MEE tanpa kandungan Formalin hanya dapat bertahan 12 jam,
sedangkan mee dengan Formalin boleh bertahan sampai tiga hari tanpa perubahan tekstur. Menurut beberapa pengeluar, penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. Sementara itu, penggunaan formalin akan menghasilkan mee yang lebih awet, yaitu dapat disimpan hingga 4 hari. Apa itu Formalin?? Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda- beda antara lain: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane. Penggunaan Formalin Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Bahan untuk pembuatan produk parfum. Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku. Pencegah korosi untuk sumur minyak. Bahan untuk insulasi busa. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Cairan pembalsam (pengawet mayat). Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet. Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk makanan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Amalan yang salah seperti ini dilakukan pengeluar atau pengelola makanan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk makanan mengandung formalin. Mengapa Perlu berhati-hati Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesihatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanser) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam, sehingga memeritkan hidung, tekak, dan mata. Kesan Formalin pada Kesihatan Manusia Akut : efek pada kesihatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing Kronik : efek pada kesihatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanser sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanser). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. jika dikonsumsi manusia, formalin boleh menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mengganggu fungsi hati, ginjal, dan sistem reproduksi Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, cirit – birit berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi formalin pada dos yang sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian Formalin atau larutan formaldehida (HCHO) yang biasanya untuk bahan pengawet mayat, penggunaannya pada makanan dalam dos yang tinggi akan menyebabkan iritasi lambung, menyebabkan kanser, gagal ginjal, lever, limpa dan merosak jaringan tubuh. Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein, karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti ikan, formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan ikan hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan ikan terasa kaku . Selain itu protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah sebabnya makanan berformalin menjadi lebih awet. Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan. Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya. Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi. Masalahnya, sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan, dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi makanan berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen. Banyak pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini dengan kanker dari penyebab yang lain hampir sulit dibedakan, keduanya membutuhkan waktu panjang untuk menyerang tubuh manusia.
Cara mengesan Formalin
Untuk mengesan formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, iaitu melalui uji formalin dan uji boraks. Ambang batas kadar Formalin yang dapat diterima oleh tubuh adalah 0,2 miligram per kilogram berat badan. Ciri-ciri produk makanan yang mengandung formalin Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk. Mee basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
INI DIA CARA MEMILIH IKAN SEGAR TANPA
PENGAWET Apakah Kamu adalah seseorang yang suka dengan daging ikan? Ikan memang merupakan salah satu makanan yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Tapi sayang, saat ini banyak produsen ikan nakal yang menggunakan bahan kimia formalin agar ikan lebih awet dan terlihat lebih menarik. Seperti yang kita tahu, formalin merupakan salah satu bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Agar tubuh tetap sehat saat mengkonsumsi ikan, pastikan bahwa Kamu memilih dan membeli ikan yang sehat tanpa bahan pengawet formalin di dalamnya. Inilah beberapa cara memilih ikan segar tanpa pengawet: Waspadai Aromanya Ikan yang tidak mengandung bahan pengawet cenderung memiliki aroma khas yang kurang sedap. Saat membeli ikan, pastikan bahwa ikan tersebut masih memiliki aroma khas tersebut. Ikan yang tidak memiliki aroma ini merupakan ciri-ciri ikan berformalin. Perhatikan Tekstur Daging Ikan Cara memilih ikan segar tanpa pengawet yang kedua adalah dengan memeriksa tekstur daging ikan. Biasanya dengan tekstur daging yang mudah rusak atau lebih lunak. Pilihlah ikan jenis ini. Hindari memilih ikan yang memiliki daging alot dan keras. Ikan dengan tekstur alot dan keras tidak jarang mengandung formalin dan bahan kimia lain yang berbahaya. Amati Warna Ikan Untuk ikan yang tidak mengandung bahan kimia biasanya memiliki warna yang tidak menarik dan cenderung lebih gelap kecoklatan atau bahkan cenderung hitam. Ikan yang memiliki warna normal ini adalah ikan sehat tanpa bahan pengawet. Perlu Kamu tahu, pada ikan yang memiliki warna bersih dan putih, selain mengandung formalin ikan ini juga mengandung pemutih. Jadi, saat membeli ikan perhatikan selalu warna ikan. Lihat Apakah ada Lalat? Cara mengetes ikan berformalin yang paling mudah adalah melihat lalat. Tentu cara ini hanya opsional, hal ini adalah cara tradisional ketika membeli ikan, lihat adakah lalat yang menghinggapi ikan tersebut. Jika ada lalat yang menghinggapinya, hal ini bisa menunjukkan bahwa ikan tersebut bebas bahan pengawet. Pada dasarnya, lalat tidak akan mau makanan yang mengandung bahan kimia.