Anda di halaman 1dari 38

Makalah tentang formalin

FORMALIN SEBAGAI ZAT PENGAWET PADA BAHAN MAKANAN

Penggunaan bahan tambahan makanan yang terlarang masih dilakukan. Bahkan


tampaknya akan semakin tinggi jika mengambil segmen pengusaha pangan jajanan.
Produknya justru banyak sekali dikonsumsi oleh masyarakat luas, termasuk kalangan
remaja dan anak-anak usia sekolah.

A. Pengertian Dan Jenis Zat Adiktif


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Menkes/PER/XII/76, yang
dimaksud zat aditif, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan. Sedangkan FAO dan WHO
dalam kongresnya di Roma tahun 1956 menetapkan definisi zat aditif sebagai bahanbahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit
untuk memperbaiki warna, bentuk, cita-rasa, tekstur, atau memperpanjang masa
simpan (Winarno dkk, 1984).
Zat aditif menurut peraturan Menkes No. 235 (1979) dapat dikelompokan menjadi
14 kelompok berdasarkan fungsinya, yaitu:(1) antioksidan dan antioksidan sinergis; (2)
anti kempal; (3) pengasam, penetral dan pendapar; (4) enzim; (5) pemanis buatan; (6)
pemutih dan pematang; (7) penambah gizi; (8) pengawet; (9) pengemulsi, pemantap
dan pengental; (10) pengeras; (11) pewarna alami dan sintetik; (12) penyedap rasa dan
aroma; (13) sekuestran; (14) zat aditif lain.
Penggunaan zat aditif pada produk pangan harus mempunyai sifat: dapat
mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat esensial di
dalam makanan, mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi
konsumen, tetapi tidak merupakan suatu penipuan. Sedangkan zat aditif yang tidak
boleh digunakan antara lain mempunyai sifat: dapat merupakan penipuan bagi

konsumen, menyembunyikan kesalahan dalam teknik penanganan atau pengolahan,


dapat menurunkan nilai gizi makanan, dan tujuan penambahan masih dapat digantikan
perlakuan-perlakuan lain yang lebih praktis.
Zat aditif dapat diperoleh dari ekstrak bahan alami yang disebut zat aditif alami,
dan dapat pula dibuat dari reaksi-reaksi tertentu, atau yang dikenal dengan zat aditif
sintetik. Daun suji, kunyit, cabai, anggur, bit, wortel, jeruk merupakan contoh pewarna
alami. Sedangkan zat pewarna sintetik yang boleh digunakan dalam makanan harus
yang berlabel FD&C (food, drugs & cosmetics), contohnya: FD&Yellow no.5 dan 6,dan
FD&Cred no 2 dan 3. Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih sering
kita jumpai penggunaan zat pewarna merah Rhodamin B dan Metanil Yellow pada
produk makanan industri rumah tangga seperti kerupuk, makanan ringan, terasi,
kembang gula, sirup, bisKuit, sosis, manisan dan ikan asap. Perlu diketahui bahwa
kedua zat pewarna tersebut adalah bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah
dan kuning pada industri tekstil dan plastik.
Zat penyedap rasa yang umum digunakan biasanya yaitu Mono Sodium Glutamat
(MSG) yang merupakan garam natrium dari asam glutamat. MSG merupakan zat
penyedap rasa sintetik. MSG menggunakan gluten dari gandum, jagung, kedelai serta
hasil samping penggunaan gula bit atau molase gula tebu sebagai bahan baku.
Sedangkan contoh zat penyedap rasa alami, yaitu: terasi yang dapat dibubuhkan ke
dalam sayur asem, kemudian juga garam dapur sebagai pembangkit cita rasa makanan
dimana makanan menjadi lebih gurih dan berasa asin. Sedangkan cuka atau asam
jawa dapat menyebabkkan rasa makanan menjadi asam segar.
Zat aroma (penimbul cita rasa) sintetik yang biasa digunakan misalnya amil asetat
seperti aroma pisang, vanillin dan ekstrak paniliamil kaproat memberikan aroma serupa
aroma apel dan nenas, sitronelal mempunyai aroma bunga (ros), benzil asetat aroma
strawberry, diasetil aroma mentega dan aldehida sinamat aroma kayu manis.
Pemanis yang utama pada makanan adalah sukrosa, yang dapat diperoleh baik
dalam bentuk gula pasir, gula jawa atau gula kelapa. Sedangkan zat pemanis sintetik
yang sering digunakan yaitu: Garam Na dan Ca siklamat (kemanisannya 30 kali lebih
besar dari gula), Ca dan Na Sakarin (Kemanisannya 400 kali lebih besar dari

kemanisan larutan gula 10%), kalium-asesulfam (aman dikonsumsi merupakan serbuk


kristal dengan kemanisan 200 kali lebih besar dari gula), aspartam, dihidrokalkon, dan
flavonoid neohesperidin.

B. Formalin
1. Pengertian Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di
dalam larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan merupakan
anggota paling sederhana dan termasuk kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain
yaitu: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene,
Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methyleneglycol,
Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan Trioxane.
Dipasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan
kandunganformaldehid 10 40% dan secara fisik seperti cairan putih jernih dengan bau
yangmenyengat dan tajam.
Formalin digunakan pada :
-

Bidang kesehatan : desinfektan dan pengawet mayat

Industri perkayuan dan plywood : sebagai perekat

Industri plastik : bahan campuran produksi

Industri tekstil, resin, karet dan fotografi : mempercepat pewarnaan.

Dari hasil sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk
pangan menggunakan formalin sebagai pengawet misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah,
bakso, ikan asin dan tahu yang beredar di pasaran, dengan ciri sebagai berikut:
-

Tahu yang bentuknya sangat kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan
berbau menyengat.

Mie basah yang berwarna lebih mengkilat serta awet beberapa hari dan tidak
mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.

Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.

Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua
bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.

Ikan asin yang bentuknya bagus, tidak lembek, tidak bau, dan awet.

Bakso yang berwarna lebih putih dan lebih keras serta awet sampai beberapa hari
dan tidak mudah busuk.

Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan sebagai
pengawet makanan, tetapi formalin mudah diperoleh dipasar bebas dengan harga murah.
Adapun landasan hukum yang dapat digunakan dalam pengaturan formalin yaitu:
-

UU Nomor : 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

UU Nomor : 7 tahun 1996 tentang Pangan

UU Nomor : 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Kepmenkes Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang

Bahan Tambahan

Makanan
-

SK Memperindag Nomor : 254/2000 tentang Tataniaga Impor dan Peredaran


Bahan Berbahaya

2. Bahaya Formalin
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan,
reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Dampak formalin pada kesehatan
manusia, dapat bersifat Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert
iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan
pusing. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka
waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada
pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan
percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat
karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung

formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi
formalin dalam tubuh.
Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka
pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat
marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang.
Gangguan head dan kemandulan pada perempuan Kanker pada hidung, rongga
hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak. Apabila terkena mata dapat menimbulkan
iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan
mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan beronsentrasi tinggi maka formalin
dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada
lensa mata. Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang
hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga
koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas,
system susunan saraf pusat dan ginjal.

