Disusun Oleh:
Mela Rosmayanti
NIM: P07134113094 (Reguler A/22 Semester II)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014
D. Mengenai Boraks
Penggunaan bahan pengawet dalam pangan haruslah tepat, baik dari
jenisnya maupun dosisnya. Tetapi, masih bayak ditemukan penggunaan bahan
pengawet yang tidak sesuai jenis dan dosisnya. Banyak bahan pengawet yang
dilarang digunakan dalam pangan yang berbahaya untuk kesehatan, seperti boraks.
Boraks secara lokal dikenal sebagai air bleng (dalam larutan jernih), garam
bleng (dalam bentuk kristal) atau pijer. Menurut Encyclopedi Britanica dan
Encyclopedi Nasional Indonesia, kata boraks berasal dari kata Arab, yaitu bauraq
dan istilah Melayunya tingkal, yang berarti putih. Produsen utama air bleng di
Indonesia terletak di Purwodadi, jawa Tengah. Cara pembuatannya mirip dengan
cara produksi garam tradisional. Jadi dengan menimba air dari sumur mineral
bleng dan kemuadian dituangkan ke dalam belahan bamboo dengan panjang 25 cm
lebar 5-10 cm, yang di Purwodadi disebut Klakah dan kemudian dikeringkan. Dari
teknik ini tersebut dihasilkan dua jenis produk, yaitu:
1. Air bleng dalam larutan jernih.
2. Garam bleng dalam bentuk kristal. Dikenal dengan garam krasak.
Borkas merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, mudah larut
dalam air, termasuk dalam golongan bahan pengawet anorganik dan tidak berwarna.
Boraks merupakan garam natrium Na2B4O710H2O, yang banyak digunakan di
berbagai industri nonpangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu,
keramik dan pembuatan gelas Pyrex (peralatan gelas laboratorium kimia) yang
terkenal kuat karena adanya campuran boraks.
Boraks terjadi dalam suatu deposit hasil dari proses penguapan hot spring
(pancuran air panas) atau danau garam dan playas. Boraks termasuk kelompok
mineral borat, suatu jenis senyawa kimia alami yang terbentuk dari boron (B) dan
oksigen (O). beberapa jenis borat jarang ditemui dan terjadi hanya pada daerah
tertentu saja, sebaliknya beberapa diantaranya seperti boraks, kernile dan
colemanite, serta komersial ditambang untuk pembuatan boraks, asam borat serta
bebagai garam boron sintesis.
Boraks memang erat kaitannya dengan asam borat dan kemungkinan besar
daya pengawetnya boraks disebabkan karena adanya senyawa aktif asam borat
(asam borosat). Asam borat merupakan asam organik lemah yang sering digunakan
sebagai antiseptik. Asam borat (H3BO3) dapat dibuat dengan menambahkan asam
sulfat atau klorida pada boraks. Larutannya dalam air 3% digunakan sebagai obat
cuci mata yang dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat
kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum
atau digunakan pada luka luas karena beracun bila terserap masuk dalam tubuh.
Daya bunuhnya terhadap bakteri pembusuk secara khusus, belum banyak diteliti
dan dilaporkan, demikian halnya mengenai boraks.
H. Toksisitas Boraks
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam jumlah sedikit tidak
berakibatkan buruk pada kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit tersebut akan
diserap secara komulatif oleh tubuh dan dapat dibuang melalui air kemih, tinja, dan
sedikit melalui keringat. Tetapi juga mengkonsumsi makanan yang mengandung
boraks dalam jumlah banyak atau dalam jumlah sedikit tetapi secara rutin akan
terserap tubuh dan akan disimpan secara komulatif juga dalam tubuh khususnya
hati, otak, ginjal dan testis (buah zakar).
I. Batas Ambang Maksimum
1. Pada anak kecil dan bayi bila dosisnya dalam tubuhnya sebanyak 5 gram atau lebih
dapat menyebabkan kematian.
2. Sedangkan pada orang dewasa, kematian terjadi pada dosis 10-20 gram atau lebih.
3. Pada anak kecil, bayi ataupun orang dewasa, jika dosis dibawah ambang maksimal
(menimbulkan kematian) maka akan menimbulkan gejala patofisiologis baik
secara akut (mendadak) maupun menimbulkan penyakit serius dalam jangka
waktu yang lama (kronis).
L. Kesimpulan
Boraks adalah kristal lunak berwarna putih mengandung unsur boron yang
larut dalam air dan merupakan bukan bahan pengawet tambahan untuk makanan
melainkan bahan makanan yang dilarang untuk pengawet makanan dengan
berbagai alasan. Boraks memberi dampak negatif pada kesehatan baik secara akut
maupun kronis dan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kematian. Uji makanan
yang mengandung boraks dapat melalui parameter mutu pangan (secara visual atau
fisik) yaitu gizi, rasa, tekstur, serta penampilan dan sebagainya atau dengan uji
laboratorium metode nyala api dan metode larutan kunyit.
Perlu disadari, kita harus berhati-hati untuk memilih makanan yang sehat
untuk kesehatan yang tentunya terbebas dari bahan pengawet yang dilarang secara
resmi oleh Kementerian Kesehatan dengan upaya penanggulangan dan
pencegahan. Utamanya dari kita diri kita sendiri. Marilah ciptakan generasi muda
yang sehat sedini mengkin dengan cerdas memilih makanan yang sehat bagi kita
untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA