Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SEMESTER 114

(Uji Vitamim C dan Vitamin E pada Makanan)

Oleh :

Kelompok 07

1. Tabitha Qotrunnada Sulistiyanto (1304620076)

2. Aura Cahya Sesilia (1304620063)

3. Chesia Saranata Simanulang (1304620057)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan nutrisi organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil yang memiliki berbagai
fungsi biokimiawi dan tidak dapat disintesis oleh tubuh harus di pasok melalui makanan. Vitamin
juga memiliki peranan penting bagi kesehatan tubuh. Apabila tubuh kekurangan vitamin tentu akan
menurunya sistem imun tubuh dan mudah terserang penyakit. Hal ini sebagai bentuk respon tubuh
sebagai respon dari kekuranganya. Vitamin memiliki beberapa jenisnya diataranya Vitamin C dan
Vitamin E.Vitamin C Sendiri berfungsi mempertahankan daya tahan tubuh. Sedangkan Vitamin E
bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas. Apabila
urangan vitamin E akan menyebabkan anemia pada bayi yang baru lahir.

Dibanding jenis vitamin lain, vitamin C hingga sekarang mungkin merupakan jenis vitamin yang
paling populer di masyarakat awam. Meski sama pentingnya dengan yang lain, memang banyak
orang yang menganggap khasiat vitamin C jauh melebihi kebutuhan vitamin lain, dan hal ini
seringkali dikaitkan dengan peningkatan daya tahan tubuh.Bahkan, serangkaian penelitian yang
dilakukan para ahli menemukan fungsi lain yang jauh lebih menjanjikan sebagai suatu antioksidan
yang mampu mencegah penyakit-penyakit lain yang lebih serius termasuk kanker dan berbagai
penyakit degeneratif lainnya.

Hal ini yang mungkin mendasari pengetahuan umummasyarakat tentang perlunya mengkonsumsi
vitamin C, dan tak bisa dipungkiri juga, promosi - promosi dari pihak produsen. Dan terkait dengan
tingginya kesadaran self medication dengan kemudahan pengaksesan informasi di masa sekarang,
salah satu kegunaan vitamin C, dalam dosis yang dianggap dosis tinggi (1000 mg/hari) secara
praktis yang sering muncul adalah untuk mencegah flu dalam kemampuannya meningkatkan daya
tahan tubuh.

Buah-buahan banyak mengandung vitamin C, vitamin C alami yang terkandung dalam buah
bervariasi tergantung dari jenis buah tersebut

Untuk itu dilakukanya praktikum ini disamping pemenuhan mata kuliah praktikum biokimia juga
ingin mengidentifikasi vitamin terutama vitamin C dan vitamin E pada beberapa bahan makanan dan
menganalisisnya.

Tujuan Praktikum

1. Mengidentifikasi jenis vitamin yang terkandung dalam beberapa bahan makanan.

2. Menganalisis penyebab terjadinya perubahan terhadap bahan makanan yang


mengandung vitamin

3. Mengetahui fungsi dari beberapa jenis vitamin


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

B. Landasan Teori

Vitamin adalah Ada zat organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh kita tetapi kita perlukan
dalam jumlah yang sangat sedikit. Zat ini dinamakan vitamin. Asal kata vitamin adalah dari
vit-amine. “Vit” berarti hidup dan “amine” menunjukkan bahwa zat itu adalah suatu amine,
yaitu zat kimia yang mengandung gugus –NH2. Sebabnya nama tersebut timbul adalah
karena vitamin pertama yang dapat dipisahkan secara kimia dengan murni ternyata
mengandung nitrogen.

Vitamin ini ialah vitamin anti beri-beri. Karena itu orang mulamula menyangka bahwa
semua vitamin mengandung gugus amine. Ternyata hal itu tidak benar. Karena itu, sekarang
huruf “e” diakhir kata dihilangkan sehingga terjadilah kata istilah vitamin (Nasoetion,
1995:109-110).

Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan zat
gizi dan proses metabolisme tubuh. Kekurangan vitamin akan berakibat terganggunya
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan asupan harian dalam jumlah tertentu yang idealnya
bisa diperoleh dari makanan. Jumlah kecukupan asupan vitamin per hari untuk perawatan
kesehatan ditentukan oleh RDA (Recomended Daily Allowance) (Yuliarti, 2009:59).

