Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

NURUL FADILLAH
NIM. 821418107

JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

A. Judul Dalam permasahan ini harus


Identifikasi Boraks Pada Makanan diperhatikan jangan membiarkan
hal ini berlarut-larut dan akan
B. Tujuan berakibat fatal karena bahan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tersebut apabila sudah masuk di
perbedaan dari makanan yang organ tubuh manusia, maka sangat
menggunakan boraks dengan merugikan sekali dan setidaknya
makanan yang tidak mengandung kita harus waspada dalam memilih
boraks bahan pangan makanan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui
Akhir-akhir ini, semakin marak
bagaimana cara identifikasi boraks
makanan yang beraneka ragam.
yang terkandung pada makanan
Dari jajanan pinggir jalan hingga
makanan berat. Bentuk, rupa, serta
C. Latar Belakang
warnanya tentu menggugah selera.
Sekarang ini banyak sekali Rasanya juga tentu nikmat. Namun,
bahan-bahan kimia dan berbagai belum tentu sehat dan bergizi.
campuran lain dibuat dan Bahkan, mungkin makanan yang
diciptakan untuk membuat bahan kita konsumsi sehari-hari belum
yang lebih efektif dan efisien. tentu sehat, dan mungkin kita tidak
Tetapi di samping itu bahan tahu bahwa makanan yang terlihat
pengawet tersebut banyak yang menjanjikan tersebut bebas dari
menyalahgunakan sebagai bahan komponen-komponen yang tidak
pengawet makanan yang akan baik bagi tubuh.
berakibat fatal bagi kesehatan pada
Sebagai upaya untuk menekan
manusia.
kerugian, seringkali ditemui
penjual makanan yang tidak Untuk mencegah dampak yang
bertanggung jawab. Demi meraup semakin meluas, alangkah baiknya
keuntungan yang banyak, oknum- apabila masyarakat mengerti cara
oknum tidak bertanggung jawab membedakan makanan yang pantas
tersebut kerap menambahkan dan tidak pantas dikonsumsi. Dan
bahan-bahan yang tidak menyadarkan masyarakat akan
seharusnya. Bahan-bahan tersebut dampak yang akan disebabkan oleh
murah, terjangkau, dan memberi boraks. Sehingga dapat
efek bagi fisik makanan tersebut. meningkatkan tingkat pengetahuan
Dan mempengaruhi rasa, juga masyarakat akan kesehatan, serta
teksturnya. tingkat kesehatan masyarakat itu
sendiri.
Salah satu bahan yang sering
ditemukan dalam makanan sehari- Maka, kami telah melakukan
hari yaitu boraks. Suatu senyawa percobaan untuk menguji
yang termasuk senyawa yang kandungan boraks di makanan yang
termasuk ilegal apabila biasa disantap sehari-hari. Untuk
dicampurkan dalam makanan. membuktikan ada atau tidaknya
Dampak dari senyawa itu amat senyawa berbahaya tersebut dalam
buruk hingga dapat menyebabkan makanan, serta apa efeknya apabila
kematian. Bahkan penggunaannya dikonsumsi secara terus menerus.
sebagai penyedap makanan telah Karena banyaknya masyarakat
dilarang oleh pemerintah. yang tidak mengetahui akan adanya
boraks dalam makanan.
Bahan berbahaya tersebut telah
menyebar di masyarakat, dan
mudah didapat serta terjangkau. D. Dasar Teori
Namun, belum banyak masyarakat
Boraks atau yang lebih dikenal
yang sadar akan adanya senyawa
oleh masyarakat dengan nama
tersebut dalam makanan yang
“bleng” (bahasa jawa) yaitu serbuk
dikonsumsi. Selain itu, masyarakat
kristal lunak yang mengandung
juga tidak mengetahui dampak apa
boron, berwarna putih atau
yang akan disebabkan oleh boraks.
transparan tidak berbau dan larut
Banyak juga yang tahu, namun
dalam air. Boraks dengan dalam
meremehkan persoalan tersebut.
nama ilmiahnya dikenal sebagai
natrium tetraborate decahydrate.
Boraks mempunyai nama lain Efek jangka panjang dari
natrium biborat, natrium piroborat, penggunaan boraks dapat
natrium tetraborat yang seharusnya menyebabkan
hanya digunakan dalam industry merah pada kulit, gagal ginjal, iritasi pada
non pangan. mata, iritasi pada saluran respirasi,
mengganggu kesuburan kandungan dan
Menurut Kamus Kedokteran
janin. Dosis yang dapat menyebabkan
Dorland, boraks dikenal sebagai
kematian atau biasa disebut dengan dosis
bahan pembasa preparat farmasi.
letal pada orang dewasa adalah sebanyak
Boraks juga digunakan sebagai
10-25 gram, sedangkan pada anak-anak
bahan bakterisida lemah dan
adalah sebanyak 5-6 gram. (U.S. National
astringen ringan dalam lotion, obat
Institutes of Health). Pada binatang dosis
kumur dan pembersih mulut.Boraks
letal boraks sebesar 5 gram (BPOM, 2004).
juga disebut sebagai sodium
Berdasarkan dari hasil
pyroborate dan sodium tetraborate.
investigasi dan pengujian
Boraks mempunyai rumus kimia
laboratorium yang dilakukan
Na2B4O2(H20)10 dengan berat
Badan Besar Pengawas Obat dan
molekul 381,43 dan mempunyai
Makanan (BPOM) di Jakarta,
kandungan boron sebesar 11,34 %.
ditemukan sejumlah produk pangan
Boraks bersifat basa lemah dengan
seperti bakso, tahu, mie basah dan
pH (9,15 – 9,20). Boraks umumnya
siomay yang memakai bahan
larut dalam air,
tambahan pangan boraks dan dijual
kelarutan boraks berkisar 62,5 g/L pada
bebas di pasar dan supermarket.
suhu 25°C dan kelarutan boraks dalam
Adapun peraturan
air akan meningkat seiring dengan
pemerintah yang melarang tentang
peningkatan suhu air dan boraks tidak larut
penggunaan boraks yaitu Peraturan
dalam senyawa alcohol.7,10
Menteri Kesehatan Republik
Boraks atau biasa disebut
Indonesia
asam borate, memiliki nama lain,
1168/MENKES/PER/X/1999, yang
sodium tetraborate biasa digunakan
berisi bahwa boraks termasuk dari
untuk antiseptik dan zat pembersih
salah satu bahan kimia yang
selain itudigunakan juga sebagai
penggunaannya dilarang untuk
bahan baku pembuatan detergen,
produk makanan.1
pengawet kayu, antiseptik kayu,
Banyak masyarakat yang
pengontrol kecoak (hama),
belum mengetahui efek negatif dari
pembasmi semut dan lainnya.12
penggunaan boraks sebagai bahan jenis-jenisnya ditemukan dengan
tambahan pangan. Oleh karena itu bentuk kombinasi dengan elemen-
para pedagang makanan biasanya elemen lain, umumnya
mencampurkan boraks pada dikombinasikan dengan asam borat
makanan yang akan dijual agar atau boraks. Tidak seperti beberapa
makanan tersebut menjadi lebih pestisida dengan beberapa
kenyal dan terlihat lebih menarik. komponen sintetik, boraks dan
Boraks tidak beberapa pestisida secara alami
dimetabolisme di dalam tubuh, hal merupakan campuran.16
ini disebabkan oleh karena Boraks mempunyai
diperlukan energi yang besar beberapa keuntungan sebagai
(523kJ/Mol) untuk memecah ikatan pestisida, memiliki toksisitas yang
antara oksigen dengan boron. rendah terhadap manusia daripada
Boraks dalam bentuk asam pestisida lainnya, dan lebih sedikit
borat tidak terdisossiasi dan akan serangga yang resisten karenanya.
terdistribusi pada semua jaringan. Namun demikian boraks dan zat-
Boraks akan diekskresikan >90% zat kimia yang berhubungan dapat
melalui urine dalam bentuk yang menyebabkan keracunan. Boraks
tidak dimetabolisir. Waktu paruh dapat membunuh beberapa jenis
dari senyawa kimia boraks adalah organisme dengan cara berbeda.
sekitar 20 jam, namun pada kasus Seranga terbunuh oleh boraks
dimana terjadi konsumsi dalam karena boraks ini berperan sebagai
jumlah yang besar maka waktu racun perut dan juga sebagai zat
eliminasi senyawa boraks akan abrasive pada permukaan luar
berbentuk bifasik yaitu 50% dalam serangga.
12 jam serta 50% lainnya akan Pada penelitian
diekskresikan dalam waktu 1-3 sebelumnya yang dilakukan oleh
minggu. Selain diekskresi melalui Silvia (2004), ditemukan kenaikan
urin, boraks juga di ekskresikan berat badan mencit jantan galur
dalam jumlah yang minimal melalui saliva, Swiss Webster dan ditemukan
keringat dan feces.10,14,15. Boraks dan penurunan berat organ hati dan
sejenisnya merupakan pestisida turunan ginjal pada pemberian 300mg/kg
elemen boron. bb, serta ditemukan juga perubahan
Boron jarang sekali gambaran histologi jaringan hati
digunakan dalam bentuk tunggal, dan ginjal.
Kadar NOAEL (Non Observed Adverse
Effect Level) adalah sebesar 95,9
mg/kgBB.17,18
Mengkonsumsi makanan Berat Molekul : 46 g/mol
yang menganung boraks memang Pemerian : Cairan tak berwarna
tidak serta berakibat buruk terhadap jernih, mudah
kesehatan tetapi boraks akan
menguap dan
menumpuk sedikit demi sedikit mudah
karena diserap dalam tubuh secara
kumulatif. Seringnya bergerak, bau
mengkonsumsi makanan yang khas, rasa panas,
mudah terbakar
mengandung boraks, salah satunya
dengan
akan menyebabkan gangguan memberikan
hati.19 nyala api biru
Masuknya boraks yang yang tidak
berasap.
terus menerus, akan menyebabkan
rusaknya Kelaruran : Sangat mudah
larut dalam air,
membran sel hepar, kemudian diikuti
dalam klorofom
kerusakan pada sel parenkim hepar. Hal P, dan dalam eter
ini terjadi karena gugus aktif boraks B-O-B P
(B=O) akan mengikat protein dan lipid tak Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat,
jenuh sehingga menyebabkan peroksidasi
terlindungi dari
lipid. Peroksidasi lipid dapat merusak cahaya, ditempat
permeabilitas sel karena membran sel kaya sejuk, jauh dari
akan lipid, sebagai akibatnya semua zat
nyala aapi
Kegunaan : sebagai
dapat keluar masuk ke dalam sel. pembersih
2. Aquadest (Dirjen Pom, 1995)
E. UraianBahan Nama resmi : AQUA
1. Alkohol (Dirjen POM,1979) DESTILATA
Nama lain : Air suling,
Nama Resmi : aquadest
AETHANOLUM RM/BM : H2O / 18,02
Nama Lain : Etanol, Rumus struktur :
Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Pemerian : Cairan jernih, tidak
Rumus Struktur :
berwarna, tidak
berbau, tidak
mempunyai rasa. Pemerian : cairan tidak
Kegunaan : Sebagai Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah berwarna, berasa
tertutup rapat. asam, bau
3. Amoniak ( pubchem, 2007 )
merangsang, jika
NamaResmi : Amonia
diencerkan dengan
Nama Lain : hidrogen
bagian/volume air,
nitrida
asap hilang.
RM/BM : NH3 /
Kelarutan : larut dalam air,
17.030 6 g/mol
Tercampur
Rumus Struktur :
penuh.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat.
Pemerian : cairan
jernih,
tidak berwarna
5. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1995)
berbau khas
Nama resmi : ACIDUM
menusuk kuat
SULFURICUM
Kelarutan : mudah
Nama Lain : Asam Sulfat
larut
RM/BM : H2SO4 / 98,07
dalam Rumus strukur :
air
Penyimpanan :
dalamwadah
tertutup Pemerian : Cairan jernih,

rapat seperti minyak,

4. Asam Klorida (Dirjen Pom, tidak berwarna,


bau sangat tajam.
1979)
Kelarutan : Bercampur dengan
Nama resmi : ACIDUM
air dan dengan
HIDROCHLO
etanol
RIDUM
menimbulkan
Nama lain : Asam klorida
panas.
RM/ BM : HCL/36,46g/mol
Penyimpanan : Dalam wadah
Rumus struktur :
tertutup rapat.
6. Metanol (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi : METANOLUM
Nama lain : Metanol
Rumus molekul : CH3OH
Berat molekul : 34,00 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak ber-


warna,jernih, bau
khas
Kelarutan : Dapat bercampur de-
ngan air, mem-
bentuk cairan jernih
dan tidak berwarna
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah ter-
tutup

F. Alat Dan Bahan


1. Alat
Nama Gambar Fungsi

Api Bunsen Sebagai sumber pemanasan


Sebagai wadah untuk
Cawan Porselen meletakkan filtrate dari
sampel

Untuk memisahkan filtrate


Kain Saring
dan residu dari sampel

Lumpang dan Alu Untuk menghaluskan sampel

Untuk memindahkan larutan


Pipet Tetes
dengan volume yang kecil

Sebagai tempat untuk


Rak Tabung Reaksi
meletakkan tabung reaksi
Sebagai wadah untuk
Tabung reaksi mereaksikan pelarut dan
sampel

2. Bahan
Nama Gambar Fungsi

Alkohol 70% Sebagai desinfektan

Asam Klorida Sebagai pelarut

Asam Sulfat Sebagai Pelarut

Amonia Sebagai Pelarut


Ayam Sebagai sampel

Bakso Sebagai sampel

Ikan Sebagai sampel

FeCl3 Sebagai pelarut

BaCl2 Sebagai pelarut


Filtrat untuk penggunaan
Kunyit pada kertas tumerik dan
pelarut

Metanol Sebagai pelarut

Mie Sebagai sampel

Nugget Sebagai sampel

Sosis Sebagai sampel


Tahu Sebagai sampel

Untuk mengeringkan dan


Tisu membersihkan alat –alat
atau cairan yang tumpah

G. SkemaKerja
1. Metode BaCl2

Menghaluskansa Memerassampeld Masukkan 1 mL


mpel enganmenggunak filtrattiapsampelk
ankainsaringdana edalamtabungreak
mbilfiltratnya si
Mengamatiperuba Panaskansampel Menambahkan 5
han yang terjadi di atasbunsen teteslarutan BaCl2

2. Metode FeCl3

Menghaluskansa Memerassampeld Masukkan 1 mL


mpel enganmenggunak filtrattiapsampelk
ankainsaringdana edalamtabungreak
mbilfiltratnya si

Panaskandanamati Menambahkan 5 Menambahkan 5


perubahan yang tetesHCl teteslarutan FeCl3
terjadi

3. MetodeUji Bakar
Menghaluskansa Masukkansampel Menambahkan 5
mpel kedalamcawanpor tetesasamsulfat
selin

Bakar, Menambahkan 5
danamatiperubaha teteslarutanmetan
n yang terjadi ol

4. MetodeKertasTumerik

Menghaluskansa Memerassampeld Celupkankertastu


mpel enganmenggunak merikdalamfltrat
ankainsaringdana
mbilfiltratnya
Mengamatiperuba Uapkandiatasamo
han yang terjadi nia

5. MetodeKurkumin

Menghaluskansa Memerassampeld Masukkan 1 mL


mpel enganmenggunak filtrattiapsampelk
ankainsaringdana edalamtabungreak
mbilfiltratnya si

