Anda di halaman 1dari 8

Zat Aditif Pada Makanan : Pewarna,

Pemanis dan Pengawet


zat aditif sejak dahulu kala sudah digunakan oleh manusia seperti halnya garam, cuka, jeruk,
lada, dan berbagai bahan-bahan lainnya yang selalu digunakan untuk zat penambah rasa saat
memasak. Hal tersebut sesungguhnya hanya mempunyai tujuan dalam membantu
memberikan cita rasa pada makanan dan juga memberikan daya tarik seperti warna pada
makanan sehingga akan memunculkan rasa nafsu makan yang tinggi.

 Zat Aditif

Semua bahan yang dicampurkan pada saat anda memasak makanan selama proses
pengolahannya, proses penyimpanannya, dan proses pengepakannya bisa disebut sebagai zat
aditif makanan.

Jika dilihat dari penggunaan bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam makanan sangat
berbeda antara zaman dahulu dan zaman sekarang. Zaman dahulu manusia menggunakan
bahan alami, sedangkan zaman sekarang manusia banyak menggunakan bahan sintesis yang
dibuat oleh pabrik. (baca juga : pengertian jaringan ikat)

Berdasarkan dengan fungsi pada zat aditif makanan bisa dikategorikan beberapa jenis,
meliputi pewarna, pengawet, pemanis, antioksidan, penyedap, pemutih, penambah gizi,
perenyah dan pengisi, pengering, pemantap, pencegah buih, pengkilap, dan pencegah lengket.
(baca juga : tulang penyusun rangka manusia)

Dalam penggunaan zat aditif seperti halnya sintesis wajib melalui tahap pengujian di
laboratorium dan mendapat pengawasan yang sangat ketat, sehingga dipakai sesuai kadar
yang dibutuhkan dan yang menjadi poin penting yakni tidak mempunyai dampak yang buruk
bagi tingkat kesehatan manusia sebagai pengguna sekaligus pengonsumsinya. (baca juga
: sistem endokrin pada manusia)

1. Bahan Pewarna
Jika dibandingkan dengan yang lain, zat aditif yang sering digunakan ialah bahan pewarna.
Penggunaan bahan pewarna yang dilakukan di rumah, biasanya hanya digunakan untuk
menambahkan dan memberi sedikit warna agar tampilan makanan dan juga minuman
menjadi terlihat lebih menarik. Hal tersebut berfungsi untuk memunculkan dan merangsang
nafsu makan. (baca juga : sistem hormon pada manusia)

Pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada makanan dan minuman terbagi
menjadi dua yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarna alami biasanya didapatkan
dengan memanfaatkan tumbuhan dan juga hewan. Misalnya seperti karamel dari cokelat,
warna hijau dari daun suji, warna kuning dari kunyit, dan lain sebagainya. (baca juga : sistem
saraf pada manusia)

Pewarna alami cenderung mempunyai tingkat keamanan yang baik bagi tubuh manusia,
namun jenis dan juga ragamnya bisa dihitung karena sangat terbatas. Sedangkan pewarna
buatan atau pun sintesis, yang mempunyai jumlah ragam dan jenis yang sangat banyak,
namun pewarna buatan tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia sehingga bisa memicu
perkembangan dari sel kanker. (baca juga : sistem rangka manusia)

Contoh dari pewarna buatan meliputi tartrazine untuk warna kuning, indigo untuk warna biru.
Pada industri makanan dan juga minuman, gizi yang terkandung dalam pewarna sintesis tidak
ada sama sekali dan menyebabkan gangguan pada kesehatan. Seringkali digunakan untuk
campuran dalam pembuatan sirup, permen ataupun kue. (baca juga : pewarisan sifat)

2. Bahan Pemanis
Hampir semua makanan yang kita jumpai di pasaran memiliki cita rasa yang manis. Definisi
dari pemanis merupakan suatu zat yang dicampurkan pada suatu makanan dan juga minuman
yang mempunyai fungsi sebagai pemberi rasa yakni manis. Seperti halnya dengan pewarna,
pemanis juga dikategorikan menjadi dua yakni pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis
alami seperti gula merah, gula pasir, dan juga gula tebu. (baca juga : metabolisme seluler)

Kelebihan yang ditawarkan oleh pemanis alami yaitu mempunyai nilai kalori yang cukup
baik dan sangat mudah dilakukan proses pencernaan dalam tubuh. Sedangkan pemanis buatan
mempunyai jenis dan macam yang cukup banyak seperti halnya sakarin, aspartame, siklamat,
sorbitol, asesulfam, dan gliserol. (baca juga : sistem muskuloskeletal)

Bahan-bahan pemanis ini seringkali dipakai untuk campuran pada proses pembuatan permen,
es krim, saus, minuman ringan dan lain sebagainya. Kandungan kaloriyang ada juga sangat
rendah dan ternyata sangat sulit dalam proses pencernaannya di dalam tubuh. (baca juga
: peranan virus bagi kehidupan manusia)

Jika terjadi kelebihan jumlah kalori yang ada dalam tubuh akan mengakibatkan obesitas
(mempunyai berat badan yang berlebihan). Cara yang bisa anda terapkan guna mencegah
obesitas yakni dengan melakukan penggantian gula yang anda pakai dengan kalori yang
relatif tinggi dengan menggunakan pemanis buatan yang mempunyai nilai kalori yang lebih
rendah. (baca juga : peran bakteri yang menguntungkan)

Pada umumnya pemanis buatan yang sangat mudah dijumpai dan digunakan ialah asesulfam
dan aspartame. Namun di pasaran beberapa pemanis buatan peredarannya mulai dilarang
karena terbukti mempunyai sifat karsinogenik. Aspartam pertama kali ditemukan untuk
digunakan sebagai bahan pemanis buatan dengan tingkat keamanan yang lebih baik. (baca
juga : sistem peredaran darah pada manusia)

Namun asesulfam mempunyai tingkat ketahanan yang lebih baik pada suhu yang tinggi
dibandingkan dengan aspartam yang tidak tahan terhadap suhu yang tinggi. Aspartam
memiliki tingkat kemanisan sebanyak 180 kali lipat jika dibandingkan dengan gula tebu.
Sedangkan nilai kalori yang terkandung adalah 1 banding 160 jika dibandingkan dengan gula
tebu. Kekurangannya, aspartam akan mudah kehilangan kandungan rasa yang ada apabila
disimpan dalam jangka waktu tertentu sehingga tidak digunakan dalam industri minuman
ringan. (baca juga : proses pembentukan urine)
3. Bahan Pengawet
Makanan yang kita temui di pasaran kebanyakan tidak mempunyai tingkat keawetan yang
cukup baik, karena diakibatkan oleh bakteri dan juga jamur yang akan merubahnya menjadi
makanan basi. Oleh karena itu diperlukan solusi guna membuat makanan menjadi lebih awet
dan mempunyai daya tahan yang cukup lama. Proses pengawetan dilakukan hanya
berdasarkan pada suatu prinsip untuk memerangi mikroorganisme-mikroorganisme yang
menyebabkan pembusukan, sehingga mikroorganisme bisa dicegah proses pertumbuhan dan
perkembangannya. (baca juga : sistem gerak pada manusia)

Seiring dengan berjalannya waktu dan adanya suatu perkembangan pada ilmu pengetahuan,
maka bisa ditemukan bermacam-macam cara untuk melakukan pengawetan bahan makanan,
yakni sebagai berikut :

 Pengeringan

Proses pengeringan bisa dilakukan melalui suatu cara yakni pada proses penjemuran atau pun
pada proses pemanasan sehingga kadar air yang terkandung dalam makanan akan hilang.
Misalnya pada makanan seperti dendeng dan juga ikan kering dilakukan proses pengeringan.
(baca juga : pencernaan kimiawi dan mekanis)

 Pendinginan Atau Pembekuan

Proses pembekuan akan mengakibatkan kadar air yang ada menjadi membeku sehingga
macam-macam bakteri yang ada tidak bisa melakukan perkembangan dan
pertumbuhan. Selain itu bisa digunakan untuk menghambat suatu proses metabolisme pada
suatu bakteri. Misalnya seperti halnya pada bahan makanan daging dan juga ikan beku.(baca
juga : fungsi hati dalam tubuh manusia)

 Pengalengan

Proses ini melewati suatu tahap pemanasan dan selanjutnya akan dilakukan suatu proses
pengemasan dengan metode yang sangat tepat yakni menutupnya dengan sangat rapat di
dalam kaleng dalam keadaan sangat steril sehingga tidak ada bakteri yang akan masuk.
Misalnya seperti pada berbagai macam buah-buahan yang dikalengkan dan juga susu. (baca
juga : fungsi hati dalam sistem pencernaan)

 Penyinaran

Sinar ultraviolet atau pun sinar gamma yang bisa digunakan untuk mematikan dan juga
melakukan penghambatan terhadap pertumbuhan dan juga perkembangan suatu bakteri tanpa
melalui proses perusakan pada bahan makanan itu sendiri. Misalnya seperti perlakuan
pada kentang dan juga udang. (baca juga : fungsi hati dalam sistem ekskresi)
Bahaya Pemanis, Penyedap, Pengawet dan
Pewarna Buatan pada Makanan

BAHAYA BAHAN MAKANAN TERHADAP KESEHATAN

Akhir-akhir ini kita dihebohkan oleh isu melamin yang ditemukan pada susu bayi di China yang
menyebabkan puluhan ribu bayi menderita sakit, lebih dari 6240 kasus batu ginjal pada bayi dan
jumlah kematian 3 bayi. Melalui inspeksi yang dilakukan oleh China dan Rsquos National Inspection
Agency, ditemukan paling sedikit 22 pabrik susu dimana produknya mengandung melamin.
Pertanyaannya, mengapa melamin ditambahkan pada susu formula bayi? Agar volume susu lebih
banyak maka ditambahkanlah air pada susu mentah. Akibatnya kandungan protein lebih rendah.
Sedangkan perusahaan yang menggunakan susu untuk produksi (misalnya membuat susu formula
bayi bubuk) biasanya mengecek level protein dengan menggunakan test kandungan nitrogen.
Penambahan melamin dapat meningkatkan kandungan nitrogen pada susu dan dengan demikian
kandungan proteinpun meningkat. Kasus melamin pernah terjadi pada tahun 2007, dimana gluten
gandum dan konsentrat beras yang diekspor dari China ke U.S.A yang dipakai untuk produksi
makanan hewan pelihara (pe food) di Amerika mengandung melamin. Kejadian ini menyebabkan
kematian dalam jumlah besar anjing dan kucing karena gagal ginjal.

Masalah bahan kimia yang dicampur ke dalam makanan bukan hal baru, oleh karena itu pada
hari ini kita akan sedikit mengulas bahan tambahan makanan (terutama yang berasal dari zat kimia)
apa saja yang berbahaya dan bagaimana caranya agar terhindar dari bahayanya. SEBENARNYA APA
ITU BAHAN TAMBAHAN MAKANAN? BTM adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan baik
alami atau artificial agar makanan itu mejadi awet, tampil lebih menarik dan rasa lebih tajam.
Memang ada BTM yang dianggap aman, tetapi ada juga yang bersifat karsinogenik atau toksik.

Anak yang hiperaktif, alergi, asma dan migran sering diasosiasikan dengan BTM. Diperkirakan
ada balasan ribu zat kimia buatan manusia yang ditambahkan pada makanan modern sekarang ini.
BTM bukanlah nutrisi alamiah untuk manusia. Sebenarnya tubuh manusia tidaklah diciptakan untuk
diekspos dengan tingkat kimia dari BTM yang seperti sekarang ini yang kita alami. Untuk orang-
orang tertentu BTM tidak menimbulkan masalah tetapi beberapa BTM dapat memberikan reaksi
seperti: Masalah pencernaan, diare dan sakit perut. Masalah saraf, hiperaktif, insomnia dan iritasi.
Masalah yang berhubungan dengan pernapasan, asma, sinusitis. Masalah kulit, gatal-gatal, bengkak,
ruam. MENGAPA BTM DIAPAKAI? Tadi sudah disebutkan, agar makanan menjadi awet, tampil
menarik dan rasanya lebih tajam/enak. Intinya agar produknya lebih menarik pembeli dan yang
sudah pasti meningkatkan profit. APA SAJA JENIS-JENIS BAHAN TAMBAHAN MAKANAN? Ada
pengawet, pewarna, penyedap, pemanis, pemutih, pengental, pemutih, dll.

Semua bahan tambahan makanan ini ada yang alami dan ada yang artifical. Dalam beberapa
puluh tahun belakang ini, dengan semakin meningkatkan teknologi, BTM pun sudah semakin canggih
(maksudnya semakin tidak alamiah lagi). Kami pilih topic ini karena begitu banyaknya makanan
kemasan yang dijual dengan BTM yang bermacam-macam, ada yang sesuai peraturan pemakaian
yang diizinkan oleh Organisasi Kesehatan resmi dari negaranya dan dicantumkan pada kemasan
tetapi ada juga yang tidak sesuai dan tidak dicantumkan pada kemasan. Ini sangat berbahaya, kita
mulai dengan pengawet.

