Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084

Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

Identifikasi Dan Penetapan Kadar Bor aks Dalam Ker upuk Homemade Masyar akat
Kota Sor ong, Kabupaten Sor ong dan Kabupaten Raja Ampat Secar a Kuamtitatif dan
Kualitatif

Untar i1(K), Reni Per mata 2

Teknologi Laboratorium Medis, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua, Indonesia;


untarykhumaera4155@gmail.com1 (Koresponden) (K)
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua, Sorong, Indonesia;
renipermata12@gmail.com 2

ABSTRAK

Boraks merupakan salah satu bahan tambahan pangan berbahaya yang banyak digunakan dalam beberapa
makanan. Salah satu jenis makanan yang banyak ditambahkan boraks pada proses pengolahannya adalah
kerupuk. Penambahan boraks pada kerupuk bertujuan untuk meningkatkan kerenyahan dan memberikan rasa
gurih pada produk kerupuknya, sehingga banyak produsen kerupuk homemade menambahkan boraks pada
proses pembuatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menghitung kadar boraks pada
kerupuk homemade di kota Sorong, Kabupaten Sorong dan kabupaten Raja Ampat. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 15 sampel. Sampel yang terkumpul dianalisis secara kualitatif menggunakan
kertas turmeric dan uji nyala, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat akan banyaknya
penggunaan boraks dalam pengolahan kerupuk homemade, sehingga dapat dijadikan acuan masyarakat untuk
lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi kerupuk. Berdasarkan hasil uji kualitatif terhadap 15 sampel terdapat 9
sampel yang terdeteksi mengandung boraks ketika diuji menggunakan kertas turmerik, sedangkan uji nyala
tidak menunjukkan hasil positif hal ini dikarenakan uji nyala tidak dapat mendeteksi boraks jika konsentrasinya
di bawah 100 ppm. Uji kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis mengkonfirmasi 3 sampel
mengandung boraks dengan kadar boraks range 0,2 -0,5 M. Hal ini dapat sebagai acuan perlunya dilakukan
sosialisasi kepada produsen kerupuk homemade tentang bahaya boraks.

Kata kunci : analisis, bor aks, ker upuk, kualitatif, kuantitatif

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keamanan pangan adalah salah satu hal mutlak yang harus diperhatikan oleh semua pihak dan
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan. Salah
satu aspek keamanan pangan yaitu melarang penggunaan bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi
kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan
makanan, boraks termasuk bahan yang berbahaya dan beracun sehingga tidak boleh digunakan sebagai bahan
tambahan makanan(1). Namun kenyataannya masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut dilihat dari
masih banyaknya produsen makanan yang menambahkan boraks kedalam bahan makanan tersebut dengan
tujuan untuk mengawetkan berbagai pangan, makanan dan minuman(2).
Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia Na2B4O7.10H2O berbentuk kristal putih, tidak
berbau dan stabil pada suhu dan tekanan yang normal(3). Boraks adalah senyawa kimia yang berasal dari logam
Boron (B) yang biasanya digunakan sebagai bahan pengental, pengawet, antiseptik, antijamur, pengawet kayu,
mainan dan antiseptik pada kosmetik(4). Makanan yang mengandung boraks apabila dikonsumsi tidak
memberikan efek buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap

39
Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat
diserap melalui kulit(5). Keadaan ini apabila dibiarkan akan berdampak kurang baik terhadap kondisi kesehatan
masyarakat. Konsumsi bahan makanan yang mengandung boraks dalam jangka panjang dapat menyebabkan
dampak negatif bagi kesehatan berupa kerusakan pada hati, sistem kardiovaskular, Sistem Saraf Pusat (SSP),
Sistem saraf perifer, sistem hematologi, sistem saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih) dan endokrin(6).
Kasus penggunaan yang tidak seharusnya atau melebihi ambang batas batas yang telah ditetapkan dalam
peraturan(7) . Telah banyak dilakukan penelitian tentang studi kasus penggunaan borak sebagai bahan tambahan
dalam kerupuk. Penelitian yang di lakukan oleh Andyningtiyas R. pada beberapa jenis kerupuk puli di pasar
tradisional Kota Malang tahun 2013 didapatkan bahwa 6 dari 20 sampel yang diuji positif mengandung boraks
(8)
. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kurnia pada beberapa pasar di Kota Surabaya tahun 2017 yang
menemukan 12 sampel kerupuk positif mengandung boraks(9). Penelitian-penelitian sebelumnya hanya menguji
keberadaan boraks pada kerupuk secara kualitatif tanpa mengetahui berapa besar kadar boraksnya. Sehingga
didasarkan beberapa penelitian tersebut disimpulkan bahwa butuh dilakukan penelitian terhadap kerupuk
homemade di daerah kota Sorong, kabupaten Sorong dan kabupaten Raja Ampat untuk mengetahui apakah
kerupuk homemade yang tersebar di 3 wilayah tersebut mengandung boraks atau tidak dan menghitung besar
kadar boraks yang terkandung. Hal ini pengting karena sampai saat ini data dan informasi tentang kandungan
boraks di 3 wilayah pada makanan terutama tersebut masih belum terpublish ke masyarakat sehingga peneliti
merasa perlu untuk dilakukan pengujian sampel kerupuk di ketiga wilayah tersebut ini guna mencegah
masyarakat terjangkitnya beberapa penyakit akibat konsumsi boraks yang berlebih dalam jangka waktu yang
panjang.
Analisis boraks pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis secara kuantitatif
dan kualitatif dilakukan dengan tujuan agar peneliti tidak hanya mengetahui ada atau tidaknya boraks dalam
kerupuk namun juga dapat mengkonfirmasi seberapa besar kadar boraks dalam kerupuk tersebut. Sampel
kerupuk yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15 sampel kerupuk yang diambil di 3 wilayah
berbeda yaitu kota Sorong, kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih waspada dalam mengkonsumsi
kerupuk dan sebagai landasan untuk dapat dilakukannya sosialisasi bahaya boraks dan mengajarkan masyarakat
cara mengidentifiksinya boraks secara sederhana, agar masyarkat dapat lebih terhindar dari makanan yang
mengandung bahan tambah pangan yang berbahaya.

METODE

Bagian Alat–alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat gelas yang umum terdapat
di laboratorium, neraca analitik, cawan porselin, oven, spatula, kertas saring, Bunsen, pipet tetes, blender,
spektrofotometri UV-Vis. Sedangkan bahan-bahan penelitian yang digunakan diantaranya kurkumin, kertas
saring, natrium tetraborat, Metanol , serbuk boraks (bleng), asam sulfat pekat, aquades dan 15 sampel kerupuk
dari 3wilayah yang berbeda yang diberi kode.
a. Ekstraksi Sampel Kerupuk
Sebanyak 5 gram sampel kerupk ditambah dengan 20 mL aquades lalu di blender sampai halus. Larutan
tersebut dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge. Alat dihidupkan selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Bagian supernatannya diambil denga cara disaring dengan menggunakan kertas saring dan kemudian
supernatant diuji secara kualitatif dan kuantitatif (10).
b.Analisis Sampel
Uji kualitatif menggunakan kertas turmerik. Metode uji tumerik adalah metode pengujian boraks secara
kualitatif dengan menggunakan prinsip perubahan warna pada kertas turmerik dari kuning menjadi merah bata
jika pada sampel yang diuji mengandung boraks. Warna kertas turmerik yang di uji pada sampel dibandingkan
dengan warna kertas turmerik kontrol hasil dari pengujian terhadap larutan standar natrium tetaborat.boraks (11).
Pengujian dilakukan dengan mengambil beberapa potong kunyit lalu di tumbuk halus dan tambahkan air sedikit
kemudian di saring untuk mendapatkan sari kunyit. Kertas saring di celupkan ke dalam sari kunyit, diamkan
beberapa saat agar sari kunyit terserap dan keringkan. Sampel kerupuk yang dihaluskan menggunakan blender

40
Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

kemudian di saring untuk mendapatkan filtrat kerupuk. Ambil beberapa tetes filtrate dan letakkan di atas kertas
turmeric. Amati perubahan warna yang terjadi.

Uji kualitatif boraks (metode nyala api). Uji nyala api dilakukan dengan menimbang 3 gram sampel
kerupuk homemade dihaluskan dalam cawan porselin, kemudian diabukan pada tanur selama 2 jam dengan suhu
6000C. Tambahkan 5 mL methanol dan 1 mL asam sulfat pekat ke dalam sampel yang sudah di abukan.
Sampel di bakar di tempat gelap dan diperhatikan nyala api. Jika nyala api berwarna hijau maka sampel positif
mengandung boraks. Sebagai pembanding dilakukan juga uji nyala api terhadap bleng yang di jual komersil dan
pada natrium tetraborat.
Uji Kuantitatif Boraks (Metode Spektrofotometri). Uji spektrofotometri dilakukan dengan cara
menentukan panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu 540 nm. Larutan standar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,5 M, 1,0 M, 2 M, 4 M, 6 M dan 8
M masing-masing dipipet 1 mL dan ditambahkan 4 mL larutan kurkumin kemudian di Panaskan pada suhu 580C
selama 80 menit, hingga terbentuk endapan kemerahan. Tambahkan 10 mL etanol 96% sampai terbentuk residu
lalu di masukkan ke dalam labu ukur 25 mL. Etanol 96% ditambahkan sampai tanda batas. Baca absorbansi
larutan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm. ini memuat informasi secara
ringkas mengenai materi dan metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi subyek/bahan yang diteliti, alat
yang digunakan, rancangan percobaan atau desain yang digunakan, teknik pengambilan sampel, variabel yang
akan diukur, teknik pengambilan data, analisis dan model statistik yang digunakan.