Mengamatiperuba Menambahkan 5 Mendidihkansamp


han yang terjadi tetesekstrakkurku el di atasbunsen
min

H. Reaksi Yang Terjadi


a. Metode BaCl2
Menurut Lawrence et. al. (2012):
Na2B4O7 + BaCl2 → 2NaCl + Ba(BO2)2 + B2O3
(Natrium tetrabonat) (Barium klorida) (Natrium klorida) (Barium metaborat)
b. Metode FeCl3
Menurut Lawrence et. al. (2012):
FeCl3 + H3BO3 → FeBO3 + 3HCl
(Besi (III) klorida) (asamborat) (asamklorida)
c. MetodeUji Bakar
Menurut Lawrence et. al. (2012):
H3BO3 + 3 CH3OH → B(OCH3)3 ↑ + 3 H2O
(asamborat) (methanol) (metilborat) (air)
d. MetodeKurkumin
Menurut Lawrence et. al. (2012):

I. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
HASIL UJI
SAMPEL Kertas
BaCl2 FeCl3 Uji Bakar Kurkumin
Tumerik
Ikan - - - - -
Mie Basah - - - - +
Nugget - - - - -
Sosis - - - - -
Bakso
- - - - -

Ayam - - - - -
Tahu - - - - -

2. Pembahasan digunakan sebagai campuran bahan


Boraks merupakan zat pengawet makanan. Boraks adalah senyawa
berbahaya yang tidak diizinkan kimia dengan rumus Na2B4O7.10H2O
berbentuk Kristal putih tidak berbau Pada percobaan ini yang
dan stabil pada suhu dan tekanan dilakukan pertama kali yaitu
normal. Dalam air, boraks berubah menyiapkan alat dan bahan,
menjadi natrium hidroksida dan asam kemudian dibersihkan alat
borat. Bahan ini banyak digunakan menggunakan alcohol 70%.
sebagai bahan anti jamur, pengawet Menurut Parjatma (1987).
kayu dan antiseptic pada kosmetik Penggunaan alcohol 70% memiliki
(syah dkk.2005). khasiat antiseptik ( membunuh atau
menghambat bakteri pada jaringan
Tujuan dilakukannya praktikum
hidup) dan desinfektan
indentifikasi boraks pada makanan
( membunuh atau menghambat
yaitu untuk mengetahui perbedaan dari
bakteri pada benda mati).
makanan yang mengandung boraks
Dalam percobaan identifikasi
dengan makanan yang tidak
boraks pada makanan ini
mengandung boraks, serta pada
menggunakan beberapa metode,
makanan yang akan diidentifikasi
diantaranya adalah:
nanti.
1) Metode BaCl2
Pada percobaan identifikasi borks
Prinsip metode ini adalah larutan
ini akan disiapkan alat dan bahan
BaCl2 bereaksi dengan sampel yang
yang akan digunakan. Adapun alat
mengandung boraks setelah ditambah
yang diguakan yaitu cawan
BaCl2 akan menghasilkan endapan
porselin, cokrol, kain saring, kertas
putih barium metaborat dan berubah
saring, lumpang dan alu, penangas
menjadi warna yang gelap.
air, pipet tetes, rak tabung reaksi
dan tabung reaksi. Adapun bahan Adapun hal yang pertama yang
yang digunakan yaitu alcohol 70%, dilakukan adalah menghaluskan
amoniak asam klorida, asal sulfat, sampai dengan menggunakan lumpang
aquades, BaCl2, FeCl3, methanol dan alu. Kemudian ditambahkan air
dan tisu. Sampel yang digunakan secukupnya dan diperas dengan
yaitu ayam, bakso, ikan, kunyit, mengandung kain saring. Dari setiap
mie basah, nugget, sosis dantahu. filtrate sampel yang didapatkan
Sampel tersebut diberi dua diambil 3 ml dari masing-masing
perlakuan yaitu ditambahkan dan sampel dan dimasukan kedalam tabung
tidak ditambahkan air. reaksi-reaksi yang terjadi pada sampel
yang mengandung boraks dengan air Jika sampel berubah warna dari
yaitu: putih menjadi hitam atau gelap
maka sampel tersebut positif
Menurut Mega (2016)
mengandung boraks. Sehingga
2 21
B4O7 + 2Ba +H2O ==> 2 hasil yang didapatkan dengan
+
BaB2O4 + 2 H metode ini adalah semua sampel

