A. Latar Belakang
Sekarang ini banyak bahan kimia dan berbagai campuran lain yang digunakan oleh manusia untuk membuat makanan. Dengan
campuran bahan kimia makanan akan terlihat lebih menarik dan menghasilkan rasa yang lebih enak. Sehingga masyarakat lebih tertarik
untuk membeli dan mengkonsumsinya. Pada awalnya masyarakat belum menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia
tersebut, akan tetapi jika bahan tersebut dikonsumsi terus-menerus akan mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat itu sendiri. Kerugian
yang ditimbulkan tidak hanya pada fisiknya tetapi juga pada psikisnya. Apalagi untuk anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Contoh konkretnya yaitu terjadinya obesitas, kolesterol tinggi, darah tinggi, dan sebagainya. Sedangkan dalam psikisnya
menimbulkan keterlambatan pola pikir karena terlalu banyak bahan kimia yang dikonsumsi.
Begitu banyak masyarakat yang tercemar oleh bahan pengawet boraks dan formalin yang sangat membahayakan ini. Akibat ulah
manusia-manusia lain yang tidak berperikemanusiaan yang hanya mengejar keuntungan semata, tanpa memperhitungkan orang yang
mengkonsumsinya. Hal tersebut sangat memprihatinkan karena masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang bahaya makanan yang
mengandung bahan kimia seperti formalin dan boraks.Kejadian seperti ini merupakan salah satu masalah dan kerusakan bangsa yang harus
diperbaiki. Apabila masalah ini terus berlarut dan tidak segera diatasi akan berakibat di masa depan. Penanganan tersebut harus ada
kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat. Dan sebagai generasi penerus sebaiknya kita mulai dari sekarang memberikan
pengertian kepada masyarakat akan bahaya formalin dan boraks. Selain itu, mulai menciptakan makanan yang tidak mengandung formalin
dan boraks tetapi mempunyai bentuk yang menarik sehingga masyarakat mau mengkonsumsinya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis bahas:
1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks dan formalin pada makanan?
2. Jenis makanan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada makanan?
3. Bagaimana cara untuk mangetahui makanan yang mengandung boraks dan formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada kesehatan?
5. Bagaimana cara menangani apabila terkena boraks dan formalin?
C. Tujuan Penulisan
Dilihat dari latar belakang dan rumusan masalah yang dibahas, tujuan penulisan yang diperoleh adalah:
1. Menjelaskan tantang bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan.
2. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan formalin.
3. Mengetahui sasaran penggunaan boraks dan formalin.
4. Mengetahui dampak penggunaan boraks dan formalin.
5. Mengetahui cara penanganan apabila terkena boraks dan formalin.
D. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis
1. Memenuhi tugas bahasa indonesia 1.
2. Melatih keterampilan penulis dalam penyusunan makalah.
3. Menambah wawasan tentang bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan.
4. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan.
2. Manfaat bagi pembaca
1. Memberi informasi tentang bahaya dari boraks dan formalin bagi kesehatan.
2. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Terkana mata
a. Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan.
b. Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat.
3. Terkena kulit
a. Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
b. Gunakan sarung tangab yang tahan bahan kimia.
4. Bila tertelan
a. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja.
b. Cuci tangan sebelum makan.
Cara untuk menangani apabila terkena boraks dan formalin:
1. Bila terhirup
a. Jika aman memasuki daerah papara, pindahkan penderita ke tempat yang aman.
b. Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan.
c. Segera hubungi dokter.
2. Bila terkena kulit
a. Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin.
b. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak da dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
c. Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yang kering, steril dan longgar.
d. Bila perlu,segera hubungi dokter.
3. Bila terkena mata
a. Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan.
b. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata.aliri mata dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan
dalam segeas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit.
c. Segara bawa ke dokter.
