Anda di halaman 1dari 57

Download the original attachment Website Dinas Perindustrian & Perdagangan Jawa Barat Rubrik : PUBLIKASI [News]WASPADAI Kamis,

12 Januari 06 - by : admin WASPADAI MAKANAN MENGANDUNG BTP BERBAHAYA DI SEKITAR KITA Bahan Tambahan Pangan (BTP) Bahan Tambahan Pangan atau disebut juga Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan pada pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, termasuk pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, anti oksidan (mencegah bau tengik), penggumpal, pemucat dan pengental. Bahan Tambahan Pangan Berbahaya Bahan tambahan pangan yang berbahaya dan dilarang digunakan dalam makanan diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1161/Menkes/PER/X/1999. Dibawah ini 3 (tiga) contoh bahan berbahaya dan dilarang digunakan sebagai BTP, tetapi masih banyak ditemukan dalam berbagai jenis makanan, yaitu: Formalin, Boraks, dan Pewarna. Formalin Formalin adalah nama dagang dari larutan 30 s/d 40 % formaldehid dalam air. Sebenarnya formalin lebih sesuai dipergunakan sebagai antiseptik untuk membunuh bakteri dan kapang, terutama untuk menyucikan peralatan kedokteran, dan mengawetkan spesimen biologi termasuk mayat manusia. Efek negatif : Akumulasi formalin yang tinggi di dalam tubuh akan menyebabkan berbagai keluhan , misalnya rasa gatal pada mata, susah bernafas, batuk, rasa panas pada hidung, tenggorokan, iritasi akut saluran pernafasan, iritasi lambung dan kulit, muntah, diare serta alergi, bahkan bisa menyebabkan kanker karena formalin bersifat karsinogenik. Formalin banyak ditemukan pada bakso, ikan asin, mi basah, kerupuk, daging ayam segar, ikan laut segar, dan manisan buah-buahan. Boraks Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat, berbentuk kristal lunak. Jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium hidroksida serta asam borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Efek negatif : Boraks apabila terdapat pada makanan, maka dalam jangka waktu lama walau hanya sedikit akan terjadi akumulasi (penumpukan) pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian

MAKANAN MENGANDUNG BTP BERBAHAYA DI SEKITAR KITA

dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian. Pewarna Rhodamin B (pewarna merah) dan Methanyl Yellow (pewarna kuning) termasuk dalam zat warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya. Penggunaan Rhodamin B secara umum adalah sebagai pewarna tambahan pada obat-obatan, kosmetik, pewarna kain/tekstil, pembersih mulut, sabun dan anti pembekuan. Methanyl Yellow digunakan sebagai indikator dalam larutan, obatobatan pemakaian luar. Efek negatif : Dapat melukai mata, merusak hati, tumor hati dan karsinogenik. Rhodamin B dan Methanyl Yellow banyak ditemukan pada sirup, kerupuk, agar-agar, jeli, kue basah, manisan buah-buahan, kerang ataupun makanan jajanan lain. Walaupun kandungan formalin, boraks, dan zat pewarna berbahaya hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium, tetapi beberapa jenis makanan perlu diwaspadai apabila memiliki ciri-ciri berikut ini : Ikan Segar Ikan segar yang mengandung formalin dapat dibedakan dengan ikan segar yang non formalin. Ikan berformalin mempunyai ciri antara lain, insangnya putih pucat dengan tekstur daging kaku dan badannya agak susah dipotong. Apabila kandungan formalin agak tinggi bau menyengat akan tercium. Ikan Asin Ikan asin yang diduga mengandung formalin terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air sehingga lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Daging Ayam Segar Daging ayam segar apabila yang mengandung formalin, ciri yang paling mencolok adalah tidak ada lalat yang mau hinggap. Jika kadar formalinnya tinggi/banyak daging ayam terasa agak kaku. Tahu Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks.

Mi Basah dan Bakso Penggunaan boraks pada pembuatan mi dan bakso akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. Sementara itu, penggunaan formalin akan menghasilkan mi dan bakso yang lebih awet, yaitu

dapat disimpan hingga 4 hari. Makanan Jajanan Makanan jajanan seperti sirop, limun, es, pisang goreng, manisan buah-buahan dan lain-lain perlu juga diwaspadai. Waspadai makanan jajanan yang berwarna seragam dan mencolok, karena bukan hal yang tidak mungkin memakai zat pewarna yang berbahaya. Mengonsumsi makanan apapun sebaiknya Anda memilih dengan cermat. Namun sebaliknya, jangan pula menjadi begitu khawatir, sehingga anda menjadi takut secara berlebihan. Masih banyak produsen dan pedagang yang jujur dan bisa mempertanggungjawabkan barang olahan dan dagangannya. Bagi konsumen tidak menjadi masalah dalam mengonsumsi produk makanan apabila terdapat nomor registrasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), tetapi bagi produk yang tidak terdaftar pada BPOM perlu diwaspadai. Memang orang yang mengonsumsi tahu, mi, bakso, atau makanan lain yang mengandung formalin dan boraks beberapa kali saja belum merasakan akibatnya. Efeknya baru terasa beberapa tahun kemudian. Imunitas tubuh juga sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin/boraks di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah, sangat mungkin formalin/boraks dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.

Sumber : Disperindag Kab. Sukabumi http://disperindag.jabarprov.go.id/cetak.php?id=1026

Ciri-Ciri makanan Mengandung Boraks dan Formalin


Berikut beberapa makanan yang akrab dengan kita yang mengandung boraks atau formalin, dengan ciri yang disebutkan. 1. Tahu Tahu yang mengandung boraks dan formalin memiliki kecenderungan lebih kenyal dan tidak mudah hancur. Stuktur tahu lebih keras dari biasanya. Tahu memiliki daya tahan lebih lama. Tahan sampai tiga hari dalam suhu kamar. Tahu lebih tahan lagi dalam lemari es sekitar 15 hari. Bau muncul karena zat formalin yang bereaksi dalam tahu. 2. Bakso Bakso juga memiliki struktur yang kenyal dan lebih keras. Bakso mengandung boraks pasti memiliki daya tahan lebih lama. Mampu bertahan sampai lima hari.

