Judul
: UJI KANDUNGAN BORAKS DALAM MAKANAN
B. Tujuan :
Agar mahasiswa mengetahui apakah makanan yang diuji mengandung boraks/tidak
C. Praktek ke
:1
D. Kelompok
: 3 (Tiga)
E. Tinjauan Literatur
Berbicara mengenai bahan kimia maka tidak akan terlepas dari bahayanya.
Sekarang ini banyak sekali penggunaan bahan kimia untuk mengawetkan suatu
makanan dan salah satunya adalah bakso, karena bakso termasuk makanan yang
tidak dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama dan para konsumen
beranggapan bahwa pedagang-pedagang bakso yang dagangannya tidak terjual
habis, pasti ada yang menggunakan bahan kimia untuk mengawetkan baksonya.
Kandungan zat berbahaya berupa boraks yang terkandung dalam bakso
bukanlah berita baru. Penambahan boraks untuk bakso memang banyak dilakukan
oleh pedagang-pedagang tidak bertanggung jawab, tetapi hingga kini belum
diperoleh solusi jitu untuk menghentikan praktik ini. Padahal, konsumsi masyarakat
akan bakso tergolong tinggi karena bakso merupakan salah satu makanan favorit
masyarakat. Jadi, masyarakatlah yang menjadi korban akan bahaya zat berbahaya
tersebut yang mengancam kesehatan. Meski masyarakat telah mengetahui
terdapat bakso yang mengandung boraks, tetapi sebagian belum dapat
membedakan antara bakso yang mengandung boraks dengan bakso yang aman
dikonsumsi. Oleh karena itu, pada praktikum ini sangat penting untuk dilakukan
agar dapat mengidentifikasi kandungan boraks pada bakso.
Boraks merupakan salah satu zat aditif pada makanan. Yakni zat yang
ditambahkan dan dicampurkan pada makanan sewaktu pengolahan makanan
dengan maksud untuk menarik (pewarna), menambah selera (pemanis),
menyedapkan (penyedap), mengharumkan dan sebagai pengawet makanan serta
pengenyal. Boraks yang dipergunakan sebagai pengenyal berupa sodium boraks,
yang dalam istilah awamnya disebut bleng. Boraks merupakan bahan kimia yang
digunakan pada industri pembuatan keramik dan pembuatan kaca. Boraks banyak
disalahgunakan pada pembuatan mi, bakso, kerupuk dan lontong. Penambahan
boraks dilakukan agar mi, bakso dan lontong yang dihasilkan kenyal dan tidak
lembek. Mi yang menggunakan boraks dapat bertahan hingga tiga hari. Kerupuk
yang menggunakan boraks akan mekar dengan baik ketika digoreng. Boraks
biasanya digunakan dalam pembuatan bakso antara 0,1-0,5% dari berat adonan
atau antara 1.000-5000 ppm. Boraks merupakan racun bagi semua sel.
Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam
organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal
merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain.
Dosis fatal boraks antara 0,1-0,5 g/kg berat tubuh (Saparinto & Hidayati, 2009).
Penggunaan boraks atau bleng dalam produk tradisional untuk merenyahkan
makanan sering dijumpai. Larangan penggunaan boraks untuk makanan di
Indonesia telah dilakukan sejak bulan Juli 1979 dan ditegaskan oleh SK Menteri
Kesehatan RI NO 722/Menkes/Per/IX/1988. Akumulasi dosis boraks yang cukup
tinggi didalam tubuh, menyebabkan timbulnya gejala pusing, muntah, kram perut
dan mencret. Dosis didalam tubuh sebanyak 5 gram atau lebih dapat menyebabkan
kematian pada anak kecil dan bayi, sedangkan untuk orang dewasa dosis 10-20
gram yang akan menyebabkan kematian (Nuraini, 2010).
F. Bahan
-
Bakso ikan
Bakso sapi
Tahu goreng
Tahu putih
G. Alat
-
Tabung reaksi
Beaker glass
Pengaduk
Kertas Boraks
Reagent Boraks
H. Prosedur
1. Siapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 10 gr dalam volume 50
mL aquades dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut seluruhnya. Karena
boraks dalam keadaan dingin membentuk garam sebaiknya sampel sebelum
diperiksa dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu 80 derajat celcius selama 35 menit setelah tercapai didinginkan.
2. Siapkan tabung reaksi masukkan 5 mL sampel serta tambahkan reagent
Boraks 1 sebanyak 3 tetes diaduk hingga merata.
Sampel
Hasil
2
3
4
5
6
Dokumentasi
J. Pembahasan
Hasil praktikum pengujian boraks yang telah dilaksanakan pada 6 sampel
diantaranya masing-masing bakso ikan, bakso sapi, tahu goreng dan tahu putih
yang dibeli dari keenam tempat yang berbeda sebanyak 5 gram yang telah
dihaluskan, menunjukkan bahwa semua sampel tidak berubah warna dari kuning
menjadi merah yang artinya negatif mengandung boraks.
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan uji coba identifikasi kandungan boraks pada
bakso dan tahu yang sudah dijadikan sampel dapat ditarik suatu kesimpulan, yaitu
bakso dan tahu terbukti tidak mengandung boraks karena tidak terjadi perubahan
warna pada saat diteteskan reagent boraks.
L. Saran
Saran praktikum ini adalah agar selalu melakukan praktik seperti ini dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai bahaya dan dampak dari
penggunaan bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan dalam makanan.
M. Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Siti%20Marwati,%20M.Si./Uji
%20Boraks%20dalam%20Makanan.pdf
A. Judul
B. Tujuan
produk. Hal ini dikarenakan harganya yang jauh lebih murah, menimbulkan rasa
manis dan memiliki tingkat kemanisan 30 kali gula.
Siklamat digunakan dalam bentuk garam seperti Natium Siklamat atau
Kalsium Siklamat. Siklamat berupa kristal putih, mempunyai bau khas, rasa
manisnya 30 kali dari gula pasir, sangat mudah larut dalam air dan tahan panas.
Keuntungan pemakaian siklamat adalah tidak menimbulkan rasa pahit seperti
sakarin. Tapi siklamat dapat merangsang terjadinya tumor kandung kemih, diduga
sebagai penyebabnya adalah hasil metabolisme dari siklamat yang menghasilkan
sikloheksilamina. Makanan dan minuman yang sering dijumpai mengandung
siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman
fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan
mempunyai efek karsinogen. Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 500
3.000 mg per kg bahan makanan.
F. Bahan
-
Es cendol
Vegeta (dicairkan)
G. Alat
-
Tabung reaksi
Beaker glass
Pengaduk
H. Prosedur
1. Siapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 10 gr dalam volume 50
mL aquades dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut seluruhnya. Karena
boraks dalam keadaan dingin membentuk garam sebaiknya sampel sebelum
diperiksa dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu 80 derajat celcius selama 3-5
menit setelah tercapai didinginkan.
2. Siapkan tabung reaksi masukkan 0,5-1 mL sampel serta tambahkan reagent Siklamat 1
sebanyak 1-2 tetes diamkan selama 2-3 menit.
3. Tambahkan reagent siklamat 2 sebanyak 3-6 tetes diamkan selama 2-3 menit.
4. Tambahkan reagent siklamat 3 sebanyak 2-3 tetes diamkan selama 2-3 menit. Jika ada
siklamat akan terbentuk endapan putih.
I. Hasil Praktek
Sampel
Es cendol
Hasil
-(negatif)
Dokumentasi
J. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami menguji kandungan siklamat pada minuman es
cendol yang dijual di pinggir jalan. Makanan dan minuman menjadi salah satu
contoh produk yang mencampurkan pemanis buatan. Dalam produk industri ini,
takarannya harus sesuai dengan syarat yang berlaku menurut Standar Nasional
Indonesia. Sampel yang kami uji setelah diteteskan reagent siklamat 1, 2 dan 3 di
dapatkan tidak terdapat endapan putih pada es cendol tersebut.