Sebenarnya pengawet makanan sudah mulai digunakan manusia berabad-abad lamanya. Garam,
gula atau asam/cuka yang mula-mula digunakan. Tetapi dengan semakin meningkatkan teknologi,
proses pengawetan makanan sudah tidak alamiah seperti dulu. Zat-zat yang ditambahkan pada
makanan semakin sedikit yang bersifat alamiah, malah yang bersifat artifical (zat kimia) semakin
banyak. Kami hanya akan bahas 3 pengawet makanan yang berbahaya yaitu formalin, boraks dan
asam salisilat. Masalah formalin ini pernah heboh. Beberapa waktu lalu Badan Pengawasan Obat dan
Makanan menemukan empek-empek dan mie basah yang dijual dibeberapa tempat di sumatera
Selatan ternyata mengandung formalin. Belum lama ini, Dinas Peternakan dan Perikanan Kota
Jakarta pusat juga mendapati puluhan ayam berformalin dijual di sejumlah pasar tradisional.
Sebenarnya apa bahaya formalin? Formalin tidak hanya bahaya jika dikomsumsi tetapi juga
berbahaya jika kita melakukan kontak dengannya (melalui udara). Kita tahu formalin biasanya
digunakan dokter forensic untuk mengawetkan mayat, bukan? Pedagang yang menggunakan
formalin juga ingin dengannya awet. Paling tidak, jika barangnya tidak laku pada hari itu (ayam atau
tahu atau mie atau yang lainnya) biasanya dijual kembali keesokan harinya dan tetap kelihatan
segar.

Bahaya formalin terhadap kesehatan: bersifat karsinogenik. Penelitian terhadap tikus dan anjing
menunjukkan dapat mengakibatkan kanker saluran cerna. Penelitian lain terhadap pekerja tekstil
akibat hirupan formalin meningkatkan resiko kanker tenggorokan dan hidung. Operasi pasar yang
dilakukan oleh Badan POM, bulan Nov&Dec 2005 di Jakarta menemukan makanan yang positif
mengandung formalin adalah ikan asin, mie, tahu. Di bulan September tahun 2008, ada lagi laporan
Balai POM Sumbar di Padang, ditemukan makanan yang mengandung formalin, boraks dan
pewarnanya tekstil, diantaranya es buah, kolak, cendol, mie dan sejumlah sambal.

Oleh karena itu sebagai konsumen kita harus berhati-hati, jangan jajan sembarangan. Walaupun
tidak semua pedagang tidak menggunakan formalin tetapi lebih bijaksana apabila kita berhati-hati.
BORAKS: walaupun bukan pengawet tetapi boraks sering digunakan sebagai pengawet. Selain
sebagai pengawet, boraks bias berfungsi sebagai pengenyal makanan. Contoh makanan yang sering
ditambahkan dengan boraks, bakso, mie, kerupuk. Bahaya boraks bagi kesehatan: iritasi kulit, mata
atau saluran pencernaan, gangguan kesuburan dan janin dan gagal ginjal. Berita terakhir dari Dinas
Kesehatan Sumatera Barat (22 Sept 08) menemukan aneka gorengan yang mengandung boraks di
sejumlah pasar di kota Padang. Menurut Rossini Savitri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar,
dari sample yang diambil dari Dinas Kesehatan sebanyak 35% mengandung boraks umumnya
berjenis makanan mie dan gorengan. Selain itu tim kesehatan juga menemukan makanan yang
banyak mengandung veksin atau penyedap makanan. Dinas Kesehatan katanya akan melakukan
pembinaan kepada pedagang. ASAM SALISILAT: digunakan agar sayuran dan buah-buahan tetap
segar. Asam Salisilat bukanlah pestisida, melainkan sejenis antiseptic yang salah satu fungsinya
untuk memperpanjang daya keawetan. Biasanya sayuran yang disemprot asam salisiat akan
berpenampilan sangat mulus dan tak ada lubang bekas hama. PENGAWET lainnya yang diijinkan
dengan batas maksimal yang harus dipatuhi: Asam benzoate, kalium benzoat, asam sorbet, kalium
sorbet, natrium benzoate, natrium nitrat dan natrium nitrit dll. Semua ini dapat ditemukan pada saus
tomat, sambal, kecap manis, acar dalam botol, margarine, buah kering, sirup, jam, jelli, keju olhan,
sosis, burger, kornet dll.

