Anda di halaman 1dari 2

Manfaat Prebiotik

Beberapa manfaat prebiotik dapat dijelaskan seperti berikut ini yang secara umum semuanya
mengarah pada kesehatan saluran pencernaan.

 Prebiotik jenis FOS dapat meningkatkan fermentasi pada saluran pencernaan terutama di
kolon dengan meningkatkan aktifitas proliferasi sel bakteri. Meningkatnya kandungan
SCFA pada feses dipengaruhi oleh konsumsi FOS seiring dengan meningkatnya massa
sel bakteri probiotik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumsi FOS dapat
meningkatkan pergerakan usus secara spontan dan simultan. Dari hasil penelitian
tersebut disarankan konsumsi FOS pada usia lanjut dapat mempertahankan sel mukosa
dan fungsi usus besar. Pemberian 10 gram FOS pada orang usia lanjut dapat
meningkatkan kesehatan saluran cerna, khususnya fungsi usus besar dan meningkatkan
absorpsi mineral.
 Pemberian produk prebiotik (Viogerm PB1) dari gandum sebanyak 10 gram dapat
menekan pertumbuhan bakteri coliform, clostridia dan bacteroides dan memacu
pertumbuhan lactobacilli dan bifidobacteria (Mateuzzi et al., 2003).
 Kehadiran prebiotik dalam campuran sinbiotik umumnya memiliki salah satu dari dua
fungsi. Pertama, mereka menstimulasi jumlah dan aktivitas mikroba yang
menguntungkan endogen ke usus inang, terlepas dari aktivitas probiotik. Kedua, mereka
dianggap sebagai sumber makanan untuk probiotik dan dapat meningkatkan
kelangsungan hidup mereka sementara mikroba menguntungkan bisa bertahan pada
lingkungan yang tidak bersahabat di saluran pencernaan usus.
 Prebiotik membantu probiotik berkembang biak untuk menjaga kelancaran gerak usus
dan meningkatkan berat feses.
 Prebiotik bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dan berpotensi
meningkatkan penyerapan kalsium.
 Prebiotik menstimulasi pertumbuhan bakteri yang berbeda seperti bifidobacteria dan
lactobacilli dalam usus.
 Prebiotik juga meningkatkan kekebalan tubuh mereka terhadap serangan zat asing.
 Mengubah komposisi mikroorganisme yang menguntungkan ke arah yang positif
 Menyebabkan peningkatan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA)
 Prebiotik inulin dapat meningkatkan penyerapan kalsium, terutama di usus besar.
 Prebiotik tertentu dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap perkembangan sel
kanker. Secara khusus, pencernaan bakteri prebiotik ini memicu produksi asam tertentu
yang diyakini mampu mencegah bentuk-bentuk kanker tertentu.
 Inulin dapat bermanfaat bagi penderita diabetes. Penderita diabetes umumnya
disarankan tidak mengonsumsi fruktan dan karbohidrat, tetapi tidak dengan inulin.
Karena inulin adalah bentuk serat yang tidak dapat dicerna, sehingga konsumsi makanan
tinggi prebiotik tidak memicu perubahan kadar gula darah.
 Prebiotik memberikan banyak manfaat kesehatan termasuk meningkatkan fungsi sistem
kekebalan tubuh, keasaman usus, pengurangan pengembangan kanker kolorektal,
penyakit inflamasi usus, dan hipertensi.
 Mengasupan makanan secukupnya maka akan merasa lebih bugar dan tahan penyakit
dan jantung bertambah sehat, dengan .
 Oligosakarida terbukti dapat mencegah diare, mencegah konstipasi dan menurunkan
resiko hyperlipidemia

Penyakit

Konstipasi atau susah buang air besar dalam Traditional Chinese Medicine dapat disebabkan
karena suka makanan dengan rasa pedas dan mengandung banyak lemak, emosi tidak stabil, dan
sakit lama yang menghabiskan Qi, Xue, dan Jin Ye (Yanfu, 2002). Hal tersebut dapat berubah
menjadi akumulasi panas di usus yang kemudian dapat menghabiskan cairan yang digunakan
untuk melembabkan tinja sehingga tinja menjadi keras. Feses yang keras dapat menyebabkan Qi
pada usus besar tidak lancar lalu susah untuk buang air besar. Terjadinya defisiensi Qi, Xue, dan
Jin Ye menyebabkan tidak ada daya pendorong pada usus dan usus besar juga kehilangan
kelembaban. Beberapa penyebab tersebut dapat membuat frekuensi buang air besar menjadi
tidak teratur, susah untuk dikeluarkan dan konsistensi feses yang keras.

Daftar pustaka

Jannah, I.N. 2017. REDUCTION OF CONSTIPATING SCORING SYSTEM AMONG WOMEN AGED 18–25
YEARS OLD AS A RESULT OF DECOCTED TRENGGULI (Cassia fistula L.). Journal of Vocational Health
Studies. Vol 1, No 1.Hal: 58-62

Anda mungkin juga menyukai