Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IDENTIFIKASI BORAKS DALAM MAKANAN

NAMA : SITI ROBIAH


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa. Karenanya saya dapat
menyelesaikan tugas saya dalam membuat makalah yang berjudul IDENTIFIKASI BORAKS
DALAM MAKANAN.

Makalah mengenai identifikasi Borak Dalam Makanan ini telah saya susun sebaik
mungkin.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tentu
masih banyak kesalahan susunan kata dan tata bahasa. Maka, dengan tangan terbuka kami akan
menerima kritik dan saran dari pembaca.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Dan dapat
menambah pengetahuan serta informasi para pembaca
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Akhir-akhir ini, semakin marak makanan yang beraneka ragam. Dari jajanan pinggir jalan
hingga makanan berat. Bentuk, rupa, serta warnanya tentu menggugah selera. Rasanya juga
tentu nikmat. Namun, belum tentu sehat dan bergizi. Bahkan, mungkin makanan yang kita
konsumsi sehari-hari belum tentu sehat, dan mungkin kita tidak tahu bahwa makanan yang
terlihat menjanjikan tersebut bebas dari komponen-komponen yang tidak baik bagi tubuh.
Sebagai upaya untuk menekan kerugian, seringkali ditemui penjual makanan yang tidak
bertanggung jawab. Demi meraup keuntungan yang banyak, oknum-oknum tidak bertanggung
jawab tersebut kerap menambahkan bahan-bahan yang tidak seharusnya. Bahan-bahan tersebut
murah, terjangkau, dan memberi efek bagi fisik makanan tersebut. Dan mempengaruhi rasa,
juga teksturnya.
Salah satu bahan yang sering ditemukan dalam makanan sehari-hari yaitu boraks. Suatu
senyawa yang termasuk senyawa yang termasuk ilegal apabila dicampurkan dalam makanan.
Dampak dari senyawa itu amat buruk hingga dapat menyebabkan kematian. Bahkan
penggunaannya sebagai penyedap makanan telah dilarang oleh pemerintah.
Bahan berbahaya tersebut telah menyebar di masyarakat, dan mudah didapat serta
terjangkau. Namun, belum banyak masyarakat yang sadar akan adanya senyawa tersebut dalam
makanan yang dikonsumsi. Selain itu, masyarakat juga tidak mengetahui dampak apa yang
akan disebabkan oleh boraks. Banyak juga yang tahu, namun meremehkan persoalan tersebut.
Untuk mencegah dampak yang semakin meluas, alangkah baiknya apabila masyarakat
mengerti cara membedakan makanan yang pantas dan tidak pantas dikonsumsi. Dan
menyadarkan masyarakat akan dampak yang akan disebabkan oleh boraks. Sehingga dapat
meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat akan kesehatan, serta tingkat kesehatan
masyarakat itu sendiri.
Maka, saya telah melakukan percobaan untuk menguji kandungan boraks di makanan yang
biasa disantap sehari-hari. Untuk membuktikan ada atau tidaknya senyawa berbahaya tersebut
dalam makanan, serta apa efeknya apabila dikonsumsi secara terus menerus. Karena
banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui akan adanya boraks dalam makanan. Agar
pembaca semakin cerdik dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi, dan dapat menguji
makanan tersebut dengan cara yang amat mudah dan simpel.

1.2Rumusan Masalah
1. identifikasi Boraks Dalam Makanan Sehari-hari
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui adanya Boraks Dalam Makanan
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Boraks / Sodium Tetraborate

2.1.1 Pengertian Boraks

Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia
natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut
dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat
biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi
kesadahan air. Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan (Cahyadi, 2008).

Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak
lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian
gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan
asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan
kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah menjad
asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya
bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan
atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid, 2006).

2.1.2 Karakteristik Boraks

Boraks atau Natrium tetraborat memiliki berat molekul 381,37. Rumus molekul
Na2B4O7.10H2O. Pemeriannya berupa hablur transparan tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau. Kelarutan boraks yaitu larut dalam air; mudah larut dalam air
mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol. (Ditjen POM, 1995).
Gambar 1. Rumus Bangun Boraks-anhidrat (NaB4O7)

2.1.3 Legalitas Boraks

Pemerintah melarang penggunaan boraks pada makanan. Penggunaan boraks secara


rinci diatur dan dibatasi oleh UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional.

2.1.4 Efek Mengonsumsi Boraks

Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada
kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek
racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia sebagai halnya zat-zat
tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia.

Mengonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk,


namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui
kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air
kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu
enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.

Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak,


hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian (Agus, 2009).
2.2 Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi makanan yang
mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya yang paling mudah adalah
dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu dengan pemeriksaan laboratorium,
namun jika masyarakat awam terlalu asing dengan laboratorium, maka ada cara mengidentifikasi
yang lebih mudah yaitu metode kunyit.

1. Identifikasi dengan pengamatan fisik

Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan boraks
baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang, serta dapat dengan
mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut beberapa diantara makanan yang dapat kita
identifikasi ada tidaknya boraks dalam makanan menurut bentuk fisiknya :

 Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket,
dan tidak cepat putus.
 Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan
seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.

Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi
kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak.Bakso yang mengandung
boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia
juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari.

Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan
merata di semua bagian.Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti
bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.Padahal pembuatan bakso tidak harus
menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan
boraks.Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium
karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.v
 Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa
tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.
 Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan
rasa getir.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk
terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara
kumulatif.

Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap
dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).

Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks
di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-
lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan
kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau
lebih.

2. Identifikasi dengan pemeriksaan laboratorium

Identifikasi Boraks di laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :

1. Metode Nyala Api

 Alat :

 Cawan petri
 Pinset
 Korek Api
 Furnace
 Pipet Ukur
 Mortar dan Penggerus
 Kompor

 Bahan :
 – H2SO4 10ml
 – Metanol 2ml

Air Kapur Jenuh

 Kertas Lakmus

 Cara Kerja :

 Siapkan alat dan bahan.


 Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample
sebanyak ± 3 gram sample.
 Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur
jenuh hingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.
 Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
 tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi asam
(lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian nyalakan. Jika
nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks

INTERPRETASI HASI : JIKA NYALA API BERWARNA HIJAU MAKA


DINYATAKAN ADANYA ASAM BORAT DAN BORAK

2. Metode Kertas Curcuma

 Alat :

 Waterbath
 Mortar dan penggerus
 Kompor
 Pipet ukur
 Pemijar (Movel Furnace)
 Rak Tabung Reaksi
 Cawan Porselin
 Tabung Reaksi
 Corong
 Sendok
 Pengaduk kaca
 Timbangan

 Bahan :

 Kertas Saring
 Kertas Curcuma
 Amonia
 Sample makanan
 Air kapur jenuh
 Kertas lakmus
 HCl 10%

 Cara Kerja :

 Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan dulu)
masukkan kedalam cawan porselin.
 Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).
 Isatkan dalam waterbath.
 Panaskan di atas kompor.
 Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
 Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai
menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air
hasil saringan, jika kertas curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan
amoniak menjadi hijau biru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.

INTERPRETASI HASIL : jika kertas curcuma memerah kembali dengan asam


tambahkan amoniak menjadi hijau biru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan
boraks.

3. Identifikasi dengan metode kunyit

Tentunya tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi barang yang diketahui mengandung zat
berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui cara mendeteksi adanya
kandungan boraks dalam bahan makanan. Kebanyakan masyarakat mengira bahwa mendeteksi
boraks harus di laboratorium sehingga memerlukan biaya mahal. Hal ini membuat masyarakat
malas menguji dan langsung mengonsumsi barang yang dibeli. Padahal jika dapat mengetahui cara
yang benar dan mudah untuk mendeteksi boraks, pasti masyarakat tidak akan kesulitan untuk
melakukan sendiri.

Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks adalah kunyit.
Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep makanan.

v Cara mendeteksi boraks dengan kunyit sangat mudah dan cepat.


I. Alat dan bahan

 kunyit,
 kertas saring,

 serta sedikit boraks sebagai kontrol positif

II. Cara Kerja

 Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.


 Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
 kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan cairan kunyit
berwarna kuning.
 Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan keringkan.
 Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
 Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan
memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan
boraks,
 teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
 Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan
dipergunakan sebagai kontrol positif.
 Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.
 Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas tumerik
 Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.

INTERPRETASI HASIL :

 Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka bahan
makanan tersebut mengandung boraks.
 Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut tidak mengandung
boraks.
Tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat dengan mudah
didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat dibeli oleh berbagai kalangan
masyarakat dari kelas bawah hingga atas. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit merupakan detektor
alami untuk boraks yang tepat. Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan makanan yang sering kita
konsumsi. Kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan kualitas tubuh kita.

Anda mungkin juga menyukai