Reaksi ini menunjukan jika negative mengandung boraks.

terdapat boraks pada makanan. (Roth,1988)

Dimana barium metaborat (B4O7) 2) Metode FeCl3


yang ada pada makanan akan bereaksi
Prinsip metode ini adalah dengan
dengan air (H2O) jika ditambahkan
menggunakan reagen FeCl3 yaitu
air, sehingga menghasilkan Barium
asam borat akan bereaksi dengan
borat (2BaB2O4)
larutan FeCl3 dan HCl yang akan
Dilakukan penambahan Ba Cl2 menghasilkan warna orangen
sebanyak 5 tetes kedalam masing- kemerahan (Herdiantini, 2003).
masing sampel untuk melihat
Adapun hal pertama yang
perubahan warna pada sampel.
dilakukan adalah menghaluskan
Menurut Efrilia (2016), tujuan
semua sampel dengan menggunkan
ditambahkan Ba Cl2 kedalam sampel
lumpang dan alu. Kemudian
untuk melihat perubahan warna pada
ditambahkan air secukupnya dan
sampel makanan jika mengandung
diperas menggunakan kain saring.
boraks kemudian dipanaskan tabung
Dari setiap filtrate sampel yang
reaksi yang berisikan sampel didalam
didapatkan , diambil 3 mil masing-
penangas air , alas an dilakukannya
masing sampel dan dimasukan
pemanasan yaitu untuk mempercepat
kedalam tabung reaksi.
suatu reaksi, karena dengan suhu yang
tinggi reaksi yang terjadi akan semakin Dilakukan penambahan FeCl3
cepat (syah dkk, 2005) sebanyak 7 tetes dan HCl 7 tetes
kedalam masing-masingtabung
Hasil reaksi setelah pemanasan
reaksi yang berisi sampel, diaduk
adalah:
dan diamati perubahan warna yang
2- 2+
B4O7 +2 Ba +H2O ==> 2 Ba terjadi. Perubahan reaksi yang
+
(BO2)2 +2 H terjadi pada sampel digunakan
dengan air adalah No2B4O7 +
FeCl3 +HCl -4 B(O)2 + 2NaCl + mengandung boraks akan berwarna
Fe2O3 +H2O nyala hijau. (Clarke 2004)

Dimana barium metaborat akan Pada uji bakar digunakan sampel


bereaksi dengan larutan FeCl3 dan yang telah dihancurkan dan
HCl yang akan menghasilkan ditambahkan 5 tetes asam surfat
warna orange kemerahan pekat, kemudian ditambahkan
(Herdiantini, 2003) methanol sebanyak 10 tetes dan
dibakar. Reaksi yang terjadi adalah:
Dilakukan pemanasan tabung
yang berisi sampel didalam Menurut Mega (2016)
penangas air, alas an dilakukannya
H3BO3 + 3 CH3OH-
pemanasan yaitu untuk
B (OCH3)3 +3H2O
mempercepat suatu reaksi yang
terjadi akan semakin cepat hasil Dimana asam borat (H3BO3)
reaksi setelah pemanasan adalah akan bereaksi dengan methanol
(3CH3OH) dengan adanya asam
B4O42- + FeCl3 + HCl- 4
sulfat (H2SO4) sebgai katalisator
B(O)2 + 2 NaCl +Fe2O3 + H2O
menghasilkan trimetil borat B
(orange kemerahan)
(OCH3)3. Apabila nyala api hijau
Jika sampel berubah warna berarti menunjukan boraks bahwa
menjadi orange kemerahan, maka adanya boraks pada sampel.
sampel tersebut positif Nyala api hijau disebabkan oleh
mengandung boraks. Hasil yang terbentuknya metal borat B
didapatkan dari metode ini adalah (OCH3)3 atau etil borat B
semua sampel negative (OCH3)3. Reaksi yang terjadi
mengandung boraks (Rath,1988). yaitu menurut Khamid (2006):