Vitamin C memiliki struktur sangat mirip dengan glukosa, pada sebagian besar mamalia
vitamin C berasal dari glukosa (Gambar 5). Vitamin C terdapat dalam bentuk asam askorbat
maupun dehidroaskorbat.42 Asam askorbat diabsorpsi usus halus, dan hampir seluruh asam
askorbat dari makanan terabsorpsi sempurna. Asam askorbat masuk sirkulasi untuk
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Asam askorbat dioksidasi in vivo menjadi radikal bebas
askorbil. Sebagian proses reversibel menjadi asam askorbat kembali, sebagian menjadi
dehidroaskorbat yang akan mengalami hidrolisis, oksidasi dan akhirnya diekskresi melalui
urine.
Vitamin C bersifat hidrofilik dan berfungsi paling baik pada lingkungan air sehingga
merupakan antioksidan utama dalam plasma terhadap serangan radikal bebas (ROS) dan
juga berperan dalam sel.44 Sebagai zat penyapu radikal bebas, vitamin C dapat langsung
bereaksi dengan superoksida dan anion hidroksil, serta berbagai hidroperoksida lemak .

Menurut Siregar (2009:1), vitamin C juga meningkatkan sel-sel darah putih yang dapat
melawan infeksi sehingga flu sembuh lebihcepat, membantu mengaktifkan asam folat,
meningkatkan penyerapan zat besi sehingga mencegah anemia,meregenerasi vitamin E
sehingga bisa dipakai lagi sebagai antioksidan. Vitamin C ada yang alami juga ada yang
sintetik.

Siregar (2009:1), juga menjelaskanbeberapa bentuk vitamin C adalah sebagai berikut:


1. Asam ascorbat ( L-ascorbic acid )
Jenis ini digunakan tubuh,meski bersifat asam namun kekuatan asamnya jauh lebih rendah
dibanding asam lambung. Jenis ini lebih murah dari jenis lainnya.

2. Garam ascorbat

Sifat asam jenis ini dinetralkan oleh garam sodium atau kalsium sehingga dianggap lebih
aman bagi lambung.
3. Vitamin C dengan bioflavonoid

Bioflavonoid adalah zat warna tanaman seperti dalam sayur atau buah. Meski bioflavonoid
mempunyai anti-oksidan, masih sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa kombinasinya
dengan vitamin C dapat meningkatkan fungsi vitamin C.
4. Ascorbat dan metabolit vitamin C

Mengandung kalsium ascorbat ditambah sedikit dehidroaskorbat (asam askorbat yang


teroksidasi) dan bahan lain. Meski tujuannya untuk meningkatkan kinerja vitamin C, hasil
penelitian tidak menunjukkan perbedaan dengan asam ascorbat pada no.1 di atas.

5. Ascorbil palmitat

Yakni vitamin C yang diesterifikasi dengan asam palmitat (asam lemak). Sering
ditambahkan pada krim kulit untuk memanfaatkan sifat anti-oksidannya. Jenis ini banyak
dibentuk untuk suplemen seperti Ester C, namun berbeda dengan ester-c dengan metabolit
vitamin C
Menurut Perretta (2006:26), vitamin C rentan terhadap udara, cahaya, panas, serta mudah
rusak selama penyimpanan. Rachmawati (2009:37) dalam jurnal hasil penelitiannya juga
menambahkan, vitamin C pada suatu bahan makanan akan menurun kadarnya bila suhunya
ditingkatkan

Vitamin E (tokoferol) merupakan suatu zat penyapu radikal bebas lipofilik dan antioksidan
paling banyak dialam. Vitamin E berfungsi sebagai pelindung terhadap peroksidasi lemak di
dalam membran. Vitamin E terdiri dari struktur tokoferol, dengan berbagai gugus metil
melekat padanya dan sebuah rantai sisi fitil.
Diantara struktur tersebut α-tokoferol adalah antioksidan yang paling kuat. Vitamin E
adalah penghenti reaksi penyebar radikal bebas yang efisien di membran lemak, karena
bentuk radikal bebas distabilkan oleh resonansi. Oleh karena itu radikal vitamin E memiliki
kecenderungan kecil untuk mengekstraksi sebuah atom hidrogen dari senyawa lain dan
menyebarkan reaksi.

