Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sekar Dwi Putri

NIM : 201810070311094

Kelas : Penglab C

Erlenmeyer

A. Karakteristik
Menurut Khaldun, (2019):
 Berbentuk kerucut
 Terbuat dari kaca borosilikat
 Ukurannya mulai dari 5 ml, 25 ml, 100 ml, 250 ml dan 250 ml
 Fungsinya sebagai wadah larutan sampel yang akan ditentukan konsentrasi
titrasinya, menyimpan dan memanaskan larutan,
B. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan : terbuat dari bahan khusus untuk menghindari adanya reaksi antara
erlenmeyer dengan larutan.
 Kekurangan: unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk
penggunaan pengukuran yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
C. Cara Kerja
 Memegang pada leher botol. Dengan satu tangan.
 Pencampuran dilakukan dengan digoyangkan secara berputar dengan perlahan-
lahan sampai larutan bisa menyatu
D. Faktor Kesalahan
 Tidak meletakkan erlenmeyer pada meja datar sehingga pengukuran tidak akurat

Gelas Kimia

A. Karakteristik
 berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya.
 Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200oC
(pyrex).
 Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
 Fungsinya adalah Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi
B. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan : terbuat dari bahan gelas pyrex, sehingga tahan panas apabila
digunakan untuk pemanasan larutan.
 Kekurangan: tingkat keakurasian rendah sehingga tidak cocok digunakan untuk
mengukur volume yang membutuhkan ketelitian yang tinggi
C. Cara Kerja
a) Prinsip Kerja:
 Tetap menggunakan gelas ukur atau pipet ukur untuk menambahkan atau
mengurangi zat yang akan dicampurkan pada gelas kimia walaupun
terdapat skala/garis-garis penanda volume, namun skala tersebut sangat
tidak akurat.
b) Langkah
 larutan atau pelarut dari gelas ukur atau pipet ukur ditambahkan pada
gelas kimia
 diaduk dengan bantuan spatula hingga homogen
D. Faktor Kesalahan
 Tidak menggunakan gelas ukur atau pipet ukur

Gelas Ukur

Sumber Gambar: (Rochman et al., 2021)

A. Karakteristik
 Terdiri dari gelas tertutup dan tidak tertutup (Rochman et al., 2021)
 Volume mulai dari 10 mL sampai 2 L
 Berfungsi mengukur volumer secara kasar, dan dalam analisis titrimetri
digunakan untuk mengukur pelarut yang akan digunakan untuk melarutkan analait
dalam erlenmeyer (Rochman et al., 2021)
B. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan : dilengkapi dengan bibir tuang agar mudah dalam menuangkan
larutan yang diukur volumenya dan kaki yang berbentuk heksagonal agar larutan
tidak mudah tumpah. Gelas ukur cocok untuk pengukuran secara kuantitatif,
terutama gelas ukur di bawah 100 mL
 Kekurangan: tidak dapat digunakan untuk mengukur larutan atau cairan dalam
kondisi panas
C. Cara Kerja
a) Prinsip Kerja
 Saat mengukur volume dari larutan yang tidak berwarna, maka harus
memperhatikan batas meniskus cekung bagian bawah.
 Saat mengukur volume suatu larutan raksa, maka perlu memperhatiakn
batas meniskus cembung.
 Meletakan gelas ukur pada daerah yang datar dan bacalah meniskus sejajar
dengan mata
b) Langkah kerja
 Menyiapkan larutan yang akan diukurukur volumenya
 Memilih gelas ukur dengan ukuran yang sesaui.
 Tungkan larutan tersebut ke dalam gelas ukur. Ingat bahwa cara membaca
skala pada gelas ukur bergantung dengan jenis larutan yang ingin diukur
volumenya.
 Setelah volume larutan sesuai dengan keinginan serta meniskus larutan
telah sesuai dengan skala gelas ukur, maka langkah selanjutnya perlu
menuangkan larutan tersebut ke dalam wadah lain yang sudah disiapkan.
D. Faktor Kesalahan
 Gelas ukur tidak boleh dipanaskan, hal ini karena ketika gelas ukur dipanaskan
akan mengakibatkan ketelitian dari gelas ukur menurun.
 Tidak mengetahui cara membaca skala dimana pembacaan disesuaikan dengan
jenis larutan
 Mata tidak sejajar dengan meniskus
Buret