4. Bila tertelan
a. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakitterdekat, karena apabila dibiarkan dan tidak langsung ditangani bisa
berakibat fatal bahkan menimbulkan kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pencarian dan pemikiran bahaya boraks dan formalin,maka penulis mendapat simpulan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
2. Mengetahui bahaya yang di akibatkan oleh boraks dan formalin terhadap kesehatan seseorang yang mengkonsumsinya.
3. Tahu dan bakso adalah makanan yang palimg sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin.
B. Saran
1. Masyarakat harus lebih teliti dalam memilih makanan yang mengandung bahan boraks maupun formalin.
2. Berikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin tentang bahaya-bahayanya apabila digunakan pada makanan dan
tidak digunakan sesuai dengan fungsinya.
3. Kesadaran masyarakat untuk membantu dalam mencegah boraks dan formalin agar tidak digunakan dalam produk makanan.
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional,
seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa.[2]
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya
dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).
Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks dalam dosis berlebihan
sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di seluruh dunia.[butuh rujukan]Mengkonsumsi makanan berboraks dalam jumlah berlebihan
akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin),
koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga
kematian. Batas aman/legal penggunaan boraks dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg pangan
Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:
karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
mi
lontong, sebagai pengeras
ketupat, sebagai pengeras
bakso, sebagai pengawet dan pengeras
kecap, sebagai pengawet
cenil, sebagai pengeras
BAB I
PENDAHULUAN
A. A. Latar Belakang
Dewasa ini boraks banyak sekali digunakan dalam industri makanan, seperti: dalam
pembuatan mie basah, lontong, ketupat, tahu, bakso, sosis, bahkan dalam pembuatan
kecap. Padahal zat kimia ini merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi
manusia sehingga sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.
Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi jika
mengetahui barang tersebut mengandung zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya,
tidak semua orang mengetahui cara mendeteksi adanya kandungan boraks dalam
bahan makanan dan bahayanyha bagi kesehatan.Teridentifikasinya boraks pada
makanan-makanan tersebut dapat kita rasakan pula perbedaannya dengan makanan
yang tidak menggunakan boraks, namun hal tersebut tidak mutlak dan hanya sebagai
perkiraan saja. Adapun gambar contoh boraks di pasaran (Lampiran).
Kebanyakan masyarakat mengira bahwa identifikasi boraks dalam makanan yang
dapat dibuktikan kebenarannya, harus dilakukan dilaboratorium sehingga memerlukan
biaya mahal, padahal ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan tanpa harus
melalui laboiratorium. Penulis akan mengulas hal tersebut dalam makalah ini.
B. Tujuan
1. Memahami boraks berdasarkan pengertian dan asal katanya
2. Mengetahui dampak negatif atau bahaya boraks
3. Mengetahui dampak positif atau manfaat boraks
4. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks
5. Mengetahui cara mengidentifikasi boraks dalam makanan
BAB II
ISI
A. Pengertian Boraks
Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air.Boraks merupakan
kristal lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat (Na2.B4O7.10H2O). Boraks
mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam industri non pangan.
Karakteristik Boraks, antara lain:
– berbentuk kristal putih
– tidak berbau
– larut dalam air
– stabil pada suhu serta tekanan normal
– Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air kl.
Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen,khususnya industri
kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan
mengurangi kesadahan air.Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air
akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal
dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang
sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam
sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks.Asam borat juga sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil,
kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebihironis, penggunaan boraks
sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal pemerintah
telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK
Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.
B. Dampak Negatif atau Bahaya Boraks (Bleng) dalam Makanan
Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung dicampur
sebagai bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering digunakan yaitu ‘Boraks’
atau ‘Bleng’. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta
berakibat buruk secara langsung,tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi
makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks tidak
hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu
enzim-enzim metabolisme.
Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain sebagai berikut:
Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek
pada sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial
fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan,
akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.
Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala
seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.
Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak
beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan
koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak
dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.
Dalam jumlah banyak boraks dapat menimbulkan keracunan kronis akibat tibunan
boraks,antara lain:
demam
anuria (tidak terbentuknya urin)
Koma
merangsang sistem saraf pusat
menimbulkan depresi
apatis
sianosis
tekanan darah turun
kerusakan ginjal
pingsan
kematian.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat
buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif.Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa
diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara
kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain.Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram
di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang
dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
C. Dampak Positif atau Manfaat Boraks
Telah dibahas sebelumnya bahwa Boraks juga memilki dampak positif. Boraks
bermanfaat tentu saja selain makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan
Mentri Kesehatan yang telah melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks
hanya boleh digunakan pada selain makanan dan selain yang berhubungan dengan
makanan (gelas, piring, sendok, dlkl). Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan
material, pembuatan bahan bangunan, antiseptik, pembasmi serangga dll. Contoh
pemanfaatan boraks pada selain makanan:
– Salah satu bahan untuk membuat keramik
– Campuran membuat kertas
– Pembasmi kecoa
– Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
– dll.
Namun, ada beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain :
– Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
– Mengawetkan makanan
– Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
– dll
D. Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan Menurut
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
makanan yang mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya
yang paling mudah adalah dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan
yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam terlalu asing
dengan laboratorium, maka ada cara mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu metode
kunyit.
1. Identifikasi dengan pengamatan fisik
Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri
dengan boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan
dagang, serta dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut
beberapa diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam
makanan menurut bentuk fisiknya :
– Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenyal, lebih mengkilat,
tidak lengket, dan tidak cepat putus.
– Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak
kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung
boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau
tidak.Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila
digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa
hari.
Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-
abu dan merata di semua bagian.Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai.
Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.Padahal
pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat
dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks.Kita bisa menggunakan bahan
pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau
kalsium propionat.v
– Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat
kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan
rasa getir.
– Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa
menimbulkan rasa getir.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700,
dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar
86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan
formalin secara bersama-sama!
YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan.
Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan
dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat
buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif.
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks
yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak,
dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain.Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram
di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang
dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
2. Identifikasi dengan pemeriksaan laboratorium
Identifikasi Boraks di laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :
1. Metode Nyala Api
Alat :
– Cawan petri
– Pinset – Korek Api
– Furnace – Pipet Ukur
– Mortar dan Penggerus – Kompor
Bahan :
– H2SO4 10ml
– Metanol 2ml
– Air Kapur Jenuh
– Kertas Lakmus
Cara Kerja :
– Siapkan alat dan bahan.
– Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample
sebanyak 3 gram sample.
– Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur
jenuhhingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.
– Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
– tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi
asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian nyalakan.
Jika nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks
2. Metode Kertas Curcuma
Alat :
– Waterbath – Mortar dan penggerus
– Kompor – Pipet ukur
– Pemijar (Movel Furnace) – Rak Tabung Reaksi
– Cawan Porselin – Tabung Reaksi
– Corong – Sendok
– Pengaduk kaca – Timbangan
Bahan :
– Kertas Saring
– Kertas Curcuma
– Amonia
– Sample makanan
– Air kapur jenuh
– Kertas lakmus
– HCl 10%
Cara Kerja :
1. Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan
dulu) masukkan kedalam cawan porselin.
2. Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).
3. Isatkan dalam waterbath.
4. Panaskan di atas kompor.
5. Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
6. Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai
menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air
hasil saringan, jika kertas curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan
amoniak menjadi hijau biru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
3. Identifikasi dengan metode kunyit
Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi barang yang diketahui
mengandung zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui
cara mendeteksi adanya kandungan boraks dalam bahan makanan. Kebanyakan
masyarakat mengira bahwa mendeteksi boraks harus di laboratorium sehingga
memerlukan biaya mahal. Hal ini membuat masyarakat malas menguji dan langsung
mengonsumsi barang yang dibeli. Padahal jika dapat mengetahui cara yang benar dan
mudah untuk mendeteksi boraks, pasti masyarakat tidak akan kesulitan untuk
melakukan sendiri.
Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks
adalah kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep
makanan.
Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat.
I. Alat dan bahan
– kunyit,
– kertas saring,
– serta sedikit boraks sebagai kontrol positif
II. Cara Kerja
– Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.
– Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
– kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan cairan kunyit
berwarna kuning.
– Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan
keringkan.
– Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
– Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan
memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan
boraks,
– teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
– Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut
akan dipergunakan sebagai kontrol positif.
– Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.
– Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas tumerik
– Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.
– Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka
bahan makanan tersebut mengandung boraks.
– Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut tidak
mengandung boraks.
Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat
dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat dibeli
oleh berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah hingga atas. Hal ini
menunjukkan bahwa kunyit merupakan detektor alami untuk boraks yang tepat.
Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan makanan yang sering kita konsumsi.
Kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan kualitas tubuh kita.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasrkan tinjauan teori yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa boraks
berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang mengandung
unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air, sedangkan sifatnya adalah kumulatif
yang memberi dampak negative secara kronis, dan dalam dosisi tinggi dapat
menyebabkan muntah-muntah, mencret, kram perut dan lain-lain. Namun, dalam hal
nonpangan, boraks memiliki beberapa manfaat, antaralain :
– Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
– Mengawetkan makanan
– Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
– dll
Adapun manfaat bagi industry non pangan :
– Campuran membuat kertas
– Pembasmi kecoa
– Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
– dll.
Beberapa dampak negative pada makanan, ada beberapa cara yang dapat digunakan
antara lain, metode kertas curcuma, metode kunyit dan metode nyala api. Konkretnya
Boraks dilarang digunakan dalam makanan berdasar pada SK Menteri Kesehatan RI
No.733/Menkes/Per/IX/1988.
B. Saran
Sebaiknya boraks tidak digunakan dalam makanan, karena dampak
negatifnya kronis dalam tubuh ba
Pengujian kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan dengan ekstrak kunyit. Ekstrak kunyit dapat
digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin
dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan
boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan
senyawa boron cyano kurkumin kompleks. Maka, ketika makanan yang mengandung boraks ketika ditetesi oleh
ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan. [6]
II.5 Metodelogi penelitiaan:
Positif mengandung
Kerupuk gendar Coklat muda Coklat kemerahan boraks
Positif mengandung
Kerupuk tempe Coklat muda Coklat tua boraks
Positif mengandung
Kerupuk ikan SHS Putih Coklat muda boraks
Positif mengandung
Mie basah pasar Kuning Coklat tua boraks
Positif mengandung
Bleng Oranye Coklat kemerahan boraks
Indikator perubahan warna bahan makanan yang mengandung boraks adalah coklat. Bila suatu makanan
banyak mengandung boraks, maka warna setelah ditetesi kunyit akan berubah hingga menjadi coklat yang
sangat pekat bahkan sampai berwarna coklat kemerahan.
Hasil percobaan pada kerupuk gendar saat ditetesi oleh kunyit mengalami perubahan warna yang semula
berwarna coklat muda menjadi merah kecoklatan, ini membuktikan bahwa kerupuk gendar mengandung boraks.
Warna kerupuk tempe sebelum ditetesi kunyit berwarna coklat muda, ketika ditetesi kunyit berubah menjadi
coklat tua. Maka, kerupuk tempe positif mengandung boraks.
Kerupuk ikan SHS juga mengalami perubahan, walaupun perubahan warnanya tidak signifikan, kerupuk ikan
SHS positif mengandung boraks karena warna sebelum ditetesi kunyit adalah putih, dan ketika ditetesi oleh
kunyit kerupuk ini berubah warna menjadi coklat muda.
Saat ditetesi kunyit, sosis kimbo tidak mengalami perubahan warna yang signifikan dan perubahannya tidak
termasuk kedalam indikator warna makanan yang mengandung boraks, maka sosis kimbo tidak mengandung
boraks. Sedangkan sosis siap makan daling mengalami perubahan warna, dan positif mengandung boraks.
Warna sebelum ditetesi adalah coklat muda, ketika ditetesi kunyit, sosis itu berubah warna menjadi coklat tua.
Tahu china rumahan tidak mengandung boraks, karena tidak ada perubahan warna yang termasuk kedalam
indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks. Tahu china pasaran juga tidak
mengandung boraks, karena perubahan warna tidak termasuk kedalam indikator perubahan warna pada
makanan yang mengandung boraks.
Mie basah pasar mengalami perubahan warna ketika ditetesi oleh kunyit. Mie basah pasar yang semula
berwarna kuning berubah menjadi coklat tua. Ini menunjukan bahwa mie basah pasar mengandung boraks
Ketupat pasar mengalami perubahan warna, namun, perubahan warna pada ketupat pasar tidak termasuk
kedalam indikator perubahan warna pada makanan yang mengandung boraks.
Ketika bleng ditetesi kunyit, bleng langsung mengalami perubahan warna menjadi coklat kemerahan yang
sangat pekat. Maka bleng pasti positif mengandung boraks.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
III.1 Kesimpulan
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan
tradisional, seperti karak dan gendar, dan lain lain.
Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak kunyit tersebut mengandung senyawa
kurkumin yang dapat mendeteksi adanya boraks pada makanan. Berdasarkan hasil percobaan jenis makanan
yang mengandung boraks adalah kerupuk gendar, kerupuk tempe, sosis siap makan daling, kerupuk ikan shs,
mie basah pasar, dan bleng.
Bila konsumen terus menerus memakan makanan yang mengandung boraks, maka akan menyebabkan
gangguan kesehatan yang berakibat buruk bagi metabolisme manusia.
III.2 Saran
Penelitian ini sangat mudah untuk dicoba dirumah dan tidak memerklukan biaya yang banyak, karena bahan
yang dibutuhkan hanya kunyit sebagai indikatornya, dan beberapa sampel makanan yang ada dirumah.
Reaksi yang terjadi pada percobaan identifikasi boraks pada makanan adalah:
Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa “Boraks bersifat basa, maka keberadaan
boraks dapat dideteksi dengan menggunakan indikator basa (larutan kurkumin dalam alkohol),
yang akan menunjukkan warna merah kecoklatan”.
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, asam boraks yang terkandung dalam mie basah
setelah direaksikan dengan kurkumin menghasilkan warna merah kecoklatan. Warna tersebut
menunjukkan adanya kandungan senyawa Rosocyanine.
Hal tersebut sesuai dengan teori dan menunjukkan bahwa mie basah mengandung boraks.
Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa bahan makanan(bakso, mie
basah, tahu kuning) yang mengandung boraks adalah mie kuning (mie basah) dengan indikator
perubahan warna yang awalnya berwarna kuning keruh menjadi merah kecoklatan.
Jawaban Pertanyaan :
1. Dari kedua jenis bakso dan mie basah yang telah anda uji, manakah yang memakai
pengawet boraks? Bahan makanan yang mengandung boraks adalah mie basah(mie kuning)
Sifat-sifat kurkumin
– sifat anti tumor
– sifat antioksidan
– memiliki 2 bentuk tautomer yaitu keton dan enol. Keton bersifat padat dan enol bersifat
cair
– bereaksi dengan asam boraks menghasilkan Rosocyanine
5. Berikan argumentasi anda, apakah akibat yang terjadi jika boraks tetap digunakan sebagai
pengenyal dalam makanan seperti bakso, mie basah, dan kerupuk?
Bahaya boraks
Jika terhirup menimbulkan iritasi pernafasaan
Mengenai kulit menyebabkan iritasi kulit
Kerusakan ginjal
Boraks 5-10 gr tertelan oleh anak anak menyebabkan shock dan kematian
Gejala-gejala terkena boraks
Badan berasa tidak enak
Mual
Nyeri hebat pada perut bagian atas
Pendarahan di sertai muntah darah
Diare
Mengantuk
Demam dan sakit kepala
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Pisau
- Gelas
- Sendok
- Tusuk Gigi
- Kertas Whatman(kertas uji)
- Talenan
- Parut
- Cobek
- Pipet
- Nampan
2. Bahan
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
- Kunyit
- Bakso
- Air Mineral
C. Cara Pengolahan
Langkah-langkah dalam uji bahan makanan yang mengandung boraks dengan kunyit
sebagai berikut :
1. Haluskan 5 ruas kunyit dengan parut di dalam baskom kecil.
2. Beri air secukupnya pada kunyit yang telah diparut.
3. Letakkan kertas whatman pada nampan kemudian masukkan ekstrak kunyit tadi
hingga sejajar dengan kertas whatman.
4. Ambil kertas whatman yang sudah menyerap ekstrak secara keseluruhan dan
letakkan di nampan yang bersih.
5. Kemudian jemur kertas whatman di bawah terik matahari.
Cara uji kandungan boraks sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan kertas whatman
Bakso yang sudah disiapkan ditumbuk hingga menjadi ekstrak dengan diberi sedikit
air. Air ekstrak tersebut kemudian diteteskan pada kertas whatman tadi. Jika kertas
whatman berubah menjadi warna coklat maka bakso tersebut mengandung boraks.
2. Dengan menggunakan tusuk gigi
a. Tusukkan tusuk gigi pada kunyit terlebih dahulu.
b. Kemudian tusukkan pada bakso yang akan diuji.
c. Setelah sekitar 5 detik, maka akan terlihat apakah bakso tersebut mengandung
boraks atau tidak. Tandanya, jika bakso tersebut mengandung boraks, maka tusuk gigi
akan berwarna orange kemerah-merahan. Hal ini disebabkan karena kunyit akan
bereaksi terhadap bahan kimia, termasuk boraks.
.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Beakker Glass 500 ml
b. Beakker Glass 50 ml
c. Spatula Pengaduk
d. Cawan Petri
e. Cawan Porselin dan Mortar
f. Gelas Ukur 10 ml
g. Tabung Reaksi
h. Rak Tabung Reaksi
i. Sentrifugator
j. Penangas Listrik
k. Keranjang Plastik
3.1.2 Bahan
a. Tahu
b. Lontong
c. Ikan Asin
d. Cilok
e. Mie Basah
f. Bakso
g. HCl
h. Reagent A dan B
i. Kertas Uji Boraks
j. Air Mendidih
k. Tissue
l. Label
“Bagaimana cara kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara
cepat, praktis, dan ekonomis?”
Pembahasan (I):
Kunyit memang sangat bermanfaat dalam mendeteksi boraks secara sederhana,
praktis, dan cepat. Kunyit yang memiliki kandungan utama kurkuminoid yang mana
kurkuminoid tersebut tersusun oleh kurkumin dengan rumus molekul C₁₂H₂O₆, yang
mana pada penjelasan diatas telah dinyatakan sebagai zat warna pada kunyit.
Merupakan penyebab tangan kita menjadi kuning ketika kita memotong atau memarut
kunyit. Nah, cara kunyit mendeteksi boraks pada penjelasan ini tidak keluar dari
kandungan zat warna yang dimilikinya. Kunyit yang identik memiliki warna kuning
atau orange ini apabila bertemu dengan boraks akan berubah warna menjadi lebih
merah dan gelap dari sebelumnya. Sehingga perubahan warna inilah yang akan
menjadi patokan kita dalam meneliti makanan-makanan yang diduga mengandung
bahan makanan (boraks) yang tidak semestinya digunakan.
Masalah (II):
“Apa tujuan dari percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks
tersebut?”
Pembahasan (II):
Adapun percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini,
bertujuan untuk:
Menciptakan generasi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi).
Menguragi maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya
permintaan diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang
lebih sehat).
Mengurangi persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.