MAKANAN SEHARI-HARI
Bernadette Benedicta / 04
Filadelfia Klara / 07
Octavianus William / 16
SMA CHARITAS
Jl. Mawar Indah No. 75, Lebak Bulus, Cilandak
Jakarta Selatan 12440
2017
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkatNya, proses
percobaan dapat berjalan dengan lancar dan makalah ini dapat tersusun. Kami juga
berterimakasih kepada Ibu Katherine atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk
bekerja sama dalam menyusun makalah ini. Juga atas kesediaan beliau dalam
mendampingi kami. Serta kepada sumber-sumber dari internet yang merupakan salah satu
penyedia informasi.
Makalah mengenai Pembuktian Kandungan Boraks Dalam Makanan ini telah kami
susun sebaik mungkin, dan telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
tentu masih banyak kesalahan susunan kata dan tata bahasa. Maka, dengan tangan terbuka
kami akan menerima kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Dan
dapat menambah pengetahuan serta informasi para pembaca.
Tim Penulis.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
secara terus menerus. Karena banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui akan
adanya boraks dalam makanan. Agar pembaca semakin cerdik dalam memilih
makanan yang akan dikonsumsi, dan dapat menguji makanan tersebut dengan cara
yang amat mudah dan simpel.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Gambar 1. Rumus Bangun Boraks-anhidrat (NaB4O7)
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli
1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No
733/Menkes/Per/IX/1988.
Boraks juga telah dimasukkan sebagai bahan tambahan yang dilarang
(PERMENKES NO. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan revisinya
pada No.1168/Menkes/Per/X/1999) yang mengatur penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) yang di dalamnya ada 27 golongan BTP.
Pelarangan boraks oleh pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melalui UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan.
6
Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu
alat reproduksi pria.
2.2 Kunyit
7
dengan air kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan itu
manandakan bahan makanan tersebut mengandung boraks.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman
bagi konsumsi manusia. Termasuk di dalamnya adalah bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau
pembuatan makanan atau minuma (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Kualitas pangan dapat ditinjau dari aspek mikrobiologis, fisik (warna, bau, rasa dan
tekstur) dan kandungan gizinya. Pangan yang tersedia secara alamiah tidak selalu bebas
dari senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh, bahkan dapat mengandung senyawa yang
merugikan kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Senyawa-senyawa yang dapat
merugikan kesehatan dan tidak seharusnya terdapat di dalam suatu bahan pangan dapat
dihasilkan melalui reaksi kimia dan biokimia yang terjadi selama pengolahan maupun
penyimpanan, baik karena kontaminasi ataupun terdapat secara alamiah. Selain itu sering
dengan sengaja ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP) atau bahan untuk
memperbaiki tekstur, warna dan komponen mutu lainnya ke dalam proses pengolahan
pangan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Tempat : Rumah
v. Bahan
1 sampel bakso
1 sampel pangsit
1 sampel tahu coklat
1 sampel kerupuk rambak
Kunyit
Air
9
Kurkumin yang terkandung dalam kunyit dapat bereaksi dengan boraks
yang pH-nya diatas 7 sehingga menimbulkan warna merah bata.
vii. Cara Kerja
(Larutan Kunyit / Indikator)
1) Ambil 1 buah kunyit, lalu kupas.
2) Parut atau tumbuklah kunyit sehingga halus. Letakkan di dalam mangkok yang
telah disiapkan.
3) Tambahkan 1 sendok makan air ke kunyit yang telah dihaluskan.
4) Peras menggunakan kain, sehingga sari dari kunyit tersebut keluar dan tercampur
dengan air.
5) Biarkan larut.
(Sampel)
10
Tahu tidak mengandung boraks karena perubahan warnanya menjadi cokelat
kekuningan.
Makanan yang terlihat menarik, berbentuk bagus dan berwarna indah pasti akan
menarik pelanggan. Awalnya kebanyakan pedagang hanya mencoba atau ikut-ikutan saja.