Bahkan radikal vitamin E berinteraksi secara langsung dengan radikal peroksi lemak
sehingga atom hidrogen lainnya berkurang dan menjadi tokoferil quinon teroksidasi
sempurna. Vitamin E radikal juga bisa mengalami regenerasi dengan adanya vitamin C atau
gluthathion

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu Pelaksanaan Praktikum

Hari : Rabu – Minggu

Tanggal : 6 April – 11 April 2021

B. Alat dan Baha

1. 1 buah jeruk manis

2. 1 buah jeruk lemon

3. 1 buah mentimun

4. 1 buah tomat

5. 1 buah pisang (varian bebas)

6. 1 buah apel

7. 1 buah bengkuang

8. Vitamin E tablet (natur E atau suplemen vitamin E lain)

9. Vitamin C (Vitacimin dan sejenisnya) atau vitamin C IPI

10. Betadine

11. 9 Wadah bening (gelas transparan kecil/ bekas aqua/ cetakan pudding
kecil ukuran 10 ml)

C. Cara Kerja

1. Peras jeruk dan saring tambahkan 5 ml air

2. Parut/ haluskan buah lain tambahkan 5 ml air lalu saring

3. Larutkan 1 butir vitamin C dengan 5 ml air

4. Buka kaplet vitamin E

5. Masukkan masing- masing wadah dengan 1 ml betadin (20 tetes) atau


dengan volume yang sama
6. Teteskan masing- masing bahan uji ke dalam larutan betadin hingga
warna betadin menjadi bening atau berubah warna.

7. Catat jumlah tetesan yang dibutuhkan untuk untuk membuat larutan


betadin berubah warna, serta warna yang terbentuk

8. Panaskan sisa sari buah dan vitamin C dengan suhu 100 derajat selama
10 menit

9. Ulangi langkan 5 dan catat jumlah tetesan yang dibutuhkan untuk


membuat larutan betadin berubah warna

10. Simpulkan percobaan Anda


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan (berupa gambar dan tabel)

i. Hasil Praktikum Uji Kandungan Vitamin C dan Vitamin E sebelum di


panaskan
Makanan Vitamin c Vitamin E Keterangan
Pisang - - Ekstrak pisang berubah menjadi kehitaman
setelah diberi 150 tetes iodine
Vitamin c + - Vitacimin mengalami perubahan warna
menjadi jernih setelah diberi 20 tetes iodine
Tomat + - tomat mengalami perubahan warna menjadi
jernih setelah diberi 230 tetes iodine
Mentimun + - Mentimun mengalami perubahan warna
menjadi lebih jernih setelah diberi 160 tetes
iodine
Jeruk manis + - Jeruk manis mengalami perubahan warna
menjadi lebih jernih setelah diberi 60 tetes
iodine
Lemon + - lemon mengalami perubahan warna menjadi
lebih jernih setelah diberi 135 tetes iodine
Bengkuang - - Bengkuang menjadi biru tua setelah tetesan
26 iodine

Nature-e - + Nature-e ditetesi 10 tetes vitamin e tak larut


dalam air
Apel + - Sari apel mengandung vitamin C warna
menjadi coklat kehitaman

Dokumen
1. Pisang
2. Vitacimin
3. Tomat
4. Mentimun
5. Jeruk manis
6. Lemon

7. Bengkuang
8. Nature e
9. Apel

ii. Hasil Praktikum Uji Kandungan Vitamin C dan Vitamin E sebelum di


panaskan

Makanan Vitamin c Vitamin E Keterangan


Pisang - - Ekstrak pisang berubah menjadi kehitaman
setelah diberi 160 tetes iodine
Vitamin c + - Vitacimin mengalami perubahan warna
menjadi jernih setelah diberi 20 tetes iodine
Tomat + _ tomat mengalami perubahan warna menjadi
jernih setelah diberi 270 tetes iodine
Mentimun + - Mentimun mengalami perubahan warna
menjadi lebih jernih setelah diberi 180 tetes
iodine
Jeruk manis + - Jeruk manis mengalami perubahan warna
menjadi lebih jernih setelah diberi 86 tetes
iodine
Lemon + - lemon mengalami perubahan warna menjadi
lebih jernih setelah diberi 163 tetes iodine
Bengkuang - - Ekstrak Bengkuang mengalami perubahan
warna mejadi biru tua seltelah ditetesi iodine
sebanyak tetes
Apel - - Ekstrak Apel tetesan ke 10 berubah menjadi
warna hitam

Dokumentasi
1. Pisang
2. Vitacimn
3. Tomat

4. Mentimun
5. Jeruk manis
6. Lemon

7. Bengkuang
8. Natur-e
9. Apel
B. Pembahasan

Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air
(Perricone, 2007:117). Vitamin C memiliki banyak manfaat dalam tubuh, sehingga
suplement vitamin C banyak ditemukan di pasaran. Namun, tanpa suplement
tersebut kitapun dapat memenuhi kebutuhan vitamin C dengan mengkonsumsi buah-
buahan.
Dalam pengujian ini menggunakan betadine sebagai iindikator keberadaan vitamin
C. Pada kemasan betadine tertera bahwa betadine mengandung povidone iodine 10%
yang setara dengan iodine 1%. Iodine ini lah yang sebenarnya menjadi indikator,
karena reaksi antara asam askorbat dalam vitamin C dan iodin akan menghilangkan
warna dari iodine.

