Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Info Kesehatan P-ISSN: 2087-877X, E-ISSN: 2655-2213

Vol. 10, No. 1, 2020


HASIL UJI PENGGUNAAN BORAKS DAN FORMALIN PADA
MAKANAN OLAHAN
1
Agung Wulandari, 2Farida Nuraini
1
Dosen Program Studi D3 Farmasi Yannas Husada
1
Mahasiswa Program Studi D3 Farmasi Yannas Husada
agung.w@akfaryannas.ac.id

ABSTRAK

Makanan yang baik adalah makanan yang aman dari bahaya senyawa kimia. Makanan olahan yang
berada disekitar kita perlu diwaspadai keamanannya, terutama ada tidaknya kandungan boraks dan
formalin. Para pedagang menambahkan boraks dan formalin untuk mendapatkan makanan yang awet
dan tidak mudah basi. Keduanya sering digunakan karena harganya relatif murah, dan mudah untuk
didapatkan. Namun, dalam kadar yang tinggi kedua zat ini dapat membahayakan bagi kesehtan tubuh.
Dalam artikel ini akan dibahas tentang karateristik, bahaya, dan hasil uji boraks dan formalin pada
berbagai makanan olahan di Indonesia

Keyword Boraks, Formalin, Makanan

PENDAHULUAN mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, yang


dapat dikonsumsi tanpa menimbulkan efek
Makanan adalah sumber energi bagi yang merugikan. Boraks dan formalin termasuk
tubuh manusia untuk melakukan aktivitas bahan tambahan pangan yang berbahaya,
sehari-hari. Makanan yang baik diperlukan karena keduanya dapat menyebabkan gangguan
tubuh kita untuk menjaga agar tubuh kita tetap kesehatan pada manusia.3,4 Hal ini sesuai
sehat. Berdasarkan UU RI no 7 tahun 1996 dengan PERMENKES RI No. 033 tahun 2012
tentang pangan, dimana pangan yang layak tentang bahan tambahan pangan (BTP) seperti
dikonsumsi jika tidak busuk, tidak menjijikkan bahan boraks dan formalin yang tidak diizinkan
dan bermutu baik. Pangan yang aman secara di Indonesia. Selain itu, hasil survey Badan
fisik dapat dilihat dari bebasnya makanan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada
tersebut dari bahan-bahan yang tidak dapat tahun 2012 menunjukkan bahwa keracunan
dicerna oleh tubuh misalnya plastik, logam dan akibat mengonsumsi makanan merupakan
bahan bahan-bahan lainnya yang mengganggu persentase terbesar sepanjang tahun 2012
pencernaan manusia. Pangan aman secara dibandingkan keracunan yang diakibatkan oleh
kimiawi jika aman dari zat berbahaya yang kosmetik, obat dan lain-lain.
tidak boleh digunakan dalam bahan pangan
seperti formalin, boraks, dan insektisida. 1 Dalam beberapa tahun terakhir,
penggunaan Bahan Tambahan pangan (BTP)
Makanan dengan cemaran biologis semakin marak digunakan dalam produksi
ataupun kimiawi dapat menimbulkan dampak suatu makanan terutama makanan olahan. BTP
buruk bagi kesehatan konsumennya.2 Cemaran yang sering digunakan adalah BTP yang
ini dapat ditemukan dari bahan yang berfungsi sebagai pengawet makanan.5 Boraks
ditambahkan pada suatu makanan. Menurut dan formalin adalah zat yang sering
Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2004 ditambahkan untuk mengawetkan makanan
tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan olahan. Di daerah Jawa, Boraks dikenal dengan
bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan nama “uya bleng”. Bleng (natrium biborat,
yang ditambahkan kedalam pangan untuk natrium piroborat, natrium tetraborat).

279
Bentuknya panjang dan berwarna agak kuning. air, boraks akan terurai menjadi natrium
Zat ini adalah bentuk tidak murni dari asam hidroksida dan asam borat. Asam borat sendiri
borat, sementara bentuk murninya banyak adalah asam lemah dengan garam alkalinya
dikenal dengan nama boraks.5 Uya bleng ini yang bersifat basa, dengan bobot molekul
dapat dengan mudah ditemukan dipasar. Uya 61,83.11 Secara fisik, Asam borat berbentuk
bleng yang beredar dipasaran, dapat dilihat serbuk halus kristal transparan atau granul putih
pada Gambar 1. tak berwarna dan tak berbau serta agak manis.11
Gambar struktur dari boraks dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 1. Uya Bleng Gambar 2. Struktur Boraks