3. Mi basah Formalin pada mi yang paling utama adalah bisa bertahan lama sampai lima hari dalam suhu kamar. Tahan 15 hari dalam lemari es. Mi lebih kenyal dan mengkilap. Memiliki bau khas yang merupakan bau dari formalin. 4. Ikan Asin Ikan berformalin memiliki ciri: badan ikan keras, kaku, bagian dalam basah tapi bagian luar kering, tahan lama hampir 1 bulan dalam suhu kamar. Selama penyimpanan itu kita masih menemukan ikan dalam keadaan bersih dan cerah. Padahal untuk ukuran ikan asin normal akan menjadi bau dan busuk. 5. Ikan Segar Ciri ikan segar mengandung formalin: badan ikan kaku, sulit dipotong, tahan lama sampai tiga hari tanpa kerusakan dalam suhu kamar, ikan memiliki insang berwarna merah tua tidak cemerlang, warna daging putih bersih. Untuk ikan segar tanpa formalin memiliki insang berwarna merah segar, dan cepat busuk jika didiamkan lebih dari 1 hari.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1914670-ciri-ciri-makanan-mengandungboraks/#ixzz1RtVRSh10

Berikut beberapa makanan yang akrab dengan kita yang mengandung boraks atau formalin, dengan ciri yang disebutkan. 1. Tahu Tahu yang mengandung boraks dan formalin memiliki kecenderungan lebih kenyal dan tidak mudah hancur. Stuktur tahu lebih keras dari biasanya. Tahu memiliki daya tahan lebih lama. Tahan sampai tiga hari dalam suhu kamar. Tahu lebih tahan lagi dalam lemari es sekitar 15 hari. Bau muncul karena zat formalin yang bereaksi dalam tahu. 2. Bakso Bakso juga memiliki struktur yang kenyal dan lebih keras. Bakso mengandung boraks pasti memiliki daya tahan lebih lama. Mampu bertahan sampai lima hari. 3. Mi basah Formalin pada mi yang paling utama adalah bisa bertahan lama sampai lima hari dalam suhu

kamar. Tahan 15 hari dalam lemari es. Mi lebih kenyal dan mengkilap. Memiliki bau khas yang merupakan bau dari formalin. 4. Ikan Asin Ikan berformalin memiliki ciri: badan ikan keras, kaku, bagian dalam basah tapi bagian luar kering, tahan lama hampir 1 bulan dalam suhu kamar. Selama penyimpanan itu kita masih menemukan ikan dalam keadaan bersih dan cerah. Padahal untuk ukuran ikan asin normal akan menjadi bau dan busuk. 5. Ikan Segar Ciri ikan segar mengandung formalin: badan ikan kaku, sulit dipotong, tahan lama sampai tiga hari tanpa kerusakan dalam suhu kamar, ikan memiliki insang berwarna merah tua tidak cemerlang, warna daging putih bersih. Untuk ikan segar tanpa formalin memiliki insang berwarna merah segar, dan cepat busuk jika didiamkan lebih dari 1 hari. Semoga Bermanfaat! Diterbitkan di: 19 Juli, 2009

Waspadai Makanan Mengandung Boraks


Karakteristik boraks berbentuk kristal putih, tidak berbau, sedikit larut dalam air, stabil pada suhu serta tekanan normal. Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, bleng, gendar dan air kl. Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, ketupat/lontong serta kerupuk. Ciri-ciri dari dari makanan yang mengandung boraks adalah sifatnya yang kenyal. Kandungan boraks pada makanan ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan, karena boraks tidak boleh digunakan untuk bahan makanan maupun minuman. Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat, umumnya digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, untuk mematri logam, pengawet kayu, proses pembuatan gelas dan enamel, antiseptik, desinfektan, serta pembasmi kecoa. Dampak Negatif Toksisitas boraks yang terkandung dalam makanan tidak secara langsung dirasakan oleh pengkonsumsinya. Tetapi akan diserap oleh tubuh dan terdeposit secara kumulatif didalam organ, misalnya pada hati, ginjal, jaringan lemak, pembuluh darah, otak dll. Boraks akan menyerang langsung sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala keracunan seperti demam, mual, muntah, diare, kejang, iritasi kulit dan jarinagn lemak, apatis, depresi, anuria,

sianosis, hipotensi/tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian. Pada anakanak dan bayi bila kadar boraks didalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih maka akan terjadi keracunan sangat fatal yang dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa dapat menimbulkan kematian bila kadarnya mencapai 10-20 gram. Gejala Keracunan

Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan batuk, efek pada sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang. Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal. Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan gejala seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan. Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut nadi tidak beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan, sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.

Akibat dari terdepositnya boraks didalam tubuh melalui makanan, secara umum menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat, hati, otak, gastrointestinal serta ginjal. Untuk itu berhatihatilah dalam memilih makanan dan pastikan bahan makanan yang dikonsumsi terbebas dari boraks. Diposkan oleh anfaz

PENGARUH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN


Posted by hakim simanjuntak Labels: MAKALAH PENGARUH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN, METODE ILMIAH

KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal,Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan.Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini.saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana saya juga memiliki keterbatasan kemampuan.Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, saya bersedia menerima kritik dan saran dari ibu guru. saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa yang akan datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. saya juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.

I.IDENTIFIKASI MASALAH

1.

Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?

2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya? 3. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin? 4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?

5. ssBagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas.

I.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien.Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain.Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan.Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, saya berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting

I.2 Pembatasan Masalah Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa.Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan.Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia.Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkankematian.

Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari

boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi I.3Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian boraks dan formalin. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.

I.4 Metode Penulisan Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket.Di mana angket akan saya sebarkan dengan jumlah 40 lembar.Di mana angket itu berisi pertanyaanpertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.

II. OBSERVASI
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan.Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut.Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut.Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan

pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin.Berbagai solusi kami tuliskan di sini.Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung. Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik.Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol.Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu.Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika.Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil.

Namun bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.

a.Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)

b. Tanda dan gejala kronis - Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan - Gangguan SSP : bingung dan bodoh - Anemia, rambut rontok dan kanker. Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu.Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:

a.

Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.

b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.

Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam. Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun.Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan.Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks. a. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.

b. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah. c. Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin. d. Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin. e. Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.

III.HIPOTESA 1. Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan. 2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin. 3. Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung.Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian. 4. Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.

LANGKAH PEMBAHASAN: 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang saya gunakan adalah penelitian korelatif.Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut saya menghubungkan data-data yang saya dapat antara yang satu dengan yang lain.Selain itu saya juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang saya gunakan.Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat. . 2 Sumber data Sumber data saya adalah beberapa siswa SMA Kanisius,yang kira-kira saya ambil sampel adalah 40 siswa. 3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket.Dengan angket saya dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama.Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.

4 Teknik Analisis Data Cara saya dalam menganalisis data yang saya dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik.Lalu saya mulai menghitung jumlah data, setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih.Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian saya, saya menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada.Langkah terakhir, saya menuangkannya dalam karya tulis ini. IV.EXPERIMENT Berikutnya akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya. Pengetahuan akan Boraks dan Formalin,Menurut hasil angket saya, yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.Hal

itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.

V.PENGAMATAN EXPERIMENT Melalui hasil angket yang telah saya sebarkan sebelumnya,didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan.Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2orang.Jika dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut : 1. Jawaban A : 45% 2. Jawaban B : 5% 3. Jawaban C :50% Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita? a. Formalin Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya. Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :

Jika terhirup Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru. Jika terkena kulit Kemerahan, gatal, kulit terbakar Jika terkena mata Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan Jika tertelan Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian. b.Boraks Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan : Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat) Tanda dan gejala kronis - Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan - Gangguan SSP : bingung dan bodoh - Anemia, rambut rontok dan kanker.

Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.

VI.ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah saya sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih kerupuk.Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks.Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi formalin maupun boraks.Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas.Yakni, 66 persen dari total 786 sampel.Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan bakso.Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks yang paling sering mengandung formalin dan boraks?Mungkin hal ini disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak takut untuk mengonsumsinya.Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan.Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makananmakanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin. Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun formalin: A.Mi basah Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap

dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. B. Tahu Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin. C. Bakso Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal. D. Ikan segar Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih. E. Ikan asin Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).Tubuh ikan bersih, cerah. Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia.Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini.Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream,

black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996.Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan.Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia. karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan manusia.Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini. . VII. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada bab VI dapat disimpulkan bahwa: a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin. b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti. c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin. d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

VIII. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.

b.

Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undangundang mengenai boraks dan formalin.

c.

Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.

d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

Sumber: http://hakimsimanjuntak.blogspot.com/2010/11/pengaruh-boraks-dan-formalin-pada.html

Senin, 22 November 2010

Makalah tentang Boraks dan Formalin

Posted by Gusti Alif Prassojo on 15:36

BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN

Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

GUSTI ALIF PRASSOJO

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PURWOKERTO 2009 / 2010

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis ini di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Saya juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.

Penulis

Ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar. Ii Daftar Isi...... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah.. 1 1.3 Tujuan Penulisan.. 2 1.4 Metode Penelitian. 2 1.5 Manfaat..... 2 BAB II BORAKS 1.6 Pengertian boraks ..... 3 1.7 Dampak dari boraks...... 3 BAB III FORMALIN 1.8 Pengertian formalin...... 4 1.9 Dampak dari formalin...... 4 BAB IV MENGAPA MENGGUNAKAN BORAKS DAN FORMALIN. BAB V TEHNIK MENANGKAL BORAKS DAN FORMALIN..... 6 BAB VI UPAYA PENCEGAHAN OLEH PEMERINTAH...... 7 BAB VII PENUTUP 2.0 Kesimpulan.. 8 2.1 Saran 8 BAB VIII DAFTAR PUSTAKA ... 9 5

iii

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa sementara dan manfaat.

1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, saya berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau pangan yang diproduksinya?

formalin pada

2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada pembuatannya?

proses

3. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?

4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?

5. Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian boraks dan formalin. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.

1.4 Metode Penulisan Pada penulisan karya tulis ini saya menggunakan 2 metode yaitu : 1. Studi Pustaka Penyusunan pengumpulan data dengan membaca sebuah buku dan berbagai macam sumber terpercaya dari internet.Saya membaca sumber sumber tersebut secara intensif pada bagian yang akan disusun dalam pembuatan makalah ini. 2. Pengamatan Saya mengamati secara langsung objek yangakan diteliti dengan cara membelinya angsung dari pedagang.

1.5 Manfaat Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.

BAB II BORAKS

1.6 Pengertian Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.

1.7 Dampak - dampak Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :

#Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)

#Tanda dan gejala kronis - Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan - Gangguan SSP : bingung dan bodoh - Anemia, rambut rontok dan kanker.

BAB III FORMALIN 1.8 Pengertian Formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.

1.9 Dampak dampak Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan : Jika terhirup Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paruparu. Jika terkena kulit Kemerahan, gatal, kulit terbakar Jika terkena mata Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan Jika tertelan Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.

BAB IV MENGAPA MENGGUNAKAN FORMALIN DAN BORAKS Sebagai pedagang tentunya ingin meraih laba yang besar tanpa modal yang besar. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.

Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam. Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun.

Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.

BAB V TEHNIK MENANGKAL BORAKS DAN FORMALIN

Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan. Saya memiliki beberapa tehnik untuk menghindari hal hal tersebut yaitu : A. Mi basah Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. B. Tahu Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai

tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.

C. Bakso Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.

D. Ikan segar Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.

E. Ikan asin Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.

BAB VI UPAYA PENCEGAHAN OLEH PEMERINTAH

Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen. Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela. Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses

produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia. BAB VII PENUTUP Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran. 2.0 Kesimpulan

Berdasarkan seluruh isi dari makalah tersebut dapat disimpulkan:

a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.

b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.

c. Menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.

d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

2.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini saya ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya

mengandung bahan formalin maupun boraks. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya. BAB VIII DAFTAR PUSTAKA

Widyaningsih Tri Dewantri dan Erni Sofia Murtini .2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Jakarta : Trubus Agrisarana

http://www.beritaindonesia.co.id

http://www.depkes.go.id

http://www.disnakkeswan-lampung.go.id

http://id.wikipedia.org

http://www.gizi.net

Bleng
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bleng (IPA: /bl/, dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan industri farmasi lebih dikenal dengan nama boraks.[1] Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).

Legalitas
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama. YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan.

Bahaya bleng dan boraks


Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:

karak/lmpng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi lontong, sebagai pengeras ketupat, sebagai pengeras bakso, sebagai pengawet dan pengeras kecap, sebagai pengawet

Substitusi bleng/boraks
Karena penggunaan bleng/boraks adalah sebagai pengenyal, bahan pengganti dapat dicari untuk fungsi yang sama. Air merang dan STPP (Sodium Tri-polyphosphate) dengan konsentrasi sama diketahui tidak memengaruhi tanggapan organoleptik (kesan fisik dan rasa) dari kerupuk beras.[2]

Referensi
1. ^ http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/03/ragam05.htm 2. ^ Yustina et al. 2009. Pengaruh bleng, air merang, dan STPP terhadap sifat organoleptik kerupuk puli rambak. BPTP Jawa Timur.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng

Boraks Ada dalam Makanan Kita


Aug 8, 2010 2:44am by cahPamulang http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/03/ragam05.htm

BORAKS merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan gampang larut dalam air.

Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Kerupuk Gendar Ironisnya, boraks sejak lama digunakan masyarakat Indonesia untuk bahan baku pembuatan gendar nasi, atau kerupuk gendar. Masyarakat Jawa biasa menyebutnya karak atau lempeng. Air bleng (pijer) yang dipakai dalam pembuatan karak atau gendar ini sejatinya adalah boraks. Jadi, boraks ada dalam makanan, bahkan termasuk salah satu makanan kesukaan kita. Bukan hanya gendar, boraks juga banyak dipakai untuk industri makanan lain, seperti pembuatan mi, lontong, ketupat, bakso, bahkan kecap. Konon, pembuatan bakmi pabrik dan macaroni juga memakai asam borat murni buatan industri farmasi. Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama! YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.

Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar). Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih. Bakso Boraks Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks. Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat. (Susiana, dosen Biologi Fakultas MIPA Undip-32) Sumber: http://cahpamulang.amplify.com/2010/08/08/boraks-ada-dalam-makanan-kita/

Rubrik

: Pangan

Topik/Judul : Bahaya Pewarna Tekstil dalam Makanan Penulis : Minta Rachmawati

: :

Sinopsis

No. Halaman No. Frame

: :

nu

Tampilan: Pemakaian Bahan Tambahan Pangan (BTP) banyak dilakukan produsen untuk memenuhi selera konsumen. Penggunaan zat yang ditambahkan pada makanan atau minuman disebut sebagai zat aditif. Tulisan ini menyampaikan penggunaan pewarna tekstil sebagai zat aditif yang berbahaya, sehingga perlu diwaspadai. Umumnya masyarakat masih belum memperhatikan akibat yang ditimbulkan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna tekstil. Pewarna tekstil sebenarnya digunakan pada proses industri selain makanan atau minuman. Kasus zat pewarna tekstil yang digunakan untuk produk makanan sudah sering ditemukan, seperti zat pewarna berbahaya mengandung Rhodamin B dan Methanil Yellow.

Gambar 1: tanda larangan Gambar3: permen jeli

Gambar 2: Pewarna tekstil

Keterangan Tampilan:

Sumber gambar :1. Pdf

Food

Keterangan animasi/simulasi/vide

2. Mama.masrafa.con1 3. http://beradadisini.files.wordpress.com/2008/08/candies.jpg : : Pengantar

Gambar1-3:Tanda stop lalulintas di depan Gambar 1 (diusahakan c No. Halaman No. Frame

Tampilan:

Definisi Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu penambahan BTP dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penambahan pewarna juga sering dilakukan pada proses pengolahan makanan dan minuman. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang secara alamiah bukan merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan pada saat proses pengolahan, penyimpanan atau pengemasan. Penggunaan bahan tambahan pangan lainnya seperti pewarna makanan, dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik tersendiri pada produk yang dihasilkan. Makanan akan berpenampilan lebih menarik dan menimbulkan selera dengan warna yang indah (Gambar 4). Gambar 4: Beragam warna pada produk es yang sangat menggiurkan

Keterangan Tampilan: Sumber gambar: Dokumentasi penerbit Shakti Adiluhung Bandung dan Bee Media Indonesia Jakarta. 2008

Keterangan animasi/simulasi/v

Gambar4: Pemakaian bahan ta sintetis) pada produk es atau j mencolok.