Namun karena respon yang baik dari pelanggan, para pedagang melanjutkan kegiatan
pemakaian boraks pada produk makanan yang yang dibuat dan dijual. Bukan hanya respon
baik dari pelanggan yang memacu pedagang terus menggunakan boraks, tetapi juga karena
ketidaktahuan pelanggan. Memang ada pelanggan yang tidak tahu bahwa makanan yang
biasa ia beli mengandung boraks, tetapi tidak sedikit juga pelanggan yang tahu.
Pelanggan sering kali membeli apa yang sudah mereka anggap bagus di mata dan
enak di mulut, namun pelanggan tidak begitu peduli dengan kesehatan mereka. Atau bisa
jadi pelanggan tidak begitu peduli karena menganggap enteng akibat dari konsumsi
makanan yang mengandung boraks. Dan bisa juga karena makanan mengandung boraks
yang mereka konsumsi merupakan makanan favorit mereka.
Sudah banyak makanan atau jajanan pinggir jalan yang proses pembuatannya
mendapatkan sentuhan boraks. Tetapi tidak sedikit makanan di rumah makan atau restoran
yang mengandung boraks. Bahkan ada beberapa restoran ternama yang makanannya
mengandung boraks. Lalu makanan apa saja yang biasanya mengandung boraks? Hampir 6
dari 10 makanan yang kita temui di pinggiran mengandung boraks.
Salah satu contoh jajanan yang mengandung boraks adalah cilok. Cilok adalah
jajanan yang digemari dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Pada umumnya cilok
yang dijual di pinggir jalan atau di depan sekolahan menyuguhkan cilok di dalam plastik,
dilengkapi dengan tusuk gigi. Cilok degemari karena tekstur nya yang kenyal dan
11
kepraktisan nya. Cilok semakin digemari sejak terkenal nya ‘cimin’ dan ‘cilor’. Cimin
tidak berbeda dari cilor itu sendiri, hanya saja cimin memiliki ukuran yang lebih kecil dari
cilok. Sedangkan cilor merupakan cilor yang dihidangkan dengan mencampur makaroni
dan telur. Akhir-akhir ini cilor semakin digemari karena rasanya yang enak. Tetapi tidak
semua pedagang mencari untung dengan cara yang jujur. Dalam pembuatan cilok,
pedagang bisa saja mencampurkan boraks di dalam adonan nya. Boraks dicampurkan agar
tekstur cilok lebih kenyal dari yang sebenarnya.
Contoh jajanan lain adalah makaroni kering. Makaroni kering juga menjadi salah
satu jajanan yang digemari karena teksturnya yang renyah dan ukurannya yang kecil,
memudahkan konsumen untuk makan di berbagai situasi. Makaroni kering biasanya
berwarna jingga atau cenderung merah. Hal ini dikarenakan penggunaan pewarna yang
berlebih. Dalam proses pembuatan makaroni kering ini, tidaklah sedikit produsen baik
pabrik maupun perorangan yang menggunakan boraks untuk menaikkan ketahanan
produk.
Tidak hanya jajanan, makanan berat yang biasa dikonsumsi untuk sarapan, makan
siang mau pun makan malam juga ada yang mengandung boraks. Contoh yang paling
lazim adalah bakso. Bakso merupakan salah satu makanan yang dianggap praktis. Hanya
dengan 5 buah bakso dan mie saja sudah membuat kenyang, dan mengonsumsinya pun
tidak butuh waktu yang lama. Seperti yang sebelum-sebelumnya, pembuatan bakso
dicampur dengan boraks untuk meningkatkan ketahanannya. Tetapi belum tentu penjual
adalah pelaku utama, karena beberapa pedagang hanya memasak dan membeli bakso yang
sudah jadi. Untuk sedikit informasi, bakso yang mengandung boraks bertekstur kenyal.
Makanan lain yang menjadi contoh adalah mie. Tentu tidak jarang kita menjumpai
mie, baik mie ayam yang dijual di pinggir jalan, di restoran, maupun mie yang digunakan
sebagai pelengkap hidangan lain seperti soto mie, dan bakso. Karena rasanya sedap, serta
merupakan makanan yang praktis, banyak orang yang menobatkan mie sebagai makanan
favorit. Namun, mie tersebut seringkali menggunakan boraks agar teksturnya lebih kenyal
saat dimakan. Dan tentunya agar mie tersebut enak namun terjangkau, karena bahan-bahan
yang dipakai tentu murah walau membahayakan.
Di balik tekstur makanan yang lebih kenyal dan warna makanan yang lebih menarik,
serta ketahanan makanan yang teruji, makanan mengandung boraks adalah makanan yang
12
mengandung berbagai macam penyakit. Beberapa penyakit yang disebabkan boraks adalah
muntah-muntah, diare, keram perut, penyakit jantung, dll. Tidak hanya penyakit yang
mengganggu organ tubuh dan kesehatan fisik, boraks juga dapat mengganggu kesehatan
mental juga. Mengapa dapat terjadi demikian? Karena kandungan zat yang terdapat dalam
boraks dapat mengganggu kerja fungsi otak. Seseorang yang jarang/tidak mengkonsumsi
boraks cenderung lebih pintar dan aktif dibandingkan dengan seseorang yang sering
mengkonsumsi boraks, karena kerja otak orang yang jarang/tidak mengkonsumsi boraks
jauh lebih baik dari pada seseorang yang sering mengkonsumsi boraks.
Setelah tahu bahaya dari boraks, tentu saja yang harus kita lakukan adalah
menghindari makanan yang mengandung boraks. Tetapi tidak semua orang tahu
bagaimana ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan ciri-ciri makanan yang tidak
mengandung boraks. Salah satu cara adalah dengan kunyit. Kunyit akan berubah warna
apa bila tercampur makanan yang mengandung boraks. Reaksinya sama dengan praktek
untuk mengetahui asam dan basa. Cara lain adalah dengan melihat fisik dari makanan
tersebut. Apa bila fisiknya terlihat sangat bagus dan warnanya sangat mencolok,
kemungkinan makanan tersebut mengandung boraks. Langkah terakhir adalah langkah
yang lumayan praktis. Banting atau lemparkan makanan bakso misalnya ke lantai.
Apa bila bakso memantul, maka bakso itu mengandung boraks, dan jika sebaliknya maka
kemngkinan bakso tidak mengandung boraks.
Jadi, sebaiknya berpikir dua kali dalam mengonsumsi makanan dan minuman yang
tersedia. Bentuk rupa yang cantik dan menarik belum tentu menjamin bahwa makanan
tersebut aman dan menyehatkan. Lebih parahnya, apabila makanan tersebut bukan saja
tidak bergizi, namun makanan tersebut juga membahayakan. Maka, sebaiknya kita tidak
menganggap remeh kandungan boraks dalam makanan yang kita konsumsi, sebab
dampaknya tentu tidak main-main.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktek serta penyusunan makalah ini dapat disimpulkan bahwa,
1) Masih banyak beredar di masyarakat bahan makanan, serta makanan siap
santap yang dicampur dengan boraks untuk mempertahankan tekstur, dan
keawetan.
2) Kunyit adalah indikator alami yang dapat menguji boraks pada makanan
sehari-hari.
3) Tujuan penjual makanan menggunakan boraks adalah untuk mempertahankan
tekstur kenyal, serta mengawetkan makanan agar tahan lebih lama.
4) Boraks tidak dilegalkan untuk dijadikan bahan makanan oleh pemerintah
akibat dampak berbahaya boraks bagi kesehatan.
5) Boraks merupakan senyawa yang sangat berbahaya bagi kesehatan, akibatnya
bagi tubuh yaitu,
Pada batas normal :
Menurunnya nafsu makan, gangguan sistem pencernaan (mual, muntah),
gangguan pernapasan, gangguan pada syaraf pusat (kebingungan, rambut
rontok.)
14
4.2 Saran
15
DAFTAR P USTAKA
16