PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum adalah:
A. Untuk mengetahui alat, bahan, dan cara kerja yang benar dalam
mengidentifikasi Boraks pada makanan.
B. Untuk mengetahui kandungan boraks pada produk pangan dan hasil
pertanian baik dengan perlakuan perandaman maupun tidak direndam.
C. Untuk mengetahui cara pengujian makanan yang mengandung bahan
pengawet boraks.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Boraks atau yang lazim disebut asam borat (boric acid) adalah senyawa
kimia turunan dari logam berat boron (B). Asam borat terdiri atas tiga macam
senyawa, yaitu: asam ortoborat (H3BO3), asam metaborat (HBO2), dan asam
piroborat (H2B4O7). Rumus struktur ketiga asam borat tersebut adalah sebagai
berikut.
OH
H3BO3 : HOBOH ; HBO2 : HOB O
Asam ortoborat Asam metaborat
OBO
/ \
H2B4O7 : HOB O BOH
\ /
OBO
Asam piroborat
Asam-asam borat adalah asam lemah. Boraks merupakan senyawa hidrat
dari garam natrium tetraborat dengan rumus molekul Na2B4O7 . 10 H2O
(Natrium tetraborat dekahidrat)22,23. Garam natrium tetraborat adalah garam
natrium dari asam piroborat (Na2B4O7).
OBO
/ | \
Na2B4O7 : Na O B O B O Na
\ | /
OBO
Natrium tetraborat
Menurut Egan et al. (1981), boraks merupakan pengawet makanan yang
sudah ada sejak dulu, tetapi dilarang penggunaannya sejak tahun 1925.
Larangan ini dilonggarkan selama perang dunia II dengan mengijinkan
penggunaan boraks di dalam minyak babi dan margarin. Kelonggaran ini
dicabut kembali pada tahun 1959 oleh FSC (Food Standard Committee)
dengan alasan pengawet boron bersifat kumulatif (menimbulkan efek melalui
penambahan terus menerus) yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
WHO telah menetapkan batas asupan boron yang aman bagi orang dewasa,
yaitu 1-13 mg/hari (Nielsen, 2004).
(WHO, 1998)
Penambahan boraks sebanyak 375 dan 750 mg/kg misalnya padadonan
mie basah mentah dapat meningkatkan gaya putus dan persen elongasi.
Boraks dapat memperkuat tekstur karena boron dapat berikatan silang dengan
protein dan karbohidrat. Intensitas kecerahan dan warna kuning mie basah
mentah yang mengandung boraks lebih tinggi dibandingkan mie mentah yang
tidak mengandung boraks dan mie mentah yang hanya mengalami
penambahan formaldehid (Oktaviani, 2005). Seperti halnya formaldehid,
boraks juga bisa menurunkan daya cerna protein dalam kasus mie basah
mentah. Namun, penambahan boraks atau kombinasi boraks dan formaldehid
menimbulkan penurunan daya cerna yang lebih kecil dibandingkan
penambahan formaldehid saja.
Boraks digunakan orang sudah sejak lama, yaitu sebagai zat pembersih
(cleaning agent), zat pengawet makanan (additive), dan untuk penyamak
kulit. Boraks sebagai antiseptik dan pembunuh kuman. Karena itu borak
banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu, dan untuk bahan
antiseptik pada kosmetik. Dalam industri tekstil boraks digunakan untuk
mencegah kutu, lumut, dan jamur. Boraks juga digunakan sebagai insektisida
dengan mencampurkannya dalam gula untuk membunuh semut, kecoa, dan
lalat. Boraks sejak lama sudah digunakan untuk membuat gendar nasi, krupuk
gendar, atau krupuk puli yang secara lokal di beberapa daerah di Jawa disebut
karag atau lempeng.
2.5.2 Siomay
Siomay adalah suatu produk olahan hasil perikanan yang sederhana
pembuatannya dan memiliki rasa yang enak dan lezat(Maemunah, 2001).
Bahan baku utama dari siomay biasanya adalah ikan tenggiri (Syaferi, 2001).
Ikan tenggiri termasuk jenis ikan laut yang memiliki rasa yang gurih, kenyal,
tidak mudah hancur saat dijadikan adonan, dan memiliki aroma yang khas
ketika dimasak (Muthohar dan Setyanova, 2004).