3. Cara Mengetahui Bahan Makanan mengandung Formalin


Makanan yang mengandung formalin umumnya awet dan dapat bertahan lebih lama.
Formalin

dapatdikenali

dari

bau

yang

agak

menyengat

dan

kadang-kadang

menimbulkan pedih pada mata. Bahanmakanan yang mengandung formalin ketika


sedang dimasak kadang-kadang masih mengeluarkan baukhas formalin yang menusuk.
Ikan asin yang mengandung formalin akan lebih putih dan bersih danlebih tahan lama
dibandingkan ikan asin tanpa pengawet yang agak berwarna lebih coklat. Mi basahyang
mengandung formalin akan lebih awet, kenyal, keras dan tidak mudah putus. Tahu
yangmengandung formalin akan lebih kenyal, tidak mudah pecah dan keras. Bakso
yang diberikan formalinakan lebih terasa kenyal dan keras. Ikan dan ayam yang
mengandung formalin akan lebih putih dagingnya dan awet.
Makanan yang diberi formalina akan awet, keras dan tidak membusuk. Ikan,bakso, mie
basah atau ayam yang diberi formalin tidak akan dimakan oleh kucing sebab

kucingmemiliki penciuman yang tajam terhadap bau formalin. Walaupun manusia tidak
bisa mencium bauformalin pada bahan makanan namun kucing atau anjing memiliki
penciuman yang tajam sehinggahewan ini tidak akan makan makanan yang
mengandung formalin. Kesimpulannya jika ayam atauikan yang kita berikan kepada
kucing namun kucing tidak mau makan maka ayam dan ikan tersebutsudah diberi
formalin
Makanan (ikan, mie basah, bakso atau ayam) yang diberi formalin tidak akandidatangi
dan dikerubungi oleh lalat. Lalat memiliki penciuman yang tajam jika ada hewan yang
matimaka akan langsung datang menghampiri hewan yang mati tersebut. Jika ayam
dan ikan diberiformalin maka lalat tidak akan datang menghampirinya. Tips ini dapat
kita pakai saat hendak membeliikan atau ayam di pasar.

4. Kegunaan atau manfaat Formalin


Sebenarnya formalin sudah lama digunakan dalam bidang industri dan masyarakat
untuk berbagaikeperluan. Di antaranya adalah untuk bahan pembuatan pupuk dalam
bentuk urea, bahan pembuatanproduk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras
kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi
untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahanperekat untuk produk kayu
lapis (plywood). Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1 persen)digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga,cairan
pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industry
perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik
ikan. Formalindiketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan
akibat ektoparasit sepertifluke dan kulit berlendir.

5. Dampak formalin pada kesehatan manusia


Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik.
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).

1) Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan,
rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan dan
luka pada saluran pernafasan seperti radang paru dan pembengkakan paru. Tandatanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang
berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada konsentrasi
yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2)

Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah,
mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

3)

Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya
sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan
berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang
hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

4) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit
kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf
pusat dan ginjal.

b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang).
1)

Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan haid dan kemandulan
pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan
otak.

2)

Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi
radang kulit yang menimbulkan gelembung.

3) Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan
kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal
di dada.

Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada


tubuh manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai
muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan
peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan
konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah)
yang berakhir dengan kematian. Injeksi formalin dengan dosis 100 gr dapat
mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada
Codex Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar
Perhimpunan Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan
formalin mengandung 37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung
10 persen methanol. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena
dapat menyebabkan kanker, mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan
tubuh, korosif dan iritatif. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang
membahayakan sebesar 6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat
pada mie basah 20 mg/kg mie.

No.

Zat

Guna

Efek

Aditif
Formalin Akut

Keterangan
Sebenarnya
rasa Sebagai
Dilarang sebagai bahan tambahan

gatal

pada desinfektan, makanan

(PerMenKes

mata,

bahan

No.722/Menkes/Per/IX/

lakrimasi,

perekat

Termasuk

menit, susah plywood,


bernafas,

Bahan Berbahaya

veneer,

batuk,

rasa partikel

panas

pada papan tulis,

hidung,

plastik,

tenggorokan, pupuk
iritasi

penafasan.
Kronik:
Karsinogen,
gangguan
menstruasi
dan
kesuburan
wanita,
percikan pada
mata

dapat

menyebabkan
kerusakan
berat, kornea
buram
buta.

dan

akut pengawet.

saluran

dan

dalam

RI
1988)

Pengamanan

Kesimpulan
Formalin merupakan merek dagang dari formaldehida (juga disebut metanal),
merupakan aldehida, bentuknya gas. Formaldehida awalnya disintesa oleh kimiawan
Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Formaldehida bisa dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon.
Dikandung dalam asap dari kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau.
Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen
terhadap metana dan hidrokarbonmetabolitorganisme, termasuk manusia. Lain dengan
yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai
kebanyakan
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tapi bisa
larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang
formalin atau formol). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi, sedikit sekali
yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa
persen metanol untuk membatasi polimerisasinya.
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksan atau polimer linier
polioksimetilen. Formasi zat ini menjadikan tingkah laku gas formaldehida berbeda dari
hukum gas ideal, terutama dalam tekanan tinggi atau udara dingin.

Saran
Menghindari dan cermat dalam memilih makanan yang aman dan bebas dari
bahaya zat zat tertentu terutama formalin adalah salah satu upaya dalam mengurangi
resiko keracunan zat formalin.

http://nuramauliza.blogspot.com/2014/05/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html

Efek Formalin bagi Tubuh Manusia

PENDAHULUAN
Kita turut prihatin atas banyaknya makanan yang mengandung formalin
beredar di tengah masyarakat. Formalin adalah campuran antara Formaldehida
(HCHO dengan air (H2O). Bagi kebanyakan orang, formalin adalah bahan yang lazim
digunakan untuk pengawet mayat. Formalin mempunyai sifat khas dibanding
desinfektan lain sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat. Formaldehida
(HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan bantuan katalis.

Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal dengan nama formalin,


berdasarkan senyawa campurannya ini, maka formalin memiliki rumus senyawa
CH2OH yang reaktif dan mudah mengikat air yang berfungsi sebagai pengawet
specimen biologi. Sementara penggunaan lainnya adalah untuk membuat resin
urea-formaldehida dan lem. Formalin memang sangat baik jika digunakan untuk
mengawetkan specimen biologi, akan tetapi jika zat pengawet ini digunakan untuk
mengawetkan

makanan

akan

membahayakan

tubuh

manusia

yang

mengkonsumsinya jika sudah melebihi batas tertentu. Formalin memiliki senyawa


kimia yang pasti akan merusak organ tubuh manusia dan metabolisme di
dalamnya.

Selain

itu,

formalin

juga

memiliki

sifat

karsinogen

atau

dapat

menyebabkan kanker.

PEMBAHASAN

Definisi Formalin
Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal formalin, suatu zat pengawet yang
dihasilkan oleh semut. Secara modern, Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol
melalui oksidasi dengan bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air
dikenal dengan nama Formalin, yang berfungsi sebagai pengawet specimen biologi.

Formalin mempunyai sifat khas dibanding desinfektan lain sehingga lebih


dipilih untuk mengawetkan mayat. Bahan pengawet ini, menurut Kepala Pusat
Penelitian Kimia LIPI, Dr. Leonardus Broto Kardono, sebetulnya berbentuk padat
dengan sebutan formaldehida atau dalam istilah asingnya ditulis formaldehyde. Zat
yang sebetulnya banyak memiliki nama lain berdasarkan senyawa campurannya ini
memiliki senyawa CH2OH yang reaktif dan mudah mengikat air. Bila zat ini sudah
bercampur dengan air barulah dia disebut formalin.

Berikut adalah struktur dari

formalin :

Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan
protein, karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan
mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap
kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari
formalin maka bila ditekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah
mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam,
Itulah sebabnya tahu atau makanan lainnya menjadi lebih awet.

Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri


dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk
lapisan baru di permukaan. Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi
juga membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan
terhadap serangan bakteri lain. Bila desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan

bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi,
maka formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi
tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang
banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila
formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi. Masalahnya, sebagai bahan
yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan, dosis formalin yang
digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi makanan
berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen. Akan tetapi formalin
memiliki senyawa kimia yang pasti akan merusak organ tubuh manusia dan
metabolisme di dalamnya. Formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat
menyebabkan kanker. Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini
dengan kanker dari penyebab yang lain hampir sulit dibedakan, keduanya
membutuhkan waktu panjang untuk menyerang tubuh manusia.

Formalin di berbagai Produk

Keberadaan formaldehida sendiri ada dalam berbagai macam produk.


Formaldehida juga ditemukan pada asap rokok dan udara yang tercemar asap
kendaraan bermotor. Selain itu bias didapat juga pada produk-produk termasuk
antiseptik, obat, cairan pencuci piring, pelembut cucian, perawatan sepatu,
pembersih karpet dan bahan adhesif. Formaldehida juga ada dalam kayu lapis
terutama bila masih baru. Kadar formaldehida akan turun seiring berjalannya
waktu. Jangan heran bila formalin merupakan bahan yang biasa dipakai antara lain
dalam shampo bayi, deodoran, parfum, cat rambut, cairan penyegar mulut, pasta
gigi. Sekarang, sejauh mana kadar toleransi pemakaian bahan kimia untuk berbagai
produk, terutama produk rumah tangga.

Dalam International Programme on Chemical Safety (IPCS) disebutkan bahwa


batas toleransi formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air minum
adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0.2
mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk
orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. Hampir semua jaringan di
tubuh mempunyai kemampuan untuk memecah dan memetabolisme formaldehida.
Salah

satunya

membentuk

asam

format

dan

dikeluarkan

melalui

urine.

Formaldehida dapat dikeluarkan sebagai CO2 dari dalam tubuh. Tubuh juga
diperkirakan bias memetabolisme formaldehida bereaksi dengan DNA atau protein
untuk membentuk molekul yang lebih besar sebagai bahan tambahan DNA atau
protein

tubuh.

Formaldehida

tidak

disimpan

dalam

jaringan

lemak.

NIOSH

menyatakan formaldehida berbahaya bagi kesehatan pada kadar 20 ppm.


Sedangkan dalam Material Safety Data Sheet (MSDS), formaldehida dicurigai
bersifat kanker.

Efek Buruk Formalin Bagi Tubuh Manusia

Formalin memiliki banyak sekali efek sampingnya bagi tubuh, apalagi jika
sudah melebihi batas toleransi yang dapat diterima tubuh. Efek samping tersebut
misalnya :
No

Organ

yang

Gejala yang dirasakan

diserang
1

Kulit

Iritatif,

kulit

kemerahan,

kulit

seperti

terbakar, alergi kulit


2

Mata

Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan

Hidung

Mimisan

Saluran

Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit

Pernafasan

tenggorokan

Saluran

Iritasi lambung, mual muntah, mules

Pencernaan
6

Hati

Kerusakan hati

Paru Paru

Radang

paru-paru

karena

zat

kimia

(pneumonitis)
8

Syaraf

Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif,


sukar konsentrasi, mudah lupa

Ginjal

Kerusakan ginjal

10

Organ Reproduksi

Kerusakan testis, ovarium, gangguan


menstruasi, infertilitas sekunder.

Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia

Efek yang paling mengerikan bila seseorang mengkonsumsi formalin secara


terus menerus adalah, pada dosis rendah dapat menyebabkan sakit perut akut
disertai muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf, serta kegagalan
peredaran darah. Namum, pada dosis tinggi dapat menyebabkan kejang-kejang,
kencing darah, tidak bisa kencing dan muntah darah, dan menyebabkan kematian.

KESIMPULAN
Berdasarkan makalah ini, sebaiknya dibuat nilai ambang batas yang jelas,
dan dijelaskan ke masyarakat mengenai kandungan formalin yang berbahaya bagi
kesehatan. Selain itu, diperlukan cara mendidik produsen atau pedagang mengenai
tingkat bahaya dan resiko yang dihadapi. Dengan demikian masyarakat tidak panik
dan enolak semua bahan yang diperkirakan mengandung formalin. Sebab formalin
secara alamiah sudah ada di alam. Dan formalin menjadi berbahaya tidak saja
ketika bercampur makanan, tetapi juga dalam udara dan masuk melalui pernapasan
\maupun kulit.

