Kelompok : Kelompok 12
Anggota :
1. Dhita Ramdhanty (1913353010)
2. Syadza Soleha (1913353049)
3. Viola Chuzaifa (1913353003)
4. Katrina Chika R. (1913353031)
5. M. Ismail Ramadhoni (1913353017)
6. Alinta Septianda (1913353043)
7. Annisa Salma Zafirah (1913353045)
8. Iqbal Ubaydillah (1913353032)
9. Ermala Dewi (1913353033)
10.Shalsa Ayu Sabilla (1913353038)
11.Pitri Anisa (1913353023)
12.Vallerisia Karua (1913353015)
13.Annisa Icha Rahmawati (1913353019)
REVIEW JURNAL
Judul
ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA MAKANAN
OLAHAN YANG DIPASARKAN DI SEKITAR KAMPUS
UNISA
Tahun 2018
Penulis Titin Aryani, Aji Bagus Widyantara
Reviewer Kelompok 12
Tanggal review 18 November 2022
Latar belakang Pada tahun 2006 BPOM melakukan penelitian pada jajanan anak
sekolah yang beredar di 478 sekolah dasar pada 26 ibukota propinsi
yang berada di Indonesia, dengan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 2903 sampel. Pengambilan sampel dilakukan terhadap
beberapa jenis jajanan, yaitu sirup, jeli, agar-agar, es mambo, lolipop,
mie siap konsumsi, bakso, dan kudapan (bakwan, tahu isi, dan
sebagainya). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
6% mie menggunakan formalin, dan kurang dari 8% bakso
menggunakan boraks. formalin) dan pengawet kayu (boraks).
(Maidah, 2015). Sedangkan penggunaan borak sebagai zat tambahan
pada makanan dapat berakibat buruk pada tubuh.
Berdasarkan penelitian tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai
keberadaan kandungan boraks pada institusi pendidikan. Kampus
UNISA (Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta) terletak di Jl. Ringroad
Barat No.63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan
boraks dalam berbagai jenis makanan olahan yang
dipasarkan di lingkungan Kampus UNISA (Universitas
Aisyiyah).
Subjek penelitian Berbagai jenis makanan olahan yang dipasarkan di lingkungan
Kampus UNISA (Universitas Aisyiyah).
Metodologi penelitian Jenis Penelitian :
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
Metode Kualitatif :
Uji kertas turmerik, Test kit boraks, dan Uji nyala.
Metode Kuantitatif :
Titrasi Alkalimetri.
Bahan :
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bebas CO2,
asam sulfat pekat, alkohol, boraks BPFI (Baku Pembanding
Farmakope Indonesia), sampel makanan olahan (bakso, bakso
tusuk, tahu, tempe, lontong dan krupuk).
Analisis Kualitatif :
Langkah selanjutnya Menyiapkan beberapa potong kunyit ukuran
sedang lalu kunyit ditumbuk dan disaring sehingga dihasilkan
cairan kunyit berwarna kuning. Kertas saring yang disiapkan
sebelumnya dicelupkan ke dalam cairan kunyit tersebut hingga
kering. Hasil dari proses ini disebut kertas turmerik.
Analisis Kuantitatif :
Kemudian dilanjut ke metode titrasi alkalimetri dimulai dengan
cara mengambil sebanyak 10 ml filtrat hasil preparasi sampel,
menambahkan gliserol sebanyak 5 ml. Kemudian menambahkan 2
pipet tetes indikator fenolftalein. Selanjutnya melakukan titrasi
terhadap sampel dengan larutan standar NaOH 0,1 N yang telah
distandarisasi. Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna
larutan dari jernih ke warna merah muda.
Hasil penelitian
Pembahasan
Kesimpulan Pada penelitian ini, berdasarkan uji kualitatif boraks
menggunakan metode kertas turmerik, tes kit dan uji nyala dapat
disimpulkan bahwa pada 20 sampel makanan olahan yang dipasarkan
disekitar kampus UNISA, hanya 1 yang mengandung boraks yaitu
sampel No. 18 (Bakso 5).
PENDAHULUAN
Produk pangan pada umumnya yang menggunakan formalin dan boraks adalah
bahan pangan segar atau makanan olahan yang mengandung kadar air tinggi, yang tidak
dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, terutama jika disimpan pada suhu ruang.
Produk pangan yang sering diawetkan dengan formalin antara lain ikan segar ,tahu, tempe,
mie basah mentah/mie segar (Puspasari dan hadijanto., 2014). Produk pangan lainnya yang
juga sering diawetkan adalah ikan asin, pengasinan ikan adalah salah satu cara pengawetan
ikan agar tidak mengalami kebusukan oleh bakteri pembusuk dengan menambahkan garam
15-20% pada ikan segar. Penambahan formalin pada ikan dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai jual dan kualitas dari ikan asin, terutama menambah masa simpan
(Mirna et al., 2016).
Tahu dan ikan merupakan bahan makanan yang mudah mengalami kerusakan
terutama kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri,
kapang dan khamir. Penambahan formalin dan boraks memang secara efektif dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu pada penelitian ini akan
dilakukan analisis kandungan formalin dan boraks pada ikan asin dan tahu yang di jual
dipasar Pinasungkulan Manado dan pasar Beriman Tomohon..
Sampel yang digunakan adalah ikan asin yang dibuat dari ikan kakatua (Scarus sp.) yang
diperoleh dari pasar Pinasungkulan Manado dan pasar Beriman Tomohon. Untuk sampel
tahu di peroleh dari pabrik yang ada dikota Manado dan Tomohon serta tahu yang ada
dipasar Pinasungkulan Manado dan pasar Beriman Tomohon Sampel diambil dari lima
penjual yang berbeda dari setiap pasar.
Jurnal Iinternational 1
Penulis Xiao Yu Chen, Na Ji, Fang Li, Yang Qin, Yan Fei
Wang, Liu Xiong, Qingjie Sun
Reviewer Kelompok 12
-Probe P36R
Bahan :
-Borax
Hasil Penelitian
Jurnal International 2
Reviewer Kelompok 12
Bahan :
-Klinker BYF
Hasil Penelitian
(a)