Siomay selama perkembangannya sangat diminati oleh masyarakat
Indonesia dan mudah ditemukan di tempat-tempat jajanan atau pesta-pesta
yang ada, bahkan banyak juga masyarakat yang kesehariannya menjadikan
siomay menjadimakanan rutinnya sebagai lauk-pauk alternatif mereka
(Maemunah, 2001).
Siomay yang sering kita dapati di tempat jajanan ataupun tempat
lainnya masih belum memiliki banyak pilihan nilai variasi rasa atau
keanekaragaman bahan baku yang digunakan (Syaferi, 2001).
2.5.3 Kulit Pangsit
Kulit pangsit dibuat dari adonan tepung terigu, air, dan garam dapur.
Adonan ditipiskan dan dipotong-potong berukuran persegi. Selain bisa dibuat
sendiri, kulit pangsit bisa dibeli dalam kemasan berisi 10 hingga 20 lembar.
Sewaktu membuat siomay (bukan tahu bakso), kulit pangsit dipakai sebagai
pembungkus daging cincang.
Daging ayam adalah bahan pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya
akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh.
Usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam dilakukan melalui
pengolahan atau penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi
kerusakan atau kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran.
Daging ayam mudah tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungan
sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah
Escherichia coli dan Salmonella Sp. serta mikroba patogen lainnya.
Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi
langsung atau tidak langsung dengan sumbersumber pencemaran mikroba,
seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia
maupun hewan. (Wahyudi, 2004)
Persyaratan karkas yaitu:
a) Menggunakan ayam hidup yang sehat, sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku
b) Pemotongan dilakukan ditempat yang bersih, cukup air berasal dari
sumber berkualitas baik dan khusus
c) Cara pemotongan mengikuti persyaratan agama Islam
d) Pengeluaran darah (bleeding) harus tuntas sehingga ayam benar-benar
mati
e) Sebelum pencabutan bulu ayam diseduh (scalding) dengan temperatur 52o
-60oC selama 3 5menit
f) Setelah dilakukan pencabutan bulu, kemudian karkas ayam dicuci dengan
air yang mengalir atau didinginkan (chiling) dengan temperatur 0 5oC.
g) Pemeriksaan kesehatan terhadap karkas dilakukan sebelum jeroan
dipisahkan dari tubuh oleh petugas yang berwenang
h) Setelah pemeriksaan dan pencucian, karkas didinginkan (SNI 1995 dalam
Rizali, 2012).
3.1.2 Bahan
1. Bakso
2. Siomay
3. Kulit pengsit
4. Daging ayam
5. Sosis sapi
6. Air mendidih
7. Larutan HCl
8. Reagen cair
9. Kertas uji
10. Plastik
11. Tissu
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Perlakuan Tanpa Perendaman Air Panas
10 gram sampel
+ 10 mL air mendidih
+ 5 mL HCl
Kering anginkan
10 gram sampel
4.
+ 10 mL air mendidih
+ 5 mL HCl
Kering anginkan
Sampel Boraks
Hasil Uji Warna
Bakso - -
Siomay - -
Kulit pangsit - -
Daging ayam - -
Sosis sapi + +
Sampel Boraks
Hasil Uji Warna
Bakso - -
Siomay - -
Kulit pangsit - -
Daging ayam - -
Sosis sapi - -
Keterangan :
Semakin (+) semakin berwarna merah bata
Hasil uji (+) jika mengandung boraks
Hasil uji (-) jika tidak mengandung boraks
Maksimal hingga 4+
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pengujian boraks pada makanan yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Metode pengujian boraks yang dilakukan adalah metode kualitatif dengan
munggunakan pereaksi reagen cair dan diujikan pada kertas uji
Makanan yang tidak mengandung boraks saat pengujian adalah sampel
bakso, siomay, kulit pangsit, dan daging ayam
Makanan yang mengandung boraks saat pengujian adalah sampel sosis
sapi yang diberi perlakuan perendaman air panas.
Boraks dapat larut jika direndam dengan air panas.
6.2 Saran
Sebaiknya penghalusan bahan tidak menggunakan mortal aru karena
kurang optimal jika digunakan untuk menghaluskan bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, S,. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Cetakan Pertama . PT. Bumi Aksara..
Egan, H., Kirk R.S. and Sawyer, R. 1981. Pearsons Chemical Analyses of Foods;
8th Edition. London: UK.
Winarno, F.G., 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.