Daftar Pustaka
Balai POM, www.umesc.usgs.gov
Redaksi, cp-bulletin service. 2006. Formalin Bukan Formalitas, edisi Januari 2006.
Utami, Budi dkk. 2009. Kimia untuk SMA/Ma Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
www.kompas.com
http://mudahdihafall.blogspot.com/2014/03/makalah-formalin.html

Oleh : Arovian Yuliardi, S. Farm, Apt

Bahaya Mengkonsumsi Jajanan Yang Mengandung


Formalin
May 01, 2013 07:04 Editor : Admin

Makanan merupakan kebutuhan bagi semua mahluk hidup termasuk manusia. Makanan
dibutuhkan untuk memperoleh energi yang digunakan untuk beraktifitas sehari-hari. Pada
umumnya makanan hanya mampu bertahan dalam waktu beberapa hari atau beberapa jam
sampai makanan tidak lagi dapat dikonsumsi sehingga harus dibuang. Untuk pelaku bisnis
makanan, hal ini merupakan salah satu kendala yang harus diatasi. Untuk itu diperlukan
campuran khusus agar makanan yang diproduksi dapat bertahan lebih lama. Salah satu
alternatif agar makanan lebih tahan lama adalah dengan menambahkan bahan pengawet
dalam makanan.
Tujuan Penggunaan pengawet dalam produk pangan dalam prakteknya berperan sebagai
antimikroba atau antioksidan yang berfungsi mencegah makanan menjadi tengik, pencoklatan,
dan perkembangan noda hitam yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan

tersebut. Seringkali ada salah pengertian mengenai pengawet untuk makanan yang seolah-olah
aman digunakan tetapi sebenarnya menyebabkan kerusakan organ tubuh manusia apabila di
gunakan dalam jangka panjang (toksisitas kronik). Salah satu penyalahgunaan penggunaan
pengawet yaitu penggunaan formalin pada makanan.
Formalin adalah larutan tak berwarna, mudah larut dalam air, mudah menguap, dan mempunyai
bau yang tajam. Formalin ini biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan
disinfektan untuk peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat. formalin banyak disalah
gunakan untuk pengawet bahan makanan sehari-hari. Penggunaan formalin perlu diwaspadai
karena formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika
kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di
dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh, Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga
menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat
mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya
akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang
disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas
yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung,
tenggorokan, dan mata.
Dampak penggunaan formalin yang tidak tepat bagi manusia diantaranya efek langsung terlihat
seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan
pusing. Sedangkan dalam jangka waktu yang lama dan berulang terjadinya iritasi, mata berair,
gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi serta diduga
bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin
dalam tubuh.
Bagaimana mengenali kemungkinan suatu produk pangan mengandung formalin sebagai
pengawetnya, Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau
khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari
pangan tanpa formalin. Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin :

a.

Tahu (Bentuknya sangat bagus, Kenyal tapi tidak padat, Tidak mudah hancur dan awet
sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa tahan 15 hari dalam kulkas, Bau agak menyengat,
Aroma kedelai sudah tak nyala lagi),

b. Bakso (Teksturnya sangat kenyal, Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai 5
hari),
c. Ikan (Warna putih bersih, Kenyal, Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar,
Awet pada suhu kamar sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk, Tidak terasa bau
amis ikan),
d. Ikan Asin (Ikan berwarna bersih cerah, tidak berbau khas ikan, awet sampai lebih dari 1
bulan pada suhu kamar, tidak mudah hancur, tidak dihinggapi lalat),
e.

Ayam potong (Berwarna putih bersih, Teksturnya kencang, Tidak disukai lalat, Tidak
mudah busuk atau awet dalam beberapa hari),

f. Mie basah (Bau sedikit menyengat, Mie tampak mengkilat (seperti berminyak), tidak mudah
putus, dan tidak lengket, Awet sampai dua hari dalam suhu kamar, dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es).

Tips dan saran bagi konsumen diantaranya : konsumen lebih berhati hati dalam
memilih produk pangan, Konsumen harus curiga dengan harga jual murah, perhatikan
ciri-ciri produk yang mengandung formalin bila ragu tidak perlu dibeli, cari dan tambah
pengetahuan melalui seminar, televisi, radio, koran, leaflet, booket, dan poster. Hidup
Sehat dengan Pangan yang Sehat
Tag : Promkes Dinas Kesehatan Provinsi Banten
http://www.radarbanten.com/read/berita/50/10734/Bahaya-Mengkonsumsi-JajananYang-Mengandung-Formalin.html

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembanggunan kesehatan sebagai mana yang dimaksud dalam
sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Sebagai mana
tercantum dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok
Kesehatan dalam pasal 21 ayat 1 berbunyi : agar masyarakat terhindar dari
makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan oleh karna itu
pemerintah menetapkan standard an peryataan agar makanan dan minuman yang
bersangkutan aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat (Winarno dan Titi S.R,
1994).
Keamanan pangan dapat ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi dari
bahan-bahan yang tidak dapat dicerna seperti plastik, logam, maupun bahan yang

dapat mengganggu pencernaan manusia, secara kimiawi dapat berasal dari zat-zat
kimia berbahaya yang tidak boleh digunakan sebagai pangan seperti formalin,
boraks,

dan

insektisida

serta

bahan

tambahan

makanan

yang

dibatasi

penggunaannya seperti asam benzoat, askorbat, laktat sitrat dan bahan tambahan
pangan lainnya sesuai dengan SNI 01-0222-1995. Bahaya mikrobiologi berasal dari
adanya bakteri-bakteri patogen maupun racun yang ditimbulkannya pada bahan
pangan.(Henny Putri Sitiopan T, 2012).
Tahu adalah kedelai yang dihancurkan, dimasak, ditiriskan, dipadatkan
supaya mudah diolah, tahu merupakan pangan yang popular di masyarakat
Indonesia walaupun asalnya

dari China, kepopuleran tahu tidak hanya terbatas

kerena rasanya enak, tetapi juga mudah untuk membuatnya dan dapat diolah
menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah. Selain itu, tahu
merupakan salah satu makanan yang menyehatkan karna kandungan proteinya
yang tinggi serta mutuhnya

setara dengan mutu protein hewani. Hal ini biasa

dilihat dari nilai NPU ( net protein utility ) tahu mencerminkan banyaknya protein
yang dapat dimanfaatkan tubuh, yaitu sekitar 65%, disamping mempunyai daya
cerna tinggi sekitar 85-98%. Oleh karna itu, tahu dapat dikonsumsi oleh segala
lapisan masyarakat. Tentu juga mengandung zat guzi yang penting lainya, seperti
lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi. (Mudjajanto, 2007).
Tahu selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan, yaitu kandungan
airnya yang tinggi sehingga mudah rusak karena mudah ditumbuhi mikroba. Untuk
memperpanjaang masa simpan, kebanyakan industry tahu yang ada di Indonesia
menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan tidak terbatas pada
pengawet yang diizinkan, tetapi banyak penggusaha yang nakal yang dengan
sengaja menambahkan formalin (Mudjajanto, 2007)

