SEMESTER 114
Oleh :
Kelompok 07
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam industri kuliner Seorang produsen banyak menginginkan makananya atau bahan
makananya terasa gurih, renyah dan tahan lama. Tentu bahan makanan tersebut memiliki modal
yang besar. Beberapa produsen nakal yang ingin merauk keuntungan besar dengan modal yang
sedikit menggunakan boraks dan formalin sebagai cara alternatifnya. Perlu diketahui boraks adalah
bahan campuran pembuatan kertas dan sebagai bahan pengawet kayu. Sedangkan formalin Adalah
senyawa kimia yang digunakan sebagai pembasmi serangga. Jika hal ini dikonsumsi oleh manusia
maka akan menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati.
Untuk itu dilakukanya praktikum ini disamping pemenuhan mata kuliah praktikum biokimia juga
ingin mengetahui bahan bahan yang mengandung boraks dan formalin melalui praktikum kali ini.
Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
B. Landasan Teori
Boraks terjadi dalam suatu deposit hasil dari proses penguapan “hot spring”
(pancuran air panas) atau danau garam. Boraks termasuk kelompok mineral borat, suatu
jenis senyawa kimia alami yang terbentuk dari Boron (B) dan Oksigen (O). Boraks erat
kaitannya dengan asam borat, dan kemungkinan besar daya pengawetan boraks disebabkan
karena adanya senyawa aktif asam borat (asam borosat).
Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam
mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti karak
dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga
bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium.
Boraks banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada beberapa produk makanan,
seperti bakso tusuk, jajanan anak sekolah , tahu ,ikan,mie dll. Penambahan boraks bertujuan
untuk memberikan tekstur padat, meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, dan memberikan
rasa gurih serta bersifat tahan lama terutama pada makanan yang mengandung pati. Dan
makanan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun
swalayan-swalayan . Padahal konsumsi boraks dalam jangka panjang memiliki efek yang
sangat berbahaya seperti depresi sirkular, sianosis, kejang hingga koma. Beberapa
penelitian pada hewan melaporkan boraks dengan konsentrasi 6.700 ppm dapat menurunkan
kuantitas sperma dan atrofi testis sehingga mengakibatkan terjadinya infertilitas pada pria.
Selain itu, juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, kelainan kutaneus
dan retardasi pertumbuhan serta toksisitas pada embrio atau fetus.
Manfaat boraks
Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep,
bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan
sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu.
Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks
banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar.
Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi
penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan
pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan
kematian
Bahaya Boraks
Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender. Dapat
memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan:
Tanda dan gejala akut,Muntah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan
Syaraf Pusat). Tanda dan gejala kronis nafsu makan menurun,gangguan pencernaan,
gangguan SSP : bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker.
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya
penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk
terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam
tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf
pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,
pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan
berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar
(adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai pengeras, bakso,
sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet.
Analisis boraks dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji nyala api, titrasi
volumetrik maupun spektofotometri , dimana masing-masing metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan,sehingga tidaklah berlebihan apabila ada alternatif metode lain untuk
menambah informasi tentangmetode analisis boraks yang lebih cepat, mudah dan murah.
Salahsatunya yaitu secara kualitatifmenggunakan kertas kunyit.
Reaksi antara kurkumin yangterkandung dalam kunyit dengan boraks adalah sebagai berikut
:Kurkumin + Boraks → RosocyanineC21H20O6 +Na2B4O7 → B[C21H19O6]2Cl
Tusuk gigi turmerik adalah tusuk gigi yang sudah direndam dalam sari kunyit,
sehinggatusuk gigi tersebut berwarna kuning. Tusuk gigi turmerik mengandung
kurkumin,sebagai indikator yang dapat mengindentifikasi adanya boraks. Tusuk
gigiturmerik akan berubah warna menjadi merah bata setelah ditusukkan pada baksoyang
mengandung boraks. Hal ini disebabkan karena timbul reaksi kompleks yangdihasilkan
antara kurkumin dan boraks, yaitu menghasilkan boron cyanokurkumin kompleks yang
berwarna merah rosa atau merah bata.
Kunir atau kunyit (Curcuma domesticaVal.) termasuk salah satu tanaman rempah
dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara yang memiliki banyak manfaat seperti: sebagai
bumbu dapur, pewarna alami pada makanaan, kosmetik dan sebagai obat keluarga. Senyawa
yang diduga berperan penting pada kunyit adalah kurkumin . Menurut Halim & Azhar,
kurkumin dapat berikatan dengan asam borat yang kemudian akan membentuk komponen
rososianin berwarna merah sehingga dapat digunakan sebagai uji deteksi boraks.
Penggunaan uji deteksi boraks ini perlu diterapkan pada salah satu produk yang banyak
dikonsumsi masyarakat yaitu kerupuk yang beredar di Pasar Tradisional
Semolowaru,Surabaya. Selanjutnya dilakukan analisis kadar boraks menggunakan
spektrofotometri menggunakan spektrometer UV-vis untuk membuktikan kebenaran uji
deteksi boraks menggunakan kunyit.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Ikan 6 ekor
2. Bakso 6 biji
3. Tahu 6 potong
4. Mie 6 gumpalan
5. Piring/ wadah 3- 6 buah
6. Tusuk gigi
7. Air panas
C. Cara Kerja
3.Mie 4. Tahu
3.Mie 4. Tahu
C. Pembahasan
Boraks dan formalin adalah senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan
jika mengkonsumsinya. Sejatinya formalin dalam hal ini biasanya digunakan
sebagai pengawet pada mayat, bahan tambahan kosmetik, perabot kayu, dan
desinfektan kuat dan boraks gunakan sebagai bahan campuran detergen, glasi
enamel untuk gigi buatan, pembuatan plastik, antiseptik, sebagai disinfektam,
Serta pengawet kayu.
Dari banyaknya manfaat boraks dan formalin ini ada juga yang
menyalahgunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan makanan.
Makanan yang mengandung boraks dan formalin sedikit tidak jauh beda dengan
makanan pada umumnya.Pembeda makanan yang menggunakan formalin dan
boraks adalah daya tahan, kekenyalan, warna yang mencolok, dan tidak dirubungi
lalat dan semut. Untuk mengetahui ada dan tidaknya bahan makanan yang memiliki
kandungan boraks dan formalin adalah dapat menggunakan kunyit sebagai
indikatornya.
Pada Penelitian uji boraks ini didapatkan perubahan warna pada tusuk gigi
menjadi lebih gelap dari 6 percobaan pada masing-masing bahan seperti pada tabel
diatas. Dari 6 Sempel yang masing masing terdiri dari ikan, tahu, mie dan bakso
dengan 2 perlakuan yang berbeda hampir semuanya tidak terjadi perubahan pada
tusuk gigi yang sudah dilumuri ekstrak kunyit namun dari perlakuan satu didapat
bahwa dari ke 3 ekor ikan dan 3 buah mie yang memiliki hasil positif (+)
mengandung boraks masing-masing berjumblah 1 ekor ikan dan 1 buah mie.
BAB V
KESIMPULAN
Hasil dari perlakuan 2 (dibiarkan selama 1 hari dan direndam air panas selama 30 menit)
Adanya perubahan warna pada tusuk gigi yang telah direndam parudan kunyit karen adanya
senyawa kurkumin yang mampu menguraikan ikatan ikatan pada boraks menjadi asam
borat dan mengikatnya menjadi senyawa borinsiano kurkumin komplek hal ini menye
babkan perubahan warna tusuk gigi menjadi gelap. Untuk itu perlu adanya ke hati hatian
dan jangan tergiur dengan harga dibawah pasaran dalam memilih makanan atau bahan
makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anin Artiana, dkk. Kunyit Sebagai Indikator Alami Untuk Mendeteksi Boraks
Pada Mie Basah. Akademi Farmasi Surabaya. Surabaya.
http://repository.akfarsurabaya.ac.id/10/1/ARTIKEL%20ILMIAH_
%2013515088_ANIN%20ARTIANA.pdf (diakses 4 April 2021 pukul 14.53)
Amir, S., S. Sirajuddin dan Zakaria. 2014. Analisis Kandungan Boraks Pada
Jajanan Anak Di SDN Kompleks Lariangbangi, Makasar. Inhagizi. 10(3). P9-
14
Fuad, N.R. 2014. Identifikasi Kandingan Boraks Pada Tahu di Pasar Ciputat.
Skripsi. Prodi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta