Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NIDYA

NIM : 15.71.016329

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI PENGAWET (BORAKS) PADA SAMPEL MAKANAN

Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium (NaB₂O7).


Berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan
asam borat (H3BO3) dengan demikiana bahaya boraks identik dengan bahaya
asam borat (khamid, 1993).

 Karakteristik boraks antara lain:


a. Warna jelas bersih
b. Kilau seperti kaca
c. Kristal ketransparanan adalah transparan tembus cahaya
d. Sistem hablur adalah monokin
e. Perpecahan sempurna disatu arah
f. Warna lapisan putih
g. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan
garam asa, bor yang lain
h. Karakteristik yang lain : suatu rasa manis yang bersifat alkali.

Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang
menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya
dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan
juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan
pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006).

Penggunaan boraks pada makanan bisa berakibat buruk pada kesehatan tubuh.
Berikut beberapa efek negatif yang mungkin terjadi pada Anda jika mengonsumsi
makanan mengandung boraks:

1. Demam.

2. Mual.
3. Muntah.

4. Sakit perut.

5. Diare.

6. Sakit kepala.

7. Mata merah.

8. Merusak kesuburan

9. Merusak janin.

10. Kulit memerah terutama di telapak tangan, telapak kaki, dan skrotum.

11. Tidak sadarkan diri.

12. Deperesi pernapasan (kesulitan bernapas)

13. Gagal ginjal akut.


14. Kematian.

Fungsi boraks pada makanan diantaranya adalah:

1. sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)


2. sebagai pengenyal pada mie basah
3. sebagai pengeras pada bakso dan ketupat
4. sebagai pengawet pada bakso dan kecap

 KARAKTERISTIK SAMPEL
Nugget ayam
Nugget adalah jenis olahan daging restrukturisasi yaitu daging yang digiling
dan di bumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti
(breading), dan di goreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan
mutunya selama penyimpanan. Nugget ayam merupakan salah satu produk hasil
teknologi pengolahan daging yang memiliki nilai gizi baik serta harga yang
terjangkau bila dibandingkan dengan produk olahan daging sapi. Kandungan gizi
nugget ayam terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Protein yang
dimiliki berasal dari daging ayam yang terdiri dari asam amino yang cukup
lengkap. Meski memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap dan baik, namun
nugget ayam mengandung lemak yang tinggi dan serat yang randah. Oleh karena
itu, telah bayak dilakukan penelitian untuk meningkatkan kandungan gizi nugget
ayam tersebut seperti subtitusi oleh bahan pangan lainnya, baik untuk mengurangi
kandungan lemak, meningkatkan kandungan serat maupun menambah suatu zat
gizi sehingga nugget ayam memiliki kandungan gizi yang semakin baik. Salah
satu cara meningkatkan kandungan gizi nugget ayam adalah dengan penambahan
pasta tomat.
Tomat merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan vitamin
C yang lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk, serta kandungan likopen yang
tinggi sehingga dapat mencegah kanker. Setiap 150 gram tomat mengandung 2
gram serat, yang merupakan 7 persen dari jumlah asupan serat harian yang
disarankan. Tomat memiliki kandungan gizi lainnya seperti vitamin A, vitamin
B1, Kalium, Garam Mineral dan Air. Tetapi kandungan air yang tinggi pada tomat
dapat mempengaruhi karakteristik fisik, kimia, dan nilai kesukaan nugget ayam
tersebut. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan pengkajian penggunaan pasta
tomat untuk meningkatkan kandungan gizi nugget ayam terhadap karakteristik
fisik, kimia, dan nilai kesukaan nugget ayam.

Sebagai berikut adalah salah satu contoh makanan (bakso) yang mengandung
boraks dengan ciri-ciri seperti diutarakan oleh BPOM RI:

1. Jika digigit, teksturnya terasa lebih kenyal dan lebih keras ketimbang
bakso normal.
2. Dapat bertahan sampai lima hari
3. Bakso normal memiliki warna kecoklatan karena efek penggunaan daging.
Namun bakso ber boraks mengeluarkan warna keputihan.
4. Jika di jatuhkan ke lantai, bakso akan memantul layaknya bola
5. Tercium bau yang aneh.

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan pada uji Identifikasi boraks pada
makanan kami menggunakan sampel Nugget ayam dengan perlakuan:

1. pada uji nyala api, 10,059 gram dan 10,074 gram dioven pada suhu 120°C
selama 6 jam kemudian diarangka setelah itu ditambahkan 1 mL asam
sulfat pekat dan 5 mL methanol kemudian dinyalakan dengan api. Hasil
nya nyala api berwarna merah yang berarti negatif (-) begitu pula dengan
percobaan ke 2.
2. Pada uji kertas kurkumin, 50,092 gram dan 50,053 gram sampel nugget
ayam di oven pada suhu 120°C kemudian ditambahkan 10 mL kalsium
karbonat 10% kemudian ditanur, abu sampel ditambahkan 3 mL Hcl 10%
kemudian celupkan kertas kurkumin kedalam sampel. Hasilnya kertas
kurkumin tetap berwarna kuning yang berarti negatif (-) dan begitu pula
dengan percobaan ke 2. Kami menggunakan satu sampel. Dan dilakukan
Duplo dengan mendapatkan hasil yang sama.

 kontrol positif baku sampel


1. Pada uji nyala api 10 gram Na₂B₄O₇ dioven pada suhu 120°C selama 6
jam, kemudian di arangkan, setelah itu ditambahkan 1 mL Asam sulfat
pekat dan 5 mL methanol kemudian dinyalakan dengan api. Hasilnya nyala
api berwarna hijau yang berarti positif (+) mengandung Boraks.
2. Pada uji kertas kurkumin 50 gram sampel, dioven pada suhu 120°C
ditambahkan 10 mL Kalsium Karbonat 10% kemudian ditanur, abu sampel
ditambahkan 3 mL Hcl 10% kemudian kertas kurkumin ke dalam sampel.
Hasilnya kertas kurkumin berubah warna merah kecoklatan yang berarti
positif (+) mengandung Boraks.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui sampel nugget ayam tidak
mengandung boraks sehingga Nugget ayam aman dikonsumsi tanpa perlu
khawatir.

Dafus :

Buckle, K. A., R.A. Edwards., G.H. Fleet dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan.
Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta

Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Universitas Indonesia Press. Jakarta


(Diterjemahkan oleh Parakkasi)
Khamid, I.R. (2006). Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit
Kompas.

Khamid, 1993. Bahaya Boraks Bagi kesehatan. Jakarta. : Penerbit Kompas

Anda mungkin juga menyukai