Formalin banyak ditemukan pada bakso, ikan asin, tahu, mi basah, kerupuk,
daging ayam segar, ikan laut segar, dan manisan buah-buahan. Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta mengumumkan 26 jenis kosmetik yang
mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang, serta 42 jenis permen
dan manisan impor China yang mengandung formalin. (Rohan Abd. Malik, 2007).
Laporan Badan POM tahun 2002 menujukan bahwa dari 29 sampel mi basah
yang dijual di Pasar dan supermarket Jawa Barat, ditemukan 2 sampel (6,5%)
mengandung boraks, 1 sampel (3,45%) mengandung formalin, sendankan 22
sampel (75,8%) mengandung formalin dan boraks. Hanya 4 sampel yang
dinyatakan aman dari formalin dan boraks (Handayani, 2006)
BPOM mengumumkan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap 700
sampel piroduk makanan yang diambil dari Pulau Jawa, Sulawesi selatan dan
Lampung awal bulan ini, 56% diantaranya mengandung formalin. Hasil penelitian
balai POM DKI Jakarta juga menujukan bahwa delapan merek mie dan tahu yang
dipasarkan di Wilayah itu, Mie Kriting Telor Special, Super Mie Ayam ZZ, Mie Bintang
Terang, Bakmi Super Kriting Telor ACC, Mie Kriting Jos Food, Mie Aneka Rasa, Tahu
Bintang Terang, Tahu Kuning Sari dan Tahu Takwa Poo jyga tarbukti mengandung
bahan pengawet mayat ini. (Rohan Adb. Malik, 2007).
Tahun 2007 tepatnya pada bulan maret, BPOM Profinsi Sulawesi Tengah
menemukan kandungan formalin dalam ikan laut segar, kemudian pada bulan
Agustus 2007 kandungan yang sama ditemukan pda sejumlah permen produk China
yang telah beredar di pasaran. Dengan demikian, melihat maraknya penyalagunaan
formalin di atas, maka penukis tertarik untuk melakukan penelitian identifikasi
B.

formalin dalam tahu di Pasar masombah Manonda kota palu.


Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat formalin dalam tahu di Pasar Masombah dan Manonda Kota
Palu.

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kandungan formalin dalam tahu di Pasar Masombah dan
Manonda Kota Palu.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmiah
Penelitian ini dapat menjadi informasi ilmiah, dapat memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan khususnya dalam hal formalin dan merupakan salah satu bahan
2.

bacaan bagi peneliti berikutnya.


Bagi penulis
Merupakan pengalaman

berharga

dalam

memperluas

wawsan

dan

pengetahuan serta untuk melatih kemampuan dalam meneliti kandungan formalin


3.

ksusnya dalam tahu.


Bagi instansi terkait
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat khususnya
bagi Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dan pihak-pihak terkait dalam
melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM)
khususnya penggunaaan formalin dalam tahu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Tahu
1.

Pengertian Tahu
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang di fermentasekan
dan diambil sarinya. Berbeda dangan tempe yang asli dari Indonesia atau berasal
dari China seperti halnya Kecap, Tauco, Bakpau, dan Bakso. Tahu adalah kata
sarapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi, Hanyu Pinyin: doufu) yang secara
harafiah berarti kedelai yang difermentasi. Tahu pertama kali muncul di sejak
zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemuanya adalah LiuAn (Hanzi) yang

merupakan seorang bangsawan,cucu dari Kaisar Gaozu, Liu Bang yang mendirikan
Dinasti Han.
B.

Tinjauan Umum Tentang Formalin

1.

Pengertian formalin
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar
30-40 persen. Kandungan formalin pada tahu dapat dikurangi dengan cara
deformalinisasi atau suatu proses untuk menghilangkan kadar formalin. Sedikitnya
ada tiga cara penanganan untuk mengurangi kadar formalin, direndam dalam air
biasa, dalam air panas, direbus dalam air mendidih, dikukus kemudian direbus
dalam air mendidih dan diikuti dengan proses penggorengan. Pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya formalin pada tahu yang beredar di daerah
pasar Ngaliyan dan juga pasar Jrakah. Peneliti mengambil tiga sampel dimana
sampel yang pertama adalah pedagang A di pasar Ngaliyan, pedagang B di pasar
Ngaliyan, dan pedagang C di pasar Jrakah. Pada penelitian ini untuk mengetahui
adanya formalin pada tahu ditambahkan larutan H2SO4 pekat dan juga FeCl3 0,5 %.
Di mana setelah di tambahkan larutan tersebut teridentifikasi adanya formalin
dengan terbentuknya cincin yang berwarna ungu pada tabung reaksi.(siswanto,
dkk.

2009)
Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena

kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dandistribusinya ke dalam sel tubuh.


Guguskarbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus NH2
dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap (Harmita,
2007).
2.

Nama lain formalin

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Formol
Morbicid
Methanol
Methyl Oxide
Oxymethylene
Methyl Aldehyde
Oxomethame
Formoform
Formalith

3.

Sifat Fisisk Kimia Dari Formalin

j. Fermik Aldehyde
k. Methylene Glycol
l. Paraforin
m. Polyoxymethylene
n. Superlysofrom
o. Tetraoxymethylene
p. Trioxane
q. Karsan

Formalin merupakan aldehid dengan struktur yang sederhana, berupa gas


atau cairan tidak berwarna, bersih, bau pedas memebusuk, sangat mudah larut
dalam ir hingga 55%, rumus bangun HCHO. Berat melekul 30,03; titik didih -6 oF (21oC) ; titik beku 134oF (-92oC) untuk bentuk anhidrat ; beratjenis pada -20 oC ( air
1) 0,815 ; tekanan uap pada 33 oC 400 mmHg ; bearat jenis uap (udara 1) 1,03
untuk larutan cair dan 1,075 untuk gas, tidak tercampur dengan asam, basa,
reduktor, logam, garam logam, halogen, bahan yang mudah terbakar, proksida,
oksidar, larut dalam alcohol, eter, aseton, benzene, kloroform; TLV 1 ppm (sentra
informasi Keracunan Badan POM RI, 2001).
4.

Manfaat formalin
Formalin memiliki banyak kegunaan dan digunakan secara luas dalam
berbagai bidang diantaranya :

a.

Pembunuh kuman sehingga digunakan sebagai pembersih : lantai, gudang,

b.
c.
d.

pakaian, dan kapal.


Pembasmi lalat dan serangga lainnya.
Bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kca dan bahan peledak.
Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan

e.
f.

kertas.
Bahan pembentuk pupuk berupa urea.
Bahan pembuatan farfum.

g.
h.
i.
j.
k.

