PENGAWET MAKANAN
OLEH :
MALANG
2021
Lembar persetujuan
Laporan
Pengawet Makanan
Disusun oleh :
NIM. 191313251369
PENDAHULUAN
untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman, bahan pengawet dan pewarna
tampaknya sudah tidak bisa dipisahkan dari berbagai jenis makanan dan
dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan,
warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan
konsumen, melainkan juga para pedagang yang bersih, yaitu yang tidak
dengan berkembangnya isu yang ada maka dagangan mereka ikut tidak
laku seperti halnya barang dagangan, pedagang nakal yang menambahkan
Diantara beberapa jenis bahan kimia berbahaya tersebut yang paling sering
akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen
METODOLOGI
1) Cilok
2) Krupuk
c. Tempat : Pamekasan
1) Tahu Putih
c. Tempat : Mojolangu
c) Pemeriksaan
1. Chalimatul Khusna
2. Dichi Gunawan
5. Sebastian Ruli
6. Silvia Meilani
a) Beaker glass
b) Gelas ukur
c) Tabung reaksi
d) Pipet
f) Rak tabung
g) Timbangan digital
h) Sampel uji
i) Aquades
j) Tisu
k) Alumunium foil
l) Handscoon
m) Boraks test
a) Beaker glass
b) Gelas ukur
c) Tabung reaksi
d) Pipet
f) Rak tabung
g) Timbangan digital
h) Suntikan plastik
i) Komparator geser
j) Sampel uji
k) Aquades
l) Tisu
m) Alumunium foil
n) Handscoon
a) Boraks
mengendap.
3) Mengambil bagian atas sampel yang sudah mengendap
b) Formalin
larut.
HASIL PRAKTIKUM
Malang.
Pengawet
1 Boraks Cilok Kandungan
boraks pada
sampel cilok
adalah 50 mg/l.
2 Boraks Krupuk Kandungan
boraks pada
sampel kerupuk
adalah 0 mg/l.
Pada tabel 3.1.1 hasil pemeriksaan kandungan boraks pada makanan cilok
mg/l.
putih dan gula merah diketahui bahwa pada sampel makanan tahu putih
mengandung formalin dengan kadar 0,1 mg/l. Sedangkan pada sampel gula
merah mengandung formalin dengan kadar lebih tinggi dari tahu putih yaitu
0,25 mg/l.
BAB IV
PEMBAHASAN
putih dan sampel gula merah. Boraks bersifat toksik bagi sel, berisiko
boraks. Keracunan kronis akibat boraks karena absorpsi dalam waktu lama
(istiqoma dkk, 2016). Sedangkan Efek toksik formalin yang tinggi dan
Fungsi dari aquades disini adalah untuk melarutkan sampel agar terjadi
logam yang akan dipisahkan menjadi suatu fasa baru yaitu dalam bentuk
proses pemeriksaan.
Tahap terakhir pemeriksaan yaitu apabila ada warna yang muncul pada
curcumin paper yang telah di tetesi sampel maka sampel makanan yang
disediakan.
menambahkan 1 level microspoon hijau (peres) yang ada pada tutup reagen
sampel pada komparator geser dan digeser sepanjang skala warna sampai
dimana sampel boraks pada makanan cilok mengandung 50mg/l boraks dan
0,1 mg/l formalin lebih rendah dibandingkan dengan sampel makanan gula
Boraks dan formalin adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun
pada makanan tidak langsung dapat berdampak buruk, yaitu boraks akan
tertimbun sedikit-sedikit dalam organ otak, hati dan testis. Boraks terserap
melalui pencernaan dan kulit. Boraks yang terserap tubuh dengan jumlah
kecil dikeluarkan dalam bentuk air kemih, tinja, dan sedikit melalui keringat.
Tak hanya mengganggu enzim-enzim metabolisme, namun borak juga
makanan bahwa zat ini berbahaya jika digunakan sebagai pengawet, namun
yang tidak dilarang. Pemakaian boraks dan formalin oleh pedagang sebagai
yang masih rendah, harganya yang sangat murah dan lebih mudah untuk
jumpai atau malah sering kita makan. Oleh karena itu, sebagai konsumen
mengandung boraks dan formalin menurut (BPOM 2014 dalam Kholifah &
Utomo, 2018) :
rasa getir.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
warna pada sampel yang telah diberi beberapa perlakuan. Hasil dari 2
sampel makanan yaitu cilok yang positif mengandung boraks dengan kadar
0,1mg/l untuk sampel tahu putih dan 0,25mg/l untuk sampel gula merah.
yang masih rendah, harganya yang sangat murah dan lebih mudah untuk
jumlah sedikit.
5.2 Saran
jajanan di luar.
Goon & Munmun. 2014. Fish Marketing Status with Formalin in Bangladesh.
International Journal of Public Health Science. 3(2):95-100.
Hastuti & Rusita. 2020. Deteksi Sederhana Boraks dan Formalin pada Makanan
Jajanan Anak dengan Bunga Terompet Ungu (Ruellia Tuberosa). Jurnal
Empathy. Vol 1(1) : 1-95.
Heriyanti dkk. 2019. Penguji Kandungan Boraks dan Formalin pada Makanan
dengan Menggunakan Simple Methods di Kelompok PKK km.13 pondok
Meja. Jurnal Karya Abdi Masyarakat. Vol 3(2) : 140-145.
Istiqoma dkk. 2016. Penambahan Boraks dalam Bakso dan Faktor Pendorong
Pengunaanya Bagi Pedagang Bakso di Kota Bengkulu. Jurnal Sain
Veteriner. Vol 34(1) : 1-8.
Kholifah & Utomo. 2018. Uji Boraks dan Formalin pada Jajanan di Sekitar
Universitas Yudharta Pasuruan. Jurnal Teknologi Pangan. Vol 9(1) : 10-
19.
Rahman dkk. 2020. Analisis Of Borax in Ground Red Chilies in the Traditional
Markets of Jambi City. Jurnal Kimia dan Pendidikan. Vol 5(1) : 10-19.
Saputrayadi dkk. 2018. Analisis Kandungan Boraks dan Formalin pada Beberapa
Pedagang Bakso di Kota Mataram. Jurnal Argotek. Vol 5(2) : 107-116.
Tahir dkk. 2019. Identifikasi Pengawet dan Pewarna Berbahaya pada Bumbu
Giling yang di Perjual-Belikan di Pasar Daya Makassar. Jurnal Media
Laboran. Vol 9(1) : 21-28.
LAMPIRAN