Boraks ditambahkan ke dalam
makanan agar didapat hasil makanan yang
Boraks memiliki banyak manfaat dan
awet, kenyal dan juga tidak basah, sehingga
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
banyak para pedagang kaki lima yang
hari. Zat ini dapat digunakan sebagai zat anti
menggunakannya.6 Selain itu, penggunaan
jamur dan pengawet pada kayu, kemudian
boraks dapat memperbaiki tekstur makanan
sebagai zat pembunuh kuman, dan sebagai zat
sehingga dihasilkan makanan dengan tampilan
yang dapat menghambat pergerakan kecoa.6,12
yang menarik. Boraks dapat ditemukan di
berbagai jenis makanan seperti bakso, Berdasarkan BPOM (2014) bahwa
kerupuk,mie basah, lontong, kecap, bubur karakteristik dari formalin adalah larutan yang
ayam, ikan asin dan lain-lain7 tidak berwarna dan baunya sangat menyengat
atau menusuk. Berat Molekul Formalin adalah
Kegunaan boraks dalam makanan
30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena
berbeda-beda, misalnya digunakan sebagai
kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan
pengenyal dan pengawet pada bakso, sebagai
distribusinya ke dalam sel tubuh. Struktur dari
pengeras pada mie, lontong, dan ketupat,
formalin dapat dilihat pada Gambar 3.
kemudian sebagai pengental dan pengawet
pada bubur ayam.7

Formalin adalah larutan yang tidak


berwarna dan baunya sangat menusuk.8
Formalin banyak digunakan untuk pengawet
makanan seperti bakso, sosis, dan kerupuk.9, 10 Gambar 3. Struktur Formalin

Karakteristik Boraks dan Formalin


Formalin memiliki banyak nama lain
Boraks merupakan senyawa dengan
seperti Formol, Methylene aldehyde, Paraforin,
nama kimia natrium tetraborat yang berbentuk
Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene
kristal lunak. (Badan Pom RI (2014). Boraks
glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform,
termasuk kelompok mineral borat yang
Formaldehyde, dan Formalith.8 Larutan dengan
merupakan senyawa kimia alami yang tersusun
bau yang sangat menusuk ini mengandung 30-
dari atom boron (B) yang merupakan logam
50% gas formaldehid dan ditambahkan metanol
berat dan oksigen (O). Bila dilarutkan dalam
sebanyak 10-15% untuk mencegah terjadinya

280
polimerisasi formaldehid. Berdasarkan IARC Boraks dan formalin termasuk bahan
bahwa Formaldehid, sebagai bentuk aldehid tambahan pangan yang berbahaya, karena
yang paling sederhana ini memiliki sifat antara
keduanya dapat menyebabkan gangguan
lain mudah terbakar, berbau tajam, tidak
3,9
berwarna, dan mudah dipolimerisasi pada suhu kesehatan pada manusia.
ruang. Untuk kelarutan dari formaldehihd, ia Dampak buruk yang diakibatkan dari
larutan dalam air, aseton, benzene, dietil eter, mengkonsumsi makanan yang mengandung
kloroform, dan etanol.13 boraks secara terus menerus yaitu akan adanya
gangguan fungsi otak, hati dan juga fungsi
Formalin juga sebagai bahan kimia
ginjal.15,16 Seseorang yang mengkonsumsi
yang banyak digunakan dalam kehidupan
makanan mengandung boraks dalam jumlah
sehari-hari. Penggunaan yang paling populer
atau kadar yang sedikit maupun banyak, tetap
dari formalin adalah sebagai pengawet mayat
akan memberikan efek kepada orang tersebut,
dan hewan penilitian.14 Bahan kimia ini juga
mulai dari demam, anuria, koma, merangsang
digunakan banyak digunakan dalam industri,
sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan),
apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan
zat antiseptik untuk membunuh virus, bakteri,
pada ginjal, pingsan, kanker hingga
dan jamur.14 Selain itu, formalin dengan
kematian.15,17,18,19 Sehingga, penggunaan bahan
konsentrasi < 1 % banyak digunakan sebagai
tambahan pangan berupa boraks sangat perlu
pengawet untuk cairan pencuci piring,
menjadi perhatian. Pola hidup atau lifestyle
pelembut, shampo mobil, lilin dan karpet.
masyarakat saat ini membuat segala suatu
Bahaya Boraks dan Formalin bagi bersifat praktis dan cepat. Hal ini berdampak
Kesehatan pada proses penyediaan makanan, dimana
banyak semakin banyak makanan olahan atau
Makanan dan minuman tidak aman makanan cepat saji yang beredar di
yang tetap beredar dan dikonsumsi masyarakat, masyarakat.19
menyebabkan setidaknya 2 juta orang Bahan tambahan pangan yang tidak
meninggal di tiap tahunnya, dimana 1,5 juta kalah berbahayanya adalah formalin.3 Formalin
diantaranya adalah anak-anak.6 Di Indonesia, sangat berbahaya bagi kesehatan, karena
bersifat karsinogen, mutagen (menyebabkan
mutu dan keamanan pangan juga menjadi perubahan sel dan jaringan tubuh) serta sangat
perhatian pemerintah. Pada tahun 2013 BPOM korosif dan iritatif.20 Selain itu, bahan beracun
RI melaporkan masih adanya makanan dengan ini dapat berbahaya jika mengenai kulit,
tertelan melalui mulut dan terhirup melalui
kandungan bahan tambahan pangan yang
hidung.21 Senyawa dengan berat molekul 30,03
berbahaya. Sampel yang diuji sebanyak 24.906 ini merupakan molekul yang kecil sehingga
sampel pangan, dan 3.442 sampel dinyatakan memudahkan dalam mengabsorbsi dan
mendistribusi formalin ke dalam sel tubuh.
tidak memenuhi syarat keamanan dan mutu
Formalin dapat bereaksi cepat dengan lapisan
pangan. Hal ini dikarenakan 13,82% sampel lendir saluran pencernaan dan saluran
tersebut positif mengandung bahan berbahaya, pernafasan. Dampak senyawa ini bersifat akut
dan kronik apabila terhirup dalam rentang
dengan rincian Boraks sebanyak 221 sampel,
waktu yang panjang seperti gangguan
Rhodamin B 304 sampel, Formalin 115 sampel, pernafasan, batuk-batuk, dan radang selaput
Methanyl Yellow 9 sampel, dan Auramin 6 lendir. Formalin yang masuk ke dalam tubuh
sampel. dapat mengalami reaksi oksidasi dengan cepat