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan uji identifikasi
disimpulkan bahwa hasil negatif mengandung siklamat.
kandungan
siklamat
L. Saran
Saran praktikum ini adalah agar selalu melakukan praktik seperti ini dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai bahaya dan dampak dari
penggunaan bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan dalam makanan.
M. Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/
http://iccarizqia.blogspot.co.id/2014/02/penentuan-kandungan-siklamat-pada.html
A. Judul praktek
B. Tujuan
C. Praktek ke
D. Kelompok
E. Tinjauan Literatur
: Formalin
:
Agar mengetahui ada tidaknya formalin pada suatu bahan
makanan
:
:
:
di dalam pendingan (suhu 10) bisa awet hingga lebih dari 15 hari
Mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan sangat kenyal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
H.
Sampel
Tahu goreng
Bakso ikan
Tahu goreng
Bakso ikan
Tahu putih
Bakso sapi
Tahu putih
Bakso sapi
Tahu goreng
Bakso sapi
Tahu putih
Bakso ikan
2
3
4
5
6
Dokumentasi
Hasil
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
-(negatif)
I. Pembahasan
Dalam praktek kali ini, kelompok kami meneliti formalin pada bakso, pada
saat melakukan penelitian , kami tidak ada merasa kesulitan .Rata rata sampel
bakso yang di teliti, pada saat kami meneteskan reagen A dan B lalu di kocok dan di
amati terdapat perubahan warna ungu yang berarti hasilnya positif dan bakso
tersebut mengandung formalin .
J. Kesimpulan
L.
-
Daftar Pustaka
:
https://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida
http://lamalifherbal.com/blog/ciri-ciri-makanan-mengandung-formalin/
http://www.easytestinfo.com/p/test-kit-formalin.html
A. Judul praktek
B. Tujuan praktek
C. Praktek ke
:7
D. Kelompok
:6
E. Tinjauan literatur
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Makanan jajanan,
juga dikenal sebagai street foods, adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima,
pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis.
Makanan jajanan banyak sekali jenisnya dan sangat bervariasi dalam bentuk
keperluan dan harga (Winarno, 2004).
Maraknya pemberitaan saat ini tentang penyalahgunaan bahan-bahan kimia
berbahaya sebagai bahan tambahan bagi produk makanan minuman yang tidak
sesuai dengan peruntukkannya telah membuat resah masyarakat. Penggunaan
bahan kimia seperti pewarna dan pengawet untuk makanan ataupun bahan
makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya menjadi lebih menarik,
lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis sehingga diharapkan dapat
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun dampak kesehatan
yang ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah
buruk bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang bersifat
akut serta dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan
beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen.
Gorengan adalah makanan yang mengalami proses penggorengan dengan
menggunakan minyak goreng. Jenis makanan tersebut merupakan salah satu
jajanan yang mudah didapat karena banyak dijajakan hingga di pinggir jalan
(Suleeman, E. & Sulastri, E, 2005). Menurut penelitian yang dilakukan Steffan et al
Menurunkan jumlah sel darah merah dan kadar sel-sel darah merah yang
masih muda
Distribusi
ukuran
partikel
dan
kelarutan
Pb
dalam
partikel
juga
harus
kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan
menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah
lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan
tepi jalan.
.
F. Bahan
a. Tahu goreng
b. Bakwan
c. Kertas uji ph
d. Reagent Pb
e. Aquades
f. Kertas reagen stik Pb
g. Tissue
G. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
Beakker Glass
Gelas Ukur 10 ml
Tabung Reaksi
Pipet tetes
Tabel Pb
H. HASIL PRAKTEK
baha
bahan
1. tahu goreng
2. bakwan goreng
Hasil
1. (-) negativ
2. (-) negativ
I. Dokumentasi
J. Prosedur kerja
1. timbang bahan sebanyak 5 gr kemudian haluskan dengan menggunakan
mortar
2. tambahkan aquades 10 ml
3. kemudian masukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml hanya airnya
4. kemudian cek Ph (jika belum mencapai ph 2-5 tambahkan pb 1 (3tetes)
diamkan selama 2 menit).
5. Celupkan pada reagenstik & tiriskan selama 2 menit
6. Lihat perubahan warna yang terjadi bandingkan dengan label
K. Pembahasan
Pada praktikum uji kandungan pb. Pertama disiapkan sampel sebanyak 5
gram. Sampel yang digunakan yaitu tahu goreng dan bakwan goreng Sampel
tersebut kemudian dihaluskan menggunakan mortar, kemudian tambahkan
aquades 10ml, kemudian masukan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml hanya
airnya saja dan kemudian cek ph (jika belum mencapai ph 2-5 tambahkan pb 1 (3
tetes) diamkan selama 2 menit. Celupkan pada reagenstik dan tiriskan selama 2
menit dan lihatlah perubahan warna yang terjadi bandingkan dengan label.
Tahu biasanya diolah menjadi gorengan dan tahun sering dikonsumsi
masyarakat selain harga nya terjangkau dan kandungan gizi yang baik, kemudian
masyarakat bisa mengolah tahu dijadikan gorengan, gorengan yang berada ditepi
jalan itu biasanya terpapar sinar matahari kontak langsung dengan debu dan lainlain. Kemudian tahu goreng yang biasa di konsumsi terpapar langsung dengan
asam kendaraan yang bisa membuat makanan tidak sehat dan bersih. Maka dari itu
pilih lah makanan untuk menjaga kesehatan kita apabila masih kurang percaya
dengan makanan yang ada diluar lebih baik buat sendiri dirumah lebih aman dan
bersih.
Bakwan merupakan makanan olahan yang biasa diolah bercampur-campur
dengan sayuran dan bahan lain, dan bakwan goreng biasanya dijual di tepi jalan
untuk tambahan uang bagi usaha kecil, tetapi bakwan goreng yang biasa ada ditepi
jalan belum tentu terjamin kualitas nya karena makanan yang berada ditepi jalan
sering terpapar asap, debu dan sinar matahari.
L. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini untuk uji coba pb atau timbal pada sampel tahu
goreng dan bakwan goreng yang kami beli di dapatkan hasil negativ.
M. Saran
Dalam melakasanakan praktek uji coba pb atau timbal kita harus berhatihati dalam penggunaan bahan untuk uji coba pb atau timbal dan lebih memahami
reaksi yang terjadi pada perubahan warna pada uji coba pb atau timbal.
N. Daftar pustaka
Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Anonymous. 1995. Standar Industri Indonesia. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Balai Besar POM. 2007. Instruksi kerja : Identifikasi Boraks Dalam Makanan. Medan.
British Pharmacopoeia. 1988. British Pharmacopoeia, Volume I & II. London: Medicines
and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA). Page 4788.
BSNI. 1998. SNI 01-3142-1998 : Syarat Mutu Tahu. Jakarta : Badan Standarisasi
Nasional Indonesia.
Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta :
Penerbit Bumi Aksara.
Dessy Gusnita, 2010. Analisis Emisi (CO, HC dan opasitas) Hasil Uji Petik Kendaraan
Bermotor di DKI Jakarta, Prosiding Seminar Nasional, LAPAN, Bandung.
Winarno, 2004a. Keamanan Pangan Jilid 1, Bogor, Jurusan Teknologi Pangan Dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian.
Wirakartakusumah. 1997. Tinjauan Aspek Mutu dalam Kegiatan Industri Pangan.
http://tomoutou.net.htm. Tanggal Akses 2 februari 2016