Bahan pengawet mayat, produk kosmetik dan pengeras kuku.


Pencegah korosi untuk sumur minyak
Bahan untuk insulasi busa.
Bahan perekat umtuk produk kayu lapis (playwood).
Dalam kosentrasi yang sangat kecil (< 1 persen) digunakan sebagai pengawe,
untuk berbagai barang konsumen, seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci
piring, pelembut, perawat sepatuh, shampoo mobil, lilin dan karpet. (Pustekkom,
2006).
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sanggat disesalkan. Melalui
sejumlah survai dan pemeriksaaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk
pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Pratek yang salah seperti
ini dilakukan oleh produsen atau pengelolah pangan yang tidak bertanggung jawab
(Sanzio Raffael, 2006).

5.

Bahaya Formalin Terhadap Kesehatan


Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Jika kandungan didalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir
semua zat didalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabakan kemtian
sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh (Cahyadi Wisnu, 2006).
Menurut WHO (2002) dalam Cahyadi Wisnu, (2006) bahwa karakteristik resiko
yang

menyebabkanbagi

kesehatan

manusia

yang

berhubungan

dengan

formaldehida, adalah berdasakan kosentrasi dari subtansi formaldehid yang


terdapat diudara dan juga dalam produk-produk pangan.
Toleransi pemakaian bahan kimia untuk berbagai produk yaitu suatu bahan
kimia dikatakan beracun bila berada diatas ambang batas yang diperbolehkan.
American Conference of Govermental and Industrial Hygienisis (AIGHI) menetapkan
abang batas (Threshold Limit Value atau TLV) untuk formaldehida adalah 0,4 ppm.
Sementara

national

Insitute

for

Occupational

Safety

and

Health

(NIOSH)

merekombinasikan paparan limit untuk para pekerja adalah 0,016 ppm selama

priode 8 jam, sedangkan untuk 15 menit 0,1 ppm. Dalam International Programe on
Chemical Safety (IPCS) disebutkan bahwa batas toleransi formaldehida yang dapat
diterima tubuh dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu
hari asupan yang iperbolekan adalah 0,2 mg (PPLH, 2006)
Bahaya formalin terhadap kesehatan ada 3 yaitu bahaya : utama, jangaka
a.

pendek dan jangka panjang.


Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan . akibat
yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran

b.
1)
a)

pernapasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.


Bahaya jangka pendek (akut)
Bila terhirup
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada

b)

hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.


Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernapasan seperti radang paru,

c)

pembengkakan paru.
Tanda-tanda yang lainya meliputi : bersin, radang tenggorokan, sakit dada

d)
2)

berlebihan, lelah jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.


Pada kosentrasi yang sanggat tinggi dapat menyebabkan kematian.
Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit

3)

menjadi merah, mengeras, mati rasa dan rasa terbakar.


Bila terkena mata
Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga, rasa
sakit,gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan
bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air
mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

4)

Bila Tertelan
Apabila tertelan maka mulut, tenggoroka dan perut merasa terbakar, sakit
menelan, mual, muntah dan diare. Kemungkinan terjadi pendarahan,sakit perut
hebat, sakit kepala, hipotensi (Tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga

koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas,
system susunan saraf pusat dan ginjal (PPLH, 2006)
c. Bahaya jangka panjang (Kronis).
1) Bila terhirup
Apabila terhirup dalam jangka waktu lama akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan

pernapasan,

batuk-batuk,

radang

selaput

lender

hidung,

mual,

mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru efek neuropsikologis meliputi
gangguan tidur, cepat marah keseimbangan terganggu, kehilangan kosentrasi dan
daya ingat berkurang, gangguan hati dan kemandulan pada perempuan, kanker
2)

pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorakan paru dan otak.


Bila terkena kulit,
Kulit akan terasa panas, mati rasa, gatal-gatal, serta memerah, kerusakan
pada jaringan tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit dan terjadi radang
kulit yang menimbulkan gelebung.

3)

4)

Bila terkena mata.


Jika terkena mata bahaya yang menonjol yaitu terjadinya radang selaput
mata.
Bila tertelan.
Jika tertelan dan menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, muntahmuntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan

rasa gatal didada (Pustekkom, 2006).


C. Tanda dan Gejala Keracunan Formalin
1.

Menyebabkan rasa terbakar pada mulut, saluran pernapasan dan perut, sulit
menelan, diare, sakit perut, hipertensi, kejang dan koma.

2.

Kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system susunan saraf pusat, dan
gangguan ginjal.

3.

Berdasarkan temuan patologis, formal dehid merusak jaringan dan menyusutkan


selaput lenderga merusak hati, gijal, jantung, dan otak. (Badan Pemeriksaan Obat
dan Makanan RI, 2001).

D. Tindakan Pencegahan
1.

Terhirup
Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat perlindung untuk
pernapasan sepertti masker, kain atau alat pelindung lainya yang dapat mencegah
kemungkinan masuknya formalin kedalam hidung atau mulut. Bangunan dilengkapi
ventilasi ruangan dengan penghisap udara yang tahan ledakan.

2.

Terkena Mata
Gunakan pelindung mata atau kaca mata, penahan yang tahan terhadap
percikan, sediakan Kran air untuk mencuci mata ditempat kerja yang berguna
apabila terjadi keadaan darurat.

3.

Terkena kulit
Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok, gunakan sarung tangan
yang tahan bahan kimia.

4.

Tertelan
Hindari makan, minum, dan merokok selama bekerja, cuci tangan sebelum
makan (Depkes, RI 2006).

E.

Tindakan Pertolongan Pertama

1.

Bila Terhirup.
Penderita

segera

dipindahkan

dari

daerah

paparan

untuk

melakukan

pernapasan buatan dan segera hubungi dokter. Orang yang menolong hendaknya
memakai masker (Pustekkom, 2006).

2.

Bila Terkena Mata.


Bila mata denaga air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedip
pastikan tidak ada formalin di mata, aliri mata dengan larutan garam dapur 0,9%
(seujung sendok the garam dapur dilarutkan dengan segelas air), secaara terusmenerus sampai penderita siap dibawah ke Rumah sakit. Segera bawah ke dokter
(Depkes RI, 2006).

3.

Bila Terkena Kulit


Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin, cuci kulit
selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan cair yang banyak dan
dipastian sudah tidak ada lagi bahan yang tersisa dikulit pada bagian yang
terbakar, lindungi luka dengan pakaian yang kering, steril dan longgar, bila perlu
hubungi dokter (Depkes, RI 2006).

4.

Bila Tertelan
Pertolongan tergantung kosentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
Sebelum ke Rumah Sakit : berikan Arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan
melakukan rangsangan muntah pada korban karena akan menimbulkan resiko
trauma korosif pada saluran cerna atas. Di Rumah Sakit : lakukan bilas lambung
(gastric lavage), berikan arang aktif (walaupaun pemberian arang aktif akan
menganggu penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan endoskopi).
Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esophagus dan saluran cerna dapat
dilakukan tindakan endoscopi. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh
dapat dilakukan hemodialisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini
bila terjadi keadaan asidosis metabolic berat pada korban (Admin, 2006)

F.

Cara Fenyimpanan formalin


Cara penyimpanan formalin ang baik adalah sebagai berikut :

1.

Jangan disimpan di Lingkungan bertemperatur di bawah 15 0C

2.

Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium muurni,
polietilen atau polyester yang dilapisi fiberglas.

3.

Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga, nikel atau
campuran seng dengan permukaan bahan alumunium bila temperature lingkungan
berada diatas 60 drajat Celcius.

G. Proses Produksi Tahu


Bahan baku kedelai

Adapun diagram preses produksi pada industri atau pabrik tahu yang ada di
Kota Palu adalah sebagai berikut :

Peredaman

Pencucian

penggilangan

perebusan
2-3 menit

7 menit

5 menit

Pengendapan

Pembibitan

Bakal Tahu

Penyaringan
10-13 menit + Ragi

15 menit

Untuk

minuman lemak

Untuk pengolahan pakan lemak

Di Bubgkus

Pencetakan
Dan ikan

30
menit

BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Formalin adalah larutan 30-40% formaldehid dalam air yang sangat
berbahaya bagi kesehatan. Sebenarnya formalin lebih sesuai dipergunakan sebagai
antiseptic untuk membunuh bakteri kapang, terutama untuk mensterilkan peralatan
kedokteran dan mengawetkan specimen biologi termaksud mayat manusia. Namun,
produsen atau pengelolah makanan yang tidak bertanggung jawab menggunakan
formalin tersebut sebagai bahan pengawet. Meskipun penggunaan formalin dalam
makanan hanya 0,1% dantidak langsung menimbulkan efek samping pada
kesehatan konsumen, namun bila terus-menerus dikonsumsi akan menimbulkan
efek samping berupa pengerasan hati.
Beberapa penelitian yang pern dilkukan Winamo tahun 1978 peredaman
dalam larutan formalin 2% selama 3 menit saja, terbukti mampu memperpanjang
umur simpan tahu sampai 4-5 hari, sedangkan tahu yang direndam air hanya
mampu bertahan 1-2 hari. Yang menjadi masalah, formalin bukan merupakan BTP
Bahan Tambahan Pangan (food additive). Dalam peraturan materi kesehatan RI No.
772 /Men.Kes/Per/IX/88 formalin dilarang untuk digunakan dalam makanan maupun
minuman. Bahkan 84 tahun terbitnya peraturan Di Indonesia tersebut.
Dari dasar pemikiran tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan identifikasi
dilaboralatorium terhadap tahu karena tahu merupakan makanan yang banyak
B.

dikonsumsi ole masyaralat.


Alur Kerangka Konsep
Adapun skema dari dasar pemikiran tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

C. Defenisi Oprasional
1.

Uji formalin adalah suatu pemeriksaan kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya kandungan formalin dalam tahu.

a.

Ada formalin, jika ada dalam pemeriksaan terlihat larutan yang berubah warna

b.

menjadi warna ungu.


Tidak ada formalin, jika ada dalam pemeriksaan tidak terlihat perubahan warna
larutan.

Diposkan oleh khaliq di 21.50


http://khaliq869.blogspot.com/2013/12/analisis-kandungan-formalin-pada-tahu.html

BAHAYA FORMALIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini


masyarakat dihantui rasa takut dalam mengkonsumsi produk-produk Cina, baik itu

berupa makanan, kosmetik, pasta gigi, bahkan mainan, tentang formalin yang
terdapat di beberapa bahan makanan. Formalin ini dijadikan salah satu zat untuk
mengawetkan makanan, sehingga makanan akan lebih lama bertahan. Sebenarnya
penggunaan formalin ini telah lama ditambahkan dalam makanan, namun tindakan
dari badan POM kurang tegas dalam mengambil kebijaksanaan. Dalam makalah kali
ini Mie Formalin akan membahas tentang mie yang mengandung formalin.
Dibanding desinfektan lain sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat. Bahan
pengawet ini, menurut Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Dr. Leonardus Broto
Kardono, sebetulnya berbentuk padat dengan sebutan formaldehida atau dalam
istilah asingnya ditulis formaldehyde. Zat yang sebetulnya banyak memiliki nama
lain berdasarkan senyawa campurannya ini memiliki senyawa CH2OH yang reaktif
dan mudah mengikat air. Bila zat ini sudah bercampur dengan air barulah dia
disebut formalin. Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud
gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37%
menggunakan merk dagang formalin atau formol ). Dalam air, formaldehida
mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi
polimerisasinya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Formalin? 2. Bagaimana
ciri ciri produk makanan yang mengandung formalin ? 3. Bagaimana efek dan
bahaya formalin terhadap tubuh? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang formalin
2. Untuk mengetahui ciri- ciri produk formalin 3. untuk menambah wawasan tentang
formalin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Formalin Formalin adalah larutan
yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung
sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15%
sebagai pengawet. Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama
( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya
tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan
pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan
dengan bahan ini cukup besar. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran
dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic
aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane,
Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene
glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane a. Penggunaan formalin
Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang,
dan pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan
sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak. Dalam dunia fotografi
biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan
pupuk dalam bentuk urea. Bahan untuk pembuatan produk parfum. Bahan
pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. Pencegah korosi untuk sumur
minyak. Bahan untuk insulasi busa. Bahan perekat untuk produk kayu lapis
(plywood). Cairan pembalsam ( pengawet mayat ). Dalam konsentrasi yang sangat
kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen
seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu,
sampo mobil, lilin dan pembersih karpet. b. Penggunaan formalin yang salah

Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui
sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan
yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini
dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar,
ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat,
tidak semua produk pangan mengandung formalin. 2.2 Ciri-ciri produk pangan yang
mengandung formalin Seperti telah dipaparkan di muka, bahwa terdapat sejumlah
produk yang secara sengaja ditambahkan formalin sebagai pengawet. Untuk
memastikan apakah sebuah produk pangan mengandung formalin atau tidak
memang dibutuhkan uji laboratorium. Kita sebaiknya berhati-hati bila menjumpai
produk pangan yang mempunyai ciri sebagai berikut: Mie basah Mie basah yang
awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak
mengandung formalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius),
bau agak menyengat, tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie
normal; Formaldehida atau formalin merupakan bahan kimia yang biasa dipakai
untuk membasmi bakteri atau berfungsi sebagai disinfektan. Juga berfungsi untuk
mengawetkan dan mengeringkan kulit. Sedangkan coustic soda dipakai sebagai
bahan campuran pembersih toilet dan akan menjadi panas jika terkena air. Bahanbahan tersebut bukan merupakan bahan aditif untuk makanan tetapi untuk industri.
Jika dikonsumsi manusia tentunya akan membawa dampak buruk pada kesehatan.
Mulai dari gangguan ringan hingga penyakit serius seperti ginjal, kanker, dan lainlain. Yang paling baik dan aman adalah mi buatan sendiri. Namun, jika harus
membeli mie basah ada beberapa hal yang perlu dicermati. Berikut ini ciri-ciri mie
segar atau mie basah yang memakai bahan berbahaya: 1. Saat dipegang mie
terasa sangat kenyal atau liat. 2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma
seperti obat meskipun sudah berulang kali dibilas air bahkan direbus. 3. Mie sangat
liat saaat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip karet karena yang alami
kenyalnya berasal dari gluten tepung terigu. 4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan
dalam suhu ruangan selama 1-2 hari. 5. Mie memiliki warna kuning terang yang
kuat sebagai tanda jika memakai pewarna yang bukan untuk makanan. 6. Rasanya
hambar, kenyal dan gurih dari tepung terigu saja 7. Harganya murah. Sedangkan
mie yang dibuat dari bahan alami memiliki ciri-ciri: 1. Saat dipegang mie terasa
lembut teksturnya. 2. Beraroma tepung terigu dan sedikit bau anyir telur. 3. Mi
mudah sekali putus atau patah karena tidak terlalu liat. Tekstur liatnya dari gluten
tepung dan telur ayam. 4. Saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung terigu
dan telur yang ikut terlarut di dalamnya. 5. Mie tidak tahan disimpan lama, mudah
sekali berjamur terutama jika memakai telur. 6. Rasanya gurih, empuk dan lembut
karena memakai telur. 7. Harganya agak mahal. Alternatif lain yang cukup aman
adalah membeli mie kering organik, mie dengan tambahan sayuran atau mi kering
biasa yang diproduksi oleh produsen yang memiliki sertifikat mutu internasional.
Meskipun harganya lebih mahal. Tahu Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal,
tidak mudah hancur/rusak/ busuk sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat

Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius),
terlampau keras, namun tidak padat, bau agak mengengat; Ayam Potong Ayam
potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. Ikan Basah Ikan
basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan
merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk; tidak rusak
sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius); bau menyengat; Baso baso
yang tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius), teksturnya
sangat kenyal; Ikan Asin Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada
suhu kamar ( 25 derajat Celsius), bersih cerah, tidak berbau khas ikan asin. 2.3 Efek
Mengonsumsi Formalin dalam Jangka Pendek Jika terkena mata, maka akan terjadi
iritasi, gatal dan penglihatan kabur. Jika tertelan maka dapat menimbulkan
kerusakan hati, jantung, otak, limpa, ginjal, dll. Jika terhirup maka dapat
menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, batuk, diare dan gangguan paruparu/ pernafasan. Gangguan menstruasi dan kemandulan pada perempuan.
Luka pada ginjal, gangguan pernafasan, daya ingat terganggu, sulit tidur hingga
kanker otak. Jika bersentuhan dengan kulit dapat menyebabkan panas, mati rasa
hingga radang kulit. 2.4 Bahaya Formalin Formalin sangat berbahaya bila terhirup,
mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka baker
pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada
manusia Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat Akut : efek pada
kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan, mata berair,
mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing Kronik : efek pada kesehatan
manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang :
iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal,
pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat
menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen
(menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi
formalin dalam tubuh. Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan
menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan head dan kemandulan
pada perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan
otak Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata
memerah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air
mata. Bila merupakan bahan beronsentrasi tinggi maka formalin dapat
menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa
mata Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut
yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar
hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pancreas, system susunan saraf pusat dan ginjal. Pertolongan pertama bila terjadi
keracunan akut Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami

korban.Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia. Jangan
melakukan rangsang muntah pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma
korosif pada saluran cerna atas.Di rumah sakit : lakukan bilas lambung ( gastric
lavage ), berikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu
penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis
terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna dapat dilakukan tindakan endoskopi.
Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis
(tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis
metabolik berat pada korban Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat
pelindung untuk pernafasan seperti masker, kain atau alat pelindung lainnya yang
dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin kedalam hidung atau mulut
Lengkapi alat ventilasi dengan penghisap udara ( exhaust fan )yang tahan ledakan
Gunakan pelindung mata / kaca mata,penahan yang tahan terhadap percikan
Sediakan kran air untuk mencuci mata ditempat kerjayang berguna apabila terjadi
keadaan darurat Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok Gunakan
sarung tangan yang tahan bahan kimia Hindari makan,minum dan merokok
selama berkerja, cuci tangan sebelum makan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Formalin merupakan merek dagang dari formaldehida (juga disebut metanal),
merupakan aldehida, bentuknya gas. Formaldehida awalnya disintesa oleh
kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman
tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung
karbon. Dikandung dalam asap dari kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap
tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya
matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbonmetabolitorganisme,
termasuk manusia. Lain dengan yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar
kecil sekali juga dihasilkan sebagai kebanyakan Meskipun dalam udara bebas
formaldehida berada dalam wujud gas, tapi bisa larut dalam air (biasanya dijual
dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol). Dalam
air, formaldehida mengalami polimerisasi, sedikit sekali yang ada dalam bentuk
monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol
untuk membatasi polimerisasinya. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik,
1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen. Formasi zat ini menjadikan tingkah
laku gas formaldehida berbeda dari hukum gas ideal, terutama dalam tekanan
tinggi atau udara dingin 3.2 Saran Menghindari dan cermat dalam memilih makanan
yang aman dan bebas dari bahaya zat zat tertentu terutama formalin adalah salah
satu upaya dalam mengurangi resiko keracunan zat formalin. DAFTAR PUSTAKA
http://food.detik.com/read/2012/03/07/093920/1859848/294/ini-dia-ciri-ciri-mieberformalin http://id.shvoong.com/lifestyle/food-and-drink/2307748-ciri-ciri-makanyang-mengandung/#ixzz28o2jQWZH http://mily.wordpress.com/2009/09/10/bahayaformalin-2/
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
http://fajargnwn17.blogspot.com/2013/05/bahaya-formalin.html

Anda mungkin juga menyukai