Solusinya
sabila aisyah putri
Pelajar
saya masih duduk dikelas 11 bersekolah di SMA Negeri Plus Provinsi Riau, saya berumur
16 tahun. saya tinggal berasrama
Follow
Bersifat rapuh karena lingkungan alam merupakan ciptaan Tuhan yang jika
dirusak belum tentu akan tumbuh atau kembali seperti sedia kala. Bersifat
tidak terpisahkan karena manusia harus mendatangi lingkungan alam
untuk dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik
meliputi lingkungan alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala
alam) dan lingkungan buatan (situs kebudayaan, wilayah perkotaan,
wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah).
1. Air
2. Atmosfir
Selain itu, udara tercemar akibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan
bunyi deru mesin kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara
dan polisi suara, maka nilai wisata berkurang, pengalaman menjadi tidak
menyenangkan dan memberikan dampak negatif bagi vegetasi dan hewan.
5. Vegetasi
Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan
terpesona dengan pola hidup hewan. Namun, kegiatan wisata
mengganggu kehidupan satwa-satwa tersebut.
Komposisi fauna berubah akibat pemburuan hewan sebagai cenderamata,
pelecehan satwa liar untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan,
gangguan reproduksi hewan (berkembang biak), perubahan insting hewan
(contoh, komodo yang dahulunya hewan ganas menjadi hewan jinak yang
dilindungi), migrasi hewan (ke tempat yang lebih baik).
Saya melihat 5 persoalan yang di hadapi oleh industri pariwisataIndonesia, akan saya jabarkan
sebagai berikut:
Hambatan
1. Rendahnya promosi berbagai destinasi wisata dan pengelolaan yang tidak optimal diluar
Bali.
2. Masih berlaku nya trend mass tourism.
3. Sampai saat ini sebagian besar perbankan di Indonesia belum memahami potensi industri
kreatif karena konsep perbankan yang mengikuti permintaan pasar.
4. Industri kreatif belum sepenuhnya terlindungi secara hukum.
5. Pemberitaan media yang berlebihan soal negeri barbar dan suka pada kekerasan.
Solusi
Masyarakat kreatif dalam dunia pariwisata harus berbasis budaya lokal. Strategi apapun
membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur yang memadai. Sehingga muncul keyakinan
bahwa pengembangan wisata dan sektor kembali menjadi penyumbang devisa terbesar ketiga
bagi negeri ini
Dewasa ini semua negara di dunia sedang berkompetisi dalam mempromosikan pariwisata yang ada di negara
masing – masing guna memperoleh manfaat ekonomi dari industry pariwisata salah satunya adalah meningkatnya
devisa bagi Negara. Di lain sisi periwisata juga dianggap sebagai pembawa masalah karena dampak negative yang
ditimbulkan darinya. Untuk mengantisipasi dampak negative dari periwisata, maka diperlukan perencanaan
pariwisata yang terintegrasi dan menyeluruh. Lima prinsip dalam konsep pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan yaitu pentingnya strategi perencanaan holistic, pentingnya proses pelestarian ekologi, pentingnya
biodiversity & perlindungan warisan manusia, pentingnya pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan bagi
generasi di masa yang akan datang, serta tercapainya keseimbangan dan keadilan dan pelunag antar Negara.
Industri pariwisata telah memberikan dampak positif maupun dampak negative sebagai berikut :
Dampak Ekonomi
Kelebihan pariwisata sebagai sebuah produk adalah tidak dapat dikirim kepada konsumen, sehingga untuk
menikmatinya konsumen harus datang langsung. Denagn demikian, manfaat ekonomi akan dinikmati oleh banyak
pelaku industry pariwisata di daerah tujuan wisata. Mulai dari transportasi, akomodasi, jasa makanan, cendera
mata dll. Selain itu dengan adanya kujungan wisatawan ke suatu Negara dapat meningkatkan devisa bagi Negara
tersabut misalnya dari sektor perpajakan. Dampak negatifnya adalah apabila sumber ekonomi dimiliki oleh orang
asing dan semua produk untuk menunjang industry pariwisata diimpor dari luar maka pendapatan dari industry
pariwisata itu akan mengalir keluar sehingga terjadi kebocoran ( leakage ). Solusinya yaitu meningkakan produksi
dalam negeri agar semua sumber daya yang ada di dalam negeri bisa digunakan secara maksimal.
Dampak Lingkungan
Apabila pariwisata memanfaatkan lingkungan sebagai daya tarik utamanya, misalnya di Bali. Para pelaku pariwisata
menggunakan Sistem pertanian subak sebagai daya tarik utamanya maka pariwisata telah menjadi sumber
inspirasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan, reboisasi terutama dalam hal pelestarian subak di bali. Contoh
lainnya adalah kegiatan menyelam yang dibarengi dengan menanaman terumbu karang yang belakangan ini
banyak dilaksanakan, secara tidak langsung membantu melestarikan biota laut dan mengkampanyekan
perlindungan terhadap biota yang ada di laut. Pembangunan pariwisata yang tidak terkendali dapat
mengakibatkan banyak dampak negatif bagi lingkungan misalnya menggunakan lahan produktif untuk
pembangunan sarana pariwisata, pembuangan limbah ke laut dsb. Tri Hita Karana Award merupakan salah cara
untuk membangun kesadaran akan pentingnya membentuk hubungan yang baik antara manusia dengan
lingkungan. Solusi yang lain adalah dengan memperketat pengawan dan sanksi yang tegas dari pemerintah bagi
para pelaku “nakal”.
Kehadiran pariwasata dapat menjadi inspirasi bagi pelesatrian seni dan budaya. Dengan bermunculannya festival
kesenian di berbagai daerah untuk menarik minat para wasatawan, selain menimbulkan dampak ekonomi secara
tidak langung juga untuk melestarikan dan memperkenalkan seni budaya yang ada di daerah tersebut. Contoh
Pesta Kesenian Bali, Jember Fashion Carnaval dll. Banyaknya wisatawan yang datang dengan membawa
kebudayaannya masing masing apabila masyarakat di daerah tujuan wisata tersebut tidak memilikin filter yang
kuat maka budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya kita akan masuk. Contohnya adalah maraknya pencurian
benda suci ( pertime ) dan bernilai sejarah, serta komersialisasi budaya dimana kesenian yang seharusnya untuk
acara sacral tetapi untuk tujuan mendapatkan keuntungan ekonomi di pertunjukkan sebagai hiburan. Solusinya
adalah dengan menambah pemahaman masyarakat tentang budayanya dan jati dirinya, serta menambah
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pelesatarian benda cagar budaya.
Untuk mengurangi dampak negative dari pariwisata, maka pariwisata harus dikelola dengan perencanaan yang
baik seperti Sustainable Tourism Development atau sering disebut dengan Green Tourism, Soft Tourism, Alternative
Tourism, dan Eco Tourism , managemen pariwisata yang peduli dengan masyarakat miskin ( Pro Poor Tourism ),
dan community based tourism.