Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BORAKS PADA MAKANAN

Disusun Oleh :

Neng Wafa Alaudin

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH


BANDUNG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Sekarang ini banyak bahan kimia dan berbagai campuran lain yang digunakan oleh

manusia untuk membuat makanan. Dengan campuran bahan kimia makanan akan terlihat

lebih menarik dan menghasilkan rasa yang lebih enak. Sehingga masyarakat lebih tertarik

untuk membeli dan mengkonsumsinya.

Bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk

membuat pekerjaan manusia lebih efektif dan efisien. Bahan kimia itu sendiri banyak

digunakan dalam industri, baik industrinon pangan maupun industri pangan. Besarnya manfaat bahan

kimia tersebut, ternyata mengakibatkan mereka salah menempatkan fungsi bahan kimia

itu sendiri. Bahan kimia yang seharusnya untuk industri non pangan, malah dipergunakan

dalam pembuatan makanan sehingga akan berdampak fatal.Salah satu bahan kimia yang

disalahgunakan penggunaan adalah boraks.

 Pada awalnya masyarakat belum menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan

kimia tersebut, akan tetapi jika bahan tersebut dikonsumsi terus-menerus akan

mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat itu sendiri. Kerugian yang ditimbulkan tidak

hanya pada fisiknya tetapi juga pada psikisnya. Apalagi untuk anak yang sedang mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Contoh konkretnya yaitu  terjadinya obesitas, kolesterol

tinggi, darah tinggi, dan sebagainya. Sedangkan dalam psikisnya menimbulkan keterlambatan

pola pikir karena terlalu banyak bahan kimia yang dikonsumsi.

Begitu banyak masyarakat yang tercemar oleh bahan pengawet boraks  yang sangat

membahayakan ini. Akibat ulah manusia-manusia lain yang tidak berperikemanusiaan yang

hanya mengejar keuntungan semata, tanpa memperhitungkan orang yang


mengkonsumsinya. Penggunaan boraks  untuk mengawetkan makanan memang sudah lama

terjadi. Walaupun sudah dilakukan inspeksi ke lapangan, bahkan sampai dikeluarkan

peraturan mengenai dilarangnya penggunaan bahan tersebut, tetapi sampai saat ini masih

banyak yang melakukannya. Umumnya bahan tersebut digunakan oleh industri rumahan,

karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat.

Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi industri besar melakukannya. Mereka mau

melakukannya dengan alasan bahan tersebut mudah digunakan dan harganya relatif lebih

murah daripada pengawet makanan, sehingga mereka mendapatkan keuntungan sebesar-

besarnya.

Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus

diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya menumpuk di

masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba

membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang

sangat penting

Hal tersebut sangat memprihatinkan karena masih banyak masyarakat yang belum tahu

tentang bahaya makanan yang mengandung bahan kimia seperti  boraks. Kejadian seperti ini

merupakan salah satu masalah dan kerusakan bangsa yang harus diperbaiki. Apabila masalah

ini terus berlarut dan tidak segera diatasi akan berakibat di masa depan.

Penanganan tersebut harus ada kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat. Dan

sebagai generasi penerus sebaiknya kita mulai dari sekarang memberikan pengertian kepada

masyarakat akan bahaya boraks.

 Selain itu, mulai menciptakan makanan yang tidak mengandung boraks tetapi

mempunyai bentuk yang menarik sehingga masyarakat mau mengkonsumsinya.

B.   Rumusan Masalah
    Adapun Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1.    Apa yang dimaksud dengan boraks?

2.     Apa saja Gejala klinis yang dapat ditimbulkan dari pengkonsumsian boraks ?

3.    Bagaimana metode pemeriksaan makanan yang mengandung boraks?

4.     Bagaimana cara pengambilan sampel boraks ?

5.    Bagaimana mekanisme kerja boraks dalam tubuh ?

6.    Dari mana sumber/ asal  boraks ?

C.   Tujuan Penulisan

Dilihat dari latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas, tujuan

penulisan makalah adalah:

1.    Menjelaskan tentang bahaya boraks bagi kesehatan.

2.    Mengetahui gejala klinis yang ditimbulkan dari pengkonsumsian boraks

3.    Mengetahui metode pemeriksaan boraks

4.     Mengetahui cara sampling dari boraks

5.     Mengetahui makanisme boraks dalam tubuh manusia

D.   Manfaat

1.    Menambah wawasan tentang bahaya boraks bagi kesehatan.

2.     Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks pada produk makanan.

3.    Memberi informasi tentang bahaya dari boraks bagi kesehatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Boraks

Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak lunak yang

mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.

Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam

berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik.

Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks. . Boraks biasa berupa serbuk

kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi borakstidak dapat larut dalam

alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang

kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.

Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk

gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”.

Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah,

lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.

Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk

gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”.

Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah,

lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.


Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,

mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.

B.   Gejala Klinis Dari Boraks

Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:

·         Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi

·         Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf

pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan

asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf

pusat atau gagal ginjal.

·         Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk,

deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.

·         Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri

kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat

dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan,

sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.

Dalam jumlah banyak boraks dapat menimbulkan keracunan kronis akibat tibunan

boraks, antara lain:

§  demam

§  anuria (tidak terbentuknya urin)

§  Koma

§  merangsang sistem saraf pusat

§  menimbulkan depresi
§  apatis

§  sianosis

§  tekanan darah turun

§  kerusakan ginjal

§  pingsan

§  kematian.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat

buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen

secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit.

Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan

testes (buah zakar).

Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi

tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret,

kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam

tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika

dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.

C.   Metode Pemeriksaan Laboratorium

a.    Identifikasi adanya boraks dalam makanan

Identifikasi Boraks di laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :

1.    Metode Nyala Api

Ø  Alat :

·      Cawan petri

·      Pinset
·      Korek Api

·      Furnace

·      Pipet Ukur

·      Mortar dan Penggerus

·      Kompor

Ø  Bahan :

·         H2SO4 10ml

·         Metanol 2ml

·         Air Kapur Jenuh

·         Kertas Lakmus

Ø  Cara Kerja :

·         Siapkan alat dan bahan.

·         Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample sebanyak  3

gram sample.

·         Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur jenuh

hingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.

·         Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.

·         tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi asam

(lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian nyalakan. Jika nyala api

berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks

2.  Metode Kertas Curcuma


Ø  Alat :

-          Waterbath                                       -  Mortar dan penggerus

-          Kompor                                           -  Pipet ukur

-          Pemijar (Movel Furnace)                -  Rak Tabung Reaksi

-          Cawan Porselin                              -  Tabung Reaksi

-          Corong                                           -  Sendok

-          Pengaduk kaca                              -  Timbangan

Ø  Bahan :

-          Kertas Saring

-          Kertas Curcuma

-          Amonia

-          Sample makanan

-          Air kapur jenuh

-          Kertas lakmus

-          HCl 10%

Ø  Cara Kerja :

1.    Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan dulu)

masukkan kedalam cawan porselin.

2.    Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).

3.    Isatkan dalam waterbath.

4.    Panaskan di atas kompor.

5.    Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :


6.    Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai menjadi

asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air hasil saringan, jika

kertas curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan amoniak menjadi hijau biru tua

maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.

3.    Identifikasi dengan metode kunyit

Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi barang yang diketahui

mengandung zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui cara

mendeteksi adanya kandungan boraks dalam bahan makanan. Kebanyakan masyarakat

mengira bahwa mendeteksi boraks harus di laboratorium sehingga memerlukan biaya mahal.

Hal ini membuat masyarakat malas menguji dan langsung mengonsumsi barang yang dibeli.

Padahal jika dapat mengetahui cara yang benar dan mudah untuk mendeteksi boraks, pasti

masyarakat tidak akan kesulitan untuk melakukan sendiri.

Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks

adalah kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep

makanan.

§  Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat.

Ø   Alat dan bahan

-          kunyit,

-          kertas saring,

-          serta sedikit boraks sebagai kontrol positif

Ø  Cara Kerja

-          Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.

-          Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,


-          kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan cairan kunyit berwarna

kuning.

-          Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan keringkan.

-          Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.

-          Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu

sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks,

-          teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.

-          Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan

dipergunakan sebagai kontrol positif.

-          Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.

-          Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas tumerik

-          Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.

-          Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka bahan makanan

tersebut mengandung boraks.

-          Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut tidak mengandung boraks.

Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat dengan

mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat dibeli oleh berbagai

kalangan masyarakat dari kelas bawah hingga atas. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit

merupakan detektor alami untuk boraks yang tepat. Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan

makanan yang sering kita konsumsi. Kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan

kualitas tubuh kita.

b.    Identifikasi adanya boraks dalam tubuh

Satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada

hati adalah pemeriksaan enzimatik.


Pengukuran kadar enzim digunakan sebagai alat bantu diagnostic penyakit tertentu.

Peningkatan kadar SGOT dan SGPT selain dapatmenunjukkan adanya kelainan pada hepar

juga dapat digunakan sebagai biomarker keracunan hepetotoksin

Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding

SGOT (Aslam, dkk, 2003). Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati,

sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal

dan otak.

Aktivitas GPT-serum dapat diukur secara fotometer dengan menggunakan

metode kinetik GPT-ALT (Alanin Aminotransferase)

Ø  Alat

 1) Spuit 3 cc

 2) Torniquet

 3) Flakon

 4) Sentrifuse

 5) Eppendrof

 6) Tabung reaksi 5 ml

 7) Rak tabung reaksi

 8) Mikropipet (100 µl-1000 µl)

 9) Blue tip

10) Kuvet

11) Spektrofotometer

Ø  Bahan :

 1) Sampel darah


 2) EDTA

 3) Reagen 1=enzim (buffer)

 4) Reagen 2=starting reagen (substrat)

Kadar SGPT probandus setelah diperiksa dalam praktikum adalah Working reagen

ditambah Plasma 200 ml, selanjutnya dimasukan ke dalam Eppendorf kemudian

disentrifugasi dengan spektrofotrometer selama 10 menit,

Nilai Normal Perempuan : 0-17 U/L Laki-laki : 0-22 U/L

D.   Sumber atau Asal Racun Boraks

Boraks adalah natrium tetraborat dekahidrat, Na2B4O7.10 H2O yang diperoleh dari

salt lake di Utah, Amerika Serikat. Boraks diperdagangkan ke seluruh dunia sebagai serbuk

putih, untuk bahan macam-macam industri. Selain diambil dari salt lake, ia juga dihasilkan

secara besar-besaran sebagai hasil tambang yang bercampur dengan mineral kernite dan

colemanite, di Oregon, California dan Nevada.

Asam  borat atau boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak diizinkan

digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa kimia dengan rumus

Na2B4O7 10H2O berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan

normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).

Unsur utamanya adalah boron yang bersifat antiseptic, penumpas kuman. Dahulu ia banyak

digunakan sebagai obat pencuci mata boorwater.

Contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks

1.    Bakso,

2.    Kerupuk,

3.    Ikan,
4.    Tahu,

5.    Mie,

6.    Daging ayam.

7.    Kerupuk Gendar

8.    Gendar nasi,

E.   Mekanisme Boraks

Borate cepat diabsorbsi oleh saluran pencernaan (usus/lambung) dan oleh selaput

lender (mucous membrances), diekskresi secara lamban oleh ginjal diubah dan dipusatkan

pada hati (liver). Dalam dosis tunggal dieliminasi selama kira-kira seminggu. Pada waktu sel-

sel hepar rusak, akan menyebabkan induksi enzim yang berada di dalam sel hepar (enzim

intraseluler) sehingga enzim tersebut akan dilepaskan ke dalam darah. Enzim hepar tersebut

antara lain Alanin Amino Transferase atau Glutamat Piruvat Transaminase (GPT).

Masuknya boraks yang terus-menerus, akan menyebabkan rusaknya membran sel hepar,

kemudian diikuti kerusakan pada sel parenkim hepar. Hal ini terjadi karena gugus aktif

boraks B=0 akan mengikat protein dan lipid tak jenuh sehingga menyebabkan peroksidasi

lipid. Peroksidasi lipid dapat merusak permaebilitas sel karena membran sel kaya akan lipid,

sebagai akibatnya semua zat dapat keluar masuk ke dalam sel.

Keduanya merupakan enzim intraseluler yang dalam keadaan normal seharusnya berada

didalam sel. Keduanya merupakan enzim transaminase yang berfungsi mengkatalisis reaksi

kimia yang terjadi dalam sel. Pada waktu sel-sel hepar rusak akan menyebabkan induksi

enzim yang berada di dalam sel hepar (enzim intraseluler) sehingga enzim tersebut akan
dilepaskan ke dalam darah. Enzim hepar tersebut antara lain Glutamat Piruvat Transaminase

atau GPT

Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun

sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis.

Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit.

Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan

tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim

metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria (Artika, 2009)

Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena

merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi

kerja syaraf.

Boraks merupakan zat toksik yang cepat diabsorbsi oleh tubuh karena boraks memiliki

tingkat kelarutan yang tinggi, sehingga distribusinya cepat menyebar ke seluruh jaringan

tubuh. Organ tubuh yang paling sering terkena efek samping dari pemberian boraks adalah

hepar dan ginjal.(4)

Hepar merupakan organ yang berfungsi sebagai detoksikasi racun. Hampir semua obat

ataupun zat yang masuk melalui oral mengalami metabolisme di dalam hepar. Bahan toksik

yang dikonsumsi akan masuk ke hepar dan akan mengalami proses detoksikasi. Bahan-bahan

toksik ini akan menyebabkan kerusakan dan kematian sel-sel hepar.

Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung

konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu

diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ

yang lain. Dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan

anak-anak akan menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu
dibawah 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat badan anak-

anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).

F.    Cara Pengambilan Sampel (Sampling)

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sampel boraks Dibagi menjadi 2 :

1. Pada korban yang masih hidup :

a. Darah 10 ml

Peningkatan kadar SGPT dan SGOT dalam darah dapat dijadikan indicator biologis tidak

langsung untuk keracunan boraks. Nilai normal SGOT dalam darah adalah pria <17 U/L dan

wanita <15 U/L, sedangkan kadar SGPT pada pria 0-21 U/L, wanita 0-17 U/L. pada

kerusakan hepar, contohnya akibat keracunan boraks dapat terjadi peningkatan kadar SGPT

dan SGOT 3 kali lipat dari nilai normal 5 ml tanpa pengawet

b. Urine

c. Bilasan isi lambung

2. Pada Mayat :

a. Lambung dengan isinya : Lambung diikat pada 2 tempat, yaitu berbatasan dengan

kerongkongan dan berbatasan dengan usus 12 jari; hal ini bertujuan : untuk menghindari

hancurnya pil pil atau tablet yang tertelan.

b. Usus dan isinya : sangat berguna terutama jika kematian korban terjadi setelah beberapa jam

kemasukan racun.

c. Darah : diambil 50 ml ; bagi 2 diberi pengawet dan tidak diberi pengawet.

d. Hati : Tempat metabolisme racun yang terpenting.


DAFTAR PUSTAKA

http://palupikesling.blogspot.com/2012/02/identifikasi-boraks-dalam-makanan.html

http://gasloy.blogspot.com/2012/04/bahaya-boraks-dan-formalin-pada-makanan.html

Anda mungkin juga menyukai