaya saja yang
melakukannya. Namun, sekarang ini pariwisata telah menjadi aktivitas massa karena hampir
setiap orangmemerlukan berwisata. Berkembangnya pariwisata pada suatu daerah
akan,memberi pengaruh pada segi-segi kehidupan perorangan maupun masyarakatsetempat,
baik pada segi sosio-ekonomi maupun segi sosio-budaya danlingkungan hidup.

Pembangunan pariwisata ternyata pula dapat membawa masyarakatmenjadi kreatif


dan terangsang dengan pengalaman-pengalaman baru serta pentingnya keindahan
lingkungan. Namun di sisi lain,pariwisata sering puladikritik sebagai pendukung terhadap
pencemaran imoralitas,perusak kata, dan problem-problem sasial yang berkaitan dengannya
(Sess1984:116). Pariwisata sering dijadikan kambing hitam bagi banyak persoalan, dari
berkembangnya komersialisme warisan tradisional hingga kepada pengrusakan lingkungan
termasuk pencemaran budaya.

Dari segi sosial-budaya, banyak pendapat yang mengemukakan bahwadampak yang


ditimbulkan oleh aktivitas pariwisata terhadap masyarakat dan budaya setempat lebih banyak
buruknya dari pada baiknya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kemungkinan-
kemungkinan dampak yang bersifat merusak tersebut perlu mendapatkan perhatian agar dapat
terhindar dariancaman rusaknya kepribadian bangsa dan hancurnya nilai-nilai luhur dan
budaya bangsa.

2
PEMBAHASAAN

A. Pengertian Wisata Budaya

Pengertian wisata budaya adalah bepergian bersama-sama dengan tujuan mengenali


hasil kebudayaan setempat ,Sedangkan menurut Pendit, wisata budaya adalah perjalanan
yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan
mempelajari keadaan, kebiasaan, adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni rakyat setempat .
Pariwisata budaya juga merupakan tradisi dan budaya mengalir atau turun temurun yang
dipasarkan untuk umum atau wisatawan. Jenis atraksi wisata budaya berupa tarian atau
pertunjukan, rumah tradisional, upacara lokal, dan hasil kerajinan berupa ornamen dan segala
pernak – perniknya. Pariwisata budaya memberikan fokus pada peninggalan identitas budaya
yang keunikannya dipasarkan kepada wisatawa.

Pariwisata berbasis budaya (Cultural Tourism) adalah jenis kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan kebudayaan sebagai objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Di
destinasi wisata tersebut, wisatawan akan merasakan dan mempelajari berbagai kebudayaan
tertentu. Adanya cultural tourism dapat dimanfaatkan sebagai objek daya tarik wisatawan
yang dapat melestarikan warisan budaya.

Wisata Budaya atau Heritage Tourism adalah kegiatan pariwisata yang berkaitan
dengan mengunjungi daya tarik-daya tarik wisata budaya. Wisata Budaya & Heritage
merupakan alat/upaya untuk menumbuhkan perekonomian suatu daerah dengan menawarkan
atraksi atau aktivitas budaya dan heritage di daerah tersebut untuk menarik minat wisatawan.
Wisata Budaya dan Heritage dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah
atau dikemas dengan pendekatan tertentu seperti seminar, atau event tertentu.

Wisata budaya adalah salah satu bentuk pariwisata yang menarik perhatian
wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Dalam wisata budaya, kegiatan yang
dilakukan melalui pengalaman dan pemahaman mengenai kekayaan budaya dan sejarah suatu
tempat.

B. Dampak Wisata Budaya diBidang Ekonomi, Sosial Budaya dan Lingkunga,

a. Bidang Ekonomi

3
 Ketergantungan yang berlebihan: Jika suatu daerah terlalu mengandalkan pariwisata
sebagai sumber utama pendapatan, maka jika terjadi penurunan jumlah wisatawan,
ekonomi daerah tersebut dapat terganggu.
 Peningkatan harga barang dan jasa: Dalam beberapa kasus, pariwisata dapat
menyebabkan lonjakan harga barang dan jasa lokal, sehingga merugikan penduduk
setempat.
 Kesenjangan sosial: Peningkatan pariwisata tidak selalu secara merata
menguntungkan semua elemen masyarakat. Kesenjangan sosial dapat terjadi antara
pemilik usaha dan pekerja terutama di daerah yang belum memiliki regulasi ketat.
 Penggusuran dan kerusakan kebudayaan: Dalam beberapa kasus, pariwisata dapat
menyebabkan penggusuran budaya lokal karena kepentingan komersial, serta
kerusakan atau komersialisasi aspek budaya yang terlalu berlebihan.

