Anda di halaman 1dari 4

Bahaya Makanan Mengandung Borak

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Boraks pada saat ini sering sekali diberitakan melalui media cetak maupun
elektronik karena penyalahgunaannya dalam bahan tambahan makanan. Berdasarkan dari
hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, ditemukan sejumlah produk pangan seperti bakso,
tahu, mie basahdan siomay yang memakai bahan tambahan pangan boraks dijual bebas
dipasar dan supermarket. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1168/MENKES/PER/X/1999, boraks termasuk dari salah satu bahan kimia yang
penggunaannya dilarang untuk ditambahkan ke dalam produk makanan.

Pada umumnya boraks digunakan sebagai antiseptik dan zat pembersih. Selain
itu boraks juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan detergen, pengawet kayu,
antiseptik, pengontrol kecoakdanlainnya, terutama pada industri rumahan. Karena banyak
orang yang tidak mengerti efek samping dari penggunaan boraks,maka para pengguna
bahan ini mencampurkannya pada makanan yang mereka buat, dengan tujuan agar
makanan tersebut menjadi lebih kenyal dan terlihat lebih menarik.

Kasus keracunan boraks yang bukan dari makanan dilaporkan pada tahun 1907. Menurut
laporan tersebut banyak anak usia dini menderita sariawan pada mulut, kemudian
dioleskanmadu dan boraks. Ternyata kelainan paska pengolesan pada kulit terjadi eritema
dan wajah tampak keriput. Di indonesia tepatnya di palembang Sumatera selatan terjadi
kasus keracunan boraks yang berasal dari makanan pada pertengahan 1994. Dilaporkan 5
orang meninggal dunia dan 56 orang terpaksa dirawat di rumah sakit. Pada tahun 2009
Dinas Kesehatan Kota Depok, mengumunkan hasil pengujian dikantin sekolah dasar yang
rata-rata menjajakan jajanan khas sekolah terbukti 30% mengandung boraks.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah bakso yang beredar
di kota Bojonegoro mengandungboraks atau tidak.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pada penelitiaan adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan
boraks pada bakso yang beredar di kota Bojonegoro.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian adalah sebagai sumber informasi ilmiah tentang ada tidaknya
kandungan boraks pada bakso yang beredar di kota Bojonegoro.

BAB 2
METODE PENELITIAN
2.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.

A. Bahan bahan dan Alat yang digunakan untuk Eksperimen :

1. Tusuk Gigi / Lidi

2. Bakso / pentol

3. Wadah bakso / pentol

4. Kunyit

5. piring

B. Cara kerja :

1. Haluskan kunyit terlebih dahulu

2. Baluri tusuk gigi dengan kunyit selama 30 menit yang sebelumnya telah dihaluskan

3. Tusukkan tusuk gigi pada makanan yang ingin di uji cobakan ( bakso, tahu, tempe )

4. jika makanan mengandung borak atau formalin maka makanan akan berubah menjadi merah
bata
Inilah hasil makanan yang tidak mengandung borak

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan :
a. Sebagian besar bahwa kita telah mengetahui tentang boraksa dan formalin secara pasti tapi
sebagian lainnya belum mengetahui apa itu boraks dan formalin karena banyak yang
menyalahgunakan.

b. Kita harus mewaspadai sasaran penggunaan boraks melalui makanan yang sering kita jumpai
seperti bakso.

c. Pemerintah masih kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan
formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal yang terjadi.

3.2. Saran :
1. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsi serta dampaknya

2. Pengawasan harus lebih ketat dalam menghadapi masalah ini

3. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya apabila
mengandung formalin atau boraks dan bisa diuji.

4. Kesadaran masyarakat harus penting dalam memberantas dan pencegahan penggunaan


boraks dan formalin pada bahan makanan dan mengetahui latar belakang pembelinya.
Nama : narendra wira aditama
Kelas : X – IAP 5
Absen : 24

Anda mungkin juga menyukai