Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN HIDUP ISLAMI

WARGA MUHAMMADIYAH
Oleh:
Normuslim MZ.
Dosen Kemuhammadiyahan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA


MUHAMMADIYAH (PHIM)
Apakah PHIM itu?
PHIM adalah seperangkat norma dan nilai-nilai
Islami yang bersumber pada al-Quran dan asSunnah untuk dijadikan pola bagi tingkah laku
warga Muhammadiyah (pimpinan, anggota dan
simpatisan) dalam menjalani kehidupan seharihari, sehingga tercermin Kepribadian Islami (alSyakhsiyyah al-Islamiyyah) menuju terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
PHIM merupakan pedoman untuk menjalani
kehidupan baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, dan seluruh aspek kehidupan.

?Apakah Landasan dan Sumber PHIM


Al-Quran dan Al-Sunnah al-Maqbulah
Muqaddimah dan Batang Tubuh Anggaran
Dasar Muhammadiyah
Keputusan Majelis Tarjih Muhammadiyah
Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah
Khittah Perjuangan Muhammadiyah

Fungsi dan Urgensi


Sebagai acuan bagi warga Muhammadiyah sebagai
penjabaran dari paham dan keyakinan hidup Islami
dalam Muhammadiyah.
Pedoman bagi warga dalam menghadapi tantangan
perubahan sosial politik nasional terutama pada era
reformasi
Pegangan menghadapi pergumulan pemikiran terutama
dari serangan SEPILIS (sekularisme, pluralisme dan
liberalisme) dan FURAK (fundamentalisme dan
radikalisme)
Pijakan dalam menghadapi penetrasi budaya (asing)
dan pergeseran orientasi nilai dalam bermuhammadiyah.

Bagaimana Sifat dan Apa Tujuan PHIM?


Sifat :
- Mengandung prinsip-prinsip yang menjadi acuan dan
norma
- Memberi pengayaan dan khazanah untuk membentuk
keluhuran dan kemuliaan ruhani dan tindakan.
- Bersifat aktual, terkait dengan tuntutan dan kepentingan
kehidupan sehari-hari.
- Membangun keteladanan bagi individu dan
masyarakat/warga Muhammadiyah.
Tujuan :
Terbentuknya prilaku individu dan kolektif seluruh warga
Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan (uswah
hasanah) menuju terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

Apa Kerangka dan Ruang Lingkup PHIM?


Muqaddimah

Pandangan Muh. tentang


Agama dan Kehidupan

Kehidupan Islami warga


Muhammadiyah

Pribadi

Seni Budaya
Iptek
Lingkungan
Hidup

Keluarga
bermasyarakat
Berorganisasi
Mengelola
AUM

Mengembangkan
Profesi
Bisnis dan
Ekonomi

Berbangsanegara
(politik)

Bagaimana Muhammadiyah memandang


Agama dan Kehidupan?
Identitas Islam
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
para Rasul (QS 42: 13), sebagai hidayat dan rahmat
Allah bagi seluruh umat manusia untuk kebahagiaan
(materiil-spirituil) dunia-akhirat.
Agama Islam yakni agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir adalah ajaran
yang diturunkan Allah dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi
yang shahih (maqbul), berupa perintah-perintah,
larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk kemaslahatan
hidup manusia dunia-akhirat.
Ajaran Islam bersifat totalitas (kaffah) dan integratif
(tauhid), tak dapat dipisah-pisahkan meliputi bidang
Aqidah, Akhlaq, Ibadah dan Muamalah duniawiyah

Islam: agama penyerahan diri semata kepada Allah (QS.


4: 125), agama para nabi-rasul (QS. 2: 136), sesuai fitrah
manusia (QS. 30:30), petunjuk bagi semua manusia
(QS. 2: 185), rahmat bagi alam semesta (QS. 21: 107),
satu-satunya agama yang diterima (diridhai) Allah (QS. 3:
19) dan satu-satunya agama yang sempurna (QS. 5: 3)
Identitas Muslim
Dengan berislam setiap muslim memiliki landasan hidup
tauhidullah (QS. 112: 1-4), bertugas menegakkan ibadah
(QS. 51: 56), dan khilafah (QS. 2: 30; 6: 165; 7: 69, 74;
10: 14, 73, 38: 26) untuk mencapai ridha dan rahmah
Allah (QS. 48: 29). Untuk itu berislam harus dengan
kaffah (QS. 2: 208) dan penuh ketundukan dan
penyerahan diri (QS. 6: 161-163), sehingga memiliki
kepribadian Muslim, Mukmin, dan Muttaqin.
Muslim paripurna (total-integratif) istiqamah dalam
tauhid, bersih dari TBC, memiliki pola pikir bayani,
burhani, irfani, memancarkan akhlaq karimah dan
rahmah lil alamin.