3) Metode uji bakar H3Bo3 + 3 CH3OH-

Prinsip kerja dari metode ini (asam borat) (methanol)


yaitu melihat perubahan warna
B(OCH3) + 3H2O
nyala api, karena beberapa logam
memberikan warna nyala yang (metal borat) (uap air)
khas apabila dibakar pada api ( Api warna hijau)
oksidasi menghasilkan warna api
Hasil yang didapatkan dari
warna biru pembakaran yang
metode ini adalah pada semua
sampel tidak terjadi nyala api hijau Reaksi ini menunjukan bahwa
yang menandakan tidak adanya natrium tetraborat (Na2B4O7)
boraks pada semua sampel. Semua direaksikan dengan kurkumin +
sampel negative mengandung boraks. C21H2oO6 dengan adanya asam
klorida (HCl)sebagai katalisator
4) Metode kertas tumerik
(mempercepat reaksi), sehingga
Prinsip kerja dari kertas tumerik menghasilkan borat kurkumin
adalah dicelupkan kedalam filtrate, (BCC21UnO6) menunjukan adanya
jika kertas tumerik berwarna merah borakspada sampel.
maka positif mengandung boraks
Apabila sampel positif
pertama yang dilakukan adalah
mengandung boraks, maka saat
membuat kertas tumerik pertama
diberikan uap ammonia kertas
dihaluskan kunyit dan disaring
tumerik akan berubah menjadi
sehingga menghasilkan cairan kunyit.
hijau biru yang gelap. Alasan
Kemudian kertas saring dicelupkan
penggunaan uap amoniak menurut
kedalam cairan kunyit tersebut dan
se et al (2010), yaitu kurkumin
dikeringkan. Menurut Rasa Pone
bersifat kurang stabil sehingga
(2016), tujuan penggunaan kertas
senyawa ini mudah berdekatan
tumerik adalah metode sederhana
posisi dengan kehadiran basa
untuk mnguji kandungan boraks
seperti ammoniak yang akan
dalam makanan menggunakan
merubah warna kertas tumerik dari
indicator alami, yaitu kunyit
cerah (kompides rosesionon)
selanjutnya untuk pengujiannya
menjadi hijau kehitaman kebiruan.
dihaluskan sampel menggunakan
Ammoniak sendiri dapat bereaksi
lumpang dan alu. Ditambahkan air
dengan kurkumin menghasilkan
secukupnya dan diperas
warna kemerahan.
menggunakan kain saring. Dan setiap
filtrat sampel yang didapatkan Asam borat dalam bentuk
diambil 3 ml dari masing-masing bebas akan memberikan suatu
dicelupkan kertas tumerik kedalam senyawa yang berwarna merah
tabung hingga sebagian terkena ketika diuapkan dengan larutan
sampai reaksi yang terjadi adalah: kurkumin. Asam borat akan
berubah warna kuning dari
Menurut Roth (1988)
kurkumin menjadi coklat
Na2B4O7 + C21H2oO6 + HCl kemerahan warna coklat kemerahan
-B (C21H19O6)
ini merupakan warna dari kompleks kelat rosasianin yang berwarna
bora-kurkumin dengan adanya merah. (Roth, 1988).
basa maka warna coklat
Pada metode ini semua sampel
kemerahanakan berubah menjadi
diberikan perlakuan yang sama
hitam kebiruan- atau hitam
dengan metode tumerik. Dimana
kehijauan ((Mujamil,1997)
semua sampel terlebih dahulu
Hasil yang didapatkan dari dihaluskan dan disaring dan
metode ini adalah untuk semua dimasukkan kedalam tabung reaksi
sampel yaitu megatif karena tidak lalu ditambahkan air, diperas
terjadi perubahan kertas tumerik menggunakan kain saring. Dari
menjadi hijau-biru gelap. filtrate setiap sampel yang
didapatkan, diambil 3 ml masing-
5) Metode kurkumin
masing sampel kemudian
Prinsip dari metode ini adalah dimasukkan kedalam tabung
senyawa kurkumin yang dapat reaksi . reaksi yang terjadi pada
mendeteksi boraks karena mampu sampel yang mengandung boraks
menguraikan ikatan boraks menjadi dengan air, menurut Mega (2016)
asam borat dan mengikatnya
Na2B4O7 + C21H20O6 + HCl
membentuk kompleks kelas
=> B(C21H19O6)2Cl
rosasianin . ekstrak kunyit dapat
digunakan sebagai pendeteksi Berdasarkan reaksi dapat dilihat
boraks karena mengandung bahwa kurkumin dari larutan kunyit
senyawa kurkumin. Kurkumin (C21H20O6) bereaksi dengan pH
dapat mendeteksi adanya basa dari boraks pada sampel
kandungan boraks pada makanan (Na2B4O7) sehingga menghasilkan
karena kurukumin mampu perubahan warna menjadi warna
menguraikan ikatan – ikatan boraks merah kecoklatan (B(C21H19O6).
menjadi asam borat dan
mengikatnya membentuk kompleks