Wisata budaya dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa di daerah
tujuan, sehingga menimbulkan inflasi dan kesenjangan sosial¹. Wisata budaya juga dapat
mengurangi lahan pertanian dan sumber daya alam yang menjadi mata pencaharian
masyarakat setempat². Selain itu, wisata budaya dapat menimbulkan ketergantungan
ekonomi masyarakat setempat terhadap sektor pariwisata, sehingga rentan terhadap
fluktuasi permintaan dan persaingan

b. Bidang Sosial dan Budaya

 Meningkatnya akulturasi di daerah tersebut sehingga bisa merubah budaya asli.


 Rusaknya lingkungan alam yang ada di daerah wisata tersebut oleh wisatawan dan
warga lokal.
 Terjadinya perubahan sosial yang bertentangan dengan nilai dan norma sosial di
Indonesia.
 Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
 Meningkatnya angka kejahatan di daerah tersebut

Wisata budaya dapat mengubah pola hidup dan nilai-nilai masyarakat setempat,
sehingga menimbulkan komersialisasi, konsumtifisme, dan hilangnya identitas budaya².
Wisata budaya juga dapat menimbulkan konflik sosial antara masyarakat setempat dan
wisatawan, terutama jika ada perbedaan budaya, agama, dan adat istiadat ⁴. Selain itu,
wisata budaya dapat menimbulkan masalah keamanan, kesehatan, dan kriminalitas,
seperti pencurian, perampokan, penipuan, penyakit menular, dan narkoba.

4
Wisata budaya dapat menyebabkan kerusakan dan pencemaran benda-benda
bersejarah dan cagar budaya, seperti candi, situs, monumen, dan museum³. Wisata budaya
juga dapat menyebabkan degradasi dan distorsi budaya, seperti peniruan, penyesuaian,
dan penghilangan unsur-unsur budaya yang dianggap tidak sesuai dengan selera
wisatawan⁴. Selain itu, wisata budaya dapat menyebabkan hilangnya keaslian dan
keunikan budaya, seperti kesenian, musik, tarian, pakaian, bahasa, dan adat istiada

c. Bidang Lingkungan

 Pencemaran lingkungan: Penambahan jumlah wisatawan sering kali meningkatkan


produksi limbah, pemakaian energi, dan konsumsi air yang dapat merusak ekosistem
lokal.

 Kerusakan ekosistem alam: Pembangunan infrastruktur dan kegiatan pariwisata yang


melebihi kapasitas lingkungan dapat mengancam ekosistem alam, termasuk hutan,
terumbu karang, dan satwa liar.

 Pemanasan global: Peningkatan mobilitas wisatawan menghasilkan emisi karbon,


seperti dari penerbangan, yang berkontribusi pada pemanasan global.

Wisata budaya dapat menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan, seperti


deforestasi, erosi tanah, banjir, sampah, limbah, polusi udara, dan polusi suara³. Wisata
budaya juga dapat menyebabkan penurunan dan kepunahan keanekaragaman hayati,
seperti flora, fauna, dan ekosistem³. Selain itu, wisata budaya dapat menyebabkan
perubahan iklim mikro dan makro, seperti pemanasan global, pergeseran musim, dan
bencana alam.

C. Contoh Wisata Budaya Di Indonesia yang Tercemar

a. Pantai Kuta, Bali

Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di kecamatan Kuta
sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan
wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak
awal tahun 1970-an. Pantai yang menjadi destinasi wisata kebanggaan Indonesia ini
terancam rusak karena sampah plastik yang menumpuk di bibir pantai. Sampah-
sampah ini berasal dari aktivitas masyarakat sekitar dan wisatawan yang tidak
bertanggung jawab. Hal ini berakibat fatal ketika pantai yang tercemar sampah adalah

5
kawasan wisata seperti di Pantai Kuta Bali. Tempat yang menjadi tujuan wisata yang
tercemar sampah akan berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan

https://majalahcsr.id/miris-pantai-di-bali-tertutup-limbah-plastik/

b. Taman Laut Nasional Bunaken, Sulawesi Utara

Taman Nasional Bunaken sudah lama menjadi primadona wisata Indonesia.


Diresmikan sejak tahun 1991, Kawasan Taman Nasional Bunaken memiliki luas
mencapai 89.065 hektare. Kawasan ini meliputi lima pulau utama yaitu Pulau
Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Naen, Pulau Mantehage, dan Pulau Siladen.
Taman laut yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa ini terancam
rusak karena banyaknya sampah yang mengotori perairan. Sampah-sampah ini dapat
merusak terumbu karang dan mengganggu habitat ikan-ikan yang hidup di sana.

https://www.brilio.net/jalan-jalan/duh-taman-laut-bunaken-makin-kotor-sudah-nggak-nyaman-lagi-160722s.html

c. Pulau Sempu, Jawa Timur

Pulau Sempu adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau
Jawa; secara administratif berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing
Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pulau Sempu merupakan cagar alam yang
menyimpan keindahan alam tak biasa. Tempat ini memiliki laguna indah yang berada
di tengah pulau. ulau yang memiliki pemandangan alam yang indah ini terancam
rusak karena sampah yang berserakan di sekitar pantai dan hutan. Sampah-sampah ini