281
membentuk asam format terutama di hati dan terkait makanan olahan di Indonesia yang
sel darah merah. masih banyak ditemukannya boraks dan
formalin didalamnya, antara lain:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
senyawa formalin yang dijadikan sebagai bahan 1. Bakso
tambahan pangan dapat mengakibatkan Bakso merupakan salah satu
berbagai masalah kesehatan. Dampak yang kuliner nasional di Indonesia. Makanan
dilaporkan yakni keracunan dengan rasa sakit olahan berbentuk bola daging ini
perut akut disertai rasa terbakar pada perut. banyak ditemukan di banyak tempat
Selain itu juga dapat menyebabkan muntah- makan, mulai dari kaki lima hingga
muntah, tenggorokan terasa terbakar, batuk- restoran besar. Bakso atau meatball ini
batuk, radang selaput lendir, sakit kepala, terbuat dari daging sapi giling, namun
kejang, tidak sadar hingga koma dan lebih semakin lama variasi bahan dasar
parahnya dapat mengakibatkan kerusakan pada bakso semakin banyak, seperti dari
hati, jantung, otak, ginjal dan depresi susunan daging ayam, ikan, udang bahkan
syaraf.21,22,23,24 Efek dari mengkonsumsi daging kerbau. Gambar bakso dapat
makanan yang berformalin mungkin tidak dilihat pada Gambar 4.
langsung dirasakan dalam beberapa kali
konsumsi saja, tetapi dampak buruk bahan
pangan tambahan berbahaya ini, dapat
dirasakan setelah penumpukan dalam tubuh
atau dalam beberapa tahun kemudian.24

Hasil Uji Penggunaan Boraks dan Formalin


dalam Makanan Olahan

Produk pangan pada umumnya yang


menggunakan formalin dan boraks adalah Gambar 4. Bakso
bahan pangan segar atau makanan olahan yang
mengandung kadar air tinggi, yang tidak dapat Bakso menjadi salah satu
disimpan dalam jangka waktu yang lama, makanan olahan yang banyak
terutama jika disimpan pada suhu ruang. dilaporkan mengandung boraks
Penggunaan formalin dan boraks banyak ataupun formalin. Hal ini dikarenakan
ditemukan pada makanan olahan yang dijual bakso hanya memiliki waktu simpan
oleh pedagang kaki lima. Kedua bahan tidak lebih dari 24 jam pada suhu
tambahan pangan yang tidak diizinkan ini dapat kamar, sehingga banyak pedagang
memberikan efek berupa hasil makanan yang yang menambah pengawet dalam
awet, kenyal dan juga tidak basah. Selain itu, proses pembuatannya agar bertahan
penggunaan boraks dapat memperbaiki tekstur lama.25 Selain itu penambahan formalin
makanan sehingga dihasilkan makanan dengan pada bakso akan menyebabkan tekstur
tampilan yang menarik. bakso lebih kenyal dan aroma khas
daging rebus bakso tidak akan
Produk makanan olahan yang sering
tercium.20
diawetkan dengan boraks dan formalin antara
Hasil penelitian berbagai jenis
lain bakso, mie basah, sosis, cilok, siomay dan
Bakso yaitu bakso tusuk, bakso goreng,
lain-lain. Hasil dari beberapa penelitian
bakso kuah) yang dijual di sekitar 68
menunjukkan masih banyaknya makanan
Sekolah Dasar (SD) di Bantul
olahan di Indonesia yang mengandung boraks
menunjukkan adanya sampel yang
dan formalin. Berikut adalah hasil penelitian