Islam dan Missi Dakwah


Islam agama paripurna (total-integratif) merupakan minhaj
al-hayat (sistem kehidupan) yang harus diinternalisasikan
dalam al-Syahsiyah al-Muslimah dalam sistem keyakinan,
pemikiran dan tindakan yang terpadu adalah missi utama
risalah dakwah Islam.
Setiap pribadi Muslim (secara sendiri dan bersama-sama)
berkewajiban menyeru dan membawa umat manusia ke
jalan Allah, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan
yang lebih luas melalui dakwah al-amru bil maruf, al-nahyu
an al-munkar, dan mengajak kepada iman kepada Allah.
Hanya dengan langkah-langkah tersebut umat Islam
sebagai khaira ummah dapat diwujudkan.
Warga Muhammadiyah berkewajiban mutlak untuk
memahami Islam (al-ilm), merealisasikan ajaran Islam
(al-amal) dan menyeru, mengajak dan memimbing umat
untuk menerima dan mengamalkan Islam (al-dawah) serta
teguh pendirian, tabah, dan tahan uji menghadapi ujian dan
cobaan (al-shabr), dengan dilandasi ketulusan hanya
mencari ridha Allah (al-Ikhlas)

Kehidupan Pribadi Islami warga


Muhammadiyah
Prinsip Aqidah: (1) warga Muhammadiyah harus
memiliki prinsip hidup dan kesadaran Iman berupa
tauhid yang murni, tunduk dan pasrah kepada Allah,
sehingga memancarkan kepribadian ibadur Rahman. (2)
warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan
tauhid sebagai sumber inspirasi, motivasi dan orientasi
hidup, dan menolak segala yang menodai iman dan
tauhid, seperti syirk, tahayul, taqlid, bidah dan khurafat.
Prinsip Akhlaq: (1) warga Muhammadiyah dituntut
menegakkan akhlaq karimah dengan meneladani akhlak
Rasulullah dalam hidup, sehingga menjadi uswah
hasanah, dan memiliki sifat shiddiq, amanah, tabligh dan
fathanah., (2) warga Muhammadiyah wajib menjauhi
akhlaq madzmumah, seperti riya, sumah, ujub,
takabbur, israf, fasad, ghasab (korupsi) dan segara
bentuk kemunkaran.

Prinsip Ibadah: (1) ibadah merupakan media taqarrub


ilallah, membersihkan jiwa, sehingga terbentuk pribadi
muttaqin, shalih yang dapat memancarkan kedamaian,
kemaslahatan dan kemanfaatan hidup dalam diri dan
sesamanya. (2) setiap warga Muhammadiyah wajib
menegakkan ibadah mahdhah dengan optimal dan
dituntut menghidup suburkan amal nawafil, sesuai
dengan tuntunan Rasulullah, jauh dari bidah.
Prinsip Muamalah: (1) warga Muhammadiyah wajib
tegakkan ibadah dan khilafah dalam kehidupan, (2)
memiliki cara pikir bayani, burhani dan irfani,,
memadukan kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual, dan memadukan hubungan kepada Allah,
sesama manusia dan alam sekitar., (3) memiliki etos
kerja Islami, sebagai tuntutan ajaran Islam

Kehidupan Keluarga Islami


Warga Muhammadiyah
Kedudukan Keluarga
Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan
bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling
intensif dan menentukan, karenanya menjadi kewajiban
setiap anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan
kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah
warahmah40 yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut
untuk benar-benar dapat mewujudkan Keluarga Sakinah
yang terkait dengan pembentukan Gerakan Jamaah dan
da'wah Jamaah menuju terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

Fungsi Keluarga
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu difungsikan
selain dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga
melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-anak tumbuh
menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi
pelangsung dan penyempuma gerakan da'wah di kemudian hari.
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan
(uswah hasanah) dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami
yakni tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul dengan maruf,
saling menyayangi dan mengasihi, menghormati hak hidup anak,
saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga,
memberikan pendidikan akhlaq yang mulia secara paripuma,
menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa neraka,
membiasakan bermusyawarah dalam menyelesaikan urusan,
berbuat adil dan ihsan, memelihara persamaan hak dan
kewajiban48, dan menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu.

Aktivitas Keluarga
Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang makin terbuka,
keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah kian dituntut
perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak-anak dan
menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruhpengaruh negatif dan terciptanya suasana pendidikan keluarga
yang positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut
keteladanannya untuk menunjukkan penghormatan dan perlakuan
yang ihsan terhadap anakanak dan perempuan serta menjauhkan
diri dari praktik-praktik kekerasan dan menelantarkan kehidupan
terhadap anggota keluarga.

Keluarga-keluarga di lingkungan
Muhammadiyah perlu memiliki kepedulian sosial
dan membangun hubungan sosial yang ihsan,
ishlah, dan ma'ruf dengan tetangga-tetangga
sekitar maupun dalam kehidupan sosial yang
lebih luas di masyarakat sehingga tercipta
qaryah thayyibah dalam masyarakat setempat.
Pelaksanaan shalat dalam kehidupan keluarga
harus menjadi prioritas utama, dan kepala
keluarga jika perlu memberikan sanksi yang
bersifat mendidik.

Kehidupan Bermasyarakat
Islami Warga Muhammadiyah
Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin
persaudaraan dan kebaikan dengan tetangga
baik yg muslim maupun non muslim.
Setiap keluarga dan anggota keluarga
Muhammadiyah harus menunjukkan
keteladanan, penghormatan kepada tetangga.
Dalam bertetangga dengan yang berlainan
agama juga diajarkan untuk bersikap baik dan
adil, tenggang rasa serta toleran sekalipun
dengan tetangga yang non muslim.

Anda mungkin juga menyukai