6
berasal dari wisatawan yang berkunjung ke pulau ini tanpa memperhatikan kebersihan
lingkungan

https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00233873/3.html#google_vignette

d. Ranu Kumbolo, Jawa Timur

Ranu Kumbolo adalah sebuah danau yang terletak di dalam Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, Indonesia. Danau ini merupakan bagian dari
rute termudah yang berasal dari Ranu Pani menuju puncak Gunung Semeru. anau
yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Gunung Semeru ini terancam rusak
karena sampah yang menumpuk di sekitar danau. Sampah-sampah ini berasal dari
wisatawan yang mendirikan tenda dan membuang sampah sembarangan di sekitar
danau.

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150625_indonesia_sampah_gunung

e. Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Daerah yang memiliki budaya unik tentang kematian dan pemakaman ini
terancam rusak karena sampah yang mengotori situs-situs budaya. Sampah-sampah
ini berasal dari wisatawan yang berkunjung ke situs-situs budaya seperti Londa,
Lemo, dan Kete Kesu tanpa menjaga kebersihan.

7
https://www.idntimes.com/travel/destination/andi-aris/7-fakta-unik-kete-kesu-tana-toraja-1

D. Cara Melestarikan Wisata Budaya di Indonesia

1. Menghormati dan mengikuti adat istiadat daerah yang dikunjungi.

Contohnya dengan menggunakan pakaian adat, sesuai dengan acara-acara


tertentu²³, berbicara dengan bahasa daerah, atau mengikuti ritual-ritual keagamaan yang
ada⁴. Hal ini dapat menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kita terhadap kebudayaan
daerah tersebut⁴.

2. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan wisata budaya.

Contohnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak atau


mencoret-coret situs-situs budaya, atau tidak mengambil barang-barang yang menjadi
peninggalan budaya¹². Hal ini dapat mencegah kerusakan atau pencemaran wisata budaya
yang dapat mengurangi nilai estetika dan historisnya¹².

3. Mengenal dan mempelajari budaya daerah yang dikunjungi.

Contohnya dengan mempelajari tarian dan juga alat musik daerah, sejarah suatu
tempat, atau kerajinan tangan khas daerah³ ⁴. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
apresiasi kita terhadap kekayaan budaya bangsa⁴.

4. Mendukung upaya pengembangan dan pelestarian wisata budaya.

Contohnya dengan membeli produk-produk lokal yang berkaitan dengan budaya


daerah, memberikan donasi atau sumbangan untuk pelestarian cagar budaya, atau
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya
daerah¹². Hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal
dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan wisata budaya.

8
KESIMPULAN

Dampak negatif Wisata budaya dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa di daerah
tujuan, sehingga menimbulkan inflasi dan kesenjangan sosial, Wisata budaya dapat
mengubah pola hidup dan nilai-nilai masyarakat setempat, sehingga menimbulkan
komersialisasi, konsumtifisme, dan hilangnya identitas budaya, Wisata budaya dapat
menyebabkan kerusakan dan pencemaran benda-benda bersejarah dan cagar budaya, seperti
candi, situs, monumen, dan museum, Wisata budaya dapat menyebabkan kerusakan dan
pencemaran lingkungan, seperti deforestasi, erosi tanah, banjir, sampah, limbah, polusi udara,
dan polusi suara. Contoh wisata budaya yang tercemar Pantai Kuta Bali, Taman Laut
Nasional Bunaken Sulawesi Utara, Pulau Sempu Jawa Timur, Ranu Kumbolo Jawa Timur,
Tana Toraja Sulawesi Selatan. Cara melestarikan wisata budaya di Indonesia, Menghormati
dan mengikuti adat istiadat daerah yang dikunjungi, Menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan wisata budaya, Mengenal dan mempelajari budaya daerah yang dikunjungi,
Mendukung upaya pengembangan dan pelestarian wisata budaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.omahbse.com/blog/apa-dampak-positif-dan-negatif-dari-pariwisata-dalam-
bidang-ekonomi-dan-lingkungan/. Diakses pada tanggal 28 November 2023.

http://e-journal.uajy.ac.id/3263/2/1SOS02147.pdf. Diakses pada tanggal 28 November 2023.

https://www.idntimes.com/travel/destination/rizal/sayang-ya-13-tempat-wisata-ini-rusak-
karena-sampah-dan-selfie-1. Diakses pada tanggal 28 November 2023.

https://www.inews.id/news/nasional/11-cara-melestarikan-budaya-daerah-agar-tidak-hilang-
simak-ya. Diakses pada tanggal 28 November 2023.

10

Anda mungkin juga menyukai