HASIL

1. Pr epar asi Sampel Ker upuk

Ekstraksi sampel di lakukan dengan menggunakan pelaru air. Diharapkan boraks akan terlarut dalam
pelarut air sesuai dengan kelarutan boraks yakni laruta dalam 20 bagian air. Metode sentrifugasi dipilih
karena mudah, efektif serta menggunakan alat yang lebih sederhana. Sentrifugasi dilakukan untuk
memisahkan santara supernatant dan sedimen dari hasil ekstraksi sampel kerupuk. Supernatant yang
diperoleh diduga mengandung boraks sehingga dapat diidentifikasi. Dalam identifikasi boraks pada penelitian
ini dilakukan secara kualitatif menggunakan kertas turmerik serta uji nyala sedangka pengujian secara
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
Uji Kualitatif Menggunakan Uji Nyala
Pengujian boraks dengan uji nyala dilakukan pada 15 sampel kerupuk homemade yang diambil dari 3
wilayah disajikan pada Tabel 1 di bawah ini Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif terhadap Boraks dengan uji nyala.

No Sampel Pengamatan Hasil


1 Bleng Nyala Api hijau Boraks positif (+)
2 Natrium Tetraborat Nyala Api hijau Boraks positif (+)
3 Sampel 1 Nyala kuning kebiru-biruan Boraks negatif (-)
4 Sampel 2 Nyala kuning kemerahan Boraks negatif (-)
5 Sampel 3 Nyala kuning kemerahan Boraks negatif (-)
6 Sampel 4 Nyala merah kebiru-biruan Boraks negatif (-)
7 Sampel 5 Nyala merah kebiru-biruan Boraks negatif (-)
8 Sampel 6 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
9 Sampel 7 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
10 Sampel 8 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
11 Sampel 9 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
12 Sampel 10 Nyala merah kebiru-biruan Boraks negatif (-)
13 Sampel 11 Nyala kuning kebiruan Boraks negatif (-)
14 Sampel 12 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
15 Sampel 13 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
16 Sampel 14 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)
17 Sampel 15 Nyala kekuning kebiruan Boraks negatif (-)

41
Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

Uji Kualitatif Boraks Pada Kerupuk Homemade Dengan Metode Kertas Turmerik.
Pengujian boraks secara kualitatif menggunakan kertas turmerik merupakan uji screening untuk
mengetahui ada atau tidaknya kandungan boraks dalam sampe kerupuk tersebut. Pengujian ini menggunakan
larutan natrium tetraborat sebagai kontrol positif yang menghasilkan warna jingga atau warna merah bata.
Kertas turmerik yang dijadikan kontrok kemudian dibandingkan dengan warna kertas turmerik hasil pengujian
terhadap sampel kerupuk homemade. Jika sampel kerupuk yang diuji tidak mengandung boraks maka kertas
turmerik tetap berwarna kuning. Tabel 1 menunjukkan hasil uji kertas turmerik pada 15 sampel kerupuk
homemade.
Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Terhadap Boraks Dengan Kertas Turmerik
No Sampel Pengamatan Hasil
1 Kontrol Warna Merah Bata Boraks Positif (+)
2 Sampel 1 Warna kuning Boraks negatif (-)
3 Sampel 2 Warna kuning Boraks negatif (-)
4 Sampel 3 Warna merah kecoklatan Boraks positif (+)
5 Sampel 4 Warna merah kecoklatan Boraks positif (+)
6 Sampel 5 Warna merah kecoklatan Boraks positif (+)
7 Sampel 6 Warna merah Boraks positif (+)
8 Sampel 7 Warna kuning Boraks negatif (-)
9 Sampel 8 Warna merah Boraks positif (+)
10 Sampel 9 Warna merah Boraks positif (+)
11 Sampel 10 Warna kuning Boraks negatif (-)
12 Sampel 11 Warna kuning Boraks negatif (-)
13 Sampel 12 Warna kuning Boraks negatif (-)
14 Sampel 13 Warna merah Boraks positif (+)
15 Sampel 14 Warna merah Boraks positif (+)
16 Sampel 15 Warna merah Boraks positif (+)

