Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini banyak bahan kimia dan berbagai campuran lain yang digunakan oleh manusia untuk membuat makanan. Dengan
campuran bahan kimia makanan akan terlihat lebih menarik dan menghasilkan rasa yang lebih enak. Sehingga masyarakat lebih tertarik
untuk membeli dan mengkonsumsinya. Pada awalnya masyarakat belum menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia
tersebut, akan tetapi jika bahan tersebut dikonsumsi terus-menerus akan mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat itu sendiri. Kerugian
yang ditimbulkan tidak hanya pada fisiknya tetapi juga pada psikisnya. Apalagi untuk anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Contoh konkretnya yaitu terjadinya obesitas, kolesterol tinggi, darah tinggi, dan sebagainya. Sedangkan dalam psikisnya
menimbulkan keterlambatan pola pikir karena terlalu banyak bahan kimia yang dikonsumsi.
Begitu banyak masyarakat yang tercemar oleh bahan pengawet boraks dan formalin yang sangat membahayakan ini. Akibat ulah
manusia-manusia lain yang tidak berperikemanusiaan yang hanya mengejar keuntungan semata, tanpa memperhitungkan orang yang
mengkonsumsinya. Hal tersebut sangat memprihatinkan karena masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang bahaya makanan yang
mengandung bahan kimia seperti formalin dan boraks.Kejadian seperti ini merupakan salah satu masalah dan kerusakan bangsa yang harus
diperbaiki. Apabila masalah ini terus berlarut dan tidak segera diatasi akan berakibat di masa depan. Penanganan tersebut harus ada
kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat. Dan sebagai generasi penerus sebaiknya kita mulai dari sekarang memberikan
pengertian kepada masyarakat akan bahaya formalin dan boraks. Selain itu, mulai menciptakan makanan yang tidak mengandung formalin
dan boraks tetapi mempunyai bentuk yang menarik sehingga masyarakat mau mengkonsumsinya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis bahas:
1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks dan formalin pada makanan?
2. Jenis makanan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada makanan?
3. Bagaimana cara untuk mangetahui makanan yang mengandung boraks dan formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada kesehatan?
5. Bagaimana cara menangani apabila terkena boraks dan formalin?

C. Tujuan Penulisan
Dilihat dari latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas, tujuan penulisan yang diperoleh adalah:
1. Menjelaskan tantang bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan.
2. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan formalin.
3. Mengetahui sasaran penggunaan boraks dan formalin.
4. Mengetahui dampak penggunaan boraks dan formalin.
5. Mengetahui cara penanganan apabila terkena boraks dan formalin.

D. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis
1. Memenuhi tugas bahasa indonesia 1.
2. Melatih keterampilan penulis dalam penyusunan makalah.
3. Menambah wawasan tentang bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan.
4. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan.
2. Manfaat bagi pembaca
1. Memberi informasi tentang bahaya dari boraks dan formalin bagi kesehatan.
2. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian boraks dan formalin


Formalin dan boraks adalah zat yang sering digunakan sebagai pengawet makanan. Padahal apabila digunakan sebagai pengawet
makanan sangat berbahaya bagi kesehatan.
1. Formalin
Formalin adalah bahan kimia yang berupa cairan dalam suhu ruang, tidak berwarna,bau sangat menyengat, mudah larut dalam air
dan alkohol. Formalin digunakan sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, dan digunakan di industri tekstil dan kayu
lapis. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan methanol
hingga 15 persen. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet makanan karena jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi
oleh manusia bisa menyebabkan tenggorokan terasa panas dan menyebabkan kangker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh
lainnya.
Cara penyimpanan formalin:
a. Jangan disimpan di lingkungan temperatur di bawah 15 oc.
b. Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium murni, polietilen atau poliester yang dilapisi fiberglass.
c. Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga, nikel atau campuran seng dengan permukaan yang tidak
dilindungi/dilapisi.
d. Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan berada di atas 60 derajat celcius.
2. Boraks
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Boraks merupakan srebuk kristal lunak yang mengandung unsur boron,
berwarna putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH: 9, 5. Boraks banyak digunakan dalam berbagai industri
non pangan khususnya industri keras, gelas, pengawet kayu, anti septik kayu, keramik dan pengontrol kecoa. Boraks sejak lama telah
digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, krupuk gendar, atau krupuk puli yang secara tradisional di jawa disebut “Karak” atau
“Lempeng”. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan
dalam pembuatan kecap. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi
sedikit-sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga diserap melalui kulit. Boraks
yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks
tidak hanya mengganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga mengganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi
dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
B . Makanan yang mengandung boraks dan formalin
1. Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin:
a. Tahu
1) Bentuknya sangat bagus.
2) Kenyal tapi tidak padat.
3) Tidak mudah hancur dan awet sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa tahan 15 hari dalam kulkas.
4) Bau agak menyengat.
5) Aroma kedelai sudah tak nyala lagi.
b. Bakso
1) Teksturnya sangat kenyal.
2) Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai 5 hari.
c. Ikan
1) Warna putih bersih.
2) Kenyal.
3) Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
4) Awet pada suhu kamar sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
5) Tidak terasa bau amis ikan.
d. Ikan Asin
1) Ikan berwarna bersih cerah.
2) Tidak berbau khas ikan.
3) Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25ºC).
4) Tidak mudah hancur.
5) Tidak dihinggapi lalat.
e. Ayam potong
1) Berwarna putih bersih..
2) Teksturnya kencang.
3) Tidak disukai lalat.
4) Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
f. Mi basah
1) Bau sedikit menyengat
2) Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), tidak mudah putus, dan tidak lengket.
3) Awet sampai dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius), dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius).
2. Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks:
Cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji coba laboratorium, semua bisa jelas.
Namun dilihat dari luar tetap bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman
dari boraks atau tidak.
a. Mi basah
1) Teksturnya kental.
2) Terlihat lebih mengkilat.
3) Tidak lengket.
4) Dan tidak mudah putus.
b. Bakso
1) Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
2) Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
3) Tahan lama atau awet beberapa hari.
4) Bila dilempar ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
5) Warna tidak kecoklatan seperti penggunaan daging, tetapi cenderung keputihan.
6) Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata disemua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
c. Gula merah
1) Sangat keras dan susah dibelah.
2) Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.