J. Kesimpulan dan Saran yakni tekstur yang kenyal, tidak


1. Kesimpulan mudah hancur, awet dalam suhu
. Perbedan makanan yang ruangan lebih dari 3 hari, berwarna
mengandung boraks dan makanan pucat.
yang tidak mengandung boraks dapat Untuk cara pengidentifikasian
terlihat dengan ciri-ciri yang khas boraks dilakukan banyak cara yakni
ada uji Bacl2, FeCl3, uji nyala api, uji Briawan, D, Hardinsyah, Marhamah,
tumerik, uji kurkumin. Dimana pada Zulaikhah, M. Aries. 2011.
uji kurkumin ditemukan hasil positif Konsumsi Minuman dan
pada sampel mie basah. Preferensinya pada Remaja di
Jakarta dan Bandung. Gizi Indon
2. Saran
2011, 34(1):43-51.
a. Saran Untuk Laboratorium
Cahyadi, W.2006. AnalisisdanAspek
Saran untuk laboratorium,
Kesehatan Bahan Tambahan
sebaiknya alat-alat yang ada di
Pangan. Jakarta:BumiAksara.
laboratorium lebih diperhatikan dan
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia
dirawat lagi agar saat praktikum,
Edisi IV. Direktorat Jenderal
praktikan bisa menggunakan dengan
PengawasanObat dan Makanan.
baik dan maksimal tanpa ada
Jakarta.
kekurangan.
Gaw, A, Michael J. M, Robert A. C, Denis
b. Saran Untuk Asisten
St J. O, Michael J. S dan James S.
Diharapkan hubungan yang baik
2011. Biokimia Klinis. Jakarta:
tercipta antara praktikan dengan asisten
Penerbit Buku Kedokteran
agar kegiatan praktikum berjalan
EGC.
dengan baik
Hamdani, 2012. Boraks. Tersedia di
c. Saran Untuk Praktikan
http://catatankimia.com/catatan/
Diharapkan lebih banyak
boraks-dalam-makanan.html
menguasai materi dan diharapkan dapat
[diakses tanggal 25 Mei 2013]
tepat waktu dalam proses pelaksanaan
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi
praktikum, disiplin dan sopan santun
Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar.
baik kepada dosen maupun asisten yang
Yogyakarta
berada di dalam laboratorium.
Roth, H. J. 1988.  Analisis Farmasi.
Daftar Pustaka
Gadjah Mada University Press.
Arisman. 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi Yogyakarta.
Keracunan Makanan. Jakarta: Simpus. 2005. Bahaya Boraks. Tersedia di
EGC. http://catatankimia.com/catatan/
boraks-dalam- makanan.html
[diakses tanggal 25 Mei 2013]
Sugiyono.2011. Metode Penelitian
Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Underwood, A. L dan R. A. Day, JR. 1996.
Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Kelima. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Yuliarti, N. 2007.Awas! Bahaya Di Balik
Lezatnya Makanan.Yogyakarta :
Gramedia

Anda mungkin juga menyukai