Uji Kuantitatif Bor aks Pada Ker upuk Homemade Dengan Metode Ker tas Tur mer ik
Panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 540 nm, nilai ini didasarkan
pada nilai serapan tertinggi. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum ini tidak jauh dari panjang
gelombang yang dilakukan peneliti lainnya yakni 546 nm (12) dan 549 nm (13). Kurva baku yang digunakan
dalam penelitian ini di buat dengan cara membuat larutan seri natrium tetraborat 0.5 M, 1.0 M, 2.0 M, 4.0 M,
6.0 M dan 8.0 M, kemudian di ukur serapannya pada panjang gelombang maksimum 540 nm. Gambar 2.

42
Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

Berikut ini adalah kurva kalibrasi Standar boraks.

Gambar 2. Kurva kalibrasi Standar Boraks.

Berdasarkan hasil pengukuran sampel dari 15 sampel yang diuji dengan menggunakan spektrofotometri UV-
Vis di ketahui terdapat 4 sampel yang mengandung natrium tetraborat dengan kadar yang lumayan besar dengan
konsentrasi di range 0,2-0,5 M. Tabel 3 menunjukkan kadar natrium tetraborat yang terkandung dalam sampel
kerupuk.

Tabel 3. Hasil Uji Kualitatif terhadap Boraks dengan kertas turmerik

No Sampel Konsentr asi


1 Kontrol (Bleng) 7,1997
2 Sampel 1 0,00
3 Sampel 2 0,00
4 Sampel 3 0,00
5 Sampel 4 0,00
6 Sampel 5 0,00
7 Sampel 6 0,00
8 Sampel 7 0,00
9 Sampel 8 0,4904
10 Sampel 9 0,00
11 Sampel 10 0,00
12 Sampel 11 0,00
13 Sampel 12 0,00
14 Sampel 13 0,2496
15 Sampel 14 0,3114
16 Sampel 15 0,3696

43
Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

PEMBAHASAN

Berdasarkan Uji nyala dilakukan dengan menggunakan larutan asam sulfat pekat dan etanol. Sampel
yang mengandung boraks akan menunjukkan nyala warna hijau muda yang disebabkan oleh terbentuknya metil
borat B(OCH3) atau etil borat B(OC2H5). Pada penelitian ini kontrol positif yang digunakan ada dua yaitu
bleng dan natrium tetraborat. Bleng yang digunakan dalam penelitian ini alalah bleng cap jago yang sudah
sangat familiar digunakan di masyarakat luas terutama di kalangan pembuat kerupuk homemadeBerdasarkan
hasil uji kualitatif pada Tabel 2. Terlihat bahwa warna nyala api pada sampel bleng dan natrium tetraborat
menunjukkan warna nyala yang biru kehijauan yang menunjukkan hasil positif boraks. Warna biru kehijauan
dihasilkan dari reaksi di bawah ini:

Pada larutan natrium tetraborat dengan konsentrasi di bawah 100 ppm tidak dapat diamati warna nyala
hijau. Hal ini yang menyebabkan hasil dari 15 sampel kerupuk homemade yang di uji nyala menunjukkan hasil
negatif yaitu warna nyala merah kebiruan. Hasil tersebut tidak dapat dengan pasti mengkonfirmasi tidak adanya
boraks dalam sampel tersebut karena memungkinkan terjadi karena kadar boraks yang kecil sehingga tidak
terdeteksi oleh uji nyala. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa positif boraks pada kertas
turmerik dinyatakan dengan munculnya warna merah pada kertas turmerik. Hal ini disebabkan karena asam
borat diikat oleh kurkumin membentuk kompleks warna rosa yang sering disebut khelat rosasianin atau senyawa
boron cyano kurkumin kompleks. Dari 15 sampel kerupuk yang di uji terdapat 9 sampel kerupuk yang positif
screening mengandung boraks yaitu sampel nomor 3,4,5,6,8,9.13.14 dan 15. Reaksi yang terjadi pada proses uji
kualitatif menggunakan kertas turmerik adalah sebagai berikut:

Dari kurva kalibrasi pada gambar 2 diperoleh persamaan regresi y=0,05847x+0,01051 dengan
koefisien korelasi sebesar 0,99702. Kriteria penerimaan dari koefisien korelasi adalah lebih besar atau sama
dengan 0,99 yang berarti hasil kurva antara absorban dan konsentrasi tersebut terdapat hubungan yang linear.
Kurva baku ini digunakan untuk menghitung kadar zat pada sampel.

