Konsumsi makanan jajanan yang tidak sehat dapat mengakibatkan penurunan status
gizi dan meningkatnya angka kesakitan pada anak sekolah
• Aspartam. Sering disebut gula diet. Tingkat kemanisannya kira-kira 160-200 kali
kemanisan gula sukrosa. Di antara semua pemanis yang tidak berkalori hanya
aspartam yang mengalami metabolisme, sehingga memberi asupan kalori 0,04
kkal/ g. Aspartam akan dipecah dan dibuang oleh tubuh, dan tidak terakumulasi
dalam tubuh. Jika dipanaskan aspartam akan kehilangan rasa manisnya.
Penggunaannya yang aman dalam sehari adalah 50 mg/kg berat badan. Jadi jika
berat badan Anda 50 kg, maka batas maksimal konsumsi aspartam adalah 2.500
mg.
Seharusnya pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes. Aspartam
juga tidak boleh dikonsumsi oleh penderita Phenylketonuria (PKU) yang tidak
dapat mencerna salah satu asam amino dalam aspartam, yaitu fenilalanin.
Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah) bersifat karsinogenik juga. Restoran ayam
goreng yang tidak memakai lagi minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke penjual gorengan
pinggir jalan.
Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu sama tidak sehatnya dengan bahan
karsinogenik lainnya. Termasuk jika kita melakukannya juga di rumah sendiri.
Efek / akibat yang ditimbulkan Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar
mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis
mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.
Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam
makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainny
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dan
Institut Pertanian Bogor (IPB), menemukan sebanyak 35 persen pangan
jajanan anak sekolah di Indonesia tidak sehat dikonsumsi.
Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih,
pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat,
natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak,
dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Ciri makanan berboraks
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung
boraks. Hanya lewat uji laboratotium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap
memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk
menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.
Bakso
Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga
mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B),
methanyl yellow, amaranth.
Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan
hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti
es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus
sambal.
Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:
Mi basah:
Kenyal.
Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
Ikan asin:
KERUPUK PEMUTIH
Maksimal 3 menit
Teh celup digemari karena praktis. Tetapi hati-hati, jangan mencelupkan teh ke dalam air
panas lebih dari 3 menit! Kertas pembungkus teh mengandung chlorine yang bebahaya. Kertas
teh dibuat dari pulp (bubur kertas) yang berasal dari kayu. Bubur kertas itu aslinya berwarna
coklat. Nah, supaya kelihatan putih, dicampurlah dengan chlorine. Padahal chlorine adalah zat
kimia yang biasa digunakan untuk memproduksi insektisida, desinfektan, pengawet, pembersih
dan pemutih. Dalam proses pembuatan kertas celup, chlorine ini masih tertinggal dalam kertas
karena tidak melalui proses penetralan. Hal itu dilakukan karena penetralan memerlukan biaya
tinggi. Disarankan untuk tidak terlalu lama mencelupkan teh celup dalam air panas. Baiknya sih
minum teh tubruk saja ya. Aman.
Harian Umum Sore. Redaksi: (021) 57851555. Sirkulasi:(021) 8280000 ext 108, 140. Iklan:
(021) 71688268. Tahun XXIII 8.311. 24 Halaman. Rp 2.800. Langganan Rp 68.000
KLASIFIKASI
GALERI FOTO |
E-PAPER |
Berita Terkait
[BANDUNG] Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Bandung, Supriyanto Utomo
menyatakan, penelitian lembaganya di Jawa Barat (Jabar) tahun 2012 menunjukkan 17,82% dari
1.650 sampel pangan jajanan anak sekolah mempergunakan pengawet dan pewarna pakaian.
“Itu berbahaya buat kesehatan anak-anak pada jangka panjang, karena itu orang tua sebaiknya
membekali anaknya dengan makanan bukan uang jajan,” kata Supriyanto dalam Roadshow
Kampanye Pangan Jajanan Anak Sekolah di SD Karang Pawulang, Bandung, Kamis (14/3).
Menurut Supriyanto, penggunaan bahan berbahaya pada jajanan anak tidak lepas dari permintaan
pasar. Penjual makanan tidak mungkin berdagang di sekolah apabila tidak ada yang membelinya.
Karena berjualan di sekolah, biasanya makanan yang dijual harganya murah. “Untuk menjual
dengan harga murah, pedagang cenderung memilih bahan baku yang murah. Pewarna kain itu
lebih murah daripada pewarna untuk makanan,” ujar dia.
Selain itu, setiap makanan yang tidak habis dijual harus bisa dijual kembali. “Makanya mereka
memakai pengawet seperti formalin agar tidak merugi,” imbuh Supriyanto.
