Disusun Oleh:
Kelompok 8
Dosen Pembimbing:
1. HERIYENNI, S.Pd, M.Si
2. SRI DARNINGSIH, S.Pd, M.Si
Puji syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran didunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi, makalah
ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kecurangan. Maka dari itu kami
sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan dari semua yang
membaca makalah ini terutama Dosen Mikrobiologi yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kelompok kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 4
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................. 5
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………….....9
3.1 Kesimpulan…………………………………………….……….... 9
3.2 Saran……………………………………………………..…….…. 9
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang
terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu
sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan
kerusakannya baik sebagai akibat aktifitas biologis internal (metabolisme)
maupun masuknya mikroba perusak. Kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah makanan tersebut masih pantas dikonsumsi, secara tepat sulit
dilaksanakan karena melibatkan faktor-faktor nonteknik, sosial ekonomi, dan
budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus bebas polusi pada setiap
tahap produksi dan penanganan makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia
dan fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau
pembusukan. Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, seperti
pemberian bahan-bahan kimia yang bertujuan untuk membuat bahan makanan
tersebut tahan lama. Bahan-bahan yang digunakan untuk mengawetkan banyak
sekali macam dan jenisnya mulai dari yang alami hingga yang buatan. Ini erat
hubunganya dengan materi yang kami pelajari yaitu zat aditif yang masuk dalam
bidang ilmu kimia. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih rinci pembahasan
tentang bahan pengawet pada makanan mulai macamnya, prinsip atau fungsinya,
cara penggunaan, manfaat dan dampak pemakaian pengawet, dan lain-lain.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sodium Nitrit
Pengawet ini berfungsi mencegah produksi bakteri dalam jenis daging
tertentu sehingga daging terlihat lebih merah atau pink dan tidak cepat berubah
warna menjadi coklat. Pengawet ini berbentuk serbuk berwarna kekuningan.
4. Natrium Sorbat
Pengawet ini berfungsi menghentikan produksi bakteri, kapang dan jamur
serta membantu menghilangkan rasa dan bau tidak enak dalam makanan. Biasa
digunakan dalam minuman anggur, keju dan saus.
5. Kalisum Benzoat
Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil
toksin (racun), bakteri, spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat
5
mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat
memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Digunakan untuk
mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan
ikan asin.
6. Asam Benzoat
Asam Benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam pembuatan
makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi produk
makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam suatu produk makanan
dengan tujuan untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba.
Mikroba merupakan sel mikroorganisme seperti jamur, kapang, bakteri
maupun kuman. Sel mikroorganisme ini dapat mempercepat pembusukan
makanan. Akan tetapi, asam benzoate dapat mencegah atau menghentikan
proses pertumbuhan bakteri dalam suatu produk makanan. Benzoay sebenarnya
dapar ditemukan secara natural pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon,
dan buah berry mengandung benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan
kesegarannya.
7. Sulfur Dioksida
Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah , buah kering,
kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet
tersebut beresiko menyebabkan dampak negatif pada penderita asma, mutasi
genetik, kanker dan alergi.
8. Kalium nitrit
Kalum nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air.
Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam
waktu yang singkat. Sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar semisal daging kornet.
Jmlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0.1% atau 1 gram/kg bahan yang
diawetkan. Untuk nitrat 0.2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah
tersebut bisa menyebabkan keracunan. Selain dapat mempengaruhi
6
kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh,
menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan
muntah-muntah.
12. Natamysin
Bahan yang kerap digunakan pada produk daging dan keju ini, bisa
menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.
7
14. Butil Hidroksi Anisol (BHA)
BHA merupakan pengawet semacam antioksidan sintetis. Contoh
antioksidan sintetis antara lain :
8
17. Boraks
Boraks yang biasa digunakan untuk bahan baku disinfektan, deterjen, cat,
plastik ataupun pembersih permukaan logam. Karena bahan ini bersifat
antiseptik dan pembunuh kuman, bahan ini juga sering digunakan untuk
mengawetkan kosmetik dan kayu. Banyak ditemukan kasus boraks
disalahgunakan untuk pengawetan bakso, sosis, kerupuk gendar, mie basah,
pisang molen, lemper, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit.
9
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan
yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Bahan pengawet alami adalah bahan tambahan makanan yang tida k
menggunakan bahan-bahan kimia. Contoh bahan pengawet alami adalah
garam, gula, karagenan, buah picung, biji.
B. Saran
Bahan pengawet sinteis adalah bahan tambahan hasil intilektual (dari
bahan-bahan kimia yang bermanfaat agar bahan-bahan yang ada di
sekitar kita bisa lebih tahan lama atau awet sehingga bisa digunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32002099/Makalah_Bahan_Pengawet_Makanan
https://www.academia.edu/5561881/MAKALAH_BAHAN_PENGAWET_AL
AMI
11