Berdasarkan PERMENKES Nomor 033 Tahun 2012 bahwa asam borat dan senyawanya merupakan
bahan kimia yang dilarang untuk digunakan sebagai bahan tambahan pangan dengan tujuan apapun. Sehingga
dalam hal ini, instansi terkait yakni Dinas Kesehatan kabupaten/kota perlu melakukan kontrol terhadap produksi
rumah tangga yang telah mendapat nomor registrasi secara berkelanjutan. Bila mengkonsumsi makanan yang
mengandung boraks tidak langsung berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi senyawa tersebut diserap dalam
tubuh secara kumulatif, di samping melalui kulit. Konsumsi boraks yang tinggi dalam makanan dan diserap
dalam tubuh akan disimpan secara akumulatif dalam hati, otak dan testis serta akan menyebabkan timbulnya
gejala pusing, muntah, mencoret dan kram perut. Boraks dapat mempengaruhi alat reproduksi, selain itu juga
dapat mempengaruhi metabolism enzim(14)

44
Jurnal Inovasi Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 (Oktober 2021) ISSN 2686-5084
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Dari 15 sampel yang diambil dari kota Sorong,
kabupaten sorong dan kabupaten raja ampat terdapat 9 sampel yang terdeketsi positif boraks dengan screening
uji menggunakan metode kertas turmerik, sedangkan ketika di konfirmasi dengan uji kuantitatif menggunakan
spektrofotometri UV-Vis terdapat 4 sampel dengan konsentrasi rata-rata 0,2 – 0,5 M.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugiyatmi, S..Analisis Faktor-Faktor Resiko Pencemaran Bahan Toksik Boraks dan Pewarna pada
Makanan Jajanan Tradisional yang di jual di pasar-pasar di Kota Semarang tahun 2006. Tesis Magister.
Kesehatan Lingkungan Program Pascasarjana. Universitas Diponogoro Semarang. 2006.
2. Kadir, H. Penggunaan Formalin dan Boraks serta Kontaminasi bakteri pada otak-otak.Jurnal Iptek Nuklir
Ganendra, 16(1), 2013;hal 9-16.
3. Syah D, Utama S., dan Mahrus Z.Manfaat dan bahaya bahan tambahan pangan.Bogor.Himpunan Alumni
Fakultas Teknologi Pertanian IPB:2005.
4. Platzek T., Kratke R.,Schulz C.Cosmetic Products: Safety aspects. Bundesgesundheitsblatt Gesundhe.
2010.
5. Aminah MS and Himawan C.Bahan-bahan berbahaya dalam kehidupan
6. Pohanish R.P.Sittig’shandbook of toxic and hazardous chemicals and carsinogens.Edisi ke-6.Waltham
(MA):Elsevier. 2012; hlm.402.
7. Nursidika, P., Sugihartina, G. Dan R. Kadar logam timbal (Pb) dalam lipstik yang diperjualbelikan di pasar
minggu kota Cimahi. Educhemia , 3(2), (2018; hal 243-253.
8. Andyningtias R.Identifikasi kandungan boraks pada kerupuk puli di pasar tradisional kota
Malang.Skripsi.Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Malang. 2013.
9. Kurnia F.Analisis boraks secara cepat, mudah dan murah pada kerupuk. Jurnal Teknologi Proses dan
Inovasi Industri.2017:2(1); hal 35.
10. Kresnadipayana, D. Dan Lestari,D.Penentuan kadar boraks dengan metode spektrofotometri UV-Vis.Jurnal
Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan 4(1), 2017;hal 23-30.
11. Roth HJ.Analisis farmasi.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. 1988.
12. Rahman, K.R.D.,Anggi Arumsari dan Diar Herawati. Pengembangan Metode Preparasi Sampel Siomay
Dalam Analisis Natrium Tetraborat.Prosiding Farmasi,2(2): 2016; hal 293-299.
13. Diah Anggraheni Setianingsih dan Dian Kresnadipayana. PenentuanKadar Boraks Pada Karak Berkode
Registrasi Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis.Vol.11.No.2. 2018.
14. Wahyudi, A.System Pendeteksi boraks (Na2B4O7 10 H2O) pada bakso daging sapi berdasarkan image
dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan LVQ.Skripsi.Malang:Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2016.

45

Anda mungkin juga menyukai