Makanan yang mengandung bahan berbahaya itu bisa berdampak buruk buat kesehatan dalam
jangka panjang. Penyakit gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang disebabkan adanya
penumpukan bahan kimia berbahaya di dalam tubuh. “Anak-anak juga bisa terkena kanker hati
kalau memakan jajanan yang mengandung bahan berbahaya,” Supriyanto menjelaskan.
Salah satu cara mencegahnya adalah dengan merubah perilaku orang tua pada anak-anak.
Daripada memberi uang untuk jajan di sekolah, orang tua lebih baik memberikan bekal makanan
kepada mereka, karena lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Supriyanto mengatakan,
penggunaan formalin ditemukan dalam makanan jenis tahu, baso, dan mie basah.
Sementara, zat pewarna tekstil biasa ditemukan pada jajanan berupa kerupuk, sementara pemanis
buatan ditemukan pada minuman berwarna.
Jika Anda tidak yakin kualitas makanan yang Anda beli, sebaiknya Anda membawa bekal
makanan saja. Meski agak merepotkan, tapi Anda akan terhindar dari makanan berbahaya yang
tersedia di pinggir-pinggir jalan. Kesehatan adalah investasi terbesar manusia yang tidak
tergantikan. Jika penyakit berbahaya menyerang Anda, seperti penyakit kanker, maka
menyesalpun akan menjadi terlambat. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Nah, bagaimana caranya agar anak tetap sehat meski kadang suka jajan? Yuk ikuti trik ini.
* Lihat label.
Jajanan harus sudah mendapat ijin dari BPOM dan tanggal kadaluarsanya.
Anak saya kini menginjak usia tiga tahun. Saya perhatikan, kok porsi makannya sedikit sekali
ya? Saya khawatir tumbuh kembangnya terganggu. Tapi begitu ada jajanan, dia suka sekali.
Bagaimana cara memilih makanan jajanan atau selingan yang baik untuk balita? Terima kasih
atas penjelasannya.
Ny. Amalia – Palangkaraya
Makanan jajanan dapat menjadi masalah jika pemberiannya berlebihan, karena dapat
mengganggu pola makan. Sebenarnya pemberian makanan selingan baik untuk anak yang porsi
makannya sedikit seperti anak Ibu. Makanan selingan dapat membantu melengkapi kebutuhan
zat-zat gizi yang mungkin belum tercukupi pada makan pagi, siang atau malam si Kecil. Selain
itu, makanan jajanan dapat mengisi kalori dan gizi, mengingat usia balita anak butuh gizi dan
energi sepanjang waktu baik untuk metabolisme dan pembentukan sel maupun aktifitas fisiknya.
Makanan selingan sebaiknya diberikan jauh sebelum jam makan tiba, agar tidak mengurangi
nafsu makan anak ketika jadwal makan tiba. Pastikan makanan selingan yang Ibu berikan
mengandung sumber tenaga, pembangun, dan pengatur.
Dari mana makanan jajanan sebaiknya diperoleh? Ada banyak cara, misalnya bisa membuatnya
sendiri, sehingga sesuai dengan selera anak dan tentu lebih higienis. Jika terpaksa harus memberi
di luar:
Pastikan tempatnya bersih (tidak terpapar oleh asap maupun debu, dan bebas dari
kontaminan bakteri).
Yang juga penting diperhatikan kandungan gizi dari jajanan tersebut.
Bagaimana dengan makanan kemasan? Jika Ibu membeli makanan kemasan untuk si Kecil,
perhatikan label kemasannya, agar dapat diketahui beberapa informasi penting, antara lain:
Sertifikasi halal, nomor registrasi dari Badan POM (MD/ML…), tanggal kedaluwarsa,
dan informasi lainnya.
Dari komposisi dapat diketahui, bahan baku yang dipakai.
Informasi nilai gizi adalah tabel yang menunjukkan setiap saji berapa persen kontribusi
tiap nutrisi dibanding angka kebutuhan gizi (AKG) harian.
Pastikan bahwa makanan kemasan terbebas dari Monosodium Glutamat (MSG).
Sayangnya, sebagian besar makanan kemasan mengandung MSG tanpa mencantumkan
berapa jumlahnya. Sekadar informasi, beberapa negara industri dan negara maju
menetapkan batas toleransi MSG sebesar 0,3-1 gram per hari. (sumber: www.tabloid-
nakita.com)
Pastikan makanan jajanan si Kecil tidak menggunakan pewarna yang bukan untuk
makanan/minuman. Sejauh ini pewarna bukan makanan yang banyak ditemukan pada
makanan diantaranya zat pewarna tekstil dan cat (rhodamin B dan methanyl yellow).
Pastikan jajanan si Kecil tidak mengandung zat tambahan lain yang berbahaya, seperti
formalin, boraks, dan lain-lain.
Jadi Bu, teliti baik-baik sebelum membeli makanan jajanan untuk si Kecil.
Inspirasi Bunda
Makanan selingan boleh diberikan, namun perhatikan waktu makan berikutnya. Jangan berikan
makanan selingan yang mengenyangkan (lemak/ gula) menjelang saat makan.
Waspada Jajanan Beracun bagi Anak
May
2013
07
1 comment
Makanan jajanan atau street food menurut FAO : didefisinisikan sebagai makanan dan
minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-
tempat keramaian umum yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau
persiapan lebih lanjut. Menurut KEPMENKES 942 tahun 2003 makanan jajanan adalah
makanan dan minuman yang diolah oleh penyaji makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sbg makanan siap saji untuk dijual bg umum selain yg disajikan jasa boga, rumah makan,
restoran. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat khususnya anak-anak, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi
makanan jajanan di masyarakat terus meningkat karena terbatasnya waktu untuk mengolah
makanan sendiri. Syarat makanan jajanan anak adalah sehat, bersih dan aman.
Sehat maksudnya memiliki kandungan gizi yang cukup. Bersih dari segala macam bahaya fisik
seperti benda asing yakni rambut, serangga mati, batu atau kerikil, potongan kayu dan pecahan
kaca. Karena makanan terbuka rentan terhadap bahaya fisik ini. Kemudian aman memiliki
kandungan bahan pemanis, pewarna, penyedap rasa, emulsifier, pengenyal dan bahan pengawet
yang disarankan dan tidak melebihi standar baku mutu yang ditetapkan oleh BPOM.
Selain itu keamanan terhadap bakteri dan virus juga harus diwaspadai. Cemaran mikrobiologis
bakteri Salmonella Paratyphi A (penyebab typhus) terditeksi di 25% – 50% sampel minuman
yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari air atau es batu yang tidak dimasak
terlebih dahulu.
Cemaran kimiawi pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) ilegal/tdk diijinkan yaitu Borax (pengempal yg mengandung logam berat Boron),
Formalin (pengawet untk mayat), Rhodamin B ( pewarna merah tekstil), dan methanil yellow
(pewarna kuning tekstil) sehingga menyebabkan racun bagi tubuh, Sakarin dan Siklamat
merupakan Pemanis sintetis. Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan
bersifat karsinogenik yg dlm jangka panjang menyebabkan kanker dan tumor pada organ tubuh
manusia.
Menghindari/mengurangi jajan
Dampingi anak saat menonton iklan jajanan di TV sambil memberi pengertian sisi baik dan
buruknya.
Bimbing anak untuk memilih makanan dengan berpikir. Mengapa tidak boleh digunakan ?
Berakibat buruk bagi kesehatan misalnya akibat penggunaan boraks adalah pada penggunaan
yang berulang-ulang akan terjadi penimbunan pada otak, hati dan jaringan lemak dan akibat
penggunaan formalin adalah muntah darah, diare, kanker paru, kejang-kejang, kencing darah
sampai kematian. Akibat penggunaan Rhodamin B dalam waktu lama (kronis) dapat
menyebabkan radang kulit alergi, dan gangguan fungsi hati/kanker hati. Akibat penggunaan
Methanil Yellow dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandung
kemih. Akibat penggunaan pemanis buatan dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan
kanker.
1. Guru berperan dalam mengawasi kantin sekolah melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), yaitu mengawasi pangan apa yang dijual, kebersihan kantin, serta memberikan pelatihan
bagi petugas kantin.
2. Guru berperan dalam memberikan pengertian dan pengetahuan kepada anak–anak mengenai
dampak negatif yang timbul apabila jajan di sembarang tempat.
2. Penjual wajib memperhatikan kebersihan fasilitas dan tempat penjualan untuk mencegah
kontaminasi silang terhadap produk, serta mempraktekkan cara pengolahan pangan yang baik
terutama memperhatikan persyaratan higiene dan sanitasi.
1. Peran ortu sangat penting dlm perhatian dan pengawasan makanan anak
2. Sekolah dan Pemkot /Dinas Pendidikan (Disdik) perlu menggiatkan kembali UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah) dan keberadaan kantin sekolah yang sehat dan bersih.
3. BPOM dan pihak yang berwenang perlu menertibkan produksen makanan jajanan yang masih
menggunakan BTP ilegal