282
mengandung boraks dan formalin. jika terjadi perubahan warna merah
Pengujian kandungan boraks dilakukan bata, dan didapatkan satu sampel bakso
secara kualitatif menggunakan uji yang mengandung boraks. Sedangkan
kurkumin, dan didapatkan hasil dari 24 untuk pemeriksaan formalin digunakan
jenis bakso terdapat 7 sampel bakso metode colorimetri (formaldehid
mengandung boraks. Pengujian Teskit), dimana sampel dikatakan
kandungan formalin menggunakan positif mengandung formalin jika
KMnO4 dan diperoleh hasil bahwa dari berwarna ungu. Pada pemeriksaan ini,
24 bakso yang diuji terdapat 8 sampel terdapat satu sampel bakso yang
yang mengandung formalin. Bakso mengandung formalin.21
yang terdeteksi menggunakan boraks Penelitian untuk menganalisis
dan formalin dalam pembuatannya ini, kandungan boraks dan formalin dalam
terdiri dari berbagai jenis penyajian bakso telah dilakukan di Kota Ambon.
yaitu bakso kuah, bakso tusuk, dan Penelitian dilakukan secara kualitatif
keripik bakso.9 untuk mengetahui ada tidaknya boraks
Pengujian kandungan boraks dan formalin, dan juga dilakukan
dan formalin juga dilakukan di Taman secara kuantitatif untuk mengetahui
Kurma Kota Lubuklinggau. Pada studi kadar dari kedua senyawa berbahaya
kasus ini, peneliti menggunakan tes kit tersebut. Uji kualitatif boraks
formalin untuk menguji ada tidaknya dilakukan menggunakan metode nyala
makanan yang menggunakan bahan api, dimana jika didapatkan api
tambahan pangan berupa boraks dan berwarna hijau, maka dikatakan
formalin. Berdasarkan hasil pengujian, mengandung boraks.28 Uji kuantitatif
dari 187 sampel makanan yang diteliti, boraks dilakukan dengan metode
terdapat 4 sampel bakso yang positif volumetri. Hasil uji kandungan boraks
mengandung formalin.10 Dalam dalam 10 sampel bakso didapatkan satu
pengujian dengan tes kit formalin, sampel bakso yang memberikan warna
sampel dikatakan positif mengandung api biru kehijauan, yang menunjukkan
formalin jika terjadi perubahan warna bahwa sampel mengandung boraks.
cairan dari transparan menjadi warna Berikut adalah reaksi yang terjadi saat
keunguan setelah ditetesi reagen.26 dihasilkan warna hijau:20
Warna yang didapatkan setelah H3BO3 + 3CH3OH → B(OCH3)3 +
penambahan reagen penguji residu 3H2O
formalin (antilin) akan bervariasi
sesuai dengan konsentrasinya, dimana Hasil titrasi asam basa menunjukkan
semakin tinggi konsentrasi sampel bahwa kadar boraks pada sampel
maka warna yang dihasilkan semakin sebesar 1,02 %. Hasil pengujian
ungu.27 formalin tidak menunjukkan perubahan
Penggunaan Boraks dan warna, artinya negatif mengandung
Formalin sebagai bahan tambahan formalin, sehingga tidak perlu
pangan pada bakso juga ditemukan di dilanjutkan pengujian kadarnya.
daerah Ratu Agung, Bengkulu.
Pengujian ini dilakukan pada jajanan 2. Mie Basah
bakso yang dijual di sekitar SD dengan Mie Basah merupakan salah
menggunakan metode colorimetri (Tes satu makanan olahan yang banyak
kit Chemkit) untuk mengetahui ada disukai oleh masyarakat mulai dari
tidaknya boraks dalam sampel. anak-anak hingga orang dewasa. Hal
Dikatakan positif mengandung boraks ini dikarenakan mie basah memiliki

283
rasa yang enak, dapat diolah menjadi terjadinya reaksi kimia antara KMnO₄
berbagai jenis makanan, dan harganya dengan formaldehid.31
murah. Kebanyakan produksi mie Hasil pengujian secara
basah dilakukan oleh industri rumah kualitatif menggunakan Kalium
tangga, sehingga sulit untuk Permanganat (KMnO4) dengan 3 kali
mengontrol kualitas maupun bahan pengujian pada 11 sampel mie basah,
baku yang digunakan. didapatkan dua sampel mie basah yang
Makanan dengan bahan dasar positif mengandung formalin.
tepung terigu ini memiliki kadar air Sedangkan hasil pengujian tes Kit
yang cukup tinggi, sehingga mudah Formalin dari kedua sampel
mengalami pembusukan. Oleh karena menunjukkan negatif, karena batas tes
itu, banyak produsen menambahkan kit formalin sebesar 2 ppm. Sehingga
pengawet dalam pembuatan mie dapat diasumsikan kandungan formalin
basah.29 Boraks dan formalin banyak pada sampel mie basah tersebut kurang
digunakan dalam mengawetkan mie dari 2 ppm.32 Hasil penelitian
basah karena mudah didapatkan dan menunjukkan adanya perbedaan ciri-
harganya murah. ciri antara mie yang mengandung
Penelitian tentang analisis formalin dan mie yang tidak
kandungan boraks pada mie basah telah mengandung formalin. Mie yang
dilakukan di beberapa pasar kota mengandung formalin memiliki ciri-
Padang. Pengujian dilakukan secara ciri kenyal jika ditekan, tidak mudah
kualitatif dan kuantitatif menggunakan hancur, warna kuning bersih, terasa
metode alkalimetri. Hasil identifikasi pahit, mengkilat, dan dapat bertahan
boraks menunjukkan 5 dari 10 sampel lebih lama.33
mie basah positif menggunakan boraks. Hasil pengujian menggunakan
Sampel yang positif ini kemudian tes kit formalin di Kota Lubuklinggau
dilanjutkan dengan menguji kadarnya, juga menunjukkan adanya kandungan
dan diperoleh kadar tertinggi 557,14 formalin pada dua sampel mie basah.10
ppm dan kadar boraks terendah sebesar Selain itu, hasil identifikasi 36 sampel
384,805 ppm.29 mie basah di Pasar kota Semarang oleh
Identifikasi kandungan menunjukkan bahwa 41,7% mie basah
formalin pada mie basah di Kota mengandung formalin dengan kadar
Tomohon juga dilakukan. formalin rata-rata 795,71 ppm.
ditambahkan pada bahan pangan
sebagai pengawet karena selain 3. Sosis
harganya terjangkau, formalin dapat Sosis adalah salah satu
bertahan lebih lama.30 Pengujian makanan olahan dari daging sapi
dilakukan secara kualitatif dengan cara ataupun ayam, yang diolah sedemikian
penambahan perekasi KMnO4 dan Tes rupa dengan rempah-rempah.
Kit formalin. Berdasarkan SNI 01-3820-1995 Sosis
Sampel yang diuji dengan adalah produk makanan yang diperoleh
pereaksi KMnO4 dikatakan positif jika dari campuran daging halus
warna ungu pada sampel menghilang. (mengandung daging tidak kurang dari
KMnO₄ disini berfungsi untuk 75%) dengan tepung atau pati dengan
mengoksidasi formaldehid dalam atau tanpa penambahan bumbu dan
formalin. Hilangnya warna ungu dari bahan tambahan makanan lain yang
KMnO₄ mengidentifikasikan diizinkan dan dimasukan ke dalam
selubung sosis.