Reaksi tersebut adalah

Asam Askorbat

Setelah dilakukan pengujian, terlihat urutan vitamin C pada sampel dari yang paling
tinggi ke yang paling rendah adalah Tablet vitamin C, Jeruk manis ,mentimun
,...Bengkuang tidak menunjukkan reaksi antara vitamin C dan iodin, tetapi malah
menunjukkan reaksi antara amilum dengan iodin yang menunjukkan warna hitam.
Setelah dilakukan pengujian pertama, sampel-sampel yang masih tersisa dipanaskan.
Dari sampel yang telah dipanaskan dan diuji kembali sebagian besar menunjukkan
vitamin C nya berkurang, terlihat dari jumlah tetesan yang diperlukan untuk
memberikan reaksi warna yang sama.
Namun pada vitamin C tablet, terlihat jumlah tetesan semakin sedikit untuk
menjernihkan betadin (sebelum dipanaskan 4 tetes, sesudah dipanaskan 3 tetes), hal
ini dapat terjadi karena pada proses pemanasan terjadi penguapan air sehingga
vitamin C nya semakin pekat di banding yang sebelum dipanaskan.

Kandungan vitamin C dalam buah-buahan ataupun sayuran memang tidak setinggi


vitamin C dalam tablet. Namun jika dilihat dari kebutuhan vitamin C 100mg/hari,
konsumsi buah dan sayur sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan vitamin C.
Ditambah lagi di dalam buah-buahan banyak juga terdapat zat lain yang juga
berguna bagi tubuh. Sehingga juga dapat memenuhi kebutuhan zat lain selain
vitamin C.
Pada kapsul vitamin e setelah diteteskan ke dalam larutan betadine menjadi seperti
minyak dalam air yang tidak menyatu. Hal ini dikarenakan vitamin e merupakan
jenis vitamin yang tak larut dalam air.

BAB V
KESIMPULAN

Dari penjelasan dan Hasil praktikum tersebut dengan beberapa bahan makanan dapat disimpulkan
bahwa bahan makanan vitacimin, jeruk manis, metimun, apel, lemon,tomat,jeruk manis benar
adanya mengandung vitamin C dengan bukti terjadinya perubahan. Warna menjadi lebih jernih

Pada bahan makanan natur –e juga benar adanya mengandung vitamin E dengan bukti terjadinya
larutan natur-e sulit menyatu dengan larutan iodine karena mengandung minyak.

Pada beberapa makanan berubah menjadi warna hitam dan iru tua karena mengandung amilum ,
yaitu pada bengkoang dan pisang .

Vitamin C sendiri memiliki fungsi mencegah penyakit demam berdarah. Sebagai antioksidan yang
membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sehingga menghambat risiko
penuaan dini, perjalanan penyakit kanker, dan penyakit jantung. Sedangkan vitamin Eberfungsi
untuk memelihara kesehatan kulit, kesuburan organ reproduksi, mata, sel darah, dan otak Oleh
karena itu kita dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan makanan yang menganndung vitamin
demi terjagamya nutrisi dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Irawan, D. 2008. Diakses 8 Januari 2011. Vitamin C dan Daya Tahan


Tubuh.http://www.waspada.co.id/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=14745

GF,Ed. The vitamins. Fundamental aspects in nutrition and health. 2nd ed.
London; Academic Press; 1998, p. 191-263.

Horvath PJ. Vitamins as therapeutic agent. In: Smith CM, Reynard AM. Ed,
Texbook of pharmacology. WB Saunders Company. Philadelphia; 1992.
p1067-78.

Lavoiser Al. Chemical and physiological properties of vitamins. In: Combs

Nasoetion, A.H. 1995. Matahari Manusia dan Makanan. Jakarta: Balai Pustaka

Perdana, A. 2010. Vitamin C Tinggi pada Buah. Diakses 8 Januari 2011.


http://www.adityaperdana.web.id/vitamin-c-tinggi-padabuah.htm

Triana, Vivi. 2006.Macam-macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh.


Universitas Andalas.Vol.01. No.01

Anda mungkin juga menyukai