A. Karakteristik
Menurut Rochman, Martono, Sudjadi, & Mursyidi, (2021) :
 Berbentuk tabung /silinder
 Terbuat dari kaca
 Volume 1-100 ml
 Skala antara 0,001-0,1 ml
 Terdapat dua jenis buret (a) buret keran dan (b) buret Mohr
 Di kalibrasi secara rutin pada suhu 20OC ATAU 25OC
B. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan : Terdapat kran dan lubang yang lurus untuk membuka dan
menutup celah pada ujung buret sehingga cairan di dalam buret dapat keluar
sedikit demi sedikit untuk memperoleh titik titrasi suatu zat.
 Kekurangan: harus hati- hati dalam menggunakannya dalamproses titrasi
terutama dalam mengontrol keluarnya cairan dari kran pada saat melakukan titrasi
C. Cara Kerja
Menurut Rochman, Martono, Sudjadi, & Mursyidi, (2021) :
 Dilakukan pemeriksaan dengan memastikan buret keran telah dilumuri lapisan
pelicin (vaselin)
 Buret dibilas dua kali dengan larutan yang akan diisikan
 Buret diisi larutan hingga sedikit diatas tanda (angka) 0
 Keran dibuka dan mata sejajar dengan tanda 0
 Cairan dikeluarkan secara perlahan sampai cairan pada meniskus tepat pada tanda
0
 Titran dari buret digunakan secara perlahan
 Tetesan akhir pada ujung buret disentuhkan pada dinding erlenmeyer
 Dilakukan penyemprotan dengan bantuan botol semprotan pada lapisan
erlenmeyer dengan pelarut yang sama dengan pelarut yang digunakan untuk
melarutkan analit dalam sampel.
 Dilakukan pembacaan
D. Perhitungan
Volume buret = massa air/kerapatan
E. Batas Kesalahan/ Toleransi Kesalahan

Sumber Gambar: (Rochman et al., 2021)


F. Faktor Kesalahan
 Mata tidak sejajar dengan meniskus
 Jarang/tidak pernah mengkalibrasi
Labu Ukur (Volumetric flash)

A. Karakteristik
 Berbentuk seperti buah per. Berupa labu dengan leher kurus yang panjang yang
memudahkan operator/praktikan pengenceran secara akurat dengan pelarut
sampai tanda batas.
 Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai.
 Ukurannya mulai dari 1 ml sampai 10 liter
 Fungsinya adalah untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi
B. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan : dapat menunjukkan dengan tepat volume cairan pada suhu tertentu
kerena leher labu ukur di buat relative sempit hingga sedikit perubahan volume
cairan akan menyebabkan perbedaan ketinggian cairan. Dengan demikian
kesalahan yang di buat pada penyesuaian meniskus cairan dengan tanda batas
volume akan sangat kecil. Adanya tutup dan jarak antara tanda batas volume dan
mulut labu ukur adalah relatif besar agar masih terdapat cukup ruang untuk
mengocok cairan dalam labu itu.
 Kekurangan: sulit dalam membersihkan bagian dalam labu uku
C. Cara Kerja
Menurut Cairns, (2004) Prosedur secara umumnya antaa lain:
 Dengan memipet larutan pekat yang telah diketahui volumenya
 Tambahkan pelarut hingga mendekati tanda batas
 Tutup labu ukur
 Kocok atau balikkan tabu untuk mencampurkan isinya.
 Ketika meniskus larutan sudah dekat dengan leher labu tetapi belum masuk ke
leher, maka tambahkan kembali pelarut hingga mencapai tanda batas dengan
seakurat mungkin dengan menggunakan pipet pasteur dan goyangkan hingga
larutan bercampur dengan baik.
D. Batas Kesalahan/ Toleransi Kesalahan