284
yang menggunakan boraks dan
Hasil Pengujian menggunakan formalin pada siomay.
Tes Kit formalin pada sampel Sosis
yang di jual di Kota Lubuklinggau Penelitian tentang identifikasi
menunjjukan bahwa terdapat 15 boraks dan formalin pada siomay telah
sampel sosis yang positif mengandung dilakukan di kota Palu. Pengujian
formalin.10 Hal ini ditunjukkan oleh Boraks dilakukan secara kualitatif
adanya perubahan warna pink menggunakan uji warna kertas
keunguan pada sampel cairan setelah kurkumin. Hasil pengujian didapatkan
ditetesi reagen A dan B. Warna pink dari ke 5 sampel mengandung boraks.
keunguan menunjukkan bahwa kadar Pengujian dilanjutkan untuk
formalin dalam sosis tidak terlalu menentukan kadar boraks dalam
tinggi. siomay tersebut menggunakan
Pengujian kandungan bahan Spektrofotometer UV-Vis. Panjang
tambahan pangan berbahaya yakni gelombang maksimum yang digunakan
formalin telah dilakukan di Kabupaten yaitu 550 nm, dan diperoleh kadar
bantul. Pengujian ini dilakukan secara boraks terendah dalam siomay adalah
kualitatif dab diperoleh hasil yakni 0.0213 mg/g dan kadar yang tertinggi
Dari 7 jenis sosis yang diuji terdapat 5 yaitu 0.0314 mg/g.35 Pengujian
sampel yang positif mengandung Formalin dilakukan secara kualitatif
formalin.9 menggunakan uji dengan Larutan
KMnO4 0,1 N. Hasil pengujian
4. Siomay didapatkan bahwa tidak ada satupun
sampel yang mengandung formalin,
Siomay adalah salah satu jenis sehingga tidak dilanjutkan untuk
makanan dimsum. Makanan olahan ini pengujian kadarnya.
di china disebut Shaomai. Makanan ini
terbuat dari daging giling dan bahan Hasil pengujian kandungan zat
campuran lainnya seperti sayuran dan berbahaya formalin pada siomay di
bumbu yang dibungkus dengan kulit sekitar sekolah dasar Kota Samarinda
tipis dan dimasak dengan cara menunjukkan satu sampel siomay
dikukus.34 Daging yang biasa positif mengandung formalin.36
digunakan dalam pembuatan siomay Pengujian dilakukan dengan metode
adalah ikan tenggiri, atau udang karena spot test yaitu tes kit FMR (formalin
memiliki rasa yang gurih, sedikit main reagent), kemudian dibawa ke
kenyal, dan mampu menimbulkan laboratorium dan di uji menggunakan
aroma yang tajam. Karena cara cairan (reagent A dan B) sebanyak 4
penyajiannya dengan dikukus, siomay tetes pada siomay. Sampel yang poitif
memiliki kandungan air yang cukup mengandung formalin ditandai dengan
tinggi, sehingga memudahkan untuk munculnya warna kuning pucat pada
ada nya pertumbuha bakteri dan jamur destilat yang sudah dihomogenkan
yang dapat menyebabkan siomay tidak dengan reagen.
bisa tahan lama. Oleh karena itu, para 5. Cilok
produsen membutuhkan tambahan Cilok merupakan makanan
pengawet agar siomay yang diproduksi
basah yang berbahan dasar daging dan
tidak cepat basi. Hasil beberapa tepung .Jika dibandingkan dengan
penilitian menunjukkan adanya siomay bakso, cilok merupakan makanan
olahan daging, dengan jumlah daging

285
yang lebih sedikit (kurang dari 10%). dengan cara mereaksikan 4-amino-
Dibeberapa daerah di Indonesia, cilok 3hydrazino-5-mercapto-1,2,4-treazole
juga disebut sebagai “bakso aci”, untuk membentuk senyawa purple-red
dimana harganya jauh lebih murah dari tetrazine. Hasil analisis formalin tidak
pada bakso. Cilok dapat dikonsumsi didapatkan cilok yang menggunakan
jika berada pada suhu ruang hanya formalin sebagai bahan tambahan
selama 1 hari, lebih dari itu cilok akan pangannya.
mengalami perubahan tekstur dan rasa.
Hal ini dikarenakan adanya
pertumbuhan bakteri, untuk itu banyak KESIMPULAN
pedagang yang menambahkan bahan
Makanan olahan seperti bakso, mie
tambahan pangan yang dapat
basah, cilok, siomay, dan sosis sangat
mengawetkan cilok tersebut, misalnya
disukai diberbagai kalangan masyarakat,
boraks dan formalin. Kedua zat ini jika
mulai dari anak-anak, remaja dan orang
ditambahkan dalam cilok, akan
dewasa. Makanan olahan tersebut memiliki
membuat cilok lebih kenyal dan tahan
masa simpan hanya 24 jam pada suhu ruang,
lama hingga berhari-hari karena
sehingga para pedagang atau produsen
terhambatnya pertumbuhan bakteri dan
menambahkan pengawet di dalamnya agar
jamur pada cilok.
dapat tahan lama, tidak mudah basi.
Identifikasi boraks dan
Berdasarkan hasil beberapa penelitian
formalin dalam sampel cilok telah
didapatkan hasil bahwa pengawet yang
dilakukan di daerah Cilacap.
digunakan adalah boraks dan formalin,
Identifikasi dilakukan secara kualitatif
dimana keduanya adalah bahan tambahan
menggunakan metode uji nyala pada
pangan (BTP) yang tidak diizinkan di
boraks, dan penggunaan larutan
Indonesia karena dapat menyebabkan
KMnO4 pada formalin. Hasil dari
masalah kesehatan seperti gangguan fungsi
penelitian menunjukkan bahwa 10
otak, hati dan ginjal.
sampel cilok tidak mengandung
boraks, namun 4 dari 10 sampel cilok DAFTAR PUSTAKA
mengandung formalin.37
Penelitian tentang analisis 1. Rinto, E., dan S.B. Arafah. Utama.
kandungan formalin dan boraks pada 2009. Kajian Keamanan Pangan
cilok di Jember juga telah dilakukan. (Formalin, Garam dan Mikrobia) pada
Analisis dilakukan secara kualitatif, Ikan Sepat Asin Produksi Indralaya.
dimana pada identifikasi boraks Jurnal Pembangunan Manusia. 8(2):
digunakan tes kit Easy Test Kit, dimana 20-25.
pengujian didasaarkan pada 2. Nopiyanti N, Krisnawati Y, Heriani S.
pembentukan senyawa rosocyanine Studi Kasus Jajanan yang Mengandung
yang berwarna merah dari reaksi Boraks dan Formalin di Taman Kurma
antara boron yang terkandung dalam Kota Lubuklinggau. BIOEDUSAINS J
senyawa boraks dan kurkumin dalam Pendidik Biol dan Sains.
suasana asam.38 2018;1(2):115–25. 2.
Hasil Penelitian menunjukkan 3. Kholifah S, Utomo dan D. Uji Boraks
bahwa dari 13 sampel berupa cilok, di Dan Formalin Pada Jajanan Disekitar
dapat 92% diantaranya positif Universitas Yudharta Pasuruan. Teknol
mengandung senyawa berbahaya PANGAN Media Inf dan Komun Ilm
boraks.38 Analisis formalin dilakukan Teknol Pertan. 2018;9(1):10–9
menggunakan tes kit Merckoquant,