C. Dampak Penggunaan Boraks Dan Formalin Bagi Kesehatan


Boraks dan formalin berdampak buruk bagi kesehatan apabila dikonsumsi oleh manusia, karena mengandung bahan-bahan kimia
yang sangat berbahaya dan tidak layak untuk dikonsumsi. Disini akan dijelaskan tentang pengaruh-pengaruh boraks dan formalin bagi
kesehatan.
1. Efek toksinnya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara komulatif dan penggunaannya berulang-ulang.
Beberapa pengaruh boraks terhadap kesehatan:
a. Tanda dan gejala akut:
1) Muntah-muntah
2) Perut terasa sakit atau diare
3) Konvulsi dan
4) Depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis:
1) Nafsu makan menurun
2) Gangguan pencernaan gangguan SSP: bingung dan bodoh
3) Anemia, rambut rontok dan kanker.
2. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan:
a. Pengaruh jangka pendek (akut)
1) Bila terhirup
a) Iritasi pada hidung dan tenggorokan.
b) Gangguan pernafasan.
c) Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, serta batuk- batuk.
d) Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
e) Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala
mual dan muntah.
f) Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2) Bila terkena kulit
a) Apabila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna.
b) kulit akan menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3) Bila terkena mata
a) Apabila terkena mta dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata merah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan
air mata.
b) Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan
pada lensa mata.
4) Bila tertelan
a) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut
yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma.
b) Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, system susunan saraf pusat dan ginjal.
b. Pangaruh jangka panjang
1) Bila terhirup
a) Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lender
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru.
b) Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan targanggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang.
c) Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan
d) Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2) Bila terkena kulit
a) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal dan memerah,
b) Kerusakan pada jaringan tangan,
c) Pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit,
d) Terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3) Bila terkena mata
a) Bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang selaput mata.
b) Menimbulkan iritasi pada mata.
c) Mata akan menyebabkan mata merah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
4) Bila tertelan
a) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan.
b) Penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif apabila digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh
dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap
kesehatan. Walaupun berbahaya, karena ingin mencari keuntungan masih banyak produsen makanan yang tetap menggunakan boraks dan
formalin tanpa memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan produsen menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet
makanan karena kedua bahan kimia tersebut mudah digunakan dan mudah didapat, serta harganya relative murah dibanding bahan pengawet
lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan
sehingga menghasilkan rupa yang bagus sehingga banyak anak-anak yang tertarik untuk membelinya. Contohnya bakso dan kerupuk, bakso
yang menggunakan boraks dan formalin memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging. Sedangkan
kerupuk yang mengandung boraks apabila digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

D. Cara mencegah dan menangani apabila terkena boraks dan formalin


Bahan tambahan makanan sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila dikonsumsi dalam konsentrasi yang
tinggi, racunnya dapat mempengaruhi kerja saraf. Orang yang terkena formalin dan boraks tersebut akan merasa malayang kemudian
pingsan atau bahkan nyawanya bisa tidak tertolong. Tidak harus menunggu bahan tersebut terakumulasi dalam tubuh, karena kejadiannya
bisa dalam waktu sesaat. Kita secara awam tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan.
Lebih baik kita berhati-hati dan menghindari bahan kimia tersebut karena pada konsentrasi rendah formalin dan boraks bisa mematikan
mikkroflora baik maupun jahat dalam usus sehingga mengganggu pencernaan. Jika jumlah bakteri dalam usus sangat sedikit, proses
pembusukan sisa makanan jadi lambat. Kemungkinan yang terjadi adalah anak yang mengkonsumsi boraks dan formalin akan mengalami
kesulitan buang air besar. Gangguan di pencernaan ini juga bisa berkembang ,enjadi kanker usus besar atau kanker kolon dan daya tahan
tubuh jadi menurun sehingga anak jadi mudah sakit. Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang membantu proses penyerapan
sari makanan, bila enzim ini bersentuhan dengan formalin maka fungsinya tidak berjalan lagi. Akibatnya, anak akan kekurangan gizi karena
zat-zat dari makanannya tidak dapat diserap dengan baik. Berikut ini cara mencegah dan menanganinya apabila terkena boraks dan formalin
tersebut.
Cara mencegah apabila terkena boraks dan formalin:
1. Terhirup
a. Untuk mencegah agar tidak terhirup ganakan alat pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah
kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut.
b. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara yang tahan ledakan.

2. Terkana mata
a. Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan.
b. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat.
3. Terkena kulit
a. Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
b. Gunakan sarung tangab yang tahan bahan kimia.
4. Bila tertelan
a. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja.
b. Cuci tangan sebelum makan.
Cara untuk menangani apabila terkena boraks dan formalin:
1. Bila terhirup
a. Jika aman memasuki daerah papara, pindahkan penderita ke tempat yang aman.
b. Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan.
c. Segera hubungi dokter.
2. Bila terkena kulit
a. Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin.
b. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak da dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
c. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yang kering, steril dan longgar.
d. Bila perlu,segera hubungi dokter.
3. Bila terkena mata
a. Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan.
b. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata.aliri mata dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan
dalam segeas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit.
c. Segara bawa ke dokter.
4. Bila tertelan
a. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakitterdekat, karena apabila dibiarkan dan tidak langsung ditangani bisa
berakibat fatal bahkan menimbulkan kematian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pencarian dan pemikiran bahaya boraks dan formalin,maka penulis mendapat simpulan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
2. Mengetahui bahaya yang di akibatkan oleh boraks dan formalin terhadap kesehatan seseorang yang mengkonsumsinya.
3. Tahu dan bakso adalah makanan yang palimg sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin.

B. Saran
1. Masyarakat harus lebih teliti dalam memilih makanan yang mengandung bahan boraks maupun formalin.
2. Berikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin tentang bahaya-bahayanya apabila digunakan pada makanan dan
tidak digunakan sesuai dengan fungsinya.
3. Kesadaran masyarakat untuk membantu dalam mencegah boraks dan formalin agar tidak digunakan dalam produk makanan.

Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional,
seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa.[2]
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya
dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).
Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks dalam dosis berlebihan
sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di seluruh dunia.[butuh rujukan]Mengkonsumsi makanan berboraks dalam jumlah berlebihan
akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin),
koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga
kematian. Batas aman/legal penggunaan boraks dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg pangan
Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:

 karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
 mi
 lontong, sebagai pengeras
 ketupat, sebagai pengeras
 bakso, sebagai pengawet dan pengeras
 kecap, sebagai pengawet
 cenil, sebagai pengeras
 BAB I
 PENDAHULUAN
 A. A. Latar Belakang
 Dewasa ini boraks banyak sekali digunakan dalam industri makanan, seperti: dalam
pembuatan mie basah, lontong, ketupat, tahu, bakso, sosis, bahkan dalam pembuatan
kecap. Padahal zat kimia ini merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi
manusia sehingga sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.
 Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi jika
mengetahui barang tersebut mengandung zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya,
tidak semua orang mengetahui cara mendeteksi adanya kandungan boraks dalam
bahan makanan dan bahayanyha bagi kesehatan.Teridentifikasinya boraks pada
makanan-makanan tersebut dapat kita rasakan pula perbedaannya dengan makanan
yang tidak menggunakan boraks, namun hal tersebut tidak mutlak dan hanya sebagai
perkiraan saja. Adapun gambar contoh boraks di pasaran (Lampiran).
 Kebanyakan masyarakat mengira bahwa identifikasi boraks dalam makanan yang
dapat dibuktikan kebenarannya, harus dilakukan dilaboratorium sehingga memerlukan
biaya mahal, padahal ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan tanpa harus
melalui laboiratorium. Penulis akan mengulas hal tersebut dalam makalah ini.
 B. Tujuan
 1. Memahami boraks berdasarkan pengertian dan asal katanya
 2. Mengetahui dampak negatif atau bahaya boraks
 3. Mengetahui dampak positif atau manfaat boraks
 4. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks
 5. Mengetahui cara mengidentifikasi boraks dalam makanan
 BAB II
 ISI
 A. Pengertian Boraks
 Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air.Boraks merupakan
kristal lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat (Na2.B4O7.10H2O). Boraks
mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam industri non pangan.
 Karakteristik Boraks, antara lain:
 – berbentuk kristal putih
 – tidak berbau
 – larut dalam air
 – stabil pada suhu serta tekanan normal
 – Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air kl.
 Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen,khususnya industri
kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan
mengurangi kesadahan air.Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air
akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal
dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang
sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam
sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks.Asam borat juga sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
 Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil,
kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebihironis, penggunaan boraks
sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal pemerintah
telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK
Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.
 B. Dampak Negatif atau Bahaya Boraks (Bleng) dalam Makanan
 Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur
sebagai bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering digunakan yaitu ‘Boraks’
atau ‘Bleng’. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta
berakibat buruk secara langsung,tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi
makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks tidak
hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu
enzim-enzim metabolisme.
 Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:
 Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
 Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek
pada sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial
fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan,
akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.
 Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala
seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.
 Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak
beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan
koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak
dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.
 Dalam jumlah banyak boraks dapat menimbulkan keracunan kronis akibat tibunan
boraks,antara lain:
 demam
 anuria (tidak terbentuknya urin)
 Koma
 merangsang sistem saraf pusat
 menimbulkan depresi
 apatis
 sianosis
 tekanan darah turun
 kerusakan ginjal
 pingsan
 kematian.
 Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat
buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif.Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa
diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara
kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
 Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain.Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram
di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang
dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
 C. Dampak Positif atau Manfaat Boraks
 Telah dibahas sebelumnya bahwa Boraks juga memilki dampak positif. Boraks
bermanfaat tentu saja selain makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan
Mentri Kesehatan yang telah melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks
hanya boleh digunakan pada selain makanan dan selain yang berhubungan dengan
makanan (gelas, piring, sendok, dlkl). Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan
material, pembuatan bahan bangunan, antiseptik, pembasmi serangga dll. Contoh
pemanfaatan boraks pada selain makanan:
 – Salah satu bahan untuk membuat keramik
 – Campuran membuat kertas
 – Pembasmi kecoa
 – Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
 – dll.
 Namun, ada beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain :
 – Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
 – Mengawetkan makanan
 – Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
 – dll
 D. Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan Menurut
 Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
makanan yang mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya
yang paling mudah adalah dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan
yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam terlalu asing
dengan laboratorium, maka ada cara mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu metode
kunyit.
 1. Identifikasi dengan pengamatan fisik
 Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri
dengan boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan
dagang, serta dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut
beberapa diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam
makanan menurut bentuk fisiknya :
 – Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenyal, lebih mengkilat,
tidak lengket, dan tidak cepat putus.
 – Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak
kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
 Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung
boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau
tidak.Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila
digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa
hari.
 Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-
abu dan merata di semua bagian.Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai.
Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.Padahal
pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat
dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks.Kita bisa menggunakan bahan
pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau
kalsium propionat.v
 – Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat
kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan
rasa getir.
 – Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa
menimbulkan rasa getir.
 Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700,
dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar
86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan
formalin secara bersama-sama!
 YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan.
Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan
dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
 Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat
buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif.
 Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks
yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak,
dan testes (buah zakar).
 Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain.Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram
di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang
dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
 2. Identifikasi dengan pemeriksaan laboratorium
 Identifikasi Boraks di laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :
 1. Metode Nyala Api
 Alat :
 – Cawan petri
 – Pinset – Korek Api
 – Furnace – Pipet Ukur
 – Mortar dan Penggerus – Kompor
 Bahan :
 – H2SO4 10ml
 – Metanol 2ml
 – Air Kapur Jenuh
 – Kertas Lakmus
 Cara Kerja :
 – Siapkan alat dan bahan.
 – Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample
sebanyak 3 gram sample.
 – Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur
jenuhhingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.
 – Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
 – tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi
asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian nyalakan.
Jika nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks
 2. Metode Kertas Curcuma
 Alat :
 – Waterbath – Mortar dan penggerus
 – Kompor – Pipet ukur
 – Pemijar (Movel Furnace) – Rak Tabung Reaksi
 – Cawan Porselin – Tabung Reaksi
 – Corong – Sendok
 – Pengaduk kaca – Timbangan
 Bahan :
 – Kertas Saring
 – Kertas Curcuma
 – Amonia
 – Sample makanan
 – Air kapur jenuh
 – Kertas lakmus
 – HCl 10%
 Cara Kerja :
 1. Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan
dulu) masukkan kedalam cawan porselin.
 2. Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).
 3. Isatkan dalam waterbath.
 4. Panaskan di atas kompor.
 5. Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
 6. Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai
menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air
hasil saringan, jika kertas curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan
amoniak menjadi hijau biru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
 3. Identifikasi dengan metode kunyit
 Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi barang yang diketahui
mengandung zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui
cara mendeteksi adanya kandungan boraks dalam bahan makanan. Kebanyakan
masyarakat mengira bahwa mendeteksi boraks harus di laboratorium sehingga
memerlukan biaya mahal. Hal ini membuat masyarakat malas menguji dan langsung
mengonsumsi barang yang dibeli. Padahal jika dapat mengetahui cara yang benar dan
mudah untuk mendeteksi boraks, pasti masyarakat tidak akan kesulitan untuk
melakukan sendiri.
 Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks
adalah kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep
makanan.
 Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat.
 I. Alat dan bahan
 – kunyit,
 – kertas saring,
 – serta sedikit boraks sebagai kontrol positif
 II. Cara Kerja
 – Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.
 – Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
 – kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan cairan kunyit
berwarna kuning.
 – Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan
keringkan.
 – Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
 – Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan
memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan
boraks,
 – teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
 – Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut
akan dipergunakan sebagai kontrol positif.
 – Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.
 – Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas tumerik
 – Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.
 – Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka
bahan makanan tersebut mengandung boraks.
 – Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut tidak
mengandung boraks.
 Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat
dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat dibeli
oleh berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah hingga atas. Hal ini
menunjukkan bahwa kunyit merupakan detektor alami untuk boraks yang tepat.
Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan makanan yang sering kita konsumsi.
Kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan kualitas tubuh kita.
 BAB III
 PENUTUP
 A. Simpulan
 Berdasrkan tinjauan teori yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa boraks
berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang mengandung
unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air, sedangkan sifatnya adalah kumulatif
yang memberi dampak negative secara kronis, dan dalam dosisi tinggi dapat
menyebabkan muntah-muntah, mencret, kram perut dan lain-lain. Namun, dalam hal
nonpangan, boraks memiliki beberapa manfaat, antaralain :
 – Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
 – Mengawetkan makanan
 – Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
 – dll
 Adapun manfaat bagi industry non pangan :
 – Campuran membuat kertas
 – Pembasmi kecoa
 – Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
 – dll.
 Beberapa dampak negative pada makanan, ada beberapa cara yang dapat digunakan
antara lain, metode kertas curcuma, metode kunyit dan metode nyala api. Konkretnya
Boraks dilarang digunakan dalam makanan berdasar pada SK Menteri Kesehatan RI
No.733/Menkes/Per/IX/1988.
 B. Saran
 Sebaiknya boraks tidak digunakan dalam makanan, karena dampak
negatifnya kronis dalam tubuh ba