: :

Pengantar

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Kebutuhan pemakaian pewarna makanan telah bergeser dari bahan alami beralih ke sintetis dengan pertimbangan kepraktisan. Produksi BTP merupakan hasil ekstrak bahan alami maupun sintetis yang dapat digunakan secara cepat dan praktis. Walaupun pemakaian BTP sintetis cukup membantu pengolahan makanan, namun seringkali masih ditemukan adanya penyimpangan oleh masyarakat dalam hal pemilihan dan dosis pemakaiannya. Sebab lain penyimpangan penggunaan bahan tambahan pangan adalah karena kesengajaan produsen untuk menekan biaya produksi, misalnya penggunaan pewarna tekstil untuk mewarnai saos tomat (Gambar 5). Hal ini dilakukan karena bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan saos tidak sepenuhnya berasal dari buah tomat melainkan ada tambahan bahan dasar lainnya. Pemilihan BTP untuk industri perlu memperhatikan jenis produk yang dihasilkan dan bagaimana BTP memperngaruhi mutu produk tersebut. Dengan demikian dapat dipilih BTP yang mempunyai fungsi seperti yang diharapkan dan tidak bertentangan dengan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Gambar 5: buah tomat dan saos

Keterangan Tampilan: Sumber gambar : www.surya.co.id User klick buah dan saos tomat muncul hiperlink (pop-up) teks perbedaan warna yang mencolok antara buah tomat dan produk olahan saos yang menggunakan BTP pewarna

Keterang

Gambar

: :

Jenis-Jenis Bahan Pewarna Tambahan

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Pemakaian bahan pewarna sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) secara garis besar dibedaka alami dan buatan/sintetik. Bahan-bahan dari sumber alami, berupa ekstrak pigmen dari tumbuh-tumbuhan (Gambar 6 sampai 16) atau hewan (Gambar 17) dan zat pewarna mineral.

A. Bahan pewarna alami yang biasa digunakan pada tumbuhan dan hewan, seperti pemakaian pa 1. Daun

Gambar 6: Bayam Merah

Gambar 7: Katuk

Gambar

Keterangan Tampilan: Jika user mengklick Bayam Merah, muncul hiperlink (pop-up) teks Warna yang dihasilkan : Merah/karotenoid Jika user mengklick Katuk, muncul hiperlink (pop-up) teks Warna yang dihasilkan : Hijau/klorofil Jika user mengklick Suji, muncul hiperlink(pop-up) teks Warna yang dihasilkan : Hijau/klorofil

Ketera

Sumbe

Dokum

Gamba ;Katuk

: :

Jenis-Jenis Bahan Pewarna Tambahan

No. Halaman No. Frame

Tampilan: 2. Buah

Gambar 9 Tomat

Gambar 10 Gendola

Gamba

Keterangan Tampilan:Sumber Gambar:1.Tomat (http://202.78.200.220/%7Emasadit/kagakribet/artikel/tomato.jpg 2. Gendola dan senduduk (Dokumentasi PDII-LIPI) Jika user mengklick Tomat, muncul hiperlink (pop-up) teks Bagian yang dimanfaatkan : buah

Warna yang dihasilkan : kuning (karotenoid) Jika user mengklick Gendola, muncul hiperlink (pop-up) teks Bagian yang dimanfaatkan : Buah

Warna yang dihasilkan : Merah/Ungu

Jika user mengklick Senduduk,muncul hiperlink (pop-up)teks Bagian yang dimanfaatkan: Buah Warna yang dihasilkan : Ungu

: :

Jenis-Jenis Bahan Pewarna Tambahan

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

3. Kulit Buah

4. Biji

Gambar 12 Jambelang

Gambar 13 Gambar Pi Terung 1

Keterangan Tampilan: Sumber Gambar: Dokumentasi PDII-LIPI Jika user mengklick Jambelang,muncul hiperlink (pop-up)teks Bagian yang dimanfaatkan : Kulit buah; Warna yang dihasilkan : Ungu Jika user mengklickTerung Pirus,muncul hiperlink (pop-up) teks Bagian yang dimanfaatkan : Biji; Warna yang dihasilkan : Merah/Ungu Jika user mengklick Kembang Sepatu,muncul hiperlink (pop-up) teks Bagian yang dimanfaatkan: Bunga; Warna yang dihasilkan : Merah

Ketera

Gamba

: :

Jenis-Jenis Bahan Pewarna Tambahan

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

6. Rimpang

7. Fermentasi

Gambar 15 Angkak/beras merah

Kunyit

Gam

Keterangan Tampilan: Sumber gambar: kunyit: http://badanbugar.files.wordpress.com/2008/12/kunyitkuning1.jpg Angkak/beras merah : Dokumentasi PDII-LIPI Udang : http://www.bruneiresources.com/pictures/places/bubu_udang_galah.jpg

Jika user mengklick Kunyit, muncul hiperlink (pop-up) teks Bagian yang dimanfaatkan : rimpang;

Warna yang dihasilkan : kuning kunyit /kurkumi Jika user mengklick Angkak/beras merah, muncul hiperlink (pop-up)teks produk fermentasi menggunakan kapang Manascus Sp. Berasal dari negara china dan Warna yang dihasilkan : Merah ke unguan Jika user mengklick udang, muncul hiperlink (pop-up)teks Bagian yang dimanfaatkan: kulit udang mengandung zat warna karotenoid dan

: :

Jenis-Jenis Bahan Pewarna Tambahan

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

B. Pewarna Sintetis

Zat warna sintetis sering dipakai dalam pembuatan berbagai macam makanan. Zat warna tersebut dapat di menghasilkan warna yang menarik. Pewarna sintetis tidak dapat digunakan sembarangan. Di negara maju,

proses sertifikasi terlebih dahulu sebelum digunakan pada bahan makanan. di Amerika Serikat aturan pema

dikeluarkan sejak tahun 1906. Peraturan ini dikenal dengan Food and Drug Act (FDA) yang mengizinkan pen

pewarna sintetis, yaitu orange no. 1, erythrosin, ponceau 3R, amaranth, indigotine, napthol-yellow, dan ligh Pewarna Makanan yang diijinkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan): Allurared / serbuk merah tua Sunset Yellow FCF / Orange Yellow S. Ponceau 4R Fast Green FCF/ Food Green 3 Tartrazin / kuning lemon

peggunaan zat pewarna sintetik baru dibuat pada tanggal 22 Oktober 1973 melalui SK Menkes RI No. 11332