286
4. Monijung. F. S., Umboh, L. M. J., & 14. Sari, A.S., Aserina, dan Adrial. 2013.
Sondakh. C. R. (2016). Analisis Identifikasi Penggunaan Formalin pada
Kandungan Zat Pengawet Boraks Ikan Asin dan Faktor Perilaku Penjual
Pada Bakso Yang Disajikan Pada Dipasar Tradisional Semarang. Jurnal
Kios Bakso Permanen Di Kecamatan Of Pubic Healt. 3(3): 2252- 6528.
Malalayang Kota Manado. Jurnal 15. Saputrayadi A, Asmawati A, Marianah
Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 5(2); 133- M. Analisis Kandungan Boraks dan
137. Formalin Pada Beberapa Pedagang
5. Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Bakso di Kota Mataram. IJECA
Aspek Kesehatan Bahan Tambahan (International J Educ Curric Appl.
Pangan Edisi 2 Cetakan I. Jakarta : 2018;5(2):1.
Bumi Aksara 16. Misbah SR, Darmayani S, Nasir N.
6. Utami A, Santi P. Analisis Kandungan Analisis Kandungan Boraks Pada
Zat Pengawet Boraks Pada Jajanan Bakso Yang Dijual Di Anduonohu
Sekolah Di Sdn Serua Indah 1 Kota Kota Kendari Sulawesi Tenggara. J
Ciputat. Holistika J Ilm Pgsd [Internet]. Kesehat Manarang. 2018;3(2):81.
2017;1(1):57–62 17. Nasution, A. 2009.Analisa Kandungan
7. Suhanda, R. 2012. Higiene Sanitasi Boraks pada Lontong di Kelurahan
Pengolahan dan Analisa Boraks pada Padang Bulan Kota Medan.Skripsi
Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan FKM USU, Medan.
Medan Sunggal Tahun 2012.Skripsi . 18. Nancy Willian. Optimalisasi Peran
Medan: Universitas Sumatera Utara. Serta Masyarakat Dalam Peningkatan
8. Arisworo, D. 2006. IPA Terpadu. Kesadaran Peduli Makanan Sehat
Bandung: Grafindo Media Pratama. Tanpa Formalin Pada Jajanan Sekolah.
9. Paratmanitya, Y., & Aprilia, V. (2016). J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689–
Kandungan Bahan Tambahan Pangan 99.
Berbahaya Pada Makanan Jajanan 19. Arumsari et al. Perilaku Penggunaan
Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Formalin pada Pedagang dan Produsen
Bantul. Jurnal Gizi dan Dietetik Mie Basah dan Tahu di Provinsi DKI
Indonesia, 4( 1); 49-55 Jakarta. J Kesehat Masy Andalas.
10. Nopiyanti, N., Krisnawati, Y., & 2017;11(1):39–48. 7.
Heriani, S. (2018). Studi kasus jajanan 20. Male, Y. T., Rumakat, D. H., Fransina,
yang mengandung boraks dan formalin E. G., & Wattimury, J. (2020). Analysis
di Taman Kurma Kota Lubuklinggau. of Borax and Formldehyde Content in
BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Meatballsin Ambon City. Biofaal
Biologi Dan Sains, 1(2), 115-125. Journal, 1(1), 37-43.
11. Erniati. Tingkat Pendidikan, 21. Ali, H., & Gustina, M. (2019). Analisis
Pengetahuan, Sikap Pedagang Bakso kandungan zat pengawet pada jajanan
dan Penggunaan Boraks Pada Bakso di bakso di sekolah dasar wilayah
SDN Lemahputro III Sidoarjo. J kecamatan Ratu Agung Kota
Kesehat Lingkung. 2017;9(2):209–16. Bengkulu. Journal of Nursing and
12. Bambang, R. 2008. Dasar-Dasar Public Health, 7(1), 59-63.
Pembelajaran Perusahan. GPEE, 22. Suparwiono, A.M., dan Hudaidah. S.
Yogyakarta. 2014. Evaluasi Kandungan Formalin
13. International Agency for Research on pada Ikan Asin Dilampung. Jurnal Ilmu
Cancer (IARC), (1982), Some Perikanan dan Sumberdaya Perairan
Industrials Chemicals and Drystuffs. 23. Hidayat, Y., & Muharrami, K. L.
IARC Monograph. (2014). Kecenderungan Pilihan Jajanan

287
Pangan Anak SD Terhadap Jajanan London. The Pharmaceutical Press.
Berformalin. Jurnal Pena Sains, 1(2); hal. 420-933.
19-26 32. Parengkuan, C., Kilis, H., Paat, V., &
24. Effendi. 2009 dalam Mahdi, C. 2012. Tumbel, S. (2022). Identifikasi
Mengenal Bahaya Formalin, Boraks, Kandungan Formalin Pada Mie Basah
dan Pewarna Berbahaya dalam Yang Beredar Di Pasar Beriman Kota
Makanan. FMIPA-UB. Tomohon. Biofarmasetikal Tropis,
25. Wibowo S. 2000. Pembuatan Bakso 5(1), 1-5.
Ikan dan Bakso Daging, Jakarta: 33. Munarso, Joni dan Bambang Haryanto.
Penebar Swadaya 2009. Perkembangan Teknologi
26. Pandie T, Wuri DA & Ndaong NA, Pengolahan Mie. Jakarta: BPPTP. hal
(2014) Indentifikasi Boraks, Formalin 1-14
dan Kandungan Gizi serta Nilai Tipe 34. Wardhani, M. L. A., & Indrawati, V.
pada Bakso yang Dijual di Lingkungan (2016). Pengaruh Proporsi Tepung
Perguruan Tinggi di Kota Kupang. Maizena Dan Puree Rumput Laut
Jurnal Kajian Veteriner 2(2); 183- 192 Terhadap Kualitas Produk Siomay Ikan
27. Junaini., Wibowo, M.A., & Riyanto. Gabus (Opiocephalus Striatus). E-
(2016). Uji Kualitatif Kndungan jurnal Boga, 5(1), 148-157.
Formaldehid Alami Pada Ikan Patin 35. Milehman, A., & Napitupulu, M.
Jambal (Pangasius Djambal) Selama (2020). Boraxs and Formalin Analysis
Penyimpanan Suhu Dingin in the Shumai Treated in Palu City.
Menggunakan Tes Kit Antilin. Jkk. Jurnal Akademika Kimia, 9(2), 118-
5(3); 8- 12. 124.
28. Svehla G. 1985, Buku Teks Analisis 36. Anton, L., Yearsi, S. E. N., & Habibi,
Anorganik Kualitatif Makro dan M. (2019). Identifikasi Kandungan
Semimikro, Terjemahan: Setiono dan berbahaya jajanan anak sekolah dasar
A. Hadyana Pudjatmaka, Jakarta: PT. SDN A dan SDN B Kota Samarinda
Kalman Media Pustaka. Tahun 2018. Kesmas Uwigama J
29. Asterina, A., Elmatris, E., & Kesehat Masy, 5(1).
Endrinaldi, E. (2015). Identifikasi Dan 37. Faoziyah, A. R. (2019). Analisis
Penentuan Kadar Boraks Pada Mie Kandungan Boraks dan Formalin pada
Basah Yang Beredar Dibeberapa Pasar Bakso dan Cilok di Wilayah Cilacap
Di Kota Padang. Majalah Kedokteran Kota. Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah
Andalas, 32(2). Kefarmasian, 1(1), 65-70.
30. Yuliarti, N. 2007. Awas Bahaya di 38. Fauziah, R. R. (2014). Kajian
Balik Lezatnya Makanan. Penerbit keamanan pangan bakso dan cilok yang
Andi. Yogyakarta. hal 1-6 berdar di lingkungan universitas
31. Moffat, A.C., 1986. Clarke’s Isolation jember ditinjau dari kandungan boraks,
and Identification of Drugs. Edisi 2. formalin dan TPC. Jurnal
Agroteknologi, 8(01), 67-7

288

Anda mungkin juga menyukai