FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH:
KELOMPOK 2
SUCI FITRIAH ANGGRENI
N111 12 310
WAHYUDDIN S.
N111 12 314
DEWI M. ASFAR
N111 12 318
NURUL FAJARYANTI
N111 12 341
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
1
Namun,
hanya
lebih
pendekatan
pada
studi
banding
atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang semoga
bisa memberi tambahan pada hal yang terkait dengan kepentingan mata kuliah
Analisis Keamanan Pangan.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTKA
A. Boraks........................................................................................................3
B. Efek Boraks bagi Kesehatan......................................................................5
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Kandungan Boraks pada Manakanan..........................................7
B. Isu-Isu dan Contoh Kasus Mengenai Kandungan Boraks yang terdapat
pada Makanan............................................................................................12
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
Daftar Pustaka
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Selain
menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pertumbuhan,
makanan juga menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk mendukung
kehidupan tubuh yang sehat. Karena itu untuk meningkatkan kehidupan
manusia diperlukan adanya persediaan makanan yang memadai baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas, selain mengandung semua zat
yang diperlukan oleh tubuh makanan juga harus memenuhi syarat keamanan.(5)
3
(1).
dalam makalah ini akan di bahas analisis kandungan boraks dalam makanan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Isu-isu dan contoh kasus terkait kandungan Boraks
dalam Makanan
2. Untuk mengetahui Efek Boraks pada Kesehatan
3. Untuk mengetahui cara menganalisis kandungan Boraks pada makanan
C. Manfaat
1. Dapat memberikan pengetahui mengenai isu-isu dan contoh kasus terkait
kandungan Boraks dalam Makanan
2. Dapat memberikan pengetahuan mengenai efek boraks bagi kesehatan
3. Dapat mengetahui cara menganalisis kandungan Boraks pada makanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Boraks
Boraks atau yang lazim disebut asam borat (boric acid) adalah senyawa
kimia turunan dari logam berat boron (B). Asam borat terdiri atas tiga macam
senyawa, yaitu: asam ortoborat (H3BO3), asam metaborat (HBO2), dan asam
piroborat (H2B4O7)(5). Rumus struktur ketiga asam borat tersebut adalah
sebagai berikut :
Asam-asam borat adalah asam lemah. Boraks merupakan senyawa hidrat dari
garam natrium tetraborat dengan rumus molekul Na2B4O7.10H2O (Natrium
tetraborat dekahidrat). Dalam perdagangan boraks dikenal dengan sebutan
borofax three elephant, hydrogen orthoborate, NCL-C56417, calcium borate,
atau sassolite. Dalam istilah domestik boraks memiliki nama berbeda-beda. Di
Jawa Tengah boraks disebut dengan nama air bleng atau garam bleng, di daerah
Sunda disebut bubuk gendar; di Jakarta disebut pijer. Boraks yang
diperdagangkan dalam bentuk balok padat, kristal, atau tepung berwarna putih
kekuningan, atau dalam bentuk cairan tidak berwarna.(5)
Boraks digunakan orang sudah sejak lama, yaitu sebagai zat pembersih
(cleaning agent), zat pengawet makanan (additive), dan untuk penyamak kulit.
Boraks sebagai antiseptik dan pembunuh kuman. Karena itu borak banyak
digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu, dan untuk bahan
antiseptik pada kosmetik. Dalam industri tekstil boraks digunakan untuk
mencegah kutu, lumut, dan jamur. Boraks juga digunakan sebagai insektisida
dengan mencampurkannya dalam gula untuk membunuh semut, kecoa, dan
lalat. Boraks sejak lama sudah digunakan untuk membuat gendar nasi, krupuk
gendar, atau krupuk puli yang secara lokal di beberapa daerah di Jawa disebut
karag atau lempeng.(5)
Boraks dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dinyatakan bahan berbahaya dan beracun, dan dilarang untuk digunakan dalam
pembuatan makanan. Peraturan Menteri Kesehatan tersebut didasarkan pada
hasil sidang Codex dunia tentang makanan, yang melarang boraks untuk
6
Dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor:
Karena tidak mudah terlarut dalam air boraks bersifat kumulatif. Boraks di
dalam tubuh dapat menimbulkan bermacam-macam gangguan .(5) Gangguangangguan umum yang ditimbulkan boraks adalah sebagai berikut: (5)
1. Dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan bayi, terutama mata.
2. Menyebabkan gangguan proses reproduksi.
3. Dapat menimbulkan iritasi pada lambung, kulit merah dan mengelupas.
4. Menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan testes.
Informasi tentang gangguan kesehatan karena boraks masih sangat
sedikit, bahkan dapat dikatakan belum ada bukti yang cukup kuat. Hal ini dapat
dimengerti karena akibat yang ditimbulkannya tidak dapat segera tampak.