Sumber Gambar: (Rochman et al., 2021)


E. Faktor Kesalahan
Menurut Ira Nofita Sari1, (2016)
 tidak menggojok larutan saat menggunakan labu ukur
 tidak memperhatikan meniskus cekung larutan,
 cara memegang labu ukur yang tidak tegak lurus dengan mata,
 tidak memasukkan sejumlah larutan tepat tanda batas,
 tidak menutup labu ukur
 tidak menggunakan labu ukur untuk mengencerkan larutan, melainkan
menggunakan gelas kimia
Pipet

A. Karakteristik
 Jenisnya :
1. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
2. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang
dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan
volume tertentu secara tepat.
3. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
4. Pipet mikro adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup
kecil, biasanya kurang dari 1000 µl
 Fungsinya adalah alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas
B. Kelebihan dan Kekurangan
1. Pipet tetes
Kelebihan :memiliki karet hisap diatasnya,sehingga mudah dalam
pengambilan larutan.
Kekurangan :tidak dilengkapi dengan skala, hanya digunakan untuk mengambil
cairan dengan ukuran tetesan sehingga pada saat mengambil cairan tidak dapat
langsung diukur volumenya.
2. Pipet seukura/ pipet Gondok
Kelebihan : terdapat tabung silinder di antara ujung pipa kaca bagian
atas dan bawah, berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan
Kekurangan : penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan
harus menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang
berbahaya
C. Cara Kerja
Cara kerja Mikropipet/ pipet mikro
a) Prinsip Kerja
Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan ujung pipet ke dalam wadah
yang berisi cairan kemudian menekan kembali untuk mengeluarkan cairan yang
terdapat di dalam pipet pada wadah yang ada
b) Langkah
 Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
 Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
 Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan
lebih ke dalam lagi.
 Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
 Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke tip.
 Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
 Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
 Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka
tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar
D. Faktor Kesalahan
 Kesalahan kedalaman pencelupan
Kebenaran kedalaman pencelupan akan meningkatkan keakuratan hingga 5%
 Kesalahan sudut pemipeten
Sudut pencelupan ujung pipet dalam sampel harus berada sedekat mungkin ke
posisi vertikal dan tidak boleh menyimpang lebih dari 20 derajat dari posisi
vertikal. Sudut yang lebih horizontal akan menyebabkan terlalu banyak cairan
ditarik ke dalam ujung, sehingga mengakibatkan pengembusan menjadi tidak
akurat
 Tidak melakukan pembilasan awal
Penyaluran cairan dari pipet akan meninggalkan lapisan cairan di bagian ujung,
sehingga membuat volume yang dikeluarkan sedikit berkurang dari yang
seharusnya. Membilas di awal ujung pipet baru setidaknya dua kali dengan cairan
yang akan digunakan akan mengondisikan bagian dalam ujung tersebut.
 Ritme pemipetan tidak konsisten
Gunakan ritme pemipetan yang konsisten dari sampel ke sampel. Hindari
pengoperasian cepat atau tergesa-gesa dan sesuaikan dengan ritme untuk setiap
langkah dalam siklus pemipetan.

Daftar Pustaka

Cairns, D. (2004). Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: EGC.

Ira Nofita Sari1, D. F. S. (2016). ANALISIS KESALAHAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR


Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Ikip Pgri Pontianak. Edukasi, 14(2),
237–248.

Khaldun, I. (2019). APLIKASI MICROSOFT EXCEL PADA PROGRAM TITRASI VOLUMETRI.


Malaysia: Syiah Kuala University Press.

Rochman, A., Martono, S., Sudjadi, & Mursyidi, A. (2021). Analisis Obat Secara Volumetri.
Yogyakarta: UGM PRESS.

Anda mungkin juga menyukai