Kandungan kunyit sebagai pendeteksi boraks

Pengujian kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan dengan ekstrak kunyit. Ekstrak kunyit dapat
digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin
dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan
boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan
senyawa boron cyano kurkumin kompleks. Maka, ketika makanan yang mengandung boraks ketika ditetesi oleh
ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan. [6]
II.5 Metodelogi penelitiaan:

1. Waktu dan tempat:


 Waktu : 11 Mei 2014
 Tempat : Rumah
1. Alat-alat dan bahan:
 Alat-alat:
1. Cobek
2. Pipet ukur
3. Blender
4. Piring / mangkok sebagai wadah
5. Sendok
 Bahan-bahan:
1. Kunyit yang telah di ekstrak
2. Mi basah pasar
3. Kerupuk gendar
4. Sosis siap makan daling
5. Kerupuk tempe
6. Kerupuk warung ikan SHS
7. Ketupat pasar
8. Tahu china rumahan
9. Bleng
10. Sosis siap makan kimbo
11. Tahu china pasar
1. Cara kerja
1. Blender kunyit dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
2. Kemudian, tuangkan kunyit yang telah di ekstrak ke mangkok plastik kecil
3. Blender mie basah pasar dan campurkan air dengan perbandingan 1:1
4. Tumbuk halus tahu china pasar menggunakan cobek, setelah halus barulah tambahkan sedikit air hingga
makanan yang halus menjadi tercampur dengan air. Lakukan hal yang sama untuk sosis siap makan
daling, kerupuk tempe, kerupuk warung ikan SHS, kerupuk gendar, sosis siap makan kimbo, ketupat
pasar, dan tahu china rumahan
5. Letakan setengah sendok pada wadah yang berwarna putih atau bening agar hasilnya dapat terlihat lebih
jelas
6. Setelah itu, tetesi dengan air kunyit yang telah di ekstrak sebanyak 2 ml kedalam makanan yang telah
dihaluskan
7. Lalu aduk rata makanan yang di uji dan lihat perubahan warna yang terjadi, sisihkan
8. Masukan bleng kewadah lalu haluskan menggunakan air sebanyak 50 ml untuk 50 gram bleng
II.6 Hasil percobaan dan pembahasan

Warna Sebelum Warna sesudah


Bahan-bahan ditetesi Kunyit ditetesi kunyit Keterangan

Positif mengandung
Kerupuk gendar Coklat muda Coklat kemerahan boraks

Positif mengandung
Kerupuk tempe Coklat muda Coklat tua boraks

Positif mengandung
Kerupuk ikan SHS Putih Coklat muda boraks

Sosis siap makan


kimbo Coklat muda Coklat muda Tidak mengandung boraks

Sosis siap makan Positif mengandung


daling Coklat muda Mendekati coklat tua boraks

Tahu china pasaran Putih Kuning Tidak mengandung boraks

Tahu china rumahan Putih Kuning Tidak mengandung boraks

Positif mengandung
Mie basah pasar Kuning Coklat tua boraks

Ketupat pasar Putih Kuning tua Tidak mengandung boraks

Positif mengandung
Bleng Oranye Coklat kemerahan boraks
Indikator perubahan warna bahan makanan yang mengandung boraks adalah coklat. Bila suatu makanan
banyak mengandung boraks, maka warna setelah ditetesi kunyit akan berubah hingga menjadi coklat yang
sangat pekat bahkan sampai berwarna coklat kemerahan.
Hasil percobaan pada kerupuk gendar saat ditetesi oleh kunyit mengalami perubahan warna yang semula
berwarna coklat muda menjadi merah kecoklatan, ini membuktikan bahwa kerupuk gendar mengandung boraks.

Warna kerupuk tempe sebelum ditetesi kunyit berwarna coklat muda, ketika ditetesi kunyit berubah menjadi
coklat tua. Maka, kerupuk tempe positif mengandung boraks.

Kerupuk ikan SHS juga mengalami perubahan, walaupun perubahan warnanya tidak signifikan, kerupuk ikan
SHS positif mengandung boraks karena warna sebelum ditetesi kunyit adalah putih, dan ketika ditetesi oleh
kunyit kerupuk ini berubah warna menjadi coklat muda.

Saat ditetesi kunyit, sosis kimbo tidak mengalami perubahan warna yang signifikan dan perubahannya tidak
termasuk kedalam indikator warna makanan yang mengandung boraks, maka sosis kimbo tidak mengandung
boraks. Sedangkan sosis siap makan daling mengalami perubahan warna, dan positif mengandung boraks.
Warna sebelum ditetesi adalah coklat muda, ketika ditetesi kunyit, sosis itu berubah warna menjadi coklat tua.

Tahu china rumahan tidak mengandung boraks, karena tidak ada perubahan warna yang termasuk kedalam
indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks. Tahu china pasaran juga tidak
mengandung boraks, karena perubahan warna tidak termasuk kedalam indikator perubahan warna pada
makanan yang mengandung boraks.

Mie basah pasar mengalami perubahan warna ketika ditetesi oleh kunyit. Mie basah pasar yang semula
berwarna kuning berubah menjadi coklat tua. Ini menunjukan bahwa mie basah pasar mengandung boraks

Ketupat pasar mengalami perubahan warna, namun, perubahan warna pada ketupat pasar tidak termasuk
kedalam indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks.

Ketika bleng ditetesi kunyit, bleng langsung mengalami perubahan warna menjadi coklat kemerahan yang
sangat pekat. Maka bleng pasti positif mengandung boraks.

BAB III
Kesimpulan dan Saran

III.1 Kesimpulan

Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan
tradisional, seperti karak dan gendar, dan lain lain.

Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut mengandung senyawa
kurkumin yang dapat mendeteksi adanya boraks pada makanan. Berdasarkan hasil percobaan jenis makanan
yang mengandung boraks adalah kerupuk gendar, kerupuk tempe, sosis siap makan daling, kerupuk ikan shs,
mie basah pasar, dan bleng.

Bila konsumen terus menerus memakan makanan yang mengandung boraks, maka akan menyebabkan
gangguan kesehatan yang berakibat buruk bagi metabolisme manusia.

III.2 Saran

1. Saran untuk penelitian


Penelitian ini masih jauh dari sempurna karena dari percobaan ini hanya dapat melihat kandungan boraks pada
makanan tanpa mengetahui kadar boraks yang terkandung dalam suatu makanan. Karena itu, untuk penelitian
selanjutnya, dapat mencari lebih banyak literatur tentang pengukuran kadar boraks dalam makanan. Sehingga
data-data yang didapat, dapat lebih akurat.

Penelitian ini sangat mudah untuk dicoba dirumah dan tidak memerklukan biaya yang banyak, karena bahan
yang dibutuhkan hanya kunyit sebagai indikatornya, dan beberapa sampel makanan yang ada dirumah.

1. Saran untuk pembaca


Untuk meminimalisir segala kemungkinan penyakit yang ditimbulkan itu terjadi, maka sebaiknya sebagai
konsumen yang cerdas, hidarilah untuk memakan makanan yang mengandung boraks, atau bahkan tidak
memakannya sama sekali. Dan tidak ada salahnya untuk menguji bahan makanan anda sebelum termakan dan
diproses oleh tubuh.

1. Analisis Data/Persamaan Reaksi yang Terlibat :


Dari data yang diperoleh dari percobaan Identifikasi Boraks pada makanan diketahui bahwa
bahan makanan yang mengandung boraks adalah mie kuning (mie basah). Hal tersebut dapat
dilihat dengan adanya perubahan warna yang awalnya berwarna kuning keruh menjadi merah
kecoklatan setelah ditetesi indikator kurkumin (C21H20O6).

Reaksi yang terjadi pada percobaan identifikasi boraks pada makanan adalah:

Boraks + Kurkumin → Rosocyanine


Na2B4O7 + C21H20O6 →B[C21H19O6]2Cl
Pembahasan :
Dari percobaan yang kami lakukan, tentang identifikasi boraks dalam makanan, kami
memperoleh hasil pengamatan pada air rebusan mie pada tabung 2 yang ditambahkan dengan
indikator kurkumin (C21H20O6) 5 tetes terjadi perubahan warna, dari yang awalnya berwarna
kuning keruh menjadi merah kecoklatan. Hal ini dikarenakan dalam air rebusan mie kuning
(mie basah) terdapat kandungan boraks.
Pada air rebusan mie yang ditambahkan dengan indikator kurkumin (C21H20O6) membentuk
reaksi :
Boraks + Kurkumin → Rosocyanine
Na2B4O7 + C21H20O6 → B[C21H19O6]2Cl

Terbentuk rosocyanine yang larutannya berubah menjadi berwarna merah kecoklatan.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa “Boraks bersifat basa, maka keberadaan
boraks dapat dideteksi dengan menggunakan indikator basa (larutan kurkumin dalam alkohol),
yang akan menunjukkan warna merah kecoklatan”.

Fungsi boraks pada makanan diantaranya adalah:

 sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)


 sebagai pengenyal pada mie basah
 sebagai pengeras pada bakso dan ketupat
 sebagai pengawet pada bakso dan kecap

Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, asam boraks yang terkandung dalam mie basah
setelah direaksikan dengan kurkumin menghasilkan warna merah kecoklatan. Warna tersebut
menunjukkan adanya kandungan senyawa Rosocyanine.

Hal tersebut sesuai dengan teori dan menunjukkan bahwa mie basah mengandung boraks.

Kesimpulan :

Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa bahan makanan(bakso, mie
basah, tahu kuning) yang mengandung boraks adalah mie kuning (mie basah) dengan indikator
perubahan warna yang awalnya berwarna kuning keruh menjadi merah kecoklatan.

Jawaban Pertanyaan :
1. Dari kedua jenis bakso dan mie basah yang telah anda uji, manakah yang memakai
pengawet boraks? Bahan makanan yang mengandung boraks adalah mie basah(mie kuning)

2. Tulislah rumus molekul dan rumus struktur kurkumin!

Rumus molekul kurkumin: C21H20O6

3. Berikan sifat-sifat kimia kurkumin dari kunyit!

Sifat-sifat kurkumin
– sifat anti tumor
– sifat antioksidan
– memiliki 2 bentuk tautomer yaitu keton dan enol. Keton bersifat padat dan enol bersifat
cair
– bereaksi dengan asam boraks menghasilkan Rosocyanine

4. Tuliskan reaksi antara boraks dengan kurkumin!

Boraks + Kurkumin → Rosocyanine


Na2B4O7 + C21H20O6 → B[C21H19O6]2Cl

5. Berikan argumentasi anda, apakah akibat yang terjadi jika boraks tetap digunakan sebagai
pengenyal dalam makanan seperti bakso, mie basah, dan kerupuk?