Penambahan pengawet Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat pada bahan pangan memang tidak
dilarang pemerintah. Namun produsen hendaknya tidak menambahkan dua jenis makanan itu
sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan jadi berbahaya jika dikomsumsi secara berlebihan.
Asosiasi Konsumen Penang pada tahun 1988 silam telah menyatakan bahwa berdasarkan penelitian
Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoate yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan
kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sawan, kencing terus menerus dan penurunan berat
badan. Kasus pelanggaran pelabelan produk yang mengandung natrium benzoate dan kalium sorbet
kerap kali ditemui. Tetapi memang belum ada upaya nyata dalam penanggulangan masalah ini dari
aparat terkait, kata dr Nurhasan, peneliti dari Lembaga Konsumen Jakarta, Natrium benzoate banyak
digunakan pada produk saus tomat, saus sambal dan kecap manis. Bahkan ditemukan ada 14 produk
yang berlebihan batas maksimun penggunaannya.

Sodium nitrit dan sodium nitrat adalah dua jenis kimia yang saling berkaitan yang digunakan untuk
mengawetkan daging dan banyak digunakan untuk sosis. Masalah terjadi jika nitrat dan nitrit ini
dipanaskan pada temperature tinggi (digoreng) dapat membentuk nitrosamine yang dapat
menyebabkan kanker lambung.

PEMANIS:

Korban terbesar BTM pemanis makanan adalah anak-anak. Hampir semua makanan manis untuk
anak-anak mengandung pemanis buatan seperti sakarin, siklamat, aspartame. Sakarin (200700 kali
manis gula/sukrosa) sering digunakan pada soft drink, selai, permen, jajanan pasar. Siklamat (30x)
sering digunakan pada makanan kaleng atau makanan proses lain karena tahan panas. Pada hewan
percobaan pemanis ini menyebabkan kanker kandungan kemih. Aspartam (160-220x) banyak
digunakan sebagai pemanis buatan pada berbagai jenis makanan dan minuman terutama makanan
dn minuman rendah kalori (makanan penderita diabetes, nol kalori, salat dressing, snack,soft drink).
Aspartam pada saat ini masih merupakan gula buatan yang masih dianggap aman dibanding dengan
sakarin dan siklamat. Perhatikan label makanan, sekarang banyak makanan yang menggunakan
aspartame sebagai pemanis. Terlalu banyak komsumsi makanan yang mengandung aspartame
dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko kerusakan system saraf, menstruasi yang sulit,
dapat mempengaruh perkembangan otak janin, Alzheimer, lupus, multiple sclerosis maupun kanker
otak. Wanita hamil sebaikanya menghindari produk yang mengandung aspartame (agar bayi yang
lahir terhindar dari retardasi mental). Walaupun masih dianggap aman tetapi sebaiknya hindarilah
ketiga jenis pemanis buatan tersebut apabila anda ingin sehat.

PEWARNA:

Banyak ditemukan pada makanan buatan industri kecil dan jajanan pasar dan juga industri besar.
Rhodamin B dan Metanil Yellow sering dipakai untuk mewarnai kerupuk, makanan ringan, terasi,
kembang gula, sirup manisan, tahu kuning. Rhodamin B dan Metanil Yellow adalah pewarna tekstil
bukan food grade. Sebenarnya kemajuan teknologi, pewarna sintetis digunakan. Karena
kelebihannya praktis menggunakannya dan lebih murah harganya. Penelitian menunjukkan bahwa
pewarna buatan dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak, infertilitas, cacat bayi, kerusakan
liver dan ginjal, kanker, mengganggu fungsi otak dan kemampuan belajar dan kerusakan kromosom.

PENYEDAP:

Apa sih tujuan pedagang menambahkan penyebab rasa? Agar makanan lebih enak bukan? Tetapi
penyebab makanan tidak dibutuhkan oleh tubuh. Contoh yang terbaik adalah MSG (Monosodium
Glutamat), sejak ditemukan pada tahun 1940, MSG telah digunakan berbagai makanan. Produk
makanan cepat saji, makanan instant, makanan kaleng, makanan proses, makanan cemilan biasanya
mengandung MSG dalam jumlah yang cukup banyak. Efek dari MSG adalah sakit kepala, gatal, mual,
masalah sistim saraf dan reproduksi, tekanan darah tinggi, migrant, asma bahkan depresi. Chinese
Restaurant Syndrome: umumnya terjadi pada orang-orang seusai mengkomsumsi masakan Chinese
yang dikenal mengandung kadar MSG tinggi. Makanan yang sering kali sekali menimbulkan sindrom
ini adalah sup. Mengapa? Karena sup dihidangkan paling awal sehingga akan memasuki saluran
pencernaan dalam kondisi perut kosong, akibat MSG dapat dengan mudah terserap dalam darah
sehingga menimbulkan efek yang disebutkan tadi, 20-30 menit setelah seseorang komsumsi MSG.
Meski pembuktiannya menjadi perdebatan banyak pihak, ada baiknya jika sebagai konsumen kita
harus berhati-hati.

Setidaknya kita harus membatasi penggunaannya dan menggantikannya dengan bumbu alami
seperti bawang putih dan rempah-rempah karena rasanya jauh lebih nikmat. Selain itu, dengan
menggunakan bahan alami tentunya lebih sehat bukan? Ada lagi BTM sebagai pengemulasi,
pemantap dan pengental pada produk ice crem, keju olahan, sardine kalengan, susu bubuk. Ada lagi
pengatur keasaman (biasanya digunakan sebagai penegas ras dan warna atau penyelubung rasa
yang tidak disukai, coklat, permen, keju olahan, ice crem, makanan kaleng, jam, jelly dll), pengeras
(acar, buah kaleng). Ada lagi pemutih, pematang tepung. Warna tepung gandum yang masih baru
biasanya kekuning-kuningan bahkan bias menjadi kecoklatan/keabuan sehingga warnanya tidak
menarik. BHA dan BHT (Butylated Hydroxyanisole) dan (Bytylated Hudroxytoluene): digunakan
untuk makanan yang mengandung lemak agar tidak cepat tengik. Menurut The International Agency
for Research on Cancer, BHA kemungkinan bersifat karsinogen pada manusia. State of California juga
menganggap ini karsinogen. Penelitian yang lain juga menunjukkan hal yang sama terhadap BHT.
BHT diizinkan di Amerika tetapi dilarang di England. Efek bagi kesehatan adalah kerusakan lever dan
ginjal, infertilitas, system imun rendah, cacat lahir dan kanker. Makanan yang mengandung BHA dan
BHT: sosis, saos, potato chips, saus steik, shortening dll. Agar aman sebaiknya dihindari. Apabila kita
perhatikan, sekarang banyak makanan yang mengandung BTM yang dapat merusak kesehatan kita.
Walaupun ada BTM yang dikatakan aman, untuk dikomsumsi secara individu tetapi perlu diketahui
sangat jarang sebuah makanan proses siap saji hanya mempunyai satu di dalam satu produk. Secara
literal ada ribuan dari macam-macam kombinasi BTM yang sangat berbahaya. kesimpulannya bahan
kimia tersebut kemungkian dapat menyebabkan mutasi melalui kerusakan kromosom atau
menggunakan fungsi sistim imunitas tubuh dan telah dibuktikan menyebabkan berbagai macam
masalah kesehatan yang serius. Apabila anda ingin sehat hindarilah makanan kemasan, makanan
restoran, makanan siap saji. Komsumsilah makanan masakan sendiri dirumah lebih aman.

BAGAIMANA DENGAN ANAK-ANAK, KARENA SEKARANG BANYAK SEKALI MAKANAN KEMASAN


UNTUK KOMSUMSI ANAK-ANAK? Anak-anak organ detoksanya atau organ untuk membuang zat
yang berbahaya tidak seefektif orang dewasa. Sangat disayangkan dibanyak keluarga anak-anak
justru yang lebih banyak mengkomsumsi makanan kemasan (contohnya snack, biscuit, cereal, chips
dll) sehingga BTM ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap mereka. Tugas orang tualah
yang menyediakan makanan bernutrisi dan menarik (karena saingannya adalah kemasan yang
menarik diluaran dan rasanya). Makan sehat perlu penyesuaian. Mungkin ibu-ibu harus lebih sering
berbelanja karena makanan natural lebih cepat rusak. Sekarang ini makanan yang bias tahan
berbulan-bulan sudah dianggap normal apabila mereka menyimpannya di kulkas dan freezer
(terutama makanan siap saji). Jadi jangan karena alasan praktis kita membeli makanan siap saji yang
banyak mengandung BTM.

Belilah makanan segar yang banyak dijual dipasar. Sebaiknya masak sendiri dirumah, jangan takut
repot karena kalo sudah sakit lebih repot bukan? Perlu diketahui efek toksi dari BTM tidak langsung
menimbulkan reaksi tetapi bersifat kumulatif sihingga menumpuk pada jaringan tubuh dan dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan kemudian hari. Mengapa anda membelanjakan uang
untuk sesuatu yang nantinya akan membuat anda sakit?

Anda mungkin juga menyukai