Gejala-gejala gangguan kesehatan yang dapat diamati dalam jangka pendek
karena menghisap atau kontak secara langsung dengan boraks antara lain
terjadinya iritasi pada hidung, saluran pernapasan, dan mata. Selain itu, adanya
pencemaran boron dalam waktu panjang dapat menimbulkan gangguan
reproduksi berupa menurunnya jumlah sperma pada orang laki-laki. Dari hasil
penelitian pada hewan menunjukkan bahwa dengan adanya pencemaran boron
dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada jaringan paru-paru
dan inhalasi yang lama. Pencemaran boron dalam kadar tinggi dalam waktu
singkat dapat menimbulkan bahaya pada perut, usus, hati, ginjal, dan otak. (5)
Dari hasil penelitian pada hewan menunjukkan dengan adanya
pencemaran boron pada hewan jantan dapat menyebabkan gangguan pada
testes dan gangguan kelahiran pada hewan betina yang bunting. Terjadinya
kontak langsung pada hewan dapat menyebabkan terjadinya iritasi kulit. Akibat
dari kontak dengan kulit manusia belum diketahui. Konsumsi boraks secara
terus menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus dan dapat
mengakibatkan usus tidak mampu mengubah zat makanan sehingga dapat
diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh. Pada dosis 5 gram atau lebih dalam
tubuh bayi dan anak kecil dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa
kematian dapat terjadi pada dosis 10 20 gram atau lebih.(5)
Makanan yang mengandung boraks dapat menyebabkan dampak negatif
bagi tubuh dimana pada dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang
dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan
bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gr/kg berat
badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat badan anak-anak, jika sering
dikonsumsi akan menumpuk/terakumulasi pada jaringan tubuh di otak, hati,
lemak dan ginjal yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya kanker.(2)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Kandungan Boraks pada Manakana
Penggunaan senyawa boraks banyak digunakan dalam industri
makanan, seperti: dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, tahu, bakso,
sosis, bahkan dalam pembuatan kecap.
boraks:
teksturnya
renyah
dan
bisa
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cawan petri
Pinset
Korek Api
Furnace
Pipet Ukur
Mortar dan Penggerus
Kompor
Bahan :
1. H2SO4 10ml
2. Metanol 2ml
3. Air Kapur Jenuh
4. Kertas Lakmus
Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang
sample sebanyak 3 gram sample.
3. Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan
Air kapur jenuh hingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas
lakmus.
4. Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
5. Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan
menjadi asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml
Methanol kemudian nyalakan. Jika nyala api berwarna hijau maka
dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
b. Metode Kertas Curcuma
Alat :
a. Waterbath
b. Mortar dan penggerus
c. Kompor
d. Pipet ukur
e. Pemijar (Movel Furnace)
f. Rak Tabung Reaksi
g. Cawan Porselin
h. Tabung Reaksi
i. Corong
j. Sendok
k. Pengaduk kaca
l. Timbangan
Bahan :
a. Kertas Saring
b. Kertas Curcuma
11
c.
d.
e.
f.
g.
Amonia
Sample makanan
Air kapur jenuh
Kertas lakmus
HCl 10%
Cara Kerja :
1. Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya
dihaluskan dulu) masukkan kedalam cawan porselin.
2. Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi
biru).
3. Isapkan dalam waterbath.
4. Panaskan di atas kompor.
5. Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10%
sampai menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas
curcuma ke dalam air hasil saringan, jika kertas curcuma memerah
kembali dengan asam tambahkan amoniak menjadi hijau biru tua maka
dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
3. Identifikasi dengan metode kunyit
Kebanyakan masyarakat mengira bahwa mendeteksi boraks harus di
laboratorium sehingga memerlukan biaya mahal. Hal ini membuat
masyarakat malas menguji dan langsung mengonsumsi barang yang dibeli.