Bahaya boraks
 Jika terhirup menimbulkan iritasi pernafasaan
 Mengenai kulit menyebabkan iritasi kulit
 Kerusakan ginjal
 Boraks 5-10 gr tertelan oleh anak anak menyebabkan shock dan kematian
Gejala-gejala terkena boraks
 Badan berasa tidak enak
 Mual
 Nyeri hebat pada perut bagian atas
 Pendarahan di sertai muntah darah
 Diare
 Mengantuk
 Demam dan sakit kepala
 Alat dan Bahan
 1. Alat
 Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
 - Pisau
 - Gelas
 - Sendok
 - Tusuk Gigi
 - Kertas Whatman(kertas uji)
 - Talenan
 - Parut
 - Cobek
 - Pipet
 - Nampan
 2. Bahan
 Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
 - Kunyit
 - Bakso
 - Air Mineral

 C. Cara Pengolahan
 Langkah-langkah dalam uji bahan makanan yang mengandung boraks dengan kunyit
sebagai berikut :
 1. Haluskan 5 ruas kunyit dengan parut di dalam baskom kecil.
 2. Beri air secukupnya pada kunyit yang telah diparut.
 3. Letakkan kertas whatman pada nampan kemudian masukkan ekstrak kunyit tadi
hingga sejajar dengan kertas whatman.
 4. Ambil kertas whatman yang sudah menyerap ekstrak secara keseluruhan dan
letakkan di nampan yang bersih.
 5. Kemudian jemur kertas whatman di bawah terik matahari.

 Cara uji kandungan boraks sebagai berikut :
 1. Dengan menggunakan kertas whatman
 Bakso yang sudah disiapkan ditumbuk hingga menjadi ekstrak dengan diberi sedikit
air. Air ekstrak tersebut kemudian diteteskan pada kertas whatman tadi. Jika kertas
whatman berubah menjadi warna coklat maka bakso tersebut mengandung boraks.

 2. Dengan menggunakan tusuk gigi
 a. Tusukkan tusuk gigi pada kunyit terlebih dahulu.
 b. Kemudian tusukkan pada bakso yang akan diuji.
 c. Setelah sekitar 5 detik, maka akan terlihat apakah bakso tersebut mengandung
boraks atau tidak. Tandanya, jika bakso tersebut mengandung boraks, maka tusuk gigi
akan berwarna orange kemerah-merahan. Hal ini disebabkan karena kunyit akan
bereaksi terhadap bahan kimia, termasuk boraks.
 .1 Alat dan Bahan
 3.1.1 Alat
 a. Beakker Glass 500 ml
 b. Beakker Glass 50 ml
 c. Spatula Pengaduk
 d. Cawan Petri
 e. Cawan Porselin dan Mortar
 f. Gelas Ukur 10 ml
 g. Tabung Reaksi
 h. Rak Tabung Reaksi
 i. Sentrifugator
 j. Penangas Listrik
 k. Keranjang Plastik

 3.1.2 Bahan
 a. Tahu
 b. Lontong
 c. Ikan Asin
 d. Cilok
 e. Mie Basah
 f. Bakso
 g. HCl
 h. Reagent A dan B
 i. Kertas Uji Boraks
 j. Air Mendidih
 k. Tissue
 l. Label

“Bagaimana cara kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara
cepat, praktis, dan ekonomis?”
 Pembahasan (I):
 Kunyit memang sangat bermanfaat dalam mendeteksi boraks secara sederhana,
praktis, dan cepat. Kunyit yang memiliki kandungan utama kurkuminoid yang mana
kurkuminoid tersebut tersusun oleh kurkumin dengan rumus molekul C₁₂H₂O₆, yang
mana pada penjelasan diatas telah dinyatakan sebagai zat warna pada kunyit.
Merupakan penyebab tangan kita menjadi kuning ketika kita memotong atau memarut
kunyit. Nah, cara kunyit mendeteksi boraks pada penjelasan ini tidak keluar dari
kandungan zat warna yang dimilikinya. Kunyit yang identik memiliki warna kuning
atau orange ini apabila bertemu dengan boraks akan berubah warna menjadi lebih
merah dan gelap dari sebelumnya. Sehingga perubahan warna inilah yang akan
menjadi patokan kita dalam meneliti makanan-makanan yang diduga mengandung
bahan makanan (boraks) yang tidak semestinya digunakan.

 Masalah (II):
 “Apa tujuan dari percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks
tersebut?”
 Pembahasan (II):
 Adapun percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini,
bertujuan untuk:
  Menciptakan generasi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi).
  Menguragi maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya
permintaan diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang
lebih sehat).
  Mengurangi persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.

Anda mungkin juga menyukai