Azorubine /

merah maro

Keterangan Tampilan: Jika user mengklick Allurared/ serbuk merah tua, muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 129 Jika user mengklick Sunset Yellow FCF/Orange Yellow S., muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 110 Jika user mengklick Ponceau 4R, muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 124 Jika user mengklick Fast Green FCF/Food Green 3, muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 143 Jika user mengklick Tartrazin / kuning lemon , muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 102

Jika user mengklick Azorubine / Serbuk merah maron, muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 122 Jika user mengklick Brilliant Blue FCF/FD&C Blue No.1, muncul hiperlink teks: Kode pewarna E 133

: :

Jenis-Jenis Bahan Pewarna Tambahan

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Bahan pewarna yang dianggap berbahaya dan dilarang digunakan dalam makanan Indonesia, dapat dilihat Tabel Bahan Pewarna Mengandung Zat Berbahaya No Nama Zat Pewarna No, Indeks warna (C1,No) 1 Auramine, Basic Yellow2 2 3 4 5 6 7 8 Alkanet Butter Yellow Black 7984 Burn Umber Chrysoidine Crysoine Citrus Red No.2 75520 11020 27755 77491 11270 14270 12156 12 13 14 15 16 17 18 Guinea Green B Indanthrene Blue RS Magenta Metanil Yellow Oil Orange SS Oil Orange XO Oil Orange AB 42510 69800 42510 13065 12100 12140 11390 22 23 24 25 26 27 28 41000 11 Fast Yellow AB No Nama Zat Pewarna No, Indeks warna (C1,No) 13015 21 Orange No

Nama Za

Orchid/O

Ponceau

Ponceau

Ponceau

Rhodam Sudan I

Scarlet G

9 10

Chocolate Brown FB Fast Red E

16045

19 20

Orange G Orange GGN

16230 15980

29

Violet 6B

Keterangan Tampilan: (sumber tabel masukkan ke tampilan!) Sumber Tabel: Peraturan Menteri Kesehatan RI tgl. 1 Mei 1985 No. 239/Menkes/Per/V/1985 Dikutip dari penerbit Shakti Adiluhung Bandung dan Bee Media Indonesia Jakarta. 2008 : : Penggunaan Bahan Pewarna Terlarang di Indonesia No. Halaman No. Frame

Tampilan: Penyimpangan penggunaan bahan pewarna tekstil dari hasil survei dan penelitian yang dilakukan oleh institusi terkait dan akademik, menemukan berbagai kasus pemakaian pewarna tekstil pada jajanan pasar dan makanan kemasan. Zat pewarna berbahaya tersebut, mengandung Rhodamin B dan Methanil Yellow. Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas, berbentuk serbuk kristal merah keunguan, dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Ciri-ciri makanan yang menggunakan rhodamin B adalah: mempunyai warna merah mencolok dan cenderung berpendar, namun banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen --misalnya pada kerupuk, es puter dan jajanan basah (Gambar 18). Methanil yellow adalah zat warna sintetis berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk padat atau serbuk. Pewarna ini digunakan untuk pewarna tekstil dan cat. Ciri-ciri makanan yang diberi methanil yellow adalah berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar, serta banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen --misalnya pada kerupuk.

Keterangan Tampilan: Sumber gambar : Liputan 6 SCTV

Keterangan anim

Gambar 18: jenis

bahan pewarna t

http://www.liputan6.com
Sumber teks : sumber : Koran Replubika Minggu, 25 Nopember 2007

: :

Penggunaan bahan pewarna terlarang di Indonesia

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Berikut disampaikan hasil penelitian yang dilakukan di Perguruan Tinggi: 1. Pengujian saos yang beredar di pasaran

Hasil penelitian jenis zat pewarna pada saos penjual bakso, mie ayam, dan Indomie di Kampus UI Depok te

pewarna tekstil dari 25 sampel saos yang diperiksa 22 sampel (68%) zat warna tersebut mengandung Rho

sampel saos (22'%) tidak teridentifikasi, selain itu merk saos juga berbeda jika dibandingkan dengan 22 sam Rhodamine-B. 2. Pengujian kerupuk, jeli dan minuman rinngan yang beredar di pasaran

ini semoga bermanfaat sehingga para penjaja makanan yang ada di lingkungan kampus UI tidak membeli s

Penelitian yang dilakukan Jurusan Teknologi Pangan di Fakultas Teknologi Industri (FTI) UPN Veteran Jawa T

Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS) dengan mengambil sampel 11 jenis kerupuk dari pedag

jeli dari supermarket di Sidoarjo, dan delapan jenis minuman ringan dari pedagang di kota dan pinggiran Ko

bahwa zat pewarna merah dan kuning pada kerupuk mengandung zat tartazine dan rhodamin-B dalam dosi

pewarna merah dan kuning pada jeli mengandung quinoline yellow, saffron, tartazine, carmine, erythrosine, tartazine, dan tartazine-sunset yellow dalam dosis 4-12 mg/kg.

8-13 mg/kg. Untuk minuman ringan berkarbonasi, zat pewarna merah dan kuning yang ada terbukti menga

Keterangan Tampilan:

Keterangan animasi/simulasi/video

Sumber : 1. http://www.digilib.ui.edu/opac/themes/ng/ 2. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0408/20/sh04.html : : Penggunaan Bahan Pewarna Terlarang di Indonesia

Animasi: Peneliti sedang menguji k Erlenmeyer di Ruang laboratorium

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM), melarang penggunaan zat pewarna tekstil dalam makanan yang berakibat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Zat pewarna tekstil yang digunakan dan berakibat pada gangguan kesehatan, yaitu: zat rhodamin-B menyebabkan gangguan fungsi hati atau kanker hati, zat tartazine dan Methanil yellow menyebabkan tumor di ginjal dan adrenal, zat quinoline yellow dan zat carmine menyebabkan anak menjadi hiperaktif dan menimbulkan reaksi alergik. Zat erythrosine menyebabkan tumor thyroid zat amaranth menyebabkan kanker dan keracunan yang mempercepat kematian.

Keterangan Tampilan:

Keterangan animasi/simulasi/video

Gambar: Sketsa tanda larangan (se pemakaian zat pewarna tekstil

: :

Penggunaan Bahan Pewarna Terlarang di Indonesia

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

Makanan Berpewarna Tekstil Beredar di Masyarakat

Sejumlah makanan mengandung bahan berbahaya pewarna tekstil /rhodamin B terdapat pada berbagai jen minuman ringan seperti limun,kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal (Gambar 19). Penggunaan bahan pewarna tekstil sangat berbahaya karena bisa memicu kanker; kanker kelenjar getah bening. Salah satu jenis kanker terganas, serta merusak ginjal dan hati (Gambar 20) Ciri makanan yang mengandung pewarna tekstil: Warna kelihatan cerah (berwarna-warni mencolok) Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun) Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya Baunya tidak alami sesuai makanannya apabila dikonsumsi, pewarna makanan menempel pada kulit

dikonsumsi anak-anak karena dijual di sekolah-sekolah seperti saos, sirup, krupuk, arum manis, kornet, rot

Gambar 19: Konsumsi makanan

Ga

Keterangan Tampilan:

Sumber:

Keterangan

gambar : 1. http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://news.uns.ac.id/ 2. http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/09/myposting_16033.html Teks :KCM dalam : http://www.opensubscriber.com/message/dokter@itb.ac.id/3099238.html

Gambar 19 pada sketsa

20. Makana menempel d

: :

Penggunaan Bahan Pewarna Terlarang di Indonesia

No. Halaman No. Frame

: :

Tampilan:

Beberapa Produk Pewarna Terlarang yang Beredar di Masyarakat

Semua bahan kimia, termasuk BTP, akan berubah sifatnya dari aman dan menguntungkan menjadi racun yang berbahaya bila dosis pemakaiannya tidak tepat. Penyimpangan ini umumnya disebabkan karena ketidak tahuan produsen terhadap kegunaan, bahaya, dosis dan dampak yang mungkin timbul akibat pemakaian bahan bersangkutan. Padahal dampak pemakaian bahan tambahan makanan baru terasa setelah jangka waktu yang lama, misalnya timbul gangguan kesehatan. Berikut contoh produk makanan dan minuman: 1. Produk makanan (Gambar 21-24)

Gambar 21 Kerupuk Gambar 24 Arum manis

Gambar 22 Sosis

Gambar 23 Kue

Keterangan Tampilan: Sumber: 1. http://iklanmax.com

Keterangan animasi/simulasi/vid eo: Gambar 21-24: Kerupuk, sosis, kue,

2. http://www.klikdokter.com/userfiles/sosis.JPG 3. http://www.dekap.com/foodlog/logimage/kukerwarnawarni2.jpg

4. http://portal.volarefm.com/phpmodules/contents/userfiles/image/ep/cotto nCandy.jpg
Menu : Penggunaan Bahan Pewarna Terlarang di Indonesia Submenu :

Arum manis

No. Halaman

15

: No. Frame

3F

Tampilan: 2. Produk Minuman dan Saos (Gambar 25-28)

Gambar 25 warni

Sirup

Gambar 26 Minuman Buah Segar

Gambar 27 Es warna

Gambar 28

Saos Sambal

Keterangan Tampilan: Sumber gambar: 1. 2. http://www.foods-recipe.com/media/EsBuahBesar.jpg

Keterangan

Gambar 25 segar, es w

3. http://farm4.static.flickr.com/3369/3240926435_dd050fc98b.jpg 4. http://www.babble.com/CS/blogs/strollerderby/2008/03/23-End/ketchup070606.jpg

: :

Memilih Produk Makanan yang Aman

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

Produk Makanan dan Minuman Aman Dikonsumsi

Bagaimana memilih produk makanan dan minuman yang aman? Umumnya yang pertama kali diperhatikan saat memilih makanan atau minuman adalah kenampakan visualnya, terutama warna. Tidak sedikit orang yang membeli suatu jenis makanan hanya karena melihat warnanya yang menarik. Permasalahan yang muncul dan patut dipertanyakan adalah: apakah warna makanan atau minuman yang menarik itu sudah pasti aman? Apakah zat pewarna yang digunakan alami atau buatan (sintetis)? Bila yang digunakan adalah pewarna alami tidak bermasalah (Gambar 29 30), namun bila sintetis apakah jenis pewarna itu termasuk jenis yang diizinkan untuk produk makanan atau minuman. Dan apakah dosisnya tidak melebihi batas yang diperkenankan? Produk dari bahan pewarna alami daun suji dan kunyit, adalah contoh makanan yang aman dikonsumsi.

Gambar 29 sayur

Kue Lumpang

Gambar 30

Gulai

: :

Memilih Produk Makanan yang Aman

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

Keterangan Tampilan: Sumber gambar : 1. http://i98.photobucket.com/albums/l278/blekenzie/KueLumpang.jpg 2. http://www.melayuonline.com/image/kul-gulai-kol.jpg Klick teks daun suji internal link ke gambar suji hal 7 frame 4B Klick teks kunyit internal link ke gambar kunyit hal 7 frame 4B

Hiperlink teks : Daun suji Kegunaan : pewarna makanan Proses penyiapan bahan: Daun suji dicuci bersih, kemudian diuli (diremas) dengan sedikit air dan dibubuhkan sedikit kapur sirih untuk memantapkan warnanya. Cara penggunaan: Sejumlah larutan daun suji dicampur dengan adonan sejumlah tepung diaduk-aduk

sampai rata, hingga diperoleh warna yang diinginkan. Hiperlink teks : Kunyit Kegunaan : Minuman Jamu, pewarna pada tahu, pelengkap bumbu masakan pada gulai/soto/nasi tumpeng,dll. Proses penyiapan bahan: kulit rimpang kunyit dibuang dan dicuci bersih, kemudian ditumbuk/ekstrak dengan sedikit air dan disaring untuk dibuang ampasnya. Cara penggunaan: Sari kunyit dicampur dengan adonan tahu, atau bumbu masakan serta minuman jamu hingga diperoleh warna dan rasa yang diinginkan.

: :

Memilih Produk Makanan yang Aman

No. Halaman No. Frame

Tampilan:

Produk Makanan dan Minuman dengan Pewarna Alami (Gambar 31-32)

Gambar 31 Kue : pewarna daun suji buah nanas

Gambar 32 Minuman : pewarna

Keterangan Tampilan: 1.

Sumber gambar

Keterangan animasi/simulasi/vid eo: Gambar: 31. Kue pewarna daun suji 32.

http://images.viviliong.multiply.com/image/2/photos/upload/300x300/RMrydQoKCjUAAHv bCfA1/Puding-Pandan-Serabut-Telur.JPG?et=Ga7cmTYasOpzRIyRjuAN%2BA&nmid=9001479

2. http://resepbunda.files.wordpress.com/2008/04/jus-nanas-melon.jpg
Jika user klick gambar pewarna daun suji, muncul hiperlink teks pewarna alami daun suji Jika user klick gambar pewarna buah nanas, muncul hiperlink teks pewarna alami buah nanas

Minuman pewarna nanas

: :

Memilih Produk Makanan yang Aman

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Produk Makanan dan Minuman dengan Pewarna Buatan/Sintetis (Gambar 33-34)

Gambar 33 Kembang gula

Gambar 34.

Minumansirup

Keterangan Tampilan: Sumber gambar: 1. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/25/Sweet_allura_red_close.jpg


2. http://www.backpackingmalaysia.com/images/sights/mamak-stalls/mamak-sirup.jpg Jika user klick gambar kembang gula, muncul hiperlink teks pewarna sintetis Allurared Jika user klick gambar, minuman sirup muncul hiperlink teks pewarna sintetis Allurared

Kete anim

Gam

: :

Penutup Kesimpulan

No. Halaman No. Frame

Tampilan: Produk makanan dan minuman yang mengandung pewarna tekstil telah beredar di pasaran dan sangat meresahkan masyarakat. Pengawasan terhadap produk makanan dan minuman sangat sulit di lihat secara kasat mata, sehingga diperlukan pembuktian secara laboratorium. Dari puluhan jenis makanan yang diteliti, ditemukan 80 persennya mengandung rhodamin B dan methanil yellow. Kelebihan dosis rhodamin bisa menyebabkan kanker, meski dampaknya bertahap dan memerlukan waktu 5-10 tahun. Alasan produsen umumnya adalah bahan produk murah dan dihasilkan warna yangt menarik. Pewarna makanan atau minuman merupakan bahan tambahan pangan yang penggunaannya bertujuan untuk: mengembalikan warna makanan yang berubah akibat proses pengolahan meningkatkan daya tarik suatu produk makanan (makanan mempunyai warna yang mendekatkan warna makanan olahan pada bahan alami menyeragamkan dan menstabilkan warna

mencolok)

Keterangan Tampilan:

Keterangan

: :

Referensi

No. Halaman No. Frame

Tampilan: 1. Produk Ber-Rhodamin Segera Ditarik, http://www.radar-bogor.co.id/ diakses tgl 20 /3 / 009

2. Pewarna Makanan Memicu Kanker Kelenjar Getah Bening, http://www.liputan6.com/sosbud/ , diakses tgl 3. Makanan Berpewarna Tekstil Beredar di Solo, http://www.liputan6.com/daerah/ 4. Pewarna tekstil pada makanan,Koran Replubika Minggu, 25 Nopember 2007 diakses tgl 20 /3 / 009

5. Bu Menkes, Bahaya Kanker Kok Diabaikan Sih?http://www.berpolitik.com/static/myposting/ diakses tgl 2

6. Pewarna Makanan, http://teknofood.blogspot.com/2007/04/pewarna-makanan.html diakses tgl 24 /3 / 0 7. Lebih Baik Pewarna Alami, www.pikiran-rakyat.com diakses tgl 3/10/2007

8. Penyalahgunaan Zat Pewarna Tekstil Izin Industri Makanan Diperketat ,http://www.sinarharapan.co.id/be Diakses tgl 14/3/2009 9. Jenis Zat Warna Saos pada Penjual Bakso, Mie Ayam, dan Indomie di Kampus Ul Depok, 1999.

10. Bahan Tambahan Makanan tak Sekadar Tambahan, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/2

diakses tanggal : 8-10-2007 11. Riandini,Nursanti. Bahan Nimia dalam Makanan dan minutan. Bandung:Shakti Adiluhung,2008.32 Hal. 12. Pewarna Bahan Alami,Yakarta: Sentra HaKI- LIPI dan KMNRT. 2003. Keterangan Tampilan:

Keterangan

Anda mungkin juga menyukai