Padahal jika dapat mengetahui cara yang benar dan mudah untuk
mendeteksi boraks, pasti masyarakat tidak akan kesulitan untuk melakukan
sendiri. Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk
mendeteksi boraks adalah kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan
bumbu dalam berbagai resep makanan. Cara mendeteksi boraks dengan
kunyit sangat mudah dan cepat.
Alat dan bahan :
a. Kunyit
b. kertas saring,
c. serta sedikit boraks sebagai kontrol positif.
Cara Kerja :
1. Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.
2. Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
12
2. Roti
Analisis Kandungan Boraks (Na2B4O710.H2O) pada Roti Tawar yang
Bermerek dan Tidak Bermerek yang dijual di Kelurahan Padang Bulan
Kota Medan Tahun 2012. Dimana pada hasil analisis kualitatif di
laboratorium dengan menggunakan metode pewarnaan yang dilakukan
peneliti tarhadap 8 sampel roti tawar bermerek dan tidak bermerek yang
dijual diperoleh bahwa tidak ada satupun sampel yang diuji memiliki
kandungan boraks atau Boraks (-). Pengujian kualitatif dilakukan
dengan menggunakan 2 metode yaitu metode nyala api dan metode
pewarnaan. Dengan metode nyala api, sebagian abu ditambah sedikit
14
asam sulfat dan methanol kemudian dibakar. Dari uji nyala api,
diperoleh warna biru sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat
boraks dalam roti tawar. Metode yang kedua adalah uji pewarnaan
dengan kurkumin dimana sampel abu tersebut ditambah air dan HCL 5N
sampai larutan bereaksi asam, kemudian disaring dalam cawan penguap.
Dari hasil pemeriksaan tersebut
sampel roti tawar yang bermerek dan tidak bermerek tidak ada yang
mengandung boraks.(2)
3. Tahu
Analisis Boraks Pada Tahu yang Diproduksi di Kota Manado. Sampel
tahu yang diteliti adalah sampel A (Bahu), sampel B (Batukota I),
sampel C (Batukota II), sampel D (Kleak), sampel E (Pakowa),
kemudian kandungan boraks diamati menggunakan metode uji nyala,
metode kertas kurkuma, metode kunyit, dan metode Spektrofotometri
UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelima sampel tahu
tidak teridentifikasi adanya boraks baik dengan menggunakan secara uji
nyala, kertas kurkuma, kunyit dan Spektrofotometri UV-Vis. Dengan
tidak teridentifikasinya boraks pada tahu maka dipastikan kelima sampel
tahu produksi lokal ini bebas dari kandungan boraks.(8)
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Isu-isu dan contoh kasus terkait kandungan Boraks dalam Makanan yakni :
a. Adanya Kandungan Boraks pada Bakso di Medan
b. Adanya kandungan Zat Pengawet Boraks pada Jajanan Bakso Di SDN
Kompleks Mangkura Kota Makassar
c. Adanya kandungan Boraks (Na2B4O710.H2O) pada Roti Tawar yang
Bermerek dan Tidak Bermerek yang dijual di Kelurahan Padang Bulan
Kota Medan Tahun 2012
d. Adanya kandungan Boraks pada Tahu yang Diproduksi di Kota Manado
2. Efek Boraks pada Kesehatan
a. Dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan bayi, terutama mata.
15
dan makanan
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Nasution, Anisyah. 2009. Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong Di
Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2009. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara
2. Pane,Imee Syorayah,dkk.2013.Analisis Kandungan Boraks (Na2B4O7 10 H2O)
Pada Roti Tawar Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Yang Dijual Di
Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2012. Departemen Kesehatan
Lingkungan
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sumatera
Utara.Medan
3. Saparinto, Cahyo dan Diana Hidayati. 2011. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta
4. Silalahi,Jansen,dkk.2010. Pemeriksaan Boraks di dalam Bakso di Medan. Maj
Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 11, November 2010
5. Sugiyatmi, Sri. 2006. Analisis Faktor-Faktor Risiko Pencemaran Bahan Toksik
Boraks Dan Pewarna Pada Makanan Jajanan Tradisional Yang dijual Di
Pasar-Pasar Kota Semarang Tahun 2006. Tesis. Semarang : Universitas
Diponegoro
6. Suhendra,Mela Sastaviyana.2013.Analisis Boraks dalam Bakso Daging A dan
B
di
Daerah
Tenggiling
Mejoyo
Surabaya
Menggunakan
17
Yang Diproduksi Di
18